Sultan Terengganu: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi '110px|thumb|right|Simbol Kesultanan Terengganu '''Sultan Terengganu''' adalah gelar kepala konstitusional dari negara bagian [...' |
k Mengembalikan suntingan oleh Syah7 (bicara) ke revisi terakhir oleh 180.75.244.220]] Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox monarchy|native_name={{lang|ms-arab|{{Script|Arab|سلطان ترڠݢانو}}}}|border=Negara Bagian|royal_title=Sultan|realm=Terengganu|type=other3|coatofarms=[[File:Coat of arms of Terengganu.svg|92x92px]]<br/>[[File:Bendera_Tubuh_Sultan_Terengganu.svg|border|92x92px]]|coatofarms_article=Flags of Malaysia|image=Tuanku Mizan 2011.jpg|incumbent=[[Mizan Zainal Abidin dari Terengganu|Al-Wathiqu Billah Sultan Mizan Zainal Abidin ibni Almarhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah]]|incumbentsince=15 Mei 1998|other=Pertabalan 4 Maret 1999|his/her=Kebawah Duli Yang Maha Mulia|heir_apparent=[[Tengku Muhammad Ismail]]|first_monarch=Zainal Abidin I|date={{start date and age|df=yes|1725}}|residence=[[Istana Syarqiyyah]], [[Kuala Terengganu]]|coatofarms_alt=Lambang}} |
|||
[[File:Coat of arms of Terengganu.svg|110px|thumb|right|Simbol Kesultanan Terengganu]] |
|||
'''Sultan Terengganu''' adalah gelar kepala konstitusional dari negara bagian [[Terengganu]] di Malaysia. Sultan dari Kesultanan Terengganu yang pertama adalah [[Sultan Zainal Abidin I]] yang berkuasa pada 1725 - 1733.<ref>http://www.royalark.net/Malaysia/trenggan.htm</ref> Sultan saat ini adalah [[Mizan Zainal Abidin dari Terengganu|Mizan Zainal Abidin]] yang berkuasa sejak 1998 dan merupakan sultan Terengganu yang ke-17, ia juga merupakan mantan [[Yang di-Pertuan Agong]] Malaysia dari tahun 2006 hingga 2011. |
'''Sultan Terengganu''' adalah gelar kepala konstitusional dari negara bagian [[Terengganu]] di Malaysia. Sultan dari Kesultanan Terengganu yang pertama adalah [[Sultan Zainal Abidin I]] yang berkuasa pada 1725 - 1733.<ref>http://www.royalark.net/Malaysia/trenggan.htm</ref> Sultan saat ini adalah [[Mizan Zainal Abidin dari Terengganu|Mizan Zainal Abidin]] yang berkuasa sejak 1998 dan merupakan sultan Terengganu yang ke-17, ia juga merupakan mantan [[Yang di-Pertuan Agong]] Malaysia dari tahun 2006 hingga 2011. |
||
== Sejarah == |
|||
[[Berkas:National Museum KL 2008 (110).JPG|kiri|jmpl|'''Tanjak Sultan Terengganu''' (''Solek Belalai Gajah'').]] |
|||
Terengganu menjadi negara [[kesultanan]] merdeka pada tahun 1725 dengan ditabalkannya Sultan Terengganu pertama, Sultan Zainal Abidin I. Pada tahun 1741, Sultan Sulaiman menunjuk Sultan Mansur sebagai pemimpin Terengganu. Dicintai oleh rakyatnya, Sultan Mansur membangun aliansi yang kuat antara negara-negara Melayu untuk melawan pengaruh Bugis. Laporan-laporan Eropa pada masa itu memuji pemerintahan yang terorganisir dengan baik di bawah kepemimpinannya<ref>{{Cite book|last=Andaya|first=Barbara Watson|date=|year=1982|url=http://archive.org/details/historyofmalaysi0000anda|title=A history of Malaysia|location=New York|publisher=St. Martin's Press|isbn=978-0-312-38120-2|pages=85|others=|language=en}}</ref>. |
