Lompat ke isi

Malin Kundang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13434048 oleh HsfBot (bicara).
Tag: Pembatalan
 
(74 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Untuk|sinetron yang bernama sama|Malin Kundang (sinetron)}}
[[Berkas:Batu Malin Kundang, Air Manis Beach, Padang 2017-02-14 02.jpg|ka|250px|jmpl|Batu yang mirip seorang manusia yang dilegendakan sebagai Malin Kundang.]]
{{Infobox folk tale
|Folk_Tale_Name = Malin Kundang
|Image_Name = Malin Kundang, 300rp (1998).jpg
|Image_Caption = Sebuah [[prangko]] dengan ilustrasi legenda Malin Kundang, tahun 1998.
|Aarne-Thompson Grouping =
|AKA =
|Mythology = [[Minangkabau]]
|Country = [[Indonesia]]
|Region = [[Sumatera Barat]]
|Origin_Date =
|Published_In =
|Related =
}}


'''Malin Kundang''' adalah [[kaba]] yang berasal dari provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. [[Legenda]] Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di [[pantai Air Manis]], [[Padang]], konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
'''Malin Kundang''' adalah [[kaba|cerita rakyat]] yang berasal dari provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. [[Legenda]] Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu.


Cerita rakyat yang mirip juga dapat ditemukan di negara-negara lain di [[Asia Tenggara]]. Di [[Malaysia]] cerita serupa berkisah tentang ''Si Tenggang''<ref>[http://www.keene.edu/library/OrangAsli/OralTrad.pdf Stories of a people: asserting place and presence via Orang Asli oral tradition], Colin Nicholas, One-day Seminar and Exhibition on Orang Asli Oral Tradition, PPBKKM, FSSK, UKM, Bangi, 8 September 2004</ref> yang berasas dari kisah lebih awal lagi pada 1900 dalam buku ''Malay Magic'' yang ditulis oleh Walter William Skeat sebagai satu cerita rakyat berjudul ''Charitra Megat Sajobang''<ref>[http://books.google.com.my/books?id=K9Ly7Q9p-dgC&pg=PA54&dq=Charitra+Megat+Sajobang&hl=en&ei=78oyTYWeEIe0rAeapbCXCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q=Charitra%20Megat%20Sajobang&f=false Malay magic: an introduction to the folklore and popular religion of the ... By Walter William Skeat]</ref>. Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada 1975 sebagai judul ''Nakoda Tenggang: sebuah legenda dari Malaysia''. <ref>http://www.livelife.ecitizen.gov.sg/recreation/nlb/search/ItemDetail.asp?Type=LIB&ID=4142058&Media=Book </ref>
Cerita rakyat yang mirip juga dapat ditemukan di negara-negara lain di [[Asia Tenggara]]. Di [[Malaysia]] cerita serupa berkisah tentang [[Si Tenggang]]<ref>[http://www.keene.edu/library/OrangAsli/OralTrad.pdf Stories of a people: asserting place and presence via Orang Asli oral tradition] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110521144511/http://www.keene.edu/library/OrangAsli/OralTrad.pdf |date=2011-05-21 }}, Colin Nicholas, One-day Seminar and Exhibition on Orang Asli Oral Tradition, PPBKKM, FSSK, UKM, Bangi, 8 September 2004</ref> yang berasas dari kisah lebih awal lagi pada tahun 1900 dalam buku ''Malay Magic'' yang ditulis oleh Walter William Skeat sebagai satu cerita rakyat berjudul Saleh ''Megat Sajobang''.<ref>[http://books.google.com.my/books?id=K9Ly7Q9p-dgC&pg=PA54&dq=Charitra+Megat+Sajobang&hl=en&ei=78oyTYWeEIe0rAeapbCXCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q=Charitra%20Megat%20Sajobang&f=false Malay magic: an introduction to the folklore and popular religion of the ... By Walter William Skeat]</ref> Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 1975 sebagai judul ''Nakoda Tenggang: Sebuah Legenda dari Indonesia''.<ref>{{Cite web |url=http://www.livelife.ecitizen.gov.sg/recreation/nlb/search/ItemDetail.asp?Type=LIB&ID=4142058&Media=Book |title=Salinan arsip |access-date=2008-10-23 |archive-date=2009-02-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090214005200/http://www.livelife.ecitizen.gov.sg/recreation/nlb/search/ItemDetail.asp?Type=LIB&ID=4142058&Media=Book |dead-url=yes }}</ref>


