Suku Madura Pendalungan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Melengkapi informasi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(21 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ethnic group| |
{{ethnic group| |
||
|group |
| group = Pendalungan |
||
|native_name = ''Orèng Pendhalungan'' |
| native_name = ''Orèng Pendhalungan'' "Wong Pendalungan" |
||
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Javaanse onderwijzer met zijn vrouw te Probolinggo Oost-Java TMnr 10002265.jpg |
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Javaanse onderwijzer met zijn vrouw te Probolinggo Oost-Java TMnr 10002265.jpg |
||
|caption = |
| caption = |
||
|population = 6.000.000<ref>{{cite book |
| population = 6.000.000<ref>{{cite book |
||
|last = |
|last = |
||
|first = |
|first = |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
|isbn = 9789790644175 |
|isbn = 9789790644175 |
||
|url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref> |
|url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref> |
||
|popplace= {{Flag|Jawa Timur}}<br>[[Kabupaten Banyuwangi]]<br>[[Kabupaten Bondowoso]]<br>[[Kabupaten Jember]]<br>[[Kabupaten Lumajang]]<br>[[Kabupaten Malang]]<br>[[Kabupaten Pasuruan]]<br>[[Kabupaten Probolinggo]]<br>[[Kabupaten Sidoarjo]]<br>[[Kabupaten Situbondo]]<br>[[Kota Malang]]<br>[[Kota Pasuruan]]<br>[[Kota Probolinggo]]<br>[[Kota Surabaya]] |
| popplace = {{Flag|Jawa Timur}}<br>[[Kabupaten Banyuwangi]]<br>[[Kabupaten Bondowoso]]<br>[[Kabupaten Jember]]<br>[[Kabupaten Lumajang]]<br>[[Kabupaten Malang]]<br>[[Kabupaten Pasuruan]]<br>[[Kabupaten Probolinggo]]<br>[[Kabupaten Sidoarjo]]<br>[[Kabupaten Situbondo]]<br>[[Kota Malang]]<br>[[Kota Pasuruan]]<br>[[Kota Probolinggo]]<br>[[Kota Surabaya]] |
||
|langs = [[Bahasa Madura|Madura]], [[Bahasa Jawa|Jawa]] |
| langs = [[Bahasa Madura|Madura]], [[Bahasa Jawa|Jawa]] |
||
|rels = [[Islam]] |
| rels = [[Islam]], [[Kristen]], [[Katolik]], [[Hindu]] |
||
|related = [[Suku |
| related = [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bawean|Bawean]] |
||
}} |
}} |
||
'''Suku |
'''Suku Pendalungan''' ([[bahasa Madura|Madura]]: ''Orèng Pendhalungan'') adalah sub-suku [[Suku Madura|Madura]] yang mendiami daerah [[Tapal Kuda]] di [[Jawa Timur]] di luar [[Pulau Madura]] yang merupakan wilayah utama suku Madura. Suku Pendalungan merupakan sub-etnis dari suku [[Suku Madura|Madura]] yang lahir akibat percampuran dengan [[suku Jawa]]. Suku Pendalungan populasinya sekitar 60% atau sekitar 6.000.000 jiwa lebih di daerah [[Tapal Kuda]], [[Jawa Timur]].<ref>http://bpad.jogjaprov.go.id/coe/article/mengenal-budaya-pendalungan-jawa-timur-984</ref> Orang Pendalungan di wilayah [[Tapal Kuda]] menggunakan [[Bahasa Madura#Dialek-dialek bahasa Madura|bahasa Pendalungan]] yakni dialek [[bahasa Madura]] dengan pengaruh [[bahasa Jawa]].<ref>https://www.lontarmadura.com/sekilas-masyarakat-pandalungan/3/</ref> Sebagian orang Pendalungan merupakan peranakan hasil kawin campur antara orang Jawa dan Madura. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Menurut sejarah, terbentuknya masyarakat Pendalungan berawal pada awal abad 19 di Tapal Kuda. Berawal ketika pasukan dari Madura yang selalu menyerang Jawa sejak abad 17, karena dari generasi ke generasi Dinasti Cakraningrat dari [[Pulau Madura|Madura]] selalu gagal menyerang untuk menguasai [[Pulau Jawa|Jawa]], karena disetiap agresi Madura selalu berhadapan dengan pasukan dari [[Ponorogo]], Sehingga membuat Pangeran Cakraningrat dari Sampang memutuskan untuk memindahkan sebanyak 250.000 [[orang Madura]] ke pulau Jawa bagian Tapal Kuda yang dikenal saat ini untuk menguasai sebagian pulau Jawa. |
|||
Ternyata di wilayah pemindahan tersebut banyak juga ditemui orang-orang Jawa dari Ponorogo yang telah mendiami wilayah Tapal Kuda sejak keruntuhan Majapahit, sehingga Jawa bagian timur yang disebut tapal kuda ini tidak sepenuhnya dapat dikuasai oleh Madura.<ref>{{Cite book|last=BPS|date=1996|title=Stastistik Indonesia Bagian Jawa Timur|location=Jakarta|url-status=live}}</ref> Pada daerah Tapal Kuda telah terjadi percampuran Suku Madura dan Jawa sehingga memunculkan etnis '''''Pendalungan'''''. |
