Lompat ke isi

Shigella dysenteriae: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Merapikan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Menambahkan sitasi, perbaikan kesalahan tik
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{wikify}}
{{infobox spesies}}
{{infobox spesies}}
'''''Shigella dysenteriae''''' meruapakan bakteri gram negatif yang dapat menginfeksi pada saluran pencernaan (Miliotis dab Bier, 2003). Bakteri shigella dysenteriae dapat memproduksi ekotoksin yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan syaraf pusat. Eksotoksin adalah protein yang memiliki antigenetik yang merangsang produksi antitoksin sehingga dapat menyebabkan kematian (Jawetz et. al, 2005)<ref name=":0">{{Cite book|last=artanti|first=dita|date=2018|title=perbedaan pertumbuhan bakteri shigella dysentriae pada berbagai konsentrasi perasan kulit apel manalagi (malus sylvetris mill) secara in viro|location=surabaya|pages=1-24|url-status=live}}</ref>. (Milliotis dan Bier, 2003) Shigella dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan menjadi penyebab paling parah pada penyakit disentri atau shigellosis. Shigella dysenteriae menjadi bersifat patogen apabila bakteri berada di luar usus (Soeliongan et. al, 2013)<ref>{{Cite journal|last=Prasaja|first=D|date=2014|title=uji efektivitas kombinai ektrak kulit batang dan kulit buah manggis ( garcinia mangosana l) sebagai antibakteri shigella dyenteriae|journal=jurnal ilmu lingkungan|volume=12|issue=2|pages=83-91}}</ref>.
'''''Shigella dysenteriae''''' merupakan [[bakteri]] [[gram-negatif]], non-motil, berbentuk batang yang dapat menginfeksi pada [[saluran pencernaan]].<ref>Breed, Robert. S; Murray, E.G.D.; Smith, Nathan R. (1957). ''Bergey's manual of determinative bacteriology'' (edisi ke-7th ed.). Baltimore: Williams & Wilkins Co. hlm. 385.</ref>
Bakteri ''Shigella dysenteriae'' dapat memproduksi eksotoksin yang dapat memengaruhi saluran pencernaan dan susunan syaraf pusat. Eksotoksin adalah protein yang memiliki [[antigenetik]] yang dapat merangsang produksi [[antitoksin]] sehingga dapat menyebabkan kematian.<ref name=":2">Jawetz, Melnick, dan Adelberg's, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika: Jakarta</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=artanti|first=dita|date=2018|title=perbedaan pertumbuhan bakteri shigella dysentriae pada berbagai konsentrasi perasan kulit apel manalagi (malus sylvetris mill) secara in viro|location=surabaya|pages=1-24|url-status=live}}</ref> (Milliotis dan Bier, 2003) ''Shigella dysenteriae'' dominan terdapat di daerah tropis dan menjadi penyebab paling parah pada penyakit [[disentri]] atau [[shigellosis]]. ''Shigella dysenteriae'' menjadi bersifat [[patogen]] apabila bakteri berada di luar usus.<ref>Soeliongan, D., Rares, F., dan Woworuntu, O. 2013. Identifikasi Bakteri Aerob Patogen yang Diisolasi dari Kue Siap Saji yang dijual di Pasar Tradisional di Kota Manado. J. e- Biomedik Vol. 1 (3).</ref><ref>{{Cite journal|last=Prasaja|first=D|date=2014|title=uji efektivitas kombinai ektrak kulit batang dan kulit buah manggis ( garcinia mangosana l) sebagai antibakteri shigella dyenteriae|journal=jurnal ilmu lingkungan|volume=12|issue=2|pages=83-91}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir yang bercampur darah. Genus Shigella ini dinamakan sesuai dengan nama ahli bakteriologi berkebangsaan Jepang yaitu Kiyoshi shiga, yang menemukan basilus disentri pada tahun 1987. Shigella adalah bakteri tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang tidak meragi laktosa tetapi meragi karbohirat yang  menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler (Nathania, 2008).<ref name=":0" />
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir yang bercampur darah. Genus ''Shigella'' ini dinamakan sesuai dengan nama ahli [[bakteriologi]] berkebangsaan Jepang yaitu [[Kiyoshi Shiga|Kiyoshi shiga]], yang menemukan [[basilus]] disentri pada tahun 1987. Shigella adalah bakteri tidak bergerak, gram negatif, bersifat [[fakultatif anaerobik]] yang tidak meragi [[laktosa]] tetapi meragi karbohirat yang menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah ''Shigella'' terbatas pada saluran pencernaan manusia dan [[primata]] lainnya di mana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler.<ref name=":3">Nathania, Devi . 2008. Shigella dysentriae. Hal 1-2, diakses 30 april 2016, <nowiki>http://mikrobia.files.wordpress.com//</nowiki></ref><ref name=":0" />


