Lompat ke isi

Dhamma: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(28 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{noref}}{{rapikan}}{{Buddhisme|dhamma}}
'''Dhamma''' berasal dari [[bahasa Pali]] ([[Sanskerta]]:''Dharma'') yang berarti ''Hukum'' atau ''Aturan'' dalam [[agama]] [[Buddha]].
'''Dhamma''' ([[Bahasa Pali|Pali]]), atau '''dharma''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]) berarti ''Hukum'' atau ''Aturan'' dalam [[Buddhisme]].


Dhamma berarti Kesunyataan Mutlak, Kebenaran Mutlak atau Hukum Abadi. Dhamma tidak hanya ada dalam hati sanubari manusia dan pikirannya, tetapi juga dalam seluruh alam semesta. Seluruh alam semesta terliputi olehnya. Jika sang bulan timbul atau tenggelam, hujan turun, tanaman tumbuh, musim berubah, hal ini tidak lain disebabkan oleh Dhamma. Dhamma merupakan Hukum Abadi yang meliputi alam semesta, yang membuat segala sesuatu bergerak sebagai dinyatakan oleh ilmu pengetahuan modern, seperti ilmu fisika, kimia, hayat, astronomi, psikologi dan sebagainya.
== Empat Kesunyatan Mulia ==
=== Kesunyataan Mulia tentang Dukkha ===


Dhamma adalah kebenaran semesta dari segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk. Sedangkan sifat Dhamma adalah abadi. Ia tidak dapat berubah atau diubah.
Hidup dalam bentuk apa pun adalah dukkha (penderitaan):

Dengan demikian Buddha Dhamma adalah Dhamma yang disadari dan dibabarkan oleh Sang Buddha Gotama. Ada atau tidak ada Buddha, Hukum Abadi (Dhamma) itu akan tetap ada sepanjang jaman. Sang Buddha bersabda: “O para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul (di dunia) atau tidak, Dhamma akan tetap ada, merupakan hukum yang abadi” (Dhammaniyama Sutta).

Bila manusia berada dalam Dhamma, ia akan dapat melepaskan dirinya dar penderitaan dan akan mencapai Nibbana, yang merupakan akhir semua derita. Nibbana tidak dapat dicapai dengan cara sembahyang, mengadakan upacara-upacara atau memohon kepada para Dewa. Akhir derita hanya dapat dicapai dengan meningkatkan perkembangan bathin.

== Kesunyataan Mulia tentang Dukkha ==
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li>dilahirkan, usia tua, sakit, mati adalah penderitaan.
<li>Kelahiran, ketuaan, dan kematian adalah penderitaan.
<li>berhubungan dengan orang yang tidak disukai adalah penderitaan.
<li>Kesedihan, ratap-tangis, derita jasmani, derita batin, dan keputusasaan adalah penderitaan.

<li>ditinggalkan oleh orang yang dicintai adalah penderitaan.
<li>tidak memperoleh yang dicita-citakan adalah penderitaan.
<li>Berkumpul dengan yang tidak dicintai adalah penderitaan.
<li>masih memiliki lima khanda adalah penderitaan.
<li>Berpisah dengan yang dicintai adalah penderitaan.
<li>Tidak mendapatkan hal yang diharapkan adalah penderitaan.
<li>Singkatnya, lima gugusan penyebab kemelekatan (tubuh, pengenyam, pengenal, pembentuk, dan pengetahu) adalah penderitaan.

</ol>
</ol>


Dukkha dapat juga dibagi sebagai berikut:
Dukkha dapat juga dibagi sebagai berikut:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li>[[dukkha-dukkha]] - ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
<li>[[dukkha-dukkha]] - ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
<li>[[viparinäma-dukkha]] - merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia --berdasarkan sifat ketidak-kekalan-- di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
<li>[[viparinäma-dukkha|viparināma-dukkha]] - merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia—berdasarkan sifat ketidak-kekalan—di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
<li>[[sankhärä-dukkha]] - lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.
<li>[[sankhärä-dukkha|saṅkhārā-dukkha]] - lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.
</ol>
</ol>


=== Kesunyataan Mulia tentang asal mula Dukkha ===
== Kesunyataan Mulia tentang asal mula Dukkha ==
Sumber dari penderitaan adalah [[tanhä]], yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram. Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya. Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam. Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya.
Dikenal tiga macam tanhä, yaitu:


