Lompat ke isi

Komik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 116.206.42.101 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Gervant of Shiganshina
Tag: Pengembalian
Turmadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
(43 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Multiple issues|
[[Berkas:Api di Bukit Menoreh 1.jpg|jmpl|Salah satu komik Indonesia bertemakan silat]]
{{More citations needed|date=Juli 2023}}
{{Notability|date=Juli 2023}}
}}
{{Advert|reason=Banyak bagian yang mengiklankan Anidosta dan Volter Stein|date=Maret 2023}}
[[Berkas:Api di Bukit Menoreh 1.jpg|jmpl|Sampul buku jilid 1 dari seri "Api di Bukit Menoreh" karya [[S.H. Mintardja]], Gambar sampul: [[Herry Wibowo]], Ilustrasi: Sudyono, Penerbit Kedaulatan Rakyat Jogjakarta.]]
'''Komik Indonesia''' adalah komik yang berasal dari [[Indonesia]] atau hasil karya seorang [[komikus]] Indonesia. Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan di kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief yang terdapat pada candi yang tersebar di seluruh Indonesia.
'''Komik Indonesia''' adalah komik yang berasal dari [[Indonesia]] atau hasil karya seorang [[komikus]] Indonesia. Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan di kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief yang terdapat pada candi yang tersebar di seluruh Indonesia.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Tradisi perkomikan di Indonesia boleh dikatakan sudah berlangsung lama, terlihat dari banyaknya naskah Jawa dan Bali abad ke-18 hingga ke-19 yang berbentuk mirip komik. Komik modern di Indonesia muncul sekitar 1930-an. Pada waktu itu, komik masih berupa gambar strip bersambung yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Baru sekitar 1950-an, komik Indonesia tampil dalam bentuk buku. Bahkan sampai akhir 1970-an, di keraton Yogyakarta, masih dilakukan penggubahan naskah-naskah tertulis dalam bentuk gambar yang mirip komik.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/465193408|title=Sejarah kebudayaan Indonesia.|last=Pers.|first=Rajawali|date=2009|publisher=Rajawali Pers|isbn=9789797692698|location=Jakarta|oclc=465193408}}</ref>
Tradisi perkomikan di Indonesia boleh dikatakan sudah berlangsung lama, terlihat dari banyaknya naskah Jawa dan Bali abad ke-18 hingga ke-19 yang berbentuk mirip komik. Komik modern di Indonesia muncul sekitar 1930-an. Pada waktu itu, komik masih berupa gambar strip bersambung yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Baru sekitar 1950-an, komik Indonesia tampil dalam bentuk buku. Bahkan sampai akhir 1970-an, di keraton Yogyakarta, masih dilakukan pengubahan naskah-naskah tertulis dalam bentuk gambar yang mirip komik.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/465193408|title=Sejarah kebudayaan Indonesia.|last=Pers.|first=Rajawali|date=2009|publisher=Rajawali Pers|isbn=9789797692698|location=Jakarta|oclc=465193408}}</ref>


Tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita" Komik Indonesia. Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh Koloni, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar "''manga''". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi, disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan di Indonesia.
Tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita" Komik Indonesia. Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh Koloni, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar "''manga''". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi, disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan di Indonesia.
Baris 16: Baris 21:
* Komik roman remaja
* Komik roman remaja
* Komik independen
* Komik independen
* Komik pendidikan
* [http://bsd.pendidikan.id/data/komik/ Komik Pendidikan]


== Generasi ==
== Generasi ==


=== Generasi 1930an ===
=== Generasi 1930-an ===

Merujuk kepada Boneff maka [[komik]] [[Indonesia]] pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua [[kategori]] besar, yaitu [[komik strip]] dan [[buku komik]]. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun [[1930]]an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and [[Flash Gordon]]. [[Put On]],seorang peranakan [[Tionghoa]] adalah karakter komik [[Indonesia]] yang pertama-tama merupakan karya [[Kho Wan Gie]] yang terbit rutin di [[surat kabar]] [[Sin Po]]. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di [[Solo]], [[Nasroen A.S.]]. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul [[Mentjari Poeteri Hidjaoe]] melalui mingguan [[Ratu Timur]]. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian [[Kedaulatan Rakyat]],
Merujuk kepada Boneff maka [[komik]] [[Indonesia]] pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua [[kategori]] besar, yaitu [[komik strip]] dan [[buku komik]]. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun [[1930]]an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and [[Flash Gordon]]. [[Put On]],seorang peranakan [[Tionghoa]] adalah karakter komik [[Indonesia]] yang pertama-tama merupakan karya [[Kho Wan Gie]] yang terbit rutin di [[surat kabar]] [[Sin Po]]. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30-an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di [[Solo]], [[Nasroen A.S.]]. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul [[Mentjari Poeteri Hidjaoe]] melalui mingguan [[Ratu Timur]]. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian [[Kedaulatan Rakyat]],
[[Yogyakarta]], salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer [[Belanda]] ke atas kota [[Yogyakarta]]. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “[[Pikiran Rakyat]]” dari [[Bandung]]. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh [[artis]] komik Indonesia.
[[Yogyakarta]], salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer [[Belanda]] ke atas kota [[Yogyakarta]]. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “[[Pikiran Rakyat]]” dari [[Bandung]]. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh [[artis]] komik Indonesia.


