Lompat ke isi

Kerajaan Kampar Kiri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
IstinggarKhas (bicara | kontrib)
Suntingan pertama.
 
menambah gambar
 
(15 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
|conventional_long_name = Kerajaan Kampar Kiri
|conventional_long_name = Kerajaan Kampar Kiri
|common_name = Kerajaan Kampar Kiri
|common_name = Kerajaan Kampar Kiri
|status = vasal [[Pagaruyung]] (1700-1825), [[Hindia Belanda]] (1905-1942),<ref name="kat1">{{Cite book|title=Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri|last=Ibrahim|first=T.H.|publisher=Tsamaratoel Ichwan|year=1939|location=Bukittinggi}}</ref> dan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] (1942-1945)
|status = vasal [[Pagaruyung]] (1700-1833), [[Hindia Belanda]] (1905-1942),<ref name="kat1">{{Cite book|title=Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri|last=Ibrahim|first=T.H.|publisher=Tsamaratoel Ichwan|year=1939|location=Bukittinggi}}</ref> dan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] (1942-1945)
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
|image_flag =
|image_flag =
Baris 21: Baris 21:
|event_start = Didirikan
|event_start = Didirikan
|event_end = Bergabung ke Indonesia
|event_end = Bergabung ke Indonesia
|image_map =
|image_map = Native States of Central Sumatra.png
|image_map_caption =
|image_map_caption = Wilayah ''zelfbestuur'' di Sumatra Tengah, termasuk Gunung Sahilan, 1941.
|capital = [[Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]]
|capital = [[Gunung Sahilan, Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]]
|official_languages = [[Bahasa Melayu|Melayu Tinggi]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
|official_languages = [[Bahasa Melayu|Melayu Tinggi]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
|government_type = Monarki
|government_type = Monarki
Baris 30: Baris 30:
}}
}}


'''Kesultanan Kampar Kiri''' atau '''Kerajaan Gunung Sahilan''' ialah kerajaan yang berada di sekitar [[Sungai Kampar|Batang Kampar Kiri]], sekarang masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Kampar]], [[Riau]]. Kerajaan ini didirikan oleh ''Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati'' yang merupakan putra [[Yang Dipertuan Pagaruyung|Yang Dipertuan]] [[Pagaruyung]].<ref name="kat2">{{cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/kompleks-makam-raja-raja-gunung-sahilan/|title=Kompleks Makam Raja-Raja Gunung Sahilan|date=1 November 2017|access-date=9 September 2020|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat}}</ref>
'''Kesultanan Kampar Kiri''' atau '''Kerajaan Gunung Sahilan''' ialah kerajaan yang berada di sekitar [[Sungai Kampar Kiri|Batang Kampar Kiri]], sekarang masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Kampar]], [[Riau]]. Kerajaan ini didirikan pada 1700 oleh ''Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati''<ref name="kat2">{{cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/kompleks-makam-raja-raja-gunung-sahilan/|title=Kompleks Makam Raja-Raja Gunung Sahilan|date=1 November 2017|access-date=9 September 2020|last=BPCB Sumatera Barat|website=Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia}}</ref> yang merupakan putra [[Yang Dipertuan Pagaruyung|Yang Dipertuan]] [[Pagaruyung]].<ref name="kat3">{{cite news|url=https://herimulyadi.staff.unri.ac.id/2013/03/27/sejarah-kerajaan-gunung-sahilan/|title=Sejarah Kerajaan Gunung Sahilan|date=27 Maret 2013|access-date=9 September 2020|first=Heri|last=Mulyadi}}</ref>