<ol>
Sumber dari penderitaan adalah [[tanhä]], yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram. Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya. Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam. Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya.
<li>[[Kämatanhä]]: kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan:
Dikenal tiga macam tanhä, yaitu :
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">

<li>bentuk-bentuk (indah)
<ol>
<li>suara-suara (merdu)
<li>[[Kämatanhä]] : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
<li>wangi-wangian
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li>bentuk-bentuk (indah)
<li>rasa-rasa (nikmat)
<li>suara-suara (merdu)
<li>sentuhan-sentuhan (lembut)
<li>wangi-wangian
<li>rasa-rasa (nikmat)
<li>sentuhan-sentuhan (lembut)
<li>bentuk-bentuk pikiran
<li>bentuk-bentuk pikiran
</ol>
</ol>
<li>[[Bhavatanhä]] : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" [[(attavada]]).
<li>[[Bhavatanhä]]: kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" [[(attavada]]).
<li>[[Vibhavatanhä]] : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia [[(ucchedaväda)]].
<li>[[Vibhavatanhä]]: kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia [[(ucchedaväda)]].
</ol>
</ol>


=== Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha ===
== Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha ==

Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali, karena terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.
Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali, karena terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.


<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li>[[Sa-upadisesa-Nibbana]] = Nibbana masih bersisa. Dengan 'sisa' dimaksud bahwa lima khanda itu masih ada.
<li>[[Sa-upadisesa-Nibbana]] = Nibbana masih bersisa. Dengan 'sisa' dimaksud bahwa lima khanda itu masih ada.
<li>[[An-upadisesa-Nibbana]] = Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan [[Pari-Nibbana]]. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
<li>[[An-upadisesa-Nibbana]] = Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan [[Pari-Nibbana]]. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
</ol>
</ol>


Misalnya, kalau api padam, kejurusan mana api itu pergi? jawaban yang tepat: 'tidak tahu', sebab api itu padam karena kehabisan bahan bakar.
Misalnya, kalau api padam, kejurusan mana api itu pergi? jawaban yang tepat: 'tidak tahu' Sebab api itu padam karena kehabisan bahan bakar.


=== Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha ===
== Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha ==
Delapan Jalan Utama (Jalan Utama Beruas Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu :
Delapan Jalan Utama (Jalan Utama Beruas Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu:


* [[Pañña]]
* [[Pañña]]
<ol>
<ol>
<li> Pengertian Benar [[(sammä-ditthi)]]
<li> Pengertian Benar [[(sammä-ditthi)]]
<li> Pikiran Benar [[(sammä-sankappa)]]</li>
<li> Pikiran Benar [[(sammä-sankappa)]]</li>
Baris 60: Baris 67:


* [[Sila]]
* [[Sila]]
<ol start="3">
<ol start="3">
<li> Ucapan Benar [[(sammä-väcä)]]
<li> Ucapan Benar [[(sammä-väcä)]]
<li> Perbuatan Benar [[(sammä-kammanta)]]
<li> Perbuatan Benar [[(sammä-kammanta)]]
Baris 71: Baris 78:
<li> Perhatian Benar [[(sammä-sati)]]
<li> Perhatian Benar [[(sammä-sati)]]
<li> Konsentrasi Benar [[(sammä-samädhi)]]</li>
<li> Konsentrasi Benar [[(sammä-samädhi)]]</li>
</ol>
</ol>


== Penjelasan Jalan Mulia Berunsur Delapan ==
== Penjelasan Jalan Mulia Berunsur Delapan ==
Jalan Mulia Berunsur Delapan ini dapat lebih lanjut diperinci sbb. :
Jalan Mulia Berunsur Delapan ini dapat lebih lanjut diperinci sebagai berikut:
<ol>
<ol>
<li> Pengertian Benar [[(sammä-ditthi)]] menembus arti dari :
<li> Pengertian Benar [[(sammä-ditthi)]] menembus arti dari:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Empat Kesunyataan Mulia
<li> Empat Kesunyataan Mulia
<li> Hukum [[Tilakkhana]] (Tiga Corak Umum)
<li> Hukum [[Tilakkhana]] (Tiga Corak Umum)
<li> Hukum [[Paticca-Samuppäda]]
<li> Hukum [[Paticca-Samuppäda]]
<li> Hukum [[Kamma]]
<li> Hukum [[Kamma]]
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>
Baris 88: Baris 95:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian
<li> Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian
[[(nekkhamma-sankappa)]].
[[(nekkhamma-sankappa)]].
<li> Pikiran yang bebas dari kebencian
<li> Pikiran yang bebas dari kebencian
[[(avyäpäda-sankappa)]]
[[(avyäpäda-sankappa)]]
<li> Pikiran yang bebas dari kekejaman
<li> Pikiran yang bebas dari kekejaman
[[(avihimsä-sankappa)]]
[[(avihimsä-sankappa)]]
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>


