Ramayana: Perbedaan antara revisi
Prabu Rama dewi Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Bruhccoli 1 (bicara | kontrib) k Menghapus vandalisme |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{short description|Sanskrit Epic}} |
{{short description|Sanskrit Epic}} |
||
{{about|the original Sanskrit version by Valmiki}} |
{{about|the original Sanskrit version by Valmiki}} |
||
{{Use Indian English|date=June 2013}} |
===== {{Use Indian English|date=June 2013}} ===== |
||
{{Use dmy dates|date=December 2013}} |
{{Use dmy dates|date=December 2013}} |
||
{{italic title}} |
{{italic title}} |
||
{{Infobox religious text |
{{Infobox religious text |
||
| image = Indischer Maler von 1780 001.jpg |
| image = Indischer Maler von 1780 001.jpg |
||
| caption = [[Rama]] dan istrinya [[Sita]] bersama saudaranya [[Lakshmana]] ketika pembuangan ke hutan, manuskrip, diperkirakan tahun 1780. |
| caption = [[Rama]] (tengah) dan istrinya [[Sita]] (kiri) bersama saudaranya [[Lakshmana]] (kanan) ketika pembuangan ke hutan, manuskrip, diperkirakan tahun 1780. |
||
| author = [[Valmiki]] |
| author = [[Valmiki]] |
||
| religion = [[Hinduism]] |
| religion = [[Hinduism]] |
||
Baris 12: | Baris 13: | ||
| verses = 24,000 |
| verses = 24,000 |
||
}} |
}} |
||
{{Hindu}} |
|||
{{hindu sastra}} |
{{hindu sastra}} |
||
[[Berkas:Wat phra keaw ramayana fresco.jpg|ka|jmpl|240px|Lukisan bergaya [[Thailand]] yang menggambarkan suasana pertempuran antara [[Rama]] dengan [[Rawana]]]] |
[[Berkas:Wat phra keaw ramayana fresco.jpg|ka|jmpl|240px|Lukisan bergaya [[Thailand]] yang menggambarkan suasana pertempuran antara [[Rama]] dengan [[Rawana]]]] |
||
Baris 35: | Baris 35: | ||
== Pengaruh dalam budaya == |
== Pengaruh dalam budaya == |
||
Beberapa babak maupun adegan dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalam arsitektur bernuansa [[Hindu]]. Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya [[wayang|pewayangan]] di [[Indonesia|Nusantara]], seperti misalnya di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Selain itu di beberapa negara (seperti misalnya [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[Laos]], [[ |
Beberapa babak maupun adegan dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalam arsitektur bernuansa [[Hindu]]. Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya [[wayang|pewayangan]] di [[Indonesia|Nusantara]], seperti misalnya di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Selain itu di beberapa negara (seperti misalnya [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[Laos]], [[Filipina]], dan lain-lain), Wiracarita Ramayana diangkat sebagai pertunjukan kesenian. |
||
== Daftar kitab == |
== Daftar kitab == |
||
Baris 69: | Baris 69: | ||
[[Berkas:Ravi Varma-Rama-breaking-bow.jpg|ka|jmpl|240px|[[Rama]] mematahkan busur Dewa Siwa saat sayembara memperebutkan Dewi [[Sita]]]] |
[[Berkas:Ravi Varma-Rama-breaking-bow.jpg|ka|jmpl|240px|[[Rama]] mematahkan busur Dewa Siwa saat sayembara memperebutkan Dewi [[Sita]]]] |
||
=== Prabu |
=== Prabu Dasarata dari Ayodhya === |
||
Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang [[Rama]] yang memerintah di [[Kerajaan Kosala]], di sebelah utara [[Sungai Gangga]], ibu kotanya [[Ayodhya]]. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu [[Dasarata]] yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: [[Kosalya]], [[Kekayi]], dan [[Sumitra]]. |
Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang [[Rama]] yang memerintah di [[Kerajaan Kosala]], di sebelah utara [[Sungai Gangga]], ibu kotanya [[Ayodhya]]. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu [[Dasarata]] yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: [[Kosalya]], [[Kekayi]], dan [[Sumitra]]. |
||
Revisi terkini sejak 26 Mei 2024 15.05
Ramayana | |
---|---|
Informasi | |
Agama | Hinduism |
Penulis | Valmiki |
Bahasa | Sanskrit |
Ayat | 24,000 |
Bagian dari seri |
Sastra Hindu |
---|
Portal agama Hindu |
Rāmāyana (/rɑːˈmɑːjənə/;[1] Sanskerta: रामायणम् , Rāmāyaṇam [ɽaːˈmaːjɐɳɐm], Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita/kisah kepahlawanan dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.
Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa dan Bali kuno, yaitu wayang dan sendra tari.
Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai berikut:
Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam bahasa Jawa Kuno, Uttarakanda didapati pula.
Pengaruh dalam budaya
[sunting | sunting sumber]Beberapa babak maupun adegan dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalam arsitektur bernuansa Hindu. Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya pewayangan di Nusantara, seperti misalnya di Jawa dan Bali. Selain itu di beberapa negara (seperti misalnya Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Filipina, dan lain-lain), Wiracarita Ramayana diangkat sebagai pertunjukan kesenian.
