Kepulauan Kangean

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kepulauan Kangean
Kapuloan Kangayan
Transkripsi lain-lain:
 • Bugisᨀᨂᨐᨚ (Kangayan)
 • Makassar𑻠𑻢𑻬𑻨 (Kangayan)
 • Carakan Jawaꦏꦲꦾꦁ​ꦲꦤ꧀ (Kahyangan)
 • Carakan Baliᬓᬳ᭄ᬬᬂᬳᬦ᭄ (Kahyangan)
 • Hanzi净土 (Jìngtǔ)
 • Katakana[catatan 1]カンゲアン (Kangean)
Location of Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean di Kabupaten Sumenep
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean di utara Laut Bali
Kepulauan Kangean di Provinsi Jawa Timur
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean (Provinsi Jawa Timur)
Kepulauan Kangean di Jawa
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean (Jawa)
Kepulauan Kangean di Kepulauan Sunda Kecil
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean (Kepulauan Sunda Kecil)
Kepulauan Kangean di Indonesia
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean (Indonesia)
Koordinat: 6°59′S 115°39′E / 6.983°S 115.650°E / -6.983; 115.650Koordinat: 6°59′S 115°39′E / 6.983°S 115.650°E / -6.983; 115.650
IbukotaArjasa
Kota TerbesarArjasa
Divisi3 Kecamatan, 37 Kelurahan[2]
Pemerintahan
 • BadanKabupaten Sumenep
Luas
 • Total648,56 km2 (25,041 sq mi)
Ketinggian
364 m (1,194 ft)
Populasi
 • Total125.840[1]
 • Kepadatan173,41/km2 (44,910/sq mi)
Demografi
 • Suku Bangsa
 • Agama
 • Bahasa


Lainnya (dominan):

Zona waktuUTC+7 (Waktu Indonesia Barat)

Kepulauan Kangean adalah istilah kolektif yang mengacu pada wilayah Pulau Kangean (pulau utama) dan gugusan pulau-pulau sekitarnya yang terletak di bagian utara Laut Bali, sebelah barat laut Nusa Tenggara, sekitar 120 km (75 mi) di utara Bali.[3] Kangean secara administratif masih merupakan bagian dari Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Kangean terdiri dari total 91 pulau dengan 27 pulau berpenghuni.[4][5] Terlepas dari administrasi kabupaten, ibu kota dari kepulauan Kangean adalah Arjasa, yang merupakan kecamatan terbesar yang terletak di belahan barat pulau Kangean, pulau kangean terdiri dari 3 kecamatan, Kecamatan Arjasa, Kangayan dan Sapeken. Kepulauan Kangean memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar, seperti produksi gas alam, jati, kelapa, dan garam.[3]

Terminologi[sunting | sunting sumber]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Ada banyak teori mengenai asal-usul istilah ‘Kangean’ dapat bermula dan terbentuk, namun satu hal yang pasti istilah Kangean selalu dikaitkan dengan sifat keagungan dan kebangsawanan. Teori yang paling memungkinkan ialah bahwa istilah ‘Kangean’ terbentuk dari kata ‘kangayan’ dalam bahasa Kangean itu sendiri yang bermakna "keturunan wangsa agung" (dalam bahasa Inggris disebut sebagai ‘scion’) atau secara sederhana cukup dimaknai sebagai "agung", istilah ‘Kangayan’ ini sendiri juga masih kekal digunakan sebagai sinonim untuk Kangean bagi masyarakat lokal, hal ini juga dapat tercermin dari nama salah satu daerah (seperti kabupaten) di pulau Kangean yang memiliki nama Kangayan. Pada teori lainnya menyebutkan bahwa istilah ‘Kangean’ diserap dari istilah bahasa Makassar yaitu ‘kakaraengang’ yang memiliki arti "kemaharajaan", "kekaisaran", ataupun "kerajaan". Teori lain juga menyebutkan bahwa istilah ‘Kangean’ mungkin diserap dari istilah bahasa Jawa Kuno, yaitu ‘kahyangan’ yang merujuk kepada tempat tinggi dimana Hyang bersemayam, keyakinan akan entitas Hyang ini merupakan pengaruh ajaran Kejawen yang dibawa masyarakat etnis Jawa ke pulau Kangean sejak berabad-abad lalu, keyakinan akan Hyang masih ramai dianut oleh masyarakat etnis Bali dan Jawa, namun telah pudar eksistensinya dalam kalangan masyarakat etnis Kangean dikarenakan pengaruh Islam yang telah mendominasi. Pada teori terakhir, istilah ‘Kangean’ juga mungkin memiliki keterkaitan dengan Hinduisme yang mana istilah kangayan dalam bahasa Kangean memiliki kemiripan dengan istilah dalam bahasa Tamil (bahasa dari India) yaitu காங்கேயம் yang dapat dieja sebagai ‘kāṅkēyam’, ‘kangkeyam’, ‘kangayam’, maupun ‘kangayan’, yang mana mempunyai arti "daerah kongu (salah satu sekte dalam Hinduisme)", wilayah bernama Kangayam dapat ditemui di India Selatan, istilah dalam bahasa Tamil tersebut dapat juga diartikan sebagai "emas" dan dapat juga memiliki korelasi dengan Gangga (nama salah satu dewi dan sungai di India yang dianggap kudus/suci bagi umat Hindu).