== Morfologi ==
== Morfologi ==
Shigella dysentriae merupakan bakteri gram negatif yang berukuran 0,5 – 0,7 µm x 2 – 3 µm. Bentuknya batang pendek, tidak berspora, tidak berflagel sehingga tidak bergerak, dapat memiliki kapsul. Koloni Shigella cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira – kira 2 mm dalam 24 jam (Jawetz, 2008). Koloni ini tumbuh dimedia padat dengan koloni bulat, konvek, dan tidak berwarna. Pada tepi dan permukaannya rata, tetapi kadang – kadang terdapat benjolan sehingga menimbulkan adanya tekstur.<ref name=":1">{{Cite book|last=hawari|first=fathan luthfi|date=2018|title=aktivitas antibakteri fraksi buah jambu wer (prunus persica (L) batsch) terhadap perumbuhan bakteri shigella dysenteriae|location=malang|pages=17|url-status=live}}</ref>
''Shigella dysentriae'' merupakan bakteri gram negatif yang berukuran 0,5 – 0,7&nbsp;µm x 2 – 3&nbsp;µm. Bentuknya batang pendek, tidak berspora, tidak berflagela sehingga tidak bergerak, dapat memiliki kapsul. Koloni ''Shigella'' cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira – kira 2&nbsp;mm dalam 24 jam.<ref name=":2" /> Koloni ini tumbuh di media padat dengan koloni bulat, konvek, dan tidak berwarna. Pada tepi dan permukaannya rata, tetapi kadang – kadang terdapat benjolan sehingga menimbulkan adanya tekstur.<ref name=":1">{{Cite book|last=hawari|first=fathan luthfi|date=2018|title=aktivitas antibakteri fraksi buah jambu wer (prunus persica (L) batsch) terhadap perumbuhan bakteri shigella dysenteriae|location=malang|pages=17|url-status=live}}</ref>


== Karakteristik ==
== Karakteristik ==
Shigella dysentriae memiliki sifat yaitu berbentuk cocobasil, mempunyai susunan tunggal, berwarna merah, bersifat gram negatif, bersifat aerob, dan fakultatif aerob, suhu optimum 37oC dan pH 6,4 – 7,8.<ref name=":0" />
''Shigella dysentriae'' berbentuk [[cocobasil]], mempunyai susunan tunggal, berwarna merah, bersifat gram negatif, bersifat [[aerob]], dan fakultatif aerob, suhu optimum 37°C dan pH 6,4 – 7,8.<ref name=":0" />


== Taksonomi ==
== Taksonomi ==
Shigella merupakan kuman patogen pada manusia dan genus Shigella termasuk dalam tipe Escherichiae bersama genus Eschericia (Djajaningrat, 2014). Shigella dysentriae diklasifikasikan sebagai berikut :<ref name=":1" />
''Shigella'' merupakan kuman patogen pada manusia dan genus ''Shigella'' termasuk dalam tipe [[Escherichiae]] bersama genus ''[[Eschericia]]''.<ref name=":4">Djajaningrat H & Misnadiarly. 2014. Mikrobiologi untuk klinik dan Laboratorium. Jakarta : PT Rineka Cipta.</ref> ''Shigella dysentriae'' diklasifikasikan sebagai berikut :<ref name=":1" />