Daftar kitab
[sunting | sunting sumber]Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh kitab yang disebut Saptakanda. Urutan kitab menunjukkan kronologi peristiwa yang terjadi dalam Wiracarita Ramayana. Lihat di bawah ini:
Nama kitab | Keterangan |
---|---|
Balakanda | Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka. |
Ayodhyakanda | Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang Rama. |
Aranyakanda | Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana. |
Kiskindhakanda | Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali, kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka. |
Sundarakanda | Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibu kota Alengka. |
Yuddhakanda | Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita. |
Uttarakanda | Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki. |
Ringkasan Cerita
[sunting | sunting sumber]Prabu Dasarata dari Ayodhya
[sunting | sunting sumber]Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibu kotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra.
Dari Dewi Kosalya lahirlah Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Lakshmana.
Selama perjalanannya, Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati Mithila, Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun.
Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, tetapi Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Rama.
Rama hidup di Hutan
[sunting | sunting sumber]Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana.
Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Raja Kiskindha. Atas bantuan Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
Rama menggempur Rawana
[sunting | sunting sumber]Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, tetapi tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sinta kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sinta, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
Tak lama menjadi Raja dan Ratu di Kerajaan Ayodhya, Rama mendengar desas desus rakyatnya tentang kesucian Sita. Rama pun mengusir Sita dalam keadaan hamil dan Sita pergi ke tempat Resi Walmiki. Disana Sita menceritakan perjalanannya dengan Rama. Sita melahirkan anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa. Beberapa tahun kemudian Rama mengadakan Upacara Aswamedha di Kerajaan Ayodhya. Sita, Resi Walmiki, Kusa dan Lawa datang ke upacara tersebut.
Lalu Kusa dan Lawa menyanyikan syair Ramayana. Rama kaget ada yang menceritakan perjalanannya. Setelah itu Sita bersumpah di depan semua orang " Jika aku suci maka Bumi akan menelanku." Tidak lama Ibu Dewi Pertiwi menjemput Sita dan ia pun ditelan Bumi. Rama yang sakit hati menanggalkan tubuhnya dan tidak lagi menjadi Perwujudan Wishnu. Rama pun meninggal di pantai Uttara.
Kutipan dari Kakawin Ramayana
[sunting | sunting sumber]Kutipan | Terjemahan |
Hana sira Ratu dibya rēngőn, praçāsta ring rāt, musuhnira praṇata, jaya paṇdhita, ringaji kabèh, Sang Daçaratha, nāma tā moli | Ada seorang Raja besar, dengarkanlah. Terkenal di dunia, musuh baginda semua tunduk. Cukup mahir akan segala filsafat agama, Prabu Dasarata gelar Sri Baginda, tiada bandingannya |
Sira ta Triwikrama pita, pinaka bapa, Bhaṭāra Wiṣḥnu mangjanma inakaning bhuwana kabèh, yatra dōnira nimittaning janma | Dia ayah Sang Triwikrama, maksudnya ayah Bhatara Wisnu yang sedang menjelma akan menyelamatkan dunia seluruhnya. Demikian tujuan Sang Hyang Wisnu menjelma menjadi manusia. |
Hana rājya tulya kèndran, kakwèhan sang mahārddhika suçila, ringayodhyā subbhagêng rāt, yeka kadhatwannirang nṛpati | Ada sebuah istana bagaikan surga, dipenuhi oleh orang-orang bijak serta luhur perbuatan, di Ayodhya-lah yang cukup terkenal di dunia, itulah istana Sri Baginda Prabu Dasarata |
Malawas sirār papangguh, masneha lawan mahādewī, suraseng sanggama rinasan, alinggana cumabanā dinya | Sudah lama Sri Baginda menikah, saling mencintai dengan para permaisurinya, kenikmatan rasa pertemuan itu telah dapat dirasakan, bercumbu rayu dan sejenisnya |
Mahyun ta sira maputra, mānaka wetnyar waṛēg rikang wiçaya, malawas tan pānakatah, mahyun ta sirā gawe yajña | Timbullah niat Sri Baginda agar berputra, agar berputra karena sudah puas bercinta, tetapi lama nian dia tidak berputra, lalu dia berniat mengadakan ritual |
Sakalī kāraṇa ginawe, āwāhana len pratiṣṭa ānnidhya, Parameçwara hinangēnangēn, umungu ring kuṇḍa bahni maya | Semua perlengkapan upacara sudah dikerjakan, alat upacara pengundang serta tempat para Dewa sudah tersedia, Bhatara Çiwa yang dipuja-Pūja, agar berstana pd api suci itu |
