Lompat ke isi

Syuaib: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Putri Naomi (bicara | kontrib)
k Menambah pranala
 
(59 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
'''Syu'aib''' ({{lang-ar|شعيب}}; {{Unicode|'''Shuʕayb, Shuʕaib, Shuaib'''}} (sekitar 1600 SM - 1500 SM)<ref>http://www.thetruthoflife.org/messengers_shuaib.htm</ref><ref>http://www.zainab.org/commonpages/ebooks/english/short/prophets.htm</ref> adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum [[Madyan]] dan [[Aikah]] menurut tradisi [[Islam]]. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam [[Al-Qur'an]] dan ia wafat di Madyan.
| honorific_prefix = Nabi
| name = Syu'aib<br />شعيب
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| title = ''Khatibul-anbiya''' (juru bicara para nabi)
| image = Prophet Shuaib Name.svg
| image_size = 150px
| caption = Kaligrafi Syu'aib ''khatibul-anbiya'<br>'alaihis-salam''
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place =
| death_date =
| death_place =
| resting_place = {{unbulleted list
| Wadi Syu'aib, Yordania
| Makam Nabi Syu'aib di Galilea Hilir
| Desa Guriyeh, Iran barat daya
| [[Semenanjung Sinai]]
| Sebelah barat Ka'bah
| Jabal Nabi Syu'aib, Yaman
}}
| residence = [[Jazirah Arab|Arab barat laut]]
| other_names = Yitro(?)
| years_active =
| notable_works =
| predecessor = [[Ayyub]]
| successor = {{unbulleted list
| [[Musa]]
| [[Harun]]
}}
| spouse =
| children =
| parents =
| relatives = [[Madyan|Kaum Madyan]]
}}
{{Nabi Islam}}


'''Syu'aib''' ({{lang-ar|شعيب}}) adalah tokoh dalam [[Al-Qur'an]], yakni seorang [[rasul]] yang diutus untuk berdakwah kepada kaum [[Madyan]]. Dalam daftar 25 nabi, biasanya dia disebutkan setelah [[Lut|Luth]] dan sebelum [[Musa]]. Syu'aib sering dianggap orang yang sama dengan [[Yitro]], mertua Musa, meski beberapa menolak pandangan tersebut.
Dalam [[Kitab Keluaran]] [[Alkitab Ibrani]] atau [[Alkitab]] [[Kristen]] tercatat seorang tokoh yang dianggap sama yaitu: '''Rehuel''' atau '''Yetro''', imam di [[Midian]], yang menjadi mertua [[Musa]], setelah memberikan putrinya, [[Zipora]] kepada Musa menjadi istrinya. Zipora melahirkan 2 putra bagi Musa.<ref>{{Alkitab|Keluaran 2:16-22}}</ref> Seorang putra Rehuel, [[Hobab bin Rehuel|Hobab]] kemudian ikut Musa pergi ke tanah Kanaan. Setelah orang Israel masuk ke tanah Kanaan, keturunannya diberi sebidang tanah dan tinggal di tengah-tengah orang Israel.<ref>{{Alkitab|Hakim Hakim 1:16}}</ref>


== Etimologi ==
== Ayat ==
{{quote|Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah mengutus) saudara mereka Syu'aib, dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan."|{{cite quran|29|36|style=inline}}}}
Syu'aib secara harafiah artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran". Karena menurut kisah Islam, Syu'aib telah berusaha untuk menujukkan jalan yang lurus kepada umatnya yaitu penduduk [[Madyan]] dan [[Aykah]].


== Genealogi ==
== Kisah ==
Nama Syu'aib [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan dalam Al-Qur'an]] sebanyak sebelas kali{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Syu'aib disebutkan sebelas kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
Menurut Islam: Syuaib bin Mikil bin Yasjir bin [[Madyan]] bin [[Abraham|Ibrahim atau Abraham]] bin [[Terah|Azara atau Terah]] bin [[Nahor|Nahur atau Nahor]] bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin [[Arpakhsad|Arfahsad atau Arpakhsad]] bin [[Sem|Syam atau Sem]] bin [[Nuh]].
# Al-A'raf (07): 85, 88, 90, 92 {{small|(2 kali)}}
# Hud (11): 84, 87, 91, 94
# Asy-Syu'ara' (26): 117
# Al-'Ankabut (29): 36}} dan kisahnya disebutkan pada [[Surah Al-A'raf]] (07): 85-93, Hud (11): 84-95, [[Surah Al-Hijr|Al-Hijr]] (15): 78-79, [[Surah Asy-Syu'ara|Asy-Syu'ara']] (26): 176-191, dan [[Surah Al-'Ankabut|Al-'Ankabut]] (29): 36-37. Sebagaimana para nabi yang lain, kisah Syu'aib dalam Al-Qur'an berpusat pada perjuangannya dalam menyeru kaumnya kembali ke jalan Allah.


== Biografi ==
=== Latar belakang ===
Al-Qur'an tidak merincikan latar belakang Syu'aib selain menyebutkan bahwa dia berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan,<ref>Hud (11): 91-92</ref> sedangkan terdapat beberapa pendapat dari para ulama terkait masalah ini. Sebagian berpendapat bahwa Syu'aib adalah keturunan [[Ibrahim]], silsilahnya adalah Syu'aib bin Yasyjun bin Lawi bin Shaifur bin 'Abqa bin Tsabit bin Madyan ([[Midian]]) bin Ibrahim. [[Ibnu Ishaq]] menyebutkan bahwa silsilahnya adalah Syu'aib bin Maikal bin Yasyjun.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=300}} [[Ibnu Asakir]] berpendapat bahwa Syu'aib hidup sesudah masa [[Yusuf]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=316}}
Menurut Islam, Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah [[Hud]], [[Shaleh]], dan [[Muhammad]]. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.


[[Wahb bin Munabbih|Wahab bin Munabbih]] menyebutkan bahwa Syu'aib bukanlah keturunan [[Ibrahim]], tapi pengikutnya sejak masih di [[Mesopotamia]], saat itu Ibrahim belum memiliki anak. Dikatakan bahwa Syu'aib ikut hijrah ke Syam bersama kafilah Ibrahim dan menikah dengan anak perempuan [[Luth]]. Pendapat lain menyebutkan bahwa anak perempuan Luth adalah ibu Syu'aib, sebagian lain menyebutkan neneknya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=300}}
Dia diyakini merupakan cicit laki-laki [[Ibrahim]]. Dia diutus sebagai nabi untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka karena kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali perbuatannya, Allah menghancurkan kaum tersebut.