Kingdom : prokaryotae (bacteria)
Kingdom : prokaryotae (bacteria)


Pylum : Proteobacteria
Pylum : Proteobacteria


Kelas : Gamma Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Baris 24: Baris 27:
Familli : Enterobacteriaceae
Familli : Enterobacteriaceae


Genus : Shigella
Genus : ''Shigella''


Spesies : Shigella dysentriae
Spesies : ''Shigella dysentriae''


== Toksin ==
== Toksin ==
Shigella dysentriae memproduksi endotoksin dan enterotoksin :<ref name=":0" />
''Shigella dysentriae'' memproduksi endotoksin dan enterotoksin :<ref name=":0" />


1. Endotoksin
=== Endotoksin ===
Semua ''Shigella'' mengeluarkan toksin liposakarida yang menimbulkan toksis pada [[autolisis]]. Endotoksin ini menimbulkan [[iritasi]] pada dinding usus,<ref name=":2" /> sehingga dapat menimbulkan penyakit atau infeksi pada saluran pencernaan.


=== Eksotoksin ===
Semua Shigella mengeluarkan toksin liposakarida yang menimbulkan toksis pada autolisis. Endotoksin ini menimbulkan iritasi pada dinding usus (Jawetz, 2008), sehingga dapat menimbulkan penyakit atau infeksi pada saluran pencernaan.
Eksotoksin merupakan sebuah protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan dapat mematikan pada binatang percobaan. Eksotoksin yang dihasikan oleh ''Shigella dysentriae'' tidak tahan panas, yang dapat mengenai usus dan sistem saraf pusat. Sebagai enterotoksin, zat ini dapat menimbulkan diare. Pada manusia [[enterotoksin]] juga menghambat penyerapan gula dan asam amino pada usus kecil. Berlaku seperti neurotoksin, toksin ini menyebabkan rasa sakit yang hebat dan infeksi ''Shigella dysentriae'' yang fatal dan pada reaksi susunan saraf pusat misalnya meningismus dan koma.<ref name=":2" />

2. Eksotoksin

Eksotoksin merupakan sebuah protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan dapat mematikan pada binatang percobaan. Eksotoksin yang dihasikan oleh Shigella dysentriae tidak tahan panas, yang dapat mengenai usus dan sistem syaraf pusat. Sebagai enterotoksin, zat ini dapat menimbulkan diare. Pada manusia enterotoksin juga menghambat penyerapan gula dan asam amino pada usus kecil. Berlaku seperti neurotoksin, toksin ini menyebabkan rasa sakit yang hebat dan infeksi Shigella dysentriae yang fatal dan pada reaksi susunan saraf pusat misalnya meningismus dan koma (Jawetz, 2008).


== Penyakit yang ditimbulkan ==
== Penyakit yang ditimbulkan ==
Infeksi Shigella dysentriae dapat berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi oleh Shigella dysentriae, walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal dan bersih. Air pun dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminas dengan bakteri Shigella dysentriae. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi. Penyebaran Shigella dysentriae yaitu dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi kepada orang lain yang sehat.
Infeksi ''Shigella dysentriae'' dapat berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi oleh ''Shigella dysentriae'', walaupun kelihatannya makanan itu terlihat normal dan bersih. Air pun dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminasi dengan bakteri ''Shigella dysentriae''. Artinya, infeksi ''Shigella'' dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi. Penyebaran ''Shigella dysentriae'' yaitu dari manusia ke manusia lain, di mana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini ''Shigella'' disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi kepada orang lain yang sehat.


