Lompat ke isi

Buang air besar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nononia01 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(29 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Anorectum-en.svg|ka|jmpl|200px|Anatomi rektum dan anus.]]
[[Berkas:Anorectum-en.svg|ka|jmpl|200px|Anatomi rektum dan anus]]
'''Buang air besar''' (biasanya disingkat menjadi '''BAB''') atau '''defekasi''' adalah suatu tindakan atau proses [[makhluk hidup]] untuk membuang kotoran atau [[tinja]] yang padat atau setengah-padat yang berasal dari [[sistem pencernaan]] mahkluk hidup. [[Manusia]] dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.
'''Buang air besar''' (disingkat '''BAB'''), '''defekasi''', '''buang kotoran''', '''buang hajat''', '''berak''', '''beol''', '''boker''' (istilah gaul), '''ee''', '''melahirkan''', atau '''pengawatinjaan''' adalah suatu tindakan atau proses [[makhluk hidup]] untuk membuang kotoran atau [[tinja]]<ref name=":0">{{Cite book|last=Parker|first=Sybil, P|date=1984|title=McGraw-Hill Dictionary of Biology|publisher=McGraw-Hill Company|url-status=live}}</ref> yang padat atau setengah-padat yang berasal dari [[sistem pencernaan]] mahkluk hidup. [[Manusia]] dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.
'''https://gilangcell.business.site/'''
'''https://gilangcell.business.site/'''
'''https://gilangcell.business.site/'''
'''https://gilangcell.business.site/'''
'''https://gilangcell.business.site/'''
'''https://gilangcell.business.site/'''


== Mekanisme ==
== Mekanisme ==
[[Berkas:Defecation reflex.png|ka|jmpl|200px|Penjelasan mekanisme usus saat buang air besar.]]
[[Berkas:Defecation reflex.png|ka|jmpl|200px|Penjelasan mekanisme usus saat buang air besar]]
Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding [[usus besar]] menggerakkan [[tinja]] dari saluran pencernaan menuju ke [[rektum]]. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ''ampulla'') yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem [[saraf]] sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, [[konstipasi]] dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi [[bakteri]] atau [[virus]] di [[usus]] maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga [[perut]] terasa [[mulas]] dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan [[diare]].
Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding [[usus besar]] menggerakkan [[tinja]] dari saluran pencernaan menuju ke [[rektum]].<ref name=":0" /> Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ''ampulla'') yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem [[saraf]] sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, [[konstipasi]] dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi [[bakteri]] atau [[virus]] di [[usus]] maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga [[perut]] terasa [[mulas]] dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan [[diare]].


Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Baris 17: Baris 11:


== Pengaturan buang air besar ==
== Pengaturan buang air besar ==
Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar (contohnya buang air besar saat melakukan proses persalinan). Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinkter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan [[diare]], [[mati|kematian]], dan faktor faal dan saraf).
Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar (contohnya buang air besar saat melakukan proses persalinan). Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinkter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan [[diare]], [[kematian]], dan faktor fatal).


Pada dasarnya, frekuensi buang air besar pada setiap orang bervariasi. Meski begitu, ada masanya ketika orang yang biasanya buang air besar hanya tiga hari sekali pun tidak mampu mengeluarkan setelah empat atau lima hari, bahkan seminggu. Atau, yang biasanya buang air besar tiap hari tidak mampu mengeluarkan feses setelah lebih dari dua hari.<ref>[http://female.kompas.com/read/2012/12/12/0859375/BAB.Tak.Harus.Tiap.Hari BAB Tak Harus Tiap Hari]</ref>
Pada dasarnya, frekuensi buang air besar pada setiap orang bervariasi. Meski begitu, ada masanya ketika orang yang biasanya buang air besar hanya tiga hari sekali pun tidak mampu mengeluarkan setelah empat atau lima hari, bahkan seminggu. Atau, yang biasanya buang air besar tiap hari tidak mampu mengeluarkan feses setelah lebih dari dua hari.<ref>[http://female.kompas.com/read/2012/12/12/0859375/BAB.Tak.Harus.Tiap.Hari BAB Tak Harus Tiap Hari]</ref>
Baris 31: Baris 25:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Buang air kecil]]
* [[Buang air kecil]]
* [[Konstipasi]]
* [[Sembelit]]
* [[Diare]]
* [[Diare]]


Baris 41: Baris 35:


{{commons|Defecation}}
{{commons|Defecation}}

{{Authority control}}


[[Kategori:Sistem pencernaan]]
[[Kategori:Sistem pencernaan]]

Revisi terkini sejak 9 Mei 2024 07.31

Anatomi rektum dan anus

Buang air besar (disingkat BAB), defekasi, buang kotoran, buang hajat, berak, beol, boker (istilah gaul), ee, melahirkan, atau pengawatinjaan adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja[1] yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

Mekanisme

[sunting | sunting sumber]
Penjelasan mekanisme usus saat buang air besar

Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum.[1] Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare.

Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.

Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi.

Pengaturan buang air besar

[sunting | sunting sumber]

Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar (contohnya buang air besar saat melakukan proses persalinan). Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinkter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan diare, kematian, dan faktor fatal).

Pada dasarnya, frekuensi buang air besar pada setiap orang bervariasi. Meski begitu, ada masanya ketika orang yang biasanya buang air besar hanya tiga hari sekali pun tidak mampu mengeluarkan setelah empat atau lima hari, bahkan seminggu. Atau, yang biasanya buang air besar tiap hari tidak mampu mengeluarkan feses setelah lebih dari dua hari.[2]

Karikatur mengenai kebudayaan membuang air besar di Dunia Barat

Posisi dan perilaku saat buang air besar tergantung dari masing-masing kebudayaan yang berlaku atau kebiasaan masing-masing orang.

Pada beberapa daerah seperti Asia Timur, pedesaan Timur Tengah, dan beberapa daerah di Eropa Selatan terbiasa melakukannya dengan posisi jongkok. Sementara di kebanyakan dunia Barat dengan posisi duduk.

Pada beberapa kebudayaan, setelah membuang air besar, bagian anus dan bokong dibersihkan dengan kertas toilet atau kertas tisu, dan mungkin bahan lainnya seperti dedaunan. Ada pula yang membersihkannya dengan basuhan air.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ BAB Tak Harus Tiap Hari

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]