Lompat ke isi

Eny Karim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dasimarajo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 38: Baris 38:
}}
}}


'''Eny Karim''' ({{lahirmati|[[Batusangkar]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]|27|10|1910|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|5|9|1995}}), juga dieja sebagai '''Eni Karim''', adalah seorang pejuang, politisi dan menteri [[Indonesia]]. Dia pernah menjabat [[Menteri Pertanian]] dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II]],<ref>[http://www.setkab.go.id/profil-kabinet-51-kabinet-ali-sastroamidjojo-ii.html Kabinet Ali Sastroamidjojo II] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121009235840/http://www.setkab.go.id/profil-kabinet-51-kabinet-ali-sastroamidjojo-ii.html |date=2012-10-09 }} Sekretariat Kabinet RI. Diakses 12 Mei 2013.</ref> dan sempat menjabat sebagai Penjabat [[Gubernur Sumatera Utara]] pada tahun 1963.
'''Eny Karim''' ({{lahirmati|[[Batusangkar]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]|27|10|1910|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|5|9|1995}}), juga dieja sebagai '''Eni Karim''', adalah seorang pejuang, politisi dan menteri [[Indonesia]]. Dia pernah menjabat [[Menteri Pertanian]] dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II]],<ref>[http://www.setkab.go.id/profil-kabinet-51-kabinet-ali-sastroamidjojo-ii.html Kabinet Ali Sastroamidjojo II] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121009235840/http://www.setkab.go.id/profil-kabinet-51-kabinet-ali-sastroamidjojo-ii.html |date=2012-10-09 }} Sekretariat Kabinet RI. Diakses 12 Mei 2013.</ref> dan sempat menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Utara]] pada tahun 1963.


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Eny Karim merupakan salah satu keturunan Mas Warido, ''mantri kopi'' yang terbunuh dalam [[Perang Belasting|Perang Kamang]] tahun 1908.<ref>{{Cite book|last=Amran|first=Rusli|date=1988|url=https://books.google.com/books?id=3mseAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22*+negeri+,+namun+pekerjaan+terpenting+adalah+di+bidang%22&q=Prawirodirjo&hl=en|title=Padang riwayatmu dulu|publisher=Yasaguna|language=id}}</ref> Ia memiliki adik bernama Darwin Karim, pernah menjadi Kepala Polisi Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Ayah mereka bernama Karim, guru OSVIA di Bukittinggi.<ref>{{Cite book|last=Indonesia-Minangkabau|first=Badan Pemurnian Sejarah|date=1991|url=https://books.google.com/books?id=g5hK1Nm6xCYC&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22bukittinggi%22+%22Eni+Karim+%22&q=%22bukittinggi%22+%22Eni+Karim+%22&hl=en|title=Sejarah perjuangan kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau, 1945-1950|publisher=Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau|isbn=978-979-405-127-6|language=id}}</ref>
Eny Karim merupakan seorang putra [[Orang Minang|Minangkabau]] yang memiliki alam pikiran revolusioner. Karim lahir di [[Batusangkar]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]], pada 22 Oktober 1910. Ia menjalani pendidikan di [[Bukittinggi]], menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1924, [[MULO]] pada tahun 1927, dan sekolah bangsawan (MOSVIA) melatih bangsawan lokal untuk menjadi pegawai negeri pada tahun 1931.<ref>Soewardi Idris, Pejuang Kemerdekaan Sumbar-Riau: Pengalaman Tak Terlupakan, Volume 2; 2001</ref> Sempat mengambil pendidikan tinggi B-1 Sejarah di [[Bukittinggi]] namun tidak selesai.

Eny Karim lahir di [[Batusangkar]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]], pada 22 Oktober 1910. Ia menjalani pendidikan di [[Bukittinggi]], menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1924, [[MULO]] pada tahun 1927, dan sekolah bangsawan (MOSVIA) melatih bangsawan lokal untuk menjadi pegawai negeri pada tahun 1931.<ref>Soewardi Idris, Pejuang Kemerdekaan Sumbar-Riau: Pengalaman Tak Terlupakan, Volume 2; 2001</ref> Sempat mengambil pendidikan tinggi B-1 Sejarah di [[Bukittinggi]] namun tidak selesai.