Kepulauan Kangean digambarkan sebagai ‘Kangelang’ dalam jurnal atau catatan Prancis mengenai Ekspedisi Bougainville, c. 1820an

Pada era penjajahan Belanda di Indonesia, Kepulauan Kangean juga kerap diidentifikasi sebagai ‘Kangayang’, ‘Tangayang’, ataupun ‘Kangeang’.

Wilayah dan Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kepulauan Kangean merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sumenep. Di kepulauan Kangean terdapat tiga kecamatan, yaitu Arjasa, Sapeken, dan kecamatan Kangayan. Kangayan merupakan hasil pemekaran Kecamatan Arjasa pada tahun 2007. Kecamatan Arjasa membawahi pulau Kangean bagian barat, yang terdiri dari beberapa desa diantaranya: Desa Kalisangka, Laok Jang-jang, Angkatan, Kolo-kolo, Bilis-Bilis, Sumbernangka, Buddi, Duko, Arjasa, Kalikatak, Angon-Angon, Kalinganyar, Gelaman, Pajennangger, Sambakati, Paseraman, Pandeman, Sawahsumur, Pabian. Sedangkan untuk Kecamatan Kangayan membawahi Pulau Kangean bagian timur yakni Desa Daandung, Timur Jang-Jang, Jukong-Jukong, Torjek, Kangayan, Batuputih, Tembayangan, Cangkaramaan, dan Saobi. Adapun untuk kecamatan Sapeken membawahi pulau-pulau kecil dan mendominasi bagian timur Kepulauan Kangean, di antaranya Sapeken, Paliat, Sadulang Besar, Sadulang Kecil, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, Saebus, Saor, Sepangkur Besar, Sepangkur Kecil, Saseel, Sakala, Sepanjang dll. Walaupun Kepulauan Kangean masuk dalam administratif Sumenep namun Kepulauan ini secara sosial ekonomi jauh tertinggal dari induknya yaitu Sumenep. Hal ini tercermin dari fasilitas umum yang tersedia, seperti Jalan, Pasar, Air bersih, Penerangan, Sarana pendidikan, dsb.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kangean berjarak sekitar 100 km dari Sumenep. Transportasi yang ada saat ini adalah kapal laut yang dikelola PT Dharma Lautan Indonesia dan Sumekar Line (milik Pemkab Sumenep) dengan transportasi ini pada cuaca normal bisa di tempuh dalam waktu 9 sampai 10 jam dari pelabuhan Kalianget ke pelabuhan Batu Gulok Kangean. Selain dengan adanya kapal Pemda Sumenep ada juga Kapal Express dari perusahaan swasta yang hanya memerlukan waktu 3,5 s.d. 4 jam untuk menempuh jarak tersebut. Dengan transportasi ini masyarakat Kangean dapat melakukan perjalanan baik urusan personal maupun urusan muat barang/dagang.

Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Masyarakat kepulauan Kangean terkenal sangat ramah, sopan, dan beragama. Selain itu, masyarakatnya memiliki bahasa dan tutur kata (dialek) yang beraneka ragam antar daerah. Khusus Sapeken dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, masyarakat di pulau-pulau ini terbiasa menggunakan berbagai bahasa, seperti bahasa Bajo, bahasa Mandar, bahasa Makasar dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari Sulawesi. Hal ini tidak lepas dari sejarah masyarakat pulau-pulau ini yang dulunya adalah para pelayar berasal dari Sulawesi. Lain halnya dengan penduduk yang menempati pulau terbesar (Kangean), khususnya yang tinggal di Kecamatan Arjasa, mereka menggunakan bahasa khas Kangean contoh bahasa dalam kangean hallik artinya sedikit, dumik artinya kecil, banyak orang bilang kalau bahasa Kangean mirip dengan bahasa Madura namun kenyataannya bahasa Kangean tidak dipahami oleh sebagian orang Madura. Penduduk di Kepulauan Kangean sudah tergolong maju. Banyak alumni dari sekolah di kepulauan ini yang kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pemuda Kangean yang melanjutkan studinya di Jawa rata rata mempunyai intelektual yang tak jauh beda dengan masyarakat Jawa, dimana dalam akdemik mampu bersaing dengan masyarakat Jawa. Bisa dijumpai lulusan SMAN 1 Arjasa Kangean dan SMA swasta lainnya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi favorit seperti Universitas Negeri Malang, IAIN Sunan Ampel, ITS, Universitas Brawijaya, ITB, Unesa, Unair, Universitas Indonesia, UGM, STAN, UNEJ, Universitas Diponegoro, dan lain sejenisnya.

