Bumi Resources: Perbedaan antara revisi

PT Bumi Resources Tbk.
Jenis	Publik
Kode emiten	IDX: BUMI
Industri	Pertambangan
Didirikan	1973
Kantor pusat	Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci	Sharif Cicip Sutardjo (Presiden Komisaris); Andika Nuraga Bakrie (Presiden Direktur)
Produk	Batu bara, CBM
Pendapatan	US$ 1,83 milyar (2022)
Laba bersih	US$ 525,27 juta (2022)
Total aset	US$ 4,4 milyar (2022)
Total ekuitas	US$ 2,81 milyar (2022)
Pemilik	Mach Energy (Hong Kong) Ltd. (PT Bakrie Capital Indonesia dan Salim Group/Mach Energy Pte. Ltd) (45,78%); HSBC-FUND SVS A/C CHENGDONG INVESTMENT CORP-SELF (10,68%); Treasure Global Investments Ltd. (8,08%); Masyarakat dan lainnya (35,46%);
Situs web	www.bumiresources.com

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi terkini sejak 6 September 2024 02.07

PT Bumi Resources Tbk atau Bumi Resources adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bertindak sebagai induk untuk sejumlah anak usaha.^[2] Pada daftar Forbes Global 2000 tahun 2012, Bumi Resources menempati peringkat ke-1898.^[3] Perusahaan ini dianggap sebagai produsen batu bara termal terbesar di Indonesia dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bakrie Group^[4] dan Salim Group.^[5]

Sejarah

Bumi Modern

Awal berdiri

Perusahaan awalnya didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern.^[6] Usaha awal dari perusahaan ini adalah mendirikan dan menjadi pengelola Hotel Bumi Hyatt Surabaya (kini Bumi Surabaya City Resort) yang merupakan hotel bintang lima pertama di Jawa Timur, yang dibangun sejak Agustus 1976 dan diresmikan operasionalnya di tanggal 16 Desember 1979, awalnya menggandeng Hyatt.^[7] Bumi Modern awalnya merupakan perusahaan milik asuransi Bumiputera 1912^[8] berpatungan dengan Peter Sondakh (pendiri Rajawali Corpora). Peter tercatat mulai berkongsi dengan Bumiputera di perusahaan ini pada 6 April 1976. Bumiputera tercatat memegang saham mayoritasnya, sedangkan Peter hanya memiliki kurang dari 10% saham.^[9]^[10] Belakangan, Peter dan seorang pengusaha lain yang memiliki saham di PT Bumi Modern bernama H.A. Latief Thoyeb, menjual sahamnya kepada Bumiputera 1912, menjadikan perusahaan asuransi tersebut menguasai 100% kepemilikan^[11] sejak 15 April 1985.^[12]

Pada tanggal 30 Juli 1990, Bumiputera membawa perusahaan hotel miliknya ini go public dengan melepas 10 juta sahamnya di Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta.^[13] Sekitar 29% saham dipegang publik, sisanya milik Bumiputera.^[11] Setelah IPO tersebut, perusahaan ini mulai melakukan ekspansi usahanya. Pada November 1991-November 1993, Hotel Bumi Hyatt diperluas menjadi 511 kamar, ditambah pembangunan sebuah gedung berlantai 7 bernama Graha Bumi Modern.^[7] Tidak hanya itu, ada rencana membangun gedung berlantai 26 yang diisi hotel dan apartemen mewah, yang direncanakan akan dibangun dengan investasi US$ 65 juta. Pada saat itu, nama perusahaan juga sempat berganti menjadi PT Bumi Modern Hyatt sesuai bisnis utamanya.^[14] Masuk juga kemudian pemodal baru dari PT Taspen, PT Astek, Pelican Holding Ltd. dan PT Jan Darmadi Corporation (perusahaan milik pebisnis properti Jan Darmadi) di tahun 1994, walaupun Bumiputera tetap bertahan sebagai pemegang saham mayoritas,^[15] dimana di akhir 1994 memegang 58,39% sahamnya.^[12]

Penurunan kinerja, akuisisi dan perubahan usaha

Sayangnya, perlahan-lahan, kinerja PT Bumi Modern Hyatt mulai tertekan ketika di Surabaya, muncul hotel-hotel mewah serupa hotel miliknya, Hyatt Bumi Surabaya walaupun diklaim masih menjadi market leader hotel bintang lima di kota tersebut (34%).^[16] Tekanan pun bermunculan dari proyek pembangunan gedung yang memakan biaya dan membebani perusahaan ini^[7] yang menggunakan kredit sindikasi dari sejumlah bank. Program-program seperti dividen yang teratur ikut membebani keuangannya karena harus berhutang juga. Hal ini diperparah dengan kinerja Bumi Modern yang sejak 1994 mulai merugi, awalnya Rp 11,52 miliar, yang kemudian menjadi Rp 25,21 miliar di tahun 1996.^[17] Belakangan, mulai muncul beberapa peminat yang hendak mengakuisisi PT Bumi Modern. PT Jan Darmadi Corp., misalnya hingga 1996 sudah memiliki 12,89%,^[15] sedangkan di tahun 1997, Bumiputera berhasil menandatangani kesepakatan dengan Bakrie Group (via PT Bakrie Capital Indonesia) untuk mengakuisisi 25% sahamnya seharga Rp 27,8 miliar^[18] di tanggal 25 Juli 1997. Akhirnya, Bakrie keluar sebagai "pemenang", dimana dengan tender offer, sahamnya menjadi 58,15%, yang kemudian naik lagi menjadi 58,9%.^[11] Belakangan, saham Bakrie menjadi 52%, sisanya Taspen 13,33%, PT Jan Darmadi Corp. 12,89%, PT Jamsostek 8,89% dan sisanya publik. Awalnya, Bakrie masih mempertahankan bisnis Bumi Modern sebagai perusahaan properti dan perhotelan. Salah satunya adalah dengan rights issue di Desember 1997 senilai Rp 297 miliar yang direncanakan akan digunakan bagi akuisisi hotel milik Bakrie yang ada di Tashkent, Uzbekistan bernama "Le Meridien Tashkent".^[17]

