Wayang cupak
Wayang Cupak termasuk wayang kulit Bali yang sangat langka, adalah pertunjukan wayang kulit yang melakonkan cerita Cupak Grantang yang mengisahkan perjalanan hidup dari dua putra Bhatara Brahma yang sangat berbeda wataknya.
Bentuk pertunjukan wayang ini tidak jauh berbeda dengan wayang kulit Bali lainnya hanya saja tokoh-tokoh utamanya terbatas pada Cupak dan Grantang, Men Bekung dan suaminya Pan Bekung, Raksasa Benaru, Galuh Daha, Prabu Gobagwesi dan lain sebagainya.
Pertunjukan wayang Cupak pada dasarnya masih tetap berpegang kepada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali (wayang Parwa).
Pagelaran Wayang Cupak melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari:
- 1 orang dalang
- 2 orang pembantu dalang
- 9 orang penabuh gamelan batel gender wayang.
Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Cupak, adalah:
- Matinya Raksasa Benaru
- Cupak Dadi Ratu
- Cupak Nyuti Rupa (Cupak ke sorga)
Kekhasan pertunjukan wayang Cupak ini terasa pada seni suara vokalnya yang memakai tembang-tembang macapat (ginada) dan penampilan tokoh-tokoh Bondres yang sangat ditonjolkan. Wayang Cupak sangat populer di daerah Kabupaten Tabanan.