Lompat ke isi

Tiongkok (istilah): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
k Suntingan Nasi (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh IvanLanin
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Illchy (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Menghapus pengalihan Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
 
(173 revisi perantara oleh 56 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
:''Untuk negara yang dikenal dengan sebutan '''China''' atau '''RRC''', lihat [[Republik Rakyat Tiongkok]].''
{{Untuk|negara pemerintahan komunis|Republik Rakyat Tiongkok}}
{{Untuk|negara pemerintahan nasionalis (Kuomintang)|Republik Tiongkok}}
{{disambiginfo|Tiongkok (disambiguasi)}}
{{double image|right|中-order.gif|100|國-order.gif|100|Penulisan Tiongkok dalam [[aksara Han tradisional]] - 中國}}
{{double image|right|中-order.gif|100|国-order.gif|100|Penulisan Tiongkok dalam [[aksara Han sederhana]] - 中国}}
{{Infobox Chinese
| collapse = no
| title = Tiongkok
| pic =
| piccap =
| picupright = 0.45
| t = {{linktext|中國}}
| s = {{linktext|中国}}
| p = Zhōngguó
| w = Chung¹-kuo²
| mi = {{IPAc-cmn|zh|ong|1|.|g|wo|2}}
| sic = Zong<sup>1</sup> gwe<sup>2</sup>
| bpmf = ㄓㄨㄥ&nbsp;&nbsp;&nbsp;ㄍㄨㄛˊ
| xej = ﺟْﻮﻗُﻮَع
| tp = Jhongguó
| mps = Jūngguó
| gr = Jonggwo
| myr = Jūnggwó
| zh-dungan = Җунгуй
| poj = Tiong-kok
| tl = Tiong-kok
| gan = Tung-koe̍t
| hsn = Tan<sup>33</sup>-kwɛ<sup>24</sup>/
| wuu = Tson<sup>平</sup>-koh<sup>入</sup>
| j = Zung1gwok3
| y = Jùnggwok ''or'' Jūnggwok
| ci = {{IPAc-yue|z|ung|7|.|gw|ok|3}} ''or'' {{IPAc-yue|z|ung|1|.|gw|ok|3}}
| h = Dung<sup>24</sup>-gued<sup>2</sup>
| phfs = Chûng-koet
| buc = Dṳ̆ng-guók
| hhbuc = De̤ng-go̤h
| mblmc = Dô̤ng-gŏ
| tib = {{bo-textonly|ཀྲུང་གོ་}}
| zwpy = Krung-go
| mong = [[Berkas:China in Mongolian.svg|35px|alt=Dumdadu ulus]]
| monr = Dumdadu ulus
| mnc = [[Berkas:China in Manchu.svg|35px|alt=Dulimbai Gurun]]
| mnc_rom = Dulimbai Gurun
| uig = {{lang|ug|جۇڭگو}}
| uly = Junggo
| zha = Cungguek
| order = ts
| l = {{nowrap|"Negara Tengah" atau "Negara Pusat"<ref name=zg>{{citation |contribution=Reconstructing China beyond Homogeneity |p=[https://books.google.com/books?id=bEiDBAAAQBAJ&pg=PA105 105] |series=Political Theories in East Asian Context |title=Patriotism in East Asia |editor=Jun-Hyeok Kwak |editor2=Koichiro Matsuda |display-editors=0 |publisher=Routledge |location=Abingdon |date=2015 |last=Bilik |first=Naran }}</ref>}}
| c =
}}
'''Tiongkok''' ({{zh-all|t=中國|s=中国|p=Zhōngguó|hp={{Audio|zh-zhongguo.ogg|Zhōngguó}}|tp=Jhongguó|first=t|c=|w=Chung¹-kuo²|poj=Tiong-kok}}) adalah istilah dalam [[bahasa Indonesia]] yang digunakan untuk
merujuk pada daerah budaya, dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno sejak dahulu kala hingga kini, dan merupakan 2 negara secara ''de facto'' di [[Asia Timur]] bernama Republik Tiongkok dan [[Republik Rakyat Tiongkok]], walaupun secara ''de jure'' hanya satu negara, tergantung pengertian sesuai asas [[Kebijakan Satu Tiongkok]]. Peradaban Tiongkok adalah salah satu peradaban tertua di dunia, yang terdiri dari sejarah dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6 milenia yang lalu. Tiongkok memiliki sistem penulisan yang konsisten sejak dahulu dan masih digunakan hingga kini. Banyak penemuan-penemuan penting bersumber dari peradaban Tiongkok kuno, seperti [[kertas]], [[kompas]], [[serbuk mesiu]], dan materi-materi cetak.


Kata "zhongguo" merupakan nama [[endonim]] negara tersebut. Ejaan dalam bahasa Indonesia, "Tiongkok", berasal dari dialek [[bahasa Hokkian|Hokkian]] ("Tiong-kok"). Dalam bahasa-bahasa lain terdapat pula varian-variannya, misalnya [[bahasa Jepang]]: Chūgoku; [[bahasa Korea]]: Jungguk/Chungguk; [[bahasa Vietnam]]: Trung Quốc; [[bahasa Tibet]]: Krung-go; [[bahasa Uighur]]: Junggo; [[bahasa Zhuang]]: Cunghgoz, dll. (selengkapnya, lihat [[Nama Tiongkok]].)
'''Tiongkok''' adalah kata yang dipergunakan dan sudah diadaptasikan ke dalam ejaan [[bahasa Indonesia]] untuk menunjuk ras atau suku, negara dan segala sesuatu yang berhubungan dengan [[Republik Rakyat Tiongkok]] (RRT). Tiongkok berasal dari dialek '''[[bahasa Hokkien|Hokkien]]''' yang merujuk kepada '''Zhongguo''' dalam [[bahasa Mandarin]]. Zhongguo sendiri artinya adalah '''negara tengah'''.


Pada [[Perang Saudara Tiongkok|perang saudara]] terakhir di Tiongkok, perang ini berakhir dengan jalan buntu dan mengakibatkan adanya dua negara yang memiliki dua nama Tiongkok yaitu [[Republik Rakyat Tiongkok]] (RRT, {{zh-all|t=中華人民共和國|s=中华人民共和国}}) -- yang lebih umum dikenal sebagai “[[Cina]]”, dan [[Republik Tiongkok]] ({{zh-all|t=中華民國|s=中华民国}}) -- yang lebih umum dikenal sebagai “[[Taiwan]]”.
Di [[Indonesia]] penggunaan kata "Cina" oleh penduduk asli Indonesia untuk menunjuk kepada ras atau suku atau pribadi sering dianggap sebagai hal yang sangat kasar sekali (seperti kata "nigger" untuk orang berkulit hitam di Amerika), karenanya, penggunaannya untuk menunjuk ras atau suku atau pribadi merupakan hal yang dapat diartikan sikap sangat rasial. Asal konotasi ini, menurut sebuah tulisan di [[KOMPAS]] [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0401/24/Fokus/805125.htm], adalah dari orang-orang di [[Tiongkok Daratan]] yang menganggap kata Cina itu diasosiasikan dengan kata ''[[:en:Shina (word)|shina]]'' (支那), sebuah kata yang lazim digunakan oleh orang [[Jepang]] untuk menghina orang [[Tionghoa]] sejak [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua]].