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==
Dia memulai kariernya sebagai pegawai muda kemudian juru buku di [[Kerajaan Mempawah|Kerajaan Menpawah]], Kalimantan. Setelah itu ia pindah ke Sumatra Barat menjadi Pegawai Muda Pamong Praja di [[Kota Solok|Solok]], [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]], Bukittinggi dan [[Air Bangis]]. Setelah kemerdekaan, Ia kembali ke Solok sebagai Wakil Bupati dan Sekretaris Residen Sumatra Barat di Bukittinggi. Selama [[Agresi Militer Belanda II]], ia mengungsi ke [[Koto Tinggi, Baso, Agam|Koto Tinggi]] dan menjabat sebagai Dewan Pertahanan Daerah. Tahun 1946, ia menjadi Residen yang diperbantukan kepada Gubernur [[Sumatra Tengah]] di Bukittinggi.<ref>Markas Legiun Veteran RI, Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan IV, Cetakan I, Jakarta, 1991</ref>
Dia memulai kariernya sebagai pegawai muda kemudian juru buku di [[Kerajaan Mempawah|Kerajaan Menpawah]], Kalimantan. Setelah itu ia pindah ke Sumatera Barat menjadi Pegawai Muda Pamong Praja di [[Kota Solok|Solok]], [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]], Bukittinggi dan [[Air Bangis]]. Setelah kemerdekaan, Ia kembali ke Solok sebagai Wakil Bupati dan Sekretaris Residen Sumatera Barat di Bukittinggi. Selama [[Agresi Militer Belanda II]], ia mengungsi ke [[Koto Tinggi, Baso, Agam|Koto Tinggi]] dan menjabat sebagai Dewan Pertahanan Daerah. Tahun 1946, ia menjadi Residen yang diperbantukan kepada Gubernur [[Sumatra Tengah]] di Bukittinggi.<ref>Markas Legiun Veteran RI, Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan IV, Cetakan I, Jakarta, 1991</ref>


Tahun 1957, ia menjadi utusan pemerintah pusat untuk meredam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] pimpinan [[Ahmad Husein]].<ref>Gusti Asnan, Memikir Ulang Regionalisme: Sumatra Barat Tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, 2007</ref> Setelah selesai menjadi menteri, pada tahun 1958 ia menjadi Kepala Direktorat Otonomi dan Desentralisasi [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri]]. Pada tahun 1962 menjadi Sekretaris Jendral Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Ia sempat menjadi [[Daftar Gubernur Sumatra Utara|Gubernur Sumatra Utara]] pada periode 8 April 1963 sampai 15 Juli 1963.<ref>[http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=242818:hut-provinsi-mereka-yang-terlupa&catid=25:artikel&Itemid=44 Mereka yang telah berjuang] Waspada Online, 19 APRIL 2012. Diakses 12 Mei 2013.</ref> Pada tahun 1976, Eny Karim pensiun dari tugasnya.
Tahun 1957, ia menjadi utusan pemerintah pusat untuk meredam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] pimpinan [[Ahmad Husein]].<ref>Gusti Asnan, Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, 2007</ref> Setelah selesai menjadi menteri, pada tahun 1958 ia menjadi Kepala Direktorat Otonomi dan Desentralisasi [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri]]. Pada tahun 1962 menjadi Sekretaris Jendral Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Ia sempat menjadi [[Daftar Gubernur Sumatera Utara|Gubernur Sumatera Utara]] pada periode 8 April 1963 sampai 15 Juli 1963.<ref>[http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=242818:hut-provinsi-mereka-yang-terlupa&catid=25:artikel&Itemid=44 Mereka yang telah berjuang] Waspada Online, 19 APRIL 2012. Diakses 12 Mei 2013.</ref> Pada tahun 1976, Eny Karim pensiun dari tugasnya.


Ia meninggal pada tanggal 5 September 1995 di Jakarta, dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet.
Ia meninggal pada tanggal 5 September 1995 di Jakarta, dan dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak]].


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Baris 66: Baris 68:
* [http://www.minangforum.com/Thread-Peran-Minang-di-Kancah-Nasional Peran Minang di Kancah Nasional] Minang Forum. Diakses 12 Mei 2013.
* [http://www.minangforum.com/Thread-Peran-Minang-di-Kancah-Nasional Peran Minang di Kancah Nasional] Minang Forum. Diakses 12 Mei 2013.