|||
Berdasarkan <nowiki>http://sumenepkab.go.id/berita/baca/-wilayah-sumenep-dalam-genggaman-tiga-fase</nowiki>; wilayah Tapal Kuda berada pada genggaman Arya Wiraraja sang penguasa Sumenep sesuai perjanjian Sumenep antara Arya Wiraraja dengan Raden Wijaya terkait bantuan menumpas pasukan Mongol, membabat hutan Tarik hingga berdirinya Majapahit. Sejak saat itu pusat kekuasaan Wiraraja dipusatkan di Kutarenon. Sedangkan Sumenep diperintah adiknya yakni Arya Bangah. Otomatis sejak saat itu trah penguasa Sumenep menguasai wilayah Tapal Kuda. Selain dalam hal kekuasaan juga arus mobilitas orang Madura dari Pulau Madura ke Wilayah Tapal Kuda semakin intens. Hingga pada masa kekuasaan Panembahan Somala, wilayah Tapal Kuda oleh Belanda ditukar dengan wilayah kepulauan. |
|||
Berdasarkan Sumenep dalam Genggaman Tiga Fase <ref>{{Cite web|title=Wilayah Sumenep Dalam Genggaman Tiga Fase|url=https://sumenepkab.go.id/berita/baca/-wilayah-sumenep-dalam-genggaman-tiga-fase|website=sumenepkab.go.id|language=en|access-date=2024-04-16}}</ref> wilayah Tapal Kuda dahulu merupakan bagian dari wilayah Sumenep yang kemudian ditukar dengan kepulauan Sumenep oleh pemerintah kolonial Belanda pada era Panembahan Somala. Sehingga meskipun bukan lagi bagian dari Sumenep, secara budaya dan bahasa Madura masih melekat hingga kini di Tapal Kuda. |
|||
Kendati ditukar dengan wilayah kepulauan, peran penguasa wilayah Tapal Kuda masih dipegang oleh Trah Sumenep yakni anak cucu Panembahan Somala. Keputusan penukaran wilayah tersebut berimplikasi luas. Meskipun Sumenep mendapatkan wilayah kepulauan, tetapi pengaruh Sumenep terus menancap kuat di wilayah Tapal Kuda. Hal ini berdampak pada budaya Madura yang tetap menancap di wilayah Tapal Kuda. Sedangkan Bahasa Madura menjadi lingua franca di Wilayah Tapal Kuda. Implikasi budaya dan bahasa tersebut masih terasa hingga saat ini. |
|||
Sementara itu dalam kisah asal usul Bondowoso <ref>{{Cite web|last=Widarsha|first=Chuk Shatu|title=Kisah Ki Ronggo, Tokoh Legendaris Pembuka Wilayah Bondowoso|url=https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6012650/kisah-ki-ronggo-tokoh-legendaris-pembuka-wilayah-bondowoso|website=detikjatim|language=id-ID|access-date=2024-04-16}}</ref> pembabat alas Bondowoso adalah seorang bangsawan dari Madura beserta para pengawal. |
|||
== Budaya == |
|||
Budaya masyarakat Pendalungan adalah budaya pembauran antara budaya Madura dengan budaya Jawa Mataraman. |
|||
Adapun seni budaya yang turut dilestarikan oleh masyarakat Pendalungan seperti [[Macan Macanan|Macan-Macanan]], [[Reog|Reog Ponorogo,]] [[Jaran kencak|Jaran Kencak]], Glipang, [[Singo Ulung]], Topeng Kaliwungu, Karapan Sapi, Ludruk, Wayang Kulit, |
|||
== Populasi == |
== Populasi == |
||
Baris 35: | Baris 42: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Timur]] |
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Timur]] |
||
[[Kategori:Jawa Timur]] |
[[Kategori:Jawa Timur]] |
Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 15.39
Orèng Pendhalungan "Wong Pendalungan" | |
---|---|
Jumlah populasi | |
6.000.000[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Bondowoso Kabupaten Jember Kabupaten Lumajang Kabupaten Malang Kabupaten Pasuruan Kabupaten Probolinggo Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Situbondo Kota Malang Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya | |
Bahasa | |
Madura, Jawa | |
Agama | |
Islam, Kristen, Katolik, Hindu | |
Kelompok etnik terkait | |
Madura, Bawean |
Suku Pendalungan (Madura: Orèng Pendhalungan) adalah sub-suku Madura yang mendiami daerah Tapal Kuda di Jawa Timur di luar Pulau Madura yang merupakan wilayah utama suku Madura. Suku Pendalungan merupakan sub-etnis dari suku Madura yang lahir akibat percampuran dengan suku Jawa. Suku Pendalungan populasinya sekitar 60% atau sekitar 6.000.000 jiwa lebih di daerah Tapal Kuda, Jawa Timur.[2] Orang Pendalungan di wilayah Tapal Kuda menggunakan bahasa Pendalungan yakni dialek bahasa Madura dengan pengaruh bahasa Jawa.[3] Sebagian orang Pendalungan merupakan peranakan hasil kawin campur antara orang Jawa dan Madura.