Virulensi dan Infeksi Shigella dysentriae : Bakteri Shigella dysentriae dalam infeksinya melewati fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak- tukak kecil di daerah invasi. Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja lalutinja bercampur lendir dan darah.<ref>{{Cite web|last=kesmas|date=07 mei 2017|title=seri penyakit berbasis lingkungan : shigella sp. Epidemiologi shigella sp.: ciri-ciri, habitat, infeksi, patogenitas dan cara penularan shigella sp|url=http://www.indonesian-publichealth.com/seri-penyakit-berbais-lingkungan-shigella-sp/|website=indonesian publichealth.com}}</ref>
Virulensi dan Infeksi ''Shigella dysentriae'' : Bakteri ''Shigella dysentriae'' dalam infeksinya melewati fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak- tukak kecil di daerah invasi. Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja. Lalu, tinja bercampur lendir dan darah.<ref>{{Cite web|last=kesmas|date=07 mei 2017|title=seri penyakit berbasis lingkungan : shigella sp. Epidemiologi shigella sp.: ciri-ciri, habitat, infeksi, patogenitas dan cara penularan shigella sp|url=http://www.indonesian-publichealth.com/seri-penyakit-berbais-lingkungan-shigella-sp/|website=indonesian publichealth.com}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama terdiri dari darah, lendir, dan nanah.
Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama terdiri dari darah, lendir, dan nanah.


=== Epidemiologi ===
=== Epidemiologi ===
Shigella dysentriae tersebar luas diseluruh dunia dan bersifat epidemic. Kuman ini disebarkan oleh serangga terutama lalat yang hinggap pada feses penderita disentri dan disebarkan pada makanan dan minuman. Infeksi melalui peroral yang terjadi karena faktor kebersihan dan hygieneyang buruk. Penularan terjadi dari manusia penderita ke orang lain dan jarang terjadi penularan infeksi dari primata yang sakit ke manusia (Djajaningrat dkk, 2014).<ref name=":0" />
''Shigella dysentriae'' tersebar luas di seluruh dunia dan bersifat epidemic. Kuman ini disebarkan oleh serangga terutama lalat yang hinggap pada feses penderita disentri dan disebarkan pada makanan dan minuman. Infeksi melalui peroral yang terjadi karena faktor kebersihan dan sanitasi yang buruk. Penularan terjadi dari manusia penderita ke orang lain dan jarang terjadi penularan infeksi dari [[primata]] yang sakit ke manusia.<ref name=":4" /><ref name=":0" />


=== Pengobatan dan pencegahan ===
=== Pengobatan dan pencegahan ===
pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4 – 7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan rehidrasi oral. Pada pasien dengan diare berat dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan rehidrasi oral , maka harus dilakukan rehidrasi intravena, umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimetropim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun beberapa Shigellatelah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit - sedikit untuk melawan shigellosis ringan (Jawetz, 2008).<ref name=":0" />
pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4 – 7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan rehidrasi oral. Pada pasien dengan diare berat, [[dehidrasi]] dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan rehidrasi oral, maka harus dilakukan rehidrasi intravena, umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat ''Shigella'' dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk [[ampisilin]], trimetropim-sulfamethoxazole, dan [[siprofloksasin]]. Namun beberapa ''Shigella'' telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit - sedikit untuk melawan shigellosis ringan.<ref name=":2" /><ref name=":0" />


Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti, mencuci bersih sayur dan buah yang dimakan mentah, orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan, memasak makanan sampai matang, selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udar, mengatur pembuangan sampah dengan baik, mengendalikan vector dan binatang pengerat (Nathania, 2008)<ref name=":0" />
Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti, mencuci bersih sayur dan buah yang dimakan mentah, orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan, memasak makanan sampai matang, selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara, mengatur pembuangan sampah dengan baik, mengendalikan vektor dan binatang pengerat.<ref name=":3" /><ref name=":0" />


