Lompat ke isi

Lasem, Rembang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wadaihangit (bicara | kontrib)
Demografi: melengkapi halaman dengan foto #WPWP
 
(26 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{kecamatan
{{kecamatan
|nama=Lasem
| nama = Lasem
| foto = Kantor Kecamatan lasem.jpg
|dati2=Kabupaten
| caption = Kantor Kecamatan Lasem
|nama dati2=Rembang
| dati2 = Kabupaten
|luas=45,04 km²
| nama dati2 = Rembang
|penduduk=47.868 jiwa (2005)
| luas = 45,04 km²
|kelurahan=20 desa
| penduduk = 47.868 jiwa (2005)
|nama camat=-
| kelurahan = 20 desa
|kepadatan=1.056 jiwa/km²
| nama camat = -
|provinsi=Jawa Tengah
| kepadatan = 1.056 jiwa/km²
| provinsi = Jawa Tengah
}}
}}
'''Lasem''' ({{lang-jv|ꦭꦱꦼꦩ꧀}}, {{lang-zh|拉塞姆}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Rembang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah [[Rembang, Rembang|kota Rembang]].

== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Chinese tempel TMnr 60043652.jpg|ka|jmpl|250px|Kuil Tionghoa di Lasem.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Chinese tempel TMnr 60043652.jpg|ka|jmpl|250px|Kuil Tionghoa di Lasem.]]
'''Lasem''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Rembang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah [[Rembang, Rembang|kota Rembang]].
Dahulu Lasem dikenal sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang [[Tiongkok]] di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung [[Buddha berbaring]] yang berlapis emas.{{Butuh rujukan}}

Lasem juga dikenal sebutan "Kota Santri" tak lain karena banyaknya pondok pesantren di kota yang pernah menjadi Kadipaten sebelum Rembang. Bahkan, pada masa kemerdekaan, Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman) merupakan cucu dari Jaka Tingkir (Sultan hadiwijaya) yang memperjuangkan kemerdekaan di tanah Lasem. Masjid Jami’ Lasem juga disebut-sebut sebagai pusat perjuangan kemerdekaan, tempat Mbah Sambu dimakamkan.{{Butuh rujukan}}


Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang [[Tiongkok]] di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung '''[[Buddha tidur|Buddha Berbaring]]''' yang berlapis emas. Selain itu Lasem juga dikenal sebagai kota santri, kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah [[jambu]] dan [[mangga]] selain hasil dari laut seperti garam dan [[terasi]]. [[Batik Lasem]] sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.
Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah [[jambu]] dan [[mangga]] selain hasil dari laut seperti garam dan [[terasi]]. [[Batik Lasem]] sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.{{Butuh rujukan}}


== Geografi ==
== Geografi ==
Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai [[laut Jawa]] di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 [[km]] ke arah [[timur]] dari [[ibu kota]] kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai [[laut Jawa]] di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 [[km]] ke arah [[timur]] dari [[ibu kota]] kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:{{Butuh rujukan}}
* Sebelah [[utara]] berbatasan dengan [[laut Jawa]]
* Sebelah [[utara]] berbatasan dengan [[laut Jawa]]
* Sebelah [[timur]] berbatasan dengan [[Sluke, Rembang|kecamatan Sluke]]
* Sebelah [[timur]] berbatasan dengan [[Sluke, Rembang|kecamatan Sluke]]
Baris 22: Baris 30:
* Sebelah [[barat]] berbatasan dengan [[Rembang, Rembang|kecamatan Rembang]].
* Sebelah [[barat]] berbatasan dengan [[Rembang, Rembang|kecamatan Rembang]].


Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir [[laut Jawa]] hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat [[gunung Lasem]]. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.
Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir [[laut Jawa]] hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat [[gunung Lasem]]. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.{{Butuh rujukan}}


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 [[desa]] yang terbagi ke dalam 84 [[Rukun Warga]] (RW) dan 219 [[Rukun Tetangga]] (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]].{{Butuh rujukan}}
[[Berkas:Kantor Kecamatan lasem.jpg|jmpl|Kantor Kecamatan Lasem]]
Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 [[desa]] yang terbagi ke dalam 84 [[Rukun Warga]] (RW) dan 219 [[Rukun Tetangga]] (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]].