<ol start="3">
<ol start="3">
<li> Ucapan Benar [[(sammä-väcä)]]
<li> Ucapan Benar [[(sammä-väcä)]]
:Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini :
:Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Ucapan itu benar
<li> Ucapan itu benar
<li> Ucapan itu beralasan
<li> Ucapan itu beralasan
<li> Ucapan itu berfaedah
<li> Ucapan itu berfaedah
<li> Ucapan itu tepat pada waktunya
<li> Ucapan itu tepat pada waktunya
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>


<ol start="4">
<ol start="4">
<li> Perbuatan Benar [[(sammä-kammanta)]]
<li> Perbuatan Benar [[(sammä-kammanta)]]
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Menghindari pembunuhan
<li> Menghindari pembunuhan
<li> Menghindari pencurian
<li> Menghindari pencurian
<li> Menghindari perbuatan a-susila
<li> Menghindari perbuatan asusila
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>


<ol start="5">
<ol start="5">
<li> Pencaharian Benar [[(sammä-ajiva)]]
<li> Pencaharian Benar [[(sammä-ajiva)]]
:Lima pencaharian salah harus dihindari (M. 117), yaitu :
:Lima pencaharian salah harus dihindari (M. 117), yaitu:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Penipuan
<li> Penipuan
<li> Ketidak-setiaan
<li> Ketidak-setiaan
<li> Penujuman
<li> Penujuman
<li> Kecurangan
<li> Kecurangan
<li> Memungut bunga yang tinggi (praktek lintah darat)
<li> Memungut bunga yang tinggi (praktik lintah darat)
</li></ol>
</li></ol>
:Di samping itu seorang siswa harus pula menghindari lima macam perdagangan , yaitu :
:Di samping itu seorang siswa harus pula menghindari lima macam perdagangan, yaitu:
<ol><ol>
<ol><ol>
<ol style="list-style-type: lower-roman;">
<ol style="list-style-type: lower-roman;">
<li> Berdagang alat senjata
<li> Berdagang alat senjata
<li> Berdagang mahluk hidup
<li> Berdagang mahkluk hidup
<li> Berdagang daging (atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahluk-mahluk hidup)
<li> Berdagang daging (atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahkluk-mahkluk hidup)
<li> Berdagang minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan
<li> Berdagang minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan
<li> Berdagang racun.
<li> Berdagang racun.
</li></ol></ol></ol></ol>
</li></ol></ol></ol></ol>


