Lingkaran Survei Indonesia: Perbedaan antara revisi
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
|||
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ |
{{DISPLAYTITLE:Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny J.A)}} |
||
{{wikify}} |
|||
'''Lingkaran Survei Indonesia''' (disingkat '''LSI''') adalah lembaga survei dan konsultan politik di '''Indonesia'''. LSI didirikan pada tahun 2005 oleh sejumlah pembuat opini publik, peneliti, kolumnis, ahli survei, yang sejak lama terlibat dalam dunia penelitian. LSI aktif melakukan survei politik, baik pada [[Pemilihan umum|Pemilu]] ataupun [[Pemilihan kepala daerah di Indonesia|Pilkada]]. |
|||
Lingkaran Survei Indonesia (dibaca: '''LSI Denny JA''') adalah lembaga survei dan konsultan politik di Indonesia. LSI didirikan pada tahun 2005 oleh sejumlah pembuat opini publik, peneliti, kolumnis, ahli survei, yang sejak lama terlibat dalam dunia penelitian. LSI aktif melakukan survei politik, baik pada Pemilu ataupun Pilkada. |
|||
Pada tahun 2011, Universitas Kristen Indonesia ([[UKI]]) memberikan penghargaan “Achievement Award” kepada LSI karena dipandang berjasa telah memberi warna bagi ilmu sosial, komunikasi politik, dan politik pemilu di Indonesia. LSI membawa tradisi ilmu sosial kuantitatif dengan kemampuannya memprediksi hasil pemilu yang belum terjadi. LSI juga dianggap berjasa membuat hasil riset menarik diberitakan bahkan menjadi "headline" di media nasional. LSI juga dinilai mewarnai politik praktis dan komunikasi politik di Indonesia <ref name="footter-1">[http://www.antaranews.com/berita/287291/denny-ja-dapat-penghargaan-dari-uki] Denny JA dapat penghargaan dari UKI</ref> |
|||
[[Berkas:Logo LSI Denny JA.png|jmpl|LSI Denny J.A]] |
|||
Pada tahun 2011, Universitas Kristen Indonesia ([[UKI]]) memberikan penghargaan “Achievement Award” kepada LSI karena dipandang berjasa telah memberi warna bagi ilmu sosial, komunikasi politik, dan politik pemilu di Indonesia. LSI membawa tradisi ilmu sosial kuantitatif dengan kemampuannya memprediksi hasil pemilu yang belum terjadi. LSI juga dianggap berjasa membuat hasil riset menarik diberitakan bahkan menjadi "headline" di media nasional. LSI juga dinilai mewarnai politik praktis dan komunikasi politik di Indonesia. <ref>{{Cite news|last=Burhani|first=Ruslan|date=2011-12-01|title=Denny JA dapat penghargaan dari UKI|url=https://www.antaranews.com/berita/287291/denny-ja-dapat-penghargaan-dari-uki|work=Antara News|access-date=2024-06-24}}</ref> |
|||
Sebagai pelopor konsultan politik, |
Sebagai pelopor konsultan politik, LSI Denny J.A kerap menjadi bahan studi dan menjadi tempat studi banding politisi luar negeri. Pada akhir tahun 2010, sejumlah delegasi Kongres Amerika (AS) dipimpin [[:en:Zack_Hudgins|Zack Hudgins]] mengadakan audiensi dengan Lingkaran Survei Indonesia. Kedatangan delegasi kongres Amerika yang berjumlah lima orang tersebut sebagai bagian dari rangkaian kegiatannya di Indonesia untuk mengunjungi sejumlah lembaga seperti DPR, partai politik dan elit politik berpengaruh di Indonesia. Mengenai pilihannya untuk berkunjung ke LSI, delegasi kongres tersebut berpandangan karena Lingkaran Survei Indonesia dianggap sebagai representasi konsultan politik yang memiliki pengaruh dalam politik nasional di Indonesia. Terutama, karena perannya sebagai pelopor berdiri dan berkembangnya konsultan politik di tanah air.<ref name="footer-2">[http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/17/73227/Isu-Demokrasi-dan-Politik-Dibahas-dalam-Kunjungan-Anggota-Kongres-AS-LSI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140222043543/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/17/73227/Isu-Demokrasi-dan-Politik-Dibahas-dalam-Kunjungan-Anggota-Kongres-AS-LSI|date=2014-02-22}} Isu Demokrasi dan Politik Dibahas dalam Kunjungan Anggota Kongres AS-LSI, Suara Merdeka, 17 Desember 2010</ref> |
||
== Sejarah |
== Sejarah dan Pendirian == |
||
Pada tahun 2002, [[Denny Januar Ali]] (Denny J.A) pergi ke Filipina untuk belajar di [[:en:Social_Weather_Stations|Social Weather Stations]], lembaga survei pertama di Asia yang fokus pada opini publik. |
|||
Social Weather Stations memulai layanan seperti [[Gallup Poll]] di Amerika Serikat, tetapi untuk wilayah Asia. Di sana, Denny JA mempelajari cara mengelola lembaga survei. Setelah kembali dari Filipina, Denny JA bersama teman-temannya mendirikan [[Lembaga Survei Indonesia]] dan menjadi direktur eksekutif pertama pada tahun 2002. |
|||
Menurut laporan [[Koran Tempo]], [http://www.lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI) didirikan pada tahun 2005 oleh [[Denny Januar Ali|Denny JA]], Phd. Sebelum mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny mendirikan dan sempat menjadi direktur [http://www.lsi.or.id/ Lembaga Survei Indonesia]. Denny mendirikan Lingkaran Survei Indonesia untuk menunjukkan bahwa [http://www.lsi.or.id/ lembaga survei] dan konsultan bisa hidup dan menguntungkan secara bisnis.<ref name="footer-3">“Menikmati Kue Demokrasi Lewat Survei”, Tempo Newspaper, May 5th, 2006</ref> Majalah ''Swa Sembada'' menulis, Denny ingin membangun lembaga yang tidak hanya melakukan [http://www.lsi.co.id/ survei politik] tetapi juga menjadi konsultan politik. Berbekal pengalaman membantu tim pemenangan pemilihan presiden untuk SBY tahun 2004, Denny JA mendirikan LSI dengan fokus melakukan survei politik dan menjadi konsultan politik partai dan kandidat.<ref name="footer-4">[http://swa.co.id/listed-articles/ssstt-ada-bisnis-empuk-di-arena-politik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140320215231/http://swa.co.id/listed-articles/ssstt-ada-bisnis-empuk-di-arena-politik |date=2014-03-20 }} “Ssstt, Ada Bisnis Empuk di Arena Politik!”, Swa Sembada Magazine, March 2007</ref> |
|||
Namun, Denny JA menyadari bahwa pemimpin di Indonesia tidak hanya memerlukan cara membaca data dan opini publik, tetapi juga bagaimana mendapat dukungan publik untuk menjadi pemimpin. Fungsi kedua ini adalah peran konsultan politik yang tidak diberikan oleh lembaga survei. Oleh karena itu, Denny JA mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2005, menjadi konsultan politik pertama di Indonesia. |
|||
Sebagai [http://www.lsi.or.id/ lembaga survei], [http://www.lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI) membantu partai politik dan kandidat dalam memetakan kekuatan dan kelemahan. Sejumlah partai politik, seperti Partai Golkar, menggunakan hasil survei LSI sebagai pertimbangan dalam mendukung calon dalam Pilkada.<ref name="footer-5">Jadi 'Dukun Politik' Lewat Metode Survei”, Republika Newspaper, Tuesday, February 27th, 2007</ref> Sebagai konsultan politik, klien pertama LSI adalah Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau. LSI membantu kemenangan Ismeth Abdullah pada Pilkada Provinsi Riau tahun 2005.<ref name="footer-6">“Adu Taktik Survei Politik”, Gatra Magazine, June 4th, 2005</ref> Setelah itu, LSI membantu banyak klien kepala daerah dan anggota legislatif. Hingga tahun 2013, LSI total berhasil memenangkan 24 gubernur dan 55 bupati/wali kota di seluruh Indonesia. |
|||
Saat ini, |
Saat ini, LSI Denny J.A berkembang menjadi 6 anak usaha, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Konsultan Citra Indonesia (KCI), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), Citra Publik Indonesia (CPI), Citra Publik Advertising (CPA), Citra Komunikasi LSI (Cikom), dan Survei Strategi Indonesia (SIGI).<gallery mode="nolines"> |
||
Berkas:Survei Strategi Indonesia 2.jpg |
|||
Berkas:Citra Publik Adv 2.jpg |
|||
<gallery> |
|||
Berkas:Lingkaran Survei Indonesia 2.jpg |
|||
Berkas:Lingkaran Survei Kebijakan Publik 2.jpg |
|||
Berkas:Citra Publik Indonesia 2.jpg |
|||
Berkas:Konsultan Citra Indonesia 2.jpg |
|||
Berkas:Citra Komunikasi LSI 2.jpg|al=Anak Perusahaan LSI Denny J.A |
|||
File:Logo-cpa.gif|Citra Publik Advertising |
|||
File:Logo-cikom.gif|Citra Komunikasi LSI |
|||
</gallery> |
</gallery> |
||
== Pionir Survei untuk Partai Politik == |
|||
== Lingkaran Survey Indonesia (LSI) == |
|||
Pada tahun 2005, LSI Denny JA menjadi yang pertama kali membujuk partai politik untuk melakukan survei opini publik dalam rangka memilih calon pemimpinnya di [[Pilkada]]. |
|||
Saat itu, [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]] menjadi yang pertama kali menggunakan jasa LSI Denny JA untuk mensurvei lebih dari 200 calon kepala daerah di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota.<ref>{{Cite book|last=Azwar|first=Rully Chairul|date=2009|url=https://openlibrary.org/books/OL23219452M/Politik_komunikasi_Partai_Golkar_di_tiga_era|title=Politik komunikasi Partai Golkar di tiga era dari partai hegemonik ke partai yang berorientasi "pasar"|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=9789790256903|pages=206|url-status=live}}</ref> |
|||
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang membangun tradisi hingga saat ini, di mana hampir semua partai politik melakukan survei opini publik untuk membantu mereka mendapatkan calon-calon yang tepat dalam rangka pertarungan di Pilkada, [[Pileg]], dan bahkan [[Pilpres]]. |
|||
=== Konsultan Politik === |
|||
[http://lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI Denny J.A) adalah [http://lsi.co.id/ konsultan politik profesional pertama di Indonesia]. Sebelumnya memang ada beberapa orang atau lembaga yang ikut membantu kemenangan partai atau kandidat. Tetapi mereka tidak menyebut dirinya sebagai konsultan politik profesional. LSI Denny J.A adalah lembaga pertama yang menyebut diri sebagai konsultan politik profesional<ref name="footer-11">Muhammad Qodari,” The Professionalisation of Politics: The Growing Role of Polling Organisations and Political Consultants” in Edward Aspinall and Marcus Mietzner (ed), Problems of Democratisation in Indonesia: Elections, Institutions and Society, Singapore, Institute of Southeast Asian Studies, hal.</ref> Masuknya para profesional dalam politik telah dimulai pada Pemilu tahun 2004. Mereka umumnya berasal dari biro iklan komersial, seperti Hotline Advertising dan Matari Advertising yang membantu partai dalam merancang iklan dan pesan kampanye. |
|||
Pada tahun 2005, LSI Denny J.A memulai kerja dengan spesialisasi pada konsultan untuk politik, dan menawarkan jasa bukan hanya sebatas pada iklan dan pengemasan kandidat (citra). LSI menawarkan semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemenangan kandidat---mulai dari penyiapan strategi, visi misi, kampanye dari rumah ke rumah, kampanye media, hingga penyiapan saksi saat pemilihan<ref name="footer-12">Muhammad Qodari, loc.cit, hal.</ref> Setelah LSI Denny J.A, kemudian bermunculan berbagai lembaga konsultan politik di Indonesia, seperti Indobarometer, Fox Indonesia, Polmark Indonesia, Milenium Cipta Citra dan sebagainya.<ref name="footer-13">"Legitnya Bisnis Konsultan Pilkada”, Tempo Magazine, July 30th,2012; [http://peluangusaha.kontan.co.id/news/margin-legit-dari-bisnis-jasa-konsultan-politik/2012/09/03] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160513144504/http://peluangusaha.kontan.co.id/news/margin-legit-dari-bisnis-jasa-konsultan-politik/2012/09/03|date=2016-05-13}} “Margin Legit dari Bisnis Jasa Konsultan Politik”, Kontan Magazine, September 3rd, 2012.</ref> |