Adapun desa-desa tersebut adalah:
Adapun desa-desa tersebut adalah:
Baris 52: Baris 59:
{{col-css3-end}}
{{col-css3-end}}


Empat desa di antaranya berada di lereng [[gunung Lasem]] yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang.
Empat desa di antaranya berada di lereng [[gunung Lasem]] yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang.{{Butuh rujukan}}


== Demografi ==
== Demografi ==
[[Berkas:Po_An_Bio_Temple.jpg|jmpl|Kuil Po An Bio Lasem, Rembang]]
Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai [[petani]], pedagang dan [[nelayan]].
Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai [[petani]], pedagang dan [[nelayan]].{{Butuh rujukan}}


Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:
Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:{{Butuh rujukan}}
* 33 [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan [[Raudlatul Athfal]]
* 33 [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan [[Raudlatul Athfal]]
* 35 [[Sekolah Dasar]] dan [[Madrasah Ibtidaiyah]]
* 35 [[Sekolah Dasar]] dan [[Madrasah Ibtidaiyah]]
Baris 65: Baris 73:
* 18 [[Pondok Pesantren]]
* 18 [[Pondok Pesantren]]


Di bidang keagamaan, di kecamatan Lasem terdapat 31 [[masjid]], 130 [[musala]] dan 11 [[gereja]] [[Protestan]], 12 gereja Katolik, 3 [[klenteng]] dan 3 [[wihara]] (1 wihara tak berpemeluk).
Di bidang keagamaan, di kecamatan Lasem terdapat 31 [[masjid]], 130 [[musala]] dan 11 [[gereja]] [[Protestan]], 12 gereja Katolik, 3 [[klenteng]] dan 3 [[wihara]] (1 wihara tak berpemeluk).{{Butuh rujukan}}


Etnis yang tersebar di Lasem adalah [[suku Jawa]], [[suku Tionghoa]], keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang [[Sunda]], [[Batak]], dll.
Etnis yang tersebar di Lasem adalah [[suku Jawa]], [[suku Tionghoa]], keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang [[Sunda]], [[Batak]], dll.{{Butuh rujukan}}


== Julukan Kota ==
== Julukan kota ==
Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, [[Lasem]] mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit.
Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, [[Lasem]] mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit. Di sini sekiranya menampilkan 5 julukan kota ini:{{Butuh rujukan}}


=== Lasem Kota Santri ===
=== Lasem Kota Santri ===
[[Berkas:Masjid jami Lasem.jpeg|jmpl|250px|Masjid Jami' Lasem]]
[[Berkas:Masjid jami Lasem.jpeg|jmpl|250px|Masjid Jami' Lasem]]
Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai '''Kota Santri'''. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban ([[Mbah Sambu]]) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan [[Lasem]]-[[Bojonegoro]], KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, [[Pondok Pesantren]] dan jumlah santri yang belajar agama [[islam]] di kota ini.
Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai '''Kota Santri'''. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban ([[Mbah Sambu]]) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan [[Lasem]]-[[Bojonegoro]], KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, [[Pondok Pesantren]] dan jumlah santri yang belajar agama [[islam]] di kota ini.{{Butuh rujukan}}

Pondok Pesantren tersebut antara lain:
Pondok Pesantren tersebut antara lain:
* [http://alwahdah-lasem.blogspot.com Al Wahdah] ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* [http://alwahdah-lasem.blogspot.com Al Wahdah] ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
Baris 98: Baris 107:


=== Lasem Kota Ilmu ===
=== Lasem Kota Ilmu ===
Banyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]] di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:
Banyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]] di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:{{Butuh rujukan}}
* [[SMA Negeri Lasem]] [http://www.smanela.sch.id/v1/index.php website], di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[SMA Negeri Lasem]] [http://www.smanela.sch.id/v1/index.php website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090417083709/http://www.smanela.sch.id/v1/index.php |date=2009-04-17 }}, di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[MA Negeri Lasem]], di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[MA Negeri Lasem]], di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* SMA Muhammadiyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMA Muhammadiyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
Baris 108: Baris 117:
* SMK Cendekia, di Desa [[Sriombo, Lasem, Rembang|Sriombo]]
* SMK Cendekia, di Desa [[Sriombo, Lasem, Rembang|Sriombo]]
* [[Madrasah Aliyah|MA]]Al Hidayah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* [[Madrasah Aliyah|MA]]Al Hidayah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMP Negeri 1 Lasem [http://www.smp1lasem.sch.id/ website], di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Negeri 1 Lasem [http://www.smp1lasem.sch.id/ website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120804042744/http://www.smp1lasem.sch.id/ |date=2012-08-04 }}, di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Negeri 2 Lasem, di Desa [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]]
* SMP Negeri 2 Lasem, di Desa [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]]
* SMP Negeri 3 Lasem, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* SMP Negeri 3 Lasem, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
Baris 118: Baris 127:
* SMP Katholik Hamong Putra, di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Katholik Hamong Putra, di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Kristen Dorkas, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]].
* SMP Kristen Dorkas, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]].
Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem ([[SMA Negeri Lasem|SMA N 1 Lasem]]) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir [[Nasionalisme]], sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup [[Wayang Orang|Wayang Wong]] SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.
Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem ([[SMA Negeri Lasem|SMA N 1 Lasem]]) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir [[Nasionalisme]], sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup [[Wayang Orang|Wayang Wong]] SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.{{Butuh rujukan}}


Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang [[Universitas Terbuka]] (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem.
Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang [[Universitas Terbuka]] (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem.{{Butuh rujukan}}

Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah
Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah{{Butuh rujukan}}
* Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
* Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
* Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
* Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
Baris 129: Baris 139:
=== Lasem Kota Tiongkok Kecil ===
=== Lasem Kota Tiongkok Kecil ===
[[Berkas: Bangunan-lasem.jpg|jmpl|200px|Deretan bangunan bergaya Tiongkok di Pecinan desa Karangturi, Lasem]]
[[Berkas: Bangunan-lasem.jpg|jmpl|200px|Deretan bangunan bergaya Tiongkok di Pecinan desa Karangturi, Lasem]]
Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari [[Tiongkok]] terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar [[Laksamana]] [[Cheng Ho]] ke Jawa sebagai duta politik Kaisar [[Tiongkok]] masa [[Dinasti Ming]] yang ingin membina hubungan [[bilateral]] dengan [[Majapahit]] terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh [[legitimasi]] untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut [[N.J. Krom]], perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan [[Majapahit]] telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas [[Tiongkok]]nya dan [[kelenteng]] tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.
Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari [[Tiongkok]] terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar [[Laksamana]] [[Cheng Ho]] ke Jawa sebagai duta politik Kaisar [[Tiongkok]] masa [[Dinasti Ming]] yang ingin membina hubungan [[bilateral]] dengan [[Majapahit]] terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh [[legitimasi]] untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut [[N.J. Krom]], perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan [[Majapahit]] telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas [[Tiongkok]]nya dan [[kelenteng]] tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.{{Butuh rujukan}}


=== Lasem Kota Batik ===
=== Lasem Kota Batik ===
Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, [[batik Lasem]] disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut ''pakem'' dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. [[Batik]] tersebut populer dengan sebutan batik tulis ''kendoro kendiri'' atau batik ''Pesisiran Laseman'', di mana batik ini berbeda dengan batik [[Jogja]] atau [[Solo]] yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. [[Batik Laseman]] sangat liat bercirikan [[egalitarian]], yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam [[etnis]]nya. Konon perkembangan [[Batik Laseman]] ini dipengaruhi oleh unsur-unsur [[seni]] dan budaya negeri seberang, yaitu [[Tiongkok]] dan [[Campa]]. Banyaknya orang-orang [[Tiongkok]] dan [[Campa]] yang menetap di [[Lasem]] dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan [[akulturasi]] kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. [[Batik Laseman]] sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini [[Batik Laseman]] bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.
Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, [[batik Lasem]] disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut ''pakem'' dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. [[Batik]] tersebut populer dengan sebutan batik tulis ''kendoro kendiri'' atau batik ''Pesisiran Laseman'', di mana batik ini berbeda dengan batik [[Jogja]] atau [[Solo]] yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. [[Batik Laseman]] sangat liat bercirikan [[egalitarian]], yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam [[etnis]]nya. Konon perkembangan [[Batik Laseman]] ini dipengaruhi oleh unsur-unsur [[seni]] dan budaya negeri seberang, yaitu [[Tiongkok]] dan [[Campa]]. Banyaknya orang-orang [[Tiongkok]] dan [[Campa]] yang menetap di [[Lasem]] dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan [[akulturasi]] kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. [[Batik Laseman]] sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini [[Batik Laseman]] bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.{{Butuh rujukan}}


=== Lasem Kota Pusaka ===
=== Lasem Kota Pusaka ===
[[Berkas:Het noorderstrand van Java, nabij Lasem.jpg|jmpl|Lasem pada 1912]]
Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai '''Kota Pusaka (Heritage City)''' karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'.
Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai '''Kota Pusaka (Heritage City)''' karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'.
Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll.
Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll.
Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll.
Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll.
Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.
Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.{{Butuh rujukan}}


== Budaya ==
== Budaya ==
Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana [[Cheng Ho]]), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada [[batik Lasem]] motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.
Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana [[Cheng Ho]]), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada [[batik Lasem]] motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.{{Butuh rujukan}}


Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.
Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.{{Butuh rujukan}}