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q265094}}



[[Kategori:Enterobacteriaceae]]
[[Kategori:Enterobacteriaceae]]
[[Kategori:Bakteri yang dideskripsikan tahun 1919]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 09.35

Shigella dysenteriae Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Pewarnaan GramGram-negatif Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KerajaanPseudomonadati
FilumPseudomonadota
KelasGammaproteobacteria
OrdoEnterobacterales
FamiliEnterobacteriaceae
GenusShigella
SpesiesShigella dysenteriae Edit nilai pada Wikidata

Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram-negatif, non-motil, berbentuk batang yang dapat menginfeksi pada saluran pencernaan.[1]

Bakteri Shigella dysenteriae dapat memproduksi eksotoksin yang dapat memengaruhi saluran pencernaan dan susunan syaraf pusat. Eksotoksin adalah protein yang memiliki antigenetik yang dapat merangsang produksi antitoksin sehingga dapat menyebabkan kematian.[2][3] (Milliotis dan Bier, 2003) Shigella dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan menjadi penyebab paling parah pada penyakit disentri atau shigellosis. Shigella dysenteriae menjadi bersifat patogen apabila bakteri berada di luar usus.[4][5]

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir yang bercampur darah. Genus Shigella ini dinamakan sesuai dengan nama ahli bakteriologi berkebangsaan Jepang yaitu Kiyoshi shiga, yang menemukan basilus disentri pada tahun 1987. Shigella adalah bakteri tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang tidak meragi laktosa tetapi meragi karbohirat yang menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencernaan manusia dan primata lainnya di mana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler.[6][3]

Morfologi

[sunting | sunting sumber]

Shigella dysentriae merupakan bakteri gram negatif yang berukuran 0,5 – 0,7 µm x 2 – 3 µm. Bentuknya batang pendek, tidak berspora, tidak berflagela sehingga tidak bergerak, dapat memiliki kapsul. Koloni Shigella cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira – kira 2 mm dalam 24 jam.[2] Koloni ini tumbuh di media padat dengan koloni bulat, konvek, dan tidak berwarna. Pada tepi dan permukaannya rata, tetapi kadang – kadang terdapat benjolan sehingga menimbulkan adanya tekstur.[7]

Karakteristik

[sunting | sunting sumber]

Shigella dysentriae berbentuk cocobasil, mempunyai susunan tunggal, berwarna merah, bersifat gram negatif, bersifat aerob, dan fakultatif aerob, suhu optimum 37°C dan pH 6,4 – 7,8.[3]

Taksonomi

[sunting | sunting sumber]

Shigella merupakan kuman patogen pada manusia dan genus Shigella termasuk dalam tipe Escherichiae bersama genus Eschericia.[8] Shigella dysentriae diklasifikasikan sebagai berikut :[7]

Kingdom : prokaryotae (bacteria)

Pylum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Familli : Enterobacteriaceae

Genus : Shigella

Spesies : Shigella dysentriae

Shigella dysentriae memproduksi endotoksin dan enterotoksin :[3]

Endotoksin

[sunting | sunting sumber]

Semua Shigella mengeluarkan toksin liposakarida yang menimbulkan toksis pada autolisis. Endotoksin ini menimbulkan iritasi pada dinding usus,[2] sehingga dapat menimbulkan penyakit atau infeksi pada saluran pencernaan.

Eksotoksin

[sunting | sunting sumber]

Eksotoksin merupakan sebuah protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan dapat mematikan pada binatang percobaan. Eksotoksin yang dihasikan oleh Shigella dysentriae tidak tahan panas, yang dapat mengenai usus dan sistem saraf pusat. Sebagai enterotoksin, zat ini dapat menimbulkan diare. Pada manusia enterotoksin juga menghambat penyerapan gula dan asam amino pada usus kecil. Berlaku seperti neurotoksin, toksin ini menyebabkan rasa sakit yang hebat dan infeksi Shigella dysentriae yang fatal dan pada reaksi susunan saraf pusat misalnya meningismus dan koma.[2]

Penyakit yang ditimbulkan

[sunting | sunting sumber]

Infeksi Shigella dysentriae dapat berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi oleh Shigella dysentriae, walaupun kelihatannya makanan itu terlihat normal dan bersih. Air pun dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminasi dengan bakteri Shigella dysentriae. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi. Penyebaran Shigella dysentriae yaitu dari manusia ke manusia lain, di mana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi kepada orang lain yang sehat.