=== Dakwah ===
Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai [[Yitro]], dan menjadi bapak mertua [[Musa]] dalam [[ajaran Samawi]]. Karena Musa telah menikahi putrinya yang bernama [[Zipora|Shafura atau Zipora]].
Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa Syu'aib diutus kepada kaum Madyan,<ref>Al-A'raf (07): 85</ref><ref>Hud (11): 84</ref><ref>Al-'Ankabut (29): 36</ref> sedangkan ayat lain menjelaskan bahwa dia diutus pada [[penduduk Aikah]] ({{lang-ar|أَصْحَابُ ٱلْأَيْكَة|ʾashḥabul-ʾaykah}}).<ref>Asy-Syu'ara' (26): 176-178</ref> Sebagian menyebutkan bahwa penduduk Aikah sama dengan kaum Madyan, sedangkan yang lain berpendapat bahwa keduanya adalah dua kaum yang berbeda dan Syu'aib diutus untuk berdakwah pada dua kaum tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=313-314}}


Syu'aib menyeru agar mereka menyembah Allah semata dan bertakwa kepada-Nya, juga melarang tindakan buruk yang biasa mereka lakukan, yakni curang dalam berdagang dengan memanipulasi takaran dan timbangan, membuat ketakutan di tiap jalur perlintasan, dan menghalang-halangi orang untuk beriman.<ref>Al-A'raf (07): 85-86</ref><ref>Hud (11): 84-86</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 181-184</ref> Syu'aib juga menegaskan bahwa dia tidak berharap upah dari mereka atas dakwah yang dia lakukan.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 180</ref> Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Syu'aib mengatakan pada kaumnya, "Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu,"<ref>Al-A'raf (07): 85</ref> menunjukkan bahwa Syu'aib memiliki mukjizat, tetapi tidak ada keterangan rinci mengenai mukjizat tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=302}}
=== Kaum Madyan ===
Umat muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur [[Gunung Sinai]] kepada kaum [[Madyan]] dan [[Aikah]]. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir [[Laut Merah]] di tenggara [[Gunung Sinai]]. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum [[kafir]] yang tidak mengenal [[Tuhan]]. Mereka menyembah berhala bernama ''Aikah'', yaitu sebidang tanah [[gurun]] yang ditumbuhi pepohonan.


Syu'aib juga memperingatkan supaya jangan sampai ada perselisihan antara dirinya dan mereka karena itu dapat membuat mereka berdosa dan ditimpa azab. Syu'aib juga mengingatkan kaumnya dengan azab yang telah menimpa kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan menjelaskan bahwa kaum Luth tidak jauh dari mereka.<ref>Hud (11): 89</ref> Terkait perkataan Syu'aib tentang kaum Luth, sebagian ulama menyebutkan maknanya adalah bahwa letak kaum Madyan tidak jauh dari kaum Luth. Pendapat lain menerangkan bahwa yang dimaksud adalah segi waktu, artinya kebinasaan kaum Luth masih belum lama dari zaman hidupnya kaum Madyan. Pendapat lain menyebutkan bahwa watak kaum Luth dan Madyan tidak jauh berbeda, yakni kebiasaan mereka dalam merampok dan merampas harta orang lain. Para ulama juga kerap menggunakan gabungan dari semua pendapat tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=307}}
Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari [[agama|ajaran agama]], namun kaumnya menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum [[Nabi Nuh|Nuh]], [[Nabi Hud|Hud]], [[Nabi Shaleh|Shaleh]], dan [[Nabi Luth|Luth]] yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan. Akhirnya, [[Allah]] menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib.


Meski sebagian beriman kepada seruan Syu'aib, banyak juga kaum Madyan yang tidak mengindahkannya. Mereka menolak meninggalkan sesembahan yang telah disembah oleh leluhur mereka, juga bersikukuh untuk tetap mengelola harta sesuai kemauan mereka. Sebagai sindiran, mereka menyebut Syu'aib sebagai sosok yang penyantun dan pandai.<ref>Hud (11): 87</ref> [[Ibnu Katsir]] menyebutkan bahwa kaum Madyan menyembah sebuah pohon besar yang disebut Aikah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=301}}
=== Dakwah ===
Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah ia diangkat menjadi [[rasul]] Allah yang diutus bagi [[Madyan|kaumnya]] sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan pesulap ulung.


Para pemuka kaum yang kafir dan pengikut mereka tidak hanya menolak ajakan Syu'aib, tapi juga melayangkan berbagai tekanan kepadanya. Syu'aib dituduh sebagai orang yang kena sihir.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 185</ref> Syu'aib dan para pengikutnya juga diancam akan diusir, kecuali jika mereka kembali pada agama kaum Madyan.<ref>Al-A'raf (07): 88</ref> Para penentangnya menganggap Syu'aib sebagai pendusta dan meremehkannya lantaran dia hanya manusia biasa seperti mereka,<ref>Asy-Syu'ara' (26): 186</ref> juga dianggap orang yang lemah dan tidak punya pengaruh. Mereka menyatakan bahwa jika bukan karena keluarganya, pasti Syu'aib sudah dirajam.<ref>Hud (11): 91</ref> Pemuka kaum Madyan yang kafir juga balik menyeru orang-orang supaya jangan mengikuti Syu'aib agar tidak menjadi orang-orang yang rugi.<ref>Al-A'raf (07): 90</ref> Lebih jauh, mereka meminta Syu'aib mendatangkan gumpalan dari langit untuk mengazab mereka sebagai bukti kebenaran seruan Syu'aib.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 187</ref>
=== Balasan Allah ===
Nabi Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan doa Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.


