Lompat ke isi

Bank BTPN Syariah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dani1603 (bicara | kontrib)
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
| name = PT Bank BTPN Syariah Tbk
| name = PT Bank BTPN Syariah Tbk
| former_name = PT Bank Purba Danarta <small>(1991-2009)</small><br/>PT Bank Sahabat Purba Danarta <small>(2009-2014)</small><br/>PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah <small>(2014-2020)</small>
| former_name = PT Bank Purba Danarta <small>(1991-2009)</small><br/>PT Bank Sahabat Purba Danarta <small>(2009-2014)</small><br/>PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah <small>(2014-2020)</small>
| logo =
| logo = BTPN Syariah logo.jpeg
| logo_size =
| logo_size = 280
| image =
| image =
| image_size =
| image_size =
Baris 22: Baris 22:
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 4,037 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 4,037 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 845,398 milyar <small>(2020)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.btpnsyariah.com/documents/20182/21371/2020.pdf/94d2aca8-62b6-4f63-8299-00c1314ab4b3?version=1.3|title=Laporan Tahunan 2020|publisher=PT Bank BTPN Syariah Tbk|language=id|access-date=31 Januari 2022}}</ref>
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 845,398 milyar <small>(2020)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.btpnsyariah.com/documents/20182/21371/2020.pdf/94d2aca8-62b6-4f63-8299-00c1314ab4b3?version=1.3|title=Laporan Tahunan 2020|publisher=PT Bank BTPN Syariah Tbk|language=id|access-date=31 Januari 2022}}</ref>
| owner = [[BTPN]]
| owner = [[BTPN]] (70%)<br/>[[Publik]] (30%)
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 16,435 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 16,435 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 5,879 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 5,879 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
Baris 34: Baris 34:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Bank ini memulai sejarahnya di [[Semarang]] pada tahun 1991 dengan nama "PT Bank Purba Danarta". Menjadi satu-satunya bank swasta yang berkantor pusat di Semarang (saat itu), pendiriannya dirintis oleh sebuah [[yayasan]] [[Gereja Katolik]] bernama [[Yayasan Purba Danarta]] yang bergerak di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Bank Purba Danarta lahir dari upaya mengembangkan layanan tersebut yang selama ini sudah dirintis oleh YPD.<ref>[https://www.purbadanarta.org/index.php/component/content/category/2-uncategorised Sejarah singkat Yayasan Purba Danarta]</ref> Sesuai namanya, yang berarti "Uang Sebagai Sarana Pendidikan",<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Z_cVAQAAMAAJ&q=Bank+purba+danarta&dq=Bank+purba+danarta&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjrmvDm5J-IAxXpzjgGHYbFG_4Q6AF6BAgHEAI Diskusi Ahli, Pemberdayaan dan Replikasi Aspek Finansial Usaha Kecil di Indonesia]</ref> Bank Purba Danarta memberikan kredit lunak dengan pendampingan usaha pada para nasabahnya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=2knnEAAAQBAJ&pg=PA212&dq=Bank+purba+danarta&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjrmvDm5J-IAxXpzjgGHYbFG_4Q6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=Bank%20purba%20danarta&f=false Mencari dan Menemukan Tuhan dalam Segala: Usaha Menemukan Spiritualitas Awam]</ref> Dalam perkembangannya dalam bank ini bergabung ekonom [[Kwik Kian Gie]] dan pengusaha pemilik pabrik farmasi [[Konimex]], [[Djoenaedi Joesoef]] yang kemudian memegang 99% saham Bank Purba Danarta.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=fiW7AAAAIAAJ&dq=Bank+purba+danarta+joeosoef&focus=searchwithinvolume&q=joesoef Indonesia Banking Directory]</ref>
Bank ini memulai sejarahnya di [[Semarang]] pada tahun 1991 dengan nama "PT Bank Purba Danarta". Pada tahun 2007, PT [[Triputra Persada Rachmat]] mengakuisisi mayoritas saham bank ini, dan pada tahun 2009, bank ini mengubah namanya menjadi "PT Bank Sahabat Purba Danarta". Sementara itu, pada tahun 2008, [[BTPN]] membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Pada tahun 2010, unit usaha tersebut mulai menguji coba layanan Tunas Usaha Rakyat (TUR) untuk melayani nasabah prasejahtera produktif, dimulai dengan tiga komunitas yang ada di [[Banten]]. Pada tahun 2011, layanan TUR diperluas ke seantero Jakarta, Banten, [[Jawa Barat]], [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]], [[Sumatera]], dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Pada tahun 2014, BTPN resmi mengakuisisi bank ini dan kemudian memisahkan unit usaha syariahnya ke dalam bank ini. Bank ini kemudian didaftarkan sebagai [[bank syariah]] ke-12 di Indonesia dengan nama "PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah". Pada tanggal 8 Mei 2018, bank ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]], dan pada tanggal 4 Juni 2020, bank ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 7 Juli 2020, bank ini ditetapkan sebagai sebuah bank BUKU 3.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.btpnsyariah.com/web/guest/profil|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Bank BTPN Syariah Tbk|language=id|access-date=31 Januari 2022}}</ref>

