Lompat ke isi

Perdagangan dengan Nanban: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori Hubungan Jepang–Portugal dengan Hubungan Jepang dengan Portugal
 
(21 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{DISPLAYTITLE:Perdagangan Nanban}}
[[Berkas:Hasekura in Rome.JPG|jmpl|200px|[[Hasekura Tsunenaga]] {{br}} di Roma tahun 1615, Coll. Borghese, [[Roma]].]]
[[Berkas:Hasekura in Rome.JPG|jmpl|200px|[[Hasekura Tsunenaga]] {{br}} di Roma tahun 1615, Coll. Borghese, [[Roma]].]]


{{nihongo|'''Perdagangan dengan Nanban'''|南蛮貿易|Nanban bōeki|"perdagangan dengan orang barbar selatan"}} atau {{nihongo|'''periode perdagangan Nanban'''|南蛮貿易時代|Nanban bōeki jidai|"periode perdagangan dengan orang barbar selatan"}} dalam [[sejarah Jepang]] mencakup masa sejak kedatangan orang Eropa pertama ke Jepang pada tahun 1543, sampai dengan pembatasan kehadiran mereka yang nyaris secara total di kepulauan ini pada 1641; yaitu dengan dikeluarkannya Dekrit Pengasingan "[[Sakoku]]" <ref>Saat ini lebih sering disebut oleh para ilmuwan sebagai ''[[kaikin]]'' atau "pembatasan maritim", yang lebih tepat mencerminkan terus berkembang pesatnya perdagangan dalam periode ini dan kenyataan bahwa Jepang masih jauh dari keadaan "tertutup" atau "terpencil".</ref>.
{{nihongo|'''Perdagangan dengan Nanban'''|南蛮貿易|Nanban bōeki|"perdagangan dengan orang barbar selatan"}} atau {{nihongo|'''periode perdagangan Nanban'''|南蛮貿易時代|Nanban bōeki jidai|"periode perdagangan dengan orang barbar selatan"}} dalam [[sejarah Jepang]] mencakup masa sejak kedatangan orang Eropa pertama ke Jepang pada tahun 1543, sampai dengan pembatasan kehadiran mereka yang nyaris secara total di kepulauan ini pada 1641; yaitu dengan dikeluarkannya Dekret Pengasingan "[[Sakoku]]".<ref>Saat ini lebih sering disebut oleh para ilmuwan sebagai ''[[kaikin]]'' atau "pembatasan maritim", yang lebih tepat mencerminkan terus berkembang pesatnya perdagangan dalam periode ini dan kenyataan bahwa Jepang masih jauh dari keadaan "tertutup" atau "terpencil".</ref>


== Etimologi ==
== Etimologi ==


''Nanban'' (南蛮, arti harfiahnya "Biadab Selatan") adalah kata Sino-Jepang yang awalnya ditujukan bagi orang-orang dari [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]]. Ini mengikuti penggunaan di Cina, yang menyebut istilah "[[biadab|barbar]] (biadab)" bagi bangsa-bangsa di empat penjuru mataangin dari kedudukan mereka sendiri. Barbar selatan disebut dengan istilah ''[[Nanman]]''. Di [[Jepang]], kata ini menjadi bermakna baru ketika diterapkan untuk merunjuk orang-orang Eropa; yang pertama adalah untuk orang [[Portugal|Portugis]] (yang tiba pada tahun 1543), kemudian juga mencakup orang [[Spanyol]], orang [[Belanda]] (meskipun mereka lebih umum dikenal sebagai "''Komo''",红毛, artinya "Rambut Merah"), dan orang [[Inggris]]. Kata Nanban secara alami dianggap sesuai untuk para pengunjung baru tersebut, karena mereka datang dengan kapal dari arah Selatan, dan tingkah laku mereka yang dianggap kurang beradab oleh orang Jepang.
''Nanban'' (南蛮, arti harfiahnya "Biadab Selatan") adalah kata Sino-Jepang yang awalnya ditujukan bagi orang-orang dari [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]]. Ini mengikuti penggunaan di Tiongkok, yang menyebut istilah "[[biadab|barbar]] (biadab)" bagi bangsa-bangsa di empat penjuru mataangin dari kedudukan mereka sendiri. Barbar selatan disebut dengan istilah ''[[Nanman]]''. Di [[Jepang]], kata ini menjadi bermakna baru ketika diterapkan untuk merunjuk orang-orang Eropa; yang pertama adalah untuk orang [[Portugal|Portugis]] (yang tiba pada tahun 1543), kemudian juga mencakup orang [[Spanyol]], orang [[Belanda]] (meskipun mereka lebih umum dikenal sebagai "''Komo''",红毛, artinya "Rambut Merah"), dan orang [[Inggris]]. Kata Nanban secara alami dianggap sesuai untuk para pengunjung baru tersebut, karena mereka datang dengan kapal dari arah Selatan, dan tingkah laku mereka yang dianggap kurang beradab oleh orang Jepang.