=== Azab ===
Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan [[gempa bumi]] bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Mendapat penentangan yang terus-menerus dari kaumnya, Syu'aib berkata, "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui pihak yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan pihak yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku menunggu bersamamu."<ref>Hud (11): 93</ref>


Pada akhirnya, kaumnya yang kafir ditimpa azab. Syu'aib sendiri selamat bersama para pengikutnya.<ref>Hud (11): 94</ref> Keterangan mengenai azab yang diterima para penentang Syu'aib sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur'an adalah:
== Dalam Al-Qur'an ==
* Gempa<ref>Al-A'raf (07): 91</ref><ref>Al-'Ankabut (29): 37</ref>
Nabi Syu'aib disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
* Suara yang mengguntur<ref>Hud (11): 94</ref>
* [[Surat Al A’Raaf]] sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
* Ditimpa azab pada hari yang gelap<ref>Asy-Syu'ara' (26): 189</ref>
* [[Surat Hud]] sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
Al-Qur'an menerangkan bahwa mereka mati bergelimpangan di rumah mereka sendiri dan seolah tempat tersebut belum pernah mereka tempati, juga dijelaskan bahwa kaum Madyan binasa sebagaimana kebinasaan kaum Tsamud.<ref>Al-A'raf (07): 91-92</ref><ref>Hud (11): 94-95</ref> [[Abdullah Yusuf Ali]] dalam tafsirnya (1934) menuliskan, "Nasib kaum Madyan dijelaskan dengan istilah yang sama sebagaimana Tsamud pada ayat 78 di atas. Gempa bumi melanda mereka saat malam dan mereka terkubur di rumah mereka sendiri, tidak lagi mengganggu bumi Allah. Namun rincian tambahan disebutkan pada 26: 189, 'Ditimpa azab pada hari yang gelap,' yang mungkin dapat dipahami sebagai mandi abu dan arang yang menyertai letusan gunung berapi. Demikianlah hari kengerian membuat mereka masuk ke rumah mereka, dan gempa bumi menghabisi mereka."<ref>{{cite book|last1=Ali|first1=Abdullah Yusuf|title=The Holy Quran – English Translation of the Meaning and Commentary|publisher=King Fahd Holy Qur-an Printing Complex |url= https://archive.org/stream/TheHolyQuranEnglishTranslationoftheMeaningandCommentary/The%20Holy%20Quran%20-%20Abdullah%20Yusuf%20Ali%20IFTA_djvu.txt |accessdate= 4 March 2017}}</ref>
* [[Surat Asy Syu'araa']] sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 1898, dan 189.
* [[Surat Al ‘Ankabuut]] sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.


Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Syu'aib setelahnya. Wahab bin Munabbih berpendapat bahwa Syu'aib meninggal di Makkah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=316}}
Sementara untuk kisah Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 40 kali yang dibagi dalam:
* Keburukan kaum Syu'aib: [[Surat Al A’Raaf]]:85-86, [[Surat Hud]]:84-85, 87, 91-92, [[Surat Asy Syu'araa']]:181-183.
* Diutus ke Ashabul-Aikah: [[Surat Al Hijr]]:78 dan [[Surat Asy Syu'araa']]:178.
* Dakwah nabi Syu'aib kepada kaumnya: [[Surat Al A’Raaf]]:85-90, 93, [[Surat Hud]]:84, 86-87, 89-90, 92-93, [[Surat Asy Syu'araa']]:176-184, [[Surat Al ‘Ankabuut]]:36.
* Cobaan nabi Syu'aib: [[Surat Al A’Raaf]]:87-90, [[Surat Hud]]:87-88 dan 91, [[Surat Asy Syu'araa']]:176, 185-188, [[Surat Shaad]]:13, dan [[Surat Qaaf]]:14.
* Azab kaum Syu'aib: [[Surat Al A’Raaf]]:91-92, [[Surat At Taubah]]:70, [[Surat Hud]]:94-95, [[Surat Al Hijr]]:79, [[Surat Asy Syu'araa']]:189, [[Surat Al ‘Ankabuut]]:37.


== Makam Syu'aib ==
== Kedudukan ==
[[Berkas:Nebishoaib.jpg|jmpl|260px|Kompleks makam Nabi Syu'aib di dekat Hittin, Galilea Hilir]]
Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kota [[Mahis]] dalam area yang disebut Wadi Syu'aib <ref>[http://www.usna.edu/Users/humss/bwheeler/shuayb.html]</ref>.
=== Islam ===
Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat [[Horns of Hattin]] di [[Lower Galilee]]. Tempat ini suci bagi [[Druze]].
Syu'aib termasuk nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Syu'aib menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan menghentikan perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}


Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda terkait Syu'aib, "Dia adalah juru bicara para nabi." Sebagian ulama menyebutkan Syu'aib disebut demikian lantaran kefasihan, tingkat bahasa, dan gaya bahasanya sangat tinggi dalam menyeru kaumnya agar beriman.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=301}}
==Lihat pula==

*[[Musa]]
=== Druze ===
*[[Zipora]]
Oleh umat [[Druze]], Syu'aib dipandang orang yang sama dengan [[Yitro]], mertua Musa. Dia dipandang sebagai pimpinan para nabi<ref>{{cite book|author1=Timothy Hogan|title=Entering the Chain of Union|date=1 Mar 2012|isbn=9781105594236|pages=213–14|}}</ref><ref>{{cite book|author1=Sol Scharfstein|title=Understanding Israel|url=https://archive.org/details/understandingisr0000scha|url-access=registration|date=1 Jan 1994|publisher=KTAV Publishing House, Inc.|isbn=9780881254280|page=[https://archive.org/details/understandingisr0000scha/page/22 22]|edition=illustrated}}</ref><ref>{{cite book|author1=Sandra Mackey|title=Mirror of the Arab World: Lebanon in Conflict|date=16 Mar 2009|publisher=W. W. Norton & Company|isbn=9780393333749|page=28|edition=illustrated, reprint}}</ref> dan leluhur umat Druze.<ref name="Blumberg 1985 201">{{cite book|last=Blumberg|first=Arnold|title=Zion Before Zionism: 1838–1880|year=1985|publisher=Syracuse University Press|location=Syracuse, NY|isbn=0-8156-2336-4|page=[https://archive.org/details/zionbeforezionis0000blum/page/201 201]|url=https://archive.org/details/zionbeforezionis0000blum/page/201}}</ref><ref>{{cite book|last=Rosenfeld|first=Judy|title=Ticket to Israel: An Informative Guide|year=1952|page=290}}</ref> Makam Nabi Syu'aib di dekat Hittin di Galilea Hilir merupakan tempat paling suci dan tempat ziarah penting bagi umat Druze.<ref>{{cite book|author1=Phil Karber|title=Fear and Faith in Paradise: Exploring Conflict and Religion in the Middle East|url=https://archive.org/details/fearfaithinparad0000karb|date=18 Jun 2012|publisher=Rowman & Littlefield Publishers|isbn=9781442214798|page=[https://archive.org/details/fearfaithinparad0000karb/page/86 86]}}</ref><ref>{{cite book|author1=Norbert C. Brockman|title=Encyclopedia of Sacred Places [2 volumes]|date=13 Sep 2011|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781598846553|page=259|edition=2, reprint, revised}}</ref> Setiap tahun tanggal 25 April, umat Druze berkumpul di tempat tersebut pada hari raya Ziyarat an-Nabi Syu'aib untuk membahas urusan masyarakat dan memperingati haul (peringatan kematian) Syu'aib dengan bernyanyi, menari, dan pesta.<ref>{{cite web|url=http://www.druzehistoryandculture.com/historical_sites.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20060510125625/http://www.druzehistoryandculture.com/historical_sites.htm|url-status=dead|archive-date=2006-05-10|title=Historical Sites}}</ref><ref>{{cite book|author1=Rivka Gonen|title=Biblical Holy Places: An Illustrated Guide|url=https://archive.org/details/biblicalholyplac0000gone|date=2000|publisher=Paulist Press|isbn=9780809139743|page=[https://archive.org/details/biblicalholyplac0000gone/page/212 212]|edition=illustrated, reprint}}</ref> Tempat ziarah kaum Druze yang lain berada di Ein Qiniyye yang dipandang sebagai makam dari saudari Syu'aib, Sit Syahwana.<ref>{{cite book|author1=Rivka Gonen|title=Biblical Holy Places: An Illustrated Guide|url=https://archive.org/details/biblicalholyplac0000gone|date=2000|publisher=Paulist Press|isbn=9780809139743|page=[https://archive.org/details/biblicalholyplac0000gone/page/85 85]|edition=illustrated, reprint}}</ref>
*Bagian [[Alkitab]] yang berkaitan: [[Kitab Keluaran]], [[Kitab Hakim-hakim]].

== Madyan ==
Menurut [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kaum Madyan adalah keturunan dari [[Midian]], putra dari [[Ibrahim]] dan [[Ketura]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 1-2}}</ref>
Terdapat beberapa pendapat terkait kaum Madyan dan Aikah. Sebagian menyatakan bahwa mereka adalah sama, sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa mereka adalah dua kaum yang berbeda.

Sebagian ulama dan ahli tafsir, di antaranya adalah Qatadah, menyebutkan bahwa penduduk Aikah bukanlah kaum Madyan. Alasan yang dikemukakan:{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=313}}
* Saat menjelaskan bahwa Syu'aib diutus pada penduduk Aikah, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Syu'aib adalah saudara mereka. Saat berbicara terkait kaum Madyan, Syu'aib selalu disebutkan sebagai saudara mereka.
* Keterangan mengenai azab yang menimpa kedua kaum tersebut berbeda. Disebutkan bahwa penduduk Aikah diazab pada hari yang gelap gulita, sedangkan siksaan yang menimpa kaum Madyan adalah keguncangan dan suara yang sangat keras.

Ibnu Katsir berpendapat bahwa kaum Madyan sama dengan penduduk Aikah. Alasannya:{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=313-314}}
* Terkait Syu'aib yang tidak disebutkan sebagai saudara penduduk Aikah, disebutkan bahwa ayat yang berbicara tentang penduduk Aikah membahas mengenai peribadatan penduduk Aikah, sehingga tidak tepat jika kata "saudara" disebut di sini.
* Jenis aib dari penduduk Aikah yang disebutkan dalam Al-Qur'an sama dengan yang disebutkan pada kaum Madyan, seperti mengurangi timbangan dan takaran. Mereka kemudian dibinasakan dengan azab yang beraneka macam.

=== Arkeologi ===
Arkeolog Amerika William G. Dever menyatakan bahwa Madyan berada di [[Semenanjung Arab]] barat laut, di pantai timur [[Teluk Aqaba]] di [[Laut Merah]], sebuah wilayah yang menurutnya tidak pernah didiami secara luas sampai abad ke 8-7 SM.<ref>{{citation |last= Dever |first= W. G. |author-link= |title=Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From? |publisher= William B. Eerdmans Publishing Co. |date=2006 |isbn= 978-0-8028-4416-3 |page=34}}</ref> Beberapa ahli berpendapat bahwa Madyan tidak merujuk pada satu tempat atau suku tertentu,<ref>William J. Dumbrell, Midian: A Land or a League?, ''Vetus Testamentum'', Vol. 25, Fasc. 2, No. 2a. Jubilee Number (May, 1975), hlm. 323–337</ref><ref>Bromiley Geoffrey W. ''The International Standard Bible Encyclopedia''. Wm. B. Eerdmans, 1996. {{ISBN|978-0-8028-3783-7}}. hlm. 350.</ref> tetapi lebih kepada persekutuan suku-suku yang disatukan dengan tujuan peribadahan. Paul Haupt yang pertama berpendapat demikian pada tahun 1909,<ref>Paul Haupt, [http://menadoc.bibliothek.uni-halle.de/dmg/periodical/pageview/55820 Midian und Sinai], Zeitschrift der Deutschen Morgenländischen Gesellschaft 63, 1909, hlm. 56, in German, quoted in Dumbrell accessed 1 August 2015</ref> menggambarkan Madyan sebagai "kultus bersama" atau perserikatan dari suku-suku yang berbeda di sekitar tempat kudus.

== Yitro ==
Beberapa literatur Muslim kerap menyamakan Syu'aib dengan mertua Musa yang berasal dari Madyan. Mertua Musa bernama [[Yitro]] dalam Tanakh dan Alkitab.<ref>{{Alkitab|Keluaran 3: 1}}</ref> Dalam Al-Qur'an sendiri hanya dijelaskan bahwa ayah mertua Musa tinggal di Madyan, tanpa menjabarkan nama dan jati dirinya selain bahwa dia adalah penggembala yang telah berusia lanjut.<ref>Al-Qashash (24): 27-28</ref>

Di antara ulama yang berpendapat bahwa Syu'aib dan mertua Musa merupakan orang yang sama adalah [[Hasan al-Bashri|Hasan Al-Bashri]] dan [[Malik bin Anas]].<ref>Tafsir Ath-Thabari (20/62)</ref> Disebutkan bahwa Syu'aib hidup sangat lama setelah kaumnya yang kafir dihancurkan hingga dia berjumpa dengan Musa dan menikahkannya dengan putrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa mertua Musa adalah keponakan Syu'aib, sebagian mengatakan sepupunya, sebagian lain menyebutkan bahwa dia adalah salah satu orang yang beriman di kalangan kaum Syu'aib.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=442-443}}