== Arti nama Tiongkok ==
Sebagai alternatif, kata [[Tionghoa]] atau kadang ''China'' dapat digunakan untuk menunjuk kepada pribadi, suku atau ras. Pihak Kedubes RRT di Indonesia sendiri lebih menyukai kata "Tiongkok" (atau setidaknya "China") daripada "Cina".
Nama "Tiongkok" dapat memiliki beberapa makna yang penting untuk dibedakan supaya menghindari keambiguan. Sumbernya adalah dari bahasa Hokkian "Tiong Kok" yang bermakna "negara tengah", dan juga merupakan nama [[endonim]] dari negara yang menguasai [[Tiongkok Daratan]].


=== Arti politis ===
==Pranala luar==
[[Berkas:Kompas 26 Maret.jpg|jmpl|Berita di koran [[Kompas (surat kabar)|Kompas]] menggunakan istilah Tiongkok, berisi tentang [[Malaysia Airlines Penerbangan 370|MH370]]]]
*[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0401/24/Fokus/805125.htm Tentang Kata "Cina" - dari KOMPAS]
Makna pertama dari kata "Tiongkok" berarti keseluruhan [[Republik Rakyat Tiongkok]], yaitu negara modern yang berdiri tahun 1949 hingga sekarang. Dalam hal ini, "orang Tiongkok" berarti warga negara RRT, seperti tertulis dalam [[paspor Tiongkok]]: “国籍 (kebangsaan): 中国 (Tiongkok)”, yang berbeda pengertiannya dengan [[orang Tionghoa]]; "seni dan budaya Tiongkok" merujuk pada budaya modern di RRT, yang berbeda dengan seni dan [[budaya Tionghoa]] dalam pengertian kebudayaan bangsa Tionghoa secara umum; "masakan Tiongkok" merujuk pada kuliner yang saat ini khas di RRT, alih-alih [[masakan Tionghoa]] yang lebih umum.
*[http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok]
*[http://www.budaya-tionghoa.org/share/katachina.htm China: Penghinaan atau Bukan?]
*[http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17400 Cina vs Tionghoa]


Dalam pengertian inilah nama Tiongkok digunakan dalam berita-berita modern di Indonesia, misalnya pada tajuk berita [[Kompas]] 26 Maret 2014 yang menuliskan "Rakyat Tiongkok Marah". (gambar)
[[category:Tiongkok]]

[[zh:中国]]
Dalam lingkup definisi ini, Tiongkok mencakup [[Hong Kong]], [[Makau]], dan klaim mereka atas [[Republik Tiongkok]], serta wilayah-wilayah lain yang dipersengketakan.
[[en:Tiongkok]]

=== Arti geografis ===
Arti kedua "Tiongkok" adalah [[Tiongkok Daratan]] ({{lang-zh|大陆|Dàlù}}, lit. "[[benua]]"), yaitu hanya wilayah Tiongkok yang berada di [[benua Asia]]. Lingkup definisi ini tidak mencakup [[Hong Kong]], [[Makau]], dan [[Republik Tiongkok]] (bandingkan dengan istilah [[Eropa Daratan]] yang tidak mencakup [[Britania Raya]], [[Islandia]], dan negara-negara non-kontinental lainnya). Dalam hal ini dibedakan antara [[orang Hong Kong]], [[orang Makau]], [[Orang Taiwan|orang Republik Tiongkok]], dan [[orang Tiongkok]]. Tiga yang pertama dalam pengertian politis di bagian pertama juga disebut sebagai [[orang Tiongkok]], tetapi karena status keistimewaan dan lokasi geografis mereka, maka mereka dapat berpartisipasi dalam ajang-ajang olahraga internasional di bawah bendera masing-masing, oleh karena itu, seorang pemain bulu tangkis Hong Kong dapat berlaga dengan seorang pemain bulu tangkis Tiongkok (Daratan), misalnya yang terjadi dalam pertandingan final tunggal putri [[2008 Hong Kong Super Series]] antara [[Xie Xingfang]] (Tiongkok [RRT]) melawan [[Wang Chen]] (Hong Kong, Tiongkok) yang dimenangkan oleh Wang Chen. Demikian pula dengan beberapa pertandingan dalam edisi 2007 yang mempertemukan kedua tim. Pemain Hong Kong tentu saja juga adalah pemain Tiongkok (berkewarganegaraan RRT), tetapi dalam konteks ini dia bukan orang Tiongkok Daratan. (bandingkan dengan pemain sepak bola [[Inggris]], [[Wales]], [[Skotlandia]], [[Irlandia Utara]] yang berlaga sebagai negara masing-masing, bukan sebagai entitas politik [[Britania Raya]])

=== Arti sejarah ===
Dalam makna ketiga, kata "Tiongkok" merujuk pada entitas-entitas politik lain yang menguasai Tiongkok Daratan sebelum 1949, terutama sejarah sebelum 1911, ketika Tiongkok Daratan masih dikuasai oleh [[Kerajaan dan Dinasti Tiongkok|kerajaan-kerajaan dan dinasti]] dan diperintah oleh Kaisar-kaisar Tiongkok. Berita-berita [[Koran|surat kabar]] Hindia Belanda, misalnya menggunakan istilah ini untuk menyebut pemerintahan Dinasti Qing dan [[Republik Tiongkok (1912-1949)|Republik Tiongkok]] mula-mula. Untuk membedakan dengan kedua pengertian di atas, maka biasanya disematkan kata "kuno" ([[Tiongkok kuno]]). Hal-hal yang tercakup dalam pengertian ini antara lain wilayah geografis Tiongkok, [[bangsa Tiongkok]], yaitu bangsa yang mendiami wilayah geografis tersebut, dan '''[[sejarah Tiongkok]]''', yang membahas sejarah 5.000 tahun sejarah bangsa tersebut, serta [[tokoh Tiongkok]], yang mendaftarkan tokoh-tokoh sepanjang sejarah Tiongkok.

==== Republik Tiongkok ====
{{lihat|Kebijakan Satu Tiongkok|Status politik Taiwan|Tionghoa Taipei}}
{{multiple image
| width = 150
| image1 = Passport of the Republic of China 1982.jpg
| alt1 = Paspor Republik Tiongkok
| image2 = REPUBLIC OF CHINA (TAIWAN) PASSPORT 2020.png
| alt2 = Paspor Republik Tiongkok (Taiwan)
| footer = [[Paspor Republik Tiongkok (Taiwan)|Paspor Republik Tiongkok]] tanpa embel-embel "[[Taiwan]]" (kiri), dan memakai kata "Taiwan" (kanan).
}}
[[Berkas:China map.png|jmpl|266px|Wilayah yang dikuasai oleh [[Republik Rakyat Tiongkok]] (ungu) dan [[Republik Tiongkok]] (jingga).]]
Mungkin kebingungan yang paling besar dalam penggunaan kata "Tiongkok" disebabkan karena pada saat ini ada dua entitas politik yang bernama sama, yaitu [[Republik Rakyat Tiongkok]] dan [[Republik Tiongkok]]. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa [[Republik Tiongkok]] merupakan entitas yang pertama menggunakan nama Tiongkok, sejak [[Republik Tiongkok (1912-1949)|1912-1949]], dan merupakan anggota PBB dari tahun 1945 hingga 1971. Berbeda dengan negara-negara lain dengan nama yang sama yang sama-sama berdaulat (mis. [[Republik Kongo]] dan [[Republik Demokratik Kongo]], [[Dominika]] dan [[Republik Dominika]], [[Korea Utara]] dan [[Korea Selatan|Selatan]], [[Sudan]] dan [[Sudan Selatan]], dan [[Guinea (disambiguasi)|beberapa negara bernama Guinea]]), status kedaulatan Republik Tiongkok dipertentangkan oleh Republik Rakyat Tiongkok (kedua entitas tersebut saling tidak mengakui), dan syarat negara lain dapat menjalin hubungan diplomatik dengan RRT adalah dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan RT (lihat [[Kebijakan Satu Tiongkok]]). Oleh sebab itu, sejak 1949 Republik Rakyat Tiongkok secara ''de facto'' menjadi pemerintah [[Tiongkok Daratan]], sedangkan [[Republik Tiongkok]] hanya memerintah di [[Pulau Formosa]] dan [[Daftar pulau di Taiwan|pulau-pulau disekitarnya]], yang hingga kini masih diklaim RRT, dan sejak 1971 RRT secara ''de jure'' diakui oleh dunia internasional dengan bergabung ke PBB. Bergabungnya RRT ke PBB juga berarti dikeluarkannya (atau tidak diakuinya lagi) kedaulatan RT oleh PBB, karena hanya ada satu wakil "Tiongkok" di PBB, yang juga merupakan satu dari 5 anggota [[Dewan Keamanan PBB]], oleh karena itu sejak 1971 istilah "Tiongkok" resmi menunjuk kepada RRT, baik secara ''de facto'' maupun ''de jure''.