|||
Kemunculan [http://lsi.co.id/ konsultan politik] tidak bisa dilepaskan dari perubahan politik di Indonesia. Pasca tahun 2004, Indonesia memasuki era baru di mana pejabat-pejabat publik dipilih secara langsung oleh rakyat -- mulai dari presiden, anggota DPR, DPRD, DPD, wali kota, Bupati hingga gubernur. Untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), total di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 500 pemilihan yang melibatkan rakyat secara langsung. Untuk pemilu legislatif (DPR Pusat, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) total memperebutkan sekitar 19 ribu kursi.<ref name="footer-14">On 2004 General Election, there were a total of 16.711 legislative seats fought by candidates including 550 seats on DPR-RI, 132 seats on DPD, 1.894 seats on Provincial DPRD, and 14.135 seats on City/Regency DPRD. On 2009, the number increased to 18.440 seats, consisted of 560 seats for DPR-RI, 132 seats for DPD, 1.998 seats for Provincial DPRD, and 15.750 seats for City/Regency DPRD.</ref> Era ini melahirkan kebutuhan partai dan kandidat akan tenaga profesional yang bisa membantu mereka memenangkan pemilihan. LSI Denny J.A sejak tahun 2004 terlibat sebagai konsultan politik profesional. |
|||
Cara-cara mendekati pemilih dilakukan secara rasional, mulai dari pemetaan pemilih, pengenalan kekuatan partai dan kandidat, pemilihan pesan, pembuatan iklan dan kampanye, [[:en:Get_out_the_vote|Get Out the Vote]] (GOTV), hingga pelatihan saksi. Dengan cara-cara yang ilmiah tersebut, klien (partai atau kandidat) bisa mengetahui posisinya secara akurat. Biaya pemilihan juga bisa ditekan secara signifikan, karena pendekatan kepada pemilih dilakukan dengan target yang jelas. |
|||
Sejak [http://www.lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI) berdiri pada tahun 2005, LSI menjadikan [http://www.lsi.co.id/ lembaga survey] dan riset sosial menjadi instrumen penting pertarungan politik. [http://www.lsi.co.id/ LSI] banyak meyakinkan partai politik, kandidat presiden, kandidat kepala daerah dan elit politik lainnya akan pentingnya survei pemilih. Lewat survei, posisi, kekuatan dan kelemahan partai atau kandidat bisa diketahui sedini mungkin. Strategi politik bisa dilakukan secara efektif dan efisien karena memperhatikan data mengenai apa yang dibutuhkan oleh pemilih. Dari tahun 2004 hingga 2012, [[LSI]] telah mengerjakan lebih dari 800 survei perilaku pemilih di seluruh Indonesia dari beragam klien---mulai dari partai politik, kandidat presiden, kandidat anggota DPR/DPRD/DPD dan kandidat kepala daerah. Banyaknya survei yang telah dikerjakan oleh LSI ini memperlihatkan bagaimana stakeholder politik saat ini telah menerima survei dan riset sosial sebagai instrumen penting dalam pemilihan. |
|||
LSI Denny J.A menjadi pelopor karena pertama kali membuka pasar ini dan hingga kini profesi konsultan politik telah diterima oleh partai, kandidat dan komunitas politik di Indonesia. Konsultan politik sekarang ini diterima sebagai bagian penting dari proses dan aktor politik di Indonesia. Kiprah LSI sebagai pelopor konsultan politik ini telah diakui dan banyak diliput oleh media massa di Indonesia. Selain menjadi pelopor, LSI juga menjadi pionir, karena keberhasilannya dalam memenangkan klien---partai politik, kandidat kepala daerah. |
|||
Sejumlah partai (seperti Partai Golkar) saat ini telah menjadikan [http://www.lsi.co.id/ survei indonesia] sebagai instrumen utama untuk memilih kandidat dalam Pemilu legisltif atau kepala daerah. Bahkan Golkar secara resmi dalam Juklak-nya telah menempatkan survei sebagai alat untuk menyaring kandidat yang didukung dalam Pilkada. Partai lain (seperti Demokrat, PDIP, PAN, PKS) juga menggunakan data survei sebagai pertimbangan utama dalam mendukung calon kepala daerah <ref name="footer-7">DEMOS, “Aktor Pro Demokrasi dalam Pilkada”, Research Report, 2009.</ref> Ini perkembangan menarik karena survei politik semula tidak diperhitungkan oleh partai politik. Rekruitmen politik sejak lama lebih didasarkan pada kedekatan dengan pengurus partai, elit politik dan sebagainya. Lewat survei, partai bisa melakukan rekruitmen secara lebih transparan dan bisa diperhatikan. LSI sedikit banyak turut berperan dalam mendorong perkembangan tersebut. |
|||
=== Quick Count === |
|||
Sejak tahun 2005, [http://www.lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI) telah aktif dalam melakukan [http://www.lsi.co.id/ survey] pemilihan dan memprediksikan siapa yang akan memenangkan pemilihan---- mulai dari partai politik, kandidat presiden, kandidat anggota DPR/DPRD/DPD dan kandidat kepala daerah. LSI berani mempublikasikan hasil prediksi tersebut lewat konferensi pers dan iklan di media massa. Tujuan publikasi tersebut bukan untuk mempengaruhi pemilih, tetapi untuk membuktikan dan menunjukkan bahwa survei dan riset sosial bisa dipakai sebagai alat prediksi. Hasil-hasil prediksi LSI selama ini selalu tepat. Apa yang diprediksikan oleh [http://www.lsi.co.id/ survey indonesia] LSI, tercermin dari hasil aktual ketika Pemilu atau Pilkada diumumkan. Harian Republika menyebut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sebagai “dukun politik” karena kerap memprediksi kemenangan seorang kandidat ataui partai jauh sebelum pemilihan dilakukan.<ref name="footer-8">“Jadi 'Dukun Politik' Lewat [[Metode Survei]]”, Republika Newspaper, Tuesday, February 27th, 2007</ref> Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan lima buah penghargaan karena ketepatan dan akurasi LSI dalam memprediksikan hasil pemilihan. (1) [http://www.lsi.co.id/ Survei Indonesia] Pertama yang Akurat yang diiklankan, pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau tahun 2005. (2) Survei Prediksi Pemilu Legislatif Pertama yang Akurat yang diiklankan, tahun 2009. (3) Survei Prediksi Pemilu Presiden yang Akurat yang diiklankan, tahun 2009.<ref name="footer-9">[http://www.muri.org/index.php?news_id=3597&start=0&category_id=42&parent_id=42&arcyear=2010&arcmonth=11] Prediksi Pemilu Presiden yang Akurat yang diiklankan, tahun 2009</ref>, (4) Survei Prediksi Pilkada Akurat Terbanyak yang diiklankan Dalam Satu Musim Pilkada (13 Pilkada, tahun 2005-2008). (5) Lembaga Riset yang Paling Banyak Membuat Prediksi Berdasarkan [http://www.lsi.co.id/ Survey] yang Akurasinya 100% dalam Satu Bulan yakni 5 Prediksi yang Akurat di Bulan Maret 2006 <ref name="footer-10">“[http://www.lsi.co.id/ LSI] Meraih 5 Rekor MURI”, Tempo Newspaper, May 4th, 2006</ref> |
|||
LSI Denny J.A juga dikenal karena aktif melakukan perhitungan cepat ([[Hitung cepat|Quick Count]]) pada Pemilu dan Pilkada. Wilayah Indonesia sangat luas dan banyak letak geografis yang sulit dijangkau. Ini menyebabkan hasil pemilihan biasanya memakan waktu lama. Hasil Pemilu / Pilkada umumnya baru bisa diketahui 2 minggu hingga 1 bulan setelah pemilihan. Dulu, orang harus menunggu waktu yang lama untuk mengetahui siapa pemenang Pemilu / Pilkada. Situasi politik di daerah menjadi tidak kondusif. Kantor KPU tiap hari didatangi pendukung calon untuk mengetahui perkembangan suara calon -- tidak jarang diiringi dengan demonstrasi dan aksi kekerasan. |
|||
Pengusaha dan kegiatan ekonomi selama itu juga tidak bisa beraktivitas menunggu pemenang Pemilu / Pilkada. Kesulitan-kesulitan tersebut, bisa diatasi lewat ''Quick Count''. ''Quick Count'' pada dasarnya adalah perhitungan cepat dengan menggunakan sampel Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diambil secara ilmiah.<ref name="footer-15">Melissa Estok,, Neil Nevitte and Glenn Cowan, The Quick Count and Election Observation, New York, National Democratic Institute (NDI), 2003, page 1-3.</ref> Jika dilakukan dengan benar, hasil quick count tidak akan berbeda jauh (kurang dari 1%) dari hasil pemilihan aktual yang diumumkan oleh KPU. Lewat quick count, perhitungan bisa dilakukan secara cepat. Setidaknya 4 jam setalah perhitungan suara, pemilih sudah bisa mengetahui siapa pemenang pemilihan. |
|||
== Konsultan Politik == |
|||
LSI Denny J.A adalah salah satu lembaga yang berperan dalam mempopuilerkan quick count. Setiap kali quick count, lembaga ini selalu membuat konferensi pers dan bekerja sama dengan televisi nasional dan media lokal menyiarkan secara “live” hasil ''quick count.'' Lewat cara ini, ''quick count'' saat ini telah diterima sebagai cara untuk mengetahui secara cepat hasil pemilihan. Dulu, kandidat dan partai kerap kali memprotes atau menyangsikan hasil ''quick count.'' Saat ini, terjadi fenomena menggembirakan. Kandidat yang kalah dalam quick count kerap langsung mengucapkan selamat kepada (calon) pemenang. Dengan itu, kondisi politik lokal bisa stabil dan tidak penuh gejolak. |
|||
[http://lsi.co.id/ Lingkaran Survei Indonesia] (LSI) adalah [http://lsi.co.id/ konsultan politik profesional pertama di Indonesia]. Sebelum Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memang ada beberapa orang atau lembaga yang ikut membantu kemenangan partai atau kandidat. Tetapi mereka tidak menyebut dirinya sebagai konsultan politik profesional. LSI adalah lembaga pertama yang menyebut diri sebagai konsultan politik profesional<ref name="footer-11">Muhammad Qodari,” The Professionalisation of Politics: The Growing Role of Polling Organisations and Political Consultants” in Edward Aspinall and Marcus Mietzner (ed), Problems of Democratisation in Indonesia: Elections, Institutions and Society, Singapore, Institute of Southeast Asian Studies, hal.</ref> Masuknya para profesional dalam politik telah dimulai pada Pemilu tahun 2004. Mereka umumnya berasal dari biro iklan komersial, seperti Hotline Advertising dan Matari Advertising yang membantu partai dalam merancang iklan dan pesan kampanye. Pada tahun 2005, LSI memulai kerja dengan spesialisasi pada konsultan untuk politik, dan menawarkan jasa bukan hanya sebatas pada iklan dan pengemasan kandidat (citra). LSI menawarkan semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemenangan kandidat---mulai dari penyiapan strategi, visi misi, kampanye dari rumah ke rumah, kampanye media, hingga penyiapan saksi saat pemilihan<ref name="footer-12">Muhammad Qodari, loc.cit, hal.</ref> Setelah LSI, kemudian bermunculan berbagai lembaga konsultan politik di Indonesia, seperti Indobarometer, Fox Indonesia, Polmark Indonesia, Milenium Cipta Citra dan sebagainya.<ref name="footer-13">[http://www.tempo.co/read/news/2012/07/30/078420093/Legitnya-Bisnis-Konsultan-Pilkada]“Legitnya Bisnis Konsultan Pilkada”, Tempo Magazine, July 30th,2012; [http://peluangusaha.kontan.co.id/news/margin-legit-dari-bisnis-jasa-konsultan-politik/2012/09/03] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160513144504/http://peluangusaha.kontan.co.id/news/margin-legit-dari-bisnis-jasa-konsultan-politik/2012/09/03 |date=2016-05-13 }} “Margin Legit dari Bisnis Jasa Konsultan Politik”, Kontan Magazine, September 3rd, 2012.</ref> |