Para penafsir modern menolak pandangan yang menyamakan kedua tokoh tersebut lantaran tidak adanya landasan kuat. Selain tidak adanya kesamaan nama, terdapat perbedaan dalam kronologi waktu. Syu'aib dipandang hidup tidak jauh dari masa Luth dan Luth hidup sezaman dengan Ibrahim. Yitro hidup sezaman dengan Musa dan Musa adalah keturunan Ibrahim. Ibrahim dan Musa terpisah jarak ratusan tahun.<ref>Abdullah Yusuf Ali: ''Holy Quran: Text, Translation and Commentary''</ref> [[Ibnu Katsir]] dalam tafsirnya berpendapat bahwa Syu'aib dan ayah mertua Musa adalah dua orang yang berbeda.<ref>Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229.</ref>

== Makam ==
[[Berkas:Shoaib Shrine.jpg|200px|ka|jmpl|Wadi Syuʿaib, [[Yordania]]]]
Terdapat beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Syu'aib, di antaranya:
* Wadi Syu'aib ({{lang-ar|وَادِي شُـعَـيْـب}}), [[Yordania]].<ref name="GM">{{cite web |publisher=[[Google Maps]] |title=Tomb of the Prophet Shoaib |url=http://bbs.keyhole.com/ubb/showthreaded.php/Cat/0/Number/877041/an/0/page/0#877041 |access-date=2007-04-27 |archive-date=2007-12-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071228062620/http://bbs.keyhole.com/ubb/showthreaded.php/Cat/0/Number/877041/an/0/page/0#877041 |dead-url=yes }} ({{Coord|31|57|35|N|35|42|57|E}})</ref> Berada di sebelah barat kota Mahis sejauh 2 km.
* Nabi Syu'aib, di kawasan [[Galilea Hilir]]<ref name="Union-Tribune">{{cite book |author=Firro, K. M. |title=The Druzes in the Jewish State: A Brief History |publisher=[[Brill Publishers]] |location=[[Leiden]], The [[Netherlands]] |url=https://books.google.ae/books?id=owhg2R8Ndy8C&source=gbs_navlinks_s |pages=22–240 |year=1999 |isbn=90-04-11251-0}}</ref><ref name="Dana2003">{{cite book |author=Dana, N. |title=The Druze in the Middle East: Their Faith, Leadership, Identity and Status |publisher=Sussex Academic Press |url=https://books.google.ae/books?id=2nCWIsyZJxUC&pg=PA28&dq= |pages=28–30 |year=2003}}</ref>
* Di desa Guriyeh, Iran barat daya<ref>[https://web.archive.org/web/20150406043613/http://iranshahrpedia.ir/docs/Asar-e%20Sabti%20(Up%20to%2026666)%20(Version%2090%2008%2029).zip Documents, Asare-Sabti] web.archive.org Retrieved 17 Nov 2018</ref>
* Di [[Semenanjung Sinai]]<ref name="USNA">{{cite web |publisher=The [[United States Naval Academy]] |title=Shuayb |url=https://www.usna.edu/Users/humss/bwheeler/shuayb.html |date= |access-date=2006-10-30}}</ref>
* Di sebelah barat [[Ka'bah]], di antara Darun Nadwah dan Daru Bani Sahm{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=316}}
* Jabal Nabi Syu'aib ({{lang-ar|جَبَل ٱلنَّبِي شُعَيْب|lit=Gunung Nabi Syu'aib}}), [[Yaman]]<ref name="Burrows2010">{{cite book |author=Robert D. Burrowes |title=Historical Dictionary of Yemen |pages=5–340 |publisher=Rowman & Littlefield |year=2010 |url=https://books.google.com/books?id=tjXRfqBv_0UC&dq=isbn:0810855283&source=gbs_navlinks_s |isbn=0-8108-5528-3}}</ref><ref name="Laughlin2008">{{cite book |last=McLaughlin |first=Daniel |title=Yemen |publisher=Bradt Travel Guides |chapter=1: Background |page=3 |isbn=978-1-8416-2212-5 |url=https://books.google.com/books?id=eQvhZaEVzjcC&pg |year=2008}}</ref>

== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:
** [[Ibrahim]]
** [[Luth]]
** [[Ayyub]]
** [[Musa]]
* [[Madyan]]
* [[Yitro]]

== Catatan ==
{{notelist}}

== Rujukan ==
{{reflist|2}}

=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kisahmuslim.com/kisah-nabi-syuaib-alaihissalam/ Kisahmuslim: Kisah Nabi Syu'aib]
* [http://ahlusunnah.org.au/articles/document.jsp?id=79 The Story of Shu'aib]
* {{id}} [https://konsultasisyariah.com/29644-siapakah-mertua-nabi-musa.html KonsultasiSyariah.com: Apakah mertua Nabi Musa adalah Nabi Syu'aib?]
* [http://www.submission.info/servlet/qtbrowse?pickthall=true&yusufali=true&shakir=true&arabic=true&chapter=7&verseBegin=91&verseEnd=91 7:91]
* {{id}} [http://www.dakwatuna.com/2013/03/31/30211/kapitalisme-zaman-nabi-syuaib/#axzz2fOWQBn3e Dakwatuna: Kapitalisme Zaman Nabi Syua'ib]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.youtube.com/watch?v=OQdZI5hJKp8&feature=related Grave & Masjid of Prophet Shoaib/Yetro (AS) Jordan (Amman)
* {{id}} [https://www.syuaib.com/ Kisah Nabi Syuaib] Di arsipkan Dari [https://www.syuaib.com/ Versi Asli]
* ''Al-Qur'an dan Terjemahannya''
{{reflist}}
* ''Kisah 25 Nabi''


{{Nabi-nabi}}
{{Nabi-nabi}}
{{islam-bio-stub}}
{{islam-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:AS, Syu'aib}}
{{DEFAULTSORT:AS, Syu'aib}}
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]

[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]]
[[Kategori:Rasul|Syua'ib]]

[[ar:شعيب]]
[[az:Şüeyb]]
[[ckb:شوعەیب]]
[[dv:ޝުޢައިބުގެފާނު]]
[[en:Shuayb (prophet)]]
[[fa:شعیب]]
[[fr:Chou‘ayb]]
[[ku:Şueyb]]
[[lbe:ШугӀайб идавс]]
[[ml:ശുഐബ് നബി]]
[[ms:Nabi Syu'aib a.s.]]
[[nl:Shu'aib (profeet)]]
[[ru:Шуайб]]
[[so:Nabi Shuceyb C.S.]]
[[sv:Shoaib]]
[[tr:Şuayb]]
[[uk:Шуайб]]
[[ur:شعيب علیہ السلام]]

Revisi terkini sejak 2 Juni 2024 02.53

Nabi
Syu'aib
شعيب

'alaihissalam
Kaligrafi Syu'aib khatibul-anbiya'
'alaihis-salam
Makam
  • Wadi Syu'aib, Yordania
  • Makam Nabi Syu'aib di Galilea Hilir
  • Desa Guriyeh, Iran barat daya
  • Semenanjung Sinai
  • Sebelah barat Ka'bah
  • Jabal Nabi Syu'aib, Yaman
Tempat tinggalArab barat laut
Nama lainYitro(?)
GelarKhatibul-anbiya' (juru bicara para nabi)
PendahuluAyyub
Pengganti
KerabatKaum Madyan

Syu'aib (bahasa Arab: شعيب) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, yakni seorang rasul yang diutus untuk berdakwah kepada kaum Madyan. Dalam daftar 25 nabi, biasanya dia disebutkan setelah Luth dan sebelum Musa. Syu'aib sering dianggap orang yang sama dengan Yitro, mertua Musa, meski beberapa menolak pandangan tersebut.

Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah mengutus) saudara mereka Syu'aib, dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan."

Nama Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak sebelas kali[a] dan kisahnya disebutkan pada Surah Al-A'raf (07): 85-93, Hud (11): 84-95, Al-Hijr (15): 78-79, Asy-Syu'ara' (26): 176-191, dan Al-'Ankabut (29): 36-37. Sebagaimana para nabi yang lain, kisah Syu'aib dalam Al-Qur'an berpusat pada perjuangannya dalam menyeru kaumnya kembali ke jalan Allah.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Al-Qur'an tidak merincikan latar belakang Syu'aib selain menyebutkan bahwa dia berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan,[1] sedangkan terdapat beberapa pendapat dari para ulama terkait masalah ini. Sebagian berpendapat bahwa Syu'aib adalah keturunan Ibrahim, silsilahnya adalah Syu'aib bin Yasyjun bin Lawi bin Shaifur bin 'Abqa bin Tsabit bin Madyan (Midian) bin Ibrahim. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa silsilahnya adalah Syu'aib bin Maikal bin Yasyjun.[2] Ibnu Asakir berpendapat bahwa Syu'aib hidup sesudah masa Yusuf.[3]

Wahab bin Munabbih menyebutkan bahwa Syu'aib bukanlah keturunan Ibrahim, tapi pengikutnya sejak masih di Mesopotamia, saat itu Ibrahim belum memiliki anak. Dikatakan bahwa Syu'aib ikut hijrah ke Syam bersama kafilah Ibrahim dan menikah dengan anak perempuan Luth. Pendapat lain menyebutkan bahwa anak perempuan Luth adalah ibu Syu'aib, sebagian lain menyebutkan neneknya.[2]

Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa Syu'aib diutus kepada kaum Madyan,[4][5][6] sedangkan ayat lain menjelaskan bahwa dia diutus pada penduduk Aikah (bahasa Arab: أَصْحَابُ ٱلْأَيْكَة, translit. ʾashḥabul-ʾaykah).[7] Sebagian menyebutkan bahwa penduduk Aikah sama dengan kaum Madyan, sedangkan yang lain berpendapat bahwa keduanya adalah dua kaum yang berbeda dan Syu'aib diutus untuk berdakwah pada dua kaum tersebut.[8]

Syu'aib menyeru agar mereka menyembah Allah semata dan bertakwa kepada-Nya, juga melarang tindakan buruk yang biasa mereka lakukan, yakni curang dalam berdagang dengan memanipulasi takaran dan timbangan, membuat ketakutan di tiap jalur perlintasan, dan menghalang-halangi orang untuk beriman.[9][10][11] Syu'aib juga menegaskan bahwa dia tidak berharap upah dari mereka atas dakwah yang dia lakukan.[12] Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Syu'aib mengatakan pada kaumnya, "Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu,"[13] menunjukkan bahwa Syu'aib memiliki mukjizat, tetapi tidak ada keterangan rinci mengenai mukjizat tersebut.[14]

Syu'aib juga memperingatkan supaya jangan sampai ada perselisihan antara dirinya dan mereka karena itu dapat membuat mereka berdosa dan ditimpa azab. Syu'aib juga mengingatkan kaumnya dengan azab yang telah menimpa kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan menjelaskan bahwa kaum Luth tidak jauh dari mereka.[15] Terkait perkataan Syu'aib tentang kaum Luth, sebagian ulama menyebutkan maknanya adalah bahwa letak kaum Madyan tidak jauh dari kaum Luth. Pendapat lain menerangkan bahwa yang dimaksud adalah segi waktu, artinya kebinasaan kaum Luth masih belum lama dari zaman hidupnya kaum Madyan. Pendapat lain menyebutkan bahwa watak kaum Luth dan Madyan tidak jauh berbeda, yakni kebiasaan mereka dalam merampok dan merampas harta orang lain. Para ulama juga kerap menggunakan gabungan dari semua pendapat tersebut.[16]

Meski sebagian beriman kepada seruan Syu'aib, banyak juga kaum Madyan yang tidak mengindahkannya. Mereka menolak meninggalkan sesembahan yang telah disembah oleh leluhur mereka, juga bersikukuh untuk tetap mengelola harta sesuai kemauan mereka. Sebagai sindiran, mereka menyebut Syu'aib sebagai sosok yang penyantun dan pandai.[17] Ibnu Katsir menyebutkan bahwa kaum Madyan menyembah sebuah pohon besar yang disebut Aikah.[18]

Para pemuka kaum yang kafir dan pengikut mereka tidak hanya menolak ajakan Syu'aib, tapi juga melayangkan berbagai tekanan kepadanya. Syu'aib dituduh sebagai orang yang kena sihir.[19] Syu'aib dan para pengikutnya juga diancam akan diusir, kecuali jika mereka kembali pada agama kaum Madyan.[20] Para penentangnya menganggap Syu'aib sebagai pendusta dan meremehkannya lantaran dia hanya manusia biasa seperti mereka,[21] juga dianggap orang yang lemah dan tidak punya pengaruh. Mereka menyatakan bahwa jika bukan karena keluarganya, pasti Syu'aib sudah dirajam.[22] Pemuka kaum Madyan yang kafir juga balik menyeru orang-orang supaya jangan mengikuti Syu'aib agar tidak menjadi orang-orang yang rugi.[23] Lebih jauh, mereka meminta Syu'aib mendatangkan gumpalan dari langit untuk mengazab mereka sebagai bukti kebenaran seruan Syu'aib.[24]

Mendapat penentangan yang terus-menerus dari kaumnya, Syu'aib berkata, "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui pihak yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan pihak yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku menunggu bersamamu."[25]