== Sejarah ==
[[Berkas:Istana Kerajaan Gunung Sahilan (3).jpg|jmpl|Istana Gunung Sahilan]]
Sebelum berdirinya kerajaan Kampar Kiri, wilayah ''[[Rantau]] Kampar Kiri'' pernah dikuasai oleh [[Kesultanan Kuntu|Kerajaan Kuntu]] di [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minangkabau Timur]]. Belum banyak peninggalan fisik yang ditemukan di [[Kuntu, Kampar Kiri, Kampar|Kuntu]] selain makam Syaikh Burhanuddin al-Kamil yang wafat pada 610 [[Kalender Hijriah|H]] ([[1214]] [[Kalender Masehi|M]]). Kubur ini mengisyaratkan bahwa [[Islam]] telah masuk ke [[Sumatra]] bagian tengah setidaknya sejak abad ke-13.<ref name="kat4">{{Cite book|title=Sedjarah Islam di Minangkabau|last=Junus|first=Mahmud|publisher=al-Hidajah|year=1971|location=Jakarta}}</ref>

Kerajaan Kampar Kiri didirikan pada 1700 oleh salah satu putra [[Yang Dipertuan]] [[Pagaruyung]], Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati gelar ''Sutan Pangubayang''. Sutan Pangubayang dipilih setelah rakyat Kampar Kiri meminta raja kepada Pagaruyung. Setelah raja sampai ke Kampar Kiri, [[Gunung Sahilan, Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]] ditetapkan sebagai pusat pemerintahan.<ref name="kat1"/>

Kampar Kiri berstatus sebagai [[vasal]] Pagaruyung sampai jatuhnya Pagaruyung pada [[1833]] akibat [[Perang Padri]]. Selama perang berlangsung, Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori, adik [[Sultan Bagagarsyah]], bersama suaminya, Sultan Abdul Jalil, melarikan diri ke [[Singingi, Kuantan Singingi|Singingi]], wilayah yang berbatasan langsung dengan bagian selatan Kampar Kiri. Tuanku Ismail gelar ''Yang Dipertuan Gunung Hijau'' dari Gunung Sahilan kemudian menikah dengan Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sumpu, putri Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori.<ref name="kat5">{{cite news|url=http://yandrasingingi.blogspot.com/2014/01/sejarah-hijrahnya-petuan-gadis-nan.html|title=Sejarah Hijrahnya Petuan Gadis Nan Halus Puti Reno Sori|date=20 Januari 2014|access-date=12 September 2020|last=Zalis Dt. Bandaro}}</ref>

Pada [[1905]], Kampar Kiri berstatus sebagai ''[[zelfbestuur]]'' [[Hindia Belanda]] di bawah ''[[Onderafdeeling]]'' Kampar Kiri,<ref name="kat6">''Onderafdeeling'' ini juga mencakup [[Singingi, Kuantan Singingi|Singingi]], [[Teratak Buluh, Siak Hulu, Kampar|Teratak Buluh]], dan [[Pekanbaru]] yang bukan bagian dari Kerajaan Kampar Kiri.</ref> ''[[Afdeeling]]'' Bengkalis, [[Keresidenan]] [[Keresidenan Sumatra Timur|Sumatra Timur]].<ref name="kat1"/>

== Wilayah dan pemerintahan ==
Daerah kekuasaan Kampar Kiri dibagi menjadi 2 jenis jajahan, yakni ''Rantau Daulat'' dan ''Rantau Andiko''. ''Rantau Daulat'' merupakan daerah pusat kerajaan, sedangkan ''Rantau Andiko'' ialah daerah yang dikendalikan oleh ''Khalifah nan Berempat di Mudik''.<ref name="kat3"/> Sistem empat ''khalifah'' ini diilhami oleh ''[[Basa Ampek Balai]]'' yang diterapkan di Pagaruyung.<ref name="kat1"/>

