Sunan Bonang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Salman (bicara | kontrib)
k Berdasarkan catatan resmi Naqobah Ansab Internasional (Irak, India, dan Mesir) & Serat Panengen
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(16 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious biography
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix =As-Syekh
| honorific-prefix =Asy-Syaikh
| name = Sayyid Maulana Makhdum Ibrahim <br>
| name = Sayyid Maulana Makhdum Ibrahim <br>
( Sunan Bonang )
( Sunan Bonang )
Baris 18: Baris 18:
| mother = Nyai Ageng Manila
| mother = Nyai Ageng Manila
|predecessor=Maulana Hasanuddin|successor=Raden Husamuddin ([[Sunan Lamongan]])|office1=Imam [[Masjid Demak]] Ke - 1|term_start1=1490|term_end1=1506/12 (?)|predecessor1=Jabatan Baru|successor1=[[Raden Sayid Maulana Makhdum Husein / Sayid Husein]] <br> ( 1506/12 (?) - 1515 )}}
|predecessor=Maulana Hasanuddin|successor=Raden Husamuddin ([[Sunan Lamongan]])|office1=Imam [[Masjid Demak]] Ke - 1|term_start1=1490|term_end1=1506/12 (?)|predecessor1=Jabatan Baru|successor1=[[Raden Sayid Maulana Makhdum Husein / Sayid Husein]] <br> ( 1506/12 (?) - 1515 )}}
'''Sunan Bonang''' dilahirkan pada tahun [[1465]] di [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dengan nama '''Raden Maulana Makdum Ibrahim'''. Beliau adalah putra [[Sunan Ampel]] dan Nyai Ageng Manila.
'''Sunan Bonang''' dilahirkan pada tahun [[1465]] di [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dengan nama '''Raden Maulana Makhdum Ibrahim'''. Beliau adalah putra [[Sunan Ampel]] dan Nyai Ageng Manila.


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Baris 53: Baris 53:
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam [[Silat Tauhid Indonesia]].
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam [[Silat Tauhid Indonesia]].


== Dalam budaya populer ==
== Dalam Budaya Populer ==
* Dalam film ''[[Sunan Kalijaga (film)|Sunan Kalijaga]]'' (1983), Sunan Bonang diperankan oleh [[Zainal Abidin (pemeran)|Zainal Abidin]].
* Dalam film ''[[Sunan Kalijaga (film)|Sunan Kalijaga]]'' (1983), Sunan Bonang diperankan oleh [[Zainal Abidin (pemeran)|Zainal Abidin]].
* Dalam film ''Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar'' (1985), Sunan Bonang diperankan oleh [[Zainal Abidin (pemeran)|Zainal Abidin]].
* Dalam film ''Sunan Kalijaga dan Syaikh Siti Jenar''(1985), Sunan Bonang diperankan oleh [[Zainal Abidin (pemeran)|Zainal Abidin]].


Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim. Beliau putra dari Sunan Ampel, yang berarti beliau adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.
Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim. Beliau putra dari Sunan Ampel, yang berarti beliau adalah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.


'''Silsilah :'''
Berikut Nasab lengkapnya menurut Kitab Tarikh Aulia dari KH Bisri Mustofa <ref>https://jurnalnu.com/index.php/as/article/download/267/128</ref><ref>https://www.scribd.com/document/412157659/Silsilah-Wali-Songo-Berdasar-Kitab-Tarikh-Al-Auliya-Karya-KH-Mustofa-Bisri</ref> dan Kitab Syamsu Dzahirah:


1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
# [[Muhammad|Rasulullah SAW.]]