== Catatan Jepang tentang bangsa Eropa ==
== Catatan Jepang tentang bangsa Eropa ==
[[Berkas:Nanban.jpg|jmpl|ki|80px|Karakter '''Nanban''', arti harfiahnya "Biadab dari Selatan".]]
[[Berkas:Nanban.jpg|jmpl|kiri|80px|Karakter '''Nanban''', arti harfiahnya "Biadab dari Selatan".]]
Orang Jepang pada awalnya sedikit meremehkan perilaku orang-orang asing yang baru tiba, yaitu sejak kedatangan Portugis pertama kali pada tahun 1543 di Pulau Tanegashima. Sebuah catatan kontemporer Jepang menceritakan:
Orang Jepang pada awalnya sedikit meremehkan perilaku orang-orang asing yang baru tiba, yaitu sejak kedatangan Portugis pertama kali pada tahun 1543 di Pulau Tanegashima. Sebuah catatan kontemporer Jepang menceritakan:


:''"Mereka makan dengan jari-jari mereka, bukan dengan sumpit seperti yang kita pergunakan. Mereka menunjukkan perasaan mereka tanpa pengendalian diri. Mereka tidak dapat memahami arti dari karakter tertulis"'' (dari Boxer, "Christian Century").
:''"Mereka makan dengan jari-jari mereka, bukan dengan sumpit seperti yang kita pergunakan. Mereka menunjukkan perasaan mereka tanpa pengendalian diri. Mereka tidak dapat memahami arti dari karakter tertulis"'' (dari Boxer, "Christian Century").
[[Berkas:Kaiseki tempura.JPG|jmpl|[[Tempura]] udang]]
[[Berkas:Kaiseki tempura.JPG|jmpl|[[Tempura]] udang]]
Namun, orang Jepang kemudian cukup cepat mengadopsi beberapa teknologi dan praktek-praktek budaya dari para pendatang, baik dalam bidang militer ([[arquebus]], baju zirah gaya Eropa, kapal Eropa), agama ([[Kristen]]), seni dekoratif, bahasa (masuknya kosakata Barat ke dalam [[bahasa Jepang]]), dan kuliner: Portugis memperkenalkan [[tempura]] dan yang terlebih berharga lagi yaitu gula halus, sehingga terciptalah {{nihongo|''nanban-gashi''|南蛮果子}} atau "''wagashi'' dengan angin baru", serta berbagai panganan seperti [[castella]], ''[[kompeito]]'', ''aruheitō, karumera, keiran sōmen, bōro'', dan ''[[biskuit|bisukauto]]''.
Namun, orang Jepang kemudian cukup cepat mengadopsi beberapa teknologi dan praktik-praktik budaya dari para pendatang, baik dalam bidang militer ([[arquebus]], baju zirah gaya Eropa, kapal Eropa), agama ([[Kristen]]), seni dekoratif, bahasa (masuknya kosakata Barat ke dalam [[bahasa Jepang]]), dan kuliner: Portugis memperkenalkan [[tempura]] dan yang terlebih berharga lagi yaitu gula halus, sehingga terciptalah {{nihongo|''nanban-gashi''|南蛮果子}} atau "''wagashi'' dengan angin baru", serta berbagai panganan seperti [[castella]], ''[[kompeito]]'', ''aruheitō, karumera, keiran sōmen, bōro'', dan ''[[biskuit|bisukauto]]''.


Banyak orang-orang asing yang dijadikan sahabat oleh penguasa-penguasa Jepang, dan kemampuan mereka kadang-kadang diakui bahkan sampai pada tingkatan untuk mengangkat salah satu di antara mereka menjadi [[samurai]] ([[William Adams (pelaut)|William Adams]]), dan memberinya sebuah wilayah perdikan di [[Semenanjung Miura]], sebelah selatan [[Edo]].
Banyak orang-orang asing yang dijadikan sahabat oleh penguasa-penguasa Jepang, dan kemampuan mereka kadang-kadang diakui bahkan sampai pada tingkatan untuk mengangkat salah satu di antara mereka menjadi [[samurai]] ([[William Adams (pelaut)|William Adams]]), dan memberinya sebuah wilayah perdikan di [[Semenanjung Miura]], sebelah selatan [[Edo]].