Pada akhirnya, kaumnya yang kafir ditimpa azab. Syu'aib sendiri selamat bersama para pengikutnya.[26] Keterangan mengenai azab yang diterima para penentang Syu'aib sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur'an adalah:

Al-Qur'an menerangkan bahwa mereka mati bergelimpangan di rumah mereka sendiri dan seolah tempat tersebut belum pernah mereka tempati, juga dijelaskan bahwa kaum Madyan binasa sebagaimana kebinasaan kaum Tsamud.[31][32] Abdullah Yusuf Ali dalam tafsirnya (1934) menuliskan, "Nasib kaum Madyan dijelaskan dengan istilah yang sama sebagaimana Tsamud pada ayat 78 di atas. Gempa bumi melanda mereka saat malam dan mereka terkubur di rumah mereka sendiri, tidak lagi mengganggu bumi Allah. Namun rincian tambahan disebutkan pada 26: 189, 'Ditimpa azab pada hari yang gelap,' yang mungkin dapat dipahami sebagai mandi abu dan arang yang menyertai letusan gunung berapi. Demikianlah hari kengerian membuat mereka masuk ke rumah mereka, dan gempa bumi menghabisi mereka."[33]

Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Syu'aib setelahnya. Wahab bin Munabbih berpendapat bahwa Syu'aib meninggal di Makkah.[3]

Kedudukan

[sunting | sunting sumber]
Kompleks makam Nabi Syu'aib di dekat Hittin, Galilea Hilir

Syu'aib termasuk nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Syu'aib menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan menghentikan perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.[34]

Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda terkait Syu'aib, "Dia adalah juru bicara para nabi." Sebagian ulama menyebutkan Syu'aib disebut demikian lantaran kefasihan, tingkat bahasa, dan gaya bahasanya sangat tinggi dalam menyeru kaumnya agar beriman.[18]

Oleh umat Druze, Syu'aib dipandang orang yang sama dengan Yitro, mertua Musa. Dia dipandang sebagai pimpinan para nabi[35][36][37] dan leluhur umat Druze.[38][39] Makam Nabi Syu'aib di dekat Hittin di Galilea Hilir merupakan tempat paling suci dan tempat ziarah penting bagi umat Druze.[40][41] Setiap tahun tanggal 25 April, umat Druze berkumpul di tempat tersebut pada hari raya Ziyarat an-Nabi Syu'aib untuk membahas urusan masyarakat dan memperingati haul (peringatan kematian) Syu'aib dengan bernyanyi, menari, dan pesta.[42][43] Tempat ziarah kaum Druze yang lain berada di Ein Qiniyye yang dipandang sebagai makam dari saudari Syu'aib, Sit Syahwana.[44]

Menurut Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), kaum Madyan adalah keturunan dari Midian, putra dari Ibrahim dan Ketura.[45] Terdapat beberapa pendapat terkait kaum Madyan dan Aikah. Sebagian menyatakan bahwa mereka adalah sama, sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa mereka adalah dua kaum yang berbeda.

Sebagian ulama dan ahli tafsir, di antaranya adalah Qatadah, menyebutkan bahwa penduduk Aikah bukanlah kaum Madyan. Alasan yang dikemukakan:[46]

  • Saat menjelaskan bahwa Syu'aib diutus pada penduduk Aikah, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Syu'aib adalah saudara mereka. Saat berbicara terkait kaum Madyan, Syu'aib selalu disebutkan sebagai saudara mereka.
  • Keterangan mengenai azab yang menimpa kedua kaum tersebut berbeda. Disebutkan bahwa penduduk Aikah diazab pada hari yang gelap gulita, sedangkan siksaan yang menimpa kaum Madyan adalah keguncangan dan suara yang sangat keras.

Ibnu Katsir berpendapat bahwa kaum Madyan sama dengan penduduk Aikah. Alasannya:[8]

  • Terkait Syu'aib yang tidak disebutkan sebagai saudara penduduk Aikah, disebutkan bahwa ayat yang berbicara tentang penduduk Aikah membahas mengenai peribadatan penduduk Aikah, sehingga tidak tepat jika kata "saudara" disebut di sini.
  • Jenis aib dari penduduk Aikah yang disebutkan dalam Al-Qur'an sama dengan yang disebutkan pada kaum Madyan, seperti mengurangi timbangan dan takaran. Mereka kemudian dibinasakan dengan azab yang beraneka macam.

Arkeologi

[sunting | sunting sumber]

Arkeolog Amerika William G. Dever menyatakan bahwa Madyan berada di Semenanjung Arab barat laut, di pantai timur Teluk Aqaba di Laut Merah, sebuah wilayah yang menurutnya tidak pernah didiami secara luas sampai abad ke 8-7 SM.[47] Beberapa ahli berpendapat bahwa Madyan tidak merujuk pada satu tempat atau suku tertentu,[48][49] tetapi lebih kepada persekutuan suku-suku yang disatukan dengan tujuan peribadahan. Paul Haupt yang pertama berpendapat demikian pada tahun 1909,[50] menggambarkan Madyan sebagai "kultus bersama" atau perserikatan dari suku-suku yang berbeda di sekitar tempat kudus.

Beberapa literatur Muslim kerap menyamakan Syu'aib dengan mertua Musa yang berasal dari Madyan. Mertua Musa bernama Yitro dalam Tanakh dan Alkitab.[51] Dalam Al-Qur'an sendiri hanya dijelaskan bahwa ayah mertua Musa tinggal di Madyan, tanpa menjabarkan nama dan jati dirinya selain bahwa dia adalah penggembala yang telah berusia lanjut.[52]

Di antara ulama yang berpendapat bahwa Syu'aib dan mertua Musa merupakan orang yang sama adalah Hasan Al-Bashri dan Malik bin Anas.[53] Disebutkan bahwa Syu'aib hidup sangat lama setelah kaumnya yang kafir dihancurkan hingga dia berjumpa dengan Musa dan menikahkannya dengan putrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa mertua Musa adalah keponakan Syu'aib, sebagian mengatakan sepupunya, sebagian lain menyebutkan bahwa dia adalah salah satu orang yang beriman di kalangan kaum Syu'aib.[54]

Para penafsir modern menolak pandangan yang menyamakan kedua tokoh tersebut lantaran tidak adanya landasan kuat. Selain tidak adanya kesamaan nama, terdapat perbedaan dalam kronologi waktu. Syu'aib dipandang hidup tidak jauh dari masa Luth dan Luth hidup sezaman dengan Ibrahim. Yitro hidup sezaman dengan Musa dan Musa adalah keturunan Ibrahim. Ibrahim dan Musa terpisah jarak ratusan tahun.[55] Ibnu Katsir dalam tafsirnya berpendapat bahwa Syu'aib dan ayah mertua Musa adalah dua orang yang berbeda.[56]