Dalam praktiknya saat ini terdapat dua negara yang bernama Tiongkok, oleh sebab itu, untuk membedakan keduanya, digunakan nama panjangnya untuk membedakannya. Dalam bahasa Inggris, kependekan nama lengkap kedua negara juga digunakan (PRC untuk ''People's Republic of China'', dan ROC untuk ''Republic of China''), tetapi biasanya dalam bahasa Indonesia, RRT dan RT yang disingkat. Cara lain untuk membedakannya, biasanya adalah dengan menyebut Republik Tiongkok sebagai [[Taiwan]], karena merekalah yang secara ''de facto'' dan ''de jure'' menguasai [[pulau Formosa]] tersebut dan [[Daftar pulau di Taiwan|pulau-pulau disekitarnya]]. Sedangkan cara lain untuk membedakan Republik Rakyat Tiongkok, biasanya adalah dengan menyebut Republik Rakyat Tiongkok sebagai [[Cina]], karena merekalah yang secara ''de facto'' dan ''de jure'' menguasai [[Tiongkok Daratan]] atau dengan menyebutkan ibu kota masing-masing: [[Beijing]] (RRT) dan [[Taipei]] (RT).

Karena tekanan diplomasi RRT, maka RT tidak dapat berpartisipasi dalam organisasi-organisasi internasional. Dalam Olimpiade, Republik Tiongkok diperbolehkan berpartisipasi asalkan menggunakan nama yang disetujui oleh Republik Tiongkok sebelumnya, yaitu sebagai [[Tionghoa Taipei]], dan diperlakukan sebagai wilayah administratif khusus dari negara Republik Rakyat Tiongkok (bandingkan dengan [[Hong Kong, Tiongkok]], dan [[Makau, Tiongkok]]).

Di pihak lain, pemerintah Republik Tiongkok sendiri masih mengklaim sebagai penguasa secara sah seluruh [[Tiongkok Daratan]] dan [[Mongolia]], dan belum melepaskan klaim tersebut hingga saat ini, meskipun di bawah tekanan RRT. Ketika organisasi-organisasi internasional menurunkan kedudukan atau bahkan mengeluarkan RT dari keanggotaannya pada tahun 1970-an dan 1980-an, Republik Tiongkok yang dikuasai oleh Partai [[Kuomintang]] (KMT) menolak untuk dinamakan "Taiwan, Tiongkok" oleh karena nama tersebut mengimplikasikan Republik Tiongkok sebagai bagian dari pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok, oleh karenanya, KMT memilih nama yang dianggap netral, "Tionghoa Taipei" ([[Hanzi tradisional]]: 中華臺北; [[Hanzi Sederhana]]: 中华台北; [[Hanyu Pinyin]]: Zhōnghuá Táiběi; [[Tongyong Pinyin]]: Jhonghua Táiběi; [[Bahasa Inggris]]: ''Chinese Taipei'') yang tidak mengandung kata "China", maupun "Taiwan", yang diakui oleh [[Komite Olimpiade Internasional]] sejak tahun 1979. (Untuk konsekuensi dari pemakaian istilah ini, lihat [[Tionghoa Taipei#Konsekuensi]])

<!--dari [[Tionghoa Taipei]]-->
<!--== Rujukan lain untuk Taiwan dan ROC ==-->
Ketika [[PBB]] merujuk pada Taiwan, PBB selalu menggunakan nama "'''Taiwan, [[provinsi Tiongkok]]'''" (Bahasa Inggris: ''Taiwan, Province of China''). Beberapa program alamat pos berbasis web juga menggunakan label yang sama untuk merujuk pada Taiwan.

Dalam organisasi-organisasi tertentu seperti [[Organisasi Perdagangan Dunia]], nama "'''Wilayah Bea Cukai Terpisah Taiwan, Penghu, Kinmen dan Matsu'''" (Bahasa Inggris: ''Separate Customs Territory of Taiwan, Penghu, Kinmen and Matsu'') digunakan. Namun "Tionghoa Taipei" secara tidak resmi juga digunakan. Sebagai anggota pendiri [[Bank Pembangunan Asia]], Taiwan berpartisipasi dalam organisasi tersebut sebagai ''"Republic of China"'' sampai pada keanggotaan RRT pada tahun 1986; oleh karena tekanan RRT, [[Bank Pembangunan Asia]] sekarang menggunakan nama "'''Taipei, China'''" untuk merujuk RT.

[[Organisasi Gerakan Kepramukaan Dunia]] adalah salah satu dari sebagian kecil organisasi internasional yang masih merujuk Taiwan sebagai "Tiongkok" dan pramuka dari Taiwan sebagai "Pramuka Tiongkok". [[Negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Republik Tiongkok|Sekutu diplomatik Taiwan]], misalnya [[Vatikan]], juga merujuk RT (Taiwan) sebagai "Tiongkok" pada acara-acara resmi. Sebagai contoh, dalam acara upacara pemakaman [[Paus Yohanes Paulus II]], [[Presiden Republik Tiongkok]] [[Chen Shui-bian]] menduduki tempat sebagai kepala negara "Tiongkok".