{{Menteri Pertanian Indonesia}}{{Gubernur Sumatera Utara}}
{{DEFAULTSORT:Karim, Eny}}


{{DEFAULTSORT:Karim, Eny}}

[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatra Barat]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh Sumatra Utara]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Tanah Datar]]
[[Kategori:Tokoh dari Tanah Datar]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
Baris 77: Baris 79:
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pertanian Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pertanian Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sumatra Utara]]
[[Kategori:Gubernur Sumatera Utara]]



{{Indo-politikus-stub}}
{{Indo-bio-stub}}{{Menteri Pertanian Indonesia}}{{Gubernur Sumatra Utara}}

Revisi terkini sejak 24 Mei 2024 08.21

Eny Karim
Menteri Pertanian Indonesia Ke-11
Masa jabatan
24 Maret 1956 – 14 Maret 1957
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Mohammad Sardjan
Sebelum
Gubernur Sumatera Utara Ke-6
Masa jabatan
8 April 1963 – 15 Juli 1963
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1910-10-27)27 Oktober 1910
Batu Sangkar, Hindia Belanda
Meninggal5 September 1995(1995-09-05) (umur 84)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPNI
PekerjaanPolitisi
Dikenal karenaMenteri Pertanian Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Eny Karim (27 Oktober 1910 – 5 September 1995), juga dieja sebagai Eni Karim, adalah seorang pejuang, politisi dan menteri Indonesia. Dia pernah menjabat Menteri Pertanian dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II,[1] dan sempat menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara pada tahun 1963.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Eny Karim merupakan salah satu keturunan Mas Warido, mantri kopi yang terbunuh dalam Perang Kamang tahun 1908.[2] Ia memiliki adik bernama Darwin Karim, pernah menjadi Kepala Polisi Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Ayah mereka bernama Karim, guru OSVIA di Bukittinggi.[3]

Eny Karim lahir di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 22 Oktober 1910. Ia menjalani pendidikan di Bukittinggi, menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1924, MULO pada tahun 1927, dan sekolah bangsawan (MOSVIA) melatih bangsawan lokal untuk menjadi pegawai negeri pada tahun 1931.[4] Sempat mengambil pendidikan tinggi B-1 Sejarah di Bukittinggi namun tidak selesai.

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Dia memulai kariernya sebagai pegawai muda kemudian juru buku di Kerajaan Menpawah, Kalimantan. Setelah itu ia pindah ke Sumatera Barat menjadi Pegawai Muda Pamong Praja di Solok, Sawahlunto, Bukittinggi dan Air Bangis. Setelah kemerdekaan, Ia kembali ke Solok sebagai Wakil Bupati dan Sekretaris Residen Sumatera Barat di Bukittinggi. Selama Agresi Militer Belanda II, ia mengungsi ke Koto Tinggi dan menjabat sebagai Dewan Pertahanan Daerah. Tahun 1946, ia menjadi Residen yang diperbantukan kepada Gubernur Sumatra Tengah di Bukittinggi.[5]

Tahun 1957, ia menjadi utusan pemerintah pusat untuk meredam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia pimpinan Ahmad Husein.[6] Setelah selesai menjadi menteri, pada tahun 1958 ia menjadi Kepala Direktorat Otonomi dan Desentralisasi Departemen Dalam Negeri. Pada tahun 1962 menjadi Sekretaris Jendral Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Ia sempat menjadi Gubernur Sumatera Utara pada periode 8 April 1963 sampai 15 Juli 1963.[7] Pada tahun 1976, Eny Karim pensiun dari tugasnya.

Ia meninggal pada tanggal 5 September 1995 di Jakarta, dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
  • HIS (1924)
  • MULO (1928)
  • MOSVIA (1931)
  • B-1 Sejarah di Bukittinggi (tidak ikut ujian) (1956)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kabinet Ali Sastroamidjojo II Diarsipkan 2012-10-09 di Wayback Machine. Sekretariat Kabinet RI. Diakses 12 Mei 2013.
  2. ^ Amran, Rusli (1988). Padang riwayatmu dulu. Yasaguna. 
  3. ^ Indonesia-Minangkabau, Badan Pemurnian Sejarah (1991). Sejarah perjuangan kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau, 1945-1950. Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau. ISBN 978-979-405-127-6. 
  4. ^ Soewardi Idris, Pejuang Kemerdekaan Sumbar-Riau: Pengalaman Tak Terlupakan, Volume 2; 2001
  5. ^ Markas Legiun Veteran RI, Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan IV, Cetakan I, Jakarta, 1991
  6. ^ Gusti Asnan, Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, 2007
  7. ^ Mereka yang telah berjuang Waspada Online, 19 APRIL 2012. Diakses 12 Mei 2013.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]