Suku[sunting | sunting sumber]

Suku Kangean (Bahasa Kangean: Oréng Kangéan) adalah suku bangsa Austronesia yang berasal dari pulau Kangean, dan pulau-pulau sekitarnya (secara majemuk dikenali sebagai Kepulauan Kangean).[6][7] Populasi Kangean berjumlah sekitar 125.840[8] kebanyakan tinggal di Pulau Kangean, yang meliputi sekitar 90% dari populasi di pulau tersebut.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Kesenian khas penduduk Kangean adalah ludruk, gendhang dhumik (gendang kecil) dan pacuan kuda atau dikenal dengan nama kamrat. Kesenian ini biasanya ditampilkan atau ditanggap oleh orang yang mempunyai hajatan pernikahan. Seni Pangkak adalah tradisi masyarakat Kangean apabila telah selesai panen padi. Seni lain adalah Gelok-gelokan (Gulat tradisional) yang juga termasuk rangkaian perayaan habis panen. Kesenian gulat tradisional ini sering ditampilkan pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa Kangean adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Kangean yang berasal dari pulau Kangean.[9] Penutur bahasa Kangean berkonsentrasi di wilayah kepulauan Kangean, yang secara geografis terletak di utara Bali dan baratlaut Lombok. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Makanan khas[sunting | sunting sumber]

Makanan khas dari Kepulauan Kangean yaitu pes-pes, gurubikatau burubik, kamboya, kue lanun atau jejen lanun, keripik tekai, sangngar-sangngar, pastel, dhudhul, korket, paes buk-buk, deng-deng mancilat, lemeng, orap-orap, taos-taos, dll

Masakan khas untuk olahan lauk dari ikan seperti peccek-peccek, yang merupakan salah satu cara menghidangkan lauk panggang (lele atau ikan air tawar, ikan air asin). Rasanya sedikit asin, asam/masam, dan lebih enak bila pedas. Masakan ini jarang dicampur dengan menggunakan sayur. Selain itu, masakan khas dari kepulauan ini adalah kella kalentang, kella pati, kella marongghi dan nasi sella.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Total Population by District in Sumenep Regency". sumenepkab.bps.go.id. The Official Statistics of Sumenep Regency. 2013. Diakses tanggal 31 December 2020. Kangean's districts of Sapeken, Arjasa, Kangayan 
  2. ^ "Area by District in Sumenep Regency". sumenepkab.bps.go.id. The Official Statistics of Sumenep Regency. 2013. Diakses tanggal 31 December 2020. Kangean's districts of Sapeken, Arjasa, Kangayan 
  3. ^ a b "Kangean Islands". britannica. Diakses tanggal 5 November 2012. 
  4. ^ "Y E 3 K". www.mdxc.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2015. Diakses tanggal 5 November 2012. 
  5. ^ "KANGEAN ISLANDS". en.voi.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 5 November 2012. 
  6. ^ "Kangean in Indonesia". joshuaproject.net. Joshua Project. 2011. Diakses tanggal 19 January 2021. 
  7. ^ "Kangean (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021. Kangean merupakan suku bangsa di daerah provinsi Jawa Timur (Kepulauan Kangean) 
  8. ^ "Total Populasi berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumenep". sumenepkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2013. Diakses tanggal 31 December 2020. Data Kecamatan Sapeken, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Kangayan di Kangean 
  9. ^ Kangean Speaking Peoples - Joshua Project

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ sempat digunakan untuk mengidentifikasi Kangean pasa saat masa kolonialisme Jepang di Kepulauan Kangean
  2. ^ kumpulan etnis minoritas yang signifikan meliputi: Makassar, dan Jawa

Pranala luar[sunting | sunting sumber]