=== Dialek ===
=== Dialek ===
Dialek masyarakat [[Lasem]] yang dikenal adalah sebagai berikut:
Dialek masyarakat [[Lasem]] yang dikenal adalah sebagai berikut:
- em / - nem = mu (bahasa Indonesia).
- em / - nem = mu (bahasa Indonesia).{{Butuh rujukan}}
Contoh: Buku''em''/Buku''nem'' = Bukumu; Tangan''em'' = Tanganmu; Nggon''em''/Nggonan''em'' = Punyam; dll
Contoh: Buku''em''/Buku''nem'' = Bukumu; Tangan''em'' = Tanganmu; Nggon''em''/Nggonan''em'' = Punyam; dll
(hurup "e" di kata ''e''m dibaca seperti kata "e" di kata p''e''rahu atau s''e''lasa)
(hurup "e" di kata ''e''m dibaca seperti kata "e" di kata p''e''rahu atau s''e''lasa)
Baris 198: Baris 209:
Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "[[Lasem]]" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.
Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "[[Lasem]]" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.


=== Seni Pertunjukan ===
=== Seni pertunjukan ===
Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di [[Lasem]] antara lain:
Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di [[Lasem]] antara lain:{{Butuh rujukan}}
* [[Laesan Lasem]]
* [[Laesan Lasem]]
* [[Thong-thong Klek]]
* [[Thong-thong Klek]]
Baris 212: Baris 223:
* [[Ketoprak]], dll
* [[Ketoprak]], dll


=== Event (Acara) ===
=== Event (acara) ===
* Haul [[Mbah Sambu]] (Sayid Abdurrahman Basyaiban/Pangeran Sam Bua Syayid Ngabdurrahman)
* Haul [[Mbah Sambu]] (Sayid Abdurrahman Basyaiban/Pangeran Sam Bua Syayid Ngabdurrahman){{Butuh rujukan}}
* Penjamasan Bende Becak (Acara Selonan/di Bulan Selo (Bulan ke-11 pada kalender Jawa Hijriyah) di Desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]
* Penjamasan Bende Becak (Acara Selonan/di Bulan Selo (Bulan ke-11 pada kalender Jawa Hijriyah) di Desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]{{Butuh rujukan}}
* Kirab Budaya [[Mak Co]] [[Tian Siang Sheng Bo]]
* Kirab Budaya [[Mak Co]] [[Tian Siang Sheng Bo]]
* [[Festival Lasem]]
* [[Festival Lasem]]{{Butuh rujukan}}
* [[Lasem Batik Carnival]]
* [[Lasem Batik Carnival]]{{Butuh rujukan}}
* [[Sedekah Bumi]] / Bersih Desa
* [[Sedekah Bumi]] / Bersih Desa{{Butuh rujukan}}
* [[Sedekah Laut]] / Lomban, dll
* [[Sedekah Laut]] / Lomban, dll{{Butuh rujukan}}


=== Seni Rupa ===
=== Seni rupa ===
[[Berkas:Kopi lelet rokok.jpg|jmpl|Orang sedang membatik batang rokok (nglelet)]]
[[Berkas:Kopi lelet rokok.jpg|jmpl|Orang sedang membatik batang rokok (nglelet)]]
* [[Batik Lasem]] yang khas dan berbeda dengan batik dari daerah lain
* [[Batik Lasem]] yang khas dan berbeda dengan batik dari daerah lain{{Butuh rujukan}}
* Lelet, yaitu membatik dengan media batang rokok dan tintanya menggunakan ''lethekan [[kopi lelet]]'' (ampas kopi lelet/kopi Lasem yang dicampur susu krimer)
* Lelet, yaitu membatik dengan media batang rokok dan tintanya menggunakan ''lethekan [[kopi lelet]]'' (ampas kopi lelet/kopi Lasem yang dicampur susu krimer){{Butuh rujukan}}
* Kerajinan Kuningan
* Kerajinan Kuningan{{Butuh rujukan}}


=== Seni Arsitektur ===
=== Seni arsitektur ===
[[Berkas:Lasem 2007-2.jpg|jmpl|Candi di belakang Wihara Ratanavana Arama Lasem]]
[[Berkas:Lasem 2007-2.jpg|jmpl|Candi di belakang Wihara Ratanavana Arama Lasem]]
[[Berkas:Lassem.jpg|jmpl|Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, Lasem]]
[[Berkas:Lassem.jpg|jmpl|Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, Lasem]]
Arsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:
Arsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:{{Butuh rujukan}}
* Bangunan [[Klenteng]] [[Cu An Kiong]], di timur [[Sungai Lasem]]
* Bangunan [[Klenteng]] [[Cu An Kiong]], di timur [[Sungai Lasem]]
* Bangunan [[Klenteng]] [[Po An Bio]], di utara Sungai Kemendung
* Bangunan [[Klenteng]] [[Po An Bio]], di utara Sungai Kemendung
Baris 245: Baris 256:
== Potensi wisata ==
== Potensi wisata ==
Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di [[Lasem]], namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota [[Lasem]].
Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di [[Lasem]], namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota [[Lasem]].