Masyarakat Kampar Kiri hidup dalam sistem [[Nagari|kenegerian]] yang terdiri atas beberapa ''[[Orang Minangkabau#Persukuan|suku]]'' (klan [[matrilineal]]) sebagaimana yang berlaku di [[Minangkabau]]. Kenegerian-kenegerian tersebut kini tersebar dalam 5 [[kecamatan]] di [[Kabupaten Kampar]]: [[Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]], [[Kampar Kiri, Kampar|Kampar Kiri]], [[Kampar Kiri Hilir, Kampar|Kampar Kiri Hilir]], [[Kampar Kiri Hulu, Kampar|Kampar Kiri Hulu]], dan [[Kampar Kiri Tengah, Kampar|Kampar Kiri Tengah]]. Kenegerian-kenegerian yang termasuk ke dalam taklukan Yang Dipertuan Gunung Sahilan ialah sebagai berikut:<ref name="kat1"/>

* ''Rantau Daulat'', dipegang oleh ''Datuk Besar Khalifah Kampar Kiri'' di [[Gunung Sahilan, Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]] yang berkuasa atas 14 kenegerian (Gunung Sahilan, Subarak, Kebun Durian, Lipat Kain, Lengung, Lubuk Campur, Simalinyang, Sijawi-Jawi, Mentulik, Supawai, Rantau Teras, Penghidupan, Sungai Pagar, dan Londar).
* ''Rantau Andiko'', dipegang oleh ''Khalifah nan Berempat'':
** ''Datuk Bandaharo Khalifah [[Kuntu, Kampar Kiri, Kampar|Kuntu]]'', berkuasa atas 3 kenegerian (Kuntu, Padang Sawah, dan Domo).
** ''Datuk Bandaharo Khalifah [[Tanjung Belit Selatan, Kampar Kiri Hulu, Kampar|Ujung Bukit]]'', berkuasa atas 3 kenegerian (Ujung Bukit, Pasir Emas, dan Tanjung Belit).
** ''Datuk Godang Khalifah [[Batu Sanggan, Kampar Kiri Hulu, Kampar|Batu Sanggan]]'', berkuasa atas 6 kenegerian (Batu Sanggan, Miring, Gajah Bertalut, Aur Kuning, Terusan, dan Pangkalan Serai).
** ''Datuk Marajo Besar Khalifah [[Ludai, Kampar Kiri Hulu, Kampar|Ludai]]'', berkuasa atas 3 kenegerian (Ludai, Kota Lama, dan Pangkalan Kapas).

== Keturunan kerajaan ==
Tengku Muhammad Nizar bin Tengku Ghazali bin Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung dinobatkan sebagai waris takhta Kampar Kiri.<ref name="kat7">{{Cite news|url=https://pekanbaru.tribunnews.com/2017/01/22/suara-meriam-tanda-gunung-sahilan-dipimpin-raja-yang-baru|title=Suara Meriam Tanda Gunung Sahilan Dipimpin Raja yang Baru|date=22 Januari 2017|access-date=12 September 2020|first=Fernando|last=Sihombing|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id}}</ref>

== Daftar ==

=== Yang Dipertuan ===
# Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati (1700-1730)
# Tengku Yang Dipertuan Nan Elok (1730-1760)
# Tengku Yang Dipertuan Muda (1760-1800)
# Tengku Yang Dipertuan Hitam (1800-1840)
# Tengku Yang Dipertuan Abdul Jalil Khalifatullah (1840-1870)
# Tengku Yang Dipertuan Besar Daulat (1870-1905)
# Tengku Yang Dipertuan Muda Abdurrahman (1905-1930)
# Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung (''Raja Adat'') dan Tengku Yang Dipertuan Sati Abdullah (''Raja Ibadat'') (1930-1945)<ref name="kat3"/>

=== Raja tituler ===
# Tengku Muhammad Nizar (2017-kini)<ref name="kat7"/>

== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}


== Rujukan ==
== Rujukan ==
* {{cite book|url=|title=Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri|last=Ibrahim|first=Tengkoe Hadji|publisher=Tsamaratoel Ichwan|date=|year=1939|location=Fort de Kock (Bukittinggi)|isbn=|pages=|ref=|url-status=}}
{{reflist}}