|||
Pada tahun 1871, Terengganu menjadi negara pengikut [[Kerajaan Rattanakosin]] dan setiap tahun mengirimkan upeti yang sering disebut sebagai "[[bunga mas]]". Hal ini terjadi dibawah pemerintahan Sultan Omar Riayat Shah yang sering dikenang sebagai pemimpin taat yang berhasil mengenalkan perdagangan dan pemerintahan yang stabil. Dibawah kendali Kerajaan Rattanakosin, Terengganu menjadi wilayah yang makmur, dan sebagian besar dibiarkan begitu saja oleh pihak berwenang di [[Bangkok]]<ref>{{Cite book|last=Andaya|first=Barbara Watson|year=1982|title=A history of Malaysia|url=https://archive.org/details/historyofmalaysi0000anda|publisher=Martin's Press|pages=[https://archive.org/details/historyofmalaysi0000anda/page/121 121]}}</ref>. |
|||
Sultan Zainal Abidin III menggantikan ayahnya Sultan Ahmad II yang meninggal pad atahun 1881. Dibawah pemerintahannya, Terengganu menjadi negara [[protektorat]] Inggris dibawah [[Perjanjian Inggris-Siam 1909]]. Pada tahun 1911, Konstitusi Terengganu diberlakukan. Seorang penasihat Inggris kemudian ditunjuk untuk membantu Sultan Muhammad Shah II. Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah dinobatkan pada tahun 1920, pemerintahannya menyaksikan tumbuhnya nasionalisme Melayu di Terengganu. Selama tahun 1920-an, meningkatnya sentimen anti-Inggris di Terengganu menyebabkan pemberontakan pada tahun 1922, 1925 dan 1928 yang dipimpin oleh [[Haji Abdul Rahman Limbong]]. Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah dari Terengganu meninggal pada tanggal 25 September 1942 karena keracunan darah. Pemerintahan Militer Jepang yang saat itu menduduki Malaya memproklamirkan putranya sebagai Sultan Terengganu ke-15 yang bergelar Sultan Ali Shah. Namun, pada tahun 1943, pemerintah Thailand di bawah pimpinan Perdana Menteri Marsekal Lapangan [[Plaek Pibulsonggram]] mengambil alih pemerintahan Terengganu dari Jepang dan tetap mengakui Sultan Ali Shah<ref>Willan, HC (1945) Interviews with the Malay rulers CAB101/69, CAB/HIST/B/4/7</ref>. |
|||
Setelah Perang Dunia II, Inggris kembali menduduki Terengganu dan menolak mengakui Sultan Ali Shah sebagai Sultan Terengganu yang sah. Apalagi muncul dakwaan bahwa Sultan Ali banyak terlilit hutang dengan Jepang dan juga berhubungan dekat dengan Jepang<ref>Willan (1945)</ref>. Menurut penuturan Sultan Ali, Administrasi Militer Britania Raya ingin ia mencabut penolakannya terhadap penandatanganan Perjanjian [[Uni Malaya]]<ref>Wan Ramli Wan Mohamad (1993) ''Pengakuan Tengku Ali Mengapa Saya Diturunkan Dari Takhta Terengganu'' Fajar Bakti, Kuala Lumpur</ref><ref>Willan (1945)</ref>. |
|||
Pada tahun 1945, Dewan Negara Terengganu mengumumkan pemecatan Sultan Ali dan pengangkatan Tengku Ismail Nasiruddin sebagai Sultan Terengganu Ke-16. Tengku Ismail kemudian dikenal sebagai [[Ismail Nasiruddin Shah dari Terengganu|Sultan Ismail Nasiruddin Shah]] dan ditabalkan pada 6 Juni 1949 di [[Istana Maziah]], [[Kuala Terengganu]]<ref>Buyong Adil (1974) p. 205</ref>. Sultan Ali terus mempermasalahkan pemecatannya hingga kematiannya pada 17 Mei 1996<ref>Wan Ramli Wan Mohamad (1993)</ref>. |
|||
Sultan Mahmud al-Muktafi Billah Shah kemudian menggantikan Sultan Ismail Nasiruddin Shah dari tahun 1979 hingga tahun 1998. Sultan Mahmud kemudian digantikan oleh [[Mizan Zainal Abidin dari Terengganu|Sultan Mizan Zainal Abidin]] yang dikenal sebagai Al-Wathiqu Billah Sultan Mizan Zainal Abidin |
|||
== Senarai Sultan Terengganu == |
|||
* Zainal Abidin Shah I |
|||
* Mansor Fiayat Shah I |
|||
* Zainal Abidin Shah II |
|||
* Ahmad Muazzam Shah I |
|||
* Abdul Rahman Shah I |
|||
* Daudd Muazzam Shah I |
|||
* Ummar Muazzam Shah I |
|||
* Mansor Fiayat Shah II |
|||
* Muhammad Muazzam Shah I |
|||
* - |
|||
* Mahmud i |
|||
* [[Ahmad Muazzam Shah II]] |
|||
* [[Zainal Abidin Shah III]] |
|||
* [[Muhammad Muazzam Shah II]] |
|||
* [[Sulaiman Badrul Alam Shah]] I |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [[Mahmud al-Muktaffi Billah Shah]] |
|||
* [[Mizan Zainal Abidin]] |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
⚫ | |||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Sultan dan Yang di-Pertua Negeri}} |
{{Sultan dan Yang di-Pertua Negeri}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Sultan |
[[Kategori:Sultan Terengganu| ]] |
Revisi terkini sejak 21 Juni 2024 07.00
Sultan Terengganu | |
---|---|
سلطان ترڠݢانو | |
Sedang berkuasa | |
Al-Wathiqu Billah Sultan Mizan Zainal Abidin ibni Almarhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah sejak 15 Mei 1998 | |
Pertabalan 4 Maret 1999 | |
Perincian | |
Sapaan resmi | Paduka |
Pewaris | Tengku Muhammad Ismail |
Penguasa pertama | Zainal Abidin I |
Pembentukan | 1725 |
Kediaman | Istana Syarqiyyah, Kuala Terengganu |
Sultan Terengganu adalah gelar kepala konstitusional dari negara bagian Terengganu di Malaysia. Sultan dari Kesultanan Terengganu yang pertama adalah Sultan Zainal Abidin I yang berkuasa pada 1725 - 1733.[1] Sultan saat ini adalah Mizan Zainal Abidin yang berkuasa sejak 1998 dan merupakan sultan Terengganu yang ke-17, ia juga merupakan mantan Yang di-Pertuan Agong Malaysia dari tahun 2006 hingga 2011.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Terengganu menjadi negara kesultanan merdeka pada tahun 1725 dengan ditabalkannya Sultan Terengganu pertama, Sultan Zainal Abidin I. Pada tahun 1741, Sultan Sulaiman menunjuk Sultan Mansur sebagai pemimpin Terengganu. Dicintai oleh rakyatnya, Sultan Mansur membangun aliansi yang kuat antara negara-negara Melayu untuk melawan pengaruh Bugis. Laporan-laporan Eropa pada masa itu memuji pemerintahan yang terorganisir dengan baik di bawah kepemimpinannya[2].
Pada tahun 1871, Terengganu menjadi negara pengikut Kerajaan Rattanakosin dan setiap tahun mengirimkan upeti yang sering disebut sebagai "bunga mas". Hal ini terjadi dibawah pemerintahan Sultan Omar Riayat Shah yang sering dikenang sebagai pemimpin taat yang berhasil mengenalkan perdagangan dan pemerintahan yang stabil. Dibawah kendali Kerajaan Rattanakosin, Terengganu menjadi wilayah yang makmur, dan sebagian besar dibiarkan begitu saja oleh pihak berwenang di Bangkok[3].