<ol start="6">
<ol start="6">
<li> Daya-upaya Benar [[(sammä-väyäma)]]
<li> Daya-upaya Benar [[(sammä-väyäma)]]
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> Dengan sekuat tenaga mencegah munculnya unsur-unsur jahat dan tidak baik di dalam bathin.
<li> Dengan sekuat tenaga mencegah munculnya unsur-unsur jahat dan tidak baik di dalam batin.
<li> Dengan sekuat tenaga berusaha untuk memusnahkan unsur-unsur jahat dan tidak baik, yang sudah ada di dalam bathin.
<li> Dengan sekuat tenaga berusaha untuk memusnahkan unsur-unsur jahat dan tidak baik, yang sudah ada di dalam batin.
<li> Dengan sekuat tenaga berusaha untuk membangkitkan unsur-unsur baik dan sehat di dalam bathin.
<li> Dengan sekuat tenaga berusaha untuk membangkitkan unsur-unsur baik dan sehat di dalam batin.
<li> Berusaha keras untuk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur-unsur baik dan sehat yang sudah ada di dalam bathin.
<li> Berusaha keras untuk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur-unsur baik dan sehat yang sudah ada di dalam batin.
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>
<ol start="7">
<ol start="7">
<li> Perhatian Benar [[(sammä-sati)]]
<li> Perhatian Benar [[(sammä-sati)]]
:Sammä-sati ini terdiri dari latihan-latihan [[Vipassanä-Bhävanä]] (meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup), yaitu :
:Sammä-sati ini terdiri dari latihan-latihan [[Vipassanä-Bhävanä]] (meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup), yaitu:
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li> [[Käyä-nupassanä]] = Perenungan terhadap tubuh
<li> [[Käyä-nupassanä]] = Perenungan terhadap tubuh
<li> [[Vedanä-nupassanä]] = Perenungan terhadap perasaan.
<li> [[Vedanä-nupassanä]] = Perenungan terhadap perasaan.
<li> [[Cittä-nupassanä]] = Perenungan terhadap kesadaran.
<li> [[Cittä-nupassanä]] = Perenungan terhadap kesadaran.
<li> [[Dhammä-nupassanä]] = Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran.
<li> [[Dhammä-nupassanä]] = Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran.
</li></ol></ol>
</li></ol></ol>
<ol start="8">
<ol start="8">
<li> Konsentrasi Benar [[(sammä-samädhi]])
<li> Konsentrasi Benar [[(sammä-samädhi]])
:Latihan meditasi untuk mencapai Jhäna-Jhäna.
:Latihan meditasi untuk mencapai Jhäna-Jhäna.
</li></ol>
</li></ol>
Baris 159: Baris 166:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Agama]] [[Buddha]]
* [[Agama]] [[Buddha]]

{{Buddhisme-topik}}
{{Buddhisme-topik}}
{{buddhisme-stub}}
{{buddhisme-stub}}


[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Buddhisme]]

[[nl:Dharma (yoga)]]

Revisi terkini sejak 20 Agustus 2024 17.04

Dhamma (Pali), atau dharma (Sanskerta) berarti Hukum atau Aturan dalam Buddhisme.

Dhamma berarti Kesunyataan Mutlak, Kebenaran Mutlak atau Hukum Abadi. Dhamma tidak hanya ada dalam hati sanubari manusia dan pikirannya, tetapi juga dalam seluruh alam semesta. Seluruh alam semesta terliputi olehnya. Jika sang bulan timbul atau tenggelam, hujan turun, tanaman tumbuh, musim berubah, hal ini tidak lain disebabkan oleh Dhamma. Dhamma merupakan Hukum Abadi yang meliputi alam semesta, yang membuat segala sesuatu bergerak sebagai dinyatakan oleh ilmu pengetahuan modern, seperti ilmu fisika, kimia, hayat, astronomi, psikologi dan sebagainya.

Dhamma adalah kebenaran semesta dari segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk. Sedangkan sifat Dhamma adalah abadi. Ia tidak dapat berubah atau diubah.

Dengan demikian Buddha Dhamma adalah Dhamma yang disadari dan dibabarkan oleh Sang Buddha Gotama. Ada atau tidak ada Buddha, Hukum Abadi (Dhamma) itu akan tetap ada sepanjang jaman. Sang Buddha bersabda: “O para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul (di dunia) atau tidak, Dhamma akan tetap ada, merupakan hukum yang abadi” (Dhammaniyama Sutta).

Bila manusia berada dalam Dhamma, ia akan dapat melepaskan dirinya dar penderitaan dan akan mencapai Nibbana, yang merupakan akhir semua derita. Nibbana tidak dapat dicapai dengan cara sembahyang, mengadakan upacara-upacara atau memohon kepada para Dewa. Akhir derita hanya dapat dicapai dengan meningkatkan perkembangan bathin.

Kesunyataan Mulia tentang Dukkha

[sunting | sunting sumber]
  1. Kelahiran, ketuaan, dan kematian adalah penderitaan.
  2. Kesedihan, ratap-tangis, derita jasmani, derita batin, dan keputusasaan adalah penderitaan.
  3. Berkumpul dengan yang tidak dicintai adalah penderitaan.
  4. Berpisah dengan yang dicintai adalah penderitaan.
  5. Tidak mendapatkan hal yang diharapkan adalah penderitaan.
  6. Singkatnya, lima gugusan penyebab kemelekatan (tubuh, pengenyam, pengenal, pembentuk, dan pengetahu) adalah penderitaan.

