Wayang suket: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k ~ |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{italic title}} |
|||
[[Berkas:Wayang suket.jpg|right|thumb|Wayang Suket]] |
|||
[[Berkas:Jakarta Indonesia National-Museum-13.jpg|ka|jmpl|[[Gatotkaca]] dalam wayang suket.]] |
|||
'''Wayang |
'''''Wayang sukêt''''' ([[kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-jv|ꦮꦪꦁꦱꦸꦏꦼꦠ꧀}}) merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur [[wayang kulit]] yang terbuat dari [[rumput]]. Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa [[pulau Jawa|Jawa]]. |
||
Untuk membuatnya, beberapa helai [[daun]] rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama. |
Untuk membuatnya, beberapa helai [[daun]] rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama. |
||
Baris 6: | Baris 7: | ||
Seniman asal [[Tegal]], [[Slamet Gundono]], dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung. |
Seniman asal [[Tegal]], [[Slamet Gundono]], dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung. |
||
Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang kini menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, |
Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang kini menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, tetapi Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisi lainnya. |
||
Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari |
Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang ditentukan. |
||
Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang. |
Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya menggunakan wayang suket tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang. |
||
Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono |
Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam emajinasi yang lebih dalam, sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing aurip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir. |
||
{{Wayang}} |
{{Wayang}} |
||
Baris 18: | Baris 19: | ||
[[Kategori:Wayang|Suket, Wayang]] |
[[Kategori:Wayang|Suket, Wayang]] |
||
[[Kategori:Kesenian Jawa]] |
Revisi terkini sejak 24 Mei 2024 03.15
Wayang sukêt (serapan dari bahasa Jawa: ꦮꦪꦁꦱꦸꦏꦼꦠ꧀) merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput. Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.
Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.
Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung.
Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang kini menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, tetapi Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisi lainnya.
Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang ditentukan.
Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya menggunakan wayang suket tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang.
Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam emajinasi yang lebih dalam, sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing aurip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir.