Ritus Sarum: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(55 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[File:Catedral de Salisbury, Salisbury, Inglaterra, 2014-08-12, DD 49.JPG|thumb|[[Katedral Salisbury|Gereja Katedral Salisbury]], tempat |
[[File:Catedral de Salisbury, Salisbury, Inglaterra, 2014-08-12, DD 49.JPG|thumb|[[Katedral Salisbury|Gereja Katedral Salisbury]], tempat Tata Ibadat Sarum tumbuh dan berkembang]] |
||
'''Tata |
'''Tata Ibadat Sarum''', yang kadang-kadang disebut juga '''Ritus Sarum''', adalah ragam [[ritus liturgi Latin|tata ibadat Gereja Latin]] yang tumbuh dan berkembang di [[Katedral Salisbury|Gereja Katedral Salisbury]] sejak akhir abad ke-11 sampai zaman [[Reformasi Inggris]].<ref name="Sandon">{{cite encyclopedia |last1=Sandon |first1=Nicholas |title=Salisbury, Use of |journal=Grove Music Online |date=2001 |doi=10.1093/gmo/9781561592630.article.24611}}</ref> Tata Ibadat Sarum sangat mirip dengan [[Ritus Romawi]], dan hanya sekitar 10 persen unsur-unsurnya yang berasal dari luar Ritus Romawi.<ref>{{cite web |last1=Renwick |first1=William |title=About |url=https://hmcwordpress.humanities.mcmaster.ca/renwick/about/ |website=The Sarum Rite |publisher=McMaster University |accessdate=20 June 2020}}</ref> Tata ibadat ala gereja katedral ini dihormati di mana-mana selama [[Akhir Abad Pertengahan]]. Gereja-gereja di seluruh [[Kepulauan Inggris]] maupun beberapa daerah di [[Eropa Barat Laut|kawasan barat laut Eropa]] mengadopsi amalan-amalannya dalam perayaan [[Ekaristi]] dan pelaksanaan [[ibadat harian]]. Tata Ibadat Sarum menempati posisi [[Oikumenisme|ekumenis]] yang unik, karena memengaruhi dan mendapatkan pengakuan dari [[Gereja Katolik]], [[Gereja Ortodoks Timur]], dan [[Anglikanisme|gereja-gereja Anglikan]]. |
||
== Sumber == |
== Sumber == |
||
Pada tahun 1078, [[William Sang Penakluk]] mengangkat [[Santo Osmundus|Osmund]], seorang menak [[bangsa Norman|Norman]], menjadi [[Uskup Salisbury|uskup kota Salisbury]], yakni tempat yang kini disebut situs [[Sarum Lama]].<ref name="Webber">{{Cite encyclopedia |last=Webber |first=Teresa |date=2011 |title=Osmund [St Osmund] (d. 1099), bishop of Salisbury |work=Oxford Dictionary of Biography |language=en |doi=10.1093/ref:odnb/20902}}</ref> Selaku [[uskup]], Osmund berusaha |
Pada tahun 1078, [[William Sang Penakluk]] mengangkat [[Santo Osmundus|Osmund]], seorang menak [[bangsa Norman|Norman]], menjadi [[Uskup Salisbury|uskup kota Salisbury]], yakni tempat yang kini disebut situs [[Sarum Lama]].<ref name="Webber">{{Cite encyclopedia |last=Webber |first=Teresa |date=2011 |title=Osmund [St Osmund] (d. 1099), bishop of Salisbury |work=Oxford Dictionary of Biography |language=en |doi=10.1093/ref:odnb/20902}}</ref> Selaku [[uskup]], Osmund berusaha memperbaiki tata ibadat Kelt-Saksen-Inggris maupun ragam-ragam lokal dari Ritus Romawi yang dipakai pada masa itu, dengan memanfaatkan unsur-unsur yang diserap dari tradisi Norman maupun tradisi [[Anglo-Saxon|Saksen-Inggris]]. |
||
Para ahli liturgi abad ke-19 berteori bahwa amalan-amalan liturgi di [[Rouen]], kawasan utara [[Prancis]], adalah sumber ilham di balik penyusunan buku-[[buku liturgi]] Sarum. Bangsa Norman menyingkirkan dan mengganti sejumlah besar uskup |
Para ahli liturgi abad ke-19 berteori bahwa amalan-amalan liturgi di [[Rouen]], kawasan utara [[Prancis]], adalah sumber ilham di balik penyusunan buku-[[buku liturgi]] Sarum. Bangsa Norman menyingkirkan dan mengganti sejumlah besar uskup Saksen-Inggris dengan uskup-uskup berkebangsaan Norman. Osmund adalah salah satunya. Kemiripan tata ibadat di Rouen dengan tata ibadat di Sarum menyiratkan bahwa bangsa Norman juga mendatangkan buku-buku liturgi mereka dari Prancis.<ref name="PfaffOld">{{Cite book |last=Pfaff |first=Richard W. |title=The liturgy in medieval England: A history |url=https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf |date=2009 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-521-80847-7 |location=Cambridge |doi=10.1017/CBO9780511642340.016 |chapter=Old Sarum: the beginnings of Sarum Use |pages=[https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf/page/n379 350]–364}}</ref> |
||
== Penyebaran == |
== Penyebaran == |
||
Usaha |
Usaha perbaikan yang dilakukan pada masa jabatan Osmund menghasilkan satu kumpulan baru [[misale]], [[brevir]], dan buku-buku petunjuk ibadat lainnya, yang dipakai di seluruh kawasan selatan [[Inggris]], [[Wales]], dan beberapa daerah di [[Irlandia]].<ref name="CheungSalisbury2015">{{Cite book |last=Cheung Salisbury |first=Matthew |title=The secular liturgical office in late medieval England |url=https://archive.org/details/secularliturgica0000sali |isbn=978-2-503-54806-7 |location=Turnhout |oclc=895714142 |doi=10.1484/M.MCS-EB.5.112246 |date=2015}}</ref> |
||
Sejumlah [[keuskupan]] menerbitkan misale sendiri, terinspirasi oleh Tata |
Sejumlah [[keuskupan]] menerbitkan misale sendiri, terinspirasi oleh Tata Ibadat Sarum, tetapi dengan doa-doa dan upacara-upacara khas mereka sendiri. Tata ibadat dalam beberapa misale tersebut sangat berbeda dari Tata Ibadat Sarum, sehingga dapat dianggap sebagai ragam tata ibadat tersendiri, misalnya [[Tata Ibadat Hereford]], [[Tata Ibadat York]], [[Uskup Bangor|Tata Ibadat Bangor]], dan [[Keuskupan Aberdeen|Tata Ibadat Aberdeen]]. Misale-misale selebihnya (misalnya misale [[Katedral Lincoln|Gereja Katedral Lincoln]] dan misale [[Westminster Abbey|Gereja Biara Westminster]]) tampak jelas disusun berdasarkan Tata Ibadat Sarum dengan sedikit perbedaan kecil di sana sini.<ref name="PfaffNew">{{Cite book |last=Pfaff |first=Richard W. |title=The liturgy in medieval England: A history |url=https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf |date=2009 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-521-80847-7 |location=Cambridge |doi=10.1017/CBO9780511642340.016 |chapter=New Sarum and the spread of Sarum Use |pages=[https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf/page/n394 365]–387}}</ref> |
||
Para ahli sejarah liturgi |
Para ahli sejarah liturgi yakin bahwa Tata Ibadat Sarum juga memengaruhi ragam tata ibadat [[Ritus Romawi]] lain di luar Inggris, misalnya [[Keuskupan Agung Nidaros|Ritus Nidaros]] di [[Norwegia]] dan [[Ritus Braga]] di [[Portugal]].<ref>{{Cite book |last=Coleman |first=Joyce |title=England and Iberia in the Middle Ages, 12th–15th Century: Cultural, Literary, and Political Exchanges |date=2007 |publisher=Palgrave Macmillan |isbn=978-0-230-60310-3 |editor-last=Bullón-Fernández |editor-first=María |series=The New Middle Ages |location=New York |pages=135–165 |language=en |doi=10.1057/9780230603103_8 |chapter=Philippa of Lancaster, Queen of Portugal—And Patron of the Gower Translations?}}</ref><ref name="PfaffFinal">{{Cite book |last=Pfaff |first=Richard W. |title=The liturgy in medieval England: A history |url=https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf |date=2009 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-521-80847-7 |location=Cambridge |doi=10.1017/CBO9780511642340.019 |chapter=Southern England: Final Sarum Use |pages=[https://archive.org/details/liturgymedievale00pfaf/page/n441 412]–444}}</ref> |
||
== Penerimaan == |
== Penerimaan == |
||
Meskipun [[Gereja Inggris]] sudah berpisah dari [[Gereja Katolik]], [[sidang-sidang rohaniwan Canterbury dan York|Sidang Rohaniwan Canterbury]] tahun 1543 |
Meskipun [[Gereja Inggris]] sudah berpisah dari [[Gereja Katolik]], [[sidang-sidang rohaniwan Canterbury dan York|Sidang Rohaniwan Canterbury]] tahun 1543 memutuskan untuk menggunakan [[brevir]] Sarum dalam pelaksanaan [[ibadat harian]].<ref>{{Cite journal |last=Edwards |first=Owain Tudor |date=1989 |title=How many Sarum antiphonals were there in England and Wales in the middle of the sixteenth century? |journal=Revue Bénédictine |volume=99 |issue=1-2 |pages=155–180 |doi=10.1484/J.RB.4.01418 |issn=0035-0893}}</ref> Pada masa pemerintahan [[Edward VI dari Inggris|Raja Edward VI]], Tata Ibadat Sarum dijadikan bahan acuan dalam penyusunan ''[[Buku Doa Umum]]'', dan masih terus memengaruhi liturgi Gereja Inggris.<ref>{{Cite thesis |last=Krick-Pridgeon |first=Katherine |title=‘Nothing for the godly to fear’: Use of Sarum Influence on the 1549 Book of Common Prayer |date=2018 |degree=Doctoral |publisher=Durham University |url=http://etheses.dur.ac.uk/12868/}}</ref> Pemakaian Tata Ibadat Sarum sempat dipulihkan [[Mary I dari Inggris|Ratu Mary I]] pada tahun 1553, tetapi akhirnya ditinggalkan pada masa pemerintahan [[Elizabeth I dari Inggris|Ratu Elizabeth I]]. |
||
Tata |
Tata Ibadat Sarum masih tetap menjadi tata ibadat yang boleh dipakai umat Katolik Roma, karena [[Paus Pius V]] mengizinkan keberlanjutan pemakaian tata-tata ibadat yang sudah berumur lebih dari dua ratus tahun dalam [[Konstitusi Apostolik]] ''[[Quo primum|Quo Primum]]'' tahun 1570.<ref name="Joseph">{{Cite thesis |last=Joseph |first=James R. |title=Sarum Use and Disuse: A Study in Social and Liturgical History |date=2016 |publisher=University of Dayton |url=http://rave.ohiolink.edu/etdc/view?acc_num=dayton1470048407 |language=en}}</ref> Meskipun demikian, minat terhadap Tata Ibadat Sarum yang sempat muncul kembali pada abad ke-19 tidak mampu memulihkan pemakaiannya seperti sediakala.<ref>{{Cite book |last=Cheung Salisbury |first=Matthew |title=Understanding medieval liturgy : essays in interpretation |isbn=978-1-134-79760-8 |location=London |chapter=Rethinking the uses of Sarum and York: a historiographical essay |oclc=1100438266}}</ref> |
||
Beberapa jemaat Kristen [[Ortodoks Ritus Barat]] telah mengadopsi Tata |
Beberapa jemaat Kristen [[Ortodoks Ritus Barat]] telah mengadopsi Tata Ibadat Sarum, baik karena kepurbaannya maupun karena kemiripannya dengan [[Ritus Bizantin]].<ref name="Mayer">{{Cite book |last=Mayer |first=Jean-François |title=Orthodox Identities in Western Europe: Migration, Settlement and Innovation |place=London |date=2016 |publisher=Routledge |isbn=978-1-315-59914-4 |editor-last=Hämmerli |editor-first=Maria |language=en |chapter='We are westerners and must remain westerners': Orthodoxy and Western Rites in Western Europe |doi=10.4324/9781315599144 |pages=267–290}}</ref> Salah satu di antaranya adalah jemaat Ritus Barat [[Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia]]. |
||
Meskipun masih diminati, keterbatasan publikasi Tata |
Meskipun masih diminati, keterbatasan publikasi Tata Ibadat Sarum dalam sumber-sumber Latin dari maupun sebelum abad ke-16 menggamangkan pengadopsiannya pada zaman modern. Beberapa proyek ilmiah sedikit demi sedikit memerbaiki aksesibilitasnya. Dari tahun 2009 sampai tahun 2013, [[Universitas Bangor]] memproduksi serangkaian film dan sumber-sumber daya lain sebagai bagian dari proyek penelitian ''The Experience of Worship''.<ref>{{Cite journal |last=Harper |first=Sally |date=2017-01-02 |title=The Experience of Worship in Late Medieval Cathedral and Parish Church |journal=Material Religion |volume=13 |issue=1 |pages=127–130 |doi=10.1080/17432200.2017.1270593 |issn=1743-2200}}</ref><ref>{{Cite web |title=Experience of Worship |url=http://www.experienceofworship.org.uk/ |access-date=2020-06-20 |website=Bangor University}}</ref> Pada tahun 2006, [[Universitas McMaster]] meluncurkan sebuah proyek berkelanjutan untuk menghasilkan satu edisi lengkap Tata Ibadat Sarum dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris berikut ''[[cantus planus]]'' aslinya. Proyek ini menelurkan publikasi sekitar 10.000 karya musik, dan diharapkan rampung pada tahun 2022.<ref>{{Cite web |last=Renwick |first=William |title=The Sarum Rite |url=http://www.sarum-chant.ca |language=en-US |publisher=McMaster University |publication-place=Hamilton, ON}}</ref> |
||
== |
== Upacara == |
||
[[File:Houghton MS Richardson 5 - 92.jpg|thumb|Ilustrasi dalam sebuah naskah mengenai Tata |
[[File:Houghton MS Richardson 5 - 92.jpg|thumb|Ilustrasi dalam sebuah naskah mengenai Tata Ibadat Sarum dari sekitar tahun 1400]] |
||
Upacara-upacara Tata Ibadat Sarum terkesan meriah jika dibandingkan dengan [[Misa Paulus VI|Misa Ritus Romawi]] pasca-1969, bahkan masih lebih meriah dibanding [[Misa Tridentina]]. Perayaan Misa untuk hari Minggu dan hari-hari raya menurut Tata Ibadat Sarum tidak tanggung-tanggung melibatkan empat orang rohaniwan, yakni [[imam]], [[diakon]], [[subdiakon]], dan [[akolit]]. Para rohaniwan tersebut berarak mendatangi tiap-tiap altar yang ada dalam gereja dan mendupainya. Sesudah mendupai semua altar, para rohaniwan berarak menuju sekat panti imam, tempat [[antifon]] dan [[doa pembuka]] dilantunkan. Di sekat panti imam pula digelar [[doa syafaat|doa umat]], yakni doa dalam bahasa sehari-hari yang mengarahkan umat untuk mendoakan berbagai maksud. Para rohaniwan kemudian mengenakan vestimentum untuk perayaan Misa. Pengenaan vestimentum lazimnya berlangsung di depan altar yang akan digunakan dalam perayaan Misa, karena gereja-gereja ketika itu belum dilengkapi kamar ganti dan ruang sakristi, kecuali gereja-gereja yang sangat besar. |
|||
The ceremonies of the Sarum Rite are elaborate when compared not only to the post-1969 [[Mass of Paul VI|Roman Rite Mass]], but even to the [[Tridentine Mass]]. The Mass of Sundays and great feasts involved up to four sacred ministers: [[priest]], [[deacon]], [[subdeacon]], and [[acolyte]]. It was customary for them to visit in procession all the altars of the church and cense them, ending at the great rood screen, where [[antiphons]] and [[collects]] would be sung. At the screen would be read the Bidding Prayers, prayers in the vernacular directing the people to pray for various intentions. The procession then vested for Mass. (This vesting would usually have taken place at the altar where Mass was to be celebrated, since vestries and sacristies are, except in the largest churches, largely a modern introduction.){{Citation needed|date=September 2011}} |
|||
Beberapa doa Misa menurut Tata Ibadat Sarum cukup unik, misalnya doa persiapan komuni. Beberapa upacaranya berbeda dari [[Misa Tridentina]], meskipun bukan hal asing bagi ragam tata ibadat lain dalam rumpun ritus Gereja Barat, misalnya upacara persembahan roti dan anggur dilaksanakan dengan satu tindakan saja (sama seperti yang dilakukan dalam Ritus Dominikan dan ritus-ritus lain). Piala dipersiapkan di antara pembacaan [[epistola|surat-surat para rasul]] dan pembacaan [[Injil]]. Selain itu, sama seperti yang dilakukan dalam ritus-ritus biara, sesudah pengunjukan roti dan anggur, selebran berdiri dengan tangan terentang sehingga sikap tubuhnya menyerupai bentuk salib. Pecahan roti dimasukkan ke dalam piala sesudah [[Agnus Dei]]. Mungkin sekali pembagian [[Sakramen Ekaristi (Gereja Katolik)|komuni satu rupa]] disusul dengan 'pembersihan' anggur yang tidak dikonsekrasi. Bab pertama [[Injil Yohanes|Injil Santo Yohanes]] dibacakan pada saat imam kembali ke sakristi.<ref>{{Cite book |last=Duffy |first=Eamon |title=The stripping of the altars: Traditional religion in England, c.1400-c.1580 |url=https://archive.org/details/strippingofalta00duff |date=2005 |publisher=Yale University Press |isbn=0-300-10828-1 |edition=2 |location=New Haven |oclc=60400925 |page=[https://archive.org/details/strippingofalta00duff/page/124 124]}}</ref> Sudah menjadi kelaziman untuk memasang dua batang lilin di atas altar, meskipun ada pula lilin-lilin lain yang ditempatkan di sekitar altar dan sekat panti imam. Misale Sarum menyarankan tindakan merukuk alih-alih bertelut untuk menunjukkan penghormatan.<ref>{{Cite book |last=Dearmer |first=Percy |url=http://archive.org/details/parsonshandbookc00dearuoft |title=The parson's handbook: containing practical directions both for parsons and others as to the management of the Parish Church and its services according to the English use, as set forth in the Book of Common Prayer |date=1907 |publisher=Oxford University Press |year=1907 |location=London |pages=226–241 |edition=7}}</ref> |
|||
=== Pengaruh terhadap umat Anglikan-Katolik === |
|||
===Influence on Anglo-Catholics=== |
|||
Upacara-upacara Tata Ibadat Sarum bahkan memengaruhi gereja-gereja yang tidak memakai buku-buku liturginya, sehingga mengaburkan pemahaman mengenai bentuk aslinya: |
|||
The ritual of Sarum Use has influenced even churches that do not use its text, obscuring understanding of the original: |
|||
{{Quote|text=Ketenaran Tata Ibadat Sarum pada zaman modern lebih banyak disebabkan oleh besarnya minat politis dan keagamaan para rohaniwan dan eklesiolog Inggris pada abad ke-19. Tata Ibadat Sarum memang layak mendapatkan perhatian dan rasa hormat karena merupakan suatu capaian intelektual yang luar biasa, tetapi tata ibadat ini sesungguhnya jauh dari unik, dan rasa kagum yang ditimbulkannya tetap saja dikhawatirkan akan membatasi alih-alih meningkatkan pemahaman kita tentang Gereja Inggris Abad Pertengahan.<ref name="Sandon"/>}} |
|||
{{Quote|text=The modern fame of the Use of Sarum is to a great extent an accidental product of the political and religious preoccupations of 19th-century English ecclesiastics and ecclesiologists. The Use certainly deserves attention and respect as an outstanding intellectual achievement, but it is far from unique, and the fascination that it has exerted still threatens to limit rather than increase our understanding of the medieval English Church.<ref name="Sandon"/>}} |
|||
Meskipun Tata Ibadat Sarum yang seutuhnya tidak lagi dipergunakan, banyak pernik ornamen dan amalan upacara yang dianggap berkaitan dengan Tata Ibadat Sarum dihidupkan kembali dalam persekutuan gereja-gereja Anglikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai bagian dari [[Gerakan Oxford]] yang diprakarsai golongan Anglikan-Katolik dalam Gereja Inggris. Beberapa tokoh Anglikan-Katolik berusaha mencari sebuah liturgi resmi tradisional yang berciri khas "Inggris" alih-alih "Romawi." Mereka memanfaatkan '[[Rubrik Ornamen]]' tahun 1559, yang menganjurkan agar gereja-gereja Anglikan menggunakan "...ornamen-ornamen Gereja Inggris, dan ornamen-ornamen hamba Tuhan Gereja Inggris, dalam setiap kegiatan pelayanan para hamba Tuhan, hendaknya dipertahankan, dan diterapkan, sebagaimana yang berlaku dalam Gereja Inggris, berdasarkan pengesahan Parlemen, pada tahun kedua masa pemerintahan Raja Edward VI...", yakni rentang waktu antara bulan Januari 1548 sampai bulan Januari 1549, sebelum diberlakukannya penggunaan Buku Doa Umum yang pertama pada bulan Juni tahun 1549. Buku Doa Umum tahun 1549 mengesahkan penggunaan vestimentum tradisional, dan secara cukup eksplisit menegaskan bahwa imam harus mengenakan alba, vestimentum (kasula) atau korkap, dan diakon harus mengenakan alba serta tunikula (dalmatik). Meskipun demikian, muncul kecenderungan untuk menerapkan kecenderungan-kecenderungan sentralisasi ala [[era Victoria]] terhadap teks-teks Abad Pertengahan, sehingga suatu semangat mementingkan rubrik pun diterapkan pada temuan-temuan liturgi. |
|||
--><!-- Unsourced image removed: [[Image:Sarum-Mass2.jpg|thumb|450px|Priest receives incense during a Sarum Mass.]] --><!--Many of the ornaments and ceremonial practices associated with the Sarum rite—though not the full liturgy itself—were revived in the Anglican Communion in the late 19th and early 20th centuries, as part of the Anglo-Catholic [[Oxford Movement]] in the Church of England. Some Anglo-Catholics wanted to find a traditional formal liturgy that was characteristically "English" rather than "Roman." They took advantage of the '[[Ornaments Rubric]]' of 1559, which directed that English churches were to use "...such Ornaments of the Church, and of the Ministers thereof, at all Times of their Ministration, shall be retained, and be in use, as were in this Church of England, by the Authority of Parliament, in the Second Year of the Reign of Edward VI of England, i.e. January 1548 - January 1549, before the First Prayer Book came into effect in June of the latter year (which authorized the use of traditional vestments and was quite explicit that the priest shall wear an alb, vestment (=chasuble) or cope and that the deacons shall be vested in albs and tunicles (dalmatics). However, there was a tendency to read back [[Victorian era|Victorian]] centralizing tendencies into mediaeval texts, and so a rather rubrical spirit was applied to liturgical discoveries. |