Belakangan, dengan alasan krisis ekonomi di akhir 1990-an dan penurunan kinerja bisnisnya, Bakrie mengalihkan seluruh bisnis properti perusahaan ini ke perusahaan lain,^[19] salah satunya ke perusahaan saudaranya, PT Bakrieland Development Tbk.^[20] Awalnya, Bakrie sempat menjajaki peluang menyerahkan perusahaan ini kepada BPPN untuk membayar hutang BLBI Bank Nusa Nasional miliknya.^[21] Belakangan, Bakrie lalu mengubah usaha perusahaan ini ke bidang pertambangan. Rencana ini kemudian direalisasikan pada tahun 2000, ketika dilakukan proses rights issue kembali (awalnya diperkirakan senilai Rp 1,9 triliun) di awal tahun 2000.^[22] Awalnya, usaha pertambangan yang dimaksud adalah minyak dan gas bumi, dimana 99,36% dana rights issue itu akan digunakan bagi mengakuisisi sebuah perusahaan migas yang memliki konsesi di Yaman dan berbasis di Jersey, Britania Raya^[22] bernama Gallo Oil (Jersey) Ltd. sebanyak 97,5% dari sahamnya.^[23] Dari rights issue itu, masuk dua pemegang saham baru, Minarak Labuan Co. Ltd. dan Long Haul Holdings Ltd.^[24] masing-masing 73% dan 22,15%,^[25] dimana keduanya adalah pemilik Gallo sebelumnya, dan Minarak juga dikuasai Bakrie.^[26] Sesungguhnya, transaksi rights issue itu masih menuai kontroversi, dengan adanya dugaan Bakrie hendak menggunakan dana Rp 9,3 triliun dari proses tersebut untuk membayar utang ke negara dan kreditornya,^[26]^[27] apalagi bisnis Bumi Modern tidak sebesar nilai transaksi tersebut.^[23] Beberapa bulan setelah proses ini selesai, pada 22 Desember 2000, nama PT Bumi Modern Tbk resmi berganti menjadi PT Bumi Resources Tbk.^[19]

Bumi Resources

Akuisisi

Pada Oktober 2001, Bakrie kembali mengejutkan banyak pihak dengan perusahaan miliknya ini. Mereka lalu mengakuisisi PT Arutmin Indonesia yang bergerak di bisnis pertambangan batu bara seharga US$ 185 juta, yang membuat asetnya melonjak mencapai Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan terhadap 80%^[28] kepemilikan raksasa tambang internasional, BHP Billiton di Arutmin.^[29] Sisa 20% saham lainnya kemudian dibeli dari PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia di bulan April 2004.^[30] Layaknya akuisisi atas Gallo, transaksi ini pun menuai polemik dan diwarnai tuduhan kongkalikong Bakrie dengan pihak tertentu, jika melihat misalnya Bank Mandiri yang mau mengucurkan kredit US$ 103 juta, dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia (melalui PT Rifan Financindo Asset Management) senilai US$ 47 juta, dan Jamsostek yang membeli medium term notes senilai Rp 470 miliar yang diterbitkan perusahaan ini.^[25] Kejutan belum berhenti sampai disitu, dimana ketika di tanggal 16 Juli 2003,^[31] PT Bumi Resources Tbk "melahap" perusahaan tambang batu bara besar lainnya, PT Kaltim Prima Coal sebanyak 100% sahamnya dari Rio Tinto dan BP^[32] dalam transaksi bernilai US$ 400 juta.^[30] Dengan akuisisi itu, maka Bumi Resources mengendalikan 28% produksi batu bara di Indonesia saat itu.^[33] Sebelumnya, baik Arutmin dan KPC merupakan pertambangan batu bara papan atas di Indonesia, di urutan keempat dan kedua terbesar.^[34] Di tahun 2004, PT Bumi Resources Tbk mulai mencetak laba US$ 119 juta yang didapat dari produksinya yang mencapai 62 juta metrik ton.^[26]

Belum selesai dengan akuisisi dua raksasa batu bara, pada tahun 2005, Bakrie kembali menjajaki rencana merger Bumi Resources dengan perusahaan migas miliknya, PT Energi Mega Persada Tbk.^[35] Pada saat itu, kedua-duanya merupakan perusahaan top di bidangnya: dimana Bumi Resources adalah salah satu eksportir terbesar batu bara, sedangkan Energi Mega Persada merupakan salah satu produsen migas terbesar di Indonesia. Merger senilai Rp 20 triliun ini diumumkan kemudian pada 14 Juni 2006. Pada saat yang sama, Bumi Resources Tbk juga akan menjual Arutmin, KPC dan Indocoal Resources Ltd. kepada perusahaan PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (milik Samin Tan, berkongsi dengan sejumlah pihak seperti Marubeni) yang sudah disepakati juga pada 14 Maret 2006 senilai US$ 3,2 miliar.^[36]^[37] Dalam transaksi ini, konon juga terjadi "perebutan" dengan pemerintah Kutai Timur, David Salim dan Nusantara Energi (perusahaan milik Prabowo Subianto) yang saat itu hendak membeli saham KPC.^[38]^[39] (Sebenarnya, pemerintah Kutai Timur sudah menginginkan saham di KPC sejak awal 2000-an, saat itu dari pemilik lama (Rio Tinto dan BP), walaupun akhirnya tersalip Bakrie).^[40] Namun, kemudian transaksi itu dibatalkan. Rencana penjualan tiga anak usahanya ke Borneo Lumbung batal pada Agustus 2006 karena alasan yang kurang jelas,^[41] sedangkan merger Energi Mega Persada dan Bumi Resources juga batal terhitung pada 14 November 2006 akibat tersangkutnya anak usaha Energi Mega Persada, Lapindo Brantas Inc. dalam kasus Lumpur Lapindo dan sulitnya divestasi anak usaha EMP tersebut.^[42]