=== Potensi wisata ruhani ===
=== Potensi wisata ruhani ===
* [[masjid jami]]
* [[masjid jami]]
Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu).
Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu).
Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka
Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka{{Butuh rujukan}}



=== Potensi wisata alam ===
=== Potensi wisata alam ===
Baris 266: Baris 275:


=== Potensi wisata batik ===
=== Potensi wisata batik ===
Lasem terkenal sebagai [[Kota Batik]] terutama [[Batik Tulis Laseman]]. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin [[batik]]. Namun pusat-pusat industri batik terletak di
Lasem terkenal sebagai [[Kota Batik]] terutama [[Batik Tulis Laseman]]. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin [[batik]]. Namun pusat-pusat industri batik terletak di{{Butuh rujukan}}
* [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
Baris 274: Baris 283:
* [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]], dll.
* [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]], dll.
Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata [[Batik Laseman]] seperti di
Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata [[Batik Laseman]] seperti di{{Butuh rujukan}}
* [[Pohlandak, Pancur, Rembang|Pohlandak]]
* [[Pohlandak, Pancur, Rembang|Pohlandak]]
* Dukuh Ngropoh [[Pancur, Pancur, Rembang|Pancur]]
* Dukuh Ngropoh [[Pancur, Pancur, Rembang|Pancur]]
Baris 298: Baris 307:


=== Potensi wisata sejarah ===
=== Potensi wisata sejarah ===
Banyak sekali situs-situs [[sejarah]] di area bekas [[Kerajaan Lasem]], [[Kadipaten Lasem]], maupun pada masa kedatangan [[Tiongkok]]-[[Campa]], [[VOC]] di Lasem bahkan situs [[arkeologi]]. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya.
Banyak sekali situs-situs [[sejarah]] di area bekas [[Kerajaan Lasem]], [[Kadipaten Lasem]], maupun pada masa kedatangan [[Tiongkok]]-[[Campa]], [[VOC]] di Lasem bahkan situs [[arkeologi]]. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya.{{Butuh rujukan}}


== Peninggalan Bersejarah ==
== Peninggalan bersejarah ==
=== Prasejarah ===
=== Prasejarah ===
* Situs Kapal Kuno di [[Punjulharjo, Rembang, Rembang|Punjulharjo]], terletak di bagian barat Sungai Kahiringan. Dulu daerah ini masih masuk kawasan [[Lasem]], namun sekarang terletak di Kec.Rembang. Kapal yang ditemukan merupakan ''Bangaki Kapal Utuh'' beserta perabotan dan arca kepala, berdasarkan perhitungan secara [[radiokarbon]] diketahui bahwa [[kapal]] dari abad ke-7 M.
* Situs Kapal Kuno di [[Punjulharjo, Rembang, Rembang|Punjulharjo]], terletak di bagian barat Sungai Kahiringan. Dulu daerah ini masih masuk kawasan [[Lasem]], namun sekarang terletak di Kec.Rembang. Kapal yang ditemukan merupakan ''Bangaki Kapal Utuh'' beserta perabotan dan arca kepala, berdasarkan perhitungan secara [[radiokarbon]] diketahui bahwa [[kapal]] dari abad ke-7 M.{{Butuh rujukan}}
* Situs Tulang-belulang Manusia Purba Austronesia di daerah [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]-[[Leran, Sluke, Rembang|Leran]]
* Situs Tulang-belulang Manusia Purba Austronesia di daerah [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]-[[Leran, Sluke, Rembang|Leran]]{{Butuh rujukan}}
* Situs Purbakala [[Plawangan, Kragan, Rembang|Plawangan]] dan [[Terjan, Kragan, Rembang|Terjan]]
* Situs Purbakala [[Plawangan, Kragan, Rembang|Plawangan]] dan [[Terjan, Kragan, Rembang|Terjan]]{{Butuh rujukan}}
* Situs Megalitik Adon Ayam, [[Bonang, Lasem, Rembang|Desa Bonang]]
* Situs Megalitik Adon Ayam, [[Bonang, Lasem, Rembang|Desa Bonang]]{{Butuh rujukan}}


=== Pada Masa Kerajaan Lasem ===
=== Kerajaan Lasem ===
Peninggalan ''Benda Bergerak'':
Peninggalan ''Benda Bergerak'':
* [[Lingga]]
* [[Lingga]]
Baris 323: Baris 332:
* Prasasti Batu Tapak (di desa [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]])
* Prasasti Batu Tapak (di desa [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]])
* Sumur-sumur tua
* Sumur-sumur tua
* Fondasi-fondasi bangunan (terbuat dari bata merah berukuran 20cm-40cm)
* Fondasi-fondasi bangunan (terbuat dari bata merah berukuran 20 cm-40 cm)
* Bekas Pelabuhan Kahiringan di daerah Caruban, Gedongmulyo dan Pelabuhan Teluk Regol di Bonang
* Bekas Pelabuhan Kahiringan di daerah Caruban, Gedongmulyo dan Pelabuhan Teluk Regol di Bonang
* Jangkar kapal tua abad 14 di Rumah Candu/[[Lawang Ombo]], diduga milik Kapitan Liem
* Jangkar kapal tua abad 14 di Rumah Candu/[[Lawang Ombo]], diduga milik Kapitan Liem
Baris 333: Baris 342:
* Seni [[Beladiri]] [[Pathol]] (sekarang berkembang pesat di daerah Kragan dan Sarang)
* Seni [[Beladiri]] [[Pathol]] (sekarang berkembang pesat di daerah Kragan dan Sarang)


=== Pada Masa Kadipaten Lasem ===
=== Kadipaten Lasem ===
Peninggalan ''Tak Bergerak'':
Peninggalan ''Tak Bergerak'':
* Lokasi Bekas Istana Kadipaten Lasem di [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]]
* Lokasi Bekas Istana Kadipaten Lasem di [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]]
Baris 364: Baris 373:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.bappeda.rembangkab.go.id/ Bappeda Kabupaten Rembang]
* [http://www.bappeda.rembangkab.go.id/ Bappeda Kabupaten Rembang]
* Artikel tentang [http://www.wiratama.net/1/category/lasem/1.html Lasem]
* Artikel tentang [http://www.wiratama.net/1/category/lasem/1.html Lasem] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111022012215/http://www.wiratama.net/1/category/lasem/1.html |date=2011-10-22 }}
* [http://tionghoa-muslim.blogspot.com/2012/05/sejarah-di-kota-lasem.html Blog Tionghoa Muslim - Sejarah di Kota Lasem]
* [http://tionghoa-muslim.blogspot.com/2012/05/sejarah-di-kota-lasem.html Blog Tionghoa Muslim - Sejarah di Kota Lasem]
* [http://seputarsemarang.com/batik-lasem-coretan-indah-yang-hampir-punah/ Batik Lasem], Coretan Indah Yang Hampir Punah.
* [http://seputarsemarang.com/batik-lasem-coretan-indah-yang-hampir-punah/ Batik Lasem], Coretan Indah Yang Hampir Punah.
Baris 384: Baris 393:
{{Kabupaten Rembang}}
{{Kabupaten Rembang}}
{{Authority control}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]

Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 00.35

Lasem
Kantor Kecamatan Lasem
Kantor Kecamatan Lasem
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenRembang
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total47,868 jiwa (2.005) jiwa
Kode Kemendagri33.17.14 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3317140 Edit nilai pada Wikidata
Luas45,04 km²
Desa/kelurahan20 desa

Lasem (bahasa Jawa: ꦭꦱꦼꦩ꧀, Hanzi: 拉塞姆) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang.

Kuil Tionghoa di Lasem.

Dahulu Lasem dikenal sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung Buddha berbaring yang berlapis emas.[butuh rujukan]

Lasem juga dikenal sebutan "Kota Santri" tak lain karena banyaknya pondok pesantren di kota yang pernah menjadi Kadipaten sebelum Rembang. Bahkan, pada masa kemerdekaan, Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman) merupakan cucu dari Jaka Tingkir (Sultan hadiwijaya) yang memperjuangkan kemerdekaan di tanah Lasem. Masjid Jami’ Lasem juga disebut-sebut sebagai pusat perjuangan kemerdekaan, tempat Mbah Sambu dimakamkan.[butuh rujukan]

Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi. Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.[butuh rujukan]

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:[butuh rujukan]

Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.[butuh rujukan]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 desa yang terbagi ke dalam 84 Rukun Warga (RW) dan 219 Rukun Tetangga (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa Soditan.[butuh rujukan]

Adapun desa-desa tersebut adalah:

Empat desa di antaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang.[butuh rujukan]

Demografi

[sunting | sunting sumber]
Kuil Po An Bio Lasem, Rembang

Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, pedagang dan nelayan.[butuh rujukan]

Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:[butuh rujukan]

Di bidang keagamaan, di kecamatan Lasem terdapat 31 masjid, 130 musala dan 11 gereja Protestan, 12 gereja Katolik, 3 klenteng dan 3 wihara (1 wihara tak berpemeluk).[butuh rujukan]

Etnis yang tersebar di Lasem adalah suku Jawa, suku Tionghoa, keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang Sunda, Batak, dll.[butuh rujukan]

Julukan kota

[sunting | sunting sumber]

Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, Lasem mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit. Di sini sekiranya menampilkan 5 julukan kota ini:[butuh rujukan]

Lasem Kota Santri

[sunting | sunting sumber]
Masjid Jami' Lasem

Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai Kota Santri. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan Lasem-Bojonegoro, KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, Pondok Pesantren dan jumlah santri yang belajar agama islam di kota ini.[butuh rujukan]

Pondok Pesantren tersebut antara lain:

Lasem Kota Ilmu

[sunting | sunting sumber]

Banyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:[butuh rujukan]

Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem (SMA N 1 Lasem) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir Nasionalisme, sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup Wayang Wong SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.[butuh rujukan]

Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang Universitas Terbuka (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem.[butuh rujukan]

Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah[butuh rujukan]

  • Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
  • Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
  • Goa Kajar, disinyalir sebagai laboratorium ilmu pada masa Kerajaan Lasem era Bhre Lasem Dewi Indu
  • dll

Lasem Kota Tiongkok Kecil

[sunting | sunting sumber]
Deretan bangunan bergaya Tiongkok di Pecinan desa Karangturi, Lasem

Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari Tiongkok terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar Laksamana Cheng Ho ke Jawa sebagai duta politik Kaisar Tiongkok masa Dinasti Ming yang ingin membina hubungan bilateral dengan Majapahit terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut N.J. Krom, perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan Majapahit telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas Tiongkoknya dan kelenteng tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.[butuh rujukan]

Lasem Kota Batik

[sunting | sunting sumber]

Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. Batik tersebut populer dengan sebutan batik tulis kendoro kendiri atau batik Pesisiran Laseman, di mana batik ini berbeda dengan batik Jogja atau Solo yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. Batik Laseman sangat liat bercirikan egalitarian, yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam etnisnya. Konon perkembangan Batik Laseman ini dipengaruhi oleh unsur-unsur seni dan budaya negeri seberang, yaitu Tiongkok dan Campa. Banyaknya orang-orang Tiongkok dan Campa yang menetap di Lasem dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan akulturasi kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. Batik Laseman sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini Batik Laseman bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.[butuh rujukan]

Lasem Kota Pusaka

[sunting | sunting sumber]
Lasem pada 1912

Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai Kota Pusaka (Heritage City) karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'. Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll. Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll. Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.[butuh rujukan]

Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana Cheng Ho), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada batik Lasem motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.[butuh rujukan]

Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.[butuh rujukan]

Dialek masyarakat Lasem yang dikenal adalah sebagai berikut: - em / - nem = mu (bahasa Indonesia).[butuh rujukan]

 Contoh: Bukuem/Bukunem = Bukumu; Tanganem = Tanganmu; Nggonem/Nggonanem = Punyam; dll
 (hurup "e" di kata em dibaca seperti kata "e" di kata perahu atau selasa)

- leh = toh (bahasa Indonesia).

 Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?; Ndi leh bukune? = Mana toh bukunya?; dll
 (hurup "e" di kata leh dibaca seperti kata "e" di kata etnis atau polsek)

- ape (jw: arep) = akan (bahasa Indonesia).

 Contoh: Sampeyan ape ning ndi leh? = Kamu mau/akan ke mana toh?
 (hurup "e" di kata ape dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe)

- ae (jw: wae) = saja (bahasa Indonesia).

 Contoh: Sakcingkir ae = satu cangkir saja; Bar ning ndi ae leh? = Habis ke mana saja toh?
 (hurup "e" di kata ae dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe),

- ugung/gung (jw: durung) = belum (bahasa Indonesia).

 Contoh: Aku ugung mangan/Aku gung mangan = Aku belum makan.

Kosakata-kosakata: - mendarat = kerja bakti membantu meringankan beban tetangga/orang lain yang punya hajat. - gene = kenapa? - sitok = satu - kartengah = satu setengah (1,5). - jeru' = dalam (ke bawah). - pathak = kulit kepala. - klonengan = bermain gamelan. - loruk = sakit (bukan sakit parah, contohnya: dicubit/tersandung). - kiwan = kamar mandi tradisional (biasanya menggunakan genuk sebagai tempat air). - jedhing = kamar mandi. - ogak = tidak. - matun = menyiangi gulma pada tanaman di sawah/ladang. - ndaut = mengambil benih padi dan memindahkannya ke petak sawah. - peceren = got/saluran air yang airnya kotor. - medhuk = ketela yang isinya sangat lembut (setelah dikukus/direbus/dibakar). - masir = tekstur dalam buah yang agak berbutir dan terkesan ada celah udara. contoh: salake masir/semongkone masir. - trasek = terasi. - taek = tahi. - tuwek = tua. - matek = mati. - bongko = mati (kasar). - isuk = sangat pagi. - surup = petang. - panas ngether = sangat panas (cuaca). - anyep = dingin. - mblojet = lepas baju (bisa jadi disebabkan cuaca panas atau keringat terlalu banyak). - nggliyeng/nggliyur = pusing. - mbarik = tampan. - mandah = semakin. - udan wewe = hujan di siang hari dengan cuaca cerah tidak mendung, biasanya pada sore hari maupun pagi hari. dan masih banyak lagi.

Dialek ini menyebar ke daerah-daerah sekitar Lasem yang kalau ditinjau dari segi historis dulu terletak di bekas wilayah Kerajaan Lasem maupun kadipaten Lasem. Dialek semacam itu bisa dijumpai di sekitar Pengunungan Kendeng Utara dari Grobogan, Pati (alaminya yang sebelah selatan), Blora, Rembang, Tuban dan Bojonegoro. Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "Lasem" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.

Seni pertunjukan

[sunting | sunting sumber]

Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di Lasem antara lain:[butuh rujukan]

Event (acara)

[sunting | sunting sumber]

Seni rupa

[sunting | sunting sumber]
Orang sedang membatik batang rokok (nglelet)

Seni arsitektur

[sunting | sunting sumber]
Candi di belakang Wihara Ratanavana Arama Lasem
Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, Lasem

Arsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:[butuh rujukan]

Potensi wisata

[sunting | sunting sumber]

Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di Lasem, namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota Lasem.

Potensi wisata ruhani

[sunting | sunting sumber]

Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu). Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka[butuh rujukan]

Potensi wisata alam

[sunting | sunting sumber]

Potensi wisata batik

[sunting | sunting sumber]

Lasem terkenal sebagai Kota Batik terutama Batik Tulis Laseman. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin batik. Namun pusat-pusat industri batik terletak di[butuh rujukan]

Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata Batik Laseman seperti di[butuh rujukan]

Potensi wisata belanja

[sunting | sunting sumber]

Potensi wisata religi

[sunting | sunting sumber]

Potensi wisata sejarah

[sunting | sunting sumber]

Banyak sekali situs-situs sejarah di area bekas Kerajaan Lasem, Kadipaten Lasem, maupun pada masa kedatangan Tiongkok-Campa, VOC di Lasem bahkan situs arkeologi. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya.[butuh rujukan]

Peninggalan bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Prasejarah

[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Lasem

[sunting | sunting sumber]

Peninggalan Benda Bergerak:

Benda-benda tersebut kebanyakan sekarang berada dan diteliti di Dinas Kepurbakalaan Nasional Jakarta.

Peninggalan Benda tak Bergerak:

  • Goa pertapaan (di desa Kajar)
  • Prasasti Batu Tapak (di desa Kajar)
  • Sumur-sumur tua
  • Fondasi-fondasi bangunan (terbuat dari bata merah berukuran 20 cm-40 cm)
  • Bekas Pelabuhan Kahiringan di daerah Caruban, Gedongmulyo dan Pelabuhan Teluk Regol di Bonang
  • Jangkar kapal tua abad 14 di Rumah Candu/Lawang Ombo, diduga milik Kapitan Liem

Peninggalan Seni dan Budaya:

Kadipaten Lasem

[sunting | sunting sumber]

Peninggalan Tak Bergerak:

Peninggalan Bergerak:

  • Kitab Suluk pada masa Sunan Bonang
  • Serat Sabda Badra Santi oleh Adipati Tejakusuma I dan Tejakusuma IV, kemudian digubah kembali oleh R. Panji Kamzah 1825 dan R. Panji Karsono 1920.
  • Alat musik Bonang/Bende lengkap dengan pemukulnya di Kompleks Petilasan Sunan Bonang
  • Seni pagelaran wayang Krucil dan wayang Potehi

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Unjiya, M.Akrom (2008). Lasem Negeri Dampoawang Sejarah yang Terlupakan. Yogyakarta: Eja Publisher.
  • Proyek Penelitian Purbakala: Pertemuan Arkeologi III Ciloto 1983. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
  • Groeneveldt, W.P., Notes on Malay Archipelago and Malacca, Compilet from Chinese Source.
  • Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2005
  • Data Dekdikbud Rembang
  • Pratiwo (1990). The Historikal Reading of Lasem. Leuven: Katholika Uneversieit Leuven.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]