== Catatan Eropa tentang Jepang ==
== Catatan Eropa tentang Jepang ==
[[Berkas:NanbanGroup.JPG|jmpl|ki|Sekelompok '''Nanban''' Portugis, lukisan abad ke-17, [[Jepang]].]]
[[Berkas:NanbanGroup.JPG|jmpl|kiri|Sekelompok '''Nanban''' Portugis, lukisan abad ke-17, [[Jepang]].]]
Eropa di masa [[Renaisans]] cukup mengagumi Jepang. Negeri ini dianggap sangat kaya akan logam mulia, terutama karena catatan Marco Polo mengenai kuil-kuil dan istana-istana berlapis emas, namun juga karena relatif berlimpahnya bijih logam di permukaan tanah, sebagaimana yang terdapat di negara vulkanik. Selama periode tersebut, pertambangan berskala besar seperti pada masa industrialisasi belum memungkinkan, namun Jepang kemudian merupakan eksportir utama untuk tembaga dan perak.
Eropa pada masa [[Renaisans]] cukup mengagumi Jepang. Negeri ini dianggap sangat kaya akan logam mulia, terutama karena catatan Marco Polo mengenai kuil-kuil dan istana-istana berlapis emas, tetapi juga karena relatif berlimpahnya bijih logam di permukaan tanah, sebagaimana yang terdapat di negara vulkanik. Selama periode tersebut, pertambangan berskala besar seperti pada masa industrialisasi belum memungkinkan, tetapi Jepang kemudian merupakan eksportir utama untuk tembaga dan perak.


Jepang juga dianggap sebagai masyarakat feodal yang elegan, dengan budaya yang tinggi serta teknologi pra-industri yang kuat. Ia memiliki penduduk dan tingkat urbanisasi yang lebih besar daripada negara-negara Barat manapun (Jepang berpenduduk 26 juta dalam abad ke-16, sedangkan Perancis 16 juta dan Inggris 4,5).<ref name=Perrin>Noel Perrin, "Giving Up the Gun"</ref> Ia memiliki beberapa "universitas" [[Agama Buddha|Buddha]] yang lebih besar daripada institusi pendidikan manapun di Barat, seperti [[Universitas Salamanca|Salamanca]] atau [[Universitas Coimbra|Coimbra]]. Beberapa pengamat Eropa waktu bahkan menulis bahwa Jepang ''"tidak hanya unggul atas semua bangsa-bangsa Timur lain, mereka melampaui bangsa-bangsa Eropa juga"'' ([[Alessandro Valignano]], 1584, "Historia del principio y Progreso de la Compañía de Jesús en las Indias Orientales) .
Jepang juga dianggap sebagai masyarakat feodal yang elegan, dengan budaya yang tinggi serta teknologi pra-industri yang kuat. Ia memiliki penduduk dan tingkat urbanisasi yang lebih besar daripada negara-negara Barat manapun (Jepang berpenduduk 26 juta dalam abad ke-16, sedangkan Prancis 16 juta dan Inggris 4,5).<ref name=Perrin>Noel Perrin, "Giving Up the Gun"</ref> Ia memiliki beberapa "universitas" [[Agama Buddha|Buddha]] yang lebih besar daripada institusi pendidikan manapun di Barat, seperti [[Universitas Salamanca|Salamanca]] atau [[Universitas Coimbra|Coimbra]]. Beberapa pengamat Eropa waktu bahkan menulis bahwa Jepang ''"tidak hanya unggul atas semua bangsa-bangsa Timur lain, mereka melampaui bangsa-bangsa Eropa juga"'' ([[Alessandro Valignano]], 1584, "Historia del principio y Progreso de la Compañía de Jesús en las Indias Orientales) .


Pendatang awal Eropa merasa terkesan pada kualitas pertukangan dan pengolahan logam Jepang. Hal ini disebabkan adanya fakta bahwa Jepang lebih miskin atas sumber daya alam yang umumnya ditemukan di Eropa, terutama [[besi]]. Karenanya, orang Jepang terkenal hemat dengan konsumsi sumber daya mereka; apa yang sedikit mereka miliki, mereka gunakan dengan keahlian yang tinggi.
Pendatang awal Eropa merasa terkesan pada kualitas pertukangan dan pengolahan logam Jepang. Hal ini disebabkan adanya fakta bahwa Jepang lebih miskin atas sumber daya alam yang umumnya ditemukan di Eropa, terutama [[besi]]. Karenanya, orang Jepang terkenal hemat dengan konsumsi sumber daya mereka; apa yang sedikit mereka miliki, mereka gunakan dengan keahlian yang tinggi.


Keberanian militer Jepang juga tercatat dengan baik: ''"Sebuah dekrit kerajaan Spanyol tahun 1609 secara spesifik memerintahkan para komandan Spanyol di Pasifik agar 'tidak meresikokan reputasi pasukan dan negara kita melawan para tentara Jepang'"''.<ref name=Perrin /> Pasukan samurai Jepang di kemudian hari sempat dipekerjakan oleh [[Belanda]] di "[[Kepulauan Maluku|Kepulauan Rempah-Rempah]]" (Maluku) untuk melawan [[Inggris]].
Keberanian militer Jepang juga tercatat dengan baik: ''"Sebuah dekret kerajaan Spanyol tahun 1609 secara spesifik memerintahkan para komandan Spanyol di Pasifik agar 'tidak merisikokan reputasi pasukan dan negara kita melawan para tentara Jepang'"''.<ref name=Perrin /> Pasukan samurai Jepang di kemudian hari sempat dipekerjakan oleh [[Belanda]] di "[[Kepulauan Maluku|Kepulauan Rempah-Rempah]]" (Maluku) untuk melawan [[Inggris]].


== Pertukaran dagang ==
== Pertukaran dagang ==
[[Berkas:NanbanCarrack.jpg|thumb|230px|''[[Carrack]]'' Portugis di [[Nagasaki, Nagasaki|Nagasaki]], lukisan abad ke-17.]]
[[Berkas:NanbanCarrack.jpg|jmpl|230px|''[[Kerakah]]'' Portugis di [[Nagasaki, Nagasaki|Nagasaki]], lukisan abad ke-17.]]
Segera setelah kontak pertama tahun 1543, kapal-kapal Portugis mulai berdatangan di Jepang. Pada waktu itu, sudah ada pertukaran perdagangan antara [[Portugal]] dan [[Goa]] (dimulai sekitar 1515), yang terdiri 3 sampai 4 kapal ''[[carrack]]'' yang meninggalkan [[Lisboa]] bermuatan [[perak]] untuk membeli [[kapas]] dan [[rempah-rempah]] di India. Diantaranya, hanya satu ''carrack'' yang melanjutkan ke Cina untuk membeli [[sutra]], yang juga ditukar dengan perak Portugis.
Segera setelah kontak pertama tahun 1543, kapal-kapal Portugis mulai berdatangan di Jepang. Pada waktu itu, sudah ada pertukaran perdagangan antara [[Portugal]] dan [[Goa]] (dimulai sekitar 1515), yang terdiri 3 sampai 4 kapal ''[[kerakah]]'' yang meninggalkan [[Lisboa]] bermuatan [[perak]] untuk membeli [[kapas]] dan [[rempah-rempah]] di India. Diantaranya, hanya satu kerakah yang melanjutkan ke Tiongkok untuk membeli [[sutra]], yang juga ditukar dengan perak Portugis.


Dengan demikian, muatan kapal-kapal Portugis pertama (biasanya setiap tahun sekitar 4 kapal yang berukuran lebih kecil) tiba di Jepang hampir seluruhnya terdiri dari barang-barang [[Cina]] (sutera, porselen). Orang Jepang sangat mengharapkan barang-barang tersebut, tetapi telah dilarang untuk mengadakan kontak dengan Cina oleh [[Kaisar Cina]], sebagai hukuman atas serangan bajak laut ''[[Wokou|wakō]]''. Oleh karena itu, orang Portugis kemudian menemukan kesempatan untuk bertindak sebagai perantara dalam perdagangan di Asia.
Dengan demikian, muatan kapal-kapal Portugis pertama (biasanya setiap tahun sekitar 4 kapal yang berukuran lebih kecil) tiba di Jepang hampir seluruhnya terdiri dari barang-barang [[Tiongkok]] (sutera, porselen). Orang Jepang sangat mengharapkan barang-barang tersebut, tetapi telah dilarang untuk mengadakan kontak dengan Tiongkok oleh [[Kaisar Tiongkok]], sebagai hukuman atas serangan bajak laut ''[[Wokou|wakō]]''. Oleh karena itu, orang Portugis kemudian menemukan kesempatan untuk bertindak sebagai perantara dalam perdagangan di Asia.


Sejak terjadinya akuisisi [[Makau]] pada 1557, serta diakuinya mereka secara resmi sebagai mitra perdagangan Cina, [[Kerajaan Portugis]] mulai meregulasi perdagangan ke Jepang dengan menjual kepada penawar tertinggi kepemimpinan kapal dagang (''capitaincy'') tahunan ke Jepang, yang berefek diberikannya hak eksklusif pada sebuah ''carrack'' untuk menuju Jepang setiap tahunnya. ''[[Carrack]]'' adalah kapal yang sangat besar, biasanya berukuran antara 1.000 dan 1.500 ton, yaitu sekitar dua atau tiga kali lipat ukuran ''[[galiung]]'' biasa atau ''[[Kapal jung|jung]]'' besar.
Sejak terjadinya akuisisi [[Makau]] pada 1557, serta diakuinya mereka secara resmi sebagai mitra perdagangan Tiongkok, [[Kerajaan Portugis]] mulai meregulasi perdagangan ke Jepang dengan menjual kepada penawar tertinggi kepemimpinan kapal dagang (''capitaincy'') tahunan ke Jepang, yang berefek diberikannya hak eksklusif pada sebuah kerakah untuk menuju Jepang setiap tahunnya. [[Kerakah]] adalah kapal yang sangat besar, biasanya berukuran antara 1.000 dan 1.500 ton, yaitu sekitar dua atau tiga kali lipat ukuran ''[[galiung]]'' biasa atau ''[[Kapal jung|jung]]'' besar.


Perdagangan tersebut berlanjut dengan hanya sedikit saja gangguan sampai 1638, yaitu ketika ia kemudian dilarang dengan alasan kapal-kapal tersebut menyelundupkan pendeta-pendeta ke Jepang.
Perdagangan tersebut berlanjut dengan hanya sedikit saja gangguan sampai 1638, yaitu ketika ia kemudian dilarang dengan alasan kapal-kapal tersebut menyelundupkan pendeta-pendeta ke Jepang.


Perdagangan Portugis secara progresif semakin banyak mendapatkan tantangan dari para penyelundup ''[[Kapal jung|jung]]'' Cina, [[kapal segel merah]] Jepang (kira-kira sejak 1592, yaitu sekitar sepuluh kapal per tahun), kapal-kapal Spanyol (dari [[Manila]] kira-kira sejak 1600, sekitar satu kapal per tahun), Belanda (sejak 1609), dan Inggris (sejak 1613, sekitar satu kapal per tahun).
Perdagangan Portugis secara progresif semakin banyak mendapatkan tantangan dari para penyelundup ''[[Kapal jung|jung]]'' Tiongkok, [[kapal segel merah]] Jepang (kira-kira sejak 1592, yaitu sekitar sepuluh kapal per tahun), kapal-kapal Spanyol (dari [[Manila]] kira-kira sejak 1600, sekitar satu kapal per tahun), Belanda (sejak 1609), dan Inggris (sejak 1613, sekitar satu kapal per tahun).


== Kemunduran perdagangan Nanban ==
== Kemunduran perdagangan Nanban ==
Setelah negara berhasil diamankan dan dipersatukan oleh [[Tokugawa Ieyasu]] pada tahun 1603, Jepang ternyata semakin menutup diri dari dunia luar, terutama karena semakin menguatnya pengaruh [[agama Kristen]].
Setelah negara berhasil diamankan dan dipersatukan oleh [[Tokugawa Ieyasu]] pada tahun 1603, Jepang ternyata semakin menutup diri dari dunia luar, terutama karena semakin menguatnya pengaruh [[agama Kristen]].


Pada 1650, kecuali untuk pos perdagangan bagi [[Belanda]] di [[Dejima]], [[Nagasaki]], dan beberapa perdagangan dengan [[Cina]], para orang asing menjadi subyek atas hukuman mati, dan warga Jepang yang beralih menjadi Kristen menerima [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]]. Senjata api hampir sepenuhnya dihilangkan untuk kembali kepada senjata yang dianggap lebih "beradab", pedang. Berpergian ke luar negeri dan pembuatan kapal-kapal besar juga dilarang. Sejak saat itu di Jepang mulailah sebuah periode pengasingan yang damai, makmur, dan disertai dengan sedikit kemajuan, yang dikenal sebagai [[zaman Edo]].
Pada 1650, kecuali untuk pos perdagangan bagi [[Belanda]] di [[Dejima]], [[Nagasaki]], dan beberapa perdagangan dengan [[Tiongkok]], para orang asing menjadi subyek atas hukuman mati, dan warga Jepang yang beralih menjadi Kristen menerima [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]]. Senjata api hampir sepenuhnya dihilangkan untuk kembali kepada senjata yang dianggap lebih "beradab", pedang. Berpergian ke luar negeri dan pembuatan kapal-kapal besar juga dilarang. Sejak saat itu di Jepang mulailah sebuah periode pengasingan yang damai, makmur, dan disertai dengan sedikit kemajuan, yang dikenal sebagai [[zaman Edo]].


"Orang-orang barbar" tersebut 250 tahun kemudian akan kembali lagi setelah mereka memperkuat diri melalui proses industrialisasi, dan mengakhiri isolasi Jepang melalui pembukaan paksa perdagangan Jepang, oleh kedatangan armada militer Amerika Serikat di bawah pimpinan Komodor [[Matthew Perry]] pada tahun 1854.
"Orang-orang barbar" tersebut 250 tahun kemudian akan kembali lagi setelah mereka memperkuat diri melalui proses industrialisasi, dan mengakhiri isolasi Jepang melalui pembukaan paksa perdagangan Jepang, oleh kedatangan armada militer Amerika Serikat di bawah pimpinan Komodor [[Matthew Perry]] pada tahun 1854.
Baris 56: Baris 57:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{Commons|Nanban}}
{{Commons|Nanban}}
* [http://www.rekihaku.ac.jp/e-rekihaku/122/ Nanban folding screens]
* [http://www.rekihaku.ac.jp/e-rekihaku/122/ Nanban folding screens] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040906091037/http://www.rekihaku.ac.jp/e-rekihaku/122/ |date=2004-09-06 }}
* [http://www.city.kobe.jp/cityoffice/57/museum/meihin/5_namban/ Nanban art] (Japanese)
* [http://www.city.kobe.jp/cityoffice/57/museum/meihin/5_namban/ Nanban art] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051207013841/http://www.city.kobe.jp/cityoffice/57/museum/meihin/5_namban/ |date=2005-12-07 }} (Japanese)
* [http://www.euronet.nl/users/artnv/Japart.index.html Japanese Art and Western Influence]
* [http://www.euronet.nl/users/artnv/Japart.index.html Japanese Art and Western Influence]
* [http://www.shunkoin.com/ Shunkoin Temple] the Bell of Nanbanji
* [http://www.shunkoin.com/ Shunkoin Temple] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060617203215/http://www.shunkoin.com/ |date=2006-06-17 }} the Bell of Nanbanji
* [[Japan Mint]]: [http://www.mint.go.jp/eng/event/finaljudge2005.html 2005 International Coin Design Competition, Jury's Special Award -- "The Meeting of Cultures" by Vitor Santos (Portugal)]
* [[Japan Mint]]: [http://www.mint.go.jp/eng/event/finaljudge2005.html 2005 International Coin Design Competition, Jury's Special Award -- "The Meeting of Cultures" by Vitor Santos (Portugal)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071114062507/http://www.mint.go.jp/eng/event/finaljudge2005.html |date=2007-11-14 }}
{{URUTANBAKU:Perdagangan Nanban}}

[[Kategori:Sejarah Jepang]]
[[Kategori:Sejarah Jepang]]
[[Kategori:Nama zaman di Jepang]]
[[Kategori:Sejarah perdagangan internasional]]
[[Kategori:Perdagangan internasional]]
[[Kategori:Perdagangan luar negeri Jepang]]
[[Kategori:Ekonomi Jepang feodal]]

[[Kategori:Hubungan Jepang dengan Portugal]]
[[ca:Període del comerç Nanban]]
[[de:Epoche des Namban-Handels]]
[[en:Nanban trade]]
[[fa:دوره تجارت با نانبان‌ها]]
[[fi:Nanban-kaupan kausi]]
[[fr:Époque du commerce Nanban]]
[[it:Periodo del commercio Nanban]]
[[ja:南蛮貿易]]
[[ms:Perdagangan dengan Nanban]]
[[pt:Período Nanban]]
[[ro:Epoca comerțului Nanban]]
[[sr:Нанбански трговачки период]]
[[uk:Торгівля з південними варварами]]
[[vi:Mậu dịch Nanban]]
[[zh:南蠻貿易]]

Revisi terkini sejak 20 Juni 2024 22.26

Hasekura Tsunenaga
di Roma tahun 1615, Coll. Borghese, Roma.

Perdagangan dengan Nanban (南蛮貿易, Nanban bōeki, "perdagangan dengan orang barbar selatan") atau periode perdagangan Nanban (南蛮貿易時代, Nanban bōeki jidai, "periode perdagangan dengan orang barbar selatan") dalam sejarah Jepang mencakup masa sejak kedatangan orang Eropa pertama ke Jepang pada tahun 1543, sampai dengan pembatasan kehadiran mereka yang nyaris secara total di kepulauan ini pada 1641; yaitu dengan dikeluarkannya Dekret Pengasingan "Sakoku".[1]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nanban (南蛮, arti harfiahnya "Biadab Selatan") adalah kata Sino-Jepang yang awalnya ditujukan bagi orang-orang dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ini mengikuti penggunaan di Tiongkok, yang menyebut istilah "barbar (biadab)" bagi bangsa-bangsa di empat penjuru mataangin dari kedudukan mereka sendiri. Barbar selatan disebut dengan istilah Nanman. Di Jepang, kata ini menjadi bermakna baru ketika diterapkan untuk merunjuk orang-orang Eropa; yang pertama adalah untuk orang Portugis (yang tiba pada tahun 1543), kemudian juga mencakup orang Spanyol, orang Belanda (meskipun mereka lebih umum dikenal sebagai "Komo",红毛, artinya "Rambut Merah"), dan orang Inggris. Kata Nanban secara alami dianggap sesuai untuk para pengunjung baru tersebut, karena mereka datang dengan kapal dari arah Selatan, dan tingkah laku mereka yang dianggap kurang beradab oleh orang Jepang.

Catatan Jepang tentang bangsa Eropa[sunting | sunting sumber]

Karakter Nanban, arti harfiahnya "Biadab dari Selatan".

Orang Jepang pada awalnya sedikit meremehkan perilaku orang-orang asing yang baru tiba, yaitu sejak kedatangan Portugis pertama kali pada tahun 1543 di Pulau Tanegashima. Sebuah catatan kontemporer Jepang menceritakan:

"Mereka makan dengan jari-jari mereka, bukan dengan sumpit seperti yang kita pergunakan. Mereka menunjukkan perasaan mereka tanpa pengendalian diri. Mereka tidak dapat memahami arti dari karakter tertulis" (dari Boxer, "Christian Century").
Tempura udang

Namun, orang Jepang kemudian cukup cepat mengadopsi beberapa teknologi dan praktik-praktik budaya dari para pendatang, baik dalam bidang militer (arquebus, baju zirah gaya Eropa, kapal Eropa), agama (Kristen), seni dekoratif, bahasa (masuknya kosakata Barat ke dalam bahasa Jepang), dan kuliner: Portugis memperkenalkan tempura dan yang terlebih berharga lagi yaitu gula halus, sehingga terciptalah nanban-gashi (南蛮果子) atau "wagashi dengan angin baru", serta berbagai panganan seperti castella, kompeito, aruheitō, karumera, keiran sōmen, bōro, dan bisukauto.

Banyak orang-orang asing yang dijadikan sahabat oleh penguasa-penguasa Jepang, dan kemampuan mereka kadang-kadang diakui bahkan sampai pada tingkatan untuk mengangkat salah satu di antara mereka menjadi samurai (William Adams), dan memberinya sebuah wilayah perdikan di Semenanjung Miura, sebelah selatan Edo.

Catatan Eropa tentang Jepang[sunting | sunting sumber]

Sekelompok Nanban Portugis, lukisan abad ke-17, Jepang.

Eropa pada masa Renaisans cukup mengagumi Jepang. Negeri ini dianggap sangat kaya akan logam mulia, terutama karena catatan Marco Polo mengenai kuil-kuil dan istana-istana berlapis emas, tetapi juga karena relatif berlimpahnya bijih logam di permukaan tanah, sebagaimana yang terdapat di negara vulkanik. Selama periode tersebut, pertambangan berskala besar seperti pada masa industrialisasi belum memungkinkan, tetapi Jepang kemudian merupakan eksportir utama untuk tembaga dan perak.

Jepang juga dianggap sebagai masyarakat feodal yang elegan, dengan budaya yang tinggi serta teknologi pra-industri yang kuat. Ia memiliki penduduk dan tingkat urbanisasi yang lebih besar daripada negara-negara Barat manapun (Jepang berpenduduk 26 juta dalam abad ke-16, sedangkan Prancis 16 juta dan Inggris 4,5).[2] Ia memiliki beberapa "universitas" Buddha yang lebih besar daripada institusi pendidikan manapun di Barat, seperti Salamanca atau Coimbra. Beberapa pengamat Eropa waktu bahkan menulis bahwa Jepang "tidak hanya unggul atas semua bangsa-bangsa Timur lain, mereka melampaui bangsa-bangsa Eropa juga" (Alessandro Valignano, 1584, "Historia del principio y Progreso de la Compañía de Jesús en las Indias Orientales) .

Pendatang awal Eropa merasa terkesan pada kualitas pertukangan dan pengolahan logam Jepang. Hal ini disebabkan adanya fakta bahwa Jepang lebih miskin atas sumber daya alam yang umumnya ditemukan di Eropa, terutama besi. Karenanya, orang Jepang terkenal hemat dengan konsumsi sumber daya mereka; apa yang sedikit mereka miliki, mereka gunakan dengan keahlian yang tinggi.

Keberanian militer Jepang juga tercatat dengan baik: "Sebuah dekret kerajaan Spanyol tahun 1609 secara spesifik memerintahkan para komandan Spanyol di Pasifik agar 'tidak merisikokan reputasi pasukan dan negara kita melawan para tentara Jepang'".[2] Pasukan samurai Jepang di kemudian hari sempat dipekerjakan oleh Belanda di "Kepulauan Rempah-Rempah" (Maluku) untuk melawan Inggris.

Pertukaran dagang[sunting | sunting sumber]

Kerakah Portugis di Nagasaki, lukisan abad ke-17.

Segera setelah kontak pertama tahun 1543, kapal-kapal Portugis mulai berdatangan di Jepang. Pada waktu itu, sudah ada pertukaran perdagangan antara Portugal dan Goa (dimulai sekitar 1515), yang terdiri 3 sampai 4 kapal kerakah yang meninggalkan Lisboa bermuatan perak untuk membeli kapas dan rempah-rempah di India. Diantaranya, hanya satu kerakah yang melanjutkan ke Tiongkok untuk membeli sutra, yang juga ditukar dengan perak Portugis.

Dengan demikian, muatan kapal-kapal Portugis pertama (biasanya setiap tahun sekitar 4 kapal yang berukuran lebih kecil) tiba di Jepang hampir seluruhnya terdiri dari barang-barang Tiongkok (sutera, porselen). Orang Jepang sangat mengharapkan barang-barang tersebut, tetapi telah dilarang untuk mengadakan kontak dengan Tiongkok oleh Kaisar Tiongkok, sebagai hukuman atas serangan bajak laut wakō. Oleh karena itu, orang Portugis kemudian menemukan kesempatan untuk bertindak sebagai perantara dalam perdagangan di Asia.

Sejak terjadinya akuisisi Makau pada 1557, serta diakuinya mereka secara resmi sebagai mitra perdagangan Tiongkok, Kerajaan Portugis mulai meregulasi perdagangan ke Jepang dengan menjual kepada penawar tertinggi kepemimpinan kapal dagang (capitaincy) tahunan ke Jepang, yang berefek diberikannya hak eksklusif pada sebuah kerakah untuk menuju Jepang setiap tahunnya. Kerakah adalah kapal yang sangat besar, biasanya berukuran antara 1.000 dan 1.500 ton, yaitu sekitar dua atau tiga kali lipat ukuran galiung biasa atau jung besar.

Perdagangan tersebut berlanjut dengan hanya sedikit saja gangguan sampai 1638, yaitu ketika ia kemudian dilarang dengan alasan kapal-kapal tersebut menyelundupkan pendeta-pendeta ke Jepang.

Perdagangan Portugis secara progresif semakin banyak mendapatkan tantangan dari para penyelundup jung Tiongkok, kapal segel merah Jepang (kira-kira sejak 1592, yaitu sekitar sepuluh kapal per tahun), kapal-kapal Spanyol (dari Manila kira-kira sejak 1600, sekitar satu kapal per tahun), Belanda (sejak 1609), dan Inggris (sejak 1613, sekitar satu kapal per tahun).

Kemunduran perdagangan Nanban[sunting | sunting sumber]

Setelah negara berhasil diamankan dan dipersatukan oleh Tokugawa Ieyasu pada tahun 1603, Jepang ternyata semakin menutup diri dari dunia luar, terutama karena semakin menguatnya pengaruh agama Kristen.

Pada 1650, kecuali untuk pos perdagangan bagi Belanda di Dejima, Nagasaki, dan beberapa perdagangan dengan Tiongkok, para orang asing menjadi subyek atas hukuman mati, dan warga Jepang yang beralih menjadi Kristen menerima penganiayaan. Senjata api hampir sepenuhnya dihilangkan untuk kembali kepada senjata yang dianggap lebih "beradab", pedang. Berpergian ke luar negeri dan pembuatan kapal-kapal besar juga dilarang. Sejak saat itu di Jepang mulailah sebuah periode pengasingan yang damai, makmur, dan disertai dengan sedikit kemajuan, yang dikenal sebagai zaman Edo.

"Orang-orang barbar" tersebut 250 tahun kemudian akan kembali lagi setelah mereka memperkuat diri melalui proses industrialisasi, dan mengakhiri isolasi Jepang melalui pembukaan paksa perdagangan Jepang, oleh kedatangan armada militer Amerika Serikat di bawah pimpinan Komodor Matthew Perry pada tahun 1854.

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Saat ini lebih sering disebut oleh para ilmuwan sebagai kaikin atau "pembatasan maritim", yang lebih tepat mencerminkan terus berkembang pesatnya perdagangan dalam periode ini dan kenyataan bahwa Jepang masih jauh dari keadaan "tertutup" atau "terpencil".
  2. ^ a b Noel Perrin, "Giving Up the Gun"

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Giving Up the Gun, Noel Perrin, David R. Godine Publisher, Boston. ISBN 0-87923-773-2
  • Samurai, Mitsuo Kure, Tuttle publishing, Tokyo. ISBN 0-8048-3287-0
  • The Origins of Japanese Trade Supremacy. Development and Technology in Asia from 1540 to the Pacific War, Christopher Howe, The University of Chicago Press. ISBN 0-226-35485-7

Pranala luar[sunting | sunting sumber]