# [[Fatimah az-Zahra|Fatimah Az-Zahra]]
2. Husein Asy-Syahid
# [[Husain bin Ali]]

# [[Ali bin Husain|Ali Zainal Abidin]]
3. Ali Zainal Abidin
# [[Muhammad al-Baqir]]

# [[Ja'far ash-Shadiq|Ja’far ash-Shadiq]]
4. Muhammad Al-Baqir
# [[Ali bin Ja'far|Ali Al Uraidhi]]

# [[Muhammad an-Naqib]]
6. Ja'far Ash-Shadiq
# [[Isa ar-Rumi]]

# [[Ahmad al-Muhajir]]
7. Musa Al-Kadzim
# Sayyid Muhammad

# Sayyid Alwi
# Ali Khali’ Qasam
8. Ali Ar-Ridha

# [[Muhammad Shahib Mirbath]]
# [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]
9. Muhammad Al-Jawad

# [[Abdul Malik bin Alwi]]
10. Ali Al-Hadi
# Sayyid Abdullah Azmatkhan

# Husein Jalaluddin Al Bukhori
11. Ja'far Az-Zaki
# Ahmad Al Kabir

# Jalaluddin Husein
12. Ali Al-Asykar
# Mahmud Nasiruddin Mahmudinil Kubro

# [[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Jamaluddin Akbar]] (Jumadil Kubro)
13. Abdullah At-Taqi
# Ibrahim Asmoroqondi (Samarkand & Tuban)

# Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel
14. Ahmad
# Sunan Bonang Makhdum Ibrahim

15. Mahmud

16. Muhammad

17. Ja'far

18. Ali Al-Mu'ayyid

19. Sayyid Hasan Jalaluddin Al-Bukhari

20. Ahmad Al-Kabir

21. Makhdum Husein Jalaluddin An-Naqwi

22. Mahmud Nasiruddin

23. Husein Jamaluddin Al-Akbar

24. Syaikh Ibrahim As-Samarqandi

25. Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel

26. Maulana Makhdum Ibrahim Sunan Bonang


== Kutipan ==
== Kutipan ==
<references />{{Wali Sanga}}

Revisi per 15 Mei 2024 00.13

Asy-Syaikh

Sayyid Maulana Makhdum Ibrahim
( Sunan Bonang )
Imam Masjid Demak Ke - 1
Masa jabatan
1490 – 1506/12 (?)
Sebelum
Pendahulu
Jabatan Baru
Informasi pribadi
Lahir
Maulana Makhdum Ibrahim

1465 (1465)
Meninggal1525
AgamaIslam
AnakSayyid Maulana Makhdum Husein (Makhdum Sampang)
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Songo
Pemimpin Muslim
PendahuluMaulana Hasanuddin
PenerusRaden Husamuddin (Sunan Lamongan)

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 di Rembang dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.

Pendidikan

Dalam hal pendidikan, Sunan Bonang belajar pengetahuan dan ilmu agama dari ayahandanya sendiri, yaitu Sunan Ampel. Ia belajar bersama santri-santri Sunan Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen.

Selain dari Sunan Ampel, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka dalam perjalanan haji ke tanah suci.

Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan.

Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.

Babad Daha-Kediri menggambarkan bagaimana Sunan Bonang dengan pengetahuannya yang luar biasa bisa mengubah aliran Sungai Brantas, sehingga menjadikan daerah yang enggan menerima dakwah Islam di sepanjang aliran sungai menjadi kekurangan air, bahkan sebagian yang lain mengalami banjir.

Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang.

Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi penerus ajaran ilmu hitam Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan Bonang.[1]

Karya Sastra

Sunan Bonang banyak mengubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga mengubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.

Ada pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke disebut Het Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya.

Dia juga menulis sebuah kitab yang berisikan tentang Ilmu Tasawwuf berjudul Tanbihul Ghofilin. Kitab setebal 234 halaman ini sudah sangat populer dikalangan para santri.

Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.

Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa

Keilmuan

Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia kombinasi dengan kesimbangan pernapasan[butuh rujukan] yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.

Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur'an.

Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.

Dalam Budaya Populer

Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim. Beliau putra dari Sunan Ampel, yang berarti beliau adalah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Silsilah :

1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

2. Husein Asy-Syahid

3. Ali Zainal Abidin

4. Muhammad Al-Baqir

6. Ja'far Ash-Shadiq

7. Musa Al-Kadzim

8. Ali Ar-Ridha

9. Muhammad Al-Jawad

10. Ali Al-Hadi

11. Ja'far Az-Zaki

12. Ali Al-Asykar

13. Abdullah At-Taqi

14. Ahmad

15. Mahmud

16. Muhammad

17. Ja'far

18. Ali Al-Mu'ayyid

19. Sayyid Hasan Jalaluddin Al-Bukhari

20. Ahmad Al-Kabir

21. Makhdum Husein Jalaluddin An-Naqwi

22. Mahmud Nasiruddin

23. Husein Jamaluddin Al-Akbar

24. Syaikh Ibrahim As-Samarqandi

25. Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel

26. Maulana Makhdum Ibrahim Sunan Bonang

Kutipan

  1. ^ Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, 229.