Munculnya tantangan

Pada saat yang sama, transaksi pembelian tambang batu bara KPC dan Arutmin dibiayai oleh hutang yang besar dan berbunga tinggi dari bank yang dibebankan kepada KPC dan Arutmin (skema leveraged buyout),^[34] sehingga perjalanan Bumi Resources masih agak terhambat.^[30] Untuk mengurangi beban tersebut, Bakrie kemudian menjual sebagian sahamnya di anak usaha PT Bumi Resources Tbk, PT Arutmin dan PT KPC kepada raksasa energi India, Tata Power dengan total US$ 1,3 miliar di tanggal 2 April 2007, suatu angka yang jauh lebih tinggi dari biaya pembelian keduanya dahulu yang hanya ratusan juta dolar. Tata menyingkirkan para pesaing seperti CVRD (Brasil), BHP Billiton (Australia), Glencore International AG (Irlandia), dan Marubeni (Jepang).^[43] Tata berniat menggunakan batu bara itu untuk kepentingan pembangkit listrik di India. Pada tahun tersebut, Bumi Resources mengekspor sekitar 95% produksi batu baranya, dari produksi 95 metrik ton di tahun 2006.^[30]^[44] Akibat perbaikan itu, respon publik di pasar modal pun menjadi sangat positif. Saham Bumi Resources berubah menjadi saham blue chip dengan harganya mencapai Rp 8.550/lembar pada 12 Juni 2007.^[26]

Sayangnya, kejayaan harga saham itu hanya berlangsung sesaat. Diterjang arus krisis ekonomi 2008 yang melanda dunia, Bumi Resources masih menyimpan utang repurchase agreement US$ 1,12 miliar. Layaknya banyak nasib perusahaan publik milik keluarga Bakrie lainnya, saham Bumi Resources pun anjlok hingga Rp 2.175/lembar yang menyebabkan perdagangannya sempat disuspensi di tanggal 7 Oktober 2008.^[26] Berusaha menyelamatkan bisnisnya, tersiar kabar Bakrie harus bersengketa dengan Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani. Dalam kejatuhan saham Bumi Resources dan saham keluarga Bakrie lainnya, rumor muncul bahwa Sri Mulyani menentang suspensi tersebut, namun ditolak para pejabat yang membuatnya hampir mundur. Tidak hanya itu, di bulan Agustus 2008, Direktorat Jenderal Pajak (di bawah Kemenkeu) menjerat Bumi Resources, KPC dan Arutmin dengan tunggakan pajak Rp 2,1 triliun yang berbuah pencekalan sejumlah eksekutif perusahaan tersebut, dan akhirnya menangkap beberapa diantaranya.^[45] Banyak sumber yang menyebut bahwa Aburizal Bakrie yang saat itu menjabat Ketua Umum Partai Golkar, mensponsori Pansus Bank Century untuk "menggoyang" posisi Sri Mulyani.^[46]^[47] Belakangan, kasus pajak Bumi Resources dan anak usahanya itu menyangkut Gayus Tambunan yang menuduh Bakrie telah menyuap dirinya US$ 3 juta untuk mengurus surat banding ketetapan pajak.^[48]

Pada saat kasus itu masih panas-panasnya, Bumi Resources hadir lagi dengan ide akuisisi Herald Resource Ltd., perusahaan tambang yang berbasis di Australia, yang di Dairi, Sumatera Utara memiliki konsesi tambang timah dan seng, namun gagal mengeksplorasinya karena belum menyelesaikan perizinannya.^[34] Pada Oktober 2008, akuisisi tersebut resmi dilakukan seharga US$ 549 juta, setelah sempat bersaing dengan Aneka Tambang Tbk sejak pertengahan 2008.^[49]^[50] Lalu, di Januari 2009, Bumi Resources juga merencanakan akuisisi terhadap PT Darma Henwa Tbk (milik keluarga Bakrie juga), PT Fajar Bumi Sakti dan PT Pendopo Energi Batubara, meskipun awalnya gagal.^[51] Belakangan, akuisisi Darma Henwa, PT Fajar dan PT Pendopo dilakukan pada Oktober 2009 senilai Rp 6,2 triliun setelah mendapat pinjaman US$ 1,9 miliar dari China Investment Corporation (CIC).^[52]^[53] Setelah itu, muncul rencana lain untuk membeli saham Tata Power di KPC dan Arutmin yang sudah dijual Bumi Resources di tahun 2007 karena Tata terjerat utang. Disebutkan bahwa Tata menawarkan sahamnya di dua perusahaan itu dengan harga murah.^[54] Akuisisi itu kemudian batal, dan Tata baru menjual sahamnya pada 1 Februari 2014, kembali ke tangan Bakrie.^[55] Akuisisi tersebut banyak dilakukan lewat anak-anak usaha PT Bumi Resources Tbk. Kinerja Bumi Resources pasca krisis 2008 dan akuisisi tersebut naik-turun, karena harus diwarnai naik-turunnya harga batu bara, restrukturisasi serta penyelesaian hutang, dan lainnya.^[56] Misalnya, pinjaman dari CIC, kemudian sebagiannya dikonversi menjadi saham yang menyebabkan perusahaan asal Tiongkok itu memegang 22,7% saham PT Bumi Resources Tbk.^[11]

Aliansi dan "perceraian" dengan Rothschild

Pada Juni 2010,^[57] Bakrie berkongsi dengan salah satu anggota klan bankir dunia, Nathaniel Philip Rothschild, untuk mengakuisisi Vallar plc., sebuah perusahaan yang ada di Jersey, Britania Raya dari tangan Rothschild dan mengganti namanya menjadi Bumi plc.^[58] Bumi plc kemudian dikuasai 43% sahamnya oleh PT Bakrie & Brothers Tbk.^[59] Bumi plc lalu mengambilalih sebagian saham (25%, kemudian menjadi 29,2%) Bumi Resources Tbk.^[60] Selain itu, mereka juga menguasai tambang batu bara lain di bawah PT Berau Coal Energy Tbk, dan sempat berencana mengakuisisi anak usaha Bumi Resources, PT Bumi Resources Minerals Tbk pada Juni 2011, walaupun akhirnya batal.^[61] Belakangan, bergabung juga sejumlah pengusaha nasional seperti PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (milik Samin Tan) 23,8%, Recapital Group (milik Rosan Roeslani) 13,4%, sedangkan Bakrie menguasai 23,8% dan Rothschild menguasai 14,8%. Sekitar 18,8% dipegang pemilik lainnya, termasuk publik. Borneo Lumbung (Samin Tan) masuk setelah Bakrie yang saat itu butuh dana untuk membayar utangnya ke Credit Suisse, menawarkan sebagian sahamnya di Bumi plc kepadanya seharga US$ 1 miliar.^[62] Belakangan, hubungan Rothschild dan Bakrie memburuk setelah ia menuduh Bakrie melakukan praktik kotor dalam bisnis patungan mereka di bulan September 2011.^[59] Rothschild menuduh Bakrie telah menyelewengkan US$ 600 juta untuk pengembangan perusahaan, yang kemudian setelah diteliti Bakrie, tidak terbukti. Malah sebaliknya Bakrie menuduh Rothschild telah mencuri data-data perusahaan untuk dirinya sendiri.^[63] Rothschild juga menuduh Rosan menyelewengkan uang di anak usahanya, Berau Coal Energy senilai US$ 173 juta.^[64]