=== Generasi 1940-50an ===
=== Generasi 1940-50-an ===
Sekitar akhir tahun [[1940]]an, banyak komik-komik dari [[Amerika]] yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti [[Tarzan]], [[Rip Kirby]], [[Phantom]] and [[Johnny Hazard]]. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari [[Jakarta]], dan Perfects dari [[Malang]], mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan [[Tiongkok]] ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas [[Tarzan]] di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. [[R.A. Kosasih]], yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai kariernya dengan mengimitasi [[Wonder Woman]] menjadi [[pahlawan]] [[wanita]] bernama [[Sri Asih]]. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah [[Siti Gahara]], [[Puteri Bintang]], [[Garuda Putih]] and [[Kapten Comet]], yang mendapatkan inspirasi dari [[Superman]] dan petualangan [[Flash Gordon]].
Sekitar akhir tahun [[1940]]an, banyak komik-komik dari [[Amerika]] yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti [[Tarzan]], [[Rip Kirby]], [[Phantom]] and [[Johnny Hazard]]. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari [[Jakarta]], dan Perfects dari [[Malang]], mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan [[Tiongkok]] ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas [[Tarzan]] di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. [[R.A. Kosasih]], yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai kariernya dengan mengimitasi [[Wonder Woman]] menjadi [[pahlawan]] [[wanita]] bernama [[Sri Asih]]. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah [[Siti Gahara]], [[Puteri Bintang]], [[Garuda Putih]] and [[Kapten Comet]], yang mendapatkan inspirasi dari [[Superman]] dan petualangan [[Flash Gordon]].


=== Generasi 1960-70an ===
=== Generasi 1960-70-an ===
[[Berkas:Si Buta Dari Goa Hantu.jpg|ka|jmpl|200px|Karakter "[[Si Buta Dari Gua Hantu]]" ciptaan komikus [[Ganes TH]], salah satu ikon [[komik silat]] terpopuler di era keemasan komik Indonesia.]]
[[Berkas:Si Buta Dari Goa Hantu.jpg|ka|jmpl|200px|Karakter "[[Si Buta Dari Gua Hantu]]" ciptaan komikus [[Ganes TH]], salah satu ikon [[komik silat]] terpopuler di era keemasan komik Indonesia.]]
Adapatasi dari komik [[asing]] dalam [[komik]] [[Indonesia]] mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik [[budaya]]. Karena itu penerbit seperti [[Melodi]] dari [[Bandung]] dan [[Keng Po]] dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan [[nasional]]. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang [[Sunda]] dan [[Jawa]] menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. [[R.A. Kosasih]] adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik [[Mahabharata]] dari [[wayang]] ke dalam media buku komik. Sementara itu dari [[Sumatra]], terutamanya di kota [[Medan]], terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto [[Taguan Hardjo]], [[Djas]], dan [[Zam Nuldyn]], yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan [[Casso]] and [[Harris]], artis-artis komik ini mengeksplorasi [[cerita rakyat]] [[Sumatra]] yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun [[1960]]an hingga [[1970]]an.
Adapatasi dari komik [[asing]] dalam [[komik]] [[Indonesia]] mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik [[budaya]]. Karena itu penerbit seperti Melodie dari [[Bandung]] dan [[Keng Po]] dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan [[nasional]]. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang [[Sunda]] dan [[Jawa]] menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. [[R.A. Kosasih]] adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik [[Mahabharata]] dari [[wayang]] ke dalam media buku komik. Sementara itu dari [[Sumatra]], terutamanya di kota [[Medan]], terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto [[Taguan Hardjo]], [[Djas]], dan [[Zam Nuldyn]], yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan [[Casso]] and [[Harris]], artis-artis komik ini mengeksplorasi [[cerita rakyat]] [[Sumatra]] yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun [[1960]]an hingga [[1970]]an.


Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya [[Amerika]], [[Eropa]], dan [[Tiongkok]]. Sebagian besar memanfaatkan [[majalah]] dan [[koran]] sebagai [[media]]nya, meskipun beberapa karya seperti [[Majapahit]] oleh [[R.A. Kosasih]] juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk [[buku]].
Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya [[Amerika]], [[Eropa]], dan [[Tiongkok]]. Sebagian besar memanfaatkan [[majalah]] dan [[koran]] sebagai [[media]]nya, meskipun beberapa karya seperti [[Majapahit]] oleh [[R.A. Kosasih]] juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk [[buku]].
Baris 51: Baris 57:
* [[Dwi Koendoro]]
* [[Dwi Koendoro]]


=== Generasi 1990-2000an ===
=== Generasi 1990-2000-an ===
Ditandai oleh dimulainya kebebasan [[informasi]] lewat [[internet]] dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus [[pasar]] dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.
Ditandai oleh dimulainya kebebasan [[informasi]] lewat [[internet]] dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus [[pasar]] dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.


Baris 70: Baris 76:


==== Aliran Jepang ====
==== Aliran Jepang ====
[[Berkas:Cover Komik Volter Stein The Peace Enforcement Volume 01 oleh Anindosta Studios dan Reativ Publisher.jpg|al=Salah satu contoh komik lokal aliran Jepang (manga) yang dikembangkan oleh anak-anak Indonesia.|jmpl|Salah satu contoh komik lokal aliran [[Jepang]] ([[manga]]) "[[Volter Stein]]" yang dikembangkan oleh anak-anak Indonesia secara independen melalui studio bernama [https://www.anindostastudios.com/ Anindosta].]]
Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di [[Internet]]. Beberapa [[situs]] seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan [[manga]]. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar [[Jepang]], yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus [[lokal]]. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:
Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di [[Internet]]. Beberapa [[situs]] seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan [[manga]]. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar [[Jepang]], yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus [[lokal]]. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:
* [[Anthony Ann]] dengan nama samaran lainnya: Sentimental Amethyst
* Anthony Ann dengan nama samaran lainnya: Sentimental Amethyst
* [[Anzu Hizawa]]
* Anzu Hizawa
* [[Archie the Red Cat]]
* Archie the Red Cat
* [[Irzaqi]]
* [[Alex Irzaqi]]
* [[Is Yuniarto dan John G.Reinhart]]
* [[Is Yuniarto]]
* [[John G.Reinhart]]
* [[Galang Tirtakusuma]]
* Galang Tirtakusuma
* [[Dio Rudiman]]
* Dio Rudiman
* [https://www.instagram.com/adenan_0/ Adnan Hariyanto]


''Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007''
''Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007''
Baris 87: Baris 96:
* [[Papilon]]
* [[Papilon]]
* [[Dreamers Studio]]
* [[Dreamers Studio]]
* [[Anindosta Studios|Anindosta Studio]]


''Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007''
''Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007''

'''Format Webtoon'''

Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di [[Internet]]. banyak komikus yang berkarya dengan format ini. Hal ini juga membuat komik indonesia merajai pasar yang lebih modern, karena akses yang sangat mudah melalui aplikasi sangat mudah bagi para pembaca untuk membaca komik lokal dalam jangkauan yang lebih luas. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan format [[Webtoon (penerbit)|Webtoon]] ini adalah:

* Amoba Uwu
* Anisa Nisfihani
* Indra AD
* Ariel Duyung


== Perkembangan ==
== Perkembangan ==
Baris 105: Baris 124:
* Tugitu Unite
* Tugitu Unite
* KOMISI
* KOMISI
* [[ReON Comics]]


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 30 Agustus 2024 13.57

Sampul buku jilid 1 dari seri "Api di Bukit Menoreh" karya S.H. Mintardja, Gambar sampul: Herry Wibowo, Ilustrasi: Sudyono, Penerbit Kedaulatan Rakyat Jogjakarta.

Komik Indonesia adalah komik yang berasal dari Indonesia atau hasil karya seorang komikus Indonesia. Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan di kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief yang terdapat pada candi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sejarah

Tradisi perkomikan di Indonesia boleh dikatakan sudah berlangsung lama, terlihat dari banyaknya naskah Jawa dan Bali abad ke-18 hingga ke-19 yang berbentuk mirip komik. Komik modern di Indonesia muncul sekitar 1930-an. Pada waktu itu, komik masih berupa gambar strip bersambung yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Baru sekitar 1950-an, komik Indonesia tampil dalam bentuk buku. Bahkan sampai akhir 1970-an, di keraton Yogyakarta, masih dilakukan pengubahan naskah-naskah tertulis dalam bentuk gambar yang mirip komik.[1]

Tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita" Komik Indonesia. Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh Koloni, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar "manga". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi, disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan di Indonesia.