Sayang, misi mulia tersebut terhalang persyaratan modal yang cukup besar, sehingga di tahun 2007 Bank Purba Danarta dijual kepada pengusaha lain, [[Theodore Permadi Rachmat]], yang kemudian menyuntikkan dana Rp 60 miliar untuk menaikkan modal awalnya yang hanya Rp 23,13 miliar. Hingga sebelum dijual ke BTPN, modal bank ini sudah menjadi Rp 169,31 miliar dan 95% sahamnya ada pada TP Rachmat.<ref name=tepe>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20180517134150-17-15349/kisah-tp-rachmat-dapat-untung-besar-di-bank-purba Kisah TP Rachmat Dapat Untung Besar di Bank Purba]</ref> Seiring perubahan itu, di tahun 2009 bank ini bersalin nama menjadi "PT Bank Sahabat Purba Danarta". Sama seperti Bank Purba Danarta sebelumnya, saat itu BSPD masih menyandang misi menjadi lembaga perbankan bagi masyarakat kecil. Disebutkan dalam suatu buku, sang konglomerat tertarik dengan ide [[Grameen Bank]], lembaga keuangan mikro yang dikembangkan [[Muhammad Yunus]] di [[Bangladesh]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hiCEDwAAQBAJ&pg=PA62&dq=danarta+bank+purba+komisaris+utama&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiT18n85Z-IAxUyVWwGHdvIKo4Q6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=danarta%20bank%20purba%20komisaris%20utama&f=false T.P. Rachmat on Excellence (SC)]</ref> Pada tahun 2013, BSPD tercatat sudah memiliki 8 kantor cabang dan 42 unit pelayanan yang tersebar di [[Jawa Tengah]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].<ref>[https://jateng.tribunnews.com/2013/06/26/bank-sahabat-bersiap-ganti-nama Bank sahabat bersiap ganti nama]</ref>

Sementara itu, pada tahun 2008, [[BTPN]] membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Pada tahun 2010, unit usaha tersebut mulai menguji coba layanan Tunas Usaha Rakyat (TUR) untuk melayani nasabah prasejahtera produktif, dimulai dengan tiga komunitas yang ada di [[Banten]]. Pada tahun 2011, layanan TUR diperluas ke seantero Jakarta, Banten, [[Jawa Barat]], [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]], [[Sumatera]], dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Dalam rangka pengembangan usaha, pada awal 2014, BTPN mengakuisisi 70% saham BSPD, sementara sisanya masih milik TP Rachmat dalam transaksi senilai Rp 600 miliar. Akuisisi tersebut diklaim muncul karena kesamaan bisnis BTPN dan BSPD yang sama-sama menargetkan rakyat bawah.<Ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20140120/90/198205/btpn-akuisisi-70-saham-bank-sahabat BTPN Akuisisi 70% Saham Bank Sahabat]</ref> BTPN kemudian menggabungkan unit usaha syariahnya ke dalam BSPD, yang kemudian berganti nama kembali menjadi "PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah" sebagai [[bank syariah]] ke-12 di Indonesia. Pada tanggal 8 Mei 2018, bank ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]], dan pada tanggal 4 Juni 2020, bank ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 7 Juli 2020, bank ini ditetapkan sebagai sebuah bank BUKU 3.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.btpnsyariah.com/web/guest/profil|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Bank BTPN Syariah Tbk|language=id|access-date=31 Januari 2022}}</ref>


== Manajemen ==
== Manajemen ==

Revisi per 31 Agustus 2024 18.14

PT Bank BTPN Syariah Tbk
Sebelumnya
PT Bank Purba Danarta (1991-2009)
PT Bank Sahabat Purba Danarta (2009-2014)
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (2014-2020)
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: BTPS
IndustriJasa keuangan
Didirikan7 Maret 1991; 33 tahun lalu (1991-03-07)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Hadi Wibowo[1]
(Direktur Utama)
Kemal Azis Stamboel[2]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
  • Tepat
  • Daya
PendapatanRp 4,037 triliun (2020)[3]
Rp 845,398 milyar (2020)[3]
Total asetRp 16,435 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 5,879 triliun (2020)[3]
PemilikBTPN (70%)
Publik (30%)
Karyawan
11.899 (2020)[3]
Situs webwww.btpnsyariah.com

PT Bank BTPN Syariah Tbk adalah anak usaha BTPN yang bergerak di bidang perbankan syariah. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 23 kantor cabang, 2 kantor cabang pembantu, 41 kantor fungsional operasional, 3 kantor fungsional non operasional, 26 layanan syariah bank, dan 9 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.[3][4]

Sejarah

Bank ini memulai sejarahnya di Semarang pada tahun 1991 dengan nama "PT Bank Purba Danarta". Menjadi satu-satunya bank swasta yang berkantor pusat di Semarang (saat itu), pendiriannya dirintis oleh sebuah yayasan Gereja Katolik bernama Yayasan Purba Danarta yang bergerak di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Bank Purba Danarta lahir dari upaya mengembangkan layanan tersebut yang selama ini sudah dirintis oleh YPD.[5] Sesuai namanya, yang berarti "Uang Sebagai Sarana Pendidikan",[6] Bank Purba Danarta memberikan kredit lunak dengan pendampingan usaha pada para nasabahnya.[7] Dalam perkembangannya dalam bank ini bergabung ekonom Kwik Kian Gie dan pengusaha pemilik pabrik farmasi Konimex, Djoenaedi Joesoef yang kemudian memegang 99% saham Bank Purba Danarta.[8]

Sayang, misi mulia tersebut terhalang persyaratan modal yang cukup besar, sehingga di tahun 2007 Bank Purba Danarta dijual kepada pengusaha lain, Theodore Permadi Rachmat, yang kemudian menyuntikkan dana Rp 60 miliar untuk menaikkan modal awalnya yang hanya Rp 23,13 miliar. Hingga sebelum dijual ke BTPN, modal bank ini sudah menjadi Rp 169,31 miliar dan 95% sahamnya ada pada TP Rachmat.[9] Seiring perubahan itu, di tahun 2009 bank ini bersalin nama menjadi "PT Bank Sahabat Purba Danarta". Sama seperti Bank Purba Danarta sebelumnya, saat itu BSPD masih menyandang misi menjadi lembaga perbankan bagi masyarakat kecil. Disebutkan dalam suatu buku, sang konglomerat tertarik dengan ide Grameen Bank, lembaga keuangan mikro yang dikembangkan Muhammad Yunus di Bangladesh.[10] Pada tahun 2013, BSPD tercatat sudah memiliki 8 kantor cabang dan 42 unit pelayanan yang tersebar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[11]

Sementara itu, pada tahun 2008, BTPN membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Pada tahun 2010, unit usaha tersebut mulai menguji coba layanan Tunas Usaha Rakyat (TUR) untuk melayani nasabah prasejahtera produktif, dimulai dengan tiga komunitas yang ada di Banten. Pada tahun 2011, layanan TUR diperluas ke seantero Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam rangka pengembangan usaha, pada awal 2014, BTPN mengakuisisi 70% saham BSPD, sementara sisanya masih milik TP Rachmat dalam transaksi senilai Rp 600 miliar. Akuisisi tersebut diklaim muncul karena kesamaan bisnis BTPN dan BSPD yang sama-sama menargetkan rakyat bawah.[12] BTPN kemudian menggabungkan unit usaha syariahnya ke dalam BSPD, yang kemudian berganti nama kembali menjadi "PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah" sebagai bank syariah ke-12 di Indonesia. Pada tanggal 8 Mei 2018, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, dan pada tanggal 4 Juni 2020, bank ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 7 Juli 2020, bank ini ditetapkan sebagai sebuah bank BUKU 3.[3][4]

Manajemen

Jajaran Komisaris

  • Komisaris Utama : Kemal Aziz Stamboel.
  • Anggota Komisaris : Dewi Pelitawatie.
  • Anggota Komisaris : Mahdi Syahbudin.
  • Anggota Komisaris : Yenny Lim.

Jajaran Direksi

  • Direktur Utama : Hadi Wibowo.
  • Direktur : Gatot Adhi Prasetyo.
  • Direktur : Arief Ismail.
  • Direktur : Fachmy Ahmad.

Jajaran Manajemen

  • Chief Of Financing Business : Dwiyono B Winantio.
  • Business Planning & Assurance Head : Dewi Nuzulianti.
  • Business Development Head : Ade Fauzan.
  • Risk Management Head : Dharma Putera

Dewan Pengawas Syariah

  • Ketua Dewan Pengawas Syariah : H. Ikhwan Abidin, MA
  • Anggota Dwan Pengawas Syariah : H. Muhamad Faiz, MA

Pemegang Saham

Daftar Pemegang Saham BTPN Syariah:

  • PT Bank BTPN, Tbk
  • Publik
  • Saham Treasuri

Produk dan Layanan

  • Tepat (brand dana pihak ketiga BTPN Syariah)
    • Tepat Tabungan (asas Wadiah/titipan)
    • Tepat Deposito (asas Mudharabah/bagi hasil)
    • Tepat Tabungan Platinum (asas Mudharabah/bagi hasil)
    • Tepat Tabungan Rencana (asas Wadiah/titipan untuk Haji dan Umrah serta Qurban)
    • Rekening Tabungan Jamaah Haji
    • Tepat Giro (asas Wadiah/titipan)
  • Kredit

Referensi

Pranala luar