Lompat ke isi

Solo Raya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Amangkubumi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(57 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Metropolitan Indonesia
'''Solo Raya''' adalah wilayah geografis di [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]] yang meliputi [[Kota Surakarta]] sebagai pusatnya dan dikelilingi dengan wilayah-wilayah satelit.
| nama = Surakarta Raya (Solo Raya)
| foto = {{multiple image
| perrow = 1/2/1/2
| border = infobox
| total_width = 280
| image1 = Tugu Pemandengan Surakarta.jpg
| image2 = Sukoharjo Regency, Central Java, Indonesia.JPG
| image3 = Petani Sayur Lereng Merapi.jpg
| image4 = Landscape in Tawangmangu-Plaosan road.jpg
| image5 = Waduk GajahMungkur.jpg
| image6 = Candi Plaosan Lor (North Plaosan Temple) from Klaten, Central Java, Indonesia 10.jpg
| image7 = Pemandangan Waduk Ketro.jpg
}}
| caption = Dari atas, kiri ke kanan: [[Tugu Pemandengan|Tugu Pemandengan Surakarta]], Kawasan Bisnis di Sukoharjo, Petani Sayur [[Selo, Boyolali|Selo]], Panorama [[Tawangmangu, Karanganyar|Tawangmangu]], [[Waduk Gajah Mungkur]], [[Candi Plaosan|Candi Plaosan Lor]], Waduk Ketro Sragen.
| peta =
| provinsi = {{flag|Jawa Tengah}}
| kota inti = Surakarta
| daerah penyangga = [[Kabupaten Sukoharjo]]<br>[[Kabupaten Boyolali]]<br>[[Kabupaten Karanganyar]]<br>[[Kabupaten Wonogiri]]<br>[[Kabupaten Sragen]]<br>[[Kabupaten Klaten]]
| tanggal peresmian =
| dasar hukum = [[Undang Undang]] №26 tahun 2007
| zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| zona_utc = +7
| kodearea = +62271
| nomor_polisi = '''AD xxxx'''
}}
'''Solo Raya'''<ref>{{Cite journal|last=Noviani|first=Rita|date=2019|title=DINAMIKA KARAKTERISTIK TINGKAT KEKOTAAN DI WILAYAH METROPOLITAN SOLO RAYA TAHUN 1990-2015|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/176058|publisher=Universitas Gadjah Mada}}</ref> adalah salah satu [[wilayah metropolitan]] di [[Indonesia]] yang sebelumnya bekas [[Keresidenan Surakarta|Kerasidenan Surakarta]] dan [[Daerah Istimewa Surakarta]] berdiri.<ref>{{Cite web|title=UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJIAN PROSES PERKEMBANGAN PUSAT PELAYANAN DAN PUSAT PERMUKIMAN DI KAWASAN METROPOLITAN SOLO RAYA TUGAS AKHIR|url=https://123dok.com/document/q7e0pnnz-universitas-diponegoro-kajian-proses-perkembangan-pusat-pelayanan-dan-pusat-permukiman-di-kawasan-metropolitan-solo-raya-tugas-akhir.html|website=123dok.com|language=id|access-date=2022-03-19}}</ref> Wilayah ini meliputi [[Kota Surakarta]] dan daerah penyangganya seperti [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]], [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]], [[Kabupaten Sragen|Sragen]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]], sering disebut juga sebagai '''eks-[[Karesidenan Surakarta]]'''.<ref>{{Cite web|last=Miladan|first=Nur|date=2019-10-25WIB04:00:45+00:00|title=Masa Depan Soloraya dalam Wacana Provinsi|url=https://www.solopos.com/masa-depan-soloraya-dalam-wacana-provinsi-1026661|website=Solopos.com|language=id|access-date=2022-03-19}}</ref>


