Mohammad Nasroen: Perbedaan antara revisi
Perbaikan tulisan. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→cleanup: - fixed infobox |
||
(62 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox officeholder |
|||
'''Muhammad Nasroen''' adalah seorang [[birokrat]] dan [[cendekiawan]] Indonesia. Ia pernah menjadi residen dan Gubernur [[Sumatera Tengah]]. Ia lahir di [[Lubuk Sikaping]] pada tahun 1907. Ia pernah membuka praktek pengacara pada zaman penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, Mahammad Nasroen menjadi anggota [[Kerukunan Minangkabau]] yang tidak bisa dipisahkan dari gubernur [[Yano Kenzo]] dan menjadi anggota [[Chuo Sangi Kai]]. |
|||
| honorific_prefix = <!-- Baris ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) --> |
|||
| name = {{PAGENAME}} |
|||
| native_name = <!--The person's name in their own language, if different.--> |
|||
| native_name_lang = <!--ISO 639-1 code, e.g., "fr" for French. If more than one, use {{lang}} in |native_name= instead.--> |
|||
| honorific_suffix = |
|||
| image = Prof. Mr. M. Nasroen.jpg |
|||
| image_size = |
|||
| image_upright = |
|||
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.--> |
|||
| alt = |
|||
| caption = |
|||
| order = ke-7 |
|||
| office = Menteri Kehakiman |
|||
| term_start = 20 November 1951 |
|||
| term_end = 3 April 1952 |
|||
| president = [[Sukarno]] |
|||
| primeminister = [[Sukiman]] |
|||
| predecessor = [[Melkias Agustinus Pellaupessy]] |
|||
| successor = [[Lukman Wiriadinata]] |
|||
| office2 = [[Gubernur Sumatra Tengah]] ke-1 |
|||
| term_start2 = 15 April 1948 |
|||
| term_end2 = 1 Agustus 1950<ref name="cabik">Dt. Simaradjo, Nazwier. 1993. ''Cabik-Cabik Bulu Ayam, Seputar Proses Pencalonan dan Pemilihan Gubernur Sumatera Barat Periode 1992-1997.'' Padang: Yayasan Muballigh Sumatera Barat.</ref> |
|||
| predecessor2 = ''Jabatan dibentuk'' |
|||
| successor2 = [[Ruslan Muljohardjo]] |
|||
| order3 = ke-5 |
|||
| office3 = Residen Sumatera Barat |
|||
| term_start3 = 29 April 1947 |
|||
| term_end3 = 15 April 1948 |
|||
| predecessor3 = [[Sutan Mohammad Rasjid]] |
|||
| successor3 = ''Diri sendiri sebagai Gubernur Sumatra Tengah''<ref name=cabik/>{{refn|group=ket.|Keresidenan dihapus berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1948}} |
|||
| pronunciation = |
|||
| birth_name = |
|||
| birth_date = {{Birth date|1907|10|29}} |
|||
| birth_place = [[Lubuk Sikaping]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]] |
|||
| death_date = {{Death date and age|1968|09|28|1907|10|29}} |
|||
| death_place = |
|||
| death_cause = |
|||
| resting_place = |
|||
| resting_place_coordinates = |
|||
| citizenship = |
|||
| nationality = <!-- Baris ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing --> |
|||
| party = |
|||
| otherparty = <!--For additional political affiliations--> |
|||
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) --> |
|||
| spouse = |
|||
| partner = <!--For those with a domestic partner and not married--> |
|||
| relations = |
|||
| children = 8<!-- Hanya nama tokoh yang secara notable terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia --> |
|||
| parents = <!-- overrides mother and father parameters --> |
|||
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> |
|||
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> |
|||
| relatives = |
|||
| residence = |
|||
| education = |
|||
| alma_mater = Leiden (1938) |
|||
| occupation = |
|||
| profession = |
|||
| known_for = |
|||
}} |
|||
'''[[Profesor|Prof.]] [[Meester in de Rechten|Mr.]] Mohammad Nasroen''' ([[EYD]]: '''Mohammad Nasrun'''; {{lahirmati|[[Lubuk Sikaping]], [[Pasaman]], [[Sumatera Barat]]|29|10|1907||28|9|1968}}) adalah seorang [[birokrat]] dan cendekiawan pelopor kajian [[filsafat Indonesia]]. Ia pernah menjadi [[Daftar Gubernur Sumatera Barat|Residen Sumatera Barat]] dan Gubernur [[Sumatra Tengah]] serta Guru Besar [[Filsafat]] di [[Universitas Indonesia]]. Ia juga sempat diangkat sebagai [[Menteri Kehakiman]] pada [[Kabinet Sukiman-Suwirjo]] menggantikan [[Melkias Agustinus Pellaupessy|M.A. Pellaupessy]]. Ia menjabat sejak 20 November 1951 hingga 3 April 1952 berdasarkan Keppres No. 230 Tahun 1951.<ref>https://books.google.co.id/books?id=iLHNyGcdndgC&pg=PA12-IA1&lpg=PA12-IA1&dq=mohammad+nasrun+menteri+kehakiman&source=bl&ots=VLus0RJAR9&sig=ACfU3U1aKckMGgMoWp3VrSgM0ooHr_LkTA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj684mc1vPoAhXGfH0KHaTLAbAQ6AEwEXoECA0QAQ#v=onepage&q=mohammad%20nasrun%20menteri%20kehakiman&f=false</ref><ref>https://anri.sikn.go.id/index.php/keputusan-presiden-nomor-230-tahun-1951-tentang-pengangkatan-mr-mohammad-nasrun-menjadi-menteri-kehakiman</ref><ref name=kemenkumham>{{Cite web |url=https://kemenkumham.go.id/berita/yasonna-pimpin-ziarah-dan-tabur-bunga-di-tmp-kalibata |title=Salinan arsip |access-date=2020-04-19 |archive-date=2020-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200927200609/https://kemenkumham.go.id/berita/yasonna-pimpin-ziarah-dan-tabur-bunga-di-tmp-kalibata |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Perantauannya adalah di Bukittinggi, Padang, Surabaya dan di Leiden (memperoleh gelar sarjana 1938). |
|||
Ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]].<ref name=kemenkumham/> |
|||
Ia terpilih menjadi anggota [[DPRS]] utusan Sumatra Barat dan menjadi Gubernur Muda Sumatra Tengah pada tangal 29 April 1947, dan menjadi Gubernur Militer Sumatra Tengah pada bulan Oktober 1949. Saat menjabat, ia mengeluarkan instruksi Gubernur Mliliter No. 10 mengenai pembentukan kabupaten-kabuparen berotonomi beserta dewan perwakilannya di Sumatra Tengah. |
|||
== Kehidupan awal == |
|||
Pada sidang pleno DPRST ke-3 tanggal 11 April 1950, Muhammad Nasoer dimosi tak percaya oleh [[Mosi Tan Tuah]]. Konfilk ini diakhiri dengan ditariknya Mahammad Nasroen ke [[Kemendagri]] di Yogyakarta dan dibekukannya DPRST melalui PP No. 1 tahun 1951. Terakhir Muhammad Nasroen diangkat menjadi pejabat yang mengurus persoalan otonomi di Kemendagri. |
|||
Nasroen lahir di [[Lubuk Sikaping]] pada tahun 1907. Ia pernah membuka praktik pengacara pada zaman penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, Mahammad Nasroen menjadi anggota [[Kerukunan Minangkabau]] yang tidak bisa dipisahkan dari gubernur [[Yano Kenzo]] dan menjadi anggota [[Chuo Sangi Kai]]. Perantauannya adalah di Bukittinggi, Padang, Surabaya dan Leiden (memperoleh gelar sarjana 1938). |
|||
== Kiprah == |
|||
[[Berkas:Prof Mr M Nasroen-TMPNU Kalibata 2.jpg|240px|jmpl|kiri|Makam Mohammad Nasroen di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]]]] |
|||
Ia terpilih menjadi anggota [[DPRS]] utusan Sumatera Barat dan menjadi Gubernur Muda Sumatra Tengah pada tangal 29 April 1947, serta menjadi Gubernur Militer Sumatra Tengah pada bulan Oktober 1949. Saat menjabat, ia mengeluarkan instruksi Gubernur Mliliter No. 10 mengenai pembentukan kabupaten-kabuparen berotonomi beserta dewan perwakilannya di Sumatra Tengah. |
|||
Pada sidang pleno DPRST ke-3 tanggal 11 April 1950, Muhammad Nasroen dimosi tak percaya oleh [[Mosi Tan Tuah]]. Konfilk ini diakhiri dengan ditariknya Muhammad Nasroen ke [[Kemendagri]] di Yogyakarta dan dibekukannya DPRST melalui PP No. 1 tahun 1951. Terakhir Muhammad Nasroen diangkat menjadi pejabat yang mengurus persoalan otonomi di Kemendagri. |
|||
== Karya == |
|||
[[Berkas:Bukunasroen.jpg|jmpl|Buku Nasroen berjudul ''Falsafah Indonesia'' (1967), yang darinya kajian filsafat Indonesia berasal mula.]] |
|||
Muhammad Nasroen juga tertarik pada persoalan keanekaragaman adat istiadat Minangkabau. Beberapa tulisan Muhammad Nasroen terkenal adalah ''Daerah Otonomi Tingkat Terbawah'', ''Sendi Negara dan Pelaksanaan Otonomi'', ''Masalah Sekitar Otonomi'', ''Asal Mula Negara'', dan ''Dasar Falsafah Adat Minangkabau''.<ref>{{Cite book|title=Muhammad Nasroen|last=Asnan|first=Gusti|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|year=2003|isbn=0709740703|location=|pages=185-187}}</ref> |
