Lompat ke isi

Dharmacakra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Buddhisme}}
[[Berkas:Dharma_Wheel.svg|180px|jmpl|Dharmacakra]]{{Buddhisme}}
'''Dharmacakra''' ([[Pali]]: '''''Dhammacakka'''''), '''Roda Dharma,''' atau '''Roda Dhamma''' adalah simbol yang umum digunakan secara luas oleh [[Buddhisme]].<ref name=":1">John C. Huntington, Dina Bangdel, ''The Circle of Bliss: Buddhist Meditational Art,'' p. 524.</ref><ref>{{cite web|title=Buddhist Symbols|url=http://www.ancient-symbols.com/buddhist-symbols.html|website=Ancient-symbols.com|access-date=22 June 2018}}</ref> Simbol ini juga digunakan dalam agama [[Agama Hindu|Hindu]], khususnya di tempat-tempat yang mengalami transformasi agama,<ref>{{Cite book|last=Mansinha|first=Mayadhar|date=10 September 2021|url=https://books.google.com/books?id=fMC5zgEACAAJ|title=History of Oriya Literature|publisher=Creative Media Partners, LLC|isbn=978-1015025486|section=CHAPTER VIII. THE POST SARALA PERIOD - A PERIOD OF EXPERIMENTS: I.The Buddhist Influence - ''The Metaphysical Poets''|orig-year=1960|section-url=https://archive.org/details/dli.bengal.10689.13018/page/n83/mode/2up?view=theater}}</ref><ref>{{Cite web|last=Nayak|first=Dr. Ganeswar|date=11 March 2014|title=History of Odisha (From earliest times to 1434 A.D)|url=https://ddceutkal.ac.in/Syllabus/MA_history/Paper_15.pdf|publisher=[[Shri Krushna Chandra Gajapati Autonomous College]]|location=Paralakhemundi|p=107}}</ref><ref>{{Cite Book|last=Misra|first=Bijoy M.|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=0z02cZe8PU8C&pg=PA141|title=Krishna: A Sourcebook|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0195148923|editor-last=Bryant|editor-first=Edwin Francis|pages=141}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sahu|first=Nabin Kumar|year=1958|url=https://books.google.com/books?id=4GMEAAAAYAAJ|title=Buddhism in Orissa|location=Bhubaneshwar|publisher=Utkal University|page=x|section=Sailodbhavas, Bhaumakaras and Somavamśīs,|oclc=1391872675|section-url=https://archive.org/details/buddhism-in-orissa-1958/page/n9/mode/2up?view=theater}}</ref> [[Jainisme]], dan di [[India]] modern.


Secara historis, dharmacakra sering digunakan sebagai hiasan patung dan prasasti di [[Asia Timur]].<ref>{{Cite web|title=Dharma And Ethics The Indian Ideal Of Human Perfection 1st Published|url=https://priscilla.work/download/4574591-dharma-and-ethics-the-indian-ideal-of-human-perfection-1st-published|website=priscilla.work|language=EN|archive-url=https://web.archive.org/web/20211029150304/https://priscilla.work/download/4574591-dharma-and-ethics-the-indian-ideal-of-human-perfection-1st-published|archive-date=29 October 2021|access-date=2021-10-29|url-status=dead}}</ref> Dharmacakra tetap menjadi simbol utama [[Buddhisme]] hingga saat ini.
[[Berkas:Dharma_Wheel.svg|left|180px|thumb|Dharmacakra]]


Delapan ruas pada Dharmacakra melambangkan [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]] (Pāli: ''ariya aṭṭhaṅgika magga''), ajaran utama [[Buddha Gautama]] tentang jalan yang menuntun kepada [[Nirvana|Nibbāna]], sejak zaman [[Buddhisme awal]]. Dharmacakra dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma pertama kali oleh Buddha di [[Isipatana|Taman Rusa Isipatana]]. Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat. Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya. Hukum sebab-akibat yang saling bergantungan ini disebut sebagai [[Paticcasamuppada|Dependensi Kemunculan]] (Pāli: ''paticcasamuppada'').<ref name="ensiklopedi">{{cite book|author=Anonym|year=1989|title=Ensiklopedi Nasional Indonesia|location=Jakarta|publisher=Cipta Adi Pusaka}}</ref> Dharmacakra juga melambangkan [[Empat Kebenaran Mulia]] (Pāli: ''cattāri ariyasaccāni''), yaitu hidup adalah [[penderitaan]], penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.<ref name="hasan">{{cite book|author=Hassan Sadhily|title=Ensiklopedi Indonesia|location=Jakarta|publisher=Ichtiar Baru-Van Hoeve|page=807}}</ref>
'''Dharmacakra''' ([[Pali]] :''dhammacakka''; arti : "Roda [[Dharma]]") adalah salah satu dari [[Astamangala]]<ref>[http://www.ancient-symbols.com/buddhist-symbols.html ancient-symbols.com, ''Buddhist symbols'']</ref> dari [[agama-agama India]] seperti [[Hinduisme]], [[Jainisme]], dan [[Buddhisme]]. Dharmacakra melambangkan ajaran kebenaran (dharma) dari [[Buddha Gautama]], jalan yang menuntun kepada [[Nirvana]], sejak zaman [[Buddhisme awal]].{{sfn|Grünwedel|1901|p=67}}

Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat.<ref name="hasan">{{cite book|title=Ensiklopedi Indonesia|author=Hassan Sadhily|publisher=Ichtiar Baru-Van Hoeve|location=Jakarta|page=807}}</ref> Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya.<ref name="hasan"/> Dharmacakra disebut juga Catur Arya dan [[Bhawa Cakra]].<ref name="hasan"/> Ini merupakan ajaran pokok Buddha.<ref name="hasan"/> Memutarkan roda dharmacaraka berarti memutarkan roda sebab-akibat.<ref name="hasan"/> Ajaran ini termasuk dalam ajaran pertama Buddha ketika menyebarkan dharmanya. [[Catur Arya]] mengandung empat ajaran luhur : Hidup adalah [[penderitaan]], penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.<ref name="hasan"/> Hukum roda kebenaran ini disebut hukum Pratica Samuppada.<ref name="hasan"/> Hidup saat ini adalah akibat dari masa lalu.<ref name="hasan"/> Sementara hidup sekarang ini akan menjadi sebab bagi kehidupan yang akan datang.<ref name="hasan"/> Munculnya ajaran ini dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma yang dilakukan oleh Buddha.<ref name="ensiklopedi">{{cite book|title=Ensiklopedi Nasional Indonesia|publisher=Cipta Adi Pusaka|author=Anonym|location=Jakarta|year=1989}}</ref> Paling tidak 3 kali Buddha memutar Roda Dharma, yaitu ketika ajaran Buddha dijadikan dasar untuk aliran Hinayana, saat ajaran Mahayana mulai dikembangkan, dan sewaktu ajaran Tantrayana mulai disebarluaskan.<ref name="ensiklopedi"/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi terkini sejak 24 Juni 2024 02.16

Dharmacakra

Dharmacakra (Pali: Dhammacakka), Roda Dharma, atau Roda Dhamma adalah simbol yang umum digunakan secara luas oleh Buddhisme.[1][2] Simbol ini juga digunakan dalam agama Hindu, khususnya di tempat-tempat yang mengalami transformasi agama,[3][4][5][6] Jainisme, dan di India modern.

Secara historis, dharmacakra sering digunakan sebagai hiasan patung dan prasasti di Asia Timur.[7] Dharmacakra tetap menjadi simbol utama Buddhisme hingga saat ini.

Delapan ruas pada Dharmacakra melambangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Pāli: ariya aṭṭhaṅgika magga), ajaran utama Buddha Gautama tentang jalan yang menuntun kepada Nibbāna, sejak zaman Buddhisme awal. Dharmacakra dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma pertama kali oleh Buddha di Taman Rusa Isipatana. Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat. Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya. Hukum sebab-akibat yang saling bergantungan ini disebut sebagai Dependensi Kemunculan (Pāli: paticcasamuppada).[8] Dharmacakra juga melambangkan Empat Kebenaran Mulia (Pāli: cattāri ariyasaccāni), yaitu hidup adalah penderitaan, penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.[9]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ John C. Huntington, Dina Bangdel, The Circle of Bliss: Buddhist Meditational Art, p. 524.
  2. ^ "Buddhist Symbols". Ancient-symbols.com. Diakses tanggal 22 June 2018. 
  3. ^ Mansinha, Mayadhar (10 September 2021) [1960]. "CHAPTER VIII. THE POST SARALA PERIOD - A PERIOD OF EXPERIMENTS: I.The Buddhist Influence - The Metaphysical Poets". History of Oriya Literature. Creative Media Partners, LLC. ISBN 978-1015025486. 
  4. ^ Nayak, Dr. Ganeswar (11 March 2014). "History of Odisha (From earliest times to 1434 A.D)" (PDF). Paralakhemundi: Shri Krushna Chandra Gajapati Autonomous College. hlm. 107. 
  5. ^ Misra, Bijoy M. (2007). Bryant, Edwin Francis, ed. Krishna: A Sourcebook. Oxford University Press. hlm. 141. ISBN 978-0195148923. 
  6. ^ Sahu, Nabin Kumar (1958). "Sailodbhavas, Bhaumakaras and Somavamśīs,". Buddhism in Orissa. Bhubaneshwar: Utkal University. hlm. x. OCLC 1391872675. 
  7. ^ "Dharma And Ethics The Indian Ideal Of Human Perfection 1st Published". priscilla.work (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2021. Diakses tanggal 2021-10-29. 
  8. ^ Anonym (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pusaka. 
  9. ^ Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 807.