== Sejarah ==
Dalam arti sempit, wilayah ini dapat berarti [[Kota Solo]] dan kecamatan-kecamatan di luar Solo yang berbatasan langsung dengannya, misalnya kecamatan [[Kartasura, Sukoharjo|Kartasura]], [[Grogol, Sukoharjo|Grogol]] (Solo Baru), [[Palur, Mojolaban, Sukoharjo|Palur]], [[Baki, Sukoharjo|Baki]] dan [[Sukoharjo, Sukoharjo|Sukoharjo]] di [[Kabupaten Sukoharjo]] (selatan Solo), [[Karanganyar, Karanganyar|Karanganyar]], [[Karangpandan, Karanganyar|Karangpandan]], [[Matesih, Karanganyar|Matesih]], [[Tawangmangu, Karanganyar|Tawangmangu]] di [[Kabupaten Karanganyar]] (timur Solo), [[Mojosongo, Boyolali|Mojosongo]], [[Ngemplak, Boyolali|Ngemplak]] & [[Colomadu, Karanganyar|Colomadu]] ([[Bandara Adisumarmo]]) (barat Solo).
=== Masa Kerajaan ===
{{main|Geger Pacinan|Perjanjian Giyanti}}
Berdirinya Surakarta berawal dari peristiwa [[Geger Pacinan]] di [[Batavia]] pada tahun 1740-an. Pangeran pemberontak dibantu etnis Tionghoa menyerang keraton [[Mataram]] Kartasura, membuat keraton tersebut hancur lebur. Mataram yang saat itu dipimpin oleh [[Pakubuwana II|Susuhunan Pakubuwono II]] harus memindahkan keraton ke tempat lain. Ia memilih desa Sala untuk dijadikan tempat pemerintahan yang baru. Setelah mendapatkan restu dari Ki Gede Sala selaku penguasa setempat, ia membangun keraton di wilayah tersebut.


Beberapa tahun kemudian, Pakubuwono II meninggal dunia, dan digantikan oleh anaknya yakni [[Pakubuwana III|Susuhunan Pakubuwono III]]. Disini terjadi pecahnya Mataram, yang dituangkan dalam [[Perjanjian Giyanti]] pada tahun 1755. Mataram dibagi menjadi dua, Pakubuwono III memimpin [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]] dan [[Pangeran Mangkubumi]] memimpin [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]]. Pakubuwono III mendapat wilayah bagian timur Mataram, sedangkan Mangkubumi (kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I) mendapat wilayah bagian barat. Kedua wilayah tersebut dibatasi oleh [[Sungai Opak]].
Sementara dalam arti luas wilayah ini dapat merujuk pada eks-[[Karesidenan Surakarta]] atau bahkan eks-[[Daerah Istimewa Surakarta]], yang sering disingkat dengan nama '''Subosukawonosraten''', yang terdiri dari enam kabupaten, tiga di antaranya berbatasan langsung dengan Solo (Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar), dan tiga yang lain tidak berbatasan langsung (Wonogiri, Sragen, Klaten). Di antara wilayah-wilayah ini, hanya Wonogiri yang memiliki akses ke laut, yaitu di desa [[Gunturharjo, Paranggupito, Wonogiri]].


Beberapa tahun kemudian kembali terjadi pergolakan, kali ini dipimpin oleh [[Pangeran Sambernyawa]]. Pergolakan ini memunculkan hasil [[Perjanjian Salatiga]], di mana Sambernyawa berhak atas sebagian wilayah Kasunanan Surakarta dan diangkat menjadi pemimpin wilayah tersebut, dengan gelar Pangeran Adipati. Wilayahnya bernama [[Praja Mangkunagaran]].
==Definisi==
Solo Raya terdiri dari tujuh wilayah administrasi, mencakup satu kota dan enam kabupaten.


===Administrasi===
=== Masa Kolonial Belanda ===
[[Keresidenan Surakarta]] dibentuk dari gabungan wilayah Kasunanan dan Mangkunagaran. Wilayahnya meliputi daerah inti Surakarta yaitu: [[Kawedanan Kasunanan]] , [[Kawedanan Kartasura]] , [[Kawedanan Larangan]] , [[Kawedanan Bekonang]] (Sekarang bagian dari [[Kotamadya Surakarta]] & [[Kabupaten Sukoharjo]] ) , Kabupaten Karanganyar termasuk kecamatan Banjarsari Solo, Kabupaten Sukowati (kini Sragen), Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali.