Muhammad Nasroen juga tertarik pada persoalan keanekaragaman adat istiadat Minangkabau. Beberapa tulisan Muhammad Nasroen terkenal adalah ''Daerah Otonomi Tingkat Terbawah'', ''Sendi Negara dan Pelaksanaan Otonomi'', ''Masalah Sekitar Otonomi'', ''Asal Mula Negara'', dan ''Dasar Falsafah Adat Minangkabau''.<ref>{{Cite book|title=Muhammad Nasroen|last=Asnan|first=Gusti|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|year=2003|isbn=0709740703|location=|pages=185-187}}</ref> |
||
Karyanya yang membahas langsung [[Filsafat Indonesia]] ialah ''Falsafah Indonesia'' (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1967), yang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dikategorikan sebagai ‘buku langka’ dengan Nomor Panggil (''Shelf Number'') 181.16 NAS f. |
|||
== Referensi == |
|||
<references /> |
|||
Dalam karyanya itu, Nasroen menegaskan keberbedaan Filsafat Indonesia dengan [[Filsafat Barat]] (Yunani-Kuno) dan [[Filsafat Timur]], lalu mencapai satu kesimpulan bahwa Filsafat Indonesia adalah suatu Filsafat khas yang ‘tidak Barat’ dan ‘tidak Timur’, yang amat jelas termanifestasi dalam ajaran filosofis ''mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, gotong-royong, dan kekeluargaan'' (hal.14, 24, 25, 33, dan 38). |
|||
Bukunya yang hanya setebal 90 halaman itu, sayangnya, hanya memberikan garis besar, penjelasan umum yang tidak detail, dan masih membutuhkan penjabaran dan penjelasan yang lebih luas. Kekurangannya itu kelak disempurnakan oleh generasi pengkaji Filsafat Indonesia berikutnya. |
|||
Bukunya yang lain, ''Dasar Falsafah Adat Minangkabau'' (Jakarta: Bulan Bintang, 1957), sering dikutip oleh pengkaji feminisme baik di Indonesia maupun di Barat sebagai karya yang membahas konsep matriarki secara genial. Peggy Reeves Sanday, seorang etnografer Minangkabau yang juga aktivis Feminisme senang mengutip karya M. Nasroen ini dalam tulisannya [http://www.sas.upenn.edu/~psanday/matri.html Matriarchy as a Socio-Cultural Form]. |
|||
== Lihat pula == |
|||
{{wikiquote-id|M.Nasroen}} |
|||
* [[Mohammad Ramzy Nasroen|Ramzy Nasroen]], putra. |
|||
== Catatan kaki == |
|||
=== Keterangan === |
|||
<references group="ket."/> |
|||
=== Referensi === |
|||
[[Kategori:Sumatera Barat]] |
|||
<references />{{Menteri Hukum dan HAM Indonesia}} |
|||
[[Kategori:Birokrat Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh birokrat Minangkabau]] |
|||
[[Kategori:Akademikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Dosen Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Dosen Universitas Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Profesor Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Pasaman]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 20 Juli 2024 16.33
Mohammad Nasroen | |
---|---|
Menteri Kehakiman ke-7 | |
Masa jabatan 20 November 1951 – 3 April 1952 | |
Presiden | Sukarno |
Perdana Menteri | Sukiman |
Gubernur Sumatra Tengah ke-1 | |
Masa jabatan 15 April 1948 – 1 Agustus 1950[1] | |
Pendahulu Jabatan dibentuk | |
Residen Sumatera Barat ke-5 | |
Masa jabatan 29 April 1947 – 15 April 1948 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Lubuk Sikaping, Sumatera Barat, Hindia Belanda | 29 Oktober 1907
Meninggal | 28 September 1968 | (umur 60)
Anak | 8 |
Almamater | Leiden (1938) |
Sunting kotak info • L • B |
Prof. Mr. Mohammad Nasroen (EYD: Mohammad Nasrun; 29 Oktober 1907 – 28 September 1968) adalah seorang birokrat dan cendekiawan pelopor kajian filsafat Indonesia. Ia pernah menjadi Residen Sumatera Barat dan Gubernur Sumatra Tengah serta Guru Besar Filsafat di Universitas Indonesia. Ia juga sempat diangkat sebagai Menteri Kehakiman pada Kabinet Sukiman-Suwirjo menggantikan M.A. Pellaupessy. Ia menjabat sejak 20 November 1951 hingga 3 April 1952 berdasarkan Keppres No. 230 Tahun 1951.[2][3][4]
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.[4]
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Nasroen lahir di Lubuk Sikaping pada tahun 1907. Ia pernah membuka praktik pengacara pada zaman penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, Mahammad Nasroen menjadi anggota Kerukunan Minangkabau yang tidak bisa dipisahkan dari gubernur Yano Kenzo dan menjadi anggota Chuo Sangi Kai. Perantauannya adalah di Bukittinggi, Padang, Surabaya dan Leiden (memperoleh gelar sarjana 1938).
