Lompat ke isi

Soekarno (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17: Baris 17:
| editing =
| editing =
| studio = [[Dapur Film]]
| studio = [[Dapur Film]]
| distributor = [[MVP Pictures]]<br>Mahaka Pictures<br>Dapur Films
| distributor = [[Multivision Plus|MVP Pictures]]<br>Mahaka Pictures<br>Dapur Films
| released = [[11 Desember]] [[2013]]
| released = [[11 Desember]] [[2013]]
| released year = <!-- {{start year|YYYY}} -->
| released year = <!-- {{start year|YYYY}} -->
Baris 23: Baris 23:
| runtime = 137 menit
| runtime = 137 menit
| country = {{negara|Indonesia}}
| country = {{negara|Indonesia}}
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]]<br>[[Bahasa Belanda|Belanda]]<br>[[Bahasa Sunda|Sunda]]<br>[[Bahasa Bengkulu|Bengkulu]]<br>[[Bahasa Jepang|Jepang]]
| language = [[Bahasa Belanda]]
| budget =
| budget =
| gross =
| gross =
Baris 48: Baris 48:
Di Bengkulu, Sukarno ([[Ario Bayu]]) istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama [[Fatmawati]] ([[Tika Bravani]]). Padahal Sukarno masih menjadi suami [[Inggit Garnasih]] ([[Maudy Koesnaedi]]), perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, [[Jepang]] datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Di Bengkulu, Sukarno ([[Ario Bayu]]) istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama [[Fatmawati]] ([[Tika Bravani]]). Padahal Sukarno masih menjadi suami [[Inggit Garnasih]] ([[Maudy Koesnaedi]]), perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, [[Jepang]] datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Hatta ([[Lukman Sardi]]) dan Sjahrir ([[Tanta Ginting]]), rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka!<ref>[http://www.21cineplex.com/soekarno-movie,3322,03SOEO.htm, Soekarno]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 9 November 2013.</ref>
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto ([[Rukman Rosadi]]) berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka!<ref>[http://www.21cineplex.com/soekarno-movie,3322,03SOEO.htm, Soekarno]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 9 November 2013.</ref>


== Pemeran ==
== Pemeran ==
Baris 60: Baris 60:
* [[Sujiwo Tejo]] sebagai [[Soekemi Sosrodihardjo]] (Ayah Soekarno)
* [[Sujiwo Tejo]] sebagai [[Soekemi Sosrodihardjo]] (Ayah Soekarno)
* [[Ayu Laksmi]] sebagai [[Ida Ayu Nyoman Rai]] (Ibu Soekarno)
* [[Ayu Laksmi]] sebagai [[Ida Ayu Nyoman Rai]] (Ibu Soekarno)
* [[Mathias Muchus]] sebagai Hassan Din (ayah Fatmawati)
* [[Mathias Muchus]] sebagai [[Hasan Din|Hassan Din]] (ayah Fatmawati)
* [[Rully Kertaredjasa]] sebagai Ibu Fatmawati
* Rully Kertaredjasa sebagai Siti Chodijah (Ibu Fatmawati)
* [[Ferry Salim]] sebagai Sakaguchi
* [[Ferry Salim]] sebagai Sakaguchi
* [[Agus Kuncoro]] sebagai [[Gatot Mangkuprojo]]
* [[Agus Kuncoro]] sebagai [[Gatot Mangkuprojo]]
* [[Stefanus Wahyu]] sebagai [[Sayuti Melik]]
* Stefanus Wahyu sebagai [[Sayuti Melik]]
* [[Elang El Gibran]] sebagai [[Kartosuwiryo]]
* [[Elang El Gibran]] sebagai [[Kartosuwiryo]]
* [[Agus Mahesa]] sebagai [[Ki Hadjar Dewantara]]
* Agus Mahesa sebagai [[Ki Hadjar Dewantara]]
* [[Hamid Salad]] sebagai [[Achmad Soebardjo]]
* Hamid Salad sebagai [[Achmad Soebardjo]]
* [[Hengky Soelaiman]] sebagai Koh Ah Tjun (pedagang China)
* [[Hengky Soelaiman]] sebagai Koh Ah Tjun (pedagang China)
* [[Ria Irawan]] sebagai Ceuceu (mucikari)
* [[Ria Irawan]] sebagai Ceuceu (mucikari)
* [[Emir Mahira]] sebagai Soekarno remaja
* [[Emir Mahira]] sebagai Soekarno remaja
* [[Aji Santosa]] sebagai Koesno Sosrodihardjo (Soekarno kecil)
* [[Aji Santosa]] sebagai Koesno Sosrodihardjo (Soekarno kecil)
* [[Michael Tju]] sebagai [[Hirohito]]
* Michael Tju sebagai [[Hirohito]]
* [[Widi Dwinanda]] sebagai Ratna Djoeami
* [[Widi Dwinanda]] sebagai Ratna Djoeami
* [[Timo Scheunemann|Coach Timo]] sebagai Letkol Hoogeband
* [[Timo Scheunemann|Coach Timo]] sebagai Letkol Hoogeband
* [[Norman Akyuwen|Norman Rivianto Akyuwen]] sebagai Dr. Waworuntu
* [[Norman Akyuwen|Norman Rivianto Akyuwen]] sebagai Dr. Waworuntu
* [[Noel Kevas]] sebagai [[Radjiman Wedyodiningrat|Dr. Radjiman Wedyodiningrat]]
* Noel Kevas sebagai [[Radjiman Wedyodiningrat|Dr. Radjiman Wedyodiningrat]]
* [[Budiman Sudjatmiko]] sebagai Suyudi
* [[Budiman Sudjatmiko]] sebagai Suyudi
* [[Theo]] sebagai [[Oto Iskandar di Nata]]
* Theo sebagai [[Oto Iskandar di Nata]]
* [[Nelly Sukma]] sebagai Kartika
* Nelly Sukma sebagai Kartika
* [[Husni]] sebagai Sujatmoko
* Husni sebagai Sujatmoko
* [[Muhammad Abbe]] sebagai [[Wikana]]
* [[Muhammad Abbe]] sebagai [[Wikana]]
* Fajar sebagai [[Zainal Mustafa|Kyai Zaenal Mustofa]]
* Fajar sebagai [[Zainal Mustafa|Kyai Zaenal Mustofa]]
* Uchida sebagai Nishijima
* Uchida sebagai Nishijima
* [[Susumu]] sebagai [[Hitoshi Imamura]]
* Susumu sebagai [[Hitoshi Imamura]]
* [[Roza]] sebagai [[Tjokroaminoto|HOS Tjokroaminoto]]
* [[Rukman Rosadi]] sebagai [[Tjokroaminoto|HOS Tjokroaminoto]]
* [[Diel Sriyadi]] sebagai Asmara Hadi
* Diel Sriyadi sebagai Asmara Hadi
* [[Ade Firman Hakim]] sebagai [[Chaerul Saleh]]
* [[Ade Firman Hakim]] sebagai [[Chaerul Saleh]]
* Alex sebagai Latief Hendraningrat
* Alex sebagai Latief Hendraningrat
* [[Patton Otlivio Latupeirissa]] sebagai Riwu
* [[Patton Otlivio Latupeirissa]] sebagai Riwu
* [[Toyik]] sebagai Ki Bagus Hadikusumo
* Toyik sebagai Ki Bagus Hadikusumo
* [[Anto Galon]] sebagai [[Musso]]
* Anto Galon sebagai [[Musso]]
* [[Heriyanto]] sebagai [[Sukarni]]
* [[Heriyanto]] sebagai [[Sukarni]]
* [[Kedung]] sebagai Subadio
* Kedung sebagai Subadio
* [[Anta]] sebagai [[Wahid Hasyim|Kyai Wahid Hasyim]]
* Anta sebagai [[Wahid Hasyim|Kyai Wahid Hasyim]]
* [[Ganesh]] sebagai Maskoen
* Ganesh sebagai Maskoen
* [[Helmy Nonaka]] sebagai Nakayama
* Helmy Nonaka sebagai Nakayama
* Mia sebagai Mien Hessel
* Mia sebagai Mien Hessel
* [[Nobuyuki Suzuki (kelahiran 1963)|Nobuyuki Suzuki]] sebagai [[Tadashi Maeda|Laksamana Tadashi Maeda]]
* [[Nobuyuki Suzuki (kelahiran 1963)|Nobuyuki Suzuki]] sebagai [[Tadashi Maeda|Laksamana Tadashi Maeda]]
* [[Moch. Achir]] sebagai [[Soeharto Sastrosoeyoso|Dr. Soeharto]]
* Moch. Achir sebagai [[Soeharto Sastrosoeyoso|Dr. Soeharto]]
* [[Keio Pamudji]] sebagai Kumakichi Harada
* Keio Pamudji sebagai Kumakichi Harada
* [[Irfan Maulana]] sebagai Murid di Sekolah Muhammadiyah Bengkulu
* Irfan Maulana sebagai Murid di Sekolah Muhammadiyah Bengkulu