==== Perbedaan penggunaan ====
Karena banyaknya makna yang terkandung dalam kata "Tiongkok", maka tidak jarang media massa melakukan kesalahan dalam merujuk pada salah satu makna di atas. Secara umum dapat dibedakan berdasarkan konteks waktunya:
* Untuk konteks setelah 1949, kata "Tiongkok" atau "Cina" merujuk kepada RRT, untuk menyebut RT harus dituliskan "Republik Tiongkok", "Taiwan", "Tionghoa Taipei", atau kombinasinya. Sebaliknya, RRT tidak perlu dieja dengan nama panjangnya apabila dari konteksnya sudah jelas yang dimaksud bukan RT.
* Untuk konteks antara 1912 dan 1949, kata "Tiongkok" merujuk pada Republik Tiongkok. Karena pada zaman itu hanya ada satu "Tiongkok", dan belum ada entitas RRT, maka tidak diharuskan menulis lengkap nama RT. Selain itu entitas ini tidak dapat disebut sebagai Taiwan, karena akan menimbulkan salah kaprah. Tapi apabila konteksnya dapat membingungkan orang yang tidak memahami sejarah, maka dapat diperjelas dengan tanda kurung maupun catatan kaki.
* Untuk konteks sebelum 1911, kata "Tiongkok" merujuk pada dinasti yang saat itu menguasai Tiongkok, misalnya konteks tahun 1644–1912, Tiongkok ekuivalen dengan [[Dinasti Qing]], orang Tiongkok pada masa itu adalah kawula Qing, dsb. Walaupun demikian, penyebutan yang paling tepat adalah dengan nama dinasti masing-masing, karena konsep nasionalisme "Tiongkok" belum ada pada zaman dahulu.
* Untuk konteks yang tidak terikat oleh waktu, kata "Tiongkok" dapat digunakan dengan memperhatikan makna-makna yang terkandung di atas. Apabila dalam satu kalimat kedua entitas tersebut disebut bersama-sama, maka kedua-duanya harus disebutkan dengan nama panjangnya, atau singkatannya (RRT dan RT), atau dapat juga ibu kotanya (Beijing dan Taipei).
* Dalam konteks yang lintas era, misalnya tokoh yang hidup dalam dua era di atas atau lebih, hal tersebut harus dilihat kasus per kasus. Misalnya [[Mao Zedong]] lahir pada zaman [[Dinasti Qing]], besar pada era Republik Tiongkok, walaupun demikian, ia lebih dikenal sebagai tokoh (yang lahir di) Tiongkok, atau tokoh (presiden pertama) Republik Rakyat Tiongkok, dan tidak pernah sebagai tokoh Republik Tiongkok (walaupun ia memiliki peran besar pada era itu) maupun tokoh Qing, karena akan menimbulkan konotasi politis yang berbeda. (bandingkan dengan sejarah [[Hindia Belanda]] dan [[Indonesia]] awal).

Untuk pembahasan mengenai lokasi geografis yang tidak berkenaan dengan waktu, biasanya cukup dengan menggunakan kata "Tiongkok", misalnya "[[Tembok Besar Tiongkok]]", tidak perlu "Tembok Besar Republik Rakyat Tiongkok".

Apabila konteks kalimat menyangkut aspek politik dua entitas di atas, maka perlu digunakan nama lengkap negara tersebut. Tidak cukup disebut "Presiden Tiongkok" saja, tetapi harus disebut jabatan resmi dan nama lengkap negaranya, yaitu [[Presiden Republik Rakyat Tiongkok]] (atau Presiden RRT), atau [[Presiden Republik Tiongkok]] (atau Presiden RT). Contoh lainnya adalah bendera, pembagian administratif, hubungan diplomatik, dll.

=== Perbedaan Tiongkok dan Tionghoa ===
{{lihat pula|Tionghoa}}
Dari pengertian-pengertian di atas, maka terdapat beberapa poin perbedaan antara istilah "Tiongkok" dan "[[Tionghoa]]", yang sering kali rancu penggunaannya dalam [[bahasa Indonesia]], antara lain:
* Tiongkok merujuk pada suatu entitas geografis negara di Asia Timur, dan hal-hal yang berkaitan dengan negara tersebut, termasuk sejarahnya, sementara Tionghoa merujuk pada suatu konsep, yang penggunaannya mirip dengan [[adjektiva]] dalam bahasa Inggris: ''Chinese'' (walaupun dalam bahasa Indonesia "Tiongkok" juga dapat digunakan sebagai adjektiva).
* "Orang Tionghoa" merujuk pada jatidiri bangsa Tionghoa, sementara "orang Tiongkok" hanya bermakna suatu kewarganegaraan, bukan suatu kebangsaan.
* Hanya ada [[bahasa Tionghoa]], dan tidak ada "bahasa Tiongkok", karena bahasa bukan merupakan produk suatu negara, melainkan suatu bangsa. Namun hanya ada [[sejarah Tiongkok]], dan tidak ada "sejarah Tionghoa"
* Terdapat [[budaya Tionghoa]] yang umurnya jauh lebih tua daripada [[budaya Tiongkok]] (budaya di RRT), setua peradaban itu sendiri.
* Beberapa pengertian yang lain dapat saling tumpang tindih, antara lain [[masakan Tiongkok]], yang sebagian besar juga merupakan [[masakan Tionghoa]], tetapi ada [[masakan Tionghoa]] tertentu, seperti misalnya [[masakan Tionghoa-Indonesia]], yang bukan merupakan masakan Tiongkok (masakan di RRT).

Di Tiongkok, pembedaan istilah ini tidak serta-merta memiliki padanan istilah yang sama, karena dalam sudut pandang bahasa Tionghoa, istilah "Zhonghua" hanya digunakan dalam nama lengkap negara ("Zhonghua Remin Gongheguo"), dan konsep [[zhonghua minzu]] (kebangsaan Zhonghua), tetapi tidak digunakan sebagai adjektiva, seperti dalam bahasa Indonesia.
* Negara disebut ''Zhongguo''
* Warganegaranya disebut "Zhongguo Ren (中国人)", orang keturunan Tiongkok yang bukan warganegara umumnya disebut "Hua Ren"
* Bahasanya disebut "Zhongwen", sejarahnya disebut "Zhongguo Lishi (中国历史)"
* Budaya, serta hal-hal seputarnya tercakup di dalamnya disebut "Zhongguo Wenhua (中国文化)", dan tidak ada pembedaan antara budaya RRT dan non-RRT
* Hal-hal lain seputar Tiongkok menggunakan adjektiva "Zhongguo(中国)"

Dalam bahasa Inggris, walaupun ada perbedaan kata antara nomina ''China'' dan adjektiva ''Chinese'', tetapi tidak ada pembedaan antara adjektiva Tiongkok dan Tionghoa, seperti dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu ''Chinese history'' (sejarah Tiongkok) dan ''Chinese language'' (bahasa Tionghoa) menggunakan istilah yang sama. Hal yang senada juga terjadi ketika Indonesia menggunakan istilah "[[Cina]]" pada periode waktu 1966 hingga 2014, karena tidak ada pembedaan istilah antara "sejarah Cina" dan "bahasa Cina", oleh sebab itu terjadi kesalahkaprahan bahasa, orang yang tidak memahami perbedaan tersebut dapat menggunakan adjektiva yang salah antara "Tionghoa" dan "Tiongkok", misalnya menyebut "orang Tionghoa" dalam konteks warga negara Tiongkok, "budaya Tiongkok" dalam konteks budaya [[Tionghoa-Indonesia]], "bahasa Tiongkok", suatu istilah yang salah kaprah, dll.

== Istilah Tiongkok di Indonesia ==
[[Berkas:Tjerita Dari Negri Tiongkok Tatkala Jo Tjong Po.jpg|jmpl|Sampul buku ''Tjerita Dari Negri Tiongkok Tatkala Jo Tjong Po'', Batavia, 1908]]
{{lihat|Nama-nama Tiongkok#China}}
Istilah Tiongkok di Indonesia diperkirakan pertama kali digunakan sekitar awal abad ke-20 dan merupakan [[transliterasi]] ''Zhong guo'' (ejaan lain: ''Chung Kuo'').

Tahun 1967 pemerintahan [[Orde Baru]] pada di bawah pemerintahan Presiden [[Soeharto]] dalam salah satu tindakan pertamanya mengeluarkan [[s:Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967|Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967]] yang mengubah kata "Tionghoa"-"Tiongkok" menjadi "Cina"<ref>[http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-cinationghoa3.htm Cina atau Tionghoa]</ref>

Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah salah satu pihak yang menyatakan keberatannya atas pemakaian istilah "Cina" di dalam bahasa Indonesia untuk merujuk kepada negara tersebut. Mereka keberatan dengan isi Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 dan Surat Edaran Nomor 06 Tahun 1967 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Soeharto yang dinilai memulihkan istilah yang mengandung konotasi negatif, dan bukan sebaliknya seperti yang digunakan sebagai alasan.

Setelah [[era Reformasi]], maka satu per satu kebijakan rasialis tersebut dicabut. Pada masa pemerintahan Presiden [[Abdurrahman Wahid]] Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 dicabut dengan [[:s:Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000|Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000]] <ref>[http://www.indonesia.go.id/id/produk_uu/isi/keppres2000/no.1sd10-2000/no6-2000.htm Pemerintah Indonesia Keppress 2000]</ref> namun Keputusan Presidium Kabinet Nomor 127 Tahun 1966 maupun Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967 tidak turut dicabut, hingga tahun 2004 kelompok-kelompok etnis Tionghoa yang beranggapan bahwa istilah Tiongkok/Tionghoa yang seharusnya digunakan masih memperjuangkan dicabutnya surat edaran ini,<ref>[http://www.budaya-tionghoa.org/modules.php?name=News&file=article&sid=547 Forum Budaya Tionghoa Petisi pencabutan surat edaran]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> antara lain [[Eddy Sadeli]], anggota Komisi III DPR RI, [[Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa]], [[Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia]], dll.<ref>[http://eddysadeli.blogspot.com/ Sejumlah UU Diskriminatif Dimintakan "Judicial Review"]</ref>

Pada tanggal 2 Oktober 2013, Presiden [[Xi Jinping]] menjadi tokoh (kepala negara) asing pertama yang menyampaikan pidatonya yang historis terkait Jalur Sutra Maritim di [[DPR RI]].<ref name="chinadaily17008940">{{en}} {{cite web|url=http://usa.chinadaily.com.cn/china/2013-10/04/content_17008940.htm|title=Xi in call for building of new 'maritime silk road'|work=China Daily|access-date=16 April 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20170302055647/http://usa.chinadaily.com.cn/china/2013-10/04/content_17008940.htm|archive-date=2 March 2017|url-status=dead}}</ref> Dalam kata sambutannya, Ketua DPR [[Marzuki Ali]] menggunakan istilah Republik Rakyat "Tiongkok".<ref>{{en}} {{id}} [https://www.youtube.com/watch?v=NMj9EA5QLEY President Xi Jinping delivers speech at Indonesia parliament] - CGTN</ref>, menjadi catatan pertama penggunaan istilah ini di dalam sidang DPR RI.

Pada tanggal 12 Maret 2014, Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] mengabulkan petisi pencabutan Surat Edaran tersebut, dan menerbitkan [[:s:Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014|Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014]],<ref>{{Cite web |url=http://setkab.go.id/berita-12473-melalui-keppres-no-122014-presiden-sby-ganti-istilah-cina-dengan-tionghoa.html |title=Sekretariat Kabinet: Melalui Keppres No. 12/2014, Presiden SBY Ganti Istilah Cina dengan Tionghoa |access-date=2014-03-20 |archive-date=2014-03-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140320202927/http://setkab.go.id/berita-12473-melalui-keppres-no-122014-presiden-sby-ganti-istilah-cina-dengan-tionghoa.html |dead-url=yes }}</ref> setelah sebelumnya ''[[judicial review]]'' ke [[Mahkamah Konstitusi]] dan [[Mahkamah Agung]] tidak dikabulkan, karena hal tersebut berada di luar kewenangan mereka.<ref>{{Cite web |url=http://poskotanews.com/2014/03/19/presiden-sby-cabut-penggunaan-istilah-china/ |title=Presiden SBY Cabut Penggunaan Istilah China |access-date=2014-03-20 |archive-date=2014-03-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140320202848/http://poskotanews.com/2014/03/19/presiden-sby-cabut-penggunaan-istilah-china/ |dead-url=yes }}</ref>

== Lihat pula ==
* [[Tionghoa]]
* [[Tiongkok (disambiguasi)]]
* [[Nama-nama Tiongkok]]
* [[Tiongkok Raya]]

== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{Asia Timur}}

[[Kategori:Peradaban]]
[[Kategori:Tiongkok]]
[[Kategori:Kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia]]
[[Kategori:Nama-nama Tiongkok]]

Revisi terkini sejak 3 Juli 2024 18.53

Penulisan Tiongkok dalam aksara Han tradisional - 中國 Penulisan Tiongkok dalam aksara Han tradisional - 中國
Penulisan Tiongkok dalam aksara Han tradisional - 中國
Penulisan Tiongkok dalam aksara Han sederhana - 中国 Penulisan Tiongkok dalam aksara Han sederhana - 中国
Penulisan Tiongkok dalam aksara Han sederhana - 中国
Tiongkok
Nama Tionghoa
Hanzi tradisional: 中國
Hanzi sederhana: 中国
Makna harfiah: "Negara Tengah" atau "Negara Pusat"[1]
Nama Manchu
Manchu: Dulimbai Gurun
Nama Uighur
Uighur: جۇڭگو
Nama Zhuang
Zhuang: Cungguek
Nama Tibet
Tibet: ཀྲུང་གོ་
- Zangwen Pinyin: Krung-go

Tiongkok (Hanzi tradisional: 中國; Hanzi sederhana: 中国; Hanyu Pinyin: Zhōngguó; Tongyong Pinyin: Jhongguó; Wade–Giles: Chung¹-kuo²; Pe̍h-ōe-jī: Tiong-kok) adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk merujuk pada daerah budaya, dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno sejak dahulu kala hingga kini, dan merupakan 2 negara secara de facto di Asia Timur bernama Republik Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok, walaupun secara de jure hanya satu negara, tergantung pengertian sesuai asas Kebijakan Satu Tiongkok. Peradaban Tiongkok adalah salah satu peradaban tertua di dunia, yang terdiri dari sejarah dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6 milenia yang lalu. Tiongkok memiliki sistem penulisan yang konsisten sejak dahulu dan masih digunakan hingga kini. Banyak penemuan-penemuan penting bersumber dari peradaban Tiongkok kuno, seperti kertas, kompas, serbuk mesiu, dan materi-materi cetak.

Kata "zhongguo" merupakan nama endonim negara tersebut. Ejaan dalam bahasa Indonesia, "Tiongkok", berasal dari dialek Hokkian ("Tiong-kok"). Dalam bahasa-bahasa lain terdapat pula varian-variannya, misalnya bahasa Jepang: Chūgoku; bahasa Korea: Jungguk/Chungguk; bahasa Vietnam: Trung Quốc; bahasa Tibet: Krung-go; bahasa Uighur: Junggo; bahasa Zhuang: Cunghgoz, dll. (selengkapnya, lihat Nama Tiongkok.)