Çeṣa mahārsī mamūjā, pūrnāhuti dibya pathya gandharasa, yata pinangan kinabehan, denira Dewi maharāja | Sisa sesaji yang dihaturkan oleh Sang Maha Pendeta, sesajen yang sempurna, santapan yang nikmat rasa serta baunya, itulah yang disantap oleh dia, permaisuri Sri Baginda Raja |
Ndata tīta kāla lunghā, mānak tā Sang Daçarathā sih, Sang Rāma nak matuha, i sira mahādewī Kauçalya | Demikianlah tidak diceritakan lagi selang waktu itu, para permaisuri kesayangan Prabu Dasarata melahirkan putera, Sang Rama putera yang sulung, dari permaisuri Dewi Kosalya |
Sang Kekayi makānak, Sang Bharatya kyāti çakti dibya guṇa, Dewi sirang Sumitrā, Laksmaṇa Çatrughna putranira | Adapun putera Dewi Kekayi, Sang Bharata yang terkenal sakti mandraguna, sedangkan Dewi Sumitra, berputra Sang Lakshmana dan Sang Satrugna |
Sang Rāma sira winarahan, ringastra de Sang Wasiṣṭa tar malawas, kalawan nantēnira tiga, prajñeng widya kabeh wihikan | Sang Rama diberi pelajaran tentang panah memanah oleh Bagawan Wasista dalam waktu tidak lama, beserta ketiga adik-adiknya, semuanya pintar cekatan tentang ilmu memanah |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Milner Rabb, Kate, National Epics, 1896 - See eText Diarsipkan 2011-09-14 di Wayback Machine. Project Gutenburg
- Raghunathan, N. (Trans), Srimad Valmiki Ramayanam, Vighneswara Publishing House, Madras (1981)
- A different Song - Article from "The Hindu" August 12, 2005 - [1] Diarsipkan 2010-10-27 di Wayback Machine.
- Dr. Gauri Mahulikar Effect Of Ramayana On Various Cultures And Civilisations, Ramayan Institute
- Goldman, Robert P., The Ramayana of Valmiki: An Epic of Ancient India Princeton University Press, 1999 ISBN 0-691-01485-X
- S. S. N. Murthy, A note on the Ramayana, Jawaharlal Nehru University, New Delhi [2] Diarsipkan 2006-10-03 di Wayback Machine.
- Arya, Ravi Prakash (ed.). Ramayana of Valmiki: Sanskrit Text and English Translation. (English translation according to M. N. Dutt, introduction by Dr. Ramashraya Sharma, 4-volume set) Parimal Publications: Delhi, 1998 ISBN 81-7110-156-9
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Ramayana disusun menggunakan bahasa Sanskerta
- रामायण (Devanagari versi di Wikisource)
- Terjemahan bahasa Inggris
- Valmiki Ramayana translated by Ralph T. H. Griffith (1870-1874)
- (Inggris) Site with Valmiki Ramayana Text with Meaning
- (Inggris) Ramayana by Tulsidas
- Sundar Kanda Translated by Swami Satyananda, Devi Mandir (ISBN 1-877795-25-9) Diarsipkan 2007-03-30 di Wayback Machine.
- The Ramayana as told by Lynne Jessup, illustrated by Ruth Glen Little (ISBN 1-928875-02-5) Diarsipkan 2019-07-05 di Wayback Machine.
- Informasi dalam jaringan
- Templat:Gu (Inggris) Tulsi Ramayana text, its Gujarati translation alongwith glossary of Ramayana characters and its places Diarsipkan 2006-02-21 di Wayback Machine.
- Fast Facts on the Ramayana Diarsipkan 2006-12-30 di Wayback Machine.
- Abridged Ramayana and Mahabharata by R.C. Dutt (1899)
- Online Ramayana (Registration Required)
- NASA Shuttle image of Palk Strait Satellite Photo of the Ancient Bridge known presently as Rama's Bridge
- Clay Sanskrit Library Diarsipkan 2019-07-07 di Wayback Machine. publishes classical Indian literature, including the Mahabharata and Ramayana, with facing-page text and translation. Also offers searchable corpus and downloadable materials.
- Karya yang terinspirasi dari Ramayana
- Illustrated Ramayana contains paintings, sculptures, and other Indian art inspired by Ramayana.
- Google Ramayana Diarsipkan 2018-12-30 di Wayback Machine. the story of rama and shinta which reappointed by Google.
- The Ramayana reliefs at Prambanan Diarsipkan 2007-02-03 di Wayback Machine.
- Marathi lyrical representation of Ramayana by G D Madgulkar and Sudhir Phadke Diarsipkan 2005-12-30 di Wayback Machine.
- Sita Sings the Blues - clips of a 21st century animated portrayal of the Ramayana from Sita's perspective
- Antiquus Diarsipkan 2016-08-10 di Wayback Machine. An Epic Power Metal band from Canada, uses Ramayana themed Lyrics in their Debut album called "Ramayana".
- Artikel Riset
- Effect of Ramayana on Various Cultures and Civilisations Diarsipkan 2006-03-27 di Wayback Machine. - (pdf format)
- The storyboard of the RAMAYANA Diarsipkan 2007-03-10 di Wayback Machine. - discusses adaptations in other nations
- Ramayana Indonesia