|||
Sebagai contoh, muncul pernyataan bahwa Tata Ibadat Sarum memiliki suatu tatanan sempurna warna-warna [[vestimentum]] untuk berbagai macam [[festival|perayaan]]. Mungkin saja sudah ada kecenderungan untuk menggunakan warna tertentu untuk perayaan tertentu (misalnya warna merah dipakai untuk ibadat hari Minggu, sama seperti amalan [[Ritus Ambrosian]]), tetapi kebanyakan gereja tidak memiliki dana untuk menyiapkan beberapa perangkat vestimentum sekaligus, sehingga tetap memanfaatkan vestimentum yang tersedia. Ada perbedaan yang cukup besar dari keuskupan ke keuskupan, bahkan dari gereja ke gereja, dalam perincian rubrik-rubrik, misalnya saja perbedaan petunjuk tempat pelantunan [[Epistola|surat-surat para rasul]]; ada yang menyebut [[rehal]] di [[altar]], ada yang menyebut rehal tinggi di [[kor (arsitektur)|kor]], dan ada pula yang menyebut 'pulpitum', yakni kata yang digunakan untuk menyebut mimbar maupun [[sekat panti imam]]. Beberapa ahli beranggapan bahwa Kitab Suci dibacakan di atas sekat panti imam. Anggapan ini rasanya muskil, mengingat pintu menuju panggung pada bagian atas sekat panti imam di kebanyakan gereja sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan Kitab Injil diarak secara meriah menuju tempat tersebut. |
|||
It was asserted, for instance, that Sarum had a well-developed series of colours of [[vestments]] for different [[feasts]]. There may have been tendencies to use a particular colour for a particular feast (red, for instance, was used on Sundays, as in the [[Ambrosian rite]]), but most churches were simply too poor to have several sets of vestments, and so used what they had. There was considerable variation from diocese to diocese, or even church to church, in the details of the rubrics: the place where the [[Epistle]] was sung, for instance, varied enormously; from a [[lectern]] at the [[altar]], from a lectern in the [[Choir (architecture)|quire]], to the feature described as the 'pulpitum', a word used ambiguously for the place of reading (a pulpit) or for the [[rood screen]]. Some scholars thought that the readings were proclaimed from the top of the rood screen, which was most unlikely given the tiny access doors to the rood loft in most churches. This would not have permitted dignified access for a vested Gospel procession. |
|||
Penganjur utama amalan-amalan Tata Ibadat Sarum adalah [[Percy Dearmer]], imam Anglikan yang menerapkan amalan-amalan tersebut (menurut penafsiran sendiri) di tempat tugasnya, Paroki Santa Perawan Maria (''Saint Mary the Virgin''), [[Primrose Hill]], [[London]]. Ia menjabarkan amalan-amalan tersebut secara panjang lebar dalam ''[[The Parson's Handbook]]'' yang beberapa kali diterbitkan ulang.<ref>{{Cite journal |last=Bates |first=J. Barrington |date=2004 |title=Extremely beautiful, but eminently unsatisfactory: Percy Dearmer and the healing rites of the Church, 1909–1928 |jstor=42612398 |journal=Anglican and Episcopal History |volume=73 |issue=2 |pages=196–207 |issn=0896-8039}}</ref> Ragam tata ibadat ini masih dipertahankan di beberapa gereja dan lembaga monastik Anglikan dengan nama "Tata Ibadat Inggris" (istilah ciptaan Percy Dearmer) atau "Buku Doa Katolik". |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
*[http://www.sarum-chant.ca/ ''The Use of Sarum, commonly known as the Sarum Rite'']: |
*[http://www.sarum-chant.ca/ ''The Use of Sarum, commonly known as the Sarum Rite'']: Edisi lengkap Tata Ibadat Sarum dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris (dalam proses) |
||
*[http://www.experienceofworship.org.uk/ The Experience of Worship]: |
*[http://www.experienceofworship.org.uk/ ''The Experience of Worship'']: Film-film dan sumber-sumber daya (untuk umum) mengenai peribadatan di Inggris pada Akhir Abad Pertengahan, produksi 2009–2013 |
||
[[Kategori:Kristen]] |
[[Kategori:Ibadah Kristen]] |
||
[[Kategori:Liturgi Kristen]] |
Revisi terkini sejak 13 Agustus 2024 10.04
Tata Ibadat Sarum, yang kadang-kadang disebut juga Ritus Sarum, adalah ragam tata ibadat Gereja Latin yang tumbuh dan berkembang di Gereja Katedral Salisbury sejak akhir abad ke-11 sampai zaman Reformasi Inggris.[1] Tata Ibadat Sarum sangat mirip dengan Ritus Romawi, dan hanya sekitar 10 persen unsur-unsurnya yang berasal dari luar Ritus Romawi.[2] Tata ibadat ala gereja katedral ini dihormati di mana-mana selama Akhir Abad Pertengahan. Gereja-gereja di seluruh Kepulauan Inggris maupun beberapa daerah di kawasan barat laut Eropa mengadopsi amalan-amalannya dalam perayaan Ekaristi dan pelaksanaan ibadat harian. Tata Ibadat Sarum menempati posisi ekumenis yang unik, karena memengaruhi dan mendapatkan pengakuan dari Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, dan gereja-gereja Anglikan.