{{Kerajaan di Sumatra}}
{{Kerajaan di Sumatra}}
Baris 39: Baris 82:
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan di Riau]]
[[Kategori:Kerajaan di Riau]]
[[Kategori:Kerajaan Pagaruyung]]


{{Indo-kerajaan-stub}}

Revisi terkini sejak 23 Juni 2024 07.21

Kerajaan Kampar Kiri

کراجأن کمڤر کيري
1700–1945
Wilayah zelfbestuur di Sumatra Tengah, termasuk Gunung Sahilan, 1941.
Wilayah zelfbestuur di Sumatra Tengah, termasuk Gunung Sahilan, 1941.
Statusvasal Pagaruyung (1700-1833), Hindia Belanda (1905-1942),[1] dan Jepang (1942-1945)
Ibu kotaGunung Sahilan
Bahasa resmiMelayu Tinggi, Minangkabau
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Sejarah 
• Didirikan
1700
• Bergabung ke Indonesia
1945
Didahului oleh
Digantikan oleh
Pagaruyung
Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Kampar Kiri atau Kerajaan Gunung Sahilan ialah kerajaan yang berada di sekitar Batang Kampar Kiri, sekarang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kampar, Riau. Kerajaan ini didirikan pada 1700 oleh Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati[2] yang merupakan putra Yang Dipertuan Pagaruyung.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Istana Gunung Sahilan

Sebelum berdirinya kerajaan Kampar Kiri, wilayah Rantau Kampar Kiri pernah dikuasai oleh Kerajaan Kuntu di Minangkabau Timur. Belum banyak peninggalan fisik yang ditemukan di Kuntu selain makam Syaikh Burhanuddin al-Kamil yang wafat pada 610 H (1214 M). Kubur ini mengisyaratkan bahwa Islam telah masuk ke Sumatra bagian tengah setidaknya sejak abad ke-13.[4]

Kerajaan Kampar Kiri didirikan pada 1700 oleh salah satu putra Yang Dipertuan Pagaruyung, Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati gelar Sutan Pangubayang. Sutan Pangubayang dipilih setelah rakyat Kampar Kiri meminta raja kepada Pagaruyung. Setelah raja sampai ke Kampar Kiri, Gunung Sahilan ditetapkan sebagai pusat pemerintahan.[1]

Kampar Kiri berstatus sebagai vasal Pagaruyung sampai jatuhnya Pagaruyung pada 1833 akibat Perang Padri. Selama perang berlangsung, Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori, adik Sultan Bagagarsyah, bersama suaminya, Sultan Abdul Jalil, melarikan diri ke Singingi, wilayah yang berbatasan langsung dengan bagian selatan Kampar Kiri. Tuanku Ismail gelar Yang Dipertuan Gunung Hijau dari Gunung Sahilan kemudian menikah dengan Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sumpu, putri Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori.[5]

Pada 1905, Kampar Kiri berstatus sebagai zelfbestuur Hindia Belanda di bawah Onderafdeeling Kampar Kiri,[6] Afdeeling Bengkalis, Keresidenan Sumatra Timur.[1]

Wilayah dan pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daerah kekuasaan Kampar Kiri dibagi menjadi 2 jenis jajahan, yakni Rantau Daulat dan Rantau Andiko. Rantau Daulat merupakan daerah pusat kerajaan, sedangkan Rantau Andiko ialah daerah yang dikendalikan oleh Khalifah nan Berempat di Mudik.[3] Sistem empat khalifah ini diilhami oleh Basa Ampek Balai yang diterapkan di Pagaruyung.[1]

Masyarakat Kampar Kiri hidup dalam sistem kenegerian yang terdiri atas beberapa suku (klan matrilineal) sebagaimana yang berlaku di Minangkabau. Kenegerian-kenegerian tersebut kini tersebar dalam 5 kecamatan di Kabupaten Kampar: Gunung Sahilan, Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Kampar Kiri Hulu, dan Kampar Kiri Tengah. Kenegerian-kenegerian yang termasuk ke dalam taklukan Yang Dipertuan Gunung Sahilan ialah sebagai berikut:[1]