Kiprah
[sunting | sunting sumber]Ia terpilih menjadi anggota DPRS utusan Sumatera Barat dan menjadi Gubernur Muda Sumatra Tengah pada tangal 29 April 1947, serta menjadi Gubernur Militer Sumatra Tengah pada bulan Oktober 1949. Saat menjabat, ia mengeluarkan instruksi Gubernur Mliliter No. 10 mengenai pembentukan kabupaten-kabuparen berotonomi beserta dewan perwakilannya di Sumatra Tengah.
Pada sidang pleno DPRST ke-3 tanggal 11 April 1950, Muhammad Nasroen dimosi tak percaya oleh Mosi Tan Tuah. Konfilk ini diakhiri dengan ditariknya Muhammad Nasroen ke Kemendagri di Yogyakarta dan dibekukannya DPRST melalui PP No. 1 tahun 1951. Terakhir Muhammad Nasroen diangkat menjadi pejabat yang mengurus persoalan otonomi di Kemendagri.
Karya
[sunting | sunting sumber]Muhammad Nasroen juga tertarik pada persoalan keanekaragaman adat istiadat Minangkabau. Beberapa tulisan Muhammad Nasroen terkenal adalah Daerah Otonomi Tingkat Terbawah, Sendi Negara dan Pelaksanaan Otonomi, Masalah Sekitar Otonomi, Asal Mula Negara, dan Dasar Falsafah Adat Minangkabau.[5]
Karyanya yang membahas langsung Filsafat Indonesia ialah Falsafah Indonesia (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1967), yang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dikategorikan sebagai ‘buku langka’ dengan Nomor Panggil (Shelf Number) 181.16 NAS f.
Dalam karyanya itu, Nasroen menegaskan keberbedaan Filsafat Indonesia dengan Filsafat Barat (Yunani-Kuno) dan Filsafat Timur, lalu mencapai satu kesimpulan bahwa Filsafat Indonesia adalah suatu Filsafat khas yang ‘tidak Barat’ dan ‘tidak Timur’, yang amat jelas termanifestasi dalam ajaran filosofis mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, gotong-royong, dan kekeluargaan (hal.14, 24, 25, 33, dan 38).
Bukunya yang hanya setebal 90 halaman itu, sayangnya, hanya memberikan garis besar, penjelasan umum yang tidak detail, dan masih membutuhkan penjabaran dan penjelasan yang lebih luas. Kekurangannya itu kelak disempurnakan oleh generasi pengkaji Filsafat Indonesia berikutnya.
Bukunya yang lain, Dasar Falsafah Adat Minangkabau (Jakarta: Bulan Bintang, 1957), sering dikutip oleh pengkaji feminisme baik di Indonesia maupun di Barat sebagai karya yang membahas konsep matriarki secara genial. Peggy Reeves Sanday, seorang etnografer Minangkabau yang juga aktivis Feminisme senang mengutip karya M. Nasroen ini dalam tulisannya Matriarchy as a Socio-Cultural Form.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Ramzy Nasroen, putra.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Keterangan
[sunting | sunting sumber]- ^ Keresidenan dihapus berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1948
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Dt. Simaradjo, Nazwier. 1993. Cabik-Cabik Bulu Ayam, Seputar Proses Pencalonan dan Pemilihan Gubernur Sumatera Barat Periode 1992-1997. Padang: Yayasan Muballigh Sumatera Barat.
- ^ https://books.google.co.id/books?id=iLHNyGcdndgC&pg=PA12-IA1&lpg=PA12-IA1&dq=mohammad+nasrun+menteri+kehakiman&source=bl&ots=VLus0RJAR9&sig=ACfU3U1aKckMGgMoWp3VrSgM0ooHr_LkTA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj684mc1vPoAhXGfH0KHaTLAbAQ6AEwEXoECA0QAQ#v=onepage&q=mohammad%20nasrun%20menteri%20kehakiman&f=false
- ^ https://anri.sikn.go.id/index.php/keputusan-presiden-nomor-230-tahun-1951-tentang-pengangkatan-mr-mohammad-nasrun-menjadi-menteri-kehakiman
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-27. Diakses tanggal 2020-04-19.
- ^ Asnan, Gusti (2003). Muhammad Nasroen. Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. hlm. 185–187. ISBN 0709740703 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan).