Lompat ke isi

Amantubillah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up metadata, added orphan tag
Sedjati88 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
(38 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Istana Amantubillah Mempawah.jpg|jmpl|Istana Amantubillah, Kerajaan Mempawah]]
{{Orphan|date=Maret 2016}}
{{commons|Category:Istana Amantubillah|Istana Amantubillah}}


'''Amantubillah''' merupakan nama istana dari [[Kerajaan Mempawah]], mempunyai arti, “''Aku beriman kepada Allah''”.<ref name="Kerajaan Nusantara">[http://www.kerajaannusantara.com/id/kerajaan-mempawah/istana-utama Kerajaan Mempawah] diakses 23 Maret 2015</ref> Istana yang didominasi oleh wama hijau ini menempatkan tulisan “''Mempawah Harus Maju, Malu dengan Adat''" pada pintu gerbang istana.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Kompleks Istana Amantubillah berdiri kukuh di [[Desa Pulau Pedalaman]], [[Mempawah Timur, Mempawah|Kecamatan Mempawah Timur]], [[Kabupaten Mempawah|kabupaten mempawah]], [[Provinsi Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Melayu Online">[http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/339/amantubillah Amantubillah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402105234/http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/339/amantubillah |date=2015-04-02 }} diakses 23 Maret 2015</ref>
[[File:Istana Amantubillah.jpg|thumb|Istana Amantubillah]]
'''Amantubillah''' merupakan nama istana dari [[Kerajaan Mempawah]], mempunyai arti, “''Aku beriman kepada Allah''”.<ref name="Kerajaan Nusantara">[http://www.kerajaannusantara.com/id/kerajaan-mempawah/istana-utama Kerajaan Mempawah] diakses 23 Maret 2015</ref> Istana yang didominasi oleh wama hijau ini menempatkan tulisan “''Mempawah Harus Maju, Malu dengan Adat''" pada pintu gerbang istana.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Kompleks Istana Amantubillah berdiri kokoh di [[Desa Pulau Pedalaman]], [[Mempawah Timur, Mempawah|Kecamatan Mempawah Timur]], [[Kabupaten Pontianak]], [[Provinsi Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Melayu Online">[http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/339/amantubillah Amantubillah] diakses 23 Maret 2015</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kesultanan Mempawah mulai dikenal pasca kedatangan rombongan [[Opu Daeng Menambun]] dari [[kerajaan Matan]], [[Tanjung pura]], ke [[Sebukit Rama]], [[Mempawah]] Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun [[1737]] M.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Eksistensinya kian diperhitungkan di kancah internasional setelah [[Opu Daeng Menambun]] dengan gelar ''pangeran Mas Surya Negara'' naik tahta menggantikan [[Sultan Senggauk]] pada tahun [[1740]] M.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Apalagi pada masa pemerintahannya, [[Habib Husein Alkadri]], mantan hakim agama di [[kerajaan Matan]], pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke mempawah tidak hanyak untuk melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan mendalami agama islam.<ref name="KerajaanNusantaraa"/>
Kesultanan Mempawah mulai dikenal pasca kedatangan rombongan [[Opu Daeng Menambun]] dari [[kerajaan Matan]], [[Tanjung pura]], ke [[Sebukit Rama]], [[Mempawah]] Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun [[1737]] M.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Eksistensinya kian diperhitungkan di kancah internasional setelah [[Opu Daeng Menambun]] dengan gelar ''pangeran Mas Surya Negara'' naik tahta menggantikan [[Sultan Senggauk]] pada tahun [[1740]] M.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Apalagi pada masa pemerintahannya, [[Habib Husein Alkadri]], mantan hakim agama di [[kerajaan Matan]], pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke mempawah tidak hanyak untuk melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan mendalami agama islam.<ref name="KerajaanNusantaraa"/>


Istana Amantubillah dibangun pada masa pemerintahan [[Gusti Jamiril]] bergelar ''Panembahan Adi wijaya Kesuma'' ([[1761]]-[[1787]]), sultan ke-3 kesultanan Mempawah.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Pada tahun [[1880]] M, istana Amantubillah mengalami kebakaran ketika diperintah oleh [[Gusti Ibrahim]] bergelar ''Panembahan Ibrahim Mohammad Syafiuddin'' ([[1864]]-[[1892]]), sultan ke-9 kesultanan mempawah.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Renovasi terhadap bangunan Istana Amantubillah kemudian dilakukan hingga Istana Amantubillah dapat berdiri kembali pada tanggal 2 November [[1922]] ketika diperintah oleh [[Gusti Muhammad Taufik Accamaddin]] ([[1902]]-[[1943]]), sultan ke-11 kesultanan mempawah.<ref name="KerajaanNusantaraa">[http://www.kerajaannusantara.com/id/kerajaan-mempawah/sejarah Sejarah kerajaan Mempawah] diakses 23 Maret 2015</ref>
Istana Amantubillah dibangun pada masa pemerintahan [[Gusti Jamiril]] bergelar ''Panembahan Adi wijaya Kesuma'' ([[1761]]-[[1787]]), sultan ke-3 kesultanan Mempawah.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Pada tahun [[1880]] M, istana Amantubillah mengalami kebakaran ketika diperintah oleh [[Gusti Ibrahim]] bergelar ''Panembahan Ibrahim Mohammad Syafiuddin'' ([[1864]]-[[1892]]), sultan ke-9 kesultanan mempawah.<ref name="KerajaanNusantaraa"/> Renovasi terhadap bangunan Istana Amantubillah kemudian dilakukan hingga Istana Amantubillah dapat berdiri kembali pada tanggal 2 November [[1922]] ketika diperintah oleh [[Gusti Muhammad Taufik Accamaddin]] ([[1902]]-[[1943]]), sultan ke-11 kesultanan mempawah.


== Arsitektur ==
== Arsitektur ==
Kompleks Istana Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, bangunan sayap kanan, dan sayap kiri.<ref name="kebudayaan"/> Pada zaman dahulu, bangunan utama merupakan tempat singgasana raja, permaisuri, dan tempat tinggal sanak keluarga raja.<ref name="kebudayaan"/> Bangunan sayap kanan merupakan tempat mempersiapkan keperluan dan tempat untuk jamuan makan keluarga istana.<ref name="kebudayaan"/> Sedangkan bangunan sayap kiri merupakan aula dan tempat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan.<ref name="kebudayaan"/>
Kompleks Istana Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, bangunan sayap kanan, dan sayap kiri.<ref name="kebudayaan"/> Pada zaman dahulu, bangunan utama merupakan tempat singgasana raja, permaisuri, dan tempat tinggal sanak keluarga raja.<ref name="kebudayaan"/> Bangunan sayap kanan merupakan tempat mempersiapkan keperluan dan tempat untuk jamuan makan keluarga istana.<ref name="kebudayaan"/> Sedangkan bangunan sayap kiri merupakan aula dan tempat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan.<ref name="kebudayaan"/>
Pada masa sekarang, bangunan utama berfungsi sebagai museum Kerajaan Mempawah.<ref name="kebudayaan"/> Di tempat ini tersimpan berbagai peninggalan Kerajaan Mempawah, yaitu singgasana raja, foto-foto raja beserta keluarganya, keris, busana kebesaran, dan payung kerajaan, dan lain-lain.<ref name="kebudayaan"/> Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai pendopo istana, sedangkan bangunan sayap kiri sebagai tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah.<ref name="kebudayaan">[http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.com/2011/06/istana-amantubillah-mempawah_07.html Istana Amantubillah Mempawah] diakses 23 Maret 2015</ref>
Pada masa sekarang, bangunan utama berfungsi sebagai museum Kerajaan Mempawah.<ref name="kebudayaan"/> Di tempat ini tersimpan berbagai peninggalan Kerajaan Mempawah, yaitu singgasana raja, foto-foto raja beserta keluarganya, keris, busana kebesaran, dan payung kerajaan, dan lain-lain.<ref name="kebudayaan"/> Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai pendopo istana, sedangkan bangunan sayap kiri sebagai tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah.<ref name="kebudayaan">[http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.com/2011/06/istana-amantubillah-mempawah_07.html Istana Amantubillah Mempawah] diakses 23 Maret 2015</ref>


Di kompleks istana, pengunjung dapat melihat kolam bekas pemandian sultan beserta keluarganya.<ref name="Wisata Melayu">[http://wisatamelayu.com/id/object.php?a=SlQvWCB6L1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=&nav=geo Wisata Melayu] diakses 23 Maret 2015</ref> Akan tetapi, pada saat ini kolam pemandian tersebut tidak berfungsi lagi, karena pendangkalan dan tertutupnya saluran air yang menghubungkan kolam tersebut dengan anak sungai Mempawah.<ref name="Wisata Melayu"/>
Di kompleks istana, pengunjung dapat melihat kolam bekas pemandian sultan beserta keluarganya.<ref name="Wisata Melayu">[http://wisatamelayu.com/id/object.php?a=SlQvWCB6L1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=&nav=geo Wisata Melayu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402124125/http://wisatamelayu.com/id/object.php?a=SlQvWCB6L1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=&nav=geo |date=2015-04-02 }} diakses 23 Maret 2015</ref> Akan tetapi, pada saat ini kolam pemandian tersebut tidak berfungsi lagi, karena pendangkalan dan tertutupnya saluran air yang menghubungkan kolam tersebut dengan anak sungai Mempawah.<ref name="Wisata Melayu"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Istana di Indonesia}}