  • Rantau Daulat, dipegang oleh Datuk Besar Khalifah Kampar Kiri di Gunung Sahilan yang berkuasa atas 14 kenegerian (Gunung Sahilan, Subarak, Kebun Durian, Lipat Kain, Lengung, Lubuk Campur, Simalinyang, Sijawi-Jawi, Mentulik, Supawai, Rantau Teras, Penghidupan, Sungai Pagar, dan Londar).
  • Rantau Andiko, dipegang oleh Khalifah nan Berempat:
    • Datuk Bandaharo Khalifah Kuntu, berkuasa atas 3 kenegerian (Kuntu, Padang Sawah, dan Domo).
    • Datuk Bandaharo Khalifah Ujung Bukit, berkuasa atas 3 kenegerian (Ujung Bukit, Pasir Emas, dan Tanjung Belit).
    • Datuk Godang Khalifah Batu Sanggan, berkuasa atas 6 kenegerian (Batu Sanggan, Miring, Gajah Bertalut, Aur Kuning, Terusan, dan Pangkalan Serai).
    • Datuk Marajo Besar Khalifah Ludai, berkuasa atas 3 kenegerian (Ludai, Kota Lama, dan Pangkalan Kapas).

Keturunan kerajaan[sunting | sunting sumber]

Tengku Muhammad Nizar bin Tengku Ghazali bin Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung dinobatkan sebagai waris takhta Kampar Kiri.[7]

Daftar[sunting | sunting sumber]

Yang Dipertuan[sunting | sunting sumber]

  1. Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati (1700-1730)
  2. Tengku Yang Dipertuan Nan Elok (1730-1760)
  3. Tengku Yang Dipertuan Muda (1760-1800)
  4. Tengku Yang Dipertuan Hitam (1800-1840)
  5. Tengku Yang Dipertuan Abdul Jalil Khalifatullah (1840-1870)
  6. Tengku Yang Dipertuan Besar Daulat (1870-1905)
  7. Tengku Yang Dipertuan Muda Abdurrahman (1905-1930)
  8. Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung (Raja Adat) dan Tengku Yang Dipertuan Sati Abdullah (Raja Ibadat) (1930-1945)[3]

Raja tituler[sunting | sunting sumber]

  1. Tengku Muhammad Nizar (2017-kini)[7]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Ibrahim, T.H. (1939). Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri. Bukittinggi: Tsamaratoel Ichwan. 
  2. ^ BPCB Sumatera Barat (1 November 2017). "Kompleks Makam Raja-Raja Gunung Sahilan". Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  3. ^ a b c Mulyadi, Heri (27 Maret 2013). "Sejarah Kerajaan Gunung Sahilan". Diakses tanggal 9 September 2020. 
  4. ^ Junus, Mahmud (1971). Sedjarah Islam di Minangkabau. Jakarta: al-Hidajah. 
  5. ^ Zalis Dt. Bandaro (20 Januari 2014). "Sejarah Hijrahnya Petuan Gadis Nan Halus Puti Reno Sori". Diakses tanggal 12 September 2020. 
  6. ^ Onderafdeeling ini juga mencakup Singingi, Teratak Buluh, dan Pekanbaru yang bukan bagian dari Kerajaan Kampar Kiri.
  7. ^ a b Sihombing, Fernando (22 Januari 2017). "Suara Meriam Tanda Gunung Sahilan Dipimpin Raja yang Baru". Tribunnews.com. Diakses tanggal 12 September 2020. 

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • Ibrahim, Tengkoe Hadji (1939). Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri. Fort de Kock (Bukittinggi): Tsamaratoel Ichwan.