Jenis-jenis

Generasi

Generasi 1930-an

Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30-an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S.. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjari Poeteri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

Generasi 1940-50-an

Sekitar akhir tahun 1940an, banyak komik-komik dari Amerika yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai kariernya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon.

Generasi 1960-70-an

Karakter "Si Buta Dari Gua Hantu" ciptaan komikus Ganes TH, salah satu ikon komik silat terpopuler di era keemasan komik Indonesia.

Adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit seperti Melodie dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun 1960an hingga 1970an.

Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan Tiongkok. Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagai medianya, meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A. Kosasih juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku.

Tema yang banyak muncul adalah pewayangan, superhero, dan humor-kritik.

Generasi 1990-2000-an

Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.

Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda.

Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).

Aliran Amerika

Komikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara lain

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007

Aliran Jepang

Salah satu contoh komik lokal aliran Jepang (manga) yang dikembangkan oleh anak-anak Indonesia.
Salah satu contoh komik lokal aliran Jepang (manga) "Volter Stein" yang dikembangkan oleh anak-anak Indonesia secara independen melalui studio bernama Anindosta.

Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007

Beberapa Studio Komik juga pernah membuat karya-karya yang berciri aliran Jepang, antara lain

Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007

Format Webtoon

Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. banyak komikus yang berkarya dengan format ini. Hal ini juga membuat komik indonesia merajai pasar yang lebih modern, karena akses yang sangat mudah melalui aplikasi sangat mudah bagi para pembaca untuk membaca komik lokal dalam jangkauan yang lebih luas. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan format Webtoon ini adalah:

  • Amoba Uwu
  • Anisa Nisfihani
  • Indra AD
  • Ariel Duyung

Perkembangan

Komik Indonesia telah banyak menyumbangkan bahan bacaan hiburan kepada sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan pada tahun 1970-an komik Indonesia merajai kebutuhan akan hiburan yang ada. Perkembangan yang pesat dari dunia komik Indonesia telah memacu para komikus untuk membuat berbagai jenis dan ragam komik. Pada dekade itu, buku komik sempat hadir di berbagai toko besar maupun kecil, bahkan buku komik selalu tersedia dan dijual pada kios kecil di setiap stasiun bus maupun kereta.

Berbagai komik di Indonesia mempunyai musim waktu penjualan yang unik. Dalam bulan puasa atau liburan sekolah, penjualan komik meningkat. Hal ini menandakan bahwa komik dicari dan dibaca pada waktu tertentu, sebagai bacaan hiburan dikala senggang. Keberadaan komik Indonesia masih diragukan dan dibatasi. Media gambarnya dianggap belum setara dengan media seni lain. Komik Indonesia juga memiliki tokoh komik, tapi kebanyakan cepat menghilang dan tidak mampu bertahan. Salah satu sebabnya adalah kurangnya tokoh tersebut untuk beradaptasi dengan konteks perkembangan sosial politik, dan ekonomi pembacanya.

Akan tetapi pada tahun 1970, komik Indonesia mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh banyaknya komik terjemahan dari Eropa dan Jepang yang membanjiri dan mendesak pasar komik lokal. Komik terjemahan itu hadir dengan bentuk dan gaya percetakan yang lebih modern dan diterbitkan oleh penerbit besar. Komik Indonesia kemudian kalah dalam persaingan. Kenyataan itu ditambah lagi dengan menjamur dan tersedianya berbagai fasilitas hiburan pengganti komik. Kondisi ini makin parah terjadi pada awal tahun 80-an. Penurunan itu disebabkan oleh banyaknya komik terjemahan yang berasal dari Eropa, Jepang dan ditambah dengan komik dari Hongkong yang membanjiri dan mendesak pasaran di Indonesia.

Diawali dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik dari luar Indonesia, muncullah komik-komik independen (lokal). Mencoba tampil berbeda, membuat gaya gambar lebih variatif dan eksperimental. Banyak komikus-komikus indie (independen) mengandalkan mesin fotokopi untuk penggandaan karya-karya mereka. Sistem distribusi paling banyak dilakukan di pameran komik, baik dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus. Tak jarang ada komikus yang menghalalkan karyanya untuk diperbanyak dan disebarluaskan, dengan motto 'copyleft' (lawan dari copyright atau hak cipta). Tentunya tidak untuk tujuan komersial.

Beberapa studio komik Independen antara lain:

Referensi

  1. ^ Pers., Rajawali (2009). Sejarah kebudayaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 9789797692698. OCLC 465193408.