Masalah makin pelik ketika harga saham Bumi plc anjlok di Bursa Saham London akibat dugaan penyelewengan dan kejatuhan harga batu bara,^[65] dan tuduhan Rothschild berada di balik hacking email milik Bakrie & Brothers Tbk pada akhir 2012.^[66] Pada tahun 2012, Rothschild mengundurkan diri dari manajemen Bumi plc. dan menyatakan "siap berperang" dengan klan Bakrie.^[67] Keduanya kemudian saling beradu proposal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi plc. pada 21 Februari 2013, di mana Bakrie mengumumkan "perceraian" dengan Rothschild, sedangkan Rothschild ingin direksi Bumi plc. dirombak akibat terlalu pro-Bakrie dengan tawaran dana Rp 2,5 triliun.^[66] Bakrie sempat mengajukan rencana juga untuk mengakuisisi 84,7% saham PT Berau Coal Energy Tbk dari Bumi plc.^[59] Bakrie akhirnya menang dengan rencananya untuk berpisah dari Bumi plc tersebut,^[63] walaupun Rothschild telah berusaha menggandeng saudara Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo untuk duduk di jajaran direksi Bumi plc.^[68] Kemenangan Bakrie tersebut diklaim setelah Rosan Roeslani menjual sahamnya kepada beberapa pemegang saham baru yang diperkirakan pro-Bakrie,^[69] seperti Hary Tanoesoedibjo.^[70] Disepakati kemudian bahwa Bakrie akan menukar seluruh sahamnya di Bumi plc dengan 10,3% saham Bumi Resources Tbk. Sedangkan sisa 18,9% saham Bumi plc di Bumi Resources akan dibeli Bakrie lewat transaksi senilai US$ 278 juta. Bumi plc akan dikuasai oleh Samin Tan lewat PT Borneo Bumi Energy (BBE) dan Ravenwood Pte. Ltd., dan kemudian akan berganti nama Asia Resources Minerals plc.^[58]^[60]^[71] Rothschild kemudian juga duduk kembali di jajaran manajemen perusahaan Inggris tersebut,^[72] dan ia mendukung rencana keluarnya Bakrie di tanggal 16 Desember 2013.^[73] Meskipun kemudian Bakrie dan Rothschild sudah berpisah sejak awal 2014, masih terdapat friksi antara mereka, seperti perang cuitan di Twitter antara Aga Bakrie dan Nathaniel Rothschild.^[65]

Masalah pasca-pelepasan Rothschild

Sebenarnya, saat masih dipegang oleh Bumi plc pun, perusahaan ini mengalami berbagai tantangan seperti naik-turunnya harga kurs, tingginya beban perusahaan dan naik-turunnya harga batu bara. Akibatnya, Bumi Resources Tbk harus merugi US$ 1,275 miliar (2013 rugi US$ 609,01 juta dan 2012 rugi US$ 666,21 juta). Kerugian dalam 2 tahun membuat BUMI mengalami defisiensi modal sebesar US$ 492,65 di tahun 2013. Hutang-hutang yang menumpuk terpaksa membuat Bakrie melakukan aneka cara untuk memperbaiki salah satu raksasa batu bara di Indonesia ini. Salah satunya, dengan menjual 19% kepemilikannya di PT Kaltim Prima Coal dan 42% Bumi Resources Minerals kepada CFL (Country Forest Limited), belum lagi harus melakukan rights issue untuk menyerap dana segar demi pembayaran utang. Utang yang banyak ini, termasuk ke aneka kreditor dan bank yang sempat tertunda/gagal dibayar, membuat akhirnya harga saham Bumi Resources Tbk anjlok di bawah Rp 100/lembar pada akhir 2014, jauh dari level tertingginya di tahun 2008,^[56]^[74] dan sempat mencapai titik terendahnya, Rp 50 di tahun 2015.^[75] Utang Bumi Resources di akhir 2014 tercatat sudah mencapai Rp 45 triliun. Akibat konversi-konversi dan transaksi untuk menyehatkan keuangannya, kepemilikan saham di Bumi Resources juga sempat berganti berkali-kali, meskipun tetap di bawah Bakrie Group.^[76]

Hutang-hutang Bumi Resources terus berusaha dilunasi dengan berbagai cara, yang diharapkan akan membaik di tahun 2023.^[77] Pada saat yang sama, Bumi Resources masih tercatat sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 81,2 juta ton (2015) dan 81,1 juta ton (2020) lewat anak usahanya seperti Kaltim Prima Coal.^[78] Kenaikan harga batu bara tercatat bisa beberapa kali membantu harga saham perusahaan ini di BEI naik kembali menjadi di atas Rp 100/lembar.^[75] Baru-baru ini, ada juga rencana membentuk konsorsium bersama Bakrie Capital, PT Ithaca Resources, dan Air Products untuk membangun industri metanol senilai Rp 30 triliun di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur^[11] meskipun akhirnya batal. Pada tahun 2022 tercatat 74,5% saham perusahaan ini dikuasai publik, dan pemegang saham terbesar adalah HSBC-Fund SVS A/C Chengdong dengan kepemilikan 11,8%.^[79] Keberadaan keluarga Bakrie nampak dari posisi Andhika Andrayudha Bakrie dan Adika Nuraga Bakrie dalam jajaran manajemen perusahaan.^[80]

Masuknya Grup Salim

Pada tahun 2022 Bumi Resources kembali menjadi perhatian setelah sebuah konglomerat lainnya, Grup Salim ikut menginjeksikan modalnya dalam perusahan ini dan menjadi pengendali barunya bersama-sama Grup Bakrie. Salim masuk lewat mekanisme private placement senilai Rp 24 triliun, yang meningkatkan jumlah lembar saham perseroan menjadi 343.841.242.189 miliar (dari semula 143.841.242.189 miliar) pada 19 Oktober 2022. Alat Salim untuk masuk ke Bumi Resources adalah melalui dua perusahaan, yaitu Mach Energy Ltd. dan Treasure Global Investments Ltd. yang keduanya berbasis di Hong Kong. Kedua perusahaan tersebut merupakan joint venture Salim Grup dengan Bakrie (dalam Mach Energy, masing-masing sebesar 42,5%) dan Agoes Projosasmito (yang dalam Mach Energy memiliki 15% dan dalam Treasure Global memiliki 16,15%).^[81] Mach Energy memiliki 49,44% (kini 45,78%) dan Treasure Global memiliki 8,72% (kini 8,08%)^[82] saham Bumi Resources, dimana secara akumulatif, Salim Grup dan Agoes Projosasmito memegang 37,1% dan Bakrie 21,9%.^[83]

Setelah transaksi tersebut BUMI berhasil membayar utangnya yang harus dilunasi setelah proses PKPU.^[81] Menurut dirut perusahaan (saat itu), Dillep Srivatstava, masuknya Salim diharapkan mampu menolong Bumi Resources melunasi hutangnya sampai tuntas (debt free) sehingga likuiditas perusahaan semakin sehat.^[83] Bumi Resources juga diharapkan bisa melanjutkan ekspansi dan proyek-proyeknya, seperti melanjutkan kerjasama proyek pabrik metanol untuk gasifikasi batubara bersama perusahaan Tiongkok sebagai pengganti Air Products.^[84] Kedua proyek tersebut direncanakan akan melakukan groundbreaking di tahun 2024 di dua lokasi, yaitu Bengalon, Kaltim dan Pulau Laut, Kalsel yang masing-masing ditangani KPC dan Arutmin.^[85] Dalam RUPS BUMI pada 30 Juni 2023, Salim menempatkan dua orang lamanya di Bumi Resources, yaitu Phiong P. Dharma dan Eddy Sanusi ditambah partner-nya, Agoes Projosasmito di kursi direktur. Adapun perwakilan keluarga Bakrie ada di direktur utama dan komisaris.^[1]

Anak perusahaan

PT Kaltim Prima Coal (KPC): mengoperasikan sekitar 90.000 hektar konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur.
PT Arutmin Indonesia: mengoperasikan sekitar 70.000 hektar konsesi tambang batu bara di Kalimantan Selatan.
PT Fajar Bumi Sakti: mengelola area konsesi seluas 8.250,5 hektar di Kalimantan Timur.
PT Pendopo Energi Batubara: memiliki area konsesi seluas 17.840 hektar di Sumatera Selatan.
PT Bumi Resources Minerals Tbk: mengoperasikan aset pertambangan lainnya (non-batu bara).
Kalimantan Coal Limited.
Bumi Investment Pte. Ltd.
Herald Resources Pty. Ltd.
Bumi Capital Pte. Ltd.
Indocoal Resources (Cayman) Ltd.
PT Kaltim Prima Cbm .
PT Pendopo Energi Nusantara.
PT Bumi Resources Investment.
PT MBH Minera Resources.
PT Bumi Resources Minerals.
Calipso Investment Pte. Ltd.
Forerunner International Pte. Ltd.
Enercorp Ltd.
Knightley Business Resources Pte. Ltd.
Sangatta Holdings Limited.
Bumi Holdings Sas.
PT Manaor Sihotang
PT Mitra Bisnis Harvest.
PT Sitrade Coal.
PT Seamgas Indonesia.
PT Cipta Prima Sejati.
PT Arutmin CBM.
PT Indocoal Kalsel Resources.
Enercoal Resources Pte. Ltd.
Zurich Assets International, Ltd.
PT Lumbung Capital.
PT IndoCoal Kaltim Resources.
PT Buana minera Harvest.
Bumi Netherlands B.V.
PT MBH mining Resource.
PT Arutmin Indonesia.
IndoCoal KPC Resources (Cayman) Limited.
PT Alphard Resources.
Bumi Mauritania Sa.

Referensi

Pranala luar

[wajad-1] Duet Salim-Bakrie, Ini Wajah Baru Manajemen BUMI

[2] "Indonesia-Investments.com:Bumi Resources company profile". April 1, 2014.

[3] "Forbes Global 2000". Diakses tanggal 31 October 2020.

[Latul-4] Latul, Janeman (October 9, 2012). "Bumi Resources talks to Indonesia group on coal stake sale-sources". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-27. Diakses tanggal 10 October 2012.

[5] "Salim Group Jadi Pengendali, Ini Formasi Pemegang Saham Bumi Resources (BUMI)". www.emitennews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-06.

[lap-6] Lap Tahunan BUMI 2021

[seti-7] Hotel Bumi Surabaya

[8] Komunikasi ekaprasetia pancakarsa, Volume 51-65

[9] Sejarah dan perkembangan Bumiputera 1912, 1912-1982: tujuh puluh tahun menyertai perjuangan bangsa Indonesia

[10] Informasi, Volume 16,Masalah 183-186

[cnbc-11] 31 Tahun IPO BUMI, Dari Properti Hingga Beyond Coal

[modi-12] Moody's International Manual, Volume 4

[13] Sejarah dan Profil Singkat BUMI (Bumi Resources Tbk)

[14] Emiten pasar modal Indonesia

[Komtan-15] Berusia 29 tahun di pasar modal...

[16] Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 8,Masalah 7-8

[jawa-17] Modern to raise Rp 297b from right issue

[18] Panji masyarakat

[sdm-19] MASIH MENARIKKAH SAHAM BUMI RESOURCES?

[20] Gatra, Volume 12,Masalah 42-45

[21] Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 15,Masalah 11-12

[bus-22] Indonesian Business: The Year in Review

[wkon-23] Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 18,Masalah 21-26

[24] Tempo, Volume 37,Masalah 36-40

[gat-25] Gamma, Volume 3,Masalah 42-50

[temao-26] Jusuf Kalla dan Suspensi Saham Abrurizal Bakrie

[27] Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 13,Masalah 3-4

[28] Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 33,Masalah 7-12

[29] sia harga selangit

[sa-30] Berinvestasi di Bursa Saham

[31] Bumi Lego KPC dan Arutmin

[32] Demokrasi: Indonesia in the 21st Century

[33] Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 30,Masalah 7-12

[ske-34] Manajemen Keuangan Fundamental

[35] Historia Bisnis : Bursa ‘Pelototi’ Rencana Merger BUMI & ENRG

[36] Energynomics: ideologi baru dunia

[37] Bumi Resources Lepas Arutmin, KPC, Indocoal Senilai US$ 3,2 M

[38] Tempo, Volume 35,Masalah 7-12

[39] Gatra, Volume 12,Masalah 20-24

[40] Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA

[41] Penjualan Anak Usaha Batal, Merger Bumi-Energi Jalan Terus

[42] Merger Bumi-Energi Resmi Batal

[43] Enam Investor Asing Berebut Beli KPC dan Arutmin

[44] BUMI Jual 30 % Saham Perusahaan ke Tata Power

[45] Lagi, Petinggi Grup Bakrie Jadi Tersangka Kasus Pajak^{[pranala nonaktif permanen]}

[46] Konflik Panjang Sri Mulyani dan Bakrie, dari Lapindo hingga BLBI

[47] Inilah Daftar Hantaman untuk Sri Mulyani^{[pranala nonaktif permanen]}

[48] Empat kasus pajak besar: Grup Bakrie

[49] Setelah ketat bersaing dengan PT Aneka Tambang Tbk...

[50] Bumi Ambil Alih Herald Resources

[51] Beban Bumi Naik Pasca Akuisisi Darma Henwa dan Fajar Bumi

[52] Pinjaman BUMI untuk Lunasi Utang dan Akuisisi

[53] BUMI Bakal Rampungkan Pembayaran Akuisisi Perusahaan Tambang

[54] BUMI Akan Beli Kembali KPC dan Arutmin?

[55] Tata Power Jual Semua Saham di Arutmin

[utang-56] Nasib BUMI? Operator Energi Kelas Dunia dengan Modal Hutang

[57] From Bumi to Bust?

[publics-58] Akhiri Pertikaian Dengan Rothschild, Bakrie Lepas Saham Bumi Plc

[triu-59] Kisah keluarga Bakrie yang merasa tertipu

[cerau-60] Cerai dari Bakrie, Bumi Plc ganti nama

[61] Historia Bisnis : Keputusan Rothschild untuk BRMS

[62] Para Raja Batu Bara

[sat-63] Tiga Usulan Rothschild yang Ditolak RUPS Bumi Plc

[64] Rosan Perkasa Roeslani

[cee-65] Bakrie resmi pisah dengan Rothschild

[pra-66] Hacker Pembobol Email Grup Bakrie Diduga Beroperasi di Indonesia

[67] Rothschild memutuskan perang melawan Bakrie!

[68] Duelling dynasties: Nat Rothschild is no king coal in the boardroom battle for Bumi

[69] Perseteruan Rothschild dan Bakrie mencapai klimaks

[70] Rosan Mengaku Senang Jual Saham Bumi Plc ke Hary Tanoe

[71] Rothschild Ragu Bakrie Bakal Lunasi Transaksi Bumi^{[pranala nonaktif permanen]}

[72] Grup Bakrie Keluar, Rothschild Kembali Masuk ke Bumi Plc

[73] Rothschild Akhirnya Dukung Bakrie Bercerai dari Bumi Plc

[74] Harga Saham BUMI Milik Bakrie Ambrol ke Rp98, Terendah dalam 11 Tahun

[bak-75] Bangkit dari Gocap, Begini Cerita BUMI Saham Sejuta Umat

[76] BUMI-Bakrie Bangkit dari Mati Suri, Setelah Sinarmas Selamatkan BRAU

[77] Bumi Resources Memprediksi Kinerja Keuangannya Sehat Di Tahun 2023

[78] Terbesar di Indonesia, Ini Produksi Batu Bara Bumi Resources Tiap Tahunnya

[79] Detail Profile Perusahaan Tercatat

[80] Sah BUMI Resources..

[treasur-81] Utang BUMI Lunas Usai Dicaplok Grup Salim

[82] Salim Group Jadi Pengendali, Ini Formasi Pemegang Saham Bumi Resources (BUMI)

[salem-83] Grup Salim Kuasai Bumi 37,1% Pasca-Private Placement

[84] Grup Salim Masuk di Dewan Direksi, Bumi Resources (BUMI): Hilirisasi Jadi Prioritas

[85] Bumi Resources (BUMI) Lirik Hilirisasi Batubara, KPC Mulai Konstruksi Proyek di 2024

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

[21]

[22]

[23]

[24]

[25]

[26]

[27]

[28]

[29]

[30]

[31]

[32]

[33]

[34]

[35]

[36]

[37]

[38]

[39]

[40]

[41]

[42]

[43]

[44]

[45]

[46]

[47]

[48]

[49]

[50]

[51]

[52]

[53]

[54]

[55]

[56]

[57]

[58]

[59]

[60]

[61]

[62]

[63]

[64]

[65]

[66]

[67]

[68]

[69]

[70]

[71]

[72]

[73]

[74]

[75]

[76]

[77]

[78]

[79]

[80]

[81]

[82]

[83]

[84]

[85]

@@ Baris 3: / Baris 3: @@
 | logo = Bumi Resources logo.svg
 | type = [[Perusahaan publik|Publik]]
-| traded_as      = {{idx|BUMI}}
+| traded_as = {{idx|BUMI}}
-| industry       = [[Pertambangan]]
+| industry = [[Pertambangan]]
-| products       = [[Batu bara]], CBM
+| products = [[Batu bara]], CBM
 | foundation = 1973
 | location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
+| key_people = [[Sharif Cicip Sutardjo]] (Presiden Komisaris)<br> [[Andika Nuraga Bakrie]] (Presiden Direktur)<Ref name=wajad/>
-| key_people = Nalinkant A. Rathod (Presiden Komisioner),<ref>{{cite web|url=http://www.bumiresources.com/en/about-us/board-of-commissioners|title=Board of Commissioners|website=bumiresources.com|access-date=14 January 2020}}</ref> Saptari Hoedaja (Presiden Direktur)<ref>{{cite web|url=http://www.bumiresources.com/en/about-us/board-of-directors|title=Board of Directors|website=bumiresources.com|access-date=14 January 2020}}</ref>
-| revenue        =  {{down}} US$ 4,653 milyar (2019)
+| revenue = {{increase}} US$ 1,83 milyar (2022)
-| assets         =  {{down}} US$ 4,470 milyar (2019)
+| assets = {{increase}} US$ 4,4 milyar (2022)
-| equity         =  {{down}} US$ 723,8 juta (2019)
+| equity = {{increase}} US$ 2,81 milyar (2022)
+| owner = {{plainlist|
-| net_income     =  {{down}} US$ 103,1 juta (2019)
+* Mach Energy (Hong Kong) Ltd. {{small|([[Bakrie Group|PT Bakrie Capital Indonesia]] dan [[Salim Group]]/Mach Energy Pte. Ltd)}} (45,78%)
-| num_employees = {{down}} 67 (2019)
+* HSBC-FUND SVS A/C CHENGDONG INVESTMENT CORP-SELF (10,68%)
+* Treasure Global Investments Ltd. (8,08%)
+* Masyarakat dan lainnya (35,46%)}}
+| net_income = {{increase}} US$ 525,27 juta (2022)
+| num_employees =
 | homepage = [http://www.bumiresources.com www.bumiresources.com]
 }}
 '''PT Bumi Resources Tbk''' atau '''Bumi Resources''' adalah salah satu perusahaan [[pertambangan]] terbesar di [[Indonesia]]. Perusahaan ini bertindak sebagai [[perusahaan induk|induk]] untuk sejumlah [[anak usaha]].<ref>{{cite web |url=http://www.indonesia-investments.com/doing-business/indonesian-companies/bumi-resources/item157
- |title=Indonesia-Investments.com:Bumi Resources company profile  |date=April 1, 2014}}</ref> Pada daftar [[Forbes Global 2000]] tahun 2012, Bumi Resources menempati peringkat ke-1898.<ref>{{cite web | url= https://www.forbes.com/companies/bumi-resources/#7520aa3951fb | title= Forbes Global 2000 | access-date = 31 October 2020}}</ref> Perusahaan ini dianggap sebagai produsen batu bara termal terbesar di Indonesia dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh [[Bakrie Group]].<ref name="Latul">{{cite news|url=https://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFL3E8L91LR20121009?sp=true|title=Bumi Resources talks to Indonesia group on coal stake sale-sources|last=Latul|first=Janeman|date=October 9, 2012|work=[[Reuters]]|access-date=10 October 2012|archive-date=2018-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20180427120716/https://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFL3E8L91LR20121009?sp=true|dead-url=yes}}</ref>
+ |title=Indonesia-Investments.com:Bumi Resources company profile  |date=April 1, 2014}}</ref> Pada daftar [[Forbes Global 2000]] tahun 2012, Bumi Resources menempati peringkat ke-1898.<ref>{{cite web | url= https://www.forbes.com/companies/bumi-resources/#7520aa3951fb | title= Forbes Global 2000 | access-date = 31 October 2020}}</ref> Perusahaan ini dianggap sebagai produsen batu bara termal terbesar di Indonesia dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh [[Bakrie Group]]<ref name="Latul">{{cite news|url=https://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFL3E8L91LR20121009?sp=true|title=Bumi Resources talks to Indonesia group on coal stake sale-sources|last=Latul|first=Janeman|date=October 9, 2012|work=[[Reuters]]|access-date=10 October 2012|archive-date=2018-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20180427120716/https://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFL3E8L91LR20121009?sp=true|dead-url=yes}}</ref> dan [[Salim Group]].<ref>{{Cite web|title=Salim Group Jadi Pengendali, Ini Formasi Pemegang Saham Bumi Resources (BUMI)|url=https://www.emitennews.com/news/salim-group-jadi-pengendali-ini-formasi-pemegang-saham-bumi-resources-bumi|website=www.emitennews.com|language=en|access-date=2023-04-06}}</ref>
 == Sejarah ==
 ===Bumi Modern===
 ====Awal berdiri====
-Perusahaan awalnya didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dengan nama '''PT Bumi Modern'''.<ref name=lap>[http://www.bumiresources.com/uploads/2022/05/6653ca1907536cc8361b2a3d480b5a92_ee21b957b6cc71f8e0dd176032f332de.pdf Lap Tahunan BUMI 2021]</ref> Usaha awal dari perusahaan ini adalah mendirikan dan menjadi pengelola Hotel Bumi Hyatt Surabaya (kini [[Hotel Bumi Surabaya]]) yang merupakan hotel bintang lima pertama di [[Jawa Timur]], yang dibangun sejak Agustus 1976 dan diresmikan operasionalnya di tanggal 16 Desember 1979, awalnya menggandeng [[Hyatt]].<ref name=seti>[https://setiapgedung.web.id/2019/09/hotel-bumi-surabaya.html Hotel Bumi Surabaya]</ref> Bumi Modern awalnya merupakan perusahaan milik asuransi [[Bumiputera 1912]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XzfWX-z3YoIC&pg=RA9-PA45&dq=BumiModern+Bumiputera&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwibu9WIyZH4AhV_RmwGHd9IAXAQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=BumiModern%20Bumiputera&f=false Komunikasi ekaprasetia pancakarsa, Volume 51-65]</ref> berpatungan dengan [[Peter Sondakh]] (pendiri [[Rajawali Corpora]]). Peter sendiri tercatat mulai berkongsi dengan Bumiputera di perusahaan ini pada 6 April 1976. Bumiputera tercatat memegang saham mayoritasnya, sedangkan Peter hanya memiliki kurang dari 10% saham.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=71TWAAAAMAAJ&dq=BumiModern+Bumiputera&focus=searchwithinvolume&q=Hyatt Sejarah dan perkembangan Bumiputera 1912, 1912-1982: tujuh puluh tahun menyertai perjuangan bangsa Indonesia]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=dtrsAAAAMAAJ&dq=PT+Bumi+Modern+adalah+pemilik+Hyatt+...&focus=searchwithinvolume&q=Bumi+Modern Informasi, Volume 16,Masalah 183-186]</ref> Belakangan, Peter dan seorang pengusaha lain yang memiliki saham di PT Bumi Modern bernama H.A. Latief Thoyeb, menjual sahamnya kepada Bumiputera 1912, menjadikan perusahaan asuransi tersebut menguasai 100% kepemilikan<Ref name=cnbc>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20210731103224-17-265070/31-tahun-ipo-bumi-dari-properti-hingga-beyond-coal 31 Tahun IPO BUMI, Dari Properti Hingga Beyond Coal]</ref> sejak 15 April 1985.<Ref name=modi/>