|||
Sejak tahun 2005, LSI Denny J.A telah melakukan ratusan quick count dengan hasil yang akurat dan presisi. Semua quick count LSI dilakukan dengan proses yang cepat, hanya kurang dari 4 jam setelah pemungutan suara selesai. Hasil quick count dipublikasikan dalam konferensi pers dan kerja sama dengan televisi nasional dan televisi lokal. |
|||
Kemunculan [http://lsi.co.id/ konsultan politik] tidak bisa dilepaskan dari perubahan politik di Indonesia. Pasca tahun 2004, Indonesia memasuki era baru di mana pejabat-pejabat publik dipilih secara langsung oleh rakyat----mulai dari presiden, anggota DPR, DPRD, DPD, wali kota, Bupati hingga gubernur. Untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), total di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 500 pemilihan yang melibatkan rakyat secara langsung. Untuk pemilu legislatif (DPR Pusat, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) total memperebutkan sekitar 19 ribu kursi.<ref name="footer-14">On 2004 General Election, there were a total of 16.711 legislative seats fought by candidates including 550 seats on DPR-RI, 132 seats on DPD, 1.894 seats on Provincial DPRD, and 14.135 seats on City/Regency DPRD. On 2009, the number increased to 18.440 seats, consisted of 560 seats for DPR-RI, 132 seats for DPD, 1.998 seats for Provincial DPRD, and 15.750 seats for City/Regency DPRD.</ref> Era ini melahirkan kebutuhan partai dan kandidat akan tenaga profesional yang bisa membantu mereka memenangkan pemilihan. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sejak tahun 2004 terlibat sebagai konsultan politik profesional. Cara-cara mendekati pemilih dilakukan secara rasional, mulai dari pemetaan pemilih, pengenalan kekuatan partai dan kandidat, pemilihan pesan, pembuatan iklan dan kampanye, Get Out the Vote (GOTV), hingga pelatihan saksi. Dengan cara-cara yang ilmiah tersebut, klien (partai atau kandidat) bisa mengetahui posisinya secara akurat. Biaya pemilihan juga bisa ditekan secara signifikan, karena pendekatan kepada pemilih dilakukan dengan target yang jelas. |
|||
== Pencapaian dalam Pemilu == |
|||
[http://lsi.co.id/ LSI] menjadi pelopor karena pertama kali membuka pasar ini dan hingga kini profesi konsultan politik telah diterima oleh partai, kandidat dan komunitas politik di Indonesia. Konsultan politik sekarang ini diterima sebagai bagian penting dari proses dan aktor politik di Indonesia. Kiprah LSI sebagai pelopor konsultan politik ini telah diakui dan banyak diliput oleh media massa di Indonesia. Selain menjadi pelopor, LSI juga menjadi pionir, karena keberhasilannya dalam memenangkan klien---partai politik, kandidat kepala daerah. Hingga tahun 2012, LSI telah membantu kemenangan 24 gubernur di seluruh Indonesia. |
|||
LSI Denny JA telah berhasil memenangkan lima kali Pemilihan Presiden (Pilpres) berturut-turut di Indonesia. Kemenangan berturut-turut ini menjadikan LSI Denny JA sebagai salah satu lembaga survei paling berpengaruh dan terpercaya di Indonesia. |
|||
Atas pencapaian luar biasa ini, LSI Denny JA menerima penghargaan dari [https://rekor-leprid.org/ Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia] (LEPRID)<ref>{{Cite web|last=Aini|first=Tsalisa Nur|date=2024-02-19|title=Menangkan Prediksi Pilpres Berturut-turut, Denny JA Terima Penghargaan|url=https://www.rri.co.id/lain-lain/562947/menangkan-prediksi-pilpres-berturut-turut-denny-ja-terima-penghargaan|website=Radio Republik Indonesia|access-date=2024-06-25}}</ref> dan [[Museum Rekor Indonesia|Museum Rekor Dunia Indonesia]] (MURI) pada tahun 2024 sebagai konsultan politik pertama dan satu-satunya di dunia yang pernah memenangkan Pilpres di sebuah negara sebanyak lima kali berturut-turut. <ref>{{Cite web|last=Aini|first=Tsalisa Nur|date=2024-03-25|title=Denny Januar Ali Berhasil Terima Rekor MURI|url=https://www.rri.co.id/pemilu/606577/denny-januar-ali-berhasil-terima-rekor-muri|website=Radio Republik Indonesia|access-date=2024-06-25}}</ref> |
|||
Sebagai lembaga survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) membantu partai politik dan kandidat dalam memetakan kekuatan dan kelemahan. Sejumlah partai politik, seperti Partai Golkar, menggunakan hasil survei LSI sebagai pertimbangan dalam mendukung calon dalam Pilkada.<ref name="footer-5">Jadi 'Dukun Politik' Lewat Metode Survei”, Republika Newspaper, Tuesday, February 27th, 2007</ref> Sebagai konsultan politik, klien pertama LSI adalah Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau. LSI membantu kemenangan Ismeth Abdullah pada Pilkada Provinsi Riau tahun 2005.<ref name="footer-6">“Adu Taktik Survei Politik”, Gatra Magazine, June 4th, 2005</ref> Setelah itu, LSI membantu banyak klien kepala daerah dan anggota legislatif. Hingga tahun 2024, LSI Denny J.A total berhasil memenangkan 37 gubernur dan 98 bupati/wali kota di seluruh Indonesia. |
|||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
|+Pendampingan dan Pemenangan Pemilihan Presiden |
|||
!Tahun |
|||
!Calon |
|||
!Partai Pendukung Utama |
|||
|- |
|- |
||
|2004 |
|||
! Tahun !! Provinsi !! Calon |
|||
|[[Susilo Bambang Yudhoyono]] - [[Jusuf Kalla]] |
|||
|[[Partai Demokrat|Demokrat]] |
|||
|- |
|- |
||
|2009 |
|||
| 2013 || Provinsi Sulawesi Selatan || Syahrul Yasin Limpo |
|||
|Susilo Bambang Yudhoyono - [[Boediono]] |
|||
|Demokrat |
|||
|- |
|- |
||
|2014 |
|||
| 2012 || Provinsi Bangka Belitung || Eko Maulana Ali |
|||
|[[Joko Widodo]] - Jusuf Kalla |
|||
|[[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] |
|||
|- |
|- |
||
|2019 |
|||
| 2011 || Province Banten || Syahrul Ratu Atut Chosiyah |
|||
|Joko Widodo - [[Ma'ruf Amin]] |
|||
|PDI-P |
|||
|- |
|- |
||
|2024 |
|||
| || Provinsi Sulawesi Tengah || Longki Djonggala |
|||
|Prabowo Subianto - [[Gibran Rakabuming Raka|Gibran Rakabuming]] |
|||
|[[Partai Gerakan Indonesia Raya|Gerindra]] |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" |
|||
|+Pendampingan dan Pemenangan Gubernur |
|||
!Tahun |
|||
!Calon |
|||
!Provinsi |
|||
|- |
|- |
||
|2005 |
|||
| 2010 || Provinsi Sulawesi Utara || Sinyo Harry Sarundajang |
|||
|1. [[Ismeth Abdullah]] |
|||
|Kepri |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="2" |2006 |
|||
| || Provinsi Kalimantan Selatan || Rudy Arifin |
|||
|2. [[Barnabas Suebu]] |
|||
|Papua |
|||
|- |
|- |
||
|3. [[Ratu Atut Chosiyah]] |
|||
| || Provinsi Bengkulu || Agusrin Najamudin |
|||
|Banten |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="5" |2007 |
|||
| || Provinsi Jambi || Hasan Basri Agus |
|||
|4. [[Eko Maulana Ali]] |
|||
|Bangka Belitung |
|||
|- |
|- |
||
|5. [[Fauzi Bowo]] |
|||
| || Provinsi Kalimantan Tengah || Teras Narang |
|||
|DKI Jakarta |
|||
|- |
|- |
||
|6. [[Nur Alam]] |
|||
| 2009 || Provinsi Jawa Tengah || Soekarwo |
|||
|Sulawesi Tenggara |
|||
|- |
|- |
||
|7. [[Syahrul Yasin Limpo]] |
|||
| 2008 || Provinsi Bali || Made Mangku Pastika |
|||
|Sulawesi Selatan |
|||
|- |
|- |
||
|8. [[Thaib Armaiyn]] |
|||
| || Provinsi Nusa Tenggara Barat || Zainul Majdi |
|||
|Maluku Utara |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="6" |2008 |
|||
| || Provinsi Nusa Tenggara Timur || Frans Lebu Raya |
|||
|9. [[Frans Lebu Raya]] |
|||
|Nusa Tenggara Timur |
|||
|- |
|- |
||
|10. [[Karel Albert Ralahalu|Karel Alberth Ralahalu]] |
|||
| || Provinsi Riau || Rusli Zaenal |
|||
|Maluku |
|||
|- |
|- |
||
|11. [[I Made Mangku Pastika|Mangku Pastika]] |
|||
| || Provinsi Lampung || Sjachroedin ZP |
|||
|Bali |
|||
|- |
|- |
||
|12. [[Rusli Zainal]] |
|||
| || Provinsi Maluku || Karel Albert Ralahalu |
|||
|Riau |
|||
|- |
|- |
||
|13. [[Sjachroedin Zainal Pagaralam|Sjachroedin ZP]] |
|||
| 2007 || Provinsi Sulawesi Tenggara || Nur Alam |
|||
|Lampung |
|||
|- |
|- |
||
|14. [[Tuan Guru Bajang KH M Zainul Majdi|Tuan Guru Bajang]] |
|||
| || Provinsi Sulawesi Selatan || Syahrul Yasin Limpo |
|||
|Nusa Tenggara Barat |
|||
|- |
|- |
||
|2009 |
|||
| || Maluku Utara || Thaib Armayn |
|||
|15. [[Soekarwo]] |
|||
|Jawa Timur |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="5" |2010 |
|||
| || Provinsi DKI Jakarta || Fauzi Bowo |
|||
|16. [[Agusrin Maryono Najamuddin|Agusrin]] |
|||
|Bengkulu |
|||
|- |
|- |
||
|17. [[Hasan Basri Agus]] |
|||
| || Provinsi Bangka Belitung || Eko Maulana Ali |
|||
|Jambi |
|||
|- |
|- |
||
|18. [[Rudy Ariffin|Rudi Arifin]] |
|||
| 2006 || Provinsi Banten || Ratu Atut Chosiyah |
|||
|Kalimantan Selatan |
|||
|- |
|- |
||
|19. [[Sinyo Harry Sarundajang|Sinyo Sarundajang]] |
|||
| || Provinsi Papua || Barnabas Suebu |
|||
|Sulawesi Utara |
|||
|- |
|- |
||
|20. [[Agustin Teras Narang|Teras Narang]] |
|||
| 2005 || Provinsi Kepulauan Riau || Ismeth Abdullah |
|||
|Kalimantan Tengah |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="2" |2011 |
|||
|} |
|||
|21. [[Longki Djanggola]] |
|||
|Sulawesi Tengah |
|||
'''LSI juga berhasil membantu kemenangan 55 bupati / wali kota di seluruh Indonesia.''' |
|||
{| class="wikitable" |
|||
|- |
|- |
||
|22. [[Ratu Atut Chosiyah]] |
|||
! Tahun !! Bupati/Wali kota !! Calon |
|||
|Banten |
|||
|- |
|- |
||
|2012 |
|||
| 2013 || Bone || Andi Fashar M Padjalangi |
|||
|23. [[Eko Maulana Ali]] |
|||
|Bangka Belitung |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="6" |2013 |
|||
| 2010-2012 || Kabupaten Sarolangun, Jambi || Cek Endra |
|||
|24. [[Awang Faroek Ishak|Awang Faroek]] |
|||
|Kalimantan Timur |
|||
|- |
|- |
||
|25. [[Gatot Pujo Nugroho]] |
|||
| || Kabupaten Siak, Riau || Syamsuar |
|||
|Sumatera Utara |
|||
|- |
|- |
||
|26. [[Said Assagaff]] |
|||
| || Kota Ambon, Maluku || Richard Louhenapessy |
|||
|Maluku |
|||
|- |
|- |
||
|27. [[Soekarwo]] |
|||
| || Kota Manado, Sulawesi Utara || Vicky Lumentut |
|||
|Jawa Timur |
|||
|- |
|- |
||
|28. [[Syahrul Yasin Limpo]] |
|||
| || Kabupaten Tebo, Jambi || Sukandar |
|||
|Sulawesi Selatan |
|||
|- |
|- |
||
|29. [[Muhammad Zainul Majdi|Tuan Guru Bajang]] |
|||
| || Kabupaten KutaiTimur, Kalimantan Timur || Isran Noor |
|||
|Nusa Tenggara Barat |
|||
|- |
|- |
||
|2015 |
|||
| || Kabupaten Purwakarta || Dedi Mulyadi |
|||
|30. [[Irwan Prayitno]] |
|||
|Sumatera Barat |
|||
|- |
|- |
||
|2017 |
|||
| || Kota Tasikmalaya, Jawa Barat || Budi Budiman |