== Penerimaan ==
== Penerimaan ==
Baris 116: Baris 116:
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film Multivision Plus]]
[[Kategori:Film Multivision Plus]]
[[Kategori:Film yang diproduseri Raam Punjabi]]
[[Kategori:Film biografi]]
[[Kategori:Film biografi]]
[[Kategori:Film sejarah]]
[[Kategori:Film yang berdasarkan pada kisah nyata]]
[[Kategori:Film multibahasa]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Hanung Bramantyo]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Hanung Bramantyo]]
[[Kategori:Soekarno]]
[[Kategori:Soekarno]]

Revisi terkini sejak 4 Juni 2024 13.01

Soekarno
Poster film
SutradaraHanung Bramantyo
ProduserRaam Punjabi
Ditulis olehHanung Bramantyo
Ben Sihombing
PemeranArio Bayu
Maudy Koesnaedi
Tika Bravani
Lukman Sardi
Ferry Salim
Tanta Ginting
Agus Kuncoro
Sujiwo Tejo
SinematograferFaozan Rizal
Perusahaan
produksi
DistributorMVP Pictures
Mahaka Pictures
Dapur Films
Tanggal rilis
11 Desember 2013
Durasi137 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia
Jawa
Belanda
Sunda
Bengkulu
Jepang
Penghargaan
Festival Film Indonesia 2014

Soekarno adalah film drama biografi Indonesia yang dirilis pada 11 Desember 2013. Film ini dibintangi oleh Ario Bayu dan Maudy Koesnaedi.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.

Di Bengkulu, Sukarno (Ario Bayu) istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati (Tika Bravani). Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih (Maudy Koesnaedi), perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.

Hatta (Lukman Sardi) dan Sjahrir (Tanta Ginting), rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.

Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto (Rukman Rosadi) berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka![1]

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Penerimaan[sunting | sunting sumber]

Pada bulan September 2013, puteri dari Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok dengan Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno. Ia merasa aktor Anjasmara yang layak memerankan tokoh tersebut.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Soekarno[pranala nonaktif permanen], diakses pada 9 November 2013.
  2. ^ Suhendra, Ichsan (September 14, 2013). "Rachmawati Tolak Film Soekarno: Indonesia Merdeka". Kompas. Diakses tanggal November 4, 2013.