Surakarta dan Mangkunagara juga dimasukkan kedalam ''[[vorstenlanden]]'', sebuah wilayah otonomi [[Hindia Belanda]] yang di mana wilayah ini berhak mengatur rumah tangganya sendiri.
{| {{prettytable}}
|+'''Wilayah Solo Raya'''
|- style="background-color: #cfc; color: black;"
!No
!Nama
!Ibu Kota
!Keterangan
|-
| 1 || [[Kota Surakarta]] || - || Pusat
|-
| 2 || [[Kabupaten Boyolali]] || [[Boyolali, Boyolali|Boyolali]] || Terletak di sebelah barat laut [[Kota Surakarta]]
|-
| 3 || [[Kabupaten Sukoharjo]] || [[Sukoharjo, Sukoharjo|Sukoharjo]] || Terletak di sebelah barat daya, selatan dan tenggara [[Kota Surakarta]]
|-
| 3 || [[Kabupaten Karanganyar]] || [[Karanganyar, Karanganyar|Karanganyar]] || Terletak di sebelah timur, utara dan barat [[Kota Surakarta]]
|-
| 4 || [[Kabupaten Wonogiri]] || [[Wonogiri, Wonogiri|Wonogiri]] || Tidak langsung berbatasan dengan [[Kota Surakarta]]
|-
| 4 || [[Kabupaten Sragen]] || [[Sragen, Sragen|Sragen]] || Tidak langsung berbatasan dengan [[Kota Surakarta]]
|-
| 4 || [[Kabupaten Klaten]] || [[Kota Klaten|Klaten]] || Tidak langsung berbatasan dengan [[Kota Surakarta]]
|}


=== Masa Kemerdekaan dan Republik ===
===Demografi===
==== Daerah Istimewa Surakarta ====
Pada tanggal 18-19 Agustus 1945, Kasunanan dan Mangkunagaran mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Soekarno-Hatta atas kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya pada 1 September 1945, SISKS [[Pakubuwana XII]] dan KGPAA [[Mangkunagara VIII]], secara terpisah mengeluarkan dekret resmi kerajaan, di mana dekret tersebut berisi tentang negara Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran adalah bagian dari Republik Indonesia.


Sayangnya wilayah istimewa Surakarta dan Mangkunagaran harus dihapus pada Juli 1946, dikarenakan maraknya gerakan anti swapraja di Surakarta. Untuk mengatasi keadaan genting tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 16/SD/1946 yang memutuskan bahwa Surakarta kembali menjadi daerah keresidenan di bawah seorang residen dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Menteri dalam negeri melalui keputusan tanggal 3 Maret 1950 menyatakan bahwa wilayah Kesunanan dan Mangkunegaran secara administratif menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Kedua aturan tersebut mengakhiri status istimewa Surakarta.
{| class="wikitable" style="text-align:right"
!Daerah Administratif
!Luas (km²) 2010
!Jumlah penduduk 2010
!Kepadatan penduduk (/km² 2010)
|-
|align=left| [[Kota Surakarta]]
| 44,03
| 503,421
| 11.433,60
|-
|align=left| [[Kabupaten Boyolali]]
| 1.015,10
| 953.859
| {{formatnum:{{#expr: 953859/1015.10 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left| [[Kabupaten Sukoharjo]]
| 466,66
| 851.157
| {{formatnum:{{#expr: 851157/466.66 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left| [[Kabupaten Karanganyar]]
| 800,20
| 878.588
| {{formatnum:{{#expr:878588/800.20 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left| [[Kabupaten Wonogiri]]
| 1.822,37
| 928.904
| {{formatnum:{{#expr:928904/1822.37 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left| [[Kabupaten Sragen]]
| 946,49
| 877.402
| {{formatnum:{{#expr:877402/946.49 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left| [[Kabupaten Klaten]]
| 655,56
| 1.130.047
| {{formatnum:{{#expr:1130047/655.56 round 2}}|2|,|.}}
|-
|align=left style="border-top:3px solid grey;"| '''Total'''
|style="border-top:3px solid grey;" | ''' 5.750,41 '''
|style="border-top:3px solid grey;" | ''' 6.123.378 '''
|style="border-top:3px solid grey;" | ''' {{formatnum:{{#expr:6123378/5750.41 round 2}}|2|,|.}} '''
|-
|}


==== Masa kini ====
Perda Jawa Tengah no 6 tahun 2010 tentang rencana pengembangan tata ruang dan wilayah tahun 2009-2039, menetapkan Solo Raya (Subosukawonosraten) sebagai wilayah pengembangan pembangunan, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional.<ref>{{Cite news|title=Perda Jawa Tengah nomor 6 tahun 2010|url=https://jdih.jatengprov.go.id/inventariasi-hukum/view/perda-nomor-6-tahun-2010-1|access-date=12 November 2022|work=[[jatengprov.go.id]]|date=21 Juli 2010|language=id-ID|page=1|archive-date=2022-11-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20221112021708/https://jdih.jatengprov.go.id/inventariasi-hukum/view/perda-nomor-6-tahun-2010-1|dead-url=yes}}</ref>


== Referensi ==
{{Kota Surakarta|state2=show}}
{{ref-list}}
{{Kabupaten Boyolali}}
{{Kabupaten Sukoharjo}}
{{Kabupaten Karanganyar}}
{{Kabupaten Wonogiri}}
{{Kabupaten Sragen}}
{{Kabupaten Klaten}}


== Lihat pula ==
[[Kategori:Kota Surakarta]]
* [[Solo Baru]]
[[Kategori:Wilayah metropolitan]]
* [[Kartamantul]]
* [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]]
* [[Daftar wilayah metropolitan di Indonesia]]
* [[Jabodetabekpunjur]]
* [[Pekansikawan]]
* [[Mebidangro]]
* [[Cekungan Bandung]]
* [[Purwasuka]]
* [[Rebana (wilayah metropolitan) |Rebana]]
* [[Batam Raya]]

== Pranala luar ==
{{Solo Raya}}
[[Kategori:Jawa Tengah]]
[[Kategori:Wilayah metropolitan di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 30 Juni 2024 23.22

Kawasan Metropolitan Surakarta
Surakarta Raya (Solo Raya)
Dari atas, kiri ke kanan: Tugu Pemandengan Surakarta, Kawasan Bisnis di Sukoharjo, Petani Sayur Selo, Panorama Tawangmangu, Waduk Gajah Mungkur, Candi Plaosan Lor, Waduk Ketro Sragen.
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Tengah
Kota intiSurakarta
Daerah penyanggaKabupaten Sukoharjo
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Sragen
Kabupaten Klaten
Dasar hukumUndang Undang №26 tahun 2007
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon+62271

Solo Raya[1] adalah salah satu wilayah metropolitan di Indonesia yang sebelumnya bekas Kerasidenan Surakarta dan Daerah Istimewa Surakarta berdiri.[2] Wilayah ini meliputi Kota Surakarta dan daerah penyangganya seperti Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten, sering disebut juga sebagai eks-Karesidenan Surakarta.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Masa Kerajaan[sunting | sunting sumber]

Berdirinya Surakarta berawal dari peristiwa Geger Pacinan di Batavia pada tahun 1740-an. Pangeran pemberontak dibantu etnis Tionghoa menyerang keraton Mataram Kartasura, membuat keraton tersebut hancur lebur. Mataram yang saat itu dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwono II harus memindahkan keraton ke tempat lain. Ia memilih desa Sala untuk dijadikan tempat pemerintahan yang baru. Setelah mendapatkan restu dari Ki Gede Sala selaku penguasa setempat, ia membangun keraton di wilayah tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Pakubuwono II meninggal dunia, dan digantikan oleh anaknya yakni Susuhunan Pakubuwono III. Disini terjadi pecahnya Mataram, yang dituangkan dalam Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Mataram dibagi menjadi dua, Pakubuwono III memimpin Surakarta dan Pangeran Mangkubumi memimpin Yogyakarta. Pakubuwono III mendapat wilayah bagian timur Mataram, sedangkan Mangkubumi (kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I) mendapat wilayah bagian barat. Kedua wilayah tersebut dibatasi oleh Sungai Opak.

Beberapa tahun kemudian kembali terjadi pergolakan, kali ini dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa. Pergolakan ini memunculkan hasil Perjanjian Salatiga, di mana Sambernyawa berhak atas sebagian wilayah Kasunanan Surakarta dan diangkat menjadi pemimpin wilayah tersebut, dengan gelar Pangeran Adipati. Wilayahnya bernama Praja Mangkunagaran.

Masa Kolonial Belanda[sunting | sunting sumber]

Keresidenan Surakarta dibentuk dari gabungan wilayah Kasunanan dan Mangkunagaran. Wilayahnya meliputi daerah inti Surakarta yaitu: Kawedanan Kasunanan , Kawedanan Kartasura , Kawedanan Larangan , Kawedanan Bekonang (Sekarang bagian dari Kotamadya Surakarta & Kabupaten Sukoharjo ) , Kabupaten Karanganyar termasuk kecamatan Banjarsari Solo, Kabupaten Sukowati (kini Sragen), Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali.

Surakarta dan Mangkunagara juga dimasukkan kedalam vorstenlanden, sebuah wilayah otonomi Hindia Belanda yang di mana wilayah ini berhak mengatur rumah tangganya sendiri.

Masa Kemerdekaan dan Republik[sunting | sunting sumber]

Daerah Istimewa Surakarta[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 18-19 Agustus 1945, Kasunanan dan Mangkunagaran mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Soekarno-Hatta atas kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya pada 1 September 1945, SISKS Pakubuwana XII dan KGPAA Mangkunagara VIII, secara terpisah mengeluarkan dekret resmi kerajaan, di mana dekret tersebut berisi tentang negara Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran adalah bagian dari Republik Indonesia.

Sayangnya wilayah istimewa Surakarta dan Mangkunagaran harus dihapus pada Juli 1946, dikarenakan maraknya gerakan anti swapraja di Surakarta. Untuk mengatasi keadaan genting tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 16/SD/1946 yang memutuskan bahwa Surakarta kembali menjadi daerah keresidenan di bawah seorang residen dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Menteri dalam negeri melalui keputusan tanggal 3 Maret 1950 menyatakan bahwa wilayah Kesunanan dan Mangkunegaran secara administratif menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Kedua aturan tersebut mengakhiri status istimewa Surakarta.

Masa kini[sunting | sunting sumber]

Perda Jawa Tengah no 6 tahun 2010 tentang rencana pengembangan tata ruang dan wilayah tahun 2009-2039, menetapkan Solo Raya (Subosukawonosraten) sebagai wilayah pengembangan pembangunan, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Noviani, Rita (2019). "DINAMIKA KARAKTERISTIK TINGKAT KEKOTAAN DI WILAYAH METROPOLITAN SOLO RAYA TAHUN 1990-2015". Universitas Gadjah Mada. 
  2. ^ "UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJIAN PROSES PERKEMBANGAN PUSAT PELAYANAN DAN PUSAT PERMUKIMAN DI KAWASAN METROPOLITAN SOLO RAYA TUGAS AKHIR". 123dok.com. Diakses tanggal 2022-03-19. 
  3. ^ Miladan, Nur (2019-10-25WIB04:00:45+00:00). "Masa Depan Soloraya dalam Wacana Provinsi". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-03-19. 
  4. ^ "Perda Jawa Tengah nomor 6 tahun 2010". jatengprov.go.id. 21 Juli 2010. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-12. Diakses tanggal 12 November 2022. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]