Dukkha dapat juga dibagi sebagai berikut:

  1. dukkha-dukkha - ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
  2. viparināma-dukkha - merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia—berdasarkan sifat ketidak-kekalan—di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
  3. saṅkhārā-dukkha - lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.

Kesunyataan Mulia tentang asal mula Dukkha

[sunting | sunting sumber]

Sumber dari penderitaan adalah tanhä, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram. Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya. Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam. Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya. Dikenal tiga macam tanhä, yaitu:

  1. Kämatanhä: kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan:
    1. bentuk-bentuk (indah)
    2. suara-suara (merdu)
    3. wangi-wangian
    4. rasa-rasa (nikmat)
    5. sentuhan-sentuhan (lembut)
    6. bentuk-bentuk pikiran
  2. Bhavatanhä: kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).
  3. Vibhavatanhä: kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).

Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha

[sunting | sunting sumber]

Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali, karena terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.

  1. Sa-upadisesa-Nibbana = Nibbana masih bersisa. Dengan 'sisa' dimaksud bahwa lima khanda itu masih ada.
  2. An-upadisesa-Nibbana = Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan Pari-Nibbana. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Misalnya, kalau api padam, kejurusan mana api itu pergi? jawaban yang tepat: 'tidak tahu' Sebab api itu padam karena kehabisan bahan bakar.

Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha

[sunting | sunting sumber]

Delapan Jalan Utama (Jalan Utama Beruas Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu:

  1. Pengertian Benar (sammä-ditthi)
  2. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
  1. Ucapan Benar (sammä-väcä)
  2. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
  3. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
  1. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)
  2. Perhatian Benar (sammä-sati)
  3. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)

Penjelasan Jalan Mulia Berunsur Delapan

[sunting | sunting sumber]

Jalan Mulia Berunsur Delapan ini dapat lebih lanjut diperinci sebagai berikut:

  1. Pengertian Benar (sammä-ditthi) menembus arti dari:
    1. Empat Kesunyataan Mulia
    2. Hukum Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
    3. Hukum Paticca-Samuppäda
    4. Hukum Kamma
  1. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
    1. Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).
    2. Pikiran yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)
    3. Pikiran yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)
  1. Ucapan Benar (sammä-väcä)
    Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini:
    1. Ucapan itu benar
    2. Ucapan itu beralasan
    3. Ucapan itu berfaedah
    4. Ucapan itu tepat pada waktunya
  1. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
    1. Menghindari pembunuhan
    2. Menghindari pencurian
    3. Menghindari perbuatan asusila
  1. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
    Lima pencaharian salah harus dihindari (M. 117), yaitu:
    1. Penipuan
    2. Ketidak-setiaan
    3. Penujuman
    4. Kecurangan
    5. Memungut bunga yang tinggi (praktik lintah darat)
    Di samping itu seorang siswa harus pula menghindari lima macam perdagangan, yaitu:
        1. Berdagang alat senjata
        2. Berdagang mahkluk hidup
        3. Berdagang daging (atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahkluk-mahkluk hidup)
        4. Berdagang minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan
        5. Berdagang racun.
  1. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)
    1. Dengan sekuat tenaga mencegah munculnya unsur-unsur jahat dan tidak baik di dalam batin.
    2. Dengan sekuat tenaga berusaha untuk memusnahkan unsur-unsur jahat dan tidak baik, yang sudah ada di dalam batin.
    3. Dengan sekuat tenaga berusaha untuk membangkitkan unsur-unsur baik dan sehat di dalam batin.
    4. Berusaha keras untuk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur-unsur baik dan sehat yang sudah ada di dalam batin.
  1. Perhatian Benar (sammä-sati)
    Sammä-sati ini terdiri dari latihan-latihan Vipassanä-Bhävanä (meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup), yaitu:
    1. Käyä-nupassanä = Perenungan terhadap tubuh
    2. Vedanä-nupassanä = Perenungan terhadap perasaan.
    3. Cittä-nupassanä = Perenungan terhadap kesadaran.
    4. Dhammä-nupassanä = Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran.
  1. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)
    Latihan meditasi untuk mencapai Jhäna-Jhäna.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]