== Kisah ==
Makna dari cerita ini jangan pernah melawan kepada orang tua atau yang lebih tua dari kita


Diceritakan bahwa Malin Kundang merupakan anak semata wayang yang tinggal bersama ibunya. Saat remaja, ia memutuskan untuk merantau dengan menumpang kapal seorang [[saudagar]]. Di tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh [[bajak laut]]. Semua barang dagangan dirampas, sementara para awak kapal dan penumpang dibantai. Malin Kundang bersembunyi sehingga nyawanya selamat. Setelah terkatung-katung di laut, akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat, dan memulai kehidupan yang baru di sana. Berkat kegigihannya dalam bekerja, ia berhasil menjadi saudagar yang memiliki banyak kapal dagang beserta anak buah. Setelah menjadi kaya, Malin Kundang pun menikah.
Cerita lengkap [http://dongengceritarakyat.com/cerita-dongeng-malin-kundang-cerita-rakyat-sumbar/ cerita rakyat malin kundang] yang tersebar dimasarakat adalah sebagai berikut:


Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran, dan berlabuh di tanah kelahirannya. Ibu Malin menyaksikan kedatangannya. Sang ibu melihat bahwa saudagar di kapal sangat mirip dengan Malin Kundang. Ia mendekati kapal untuk memastikan ciri-ciri anaknya, dan semakin yakin setelah semuanya cocok, lalu ia berusaha untuk berbicara dengan Malin Kundang. Tetapi, Malin Kundang menjadi marah meskipun dia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu akan penampilan ibunya yang lusuh dan kotor. Mendapat perlakukan seperti itu, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia pun menyumpah anaknya, “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Saat Malin Kundang kembali pergi berlayar, [[badai]] dahsyat menghancurkan kapalnya. Lalu ia terdampar di pantai tanah kelahirannya. Setelah itu, tubuhnya perlahan menjadi kaku, dan akhirnya berbentuk menjadi sebuah [[batu karang]]. Kisah tersebut berlatar di [[pantai Air Manis]] (''Aia Manih''), di selatan [[kota Padang]], [[Sumatera Barat]].
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.


== Batu Malin Kundang ==
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
{{multiple image|align=right| direction = vertical|total_width=260|image1=Batu Malin Kundang, Air Manis Beach, Padang 2017-02-14 02.jpg|image2=Batu Malin Kundang, Air Manis Beach, Padang 2017-02-14 01.jpg|footer=Batu Malin Kundang di pantai Air Manis, Padang.}}


Legenda Malin Kundang telah memberi inspirasi bagi sebuah karya seni di [[pantai Air Manis]], [[Padang]].<ref name="batu">{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/foto/77285/wisata-batu-malin-kundang/1|title=Wisata Batu Malin Kundang|last=antaranews.com|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2019-11-12}}</ref> Karya itu berbentuk pecahan kapal dan seseorang yang disebutkan sebagai Malin Kundang, dalam posisi tertelungkup di pesisir [[Pantai Air Manis]], [[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]]. Bongkahan batu menggambarkan akhir hidup tokoh Malin Kundang, saudagar yang saat kedatangannya ke kampung halaman mendapat kutukan karena menolak mengakui ibunya.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.


Keberadaan Batu Malin Kundang telah memopulerkan Pantai Air Manis, tempat latar legenda sebagai salah satu daya tarik wisata di Padang. Relief pada Batu Malin Kundang sendiri dikerjakan pada tahun 1980-an, hasil karya [[Ibenzani Usman]].<ref name="batu"/>
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.


== Dalam budaya populer ==
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.

“Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

== Adaptasi ==
Karena kepopulerannya kisah Malin Kundang berkali-kali diolah dalam berbagai bentuk, baik [[cerpen]], [[drama]], dan [[sinetron]]. Karya-karya adaptasi ini sangat beragam.
Karena kepopulerannya kisah Malin Kundang berkali-kali diolah dalam berbagai bentuk, baik [[cerpen]], [[drama]], dan [[sinetron]]. Karya-karya adaptasi ini sangat beragam.