Wadi Syuʿaib, Yordania

Terdapat beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Syu'aib, di antaranya:

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dalam Al-Qur'an, nama Syu'aib disebutkan sebelas kali, yakni pada surah:
    1. Al-A'raf (07): 85, 88, 90, 92 (2 kali)
    2. Hud (11): 84, 87, 91, 94
    3. Asy-Syu'ara' (26): 117
    4. Al-'Ankabut (29): 36
  1. ^ Hud (11): 91-92
  2. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 300.
  3. ^ a b c Ibnu Katsir 2014, hlm. 316.
  4. ^ Al-A'raf (07): 85
  5. ^ Hud (11): 84
  6. ^ Al-'Ankabut (29): 36
  7. ^ Asy-Syu'ara' (26): 176-178
  8. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 313-314.
  9. ^ Al-A'raf (07): 85-86
  10. ^ Hud (11): 84-86
  11. ^ Asy-Syu'ara' (26): 181-184
  12. ^ Asy-Syu'ara' (26): 180
  13. ^ Al-A'raf (07): 85
  14. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 302.
  15. ^ Hud (11): 89
  16. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 307.
  17. ^ Hud (11): 87
  18. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 301.
  19. ^ Asy-Syu'ara' (26): 185
  20. ^ Al-A'raf (07): 88
  21. ^ Asy-Syu'ara' (26): 186
  22. ^ Hud (11): 91
  23. ^ Al-A'raf (07): 90
  24. ^ Asy-Syu'ara' (26): 187
  25. ^ Hud (11): 93
  26. ^ Hud (11): 94
  27. ^ Al-A'raf (07): 91
  28. ^ Al-'Ankabut (29): 37
  29. ^ Hud (11): 94
  30. ^ Asy-Syu'ara' (26): 189
  31. ^ Al-A'raf (07): 91-92
  32. ^ Hud (11): 94-95
  33. ^ Ali, Abdullah Yusuf. The Holy Quran – English Translation of the Meaning and Commentary. King Fahd Holy Qur-an Printing Complex. Diakses tanggal 4 March 2017. 
  34. ^ Shahih Ibnu Hibban no. 361
  35. ^ Timothy Hogan (1 Mar 2012). Entering the Chain of Union. hlm. 213–14. ISBN 9781105594236. 
  36. ^ Sol Scharfstein (1 Jan 1994). Understanding IsraelPerlu mendaftar (gratis) (edisi ke-illustrated). KTAV Publishing House, Inc. hlm. 22. ISBN 9780881254280. 
  37. ^ Sandra Mackey (16 Mar 2009). Mirror of the Arab World: Lebanon in Conflict (edisi ke-illustrated, reprint). W. W. Norton & Company. hlm. 28. ISBN 9780393333749. 
  38. ^ Blumberg, Arnold (1985). Zion Before Zionism: 1838–1880. Syracuse, NY: Syracuse University Press. hlm. 201. ISBN 0-8156-2336-4. 
  39. ^ Rosenfeld, Judy (1952). Ticket to Israel: An Informative Guide. hlm. 290. 
  40. ^ Phil Karber (18 Jun 2012). Fear and Faith in Paradise: Exploring Conflict and Religion in the Middle East. Rowman & Littlefield Publishers. hlm. 86. ISBN 9781442214798. 
  41. ^ Norbert C. Brockman (13 Sep 2011). Encyclopedia of Sacred Places [2 volumes] (edisi ke-2, reprint, revised). ABC-CLIO. hlm. 259. ISBN 9781598846553. 
  42. ^ "Historical Sites". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-10. 
  43. ^ Rivka Gonen (2000). Biblical Holy Places: An Illustrated Guide (edisi ke-illustrated, reprint). Paulist Press. hlm. 212. ISBN 9780809139743. 
  44. ^ Rivka Gonen (2000). Biblical Holy Places: An Illustrated Guide (edisi ke-illustrated, reprint). Paulist Press. hlm. 85. ISBN 9780809139743. 
  45. ^ Kejadian 25: 1–2
  46. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 313.
  47. ^ Dever, W. G. (2006), Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From?, William B. Eerdmans Publishing Co., hlm. 34, ISBN 978-0-8028-4416-3 
  48. ^ William J. Dumbrell, Midian: A Land or a League?, Vetus Testamentum, Vol. 25, Fasc. 2, No. 2a. Jubilee Number (May, 1975), hlm. 323–337
  49. ^ Bromiley Geoffrey W. The International Standard Bible Encyclopedia. Wm. B. Eerdmans, 1996. ISBN 978-0-8028-3783-7. hlm. 350.
  50. ^ Paul Haupt, Midian und Sinai, Zeitschrift der Deutschen Morgenländischen Gesellschaft 63, 1909, hlm. 56, in German, quoted in Dumbrell accessed 1 August 2015
  51. ^ Keluaran 3: 1
  52. ^ Al-Qashash (24): 27-28
  53. ^ Tafsir Ath-Thabari (20/62)
  54. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 442-443.
  55. ^ Abdullah Yusuf Ali: Holy Quran: Text, Translation and Commentary
  56. ^ Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229.
  57. ^ "Tomb of the Prophet Shoaib". Google Maps. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-28. Diakses tanggal 2007-04-27.  (31°57′35″N 35°42′57″E / 31.95972°N 35.71583°E / 31.95972; 35.71583)
  58. ^ Firro, K. M. (1999). The Druzes in the Jewish State: A Brief History. Leiden, The Netherlands: Brill Publishers. hlm. 22–240. ISBN 90-04-11251-0. 
  59. ^ Dana, N. (2003). The Druze in the Middle East: Their Faith, Leadership, Identity and Status. Sussex Academic Press. hlm. 28–30. 
  60. ^ Documents, Asare-Sabti web.archive.org Retrieved 17 Nov 2018
  61. ^ "Shuayb". The United States Naval Academy. Diakses tanggal 2006-10-30. 
  62. ^ Robert D. Burrowes (2010). Historical Dictionary of Yemen. Rowman & Littlefield. hlm. 5–340. ISBN 0-8108-5528-3. 
  63. ^ McLaughlin, Daniel (2008). "1: Background". Yemen. Bradt Travel Guides. hlm. 3. ISBN 978-1-8416-2212-5. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]