|||
|31. [[Dominggus Mandacan]] |
|||
|Papua Barat |
|||
|- |
|- |
||
| |
|||
| || Kanbupaten Brebes, Jawa Tengah || Idza Priyanti |
|||
|32. Prabowo Subianto (untuk [[Anies Baswedan]]) |
|||
|DKI Jakarta |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="4" |2018 |
|||
| || Kabupaten Morowali, Sulawesi Tenggara || Anwar Hafid |
|||
|33. [[Edy Rahmayadi]] |
|||
|Sumatera Barat |
|||
|- |
|- |
||
|34. [[Ganjar Pranowo]] |
|||
| || Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara || Sompie Singal |
|||
|Jawa Tengah |
|||
|- |
|- |
||
|35. [[Murad Ismail]] |
|||
| || Kabupaten Kediri, Jawa Timur || Haryanti Sutrisno |
|||
|Maluku |
|||
|- |
|- |
||
|36. [[Sutarmidji]] |
|||
| || Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur || Abdullah Azwar Anas |
|||
|Kalimantan Barat |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur || Rita Widyasari |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Touna, Sulawesi Selatan || Damsik Ladjlalani |
|||
|- |
|||
| || Provinsi Sumbawa, NTB || Zulkifli Muhadli |
|||
|- |
|||
| || Kota Samarinda, Kalimantan Timur || Syaharie Jaang |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Sumbawa, NTB || Jamaludin Malik |
|||
|- |
|||
| || Kabpuaten Bangka Tengah, Babel || Erzaldi Rosman |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Boven Digoel, Papua || Yusak Yaluwo |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Malang, Jawa Timur || Rendra Kresna |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Pemalang, Jawa Timur || Junaedi |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur || Ismael Thomas |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Bontang, Kalimantan Timur || Adi Darma |
|||
|- |
|- |
||
|2020 |
|||
|37. [[Olly Dondokambey|Dondokambey]] |
|||
|Sulawesi Utara |
|||
|} |
|} |
||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
|+Pendampingan dan Pemenangan Walikota-Bupati |
|||
!Tahun |
|||
! colspan="5" |Nama Calon dan Daerah |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="7" |2005 |
|||
! Tahun !! Bupati/Wali kota !! Calon |
|||
|[[Telly Tjanggulung]] |
|||
''<small>(Mitra, Sulut)</small>'' |
|||
|[[Eddy Santana Putra]] |
|||
''<small>(Palembang, Sumsel)</small>'' |
|||
|[[Rendra Kresna]] |
|||
<small>''(Malang, Jawa Timur)''</small> |
|||
|[[Itoc Tochija]] |
|||
<small>''(Cimahi, Jawa Barat)''</small> |
|||
|[[Ishak Mekki]] |
|||
<small>''(Ogan Komering Ilir, Sumsel)''</small> |
|||
|- |
|- |
||
|Arwin |
|||
| 2004-2009 || Kabupaten Natuna, Kepri || Daeng Rusnandi |
|||
<small>''(Siak, Riau)''</small> |
|||
|[[Herman Abdullah]] |
|||
<small>''(Pekanbaru, Riau)''</small> |
|||
|[[Ahmad Dahlan (politikus)|Ahmad Dahlan]] |
|||
<small>''(Batam, Kepri)''</small> |
|||
|[[Marlina Moha Siahaan]] |
|||
<small>''(Bolang Mongondow, Sulut)''</small> |
|||
|[[Daeng Rusnadi|Daeng Rusnandi]] |
|||
''<small>(Natuna, Kepri)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Marcus Jacob Papilaja|M.J. Papilaja]] |
|||
| || Kota Cimahi, Jawa Barat || Itoc Tochija |
|||
''<small>(Ambon, Maluku)</small>'' |
|||
|[[Dada Rosada]] |
|||
''<small>(Bandung, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Jimmy Rimba Rogi]] |
|||
<small>''(Manado, Sulut)''</small> |
|||
|[[Rahmat Yasin]] |
|||
<small>''(Kab. Bogor, Jabar)''</small> |
|||
|[[:en:Probo_Yulastoro|Probo Yulastoro]] |
|||
''<small>(Cilacap, Jateng)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Abdullah Hich]] |
|||
| || Kabupaten Siak, Riau || Arwin AS |
|||
''<small>(Tj. Jabung Timur, Jambi)</small>'' |
|||
|[[Imdaad Hamid]] |
|||
''<small>(Balikpapan, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Klemen Tinal]] |
|||
<small>''(Mimika, Papua)''</small> |
|||
|[[Tagore Abubakar|Tagore Abu Bakar]] |
|||
<small>''(Bener Meriah, Aceh)''</small> |
|||
|[[Teuku Zulkarnaini|T. Zulkarnaeni]] |
|||
''<small>(Nagan Raya, Aceh)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Mochtar Mohamad|Mochtar Mohammad]] |
|||
| || Kota Pekanbaru, Riau || Herman Abdu |
|||
''<small>(Kota Bekasi, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Alex Noerdin]] |
|||
''<small>(Musi Banyuasin, Sumsel)</small>'' |
|||
|Andreas Duli Manuk |
|||
''<small>(Lembata, NTT)</small>'' |
|||
|Kalamudin Djinap |
|||
<small>''(Muara Enim, Sumsel)''</small> |
|||
|[[Junaedi (politikus)|Junaedi]] |
|||
''<small>(Pemalang, Jateng)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Adriansyah]] |
|||
| || Kota Batam, Kepulauan Riau || Ahmad Dahlan |
|||
''<small>(Tanah Laut, Kalsel)</small>'' |
|||
|[[Hasan Basri Agus]] |
|||
''<small>(Sorolangun, Jambi)</small>'' |
|||
|[[Riduan Effendi]] |
|||
''<small>(Lubuk Linggau, Sumsel)</small>'' |
|||
|[[Suryatati Abdul Manan|Suryatati A. Manan]] |
|||
''<small>(Tj. Pinang, Kepri)</small>'' |
|||
|[[Ibnu Hasyim]] |
|||
''<small>(Gayo Luwes, Aceh)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Rusdi Masse Mappasessu|Rusdi Masse]] |
|||
| || Kota Manado, Sulawesi Utara || Jimmy Rimba Rogi |
|||
''<small>(Sidrap, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Wahidin Halim]] |
|||
''<small>(Tangerang, Jabar)</small>'' |
|||
| |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="3" |2010 |
|||
| ||Kota Ambon, Maluku || M.J Papilaja |
|||
|[[Azwar Anas|A. Azwar Anas]] |
|||
''<small>(Banyuwangi, Jawa Timur)</small>'' |
|||
|Damsik Ladjalani |
|||
''<small>(Touna, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Zulkifli Muhadli]] |
|||
<small>''(Sumbawa, NTB)''</small> |
|||
|[[Sompie Singal]] |
|||
''<small>(Minahasa Utara, Sulut)</small>'' |
|||
|[[Vicky Lumentut]] |
|||
''<small>(Manado, Sulut)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Adi Darma]] |
|||
| || Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara || Marlina Moha Siahaan |
|||
''<small>(Bontang, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Ismael Thomas|Ismail Thomas]] |
|||
''<small>(Kutai Barat, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Syaharie Jaang]] |
|||
''<small>(Samarinda, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Haryanti Sutrisno]] |
|||
''<small>(Kab. Kediri, Jatim)</small>'' |
|||
|[[Rita Widyasari]] |
|||
<small>''(Kutai Kartanegara, Kaltim)''</small> |
|||
|- |
|- |
||
|[[Jamaluddin Malik|Jamaludin Malik]] |
|||
| || Kabupaten Bogor, Jawa Barat || Rachmat Yasin |
|||
''<small>(Sumbawa, NTB)</small>'' |
|||
|[[Erzaldi Rosman Djohan|Erzaldi Rosman]] |
|||
''<small>(Bangka Tengah, Bangka)</small>'' |
|||
|[[Yusak Yaluwo]] |
|||
''<small>(Boven Digoel, Papua)</small>'' |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|- |
||
|2011 |
|||
| || Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah || Probo Yulastoro |
|||
|[[Richard Louhenapessy]] |
|||
''<small>(Ambon, Maluku)</small>'' |
|||
|[[Sukandar (politikus)|Sukandar]] |
|||
<small>''(Tebo, Jambi)''</small> |
|||
|[[Isran Noor]] |
|||
''<small>(Kutai Timur, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Syamsuar]] |
|||
<small>''(Siak, Riau)''</small> |
|||
|[[Cek Endra]] |
|||
''<small>(Sarolangun, Jambi)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|2012 |
|||
| || Kabpuaten Tanjung Jabung Timur, Jambi || Abdullach Hich |
|||
|[[Budi Budiman]] |
|||
''<small>(Tasikmalaya, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Idza Priyanti]] |
|||
<small>''(Brebes, Jateng)''</small> |
|||
|[[Dedi Mulyadi]] |
|||
''<small>(Purwakarta, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Anwar Hafid]] |
|||
''<small>(Morowali, Sulteng)</small>'' |
|||
| |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="3" |2013 |
|||
| || Kota Balikpapan, Kalimantan Timur || Imdaad Hamid |
|||
|[[Irsyad Yusuf]] |
|||
''<small>(Pasuruan, Jatim)</small>'' |
|||
|Bambang Alamsyah |
|||
''<small>(Tanah Laut, Kalsel)</small>'' |
|||
|[[Ahmad Safei]] |
|||
''<small>(Kolaka, Sulteng)</small>'' |
|||
|[[Danny Pomanto]] |
|||
''<small>(Makassar, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Nadalsyah]] |
|||
''<small>(Barito Utara, Kalteng)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Andi Fahsar M. Padjalangi|Fashar M.P]] |
|||
| || Kabupaten Bener Meriah, Aceh || Tagore Abu Bakar |
|||
''<small>(Bone, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Budi Antoni Aljufri|Budi Antoni]] |
|||
''<small>(Empat Lawang, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Ade Uu Sukaesih]] |
|||
''<small>(Kota Banjar, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Haerul Jaman|Tb Haerul Jaman]] |
|||
''<small>(Kota Serang, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Rahmat Yasin]] |
|||
''<small>(Kab. Bogor, Jabar)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Zaini Arony]] |
|||
| || Kabupaten Nagan Raya, Aceh || Zulkarnaen |
|||
''<small>(Lombok Barat, NTB)</small>'' |
|||
|[[Mochamad Anton|M. Anton]] |
|||
''<small>(Kota Malang, Jatim)</small>'' |
|||
| |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="3" |2015 |
|||
| || Kota Bekasi Bekasi, Jawa Barat || Mochtar Mohamad |
|||
|[[Najmul Akhyar]] |
|||
''<small>(Lombok Utara, NTB)</small>'' |
|||
|[[Rendra Kresna]] |
|||
''<small>(Kab. Malang, Jatim)</small>'' |
|||
|[[Azwar Anas]] |
|||
''<small>(Banyuwangi, Jatim)</small>'' |
|||
|[[Supian Hadi]] |
|||
''<small>(Kotawaringin Timur, Kalteng)</small>'' |
|||
|[[Mian]] |
|||
''<small>(Bengkulu Utara, Bengkulu)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Rita Widyasari]] |
|||
| || Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan || Alex Noerdin |
|||
''<small>(Kutai Kertanegara, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Syaharie Jaang]] |
|||
''<small>(Samarinda, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Haryanti Sutrisno]] |
|||
<small>''(Kediri, Jatim)''</small> |
|||
|[[Jopinus Ramli Saragih|JR Saragih]] |
|||
''<small>(Simalungun, Sumut)</small>'' |
|||
|[[Muhtarom]] |
|||
''<small>(Madiun, Jatim)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Fransiskus Xaverius Yapan|FX Yapan]] |
|||
| || Kabupaten Sarolangun, Jambi || Hasan Basri Agus |
|||
''<small>(Kutai Barat, Kaltim)</small>'' |
|||
|[[Sambari Halim Radianto|Sambari Halim]] |
|||
''<small>(Kab. Gresik, Jatim)</small>'' |
|||
| |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="2" |2018 |
|||
| || Kabupaten Lembata, NTT || Andreas Duli Manuk |
|||
|[[Ade Uu Sukaesih|Ade Uu Sukaersih]] |
|||
''<small>(Kota Banjar, Jabar)</small>'' |
|||
|[[Ilham Syah Azikin|Ilham Syah Aziklin]] |
|||
''<small>(Bantaeng, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Iskandar]] |
|||
''<small>(Ogan Komering Ilir, Sumsel)</small>'' |
|||
|[[M. Sukiman Azmy|Sukiman Azmy]] |
|||
''<small>(Lombok Timur, NTT)</small>'' |
|||
|[[Herdiat Sunarya]] |
|||
''<small>(Kab. Ciamis, Jabar)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
|[[Dewanti Rumpoko]] |
|||
| || Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan || Adriansyah |
|||
''<small>(Kota Baru, Jatim)</small>'' |
|||
|[[Noormiliyani|Noormiliyani AS]] |
|||
''<small>(Barito Kuala, Kalsel)</small>'' |
|||
|[[Benny Laos]] |
|||
''<small>(Kab. Morotasi, Malut)</small>'' |
|||
|[[Richard Louhenapessy|Richard Lohenapessy]] |
|||
<small>''(Ambon, Maluku)''</small> |
|||
|[[Budi Budiman]] |
|||
''<small>(Tasikmalaya, Jabar)</small>'' |
|||
|- |
|- |
||
| rowspan="2" |2020 |
|||
| || Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan || Kalamudin Djinap |
|||
|[[Adnan Purichta Ichsan|Adnan Purichta Ichan]] |
|||
|- |
|||
''<small>(Gowa, Sulsel)</small>'' |
|||
| || Kabupaten Mimika, Papua || Klemen Tinal |
|||
|[[Sunaryanta]] |
|||
|- |
|||
''<small>(Gunungkidul, DI Yogyakarta)</small>'' |
|||
| || Kabupaten Lubuk Linggau, Sumatra Selatan || Riduan Effendi |
|||
|[[Jeje Wiradinata]] |
|||
|- |
|||
''<small>(Pangandaran, Jabar)</small>'' |
|||
| || Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau || Suryatati A Manan |
|||
|[[Hendy Siswanto|Hendi Siswanto]] |
|||
|- |
|||
''<small>(Jember, Jatim)</small>'' |
|||
| || Kabupaten Gayo Luwes, Aceh || Ibnu Hasyim |
|||
|[[Indah Putri Indriani]] |
|||
|- |
|||
''<small>(Luwu Utara, Sulsel)</small>'' |
|||
| || Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan || Rusdi Masse |
|||
|- |
|||
| || Kota Tangerang, Banten || Wahidin Halim |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Ogan Komerin Ilir, Sumatra Selatan || Ishak Mekki |
|||
|- |
|||
| || KOta Bandung, Jawa Barat || Dada Rosada |
|||
|- |
|||
| || Kabupaten Mitra, Sulawesi Utara || Telly Djanggulung |
|||
|- |
|||
| || Kota Palembang, Sumatra Selatan || Eddy Santana Putra |
|||
|- |
|- |
||
|[[Mian]] |
|||
''<small>(Bengkulu Utara, Bengkulu)</small>'' |
|||
|[[Halikinnor|Halikinnoor]] |
|||
''<small>(Kotawaringin, Kalteng)</small>'' |
|||
|[[Suardi Saleh]] |
|||
''<small>(Bamu, Sulsel)</small>'' |
|||
|[[Ipuk Fiestiandani]] |
|||
''<small>(Banyuwangi, Jatim)</small>'' |
|||
|[[Fatmawati Rusdi]] |
|||
''<small>(Makassar, Sulsel)</small>'' |
|||
|} |
|} |
||
== |
== Beberapa Penghargaan == |
||
=== Rekor MURI === |
|||
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga dikenal karena aktif melakukan perhitungan cepat ( [[Quick Count]]) pada Pemilu dan Pilkada. Wilayah Indonesia sangat luas dan banyak letak geografis yang sulit dijangkau. Ini menyebabkan hasil pemilihan biasanya memakan waktu lama. Hasil Pemilu / Pilkada umumnya baru bisa diketahui 2 minggu hingga 1 bulan setelah pemilihan. Dulu, orang harus menunggu waktu yang lama untuk mengetahui siapa pemenang Pemilu / Pilkada. Situasi politik di daerah menjadi tidak kondusif. Kantor KPU tiap hari didatangi pendukung calon untuk mengetahui perkembangan suara calon---tidak jarang diiringi dengan demonstrasi dan aksi kekerasan. Pengusaha dan kegiatan ekonomi selama itu juga tidak bisa beraktivitas menunggu pemenang Pemilu / Pilkada. Kesulitan-kesulitan tersebut, bisa diatasi lewat Quick Count. Quick Count pada dasarnya adalah perhitungan cepat dengan menggunakan sampel Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diambil secara ilmiah.<ref name="footer-15">Melissa Estok,, Neil Nevitte and Glenn Cowan, The Quick Count and Election Observation, New York, National Democratic Institute (NDI), 2003, page 1-3.</ref> Jika dilakukan dengan benar, hasil quick count tidak akan berbeda jauh (kurang dari 1%) dari hasil pemilihan aktual yang diumumkan oleh KPU. Lewat quick count, perhitungan bisa dilakukan secara cepat. Setidaknya 4 jam setalah perhitungan suara, pemilih sudah bisa mengetahui siapa pemenang pemilihan. |
|||
Selain penghargaan dari LEPRID, LSI Denny JA juga telah memperoleh 10 rekor dari MURI untuk survei paling akurat dan hasil quick count dengan selisih terkecil dibandingkan dengan hasil resmi [[Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia|Komisi Pemilihan Umum]] (KPU). |
|||
Salah satu prestasi yang paling menonjol adalah selisih 0% dalam Pilkada dan selisih 0,07% dalam Pilpres 2024, menunjukkan keakuratan luar biasa dalam memprediksi hasil pemilu. <ref>{{Cite web|last=Tim News|date=2024-03-21|title=Denny JA: Selisih Quick Count dan KPU Hanya 0,07 Persen|url=https://www.liputan6.com/pemilu/read/5556061/denny-ja-selisih-quick-count-dan-kpu-hanya-007-persen|website=Liputan 6|access-date=2024-06-25}}</ref> |
|||
LSI adalah salah satu lembaga yang berperan dalam mempopuilerkan quick count. Setiap kali quick count, LSI selalu membuat konferensi pers dan bekerja sama dengan televisi nasional dan media lokal menyiarkan secara “live” hasil quick count. Dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2007 misalnya, hasil quick count LSI ditayangkan secara live di TV One dan Vivanews.com.<ref name="footer-16">[http://metro.news.viva.co.id/news/read/352205-lihat-hasil-quick-count-pilkada-dki-di-vivanews] lihat hasil quick count pilkada dkidi-vivanews</ref> Lewat cara ini, quick count saat ini telah diterima sebagai cara untuk mengetahui secara cepat hasil pemilihan. Dulu, kandidat dan partai kerap kali memprotes atau menyangsikan hasil quick count. Saat ini, terjadi fenomena menggembirakan. Kandidat yang kalah dalam quick count kerap langsung mengucapkan selamat kepada (calon) pemenang. Dengan itu, kondisi politik lokal bisa stabil dan tidak penuh gejolak. |
|||
=== Guinness World Record dan Pendidikan Politik === |
|||
Sejak tahun 2005, LSI telah melakukan ratusan quick count dengan hasil yang akurat dan presisi. Semua quick count LSI dilakukan dengan proses yang cepat, hanya kurang dari 4 jam setelah pemungutan suara selesai. Hasil quick count dipublikasikan dalam konferensi pers dan kerja sama dengan televisi nasional (TV One dan Metro TV) dan televisi lokal. LSI mendapatkan sejumlah penghargaan atas akurasi quick count dari MURI (Museum Rekor Indonesia) atas akurasi quick count dalam meramal hasil Pilkada/ Pemilu. (1) Akurasi dalam melakukan quick count di Kabupaten Sumbawa bulan November 2010. Selisih antara hasil quick count dengan hasil aktual Pemilu adalah 0%. .<ref name="footer-17">[http://www.muri.org/index.php?news_id=3595&start=0&category_id=42&parent_id=42&arcyear=2010&arcmonth=11] Akurasi dalam melakukan quick count di Kabupaten Sumbawa bulan November 2010, [http://www.antaranews.com/berita/1294393293/lsi-denny-ja-ukir-rekor-quick-count] “LSI Denny JA Ukir Rekor Quick Count”</ref> Sebelum rekor ini, Lingakaran Survei Indonesia juga menciptakan rekor hasil quick count pada Pilkada Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi. Hitungan cepat LSI hanya berbeda 0,05 persen dengan hasil perhitungan KPU setempat.<ref name="footer-18">[http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/10/21/35625/Bisnis-Menggiurkan-dari-Arena-Politik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303232110/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/10/21/35625/Bisnis-Menggiurkan-dari-Arena-Politik |date=2016-03-03 }}“Bisnis Menggiurkan dari Arena Politik”, Suara Merdeka Newspaper, October 21st, 2008.</ref> (2) Quick Count Akurat yang diumumkan Tercepat (1 jam setelah TPS tutup) pada Pemilu Presiden tahun 2009. Quick count ini disiarkan secara live di TV One. (3) Quick Count Akurat Pertama Secara Berturut-turut 100 kali.<ref name="footer-19">[http://www.suarapembaruan.com/home/lsi-network-pecahkan-3-rekor-muri/1338] “LSI Network Pecahkan 3 Rekor MURI”, Suara Pembaruan Newspaper, Thursday, November 23rd 2010.</ref> |
|||
[[Berkas:GWR-LSI.png|jmpl|Guinness World Records for LSI Denny J.A]] |
|||
Tidak hanya berfokus pada pemilihan presiden dan kepala daerah, LSI Denny JA juga aktif dalam pendidikan politik. LSI Denny JA telah mendapatkan pengakuan dari [[Guinness World Records|Guinness Book of World Records]] pada tahun 2018 untuk pendidikan politik terbesar, menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi publik di Indonesia. |
|||
== |
=== Inovasi dalam Kampanye Politik === |
||
LSI Denny JA adalah lembaga survei pertama di Indonesia yang memulai kampanye politik menggunakan media sosial. Inovasi ini membawa perubahan besar dalam strategi kampanye politik di Indonesia dan meningkatkan partisipasi serta keterlibatan publik. Atas inovasi ini, Denny JA menerima penghargaan dari [[Time|TIME]] Magazine<ref>{{Cite news|last=Staff|first=Time|date=5 Maret 2015|title=The 30 Most Influential People on the Internet|url=https://time.com/3732203/the-30-most-influential-people-on-the-internet/|work=TIME|access-date=2024-06-28}}</ref> dan [[X (media sosial)|Twitter]], mengakui kontribusinya dalam memanfaatkan teknologi untuk kampanye politik.<ref>{{Cite news|last=Lukman|first=Ericko|date=2014-12-11|title=Here are some of Indonesia’s most memorable tweets in 2014|url=https://www.techinasia.com/twitter-year-in-review-2014-indonesia|work=Tech in Asia|access-date=2024-06-28}}</ref> |
|||
Pada tahun 2014, LSI Denny JA membuat [[Hitung cepat|Quick Count]] live di Twitter, dan pada tahun 2019, mereka memperkenalkan penggunaan meme dalam kampanye politik, yang memungkinkan penyebaran isu-isu kampanye dengan cepat di media sosial. |
|||
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga pembuat opini publik. Hasil [http://www.lsi.co.id/ survei indonesia] dan pendapat LSI banyak menghiasi pemberitaan media nasional, dan menjadi referensi penting bagi elit politik, partai politik dan pembuat kebijakan. Sejak berdiri tahun 2005, tiap tiga bulan sekali, LSI melakukan [http://www.lsi.co.id/ survei nasional] dengan menanyakan kepada publik pendapat mereka atas isu dan kebijakan publik. Mulai dari isu aktual hingga isu-isu penting seperti demokrasi, Islam, toleransi, kinerja lembaga publik dan sebagainya. Hasil-hasil survei LSI tersebut dipublikasikan oleh LSI dalam sebuah konferensi pers yang dilakukan secara reguler. Hasil survei LSI itu sering kali mendapat perhatian media dengan menempatkannya sebagai berita penting. Hasil-hasil survei LSI mendapat porsi liputan luas. Menjadi bahan perdebatan di antara elit dan tokoh-tokoh politik. Hasil survei kerap menjadi bahan utama perdebatan dan diskusi dalam acara talkshow. Museum Rekor Indonesia (MURI) tahun 2011, memberikan penghargaan kepada LSI atas keberhasilan LSI dalam membuat hasil survei diberitakan di halaman utama suratkabar secara terus menerus. Rekor dari MURI itu diberikan setelah LSI berhasil membuat konferensi pers sebanyak 7 kali (sepanjang Juni-Oktober 2011) dan ketujuh konferensi pers tersebut berturut-turut menjadi headline berita suratkabar nasional. |
|||
Pada tahun 2024, Denny JA juga menggunakan artificial intelligence dalam kampanye politiknya. |
|||