=== Drama ===
=== Drama ===
Dramawan dan sastrawan [[Wisran Hadi]] menjadikan kisah Malin Kundang sebagai dasar dalam dramanya ''Malin Kundang'' (1978) dan ''Puti Bungsu'' (1979)
Dramawan dan sastrawan [[Wisran Hadi]] menjadikan kisah Malin Kundang sebagai dasar dalam dramanya ''Malin Kundang'' (1978) dan ''Puti Bungsu'' (1979).<ref>{{Citation|title=Malin Kundang|url=https://www.imdb.com/title/tt1256578/|accessdate=2024-01-10|first=Noor|last=Azizah|first2=M.|last2=Budhrasa|last3=Darussalam}}</ref>


=== Sinetron ===
=== Sinetron ===
Karakter Malin Kundang dimunculkan dalam dua episode sinetron ''[[Lorong Waktu (seri televisi 1999)|Lorong Waktu 2]]'' yang dirilis pada tahun 2000. Dalam versi ini, Malin Kundang diperankan oleh [[Septian Dwi Cahyo]] sementara ibunya diperankan oleh [[Aty Cancer Zein]]. Berbeda dengan versi cerita klasik, dalam ''Lorong Waktu'' Malin Kundang diceritakan bertobat sesaat sebelum kutukan menjadi batu yang diucapkan oleh ibunya menjadi kenyataan.<ref>{{cite web |url=https://www.vidio.com/watch/112137-lorong-waktu-2-episode-10 |title=Lorong Waktu 2 Episode 10 |author=<!--Not stated--> |date= |website=[[Vidio.com]] |publisher=[[Demi Gisela Citra Sinema]] dan [[SCTV]] |access-date=7 April 2021 |quote= |archive-date=2021-10-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211015220501/https://www.vidio.com/watch/112137-lorong-waktu-2-episode-10 |dead-url=no }}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.vidio.com/watch/112140-lorong-waktu-2-episode-11 |title=Lorong Waktu 2 Episode 11 |author=<!--Not stated--> |date= |website=[[Vidio.com]] |publisher=[[Demi Gisela Citra Sinema]] dan [[SCTV]] |access-date=7 April 2021 |quote= |archive-date=2021-02-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210208152529/https://www.vidio.com/watch/112140-lorong-waktu-2-episode-11 |dead-url=no }}</ref>
''[[Malin Kundang (sinetron)|Malin Kundang]]'' merupakan sinetron yang diputar di [[SCTV]] sejak 11 Januari 2005. Dalam sinetron ini latar cerita Malin Kundang dibawa ke alam modern. Malin Kundang diperankan oleh [[Fachri Albar]]. Dalam versi sinetron ini ibu Malin Kundang bernama Zainab dan diperankan [[Desy Ratnasari]].


''[[Malin Kundang (sinetron)|Malin Kundang]]'' merupakan sinetron yang diputar di [[SCTV]] pukul 20:00-21:00 WIB sejak 11 Januari 2005 hingga 25 Juli 2006 memiliki 81 episode dalam 2 musim yaitu musim 1: 65 episode & musim 2: 16 episode diproduksi [[MD Entertainment]] dan [[Surya Citra Pictures]]. Dalam sinetron ini latar cerita Malin Kundang dibawa ke alam modern. Malin Kundang diperankan oleh [[Fachri Albar]]. Dalam versi sinetron ini ibu Malin Kundang bernama Zainab dan diperankan [[Desy Ratnasari]]. Dan juga di musim kedua ini ada juga pemeran [[Jennifer Dunn]] sebagai Intan, anak dari Malin Kundang.<ref>{{Cite web|last=Erlin|first=Penulis:|title=Dessy Ratnasari Berperan di Serial 'MALIN KUNDANG'|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/dessy-ratnasari-berperan-di-serial-malin-kundang-g4bl8mk.html|website=KapanLagi.com|language=id|access-date=2024-01-10}}</ref>
== Lihat pula ==