[[Kategori:Istana Kerajaan]]
[[Kategori:Kalimantan Barat]]
[[Kategori:Kalimantan Barat]]
[[Kategori:Kabupaten Mempawah]]
[[Kategori:Kabupaten Mempawah]]
[[Kategori:Artikel menggunakan foto WikiIstanaKalbar]]

Revisi per 19 Agustus 2024 19.42

Istana Amantubillah, Kerajaan Mempawah

Amantubillah merupakan nama istana dari Kerajaan Mempawah, mempunyai arti, “Aku beriman kepada Allah”.[1] Istana yang didominasi oleh wama hijau ini menempatkan tulisan “Mempawah Harus Maju, Malu dengan Adat" pada pintu gerbang istana.[1] Kompleks Istana Amantubillah berdiri kukuh di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, kabupaten mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.[2]

Sejarah

Kesultanan Mempawah mulai dikenal pasca kedatangan rombongan Opu Daeng Menambun dari kerajaan Matan, Tanjung pura, ke Sebukit Rama, Mempawah Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun 1737 M.[3] Eksistensinya kian diperhitungkan di kancah internasional setelah Opu Daeng Menambun dengan gelar pangeran Mas Surya Negara naik tahta menggantikan Sultan Senggauk pada tahun 1740 M.[3] Apalagi pada masa pemerintahannya, Habib Husein Alkadri, mantan hakim agama di kerajaan Matan, pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke mempawah tidak hanyak untuk melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan mendalami agama islam.[3]

Istana Amantubillah dibangun pada masa pemerintahan Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adi wijaya Kesuma (1761-1787), sultan ke-3 kesultanan Mempawah.[3] Pada tahun 1880 M, istana Amantubillah mengalami kebakaran ketika diperintah oleh Gusti Ibrahim bergelar Panembahan Ibrahim Mohammad Syafiuddin (1864-1892), sultan ke-9 kesultanan mempawah.[3] Renovasi terhadap bangunan Istana Amantubillah kemudian dilakukan hingga Istana Amantubillah dapat berdiri kembali pada tanggal 2 November 1922 ketika diperintah oleh Gusti Muhammad Taufik Accamaddin (1902-1943), sultan ke-11 kesultanan mempawah.

Arsitektur

Kompleks Istana Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, bangunan sayap kanan, dan sayap kiri.[4] Pada zaman dahulu, bangunan utama merupakan tempat singgasana raja, permaisuri, dan tempat tinggal sanak keluarga raja.[4] Bangunan sayap kanan merupakan tempat mempersiapkan keperluan dan tempat untuk jamuan makan keluarga istana.[4] Sedangkan bangunan sayap kiri merupakan aula dan tempat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan.[4] Pada masa sekarang, bangunan utama berfungsi sebagai museum Kerajaan Mempawah.[4] Di tempat ini tersimpan berbagai peninggalan Kerajaan Mempawah, yaitu singgasana raja, foto-foto raja beserta keluarganya, keris, busana kebesaran, dan payung kerajaan, dan lain-lain.[4] Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai pendopo istana, sedangkan bangunan sayap kiri sebagai tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah.[4]

Di kompleks istana, pengunjung dapat melihat kolam bekas pemandian sultan beserta keluarganya.[5] Akan tetapi, pada saat ini kolam pemandian tersebut tidak berfungsi lagi, karena pendangkalan dan tertutupnya saluran air yang menghubungkan kolam tersebut dengan anak sungai Mempawah.[5]

Referensi

  1. ^ a b Kerajaan Mempawah diakses 23 Maret 2015
  2. ^ Amantubillah Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine. diakses 23 Maret 2015
  3. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama KerajaanNusantaraa
  4. ^ a b c d e f g Istana Amantubillah Mempawah diakses 23 Maret 2015
  5. ^ a b Wisata Melayu Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine. diakses 23 Maret 2015