Ini bisa dicatat sebagai sebuah keberhasilan, karena dua hal. Pertama, hasil [http://www.lsi.co.id/ survey indonesia] sudah dianggap sebagai “layak jual” oleh media dan suratkabar. Dulu, hasil survei dibuat oleh suratkabar di halaman dalam, kalah jauh dengan peristiwa atau komentar dari tokoh politik. Media saat ini telah menempatkan hasil survei tidak kalah pentingnya dengan peristiwa nasional atau komentar dari elit dan pejabat. Survei dan riset sosial menjadi bahan yang penting bagi media, asalkan lembaga survei bisa mengemas hasil survei secara menarik. Kedua, diskusi dan debat publik didasarkan pada data survei. Dulu, debat publik kerap kali dilakukan dengan adu argumentasi, tanpa melihat bagaimana suara publik atas topik yang didiskusikan. Hasil survei saat ini menjadi bagian penting dari diskusi publik. Pengamat dan elit politik kini kerap mengutip hasil survei untuk memperlihatkan bagaimana masyarakat memandang suatu isu. |
|||
=== Pengembangan Aplikasi untuk Membaca Opini Publik === |
|||
== Quick Poll == |
|||
Sejak tahun 2024, LSI Denny JA mengembangkan aplikasi untuk membaca opini publik di media online dan media sosial. Aplikasi ini dirancang untuk menganalisis tren dan sentimen publik secara real-time, memberikan data yang lebih akurat dan cepat untuk mendukung strategi kampanye politik dan pengambilan keputusan. |
|||
=== Pengaruh di Tingkat Regional === |
|||
Quick Poll adalah jenis survei yang diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Quick Poll telah dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia sejak tahun 2011. Hingga saat ini, hasil Quick Poll secara rutin ditayangkan oleh stasiun televisi TV One tiap hari Senin dan Kamis.<ref name="footer-20">[http://www.youtube.com/watch?v=AyjLe_gTuuk] Quick Poll secara rutin ditayangkan oleh stasiun televisi TV One</ref> Quick Poll menampilkan data pendapat publik atas kasus aktual yang terjadi selama satu dua hari terakhir. Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang, keesokan harinya kita sudah tahu bagaimana persepsi publik atas status tersangka Andi Mallarangeng. |
|||
Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat. |
|||
Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat. |
|||
Quick Poll adalah survei opini publik (polling) yang dilakukan secara cepat dengan tetap menggunakan prinsip-prinsip penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Quick Poll memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, sehingga pelaksanaan wawancara bisa dilakukan beberapa jam saja. Teknik penarikan sampel, kuesioner dan desain survei sama dengan survei nasional yang selama ini dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia. Yang membedakan, hanya pada saat wawancara, di mana wawancara tidak dilakukan secara tatap muka tetapi memakai bantuan handset yang terhubung ke semua responden terpilih. Dengan cara ini, akurasi dan representasi survei terjamin. Dan pada saat bersamaan, survei bisa dilakukan secara cepat. |
|||
=== Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) dan Judicial Review === |
|||
Quick Poll dilakukan untuk mengatasi kendala pelaksanaan survei di negara berkembang seperti Indonesia. Survei opini publik membutuhkan kecepatan. Hal ini karena isu bisa berubah setiap hari, dan pendapat publik atas suatu isu juga bisa cepat berubah. Di Amerika dan negara maju, survei bisa dilakukan secara cepat kurang dari 1 jam. Survei opini publik bisa cepat karena survei dilakukan lewat telepon. Ini tidak mengherankan karena di Amerika lebih dari 90% rumah tangga memiliki pesawat telepon, dan semua nomor telepon tersebut tersusun dalam kerangka sampel yang baik. Kondisi di Amerika dan negara maju tersebut, berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, hanya 10% saja masyarakat yang memiliki pesawat telepon. Jumlah pemilik telepon genggam (handphone) memang besar, tetapi tidak tercatat dengan baik sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai kerangka sampel untuk survei. Survei di Indonesia, jika ingin hasilnya representatif (mewakili semua masyarakat Indonesia), tidak cukup hanya dilakukan di semua provinsi, tetapi juga harus dilakukan secara tatap muka (face to face interview). Dengan wawancara tatap muka, survei bisa menyertakan semua anggota populasi di kota dan desa---tidak terbatas hanya mereka yang memiliki telepon saja. Tetapi penggunaan wawancara tatap muka (face to face) dalam survei membuat harga survei menjadi sangat mahal dan waktu survei menjadi sangat lama. Karena responden harus didatangi satu per satu. Karena karakteristik wawancara langsung seperti di atas, maka survei di Indonesia bisa dipastikan tidak bisa mencakup (mencover) isu-isu yang sifatnya aktual. Survei (karena mahal dan waktu wawancara yang panjang) tidak bisa dilakukan setiap saat, sehingga isu-isu yang ditanyakan dalam survei bukan merupakan isu aktual. |
|||
Denny JA juga mendirikan Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) pada tahun 2007. Salah satu prestasi AROPI adalah melakukan [[judicial review]] pertama di [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]] pada tahun 2009. Judicial review ini berhasil membatalkan undang-undang yang melarang quick count pada hari pencoblosan.<ref>{{Cite news|last=MK|first=Humas|date=2009-07-06|title=MK Bolehkan Quick Count Pilpres 2009|url=https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=3272&menu=2|work=MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA|access-date=2024-06-26}}</ref> |
|||
Denny JA, sebagai ketua umum AROPI, berargumen bahwa quick count adalah puncak kontribusi ilmiah para peneliti, yang seharusnya dilakukan pada hari pencoblosan. Mahkamah Konstitusi mengabulkan permintaan tersebut, sehingga quick count bisa dilakukan pada hari pemilihan presiden langsung. |
|||
Sejumlah lembaga dan media mensiasati kelemahan survei dengan wawancara tatap muka tersebut dengan survei telepon. Lewat telepon, survei bisa dilakukan dengan cepat sekaligus murah. Tetapi survei telepon mempunyai kelemahan besar ketika diterapkan di Indonesia. Hasil survei telepon bisa dipastikan tidak reprsentatif, karena hanya menyertakan populasi pemilik telepon saja, yang jumlahnya hanya 10% dari populasi Indonesia. Survei hanya bisa memotret kalangan kelas menengah, tidak bisa mencakup warga miskin yang justru adalah mayoritas penduduk Indonesia. Lingkaran Survei Indonesia mencoba untuk mengatasi kendala survei di Indonesia itu dengan melakukan Quick Poll. Ide besarnya adalah mengambil kelebihan dari wawancara langsung (dalam hal representatifnya) dan wawancara telepon (dalam hal kecepatannya). Responden diambil terlebih dahulu secara random. Metode penarikan sampel sama dengan metode yang biasa dipakai untuk wawancara langsung (face to face). Setelah responden terpilih, masing-masing responden diberikan sebuah (handset). Lewat alat itulah, pertanyaan-pertanyaan survei diajukan kepada responden. Teoretis kepada setiap responden, bisa ditanyakan tiap saat pendapat mereka atas berbagai peristiwa dan isu yang berkembang. Pengukuran opini publik kemudian bisa dilakukan setiap saat.Dengan cara ini, survei bisa dilakukan secara cepat. Tetapi juga tidak mengurangi kadar representatif dari survei. |
|||
=== Mini MBA dalam Marketing Politik === |
|||
Agar responden dalam survei representatif (mewakili semua populasi di Indonesia), pelaksanaan Quick Poll dilakukan ke dalam tiga tahap. Tahap pertama, proses pemilihan responden. Pada saat pemilihan responden ini, data karakteristik responden juga akan dicatat selengkap mungkin----dari pekerjaan, peghasilan, pengeluaran rumah tangga (SES), agama, suku, pendidikan, dan informasi lain yang relevan. Data ini bukan hanya responden terpilih, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Kedua, kepada responden terpilih ini, selanjutnya diberikan handset. Untuk responden tertentu (misalnya tidak bisa baca tulis, tidak ada sinyal dsb) akan diberikan perlakukan khusus. Handset ini telah dirancang khusus oleh LSI sehingga mudah dipergunakan dan secara interaktif bisa terus terhubung dengan pusat data yang ada di LSI. Handset survei (disebut juga surveimeter) adalah perangkat yang dirancang khusus oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) untuk Quick Poll. Perangkat tersebut memang mirip handphone, tetapi bukan handphone. Ketiga, setelah handset diberikan, wawancara dilakukan lewat handset tersebut. Hasil jawaban responden secara otomatis akan masuk ke server. Server ini telah dilengkapi dengan mesin pengolah data yang telah diprogram sehingga secara otomatis dan terkomputerisasi akan mengolah data yang masuk. |
|||
LSI Denny JA, bersama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie (anak perusahaan Telkomsel), membuka sekolah pertama untuk mini MBA dalam marketing politik pada tahun 2023.<ref>{{Cite news|last=Pranoto|first=Yudistiro|date=2023-01-24|title=Gandeng SBM-ITB dan Kuncie, LSI Denny JA Buka Kelas Mini MBA Public Policy and Political Marketing|url=https://www.inews.id/multimedia/photo/gandeng-sbm-itb-dan-kuncie-lsi-denny-ja-buka-kelas-mini-mba-public-policy-and-political-marketing/1/0|work=iNews.id|access-date=2024-06-26}}</ref> |
|||
Program ini sudah mencapai angkatan keempat dan bertujuan memberikan pengetahuan mengenai survei opini publik dan konsultasi politik. |
|||
[[Berkas:Quick Process.gif|jmpl|Quick Poll Process]] |
|||
Buku Denny JA yang berjudul '''''"Creating A Political Legacy: Introducing the 10 P Model – Theory and Practice of Political Marketing"''''' (2020)<ref>{{Cite book|last=J.A|first=Denny|date=August 2020|url=https://books.google.co.id/books/about/Membangun_Legacy.html?id=4PMqEAAAQBAJ&redir_esc=y|title=Membangun Legacy: 10P Untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik|location=Jakarta|publisher=CBI|isbn=9786025896866|pages=248|url-status=live}}</ref> digunakan sebagai salah satu buku utama dalam pengajaran mini MBA ini, menjelaskan teori mutakhir mengenai marketing politik. |
|||
=== Penghargaan Internasional === |
|||
Selain penghargaan nasional, Denny JA dan LSI juga mendapatkan pengakuan internasional atas kontribusinya dalam bidang survei dan konsultan politik. Penghargaan ini mencerminkan standar tinggi dan pengakuan atas profesionalisme LSI Denny JA di kancah internasional. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
* |
* |
||
* |
|||
* |
|||
* |
|||
== Pranala luar == |
|||
* [http://www.lsi.co.id/ Situs resmi LSI] |
|||
Info: http://www.lsi.co.id/ |
|||
[[Kategori:Surveyor]] |
[[Kategori:Surveyor]] |
Revisi terkini sejak 28 Juni 2024 04.55
Lingkaran Survei Indonesia (dibaca: LSI Denny JA) adalah lembaga survei dan konsultan politik di Indonesia. LSI didirikan pada tahun 2005 oleh sejumlah pembuat opini publik, peneliti, kolumnis, ahli survei, yang sejak lama terlibat dalam dunia penelitian. LSI aktif melakukan survei politik, baik pada Pemilu ataupun Pilkada.
