Lompat ke isi

Robert Budi Hartono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bdlayang (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 2 suntingan oleh Ruanganpribadiku (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa()
Tag: Pembatalan
(46 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Huang (marga)|Hartono (黃)]]}}
{{Infobox person
{{Infobox person
| name = Robert Budi Hartono
| name = Robert Budi Hartono
| image = Robert-budi-hartono.jpg
| other_names = Oei Hwie Tjhong
| other_names = Oei Hwie Tjhong
| ethnicity = [[Tionghoa-Indonesia]]
| birth_date = {{birth date and age|1941|4|28}}
| birth_place = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| birth_date = {{birth date and age|1940|4|28}}
| citizenship = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
| birth_place = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]
| residence =
| citizenship = [[Indonesia]]
| occupation = [[Pengusaha]]
| occupation = [[Pengusaha]]
| known_for = {{hlist|[[Djarum]]|[[Bank BCA]]|[[Polytron]]|[[Sarana Menara Nusantara]]|[[Blibli]]}}
| networth = [[US$]]17,5 miliar (November 2020)<ref name=Forbes>{{cite web|title=R. Budi Hartono|url=https://www.forbes.com/profile/r-budi-hartono/|website=Forbes|accessdate=03 November 2020}}</ref>
| networth = [[US$]] 48 [[Miliar]] ({{Decrease}} [[US$]] 242 [[Juta]]) (3 Maret 2023)<ref name=Forbes>{{cite web|title=R. Budi Hartono|url=https://www.forbes.com/profile/r-budi-hartono/|website=forbes.com|date=3 Maret 2023|access-date=3 Maret 2023|first=|last=Forbes}}</ref>
| religion =
| religion =
| spouse = Widowati Hartono
| spouse = Widowati Hartono
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3
| children = Victor Rachmat Hartono<br>Martin Basuki Hartono<br>Armand Wahyudi Hartono
| parents = [[Oei Wie Gwan]] (ayah)
| parents = [[Oei Wie Gwan]] (ayah)
| relatives = [[Michael Bambang Hartono]] (kakak)
| website = {{URL|http://www.djarum.com}}
| alma_mater = Universitas Diponegoro
}}
}}
'''Robert Budi Hartono''' atau yang memiliki nama asli '''Oei Hwie Tjhong''', ({{lahirmati|[[Semarang]]|28|4|1941}}) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan [[Djarum]] yaitu [[Oei Wie Gwan]]. Robert merupakan keturunan [[Tionghoa-Indonesia]]. Kakaknya bernama [[Michael Bambang Hartono]] alias Oei Hwie Siang. Pada [[2022]], ''[[Forbes]]'' merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono dan Bambang Hartono menduduki peringkat pertama dengan total kekayaan US$ 47,7 Miliar.<ref>{{Cite web|title=R. Budi & Michael Hartono|url=https://www.forbes.com/profile/r-budi-michael-hartono/|website=Forbes|language=en|access-date=2023-03-03}}</ref> Budi Hartono sendiri menduduki peringkat ke-64 dunia dengan total kekayaan US$ 23,2 Miliar.<ref>{{Cite web|title=R. Budi Hartono|url=https://www.forbes.com/profile/r-budi-hartono/|website=Forbes|language=en|access-date=2023-03-03}}</ref>


Selain Djarum, Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di [[Bank Central Asia]] (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan [[kelapa sawit]] seluas 65.000 hektare di [[Kalimantan Barat]] sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik [[Grand Indonesia]] dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera [[Polytron]] yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi [[ponsel]] yang sebelumnya hanya meproduksi [[Penyejuk udara|AC]], [[kulkas]], produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Global Digital Prima Ventures (GDP Ventures), [[Global Digital Niaga]] (Blibli.com), mereka juga membeli [[Kaskus]], situs Indonesia yang paling populer.<ref>{{Cite web |url=http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/3-5-tahun-lagi-djarum-jadi-pemegang-saham-mayoritas-kaskus/6632 |title=3-5 Tahun Lagi, Djarum Jadi Pemegang Saham Mayoritas Kaskus |access-date=2014-05-27 |archive-date=2014-05-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140527221617/http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/3-5-tahun-lagi-djarum-jadi-pemegang-saham-mayoritas-kaskus/6632 |dead-url=yes }}</ref>
'''Robert Budi Hartono''' atau yang memiliki nama asli '''Oei Hwie Tjhong''', ({{lahirmati|[[Semarang]]|28|4|1940}}) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan [[Djarum]] yaitu [[Oei Wie Gwan]]. Robert merupakan keturunan [[Tionghoa-Indonesia]]. Kakaknya bernama [[Michael Bambang Hartono]] alias Oei Hwie Siang. Total kekayaan Robert pada tahun 2019 yang dicatat [[Forbes]] mencapai US$ 18.6 miliar menempatkannya sebagai orang terkaya ke-54 di dunia dan orang terkaya no 1 di Indonesia <ref>https://www.forbes.com/profile/r-budi-hartono/</ref>

Selain Djarum, Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di [[Bank Central Asia]] (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan [[kelapa sawit]] seluas 65.000 hektare di [[Kalimantan Barat]] sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik [[Grand Indonesia]] dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera [[Polytron]] yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi [[ponsel]] yang sebelumnya hanya meproduksi [[Penyejuk udara|AC]], [[kulkas]], produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Digital Prima, Global Digital Niaga (Blibli.com), mereka juga membeli [[Kaskus]], situs Indonesia yang paling populer.<ref>[http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/3-5-tahun-lagi-djarum-jadi-pemegang-saham-mayoritas-kaskus/6632 3-5 Tahun Lagi, Djarum Jadi Pemegang Saham Mayoritas Kaskus]</ref>


Robert sangat menyukai olahraga [[bulu tangkis]]. Bermula dari sekadar [[hobi]], ia kemudian mendirikan [[PB Djarum]] pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah [[Liem Swie King]], yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Robert sangat menyukai olahraga [[bulu tangkis]]. Bermula dari sekadar [[hobi]], ia kemudian mendirikan [[PB Djarum]] pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah [[Liem Swie King]], yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Baris 51: Baris 54:


{{DEFAULTSORT:Hartono, Robert Budi}}
{{DEFAULTSORT:Hartono, Robert Budi}}
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan industri tembakau Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan teknologi Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan perbankan Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan perdagangan Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan pertanian Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Diponegoro]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Marga Oey]]
[[Kategori:Marga Oey]]
[[Kategori:Miliarder Indonesia]]

Revisi per 23 Juli 2024 08.10

Robert Budi Hartono
Lahir28 April 1941 (umur 83)
Semarang, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Nama lainOei Hwie Tjhong
AlmamaterUniversitas Diponegoro
PekerjaanPengusaha
Dikenal atas
Kekayaan bersihUS$ 48 Miliar (Penurunan US$ 242 Juta) (3 Maret 2023)[1]
Suami/istriWidowati Hartono
Anak3
Orang tuaOei Wie Gwan (ayah)
KerabatMichael Bambang Hartono (kakak)
Situs webwww.djarum.com

Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, (lahir 28 April 1941) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Kakaknya bernama Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang. Pada 2022, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono dan Bambang Hartono menduduki peringkat pertama dengan total kekayaan US$ 47,7 Miliar.[2] Budi Hartono sendiri menduduki peringkat ke-64 dunia dengan total kekayaan US$ 23,2 Miliar.[3]

Selain Djarum, Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Global Digital Prima Ventures (GDP Ventures), Global Digital Niaga (Blibli.com), mereka juga membeli Kaskus, situs Indonesia yang paling populer.[4]

Robert sangat menyukai olahraga bulu tangkis. Bermula dari sekadar hobi, ia kemudian mendirikan PB Djarum pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.

Robert Budi Hartono menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.

Djarum

Berawal dari Mr. Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran. Pada tahun 1963, pabrik perusahaan Djarum terbakar dan perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Oei meninggal tak lama kemudian.

Setelah Oei meninggal, Robert bersama kakaknya Michael Bambang Hartono, melanjutkan usaha tersebut. Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Di tangan dua bersaudara Hartono tersebut, Djarum bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Djarum saat ini memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat. Di Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 miliar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional.[butuh rujukan] Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.

Pada tahun 2009, Djarum bersama dengan rokok kretek lain dilarang di Amerika Serikat. Hal ini terjadi akibat telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia[5].[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ Forbes (3 Maret 2023). "R. Budi Hartono". forbes.com. Diakses tanggal 3 Maret 2023. 
  2. ^ "R. Budi & Michael Hartono". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-03. 
  3. ^ "R. Budi Hartono". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-03. 
  4. ^ "3-5 Tahun Lagi, Djarum Jadi Pemegang Saham Mayoritas Kaskus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-27. Diakses tanggal 2014-05-27. 
  5. ^ Siti Afifiyah, Wong Semarang Terkaya Nomor 1 di Indonesia, Pebisnis Rokok yang Tidak Merokok, diakses tanggal 2 April 2019