Sultan Zainal Abidin III menggantikan ayahnya Sultan Ahmad II yang meninggal pad atahun 1881. Dibawah pemerintahannya, Terengganu menjadi negara protektorat Inggris dibawah Perjanjian Inggris-Siam 1909. Pada tahun 1911, Konstitusi Terengganu diberlakukan. Seorang penasihat Inggris kemudian ditunjuk untuk membantu Sultan Muhammad Shah II. Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah dinobatkan pada tahun 1920, pemerintahannya menyaksikan tumbuhnya nasionalisme Melayu di Terengganu. Selama tahun 1920-an, meningkatnya sentimen anti-Inggris di Terengganu menyebabkan pemberontakan pada tahun 1922, 1925 dan 1928 yang dipimpin oleh Haji Abdul Rahman Limbong. Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah dari Terengganu meninggal pada tanggal 25 September 1942 karena keracunan darah. Pemerintahan Militer Jepang yang saat itu menduduki Malaya memproklamirkan putranya sebagai Sultan Terengganu ke-15 yang bergelar Sultan Ali Shah. Namun, pada tahun 1943, pemerintah Thailand di bawah pimpinan Perdana Menteri Marsekal Lapangan Plaek Pibulsonggram mengambil alih pemerintahan Terengganu dari Jepang dan tetap mengakui Sultan Ali Shah[4].
Setelah Perang Dunia II, Inggris kembali menduduki Terengganu dan menolak mengakui Sultan Ali Shah sebagai Sultan Terengganu yang sah. Apalagi muncul dakwaan bahwa Sultan Ali banyak terlilit hutang dengan Jepang dan juga berhubungan dekat dengan Jepang[5]. Menurut penuturan Sultan Ali, Administrasi Militer Britania Raya ingin ia mencabut penolakannya terhadap penandatanganan Perjanjian Uni Malaya[6][7].
Pada tahun 1945, Dewan Negara Terengganu mengumumkan pemecatan Sultan Ali dan pengangkatan Tengku Ismail Nasiruddin sebagai Sultan Terengganu Ke-16. Tengku Ismail kemudian dikenal sebagai Sultan Ismail Nasiruddin Shah dan ditabalkan pada 6 Juni 1949 di Istana Maziah, Kuala Terengganu[8]. Sultan Ali terus mempermasalahkan pemecatannya hingga kematiannya pada 17 Mei 1996[9].
Sultan Mahmud al-Muktafi Billah Shah kemudian menggantikan Sultan Ismail Nasiruddin Shah dari tahun 1979 hingga tahun 1998. Sultan Mahmud kemudian digantikan oleh Sultan Mizan Zainal Abidin yang dikenal sebagai Al-Wathiqu Billah Sultan Mizan Zainal Abidin
Senarai Sultan Terengganu
[sunting | sunting sumber]- Zainal Abidin Shah I
- Mansor Fiayat Shah I
- Zainal Abidin Shah II
- Ahmad Muazzam Shah I
- Abdul Rahman Shah I
- Daudd Muazzam Shah I
- Ummar Muazzam Shah I
- Mansor Fiayat Shah II
- Muhammad Muazzam Shah I
- -
- Mahmud i
- Ahmad Muazzam Shah II
- Zainal Abidin Shah III
- Muhammad Muazzam Shah II
- Sulaiman Badrul Alam Shah I
- Ali Shah dari Terengganu
- Ismail Nasiruddin Shah dari Terengganu - Yang di-Pertuan Agong Malaysia yang ke-4
- Mahmud al-Muktaffi Billah Shah
- Mizan Zainal Abidin
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ http://www.royalark.net/Malaysia/trenggan.htm
- ^ Andaya, Barbara Watson (1982). A history of Malaysia (dalam bahasa Inggris). New York: St. Martin's Press. hlm. 85. ISBN 978-0-312-38120-2.
- ^ Andaya, Barbara Watson (1982). A history of Malaysia. Martin's Press. hlm. 121.
- ^ Willan, HC (1945) Interviews with the Malay rulers CAB101/69, CAB/HIST/B/4/7
- ^ Willan (1945)
- ^ Wan Ramli Wan Mohamad (1993) Pengakuan Tengku Ali Mengapa Saya Diturunkan Dari Takhta Terengganu Fajar Bakti, Kuala Lumpur
- ^ Willan (1945)
- ^ Buyong Adil (1974) p. 205
- ^ Wan Ramli Wan Mohamad (1993)