Pada perang saudara terakhir di Tiongkok, perang ini berakhir dengan jalan buntu dan mengakibatkan adanya dua negara yang memiliki dua nama Tiongkok yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT, Hanzi sederhana: 中华人民共和国; Hanzi tradisional: 中華人民共和國) -- yang lebih umum dikenal sebagai “Cina”, dan Republik Tiongkok (Hanzi sederhana: 中华民国; Hanzi tradisional: 中華民國) -- yang lebih umum dikenal sebagai “Taiwan”.

Arti nama Tiongkok

[sunting | sunting sumber]

Nama "Tiongkok" dapat memiliki beberapa makna yang penting untuk dibedakan supaya menghindari keambiguan. Sumbernya adalah dari bahasa Hokkian "Tiong Kok" yang bermakna "negara tengah", dan juga merupakan nama endonim dari negara yang menguasai Tiongkok Daratan.

Arti politis

[sunting | sunting sumber]
Berita di koran Kompas menggunakan istilah Tiongkok, berisi tentang MH370

Makna pertama dari kata "Tiongkok" berarti keseluruhan Republik Rakyat Tiongkok, yaitu negara modern yang berdiri tahun 1949 hingga sekarang. Dalam hal ini, "orang Tiongkok" berarti warga negara RRT, seperti tertulis dalam paspor Tiongkok: “国籍 (kebangsaan): 中国 (Tiongkok)”, yang berbeda pengertiannya dengan orang Tionghoa; "seni dan budaya Tiongkok" merujuk pada budaya modern di RRT, yang berbeda dengan seni dan budaya Tionghoa dalam pengertian kebudayaan bangsa Tionghoa secara umum; "masakan Tiongkok" merujuk pada kuliner yang saat ini khas di RRT, alih-alih masakan Tionghoa yang lebih umum.

Dalam pengertian inilah nama Tiongkok digunakan dalam berita-berita modern di Indonesia, misalnya pada tajuk berita Kompas 26 Maret 2014 yang menuliskan "Rakyat Tiongkok Marah". (gambar)

Dalam lingkup definisi ini, Tiongkok mencakup Hong Kong, Makau, dan klaim mereka atas Republik Tiongkok, serta wilayah-wilayah lain yang dipersengketakan.

Arti geografis

[sunting | sunting sumber]

Arti kedua "Tiongkok" adalah Tiongkok Daratan (Hanzi: 大陆, lit. "benua"), yaitu hanya wilayah Tiongkok yang berada di benua Asia. Lingkup definisi ini tidak mencakup Hong Kong, Makau, dan Republik Tiongkok (bandingkan dengan istilah Eropa Daratan yang tidak mencakup Britania Raya, Islandia, dan negara-negara non-kontinental lainnya). Dalam hal ini dibedakan antara orang Hong Kong, orang Makau, orang Republik Tiongkok, dan orang Tiongkok. Tiga yang pertama dalam pengertian politis di bagian pertama juga disebut sebagai orang Tiongkok, tetapi karena status keistimewaan dan lokasi geografis mereka, maka mereka dapat berpartisipasi dalam ajang-ajang olahraga internasional di bawah bendera masing-masing, oleh karena itu, seorang pemain bulu tangkis Hong Kong dapat berlaga dengan seorang pemain bulu tangkis Tiongkok (Daratan), misalnya yang terjadi dalam pertandingan final tunggal putri 2008 Hong Kong Super Series antara Xie Xingfang (Tiongkok [RRT]) melawan Wang Chen (Hong Kong, Tiongkok) yang dimenangkan oleh Wang Chen. Demikian pula dengan beberapa pertandingan dalam edisi 2007 yang mempertemukan kedua tim. Pemain Hong Kong tentu saja juga adalah pemain Tiongkok (berkewarganegaraan RRT), tetapi dalam konteks ini dia bukan orang Tiongkok Daratan. (bandingkan dengan pemain sepak bola Inggris, Wales, Skotlandia, Irlandia Utara yang berlaga sebagai negara masing-masing, bukan sebagai entitas politik Britania Raya)

Arti sejarah

[sunting | sunting sumber]

Dalam makna ketiga, kata "Tiongkok" merujuk pada entitas-entitas politik lain yang menguasai Tiongkok Daratan sebelum 1949, terutama sejarah sebelum 1911, ketika Tiongkok Daratan masih dikuasai oleh kerajaan-kerajaan dan dinasti dan diperintah oleh Kaisar-kaisar Tiongkok. Berita-berita surat kabar Hindia Belanda, misalnya menggunakan istilah ini untuk menyebut pemerintahan Dinasti Qing dan Republik Tiongkok mula-mula. Untuk membedakan dengan kedua pengertian di atas, maka biasanya disematkan kata "kuno" (Tiongkok kuno). Hal-hal yang tercakup dalam pengertian ini antara lain wilayah geografis Tiongkok, bangsa Tiongkok, yaitu bangsa yang mendiami wilayah geografis tersebut, dan sejarah Tiongkok, yang membahas sejarah 5.000 tahun sejarah bangsa tersebut, serta tokoh Tiongkok, yang mendaftarkan tokoh-tokoh sepanjang sejarah Tiongkok.

Republik Tiongkok

[sunting | sunting sumber]
Paspor Republik Tiongkok
Paspor Republik Tiongkok (Taiwan)
Paspor Republik Tiongkok tanpa embel-embel "Taiwan" (kiri), dan memakai kata "Taiwan" (kanan).
Wilayah yang dikuasai oleh Republik Rakyat Tiongkok (ungu) dan Republik Tiongkok (jingga).

Mungkin kebingungan yang paling besar dalam penggunaan kata "Tiongkok" disebabkan karena pada saat ini ada dua entitas politik yang bernama sama, yaitu Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa Republik Tiongkok merupakan entitas yang pertama menggunakan nama Tiongkok, sejak 1912-1949, dan merupakan anggota PBB dari tahun 1945 hingga 1971. Berbeda dengan negara-negara lain dengan nama yang sama yang sama-sama berdaulat (mis. Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo, Dominika dan Republik Dominika, Korea Utara dan Selatan, Sudan dan Sudan Selatan, dan beberapa negara bernama Guinea), status kedaulatan Republik Tiongkok dipertentangkan oleh Republik Rakyat Tiongkok (kedua entitas tersebut saling tidak mengakui), dan syarat negara lain dapat menjalin hubungan diplomatik dengan RRT adalah dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan RT (lihat Kebijakan Satu Tiongkok). Oleh sebab itu, sejak 1949 Republik Rakyat Tiongkok secara de facto menjadi pemerintah Tiongkok Daratan, sedangkan Republik Tiongkok hanya memerintah di Pulau Formosa dan pulau-pulau disekitarnya, yang hingga kini masih diklaim RRT, dan sejak 1971 RRT secara de jure diakui oleh dunia internasional dengan bergabung ke PBB. Bergabungnya RRT ke PBB juga berarti dikeluarkannya (atau tidak diakuinya lagi) kedaulatan RT oleh PBB, karena hanya ada satu wakil "Tiongkok" di PBB, yang juga merupakan satu dari 5 anggota Dewan Keamanan PBB, oleh karena itu sejak 1971 istilah "Tiongkok" resmi menunjuk kepada RRT, baik secara de facto maupun de jure.