* [[Batu Malin Kundang]]
=== [[Upin dan Ipin]] ===
Salah satu episode Upin dan Ipin pernah menyinggung soal kesamaan cerita Malin Kundang dengan Si Tenggang. Murid-murid Tadika Mesra yang saat itu ditugaskan oleh Cikgu Melati untuk membacakan cerita rakyat. Ipin memilih cerita Si Tenggang, sedangkan Susanti memilih cerita Malin Kundang, hingga akhirnya terjadi perdebatan di antara keduanya.<ref>{{Cite web|title=Upin Ipin The Movie Ceritakan Petulangan di Kisah Malin Kundang dan Bawang Merah Bawang Putih|url=https://bogor.tribunnews.com/2019/05/17/upin-ipin-the-movie-ceritakan-petulangan-di-kisah-malin-kundang-dan-bawang-merah-bawang-putih|website=Tribunnewsbogor.com|language=id-ID|access-date=2024-01-10}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 48: Baris 52:
| last = Junus
| last = Junus
| first = Umar
| first = Umar
| url = http://pkukmweb.ukm.my/~penerbit/jsari19-04.pdf
| url = http://pkukmweb.ukm.my/~penerbit/jsari19-04.pdf
| title = Malin Kundang dan Dunia Kini
| title = Malin Kundang dan Dunia Kini
| format = PDF
| format = PDF
| accessdate = 2009-8-7
| accessdate = 2009-8-7
| archive-date = 2010-04-01
}}
| archive-url = https://web.archive.org/web/20100401002553/http://pkukmweb.ukm.my/~penerbit/jsari19-04.pdf
* {{id}} [http://astaga.com/layar/article.php?id=93598&cat=94 MD Entertainment merilis Legenda Malin Kundang]
| dead-url = yes
}}
* {{id}} [http://astaga.com/layar/article.php?id=93598&cat=94 MD Entertainment merilis Legenda Malin Kundang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311015323/http://astaga.com/layar/article.php?id=93598&cat=94 |date=2007-03-11 }}
* {{en}} [http://www.st.rim.or.jp/~cycle/MYmalinE.HTML Versi lain dari kisah Malin Kundang]
* {{en}} [http://www.st.rim.or.jp/~cycle/MYmalinE.HTML Versi lain dari kisah Malin Kundang]
* [http://dongengceritarakyat.com Cerita rakyat] Indonesia
* [http://dongengceritarakyat.com Cerita rakyat] Indonesia
Baris 62: Baris 69:


[[Kategori:Cerita rakyat dari Sumatera Barat]]
[[Kategori:Cerita rakyat dari Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh legendaris Indonesia]]

Revisi terkini sejak 2 Juni 2024 14.46

Malin Kundang
Sebuah prangko dengan ilustrasi legenda Malin Kundang, tahun 1998.
Dongeng rakyat
NamaMalin Kundang
Data
MitologiMinangkabau
NegaraIndonesia
KawasanSumatera Barat

Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu.

Cerita rakyat yang mirip juga dapat ditemukan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Di Malaysia cerita serupa berkisah tentang Si Tenggang[1] yang berasas dari kisah lebih awal lagi pada tahun 1900 dalam buku Malay Magic yang ditulis oleh Walter William Skeat sebagai satu cerita rakyat berjudul Saleh Megat Sajobang.[2] Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 1975 sebagai judul Nakoda Tenggang: Sebuah Legenda dari Indonesia.[3]

Diceritakan bahwa Malin Kundang merupakan anak semata wayang yang tinggal bersama ibunya. Saat remaja, ia memutuskan untuk merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Di tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan dirampas, sementara para awak kapal dan penumpang dibantai. Malin Kundang bersembunyi sehingga nyawanya selamat. Setelah terkatung-katung di laut, akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat, dan memulai kehidupan yang baru di sana. Berkat kegigihannya dalam bekerja, ia berhasil menjadi saudagar yang memiliki banyak kapal dagang beserta anak buah. Setelah menjadi kaya, Malin Kundang pun menikah.

Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran, dan berlabuh di tanah kelahirannya. Ibu Malin menyaksikan kedatangannya. Sang ibu melihat bahwa saudagar di kapal sangat mirip dengan Malin Kundang. Ia mendekati kapal untuk memastikan ciri-ciri anaknya, dan semakin yakin setelah semuanya cocok, lalu ia berusaha untuk berbicara dengan Malin Kundang. Tetapi, Malin Kundang menjadi marah meskipun dia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu akan penampilan ibunya yang lusuh dan kotor. Mendapat perlakukan seperti itu, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia pun menyumpah anaknya, “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Saat Malin Kundang kembali pergi berlayar, badai dahsyat menghancurkan kapalnya. Lalu ia terdampar di pantai tanah kelahirannya. Setelah itu, tubuhnya perlahan menjadi kaku, dan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Kisah tersebut berlatar di pantai Air Manis (Aia Manih), di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Batu Malin Kundang

[sunting | sunting sumber]
Batu Malin Kundang di pantai Air Manis, Padang.