Pada tahun 2011, Universitas Kristen Indonesia (UKI) memberikan penghargaan “Achievement Award” kepada LSI karena dipandang berjasa telah memberi warna bagi ilmu sosial, komunikasi politik, dan politik pemilu di Indonesia. LSI membawa tradisi ilmu sosial kuantitatif dengan kemampuannya memprediksi hasil pemilu yang belum terjadi. LSI juga dianggap berjasa membuat hasil riset menarik diberitakan bahkan menjadi "headline" di media nasional. LSI juga dinilai mewarnai politik praktis dan komunikasi politik di Indonesia. [1]
Sebagai pelopor konsultan politik, LSI Denny J.A kerap menjadi bahan studi dan menjadi tempat studi banding politisi luar negeri. Pada akhir tahun 2010, sejumlah delegasi Kongres Amerika (AS) dipimpin Zack Hudgins mengadakan audiensi dengan Lingkaran Survei Indonesia. Kedatangan delegasi kongres Amerika yang berjumlah lima orang tersebut sebagai bagian dari rangkaian kegiatannya di Indonesia untuk mengunjungi sejumlah lembaga seperti DPR, partai politik dan elit politik berpengaruh di Indonesia. Mengenai pilihannya untuk berkunjung ke LSI, delegasi kongres tersebut berpandangan karena Lingkaran Survei Indonesia dianggap sebagai representasi konsultan politik yang memiliki pengaruh dalam politik nasional di Indonesia. Terutama, karena perannya sebagai pelopor berdiri dan berkembangnya konsultan politik di tanah air.[2]
Sejarah dan Pendirian
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2002, Denny Januar Ali (Denny J.A) pergi ke Filipina untuk belajar di Social Weather Stations, lembaga survei pertama di Asia yang fokus pada opini publik.
Social Weather Stations memulai layanan seperti Gallup Poll di Amerika Serikat, tetapi untuk wilayah Asia. Di sana, Denny JA mempelajari cara mengelola lembaga survei. Setelah kembali dari Filipina, Denny JA bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Survei Indonesia dan menjadi direktur eksekutif pertama pada tahun 2002.
Namun, Denny JA menyadari bahwa pemimpin di Indonesia tidak hanya memerlukan cara membaca data dan opini publik, tetapi juga bagaimana mendapat dukungan publik untuk menjadi pemimpin. Fungsi kedua ini adalah peran konsultan politik yang tidak diberikan oleh lembaga survei. Oleh karena itu, Denny JA mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2005, menjadi konsultan politik pertama di Indonesia.
Saat ini, LSI Denny J.A berkembang menjadi 6 anak usaha, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Konsultan Citra Indonesia (KCI), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), Citra Publik Indonesia (CPI), Citra Publik Advertising (CPA), Citra Komunikasi LSI (Cikom), dan Survei Strategi Indonesia (SIGI).
Pionir Survei untuk Partai Politik
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2005, LSI Denny JA menjadi yang pertama kali membujuk partai politik untuk melakukan survei opini publik dalam rangka memilih calon pemimpinnya di Pilkada.
Saat itu, Partai Golkar menjadi yang pertama kali menggunakan jasa LSI Denny JA untuk mensurvei lebih dari 200 calon kepala daerah di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota.[3]
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang membangun tradisi hingga saat ini, di mana hampir semua partai politik melakukan survei opini publik untuk membantu mereka mendapatkan calon-calon yang tepat dalam rangka pertarungan di Pilkada, Pileg, dan bahkan Pilpres.
Konsultan Politik
[sunting | sunting sumber]Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny J.A) adalah konsultan politik profesional pertama di Indonesia. Sebelumnya memang ada beberapa orang atau lembaga yang ikut membantu kemenangan partai atau kandidat. Tetapi mereka tidak menyebut dirinya sebagai konsultan politik profesional. LSI Denny J.A adalah lembaga pertama yang menyebut diri sebagai konsultan politik profesional[4] Masuknya para profesional dalam politik telah dimulai pada Pemilu tahun 2004. Mereka umumnya berasal dari biro iklan komersial, seperti Hotline Advertising dan Matari Advertising yang membantu partai dalam merancang iklan dan pesan kampanye.
Pada tahun 2005, LSI Denny J.A memulai kerja dengan spesialisasi pada konsultan untuk politik, dan menawarkan jasa bukan hanya sebatas pada iklan dan pengemasan kandidat (citra). LSI menawarkan semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemenangan kandidat---mulai dari penyiapan strategi, visi misi, kampanye dari rumah ke rumah, kampanye media, hingga penyiapan saksi saat pemilihan[5] Setelah LSI Denny J.A, kemudian bermunculan berbagai lembaga konsultan politik di Indonesia, seperti Indobarometer, Fox Indonesia, Polmark Indonesia, Milenium Cipta Citra dan sebagainya.[6]
Kemunculan konsultan politik tidak bisa dilepaskan dari perubahan politik di Indonesia. Pasca tahun 2004, Indonesia memasuki era baru di mana pejabat-pejabat publik dipilih secara langsung oleh rakyat -- mulai dari presiden, anggota DPR, DPRD, DPD, wali kota, Bupati hingga gubernur. Untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), total di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 500 pemilihan yang melibatkan rakyat secara langsung. Untuk pemilu legislatif (DPR Pusat, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) total memperebutkan sekitar 19 ribu kursi.[7] Era ini melahirkan kebutuhan partai dan kandidat akan tenaga profesional yang bisa membantu mereka memenangkan pemilihan. LSI Denny J.A sejak tahun 2004 terlibat sebagai konsultan politik profesional.
Cara-cara mendekati pemilih dilakukan secara rasional, mulai dari pemetaan pemilih, pengenalan kekuatan partai dan kandidat, pemilihan pesan, pembuatan iklan dan kampanye, Get Out the Vote (GOTV), hingga pelatihan saksi. Dengan cara-cara yang ilmiah tersebut, klien (partai atau kandidat) bisa mengetahui posisinya secara akurat. Biaya pemilihan juga bisa ditekan secara signifikan, karena pendekatan kepada pemilih dilakukan dengan target yang jelas.
LSI Denny J.A menjadi pelopor karena pertama kali membuka pasar ini dan hingga kini profesi konsultan politik telah diterima oleh partai, kandidat dan komunitas politik di Indonesia. Konsultan politik sekarang ini diterima sebagai bagian penting dari proses dan aktor politik di Indonesia. Kiprah LSI sebagai pelopor konsultan politik ini telah diakui dan banyak diliput oleh media massa di Indonesia. Selain menjadi pelopor, LSI juga menjadi pionir, karena keberhasilannya dalam memenangkan klien---partai politik, kandidat kepala daerah.
Quick Count
[sunting | sunting sumber]LSI Denny J.A juga dikenal karena aktif melakukan perhitungan cepat (Quick Count) pada Pemilu dan Pilkada. Wilayah Indonesia sangat luas dan banyak letak geografis yang sulit dijangkau. Ini menyebabkan hasil pemilihan biasanya memakan waktu lama. Hasil Pemilu / Pilkada umumnya baru bisa diketahui 2 minggu hingga 1 bulan setelah pemilihan. Dulu, orang harus menunggu waktu yang lama untuk mengetahui siapa pemenang Pemilu / Pilkada. Situasi politik di daerah menjadi tidak kondusif. Kantor KPU tiap hari didatangi pendukung calon untuk mengetahui perkembangan suara calon -- tidak jarang diiringi dengan demonstrasi dan aksi kekerasan.
Pengusaha dan kegiatan ekonomi selama itu juga tidak bisa beraktivitas menunggu pemenang Pemilu / Pilkada. Kesulitan-kesulitan tersebut, bisa diatasi lewat Quick Count. Quick Count pada dasarnya adalah perhitungan cepat dengan menggunakan sampel Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diambil secara ilmiah.[8] Jika dilakukan dengan benar, hasil quick count tidak akan berbeda jauh (kurang dari 1%) dari hasil pemilihan aktual yang diumumkan oleh KPU. Lewat quick count, perhitungan bisa dilakukan secara cepat. Setidaknya 4 jam setalah perhitungan suara, pemilih sudah bisa mengetahui siapa pemenang pemilihan.
LSI Denny J.A adalah salah satu lembaga yang berperan dalam mempopuilerkan quick count. Setiap kali quick count, lembaga ini selalu membuat konferensi pers dan bekerja sama dengan televisi nasional dan media lokal menyiarkan secara “live” hasil quick count. Lewat cara ini, quick count saat ini telah diterima sebagai cara untuk mengetahui secara cepat hasil pemilihan. Dulu, kandidat dan partai kerap kali memprotes atau menyangsikan hasil quick count. Saat ini, terjadi fenomena menggembirakan. Kandidat yang kalah dalam quick count kerap langsung mengucapkan selamat kepada (calon) pemenang. Dengan itu, kondisi politik lokal bisa stabil dan tidak penuh gejolak.
Sejak tahun 2005, LSI Denny J.A telah melakukan ratusan quick count dengan hasil yang akurat dan presisi. Semua quick count LSI dilakukan dengan proses yang cepat, hanya kurang dari 4 jam setelah pemungutan suara selesai. Hasil quick count dipublikasikan dalam konferensi pers dan kerja sama dengan televisi nasional dan televisi lokal.
Pencapaian dalam Pemilu
[sunting | sunting sumber]LSI Denny JA telah berhasil memenangkan lima kali Pemilihan Presiden (Pilpres) berturut-turut di Indonesia. Kemenangan berturut-turut ini menjadikan LSI Denny JA sebagai salah satu lembaga survei paling berpengaruh dan terpercaya di Indonesia.
Atas pencapaian luar biasa ini, LSI Denny JA menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID)[9] dan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada tahun 2024 sebagai konsultan politik pertama dan satu-satunya di dunia yang pernah memenangkan Pilpres di sebuah negara sebanyak lima kali berturut-turut. [10]
Sebagai lembaga survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) membantu partai politik dan kandidat dalam memetakan kekuatan dan kelemahan. Sejumlah partai politik, seperti Partai Golkar, menggunakan hasil survei LSI sebagai pertimbangan dalam mendukung calon dalam Pilkada.[11] Sebagai konsultan politik, klien pertama LSI adalah Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau. LSI membantu kemenangan Ismeth Abdullah pada Pilkada Provinsi Riau tahun 2005.[12] Setelah itu, LSI membantu banyak klien kepala daerah dan anggota legislatif. Hingga tahun 2024, LSI Denny J.A total berhasil memenangkan 37 gubernur dan 98 bupati/wali kota di seluruh Indonesia.