Sumber
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1078, William Sang Penakluk mengangkat Osmund, seorang menak Norman, menjadi uskup kota Salisbury, yakni tempat yang kini disebut situs Sarum Lama.[3] Selaku uskup, Osmund berusaha memperbaiki tata ibadat Kelt-Saksen-Inggris maupun ragam-ragam lokal dari Ritus Romawi yang dipakai pada masa itu, dengan memanfaatkan unsur-unsur yang diserap dari tradisi Norman maupun tradisi Saksen-Inggris.
Para ahli liturgi abad ke-19 berteori bahwa amalan-amalan liturgi di Rouen, kawasan utara Prancis, adalah sumber ilham di balik penyusunan buku-buku liturgi Sarum. Bangsa Norman menyingkirkan dan mengganti sejumlah besar uskup Saksen-Inggris dengan uskup-uskup berkebangsaan Norman. Osmund adalah salah satunya. Kemiripan tata ibadat di Rouen dengan tata ibadat di Sarum menyiratkan bahwa bangsa Norman juga mendatangkan buku-buku liturgi mereka dari Prancis.[4]
Penyebaran
[sunting | sunting sumber]Usaha perbaikan yang dilakukan pada masa jabatan Osmund menghasilkan satu kumpulan baru misale, brevir, dan buku-buku petunjuk ibadat lainnya, yang dipakai di seluruh kawasan selatan Inggris, Wales, dan beberapa daerah di Irlandia.[5]
Sejumlah keuskupan menerbitkan misale sendiri, terinspirasi oleh Tata Ibadat Sarum, tetapi dengan doa-doa dan upacara-upacara khas mereka sendiri. Tata ibadat dalam beberapa misale tersebut sangat berbeda dari Tata Ibadat Sarum, sehingga dapat dianggap sebagai ragam tata ibadat tersendiri, misalnya Tata Ibadat Hereford, Tata Ibadat York, Tata Ibadat Bangor, dan Tata Ibadat Aberdeen. Misale-misale selebihnya (misalnya misale Gereja Katedral Lincoln dan misale Gereja Biara Westminster) tampak jelas disusun berdasarkan Tata Ibadat Sarum dengan sedikit perbedaan kecil di sana sini.[6]
Para ahli sejarah liturgi yakin bahwa Tata Ibadat Sarum juga memengaruhi ragam tata ibadat Ritus Romawi lain di luar Inggris, misalnya Ritus Nidaros di Norwegia dan Ritus Braga di Portugal.[7][8]
Penerimaan
[sunting | sunting sumber]Meskipun Gereja Inggris sudah berpisah dari Gereja Katolik, Sidang Rohaniwan Canterbury tahun 1543 memutuskan untuk menggunakan brevir Sarum dalam pelaksanaan ibadat harian.[9] Pada masa pemerintahan Raja Edward VI, Tata Ibadat Sarum dijadikan bahan acuan dalam penyusunan Buku Doa Umum, dan masih terus memengaruhi liturgi Gereja Inggris.[10] Pemakaian Tata Ibadat Sarum sempat dipulihkan Ratu Mary I pada tahun 1553, tetapi akhirnya ditinggalkan pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I.
Tata Ibadat Sarum masih tetap menjadi tata ibadat yang boleh dipakai umat Katolik Roma, karena Paus Pius V mengizinkan keberlanjutan pemakaian tata-tata ibadat yang sudah berumur lebih dari dua ratus tahun dalam Konstitusi Apostolik Quo Primum tahun 1570.[11] Meskipun demikian, minat terhadap Tata Ibadat Sarum yang sempat muncul kembali pada abad ke-19 tidak mampu memulihkan pemakaiannya seperti sediakala.[12]
Beberapa jemaat Kristen Ortodoks Ritus Barat telah mengadopsi Tata Ibadat Sarum, baik karena kepurbaannya maupun karena kemiripannya dengan Ritus Bizantin.[13] Salah satu di antaranya adalah jemaat Ritus Barat Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia.
Meskipun masih diminati, keterbatasan publikasi Tata Ibadat Sarum dalam sumber-sumber Latin dari maupun sebelum abad ke-16 menggamangkan pengadopsiannya pada zaman modern. Beberapa proyek ilmiah sedikit demi sedikit memerbaiki aksesibilitasnya. Dari tahun 2009 sampai tahun 2013, Universitas Bangor memproduksi serangkaian film dan sumber-sumber daya lain sebagai bagian dari proyek penelitian The Experience of Worship.[14][15] Pada tahun 2006, Universitas McMaster meluncurkan sebuah proyek berkelanjutan untuk menghasilkan satu edisi lengkap Tata Ibadat Sarum dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris berikut cantus planus aslinya. Proyek ini menelurkan publikasi sekitar 10.000 karya musik, dan diharapkan rampung pada tahun 2022.[16]
Upacara
[sunting | sunting sumber]Upacara-upacara Tata Ibadat Sarum terkesan meriah jika dibandingkan dengan Misa Ritus Romawi pasca-1969, bahkan masih lebih meriah dibanding Misa Tridentina. Perayaan Misa untuk hari Minggu dan hari-hari raya menurut Tata Ibadat Sarum tidak tanggung-tanggung melibatkan empat orang rohaniwan, yakni imam, diakon, subdiakon, dan akolit. Para rohaniwan tersebut berarak mendatangi tiap-tiap altar yang ada dalam gereja dan mendupainya. Sesudah mendupai semua altar, para rohaniwan berarak menuju sekat panti imam, tempat antifon dan doa pembuka dilantunkan. Di sekat panti imam pula digelar doa umat, yakni doa dalam bahasa sehari-hari yang mengarahkan umat untuk mendoakan berbagai maksud. Para rohaniwan kemudian mengenakan vestimentum untuk perayaan Misa. Pengenaan vestimentum lazimnya berlangsung di depan altar yang akan digunakan dalam perayaan Misa, karena gereja-gereja ketika itu belum dilengkapi kamar ganti dan ruang sakristi, kecuali gereja-gereja yang sangat besar.