Dalam praktiknya saat ini terdapat dua negara yang bernama Tiongkok, oleh sebab itu, untuk membedakan keduanya, digunakan nama panjangnya untuk membedakannya. Dalam bahasa Inggris, kependekan nama lengkap kedua negara juga digunakan (PRC untuk People's Republic of China, dan ROC untuk Republic of China), tetapi biasanya dalam bahasa Indonesia, RRT dan RT yang disingkat. Cara lain untuk membedakannya, biasanya adalah dengan menyebut Republik Tiongkok sebagai Taiwan, karena merekalah yang secara de facto dan de jure menguasai pulau Formosa tersebut dan pulau-pulau disekitarnya. Sedangkan cara lain untuk membedakan Republik Rakyat Tiongkok, biasanya adalah dengan menyebut Republik Rakyat Tiongkok sebagai Cina, karena merekalah yang secara de facto dan de jure menguasai Tiongkok Daratan atau dengan menyebutkan ibu kota masing-masing: Beijing (RRT) dan Taipei (RT).

Karena tekanan diplomasi RRT, maka RT tidak dapat berpartisipasi dalam organisasi-organisasi internasional. Dalam Olimpiade, Republik Tiongkok diperbolehkan berpartisipasi asalkan menggunakan nama yang disetujui oleh Republik Tiongkok sebelumnya, yaitu sebagai Tionghoa Taipei, dan diperlakukan sebagai wilayah administratif khusus dari negara Republik Rakyat Tiongkok (bandingkan dengan Hong Kong, Tiongkok, dan Makau, Tiongkok).

Di pihak lain, pemerintah Republik Tiongkok sendiri masih mengklaim sebagai penguasa secara sah seluruh Tiongkok Daratan dan Mongolia, dan belum melepaskan klaim tersebut hingga saat ini, meskipun di bawah tekanan RRT. Ketika organisasi-organisasi internasional menurunkan kedudukan atau bahkan mengeluarkan RT dari keanggotaannya pada tahun 1970-an dan 1980-an, Republik Tiongkok yang dikuasai oleh Partai Kuomintang (KMT) menolak untuk dinamakan "Taiwan, Tiongkok" oleh karena nama tersebut mengimplikasikan Republik Tiongkok sebagai bagian dari pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok, oleh karenanya, KMT memilih nama yang dianggap netral, "Tionghoa Taipei" (Hanzi tradisional: 中華臺北; Hanzi Sederhana: 中华台北; Hanyu Pinyin: Zhōnghuá Táiběi; Tongyong Pinyin: Jhonghua Táiběi; Bahasa Inggris: Chinese Taipei) yang tidak mengandung kata "China", maupun "Taiwan", yang diakui oleh Komite Olimpiade Internasional sejak tahun 1979. (Untuk konsekuensi dari pemakaian istilah ini, lihat Tionghoa Taipei#Konsekuensi)

Ketika PBB merujuk pada Taiwan, PBB selalu menggunakan nama "Taiwan, provinsi Tiongkok" (Bahasa Inggris: Taiwan, Province of China). Beberapa program alamat pos berbasis web juga menggunakan label yang sama untuk merujuk pada Taiwan.

Dalam organisasi-organisasi tertentu seperti Organisasi Perdagangan Dunia, nama "Wilayah Bea Cukai Terpisah Taiwan, Penghu, Kinmen dan Matsu" (Bahasa Inggris: Separate Customs Territory of Taiwan, Penghu, Kinmen and Matsu) digunakan. Namun "Tionghoa Taipei" secara tidak resmi juga digunakan. Sebagai anggota pendiri Bank Pembangunan Asia, Taiwan berpartisipasi dalam organisasi tersebut sebagai "Republic of China" sampai pada keanggotaan RRT pada tahun 1986; oleh karena tekanan RRT, Bank Pembangunan Asia sekarang menggunakan nama "Taipei, China" untuk merujuk RT.

Organisasi Gerakan Kepramukaan Dunia adalah salah satu dari sebagian kecil organisasi internasional yang masih merujuk Taiwan sebagai "Tiongkok" dan pramuka dari Taiwan sebagai "Pramuka Tiongkok". Sekutu diplomatik Taiwan, misalnya Vatikan, juga merujuk RT (Taiwan) sebagai "Tiongkok" pada acara-acara resmi. Sebagai contoh, dalam acara upacara pemakaman Paus Yohanes Paulus II, Presiden Republik Tiongkok Chen Shui-bian menduduki tempat sebagai kepala negara "Tiongkok".

Perbedaan penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Karena banyaknya makna yang terkandung dalam kata "Tiongkok", maka tidak jarang media massa melakukan kesalahan dalam merujuk pada salah satu makna di atas. Secara umum dapat dibedakan berdasarkan konteks waktunya:

  • Untuk konteks setelah 1949, kata "Tiongkok" atau "Cina" merujuk kepada RRT, untuk menyebut RT harus dituliskan "Republik Tiongkok", "Taiwan", "Tionghoa Taipei", atau kombinasinya. Sebaliknya, RRT tidak perlu dieja dengan nama panjangnya apabila dari konteksnya sudah jelas yang dimaksud bukan RT.
  • Untuk konteks antara 1912 dan 1949, kata "Tiongkok" merujuk pada Republik Tiongkok. Karena pada zaman itu hanya ada satu "Tiongkok", dan belum ada entitas RRT, maka tidak diharuskan menulis lengkap nama RT. Selain itu entitas ini tidak dapat disebut sebagai Taiwan, karena akan menimbulkan salah kaprah. Tapi apabila konteksnya dapat membingungkan orang yang tidak memahami sejarah, maka dapat diperjelas dengan tanda kurung maupun catatan kaki.
  • Untuk konteks sebelum 1911, kata "Tiongkok" merujuk pada dinasti yang saat itu menguasai Tiongkok, misalnya konteks tahun 1644–1912, Tiongkok ekuivalen dengan Dinasti Qing, orang Tiongkok pada masa itu adalah kawula Qing, dsb. Walaupun demikian, penyebutan yang paling tepat adalah dengan nama dinasti masing-masing, karena konsep nasionalisme "Tiongkok" belum ada pada zaman dahulu.
  • Untuk konteks yang tidak terikat oleh waktu, kata "Tiongkok" dapat digunakan dengan memperhatikan makna-makna yang terkandung di atas. Apabila dalam satu kalimat kedua entitas tersebut disebut bersama-sama, maka kedua-duanya harus disebutkan dengan nama panjangnya, atau singkatannya (RRT dan RT), atau dapat juga ibu kotanya (Beijing dan Taipei).
  • Dalam konteks yang lintas era, misalnya tokoh yang hidup dalam dua era di atas atau lebih, hal tersebut harus dilihat kasus per kasus. Misalnya Mao Zedong lahir pada zaman Dinasti Qing, besar pada era Republik Tiongkok, walaupun demikian, ia lebih dikenal sebagai tokoh (yang lahir di) Tiongkok, atau tokoh (presiden pertama) Republik Rakyat Tiongkok, dan tidak pernah sebagai tokoh Republik Tiongkok (walaupun ia memiliki peran besar pada era itu) maupun tokoh Qing, karena akan menimbulkan konotasi politis yang berbeda. (bandingkan dengan sejarah Hindia Belanda dan Indonesia awal).

Untuk pembahasan mengenai lokasi geografis yang tidak berkenaan dengan waktu, biasanya cukup dengan menggunakan kata "Tiongkok", misalnya "Tembok Besar Tiongkok", tidak perlu "Tembok Besar Republik Rakyat Tiongkok".