Sejarah
Menurut sejarah, terbentuknya masyarakat Pendalungan berawal pada awal abad 19 di Tapal Kuda. Berawal ketika pasukan dari Madura yang selalu menyerang Jawa sejak abad 17, karena dari generasi ke generasi Dinasti Cakraningrat dari Madura selalu gagal menyerang untuk menguasai Jawa, karena disetiap agresi Madura selalu berhadapan dengan pasukan dari Ponorogo, Sehingga membuat Pangeran Cakraningrat dari Sampang memutuskan untuk memindahkan sebanyak 250.000 orang Madura ke pulau Jawa bagian Tapal Kuda yang dikenal saat ini untuk menguasai sebagian pulau Jawa.
Ternyata di wilayah pemindahan tersebut banyak juga ditemui orang-orang Jawa dari Ponorogo yang telah mendiami wilayah Tapal Kuda sejak keruntuhan Majapahit, sehingga Jawa bagian timur yang disebut tapal kuda ini tidak sepenuhnya dapat dikuasai oleh Madura.[4] Pada daerah Tapal Kuda telah terjadi percampuran Suku Madura dan Jawa sehingga memunculkan etnis Pendalungan.
Berdasarkan Sumenep dalam Genggaman Tiga Fase [5] wilayah Tapal Kuda dahulu merupakan bagian dari wilayah Sumenep yang kemudian ditukar dengan kepulauan Sumenep oleh pemerintah kolonial Belanda pada era Panembahan Somala. Sehingga meskipun bukan lagi bagian dari Sumenep, secara budaya dan bahasa Madura masih melekat hingga kini di Tapal Kuda.
Sementara itu dalam kisah asal usul Bondowoso [6] pembabat alas Bondowoso adalah seorang bangsawan dari Madura beserta para pengawal.
Budaya
Budaya masyarakat Pendalungan adalah budaya pembauran antara budaya Madura dengan budaya Jawa Mataraman.
Adapun seni budaya yang turut dilestarikan oleh masyarakat Pendalungan seperti Macan-Macanan, Reog Ponorogo, Jaran Kencak, Glipang, Singo Ulung, Topeng Kaliwungu, Karapan Sapi, Ludruk, Wayang Kulit,
Populasi
Data resmi dan akademik tentang kependudukan orang Madura sangat bervariasi. Selama sensus penduduk nasional yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2010, orang Madura merupakan 3,03% dari populasi negara, yaitu 7.179.356 orang. Di sisi lain, beberapa sumber ilmiah beroperasi dengan angka yang jauh lebih besar sekitar 10,5 hingga 10,8 juta orang. Bagaimanapun, orang Madura termasuk etnis terbesar di Indonesia , sehingga menurut statistik sensus 2010, mereka menempati kelompok etnis terbesar keempat setelah Suku Jawa, Suku Sunda dan Suku Batak.[7]
Secara historis, orang Madura mendiami Pulau Madura dan terletak di sebelah timurnya, gugusan pulau-pulau kecil di Laut Jawa seperti Pulau Bawean dan Kepulauan Kangean. Di sini mereka berjumlah sekitar 3,3 juta orang, yang merupakan lebih dari 90% populasi di wilayah ini. Kurang lebih sama jumlah orang Madura yang tinggal di daerah Tapal Kuda, Jawa Timur, dan lebih dari 400.000 jiwa di berbagai belahan Indonesia. Selain itu, puluhan ribu orang Madura tinggal di wilayah lain di Indonesia; khususnya, ada komunitas Madura yang signifikan di ibu kota Jakarta (sekitar 80.000 orang), di Bali (sekitar 30.000 orang) dan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (lebih dari 15.000 orang). Ada juga komunitas kecil Madura di negara-negara Asia Tenggara yang berbatasan dengan Indonesia, khususnya di Singapura.[8]
Referensi
- ^ Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia – Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175.
- ^ http://bpad.jogjaprov.go.id/coe/article/mengenal-budaya-pendalungan-jawa-timur-984
- ^ https://www.lontarmadura.com/sekilas-masyarakat-pandalungan/3/
- ^ BPS (1996). Stastistik Indonesia Bagian Jawa Timur. Jakarta.
- ^ "Wilayah Sumenep Dalam Genggaman Tiga Fase". sumenepkab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-04-16.
- ^ Widarsha, Chuk Shatu. "Kisah Ki Ronggo, Tokoh Legendaris Pembuka Wilayah Bondowoso". detikjatim. Diakses tanggal 2024-04-16.
- ^ https://jatim.bps.go.id/indicator/12/375/1/jumlah-penduduk-provinsi-jawa-timur.html
- ^ https://jatim.bps.go.id/statictable/2019/10/15/1921/jumlah-penduduk-dan-rasio-jenis-kelamin-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-timur-2017-.html