Legenda Malin Kundang telah memberi inspirasi bagi sebuah karya seni di pantai Air Manis, Padang.[4] Karya itu berbentuk pecahan kapal dan seseorang yang disebutkan sebagai Malin Kundang, dalam posisi tertelungkup di pesisir Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat. Bongkahan batu menggambarkan akhir hidup tokoh Malin Kundang, saudagar yang saat kedatangannya ke kampung halaman mendapat kutukan karena menolak mengakui ibunya.

Keberadaan Batu Malin Kundang telah memopulerkan Pantai Air Manis, tempat latar legenda sebagai salah satu daya tarik wisata di Padang. Relief pada Batu Malin Kundang sendiri dikerjakan pada tahun 1980-an, hasil karya Ibenzani Usman.[4]

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Karena kepopulerannya kisah Malin Kundang berkali-kali diolah dalam berbagai bentuk, baik cerpen, drama, dan sinetron. Karya-karya adaptasi ini sangat beragam.

Dramawan dan sastrawan Wisran Hadi menjadikan kisah Malin Kundang sebagai dasar dalam dramanya Malin Kundang (1978) dan Puti Bungsu (1979).[5]

Karakter Malin Kundang dimunculkan dalam dua episode sinetron Lorong Waktu 2 yang dirilis pada tahun 2000. Dalam versi ini, Malin Kundang diperankan oleh Septian Dwi Cahyo sementara ibunya diperankan oleh Aty Cancer Zein. Berbeda dengan versi cerita klasik, dalam Lorong Waktu Malin Kundang diceritakan bertobat sesaat sebelum kutukan menjadi batu yang diucapkan oleh ibunya menjadi kenyataan.[6][7]

Malin Kundang merupakan sinetron yang diputar di SCTV pukul 20:00-21:00 WIB sejak 11 Januari 2005 hingga 25 Juli 2006 memiliki 81 episode dalam 2 musim yaitu musim 1: 65 episode & musim 2: 16 episode diproduksi MD Entertainment dan Surya Citra Pictures. Dalam sinetron ini latar cerita Malin Kundang dibawa ke alam modern. Malin Kundang diperankan oleh Fachri Albar. Dalam versi sinetron ini ibu Malin Kundang bernama Zainab dan diperankan Desy Ratnasari. Dan juga di musim kedua ini ada juga pemeran Jennifer Dunn sebagai Intan, anak dari Malin Kundang.[8]

Salah satu episode Upin dan Ipin pernah menyinggung soal kesamaan cerita Malin Kundang dengan Si Tenggang. Murid-murid Tadika Mesra yang saat itu ditugaskan oleh Cikgu Melati untuk membacakan cerita rakyat. Ipin memilih cerita Si Tenggang, sedangkan Susanti memilih cerita Malin Kundang, hingga akhirnya terjadi perdebatan di antara keduanya.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Stories of a people: asserting place and presence via Orang Asli oral tradition Diarsipkan 2011-05-21 di Wayback Machine., Colin Nicholas, One-day Seminar and Exhibition on Orang Asli Oral Tradition, PPBKKM, FSSK, UKM, Bangi, 8 September 2004
  2. ^ Malay magic: an introduction to the folklore and popular religion of the ... By Walter William Skeat
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-14. Diakses tanggal 2008-10-23. 
  4. ^ a b antaranews.com. "Wisata Batu Malin Kundang". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  5. ^ Azizah, Noor; Budhrasa, M.; Darussalam, Malin Kundang, diakses tanggal 2024-01-10 
  6. ^ "Lorong Waktu 2 Episode 10". Vidio.com. Demi Gisela Citra Sinema dan SCTV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-15. Diakses tanggal 7 April 2021. 
  7. ^ "Lorong Waktu 2 Episode 11". Vidio.com. Demi Gisela Citra Sinema dan SCTV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-08. Diakses tanggal 7 April 2021. 
  8. ^ Erlin, Penulis:. "Dessy Ratnasari Berperan di Serial 'MALIN KUNDANG'". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2024-01-10. 
  9. ^ "Upin Ipin The Movie Ceritakan Petulangan di Kisah Malin Kundang dan Bawang Merah Bawang Putih". Tribunnewsbogor.com. Diakses tanggal 2024-01-10. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]