Apabila konteks kalimat menyangkut aspek politik dua entitas di atas, maka perlu digunakan nama lengkap negara tersebut. Tidak cukup disebut "Presiden Tiongkok" saja, tetapi harus disebut jabatan resmi dan nama lengkap negaranya, yaitu Presiden Republik Rakyat Tiongkok (atau Presiden RRT), atau Presiden Republik Tiongkok (atau Presiden RT). Contoh lainnya adalah bendera, pembagian administratif, hubungan diplomatik, dll.

Perbedaan Tiongkok dan Tionghoa

[sunting | sunting sumber]

Dari pengertian-pengertian di atas, maka terdapat beberapa poin perbedaan antara istilah "Tiongkok" dan "Tionghoa", yang sering kali rancu penggunaannya dalam bahasa Indonesia, antara lain:

  • Tiongkok merujuk pada suatu entitas geografis negara di Asia Timur, dan hal-hal yang berkaitan dengan negara tersebut, termasuk sejarahnya, sementara Tionghoa merujuk pada suatu konsep, yang penggunaannya mirip dengan adjektiva dalam bahasa Inggris: Chinese (walaupun dalam bahasa Indonesia "Tiongkok" juga dapat digunakan sebagai adjektiva).
  • "Orang Tionghoa" merujuk pada jatidiri bangsa Tionghoa, sementara "orang Tiongkok" hanya bermakna suatu kewarganegaraan, bukan suatu kebangsaan.
  • Hanya ada bahasa Tionghoa, dan tidak ada "bahasa Tiongkok", karena bahasa bukan merupakan produk suatu negara, melainkan suatu bangsa. Namun hanya ada sejarah Tiongkok, dan tidak ada "sejarah Tionghoa"
  • Terdapat budaya Tionghoa yang umurnya jauh lebih tua daripada budaya Tiongkok (budaya di RRT), setua peradaban itu sendiri.
  • Beberapa pengertian yang lain dapat saling tumpang tindih, antara lain masakan Tiongkok, yang sebagian besar juga merupakan masakan Tionghoa, tetapi ada masakan Tionghoa tertentu, seperti misalnya masakan Tionghoa-Indonesia, yang bukan merupakan masakan Tiongkok (masakan di RRT).

Di Tiongkok, pembedaan istilah ini tidak serta-merta memiliki padanan istilah yang sama, karena dalam sudut pandang bahasa Tionghoa, istilah "Zhonghua" hanya digunakan dalam nama lengkap negara ("Zhonghua Remin Gongheguo"), dan konsep zhonghua minzu (kebangsaan Zhonghua), tetapi tidak digunakan sebagai adjektiva, seperti dalam bahasa Indonesia.

  • Negara disebut Zhongguo
  • Warganegaranya disebut "Zhongguo Ren (中国人)", orang keturunan Tiongkok yang bukan warganegara umumnya disebut "Hua Ren"
  • Bahasanya disebut "Zhongwen", sejarahnya disebut "Zhongguo Lishi (中国历史)"
  • Budaya, serta hal-hal seputarnya tercakup di dalamnya disebut "Zhongguo Wenhua (中国文化)", dan tidak ada pembedaan antara budaya RRT dan non-RRT
  • Hal-hal lain seputar Tiongkok menggunakan adjektiva "Zhongguo(中国)"

Dalam bahasa Inggris, walaupun ada perbedaan kata antara nomina China dan adjektiva Chinese, tetapi tidak ada pembedaan antara adjektiva Tiongkok dan Tionghoa, seperti dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu Chinese history (sejarah Tiongkok) dan Chinese language (bahasa Tionghoa) menggunakan istilah yang sama. Hal yang senada juga terjadi ketika Indonesia menggunakan istilah "Cina" pada periode waktu 1966 hingga 2014, karena tidak ada pembedaan istilah antara "sejarah Cina" dan "bahasa Cina", oleh sebab itu terjadi kesalahkaprahan bahasa, orang yang tidak memahami perbedaan tersebut dapat menggunakan adjektiva yang salah antara "Tionghoa" dan "Tiongkok", misalnya menyebut "orang Tionghoa" dalam konteks warga negara Tiongkok, "budaya Tiongkok" dalam konteks budaya Tionghoa-Indonesia, "bahasa Tiongkok", suatu istilah yang salah kaprah, dll.

Istilah Tiongkok di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Sampul buku Tjerita Dari Negri Tiongkok Tatkala Jo Tjong Po, Batavia, 1908

Istilah Tiongkok di Indonesia diperkirakan pertama kali digunakan sekitar awal abad ke-20 dan merupakan transliterasi Zhong guo (ejaan lain: Chung Kuo).

Tahun 1967 pemerintahan Orde Baru pada di bawah pemerintahan Presiden Soeharto dalam salah satu tindakan pertamanya mengeluarkan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967 yang mengubah kata "Tionghoa"-"Tiongkok" menjadi "Cina"[2]

Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah salah satu pihak yang menyatakan keberatannya atas pemakaian istilah "Cina" di dalam bahasa Indonesia untuk merujuk kepada negara tersebut. Mereka keberatan dengan isi Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 dan Surat Edaran Nomor 06 Tahun 1967 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Soeharto yang dinilai memulihkan istilah yang mengandung konotasi negatif, dan bukan sebaliknya seperti yang digunakan sebagai alasan.

Setelah era Reformasi, maka satu per satu kebijakan rasialis tersebut dicabut. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 dicabut dengan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 [3] namun Keputusan Presidium Kabinet Nomor 127 Tahun 1966 maupun Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967 tidak turut dicabut, hingga tahun 2004 kelompok-kelompok etnis Tionghoa yang beranggapan bahwa istilah Tiongkok/Tionghoa yang seharusnya digunakan masih memperjuangkan dicabutnya surat edaran ini,[4] antara lain Eddy Sadeli, anggota Komisi III DPR RI, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, dll.[5]

Pada tanggal 2 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping menjadi tokoh (kepala negara) asing pertama yang menyampaikan pidatonya yang historis terkait Jalur Sutra Maritim di DPR RI.[6] Dalam kata sambutannya, Ketua DPR Marzuki Ali menggunakan istilah Republik Rakyat "Tiongkok".[7], menjadi catatan pertama penggunaan istilah ini di dalam sidang DPR RI.

Pada tanggal 12 Maret 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengabulkan petisi pencabutan Surat Edaran tersebut, dan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014,[8] setelah sebelumnya judicial review ke Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung tidak dikabulkan, karena hal tersebut berada di luar kewenangan mereka.[9]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bilik, Naran (2015), "Reconstructing China beyond Homogeneity", Patriotism in East Asia, Political Theories in East Asian Context, Abingdon: Routledge, hlm. 105 
  2. ^ Cina atau Tionghoa
  3. ^ Pemerintah Indonesia Keppress 2000
  4. ^ Forum Budaya Tionghoa Petisi pencabutan surat edaran[pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Sejumlah UU Diskriminatif Dimintakan "Judicial Review"
  6. ^ (Inggris) "Xi in call for building of new 'maritime silk road'". China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 March 2017. Diakses tanggal 16 April 2015. 
  7. ^ (Inggris) (Indonesia) President Xi Jinping delivers speech at Indonesia parliament - CGTN
  8. ^ "Sekretariat Kabinet: Melalui Keppres No. 12/2014, Presiden SBY Ganti Istilah Cina dengan Tionghoa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-20. Diakses tanggal 2014-03-20. 
  9. ^ "Presiden SBY Cabut Penggunaan Istilah China". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-20. Diakses tanggal 2014-03-20.