Virulensi dan Infeksi Shigella dysentriae : Bakteri Shigella dysentriae dalam infeksinya melewati fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak- tukak kecil di daerah invasi. Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja. Lalu, tinja bercampur lendir dan darah.[9]

Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama terdiri dari darah, lendir, dan nanah.

Epidemiologi

[sunting | sunting sumber]

Shigella dysentriae tersebar luas di seluruh dunia dan bersifat epidemic. Kuman ini disebarkan oleh serangga terutama lalat yang hinggap pada feses penderita disentri dan disebarkan pada makanan dan minuman. Infeksi melalui peroral yang terjadi karena faktor kebersihan dan sanitasi yang buruk. Penularan terjadi dari manusia penderita ke orang lain dan jarang terjadi penularan infeksi dari primata yang sakit ke manusia.[8][3]

Pengobatan dan pencegahan

[sunting | sunting sumber]

pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4 – 7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan rehidrasi oral. Pada pasien dengan diare berat, dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan rehidrasi oral, maka harus dilakukan rehidrasi intravena, umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampisilin, trimetropim-sulfamethoxazole, dan siprofloksasin. Namun beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit - sedikit untuk melawan shigellosis ringan.[2][3]

Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti, mencuci bersih sayur dan buah yang dimakan mentah, orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan, memasak makanan sampai matang, selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara, mengatur pembuangan sampah dengan baik, mengendalikan vektor dan binatang pengerat.[6][3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Breed, Robert. S; Murray, E.G.D.; Smith, Nathan R. (1957). Bergey's manual of determinative bacteriology (edisi ke-7th ed.). Baltimore: Williams & Wilkins Co. hlm. 385.
  2. ^ a b c d e Jawetz, Melnick, dan Adelberg's, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika: Jakarta
  3. ^ a b c d e f g artanti, dita (2018). perbedaan pertumbuhan bakteri shigella dysentriae pada berbagai konsentrasi perasan kulit apel manalagi (malus sylvetris mill) secara in viro. surabaya. hlm. 1–24. 
  4. ^ Soeliongan, D., Rares, F., dan Woworuntu, O. 2013. Identifikasi Bakteri Aerob Patogen yang Diisolasi dari Kue Siap Saji yang dijual di Pasar Tradisional di Kota Manado. J. e- Biomedik Vol. 1 (3).
  5. ^ Prasaja, D (2014). "uji efektivitas kombinai ektrak kulit batang dan kulit buah manggis ( garcinia mangosana l) sebagai antibakteri shigella dyenteriae". jurnal ilmu lingkungan. 12 (2): 83–91. 
  6. ^ a b Nathania, Devi . 2008. Shigella dysentriae. Hal 1-2, diakses 30 april 2016, http://mikrobia.files.wordpress.com//
  7. ^ a b hawari, fathan luthfi (2018). aktivitas antibakteri fraksi buah jambu wer (prunus persica (L) batsch) terhadap perumbuhan bakteri shigella dysenteriae. malang. hlm. 17. 
  8. ^ a b Djajaningrat H & Misnadiarly. 2014. Mikrobiologi untuk klinik dan Laboratorium. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  9. ^ kesmas (07 mei 2017). "seri penyakit berbasis lingkungan : shigella sp. Epidemiologi shigella sp.: ciri-ciri, habitat, infeksi, patogenitas dan cara penularan shigella sp". indonesian publichealth.com.  [pranala nonaktif permanen]