Beberapa doa Misa menurut Tata Ibadat Sarum cukup unik, misalnya doa persiapan komuni. Beberapa upacaranya berbeda dari Misa Tridentina, meskipun bukan hal asing bagi ragam tata ibadat lain dalam rumpun ritus Gereja Barat, misalnya upacara persembahan roti dan anggur dilaksanakan dengan satu tindakan saja (sama seperti yang dilakukan dalam Ritus Dominikan dan ritus-ritus lain). Piala dipersiapkan di antara pembacaan surat-surat para rasul dan pembacaan Injil. Selain itu, sama seperti yang dilakukan dalam ritus-ritus biara, sesudah pengunjukan roti dan anggur, selebran berdiri dengan tangan terentang sehingga sikap tubuhnya menyerupai bentuk salib. Pecahan roti dimasukkan ke dalam piala sesudah Agnus Dei. Mungkin sekali pembagian komuni satu rupa disusul dengan 'pembersihan' anggur yang tidak dikonsekrasi. Bab pertama Injil Santo Yohanes dibacakan pada saat imam kembali ke sakristi.[17] Sudah menjadi kelaziman untuk memasang dua batang lilin di atas altar, meskipun ada pula lilin-lilin lain yang ditempatkan di sekitar altar dan sekat panti imam. Misale Sarum menyarankan tindakan merukuk alih-alih bertelut untuk menunjukkan penghormatan.[18]
Pengaruh terhadap umat Anglikan-Katolik
[sunting | sunting sumber]Upacara-upacara Tata Ibadat Sarum bahkan memengaruhi gereja-gereja yang tidak memakai buku-buku liturginya, sehingga mengaburkan pemahaman mengenai bentuk aslinya:
Ketenaran Tata Ibadat Sarum pada zaman modern lebih banyak disebabkan oleh besarnya minat politis dan keagamaan para rohaniwan dan eklesiolog Inggris pada abad ke-19. Tata Ibadat Sarum memang layak mendapatkan perhatian dan rasa hormat karena merupakan suatu capaian intelektual yang luar biasa, tetapi tata ibadat ini sesungguhnya jauh dari unik, dan rasa kagum yang ditimbulkannya tetap saja dikhawatirkan akan membatasi alih-alih meningkatkan pemahaman kita tentang Gereja Inggris Abad Pertengahan.[1]
Meskipun Tata Ibadat Sarum yang seutuhnya tidak lagi dipergunakan, banyak pernik ornamen dan amalan upacara yang dianggap berkaitan dengan Tata Ibadat Sarum dihidupkan kembali dalam persekutuan gereja-gereja Anglikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai bagian dari Gerakan Oxford yang diprakarsai golongan Anglikan-Katolik dalam Gereja Inggris. Beberapa tokoh Anglikan-Katolik berusaha mencari sebuah liturgi resmi tradisional yang berciri khas "Inggris" alih-alih "Romawi." Mereka memanfaatkan 'Rubrik Ornamen' tahun 1559, yang menganjurkan agar gereja-gereja Anglikan menggunakan "...ornamen-ornamen Gereja Inggris, dan ornamen-ornamen hamba Tuhan Gereja Inggris, dalam setiap kegiatan pelayanan para hamba Tuhan, hendaknya dipertahankan, dan diterapkan, sebagaimana yang berlaku dalam Gereja Inggris, berdasarkan pengesahan Parlemen, pada tahun kedua masa pemerintahan Raja Edward VI...", yakni rentang waktu antara bulan Januari 1548 sampai bulan Januari 1549, sebelum diberlakukannya penggunaan Buku Doa Umum yang pertama pada bulan Juni tahun 1549. Buku Doa Umum tahun 1549 mengesahkan penggunaan vestimentum tradisional, dan secara cukup eksplisit menegaskan bahwa imam harus mengenakan alba, vestimentum (kasula) atau korkap, dan diakon harus mengenakan alba serta tunikula (dalmatik). Meskipun demikian, muncul kecenderungan untuk menerapkan kecenderungan-kecenderungan sentralisasi ala era Victoria terhadap teks-teks Abad Pertengahan, sehingga suatu semangat mementingkan rubrik pun diterapkan pada temuan-temuan liturgi.
Sebagai contoh, muncul pernyataan bahwa Tata Ibadat Sarum memiliki suatu tatanan sempurna warna-warna vestimentum untuk berbagai macam perayaan. Mungkin saja sudah ada kecenderungan untuk menggunakan warna tertentu untuk perayaan tertentu (misalnya warna merah dipakai untuk ibadat hari Minggu, sama seperti amalan Ritus Ambrosian), tetapi kebanyakan gereja tidak memiliki dana untuk menyiapkan beberapa perangkat vestimentum sekaligus, sehingga tetap memanfaatkan vestimentum yang tersedia. Ada perbedaan yang cukup besar dari keuskupan ke keuskupan, bahkan dari gereja ke gereja, dalam perincian rubrik-rubrik, misalnya saja perbedaan petunjuk tempat pelantunan surat-surat para rasul; ada yang menyebut rehal di altar, ada yang menyebut rehal tinggi di kor, dan ada pula yang menyebut 'pulpitum', yakni kata yang digunakan untuk menyebut mimbar maupun sekat panti imam. Beberapa ahli beranggapan bahwa Kitab Suci dibacakan di atas sekat panti imam. Anggapan ini rasanya muskil, mengingat pintu menuju panggung pada bagian atas sekat panti imam di kebanyakan gereja sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan Kitab Injil diarak secara meriah menuju tempat tersebut.
Penganjur utama amalan-amalan Tata Ibadat Sarum adalah Percy Dearmer, imam Anglikan yang menerapkan amalan-amalan tersebut (menurut penafsiran sendiri) di tempat tugasnya, Paroki Santa Perawan Maria (Saint Mary the Virgin), Primrose Hill, London. Ia menjabarkan amalan-amalan tersebut secara panjang lebar dalam The Parson's Handbook yang beberapa kali diterbitkan ulang.[19] Ragam tata ibadat ini masih dipertahankan di beberapa gereja dan lembaga monastik Anglikan dengan nama "Tata Ibadat Inggris" (istilah ciptaan Percy Dearmer) atau "Buku Doa Katolik".
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Sandon, Nicholas (2001). "Salisbury, Use of". Grove Music Online. doi:10.1093/gmo/9781561592630.article.24611.
- ^ Renwick, William. "About". The Sarum Rite. McMaster University. Diakses tanggal 20 June 2020.
- ^ Webber, Teresa (2011). "Osmund [St Osmund] (d. 1099), bishop of Salisbury". Oxford Dictionary of Biography (dalam bahasa Inggris). doi:10.1093/ref:odnb/20902.
- ^ Pfaff, Richard W. (2009). "Old Sarum: the beginnings of Sarum Use". The liturgy in medieval England: A history. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 350–364. doi:10.1017/CBO9780511642340.016. ISBN 978-0-521-80847-7.
- ^ Cheung Salisbury, Matthew (2015). The secular liturgical office in late medieval England. Turnhout. doi:10.1484/M.MCS-EB.5.112246. ISBN 978-2-503-54806-7. OCLC 895714142.
- ^ Pfaff, Richard W. (2009). "New Sarum and the spread of Sarum Use". The liturgy in medieval England: A history. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 365–387. doi:10.1017/CBO9780511642340.016. ISBN 978-0-521-80847-7.
- ^ Coleman, Joyce (2007). "Philippa of Lancaster, Queen of Portugal—And Patron of the Gower Translations?". Dalam Bullón-Fernández, María. England and Iberia in the Middle Ages, 12th–15th Century: Cultural, Literary, and Political Exchanges. The New Middle Ages (dalam bahasa Inggris). New York: Palgrave Macmillan. hlm. 135–165. doi:10.1057/9780230603103_8. ISBN 978-0-230-60310-3.
- ^ Pfaff, Richard W. (2009). "Southern England: Final Sarum Use". The liturgy in medieval England: A history. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 412–444. doi:10.1017/CBO9780511642340.019. ISBN 978-0-521-80847-7.
- ^ Edwards, Owain Tudor (1989). "How many Sarum antiphonals were there in England and Wales in the middle of the sixteenth century?". Revue Bénédictine. 99 (1-2): 155–180. doi:10.1484/J.RB.4.01418. ISSN 0035-0893.
- ^ Krick-Pridgeon, Katherine (2018). ‘Nothing for the godly to fear’: Use of Sarum Influence on the 1549 Book of Common Prayer (Tesis Doctoral). Durham University. http://etheses.dur.ac.uk/12868/.
- ^ Joseph, James R. (2016) (dalam bahasa en). Sarum Use and Disuse: A Study in Social and Liturgical History (Tesis). University of Dayton. http://rave.ohiolink.edu/etdc/view?acc_num=dayton1470048407.
- ^ Cheung Salisbury, Matthew. "Rethinking the uses of Sarum and York: a historiographical essay". Understanding medieval liturgy : essays in interpretation. London. ISBN 978-1-134-79760-8. OCLC 1100438266.
- ^ Mayer, Jean-François (2016). "'We are westerners and must remain westerners': Orthodoxy and Western Rites in Western Europe". Dalam Hämmerli, Maria. Orthodox Identities in Western Europe: Migration, Settlement and Innovation (dalam bahasa Inggris). London: Routledge. hlm. 267–290. doi:10.4324/9781315599144. ISBN 978-1-315-59914-4.
- ^ Harper, Sally (2017-01-02). "The Experience of Worship in Late Medieval Cathedral and Parish Church". Material Religion. 13 (1): 127–130. doi:10.1080/17432200.2017.1270593. ISSN 1743-2200.
- ^ "Experience of Worship". Bangor University. Diakses tanggal 2020-06-20.
- ^ Renwick, William. "The Sarum Rite" (dalam bahasa Inggris). Hamilton, ON: McMaster University.
- ^ Duffy, Eamon (2005). The stripping of the altars: Traditional religion in England, c.1400-c.1580 (edisi ke-2). New Haven: Yale University Press. hlm. 124. ISBN 0-300-10828-1. OCLC 60400925.
- ^ Dearmer, Percy (1907). The parson's handbook: containing practical directions both for parsons and others as to the management of the Parish Church and its services according to the English use, as set forth in the Book of Common Prayer (edisi ke-7). London: Oxford University Press. hlm. 226–241.
- ^ Bates, J. Barrington (2004). "Extremely beautiful, but eminently unsatisfactory: Percy Dearmer and the healing rites of the Church, 1909–1928". Anglican and Episcopal History. 73 (2): 196–207. ISSN 0896-8039. JSTOR 42612398.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The Use of Sarum, commonly known as the Sarum Rite: Edisi lengkap Tata Ibadat Sarum dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris (dalam proses)
- The Experience of Worship: Film-film dan sumber-sumber daya (untuk umum) mengenai peribadatan di Inggris pada Akhir Abad Pertengahan, produksi 2009–2013