Tahun | Calon | Partai Pendukung Utama |
---|---|---|
2004 | Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla | Demokrat |
2009 | Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono | Demokrat |
2014 | Joko Widodo - Jusuf Kalla | PDI-P |
2019 | Joko Widodo - Ma'ruf Amin | PDI-P |
2024 | Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming | Gerindra |
Tahun | Calon | Provinsi |
---|---|---|
2005 | 1. Ismeth Abdullah | Kepri |
2006 | 2. Barnabas Suebu | Papua |
3. Ratu Atut Chosiyah | Banten | |
2007 | 4. Eko Maulana Ali | Bangka Belitung |
5. Fauzi Bowo | DKI Jakarta | |
6. Nur Alam | Sulawesi Tenggara | |
7. Syahrul Yasin Limpo | Sulawesi Selatan | |
8. Thaib Armaiyn | Maluku Utara | |
2008 | 9. Frans Lebu Raya | Nusa Tenggara Timur |
10. Karel Alberth Ralahalu | Maluku | |
11. Mangku Pastika | Bali | |
12. Rusli Zainal | Riau | |
13. Sjachroedin ZP | Lampung | |
14. Tuan Guru Bajang | Nusa Tenggara Barat | |
2009 | 15. Soekarwo | Jawa Timur |
2010 | 16. Agusrin | Bengkulu |
17. Hasan Basri Agus | Jambi | |
18. Rudi Arifin | Kalimantan Selatan | |
19. Sinyo Sarundajang | Sulawesi Utara | |
20. Teras Narang | Kalimantan Tengah | |
2011 | 21. Longki Djanggola | Sulawesi Tengah |
22. Ratu Atut Chosiyah | Banten | |
2012 | 23. Eko Maulana Ali | Bangka Belitung |
2013 | 24. Awang Faroek | Kalimantan Timur |
25. Gatot Pujo Nugroho | Sumatera Utara | |
26. Said Assagaff | Maluku | |
27. Soekarwo | Jawa Timur | |
28. Syahrul Yasin Limpo | Sulawesi Selatan | |
29. Tuan Guru Bajang | Nusa Tenggara Barat | |
2015 | 30. Irwan Prayitno | Sumatera Barat |
2017 | 31. Dominggus Mandacan | Papua Barat |
32. Prabowo Subianto (untuk Anies Baswedan) | DKI Jakarta | |
2018 | 33. Edy Rahmayadi | Sumatera Barat |
34. Ganjar Pranowo | Jawa Tengah | |
35. Murad Ismail | Maluku | |
36. Sutarmidji | Kalimantan Barat | |
2020 | 37. Dondokambey | Sulawesi Utara |
Tahun | Nama Calon dan Daerah | ||||
---|---|---|---|---|---|
2005 | Telly Tjanggulung
(Mitra, Sulut) |
Eddy Santana Putra
(Palembang, Sumsel) |
Rendra Kresna
(Malang, Jawa Timur) |
Itoc Tochija
(Cimahi, Jawa Barat) |
Ishak Mekki
(Ogan Komering Ilir, Sumsel) |
Arwin
(Siak, Riau) |
Herman Abdullah
(Pekanbaru, Riau) |
Ahmad Dahlan
(Batam, Kepri) |
Marlina Moha Siahaan
(Bolang Mongondow, Sulut) |
Daeng Rusnandi
(Natuna, Kepri) | |
M.J. Papilaja
(Ambon, Maluku) |
Dada Rosada
(Bandung, Jabar) |
Jimmy Rimba Rogi
(Manado, Sulut) |
Rahmat Yasin
(Kab. Bogor, Jabar) |
Probo Yulastoro
(Cilacap, Jateng) | |
Abdullah Hich
(Tj. Jabung Timur, Jambi) |
Imdaad Hamid
(Balikpapan, Kaltim) |
Klemen Tinal
(Mimika, Papua) |
Tagore Abu Bakar
(Bener Meriah, Aceh) |
T. Zulkarnaeni
(Nagan Raya, Aceh) | |
Mochtar Mohammad
(Kota Bekasi, Jabar) |
Alex Noerdin
(Musi Banyuasin, Sumsel) |
Andreas Duli Manuk
(Lembata, NTT) |
Kalamudin Djinap
(Muara Enim, Sumsel) |
Junaedi
(Pemalang, Jateng) | |
Adriansyah
(Tanah Laut, Kalsel) |
Hasan Basri Agus
(Sorolangun, Jambi) |
Riduan Effendi
(Lubuk Linggau, Sumsel) |
Suryatati A. Manan
(Tj. Pinang, Kepri) |
Ibnu Hasyim
(Gayo Luwes, Aceh) | |
Rusdi Masse
(Sidrap, Sulsel) |
Wahidin Halim
(Tangerang, Jabar) |
||||
2010 | A. Azwar Anas
(Banyuwangi, Jawa Timur) |
Damsik Ladjalani
(Touna, Sulsel) |
Zulkifli Muhadli
(Sumbawa, NTB) |
Sompie Singal
(Minahasa Utara, Sulut) |
Vicky Lumentut
(Manado, Sulut) |
Adi Darma
(Bontang, Kaltim) |
Ismail Thomas
(Kutai Barat, Kaltim) |
Syaharie Jaang
(Samarinda, Kaltim) |
Haryanti Sutrisno
(Kab. Kediri, Jatim) |
Rita Widyasari
(Kutai Kartanegara, Kaltim) | |
Jamaludin Malik
(Sumbawa, NTB) |
Erzaldi Rosman
(Bangka Tengah, Bangka) |
Yusak Yaluwo
(Boven Digoel, Papua) |
|||
2011 | Richard Louhenapessy
(Ambon, Maluku) |
Sukandar
(Tebo, Jambi) |
Isran Noor
(Kutai Timur, Kaltim) |
Syamsuar
(Siak, Riau) |
Cek Endra
(Sarolangun, Jambi) |
2012 | Budi Budiman
(Tasikmalaya, Jabar) |
Idza Priyanti
(Brebes, Jateng) |
Dedi Mulyadi
(Purwakarta, Jabar) |
Anwar Hafid
(Morowali, Sulteng) |
|
2013 | Irsyad Yusuf
(Pasuruan, Jatim) |
Bambang Alamsyah
(Tanah Laut, Kalsel) |
Ahmad Safei
(Kolaka, Sulteng) |
Danny Pomanto
(Makassar, Sulsel) |
Nadalsyah
(Barito Utara, Kalteng) |
Fashar M.P
(Bone, Sulsel) |
Budi Antoni
(Empat Lawang, Sulsel) |
Ade Uu Sukaesih
(Kota Banjar, Jabar) |
Tb Haerul Jaman
(Kota Serang, Jabar) |
Rahmat Yasin
(Kab. Bogor, Jabar) | |
Zaini Arony
(Lombok Barat, NTB) |
M. Anton
(Kota Malang, Jatim) |
||||
2015 | Najmul Akhyar
(Lombok Utara, NTB) |
Rendra Kresna
(Kab. Malang, Jatim) |
Azwar Anas
(Banyuwangi, Jatim) |
Supian Hadi
(Kotawaringin Timur, Kalteng) |
Mian
(Bengkulu Utara, Bengkulu) |
Rita Widyasari
(Kutai Kertanegara, Kaltim) |
Syaharie Jaang
(Samarinda, Kaltim) |
Haryanti Sutrisno
(Kediri, Jatim) |
JR Saragih
(Simalungun, Sumut) |
Muhtarom
(Madiun, Jatim) | |
FX Yapan
(Kutai Barat, Kaltim) |
Sambari Halim
(Kab. Gresik, Jatim) |
||||
2018 | Ade Uu Sukaersih
(Kota Banjar, Jabar) |
Ilham Syah Aziklin
(Bantaeng, Sulsel) |
Iskandar
(Ogan Komering Ilir, Sumsel) |
Sukiman Azmy
(Lombok Timur, NTT) |
Herdiat Sunarya
(Kab. Ciamis, Jabar) |
Dewanti Rumpoko
(Kota Baru, Jatim) |
Noormiliyani AS
(Barito Kuala, Kalsel) |
Benny Laos
(Kab. Morotasi, Malut) |
Richard Lohenapessy
(Ambon, Maluku) |
Budi Budiman
(Tasikmalaya, Jabar) | |
2020 | Adnan Purichta Ichan
(Gowa, Sulsel) |
Sunaryanta
(Gunungkidul, DI Yogyakarta) |
Jeje Wiradinata
(Pangandaran, Jabar) |
Hendi Siswanto
(Jember, Jatim) |
Indah Putri Indriani
(Luwu Utara, Sulsel) |
Mian
(Bengkulu Utara, Bengkulu) |
Halikinnoor
(Kotawaringin, Kalteng) |
Suardi Saleh
(Bamu, Sulsel) |
Ipuk Fiestiandani
(Banyuwangi, Jatim) |
Fatmawati Rusdi
(Makassar, Sulsel) |
Beberapa Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Rekor MURI
[sunting | sunting sumber]Selain penghargaan dari LEPRID, LSI Denny JA juga telah memperoleh 10 rekor dari MURI untuk survei paling akurat dan hasil quick count dengan selisih terkecil dibandingkan dengan hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Salah satu prestasi yang paling menonjol adalah selisih 0% dalam Pilkada dan selisih 0,07% dalam Pilpres 2024, menunjukkan keakuratan luar biasa dalam memprediksi hasil pemilu. [13]
Guinness World Record dan Pendidikan Politik
[sunting | sunting sumber]Tidak hanya berfokus pada pemilihan presiden dan kepala daerah, LSI Denny JA juga aktif dalam pendidikan politik. LSI Denny JA telah mendapatkan pengakuan dari Guinness Book of World Records pada tahun 2018 untuk pendidikan politik terbesar, menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi publik di Indonesia.
Inovasi dalam Kampanye Politik
[sunting | sunting sumber]LSI Denny JA adalah lembaga survei pertama di Indonesia yang memulai kampanye politik menggunakan media sosial. Inovasi ini membawa perubahan besar dalam strategi kampanye politik di Indonesia dan meningkatkan partisipasi serta keterlibatan publik. Atas inovasi ini, Denny JA menerima penghargaan dari TIME Magazine[14] dan Twitter, mengakui kontribusinya dalam memanfaatkan teknologi untuk kampanye politik.[15]
Pada tahun 2014, LSI Denny JA membuat Quick Count live di Twitter, dan pada tahun 2019, mereka memperkenalkan penggunaan meme dalam kampanye politik, yang memungkinkan penyebaran isu-isu kampanye dengan cepat di media sosial.
Pada tahun 2024, Denny JA juga menggunakan artificial intelligence dalam kampanye politiknya.
Pengembangan Aplikasi untuk Membaca Opini Publik
[sunting | sunting sumber]Sejak tahun 2024, LSI Denny JA mengembangkan aplikasi untuk membaca opini publik di media online dan media sosial. Aplikasi ini dirancang untuk menganalisis tren dan sentimen publik secara real-time, memberikan data yang lebih akurat dan cepat untuk mendukung strategi kampanye politik dan pengambilan keputusan.
Pengaruh di Tingkat Regional
[sunting | sunting sumber]Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat.
Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat.
Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) dan Judicial Review
[sunting | sunting sumber]Denny JA juga mendirikan Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) pada tahun 2007. Salah satu prestasi AROPI adalah melakukan judicial review pertama di Mahkamah Konstitusi pada tahun 2009. Judicial review ini berhasil membatalkan undang-undang yang melarang quick count pada hari pencoblosan.[16]
Denny JA, sebagai ketua umum AROPI, berargumen bahwa quick count adalah puncak kontribusi ilmiah para peneliti, yang seharusnya dilakukan pada hari pencoblosan. Mahkamah Konstitusi mengabulkan permintaan tersebut, sehingga quick count bisa dilakukan pada hari pemilihan presiden langsung.
Mini MBA dalam Marketing Politik
[sunting | sunting sumber]LSI Denny JA, bersama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie (anak perusahaan Telkomsel), membuka sekolah pertama untuk mini MBA dalam marketing politik pada tahun 2023.[17]
Program ini sudah mencapai angkatan keempat dan bertujuan memberikan pengetahuan mengenai survei opini publik dan konsultasi politik.
Buku Denny JA yang berjudul "Creating A Political Legacy: Introducing the 10 P Model – Theory and Practice of Political Marketing" (2020)[18] digunakan sebagai salah satu buku utama dalam pengajaran mini MBA ini, menjelaskan teori mutakhir mengenai marketing politik.
Penghargaan Internasional
[sunting | sunting sumber]Selain penghargaan nasional, Denny JA dan LSI juga mendapatkan pengakuan internasional atas kontribusinya dalam bidang survei dan konsultan politik. Penghargaan ini mencerminkan standar tinggi dan pengakuan atas profesionalisme LSI Denny JA di kancah internasional.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Burhani, Ruslan (2011-12-01). "Denny JA dapat penghargaan dari UKI". Antara News. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ Azwar, Rully Chairul (2009). Politik komunikasi Partai Golkar di tiga era dari partai hegemonik ke partai yang berorientasi "pasar". Jakarta: Grasindo. hlm. 206. ISBN 9789790256903.
- ^ Aini, Tsalisa Nur (2024-02-19). "Menangkan Prediksi Pilpres Berturut-turut, Denny JA Terima Penghargaan". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Aini, Tsalisa Nur (2024-03-25). "Denny Januar Ali Berhasil Terima Rekor MURI". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Tim News (2024-03-21). "Denny JA: Selisih Quick Count dan KPU Hanya 0,07 Persen". Liputan 6. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Staff, Time (5 Maret 2015). "The 30 Most Influential People on the Internet". TIME. Diakses tanggal 2024-06-28.
- ^ Lukman, Ericko (2014-12-11). "Here are some of Indonesia's most memorable tweets in 2014". Tech in Asia. Diakses tanggal 2024-06-28.
- ^ MK, Humas (2009-07-06). "MK Bolehkan Quick Count Pilpres 2009". MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. Diakses tanggal 2024-06-26.
- ^ Pranoto, Yudistiro (2023-01-24). "Gandeng SBM-ITB dan Kuncie, LSI Denny JA Buka Kelas Mini MBA Public Policy and Political Marketing". iNews.id. Diakses tanggal 2024-06-26.
- ^ J.A, Denny (August 2020). Membangun Legacy: 10P Untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik. Jakarta: CBI. hlm. 248. ISBN 9786025896866.