+Perusahaan awalnya didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dengan nama '''PT Bumi Modern'''.<ref name=lap>[http://www.bumiresources.com/uploads/2022/05/6653ca1907536cc8361b2a3d480b5a92_ee21b957b6cc71f8e0dd176032f332de.pdf Lap Tahunan BUMI 2021]</ref> Usaha awal dari perusahaan ini adalah mendirikan dan menjadi pengelola Hotel Bumi Hyatt [[Kota Surabaya|Surabaya]] (kini [[Bumi Surabaya City Resort]]) yang merupakan hotel bintang lima pertama di [[Jawa Timur]], yang dibangun sejak Agustus 1976 dan diresmikan operasionalnya di tanggal 16 Desember 1979, awalnya menggandeng [[Hyatt]].<ref name=seti>[https://setiapgedung.web.id/2019/09/hotel-bumi-surabaya.html Hotel Bumi Surabaya]</ref> Bumi Modern awalnya merupakan perusahaan milik asuransi [[Bumiputera 1912]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XzfWX-z3YoIC&pg=RA9-PA45&dq=BumiModern+Bumiputera&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwibu9WIyZH4AhV_RmwGHd9IAXAQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=BumiModern%20Bumiputera&f=false Komunikasi ekaprasetia pancakarsa, Volume 51-65]</ref> berpatungan dengan [[Peter Sondakh]] (pendiri [[Rajawali Corpora]]). Peter tercatat mulai berkongsi dengan Bumiputera di perusahaan ini pada 6 April 1976. Bumiputera tercatat memegang saham mayoritasnya, sedangkan Peter hanya memiliki kurang dari 10% saham.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=71TWAAAAMAAJ&dq=BumiModern+Bumiputera&focus=searchwithinvolume&q=Hyatt Sejarah dan perkembangan Bumiputera 1912, 1912-1982: tujuh puluh tahun menyertai perjuangan bangsa Indonesia]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=dtrsAAAAMAAJ&dq=PT+Bumi+Modern+adalah+pemilik+Hyatt+...&focus=searchwithinvolume&q=Bumi+Modern Informasi, Volume 16,Masalah 183-186]</ref> Belakangan, Peter dan seorang pengusaha lain yang memiliki saham di PT Bumi Modern bernama H.A. Latief Thoyeb, menjual sahamnya kepada Bumiputera 1912, menjadikan perusahaan asuransi tersebut menguasai 100% kepemilikan<ref name=cnbc>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20210731103224-17-265070/31-tahun-ipo-bumi-dari-properti-hingga-beyond-coal 31 Tahun IPO BUMI, Dari Properti Hingga Beyond Coal]</ref> sejak 15 April 1985.<ref name=modi/>
-Pada tanggal 30 Juli 1990, Bumiputera membawa perusahaan hotel miliknya ini ''go public'' dengan melepas 10 juta sahamnya di [[Bursa Efek Surabaya]] dan [[Bursa Efek Jakarta]].<ref>[https://britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bumi/ Sejarah dan Profil Singkat BUMI (Bumi Resources Tbk)]</ref> Sekitar 29% saham dipegang publik, sisanya milik Bumiputera.<Ref name=cnbc/> Setelah [[IPO]] tersebut, perusahaan ini mulai melakukan ekspansi usahanya. Pada November 1991-November 1993, Hotel Bumi Hyatt diperluas menjadi 511 kamar, ditambah pembangunan sebuah gedung berlantai 7 bernama Graha Bumi Modern.<ref name=seti/> Tidak hanya itu, ada rencana membangun gedung berlantai 26 yang diisi hotel dan [[apartemen]] mewah, yang direncanakan akan dibangun dengan investasi US$ 65 juta. Pada saat itu, nama perusahaan juga sempat berganti menjadi '''PT Bumi Modern Hyatt''' sesuai bisnis utamanya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=apCFBIjUBSoC&dq=BUMIMODERNHYATT+1973&focus=searchwithinvolume&q=US+%24+65+juta Emiten pasar modal Indonesia]</ref> Masuk juga kemudian pemodal baru dari PT [[Taspen]], PT [[BPJS Ketenagakerjaan|Astek]], Pelican Holding Ltd. dan PT Jan Darmadi Corporation (perusahaan milik pebisnis properti [[Jan Darmadi]]) di tahun 1994, walaupun Bumiputera tetap bertahan sebagai pemegang saham mayoritas,<ref name=Komtan>[https://insight.kontan.co.id/news/berusia-29-tahun-di-pasar-modal-begini-kisah-bumi-resources-setelah-ipo-bagian-3?page=all Berusia 29 tahun di pasar modal...]</ref> dimana di akhir 1994 memegang 58,39% sahamnya.<Ref name=modi>[https://books.google.co.id/books?id=4T8cAQAAMAAJ&q=BumiModern+Bumiputera&dq=BumiModern+Bumiputera&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjEzZe60pH4AhUa63MBHfv6CKw4HhDoAXoECAMQAg Moody's International Manual, Volume 4]</ref>
+Pada tanggal 30 Juli 1990, Bumiputera membawa perusahaan hotel miliknya ini ''go public'' dengan melepas 10 juta sahamnya di [[Bursa Efek Surabaya]] dan [[Bursa Efek Jakarta]].<ref>[https://britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bumi/ Sejarah dan Profil Singkat BUMI (Bumi Resources Tbk)]</ref> Sekitar 29% saham dipegang publik, sisanya milik Bumiputera.<ref name=cnbc/> Setelah [[IPO]] tersebut, perusahaan ini mulai melakukan ekspansi usahanya. Pada November 1991-November 1993, Hotel Bumi Hyatt diperluas menjadi 511 kamar, ditambah pembangunan sebuah gedung berlantai 7 bernama Graha Bumi Modern.<ref name=seti/> Tidak hanya itu, ada rencana membangun gedung berlantai 26 yang diisi hotel dan [[apartemen]] mewah, yang direncanakan akan dibangun dengan investasi US$ 65 juta. Pada saat itu, nama perusahaan juga sempat berganti menjadi '''PT Bumi Modern Hyatt''' sesuai bisnis utamanya.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=apCFBIjUBSoC&dq=BUMIMODERNHYATT+1973&focus=searchwithinvolume&q=US+%24+65+juta Emiten pasar modal Indonesia]</ref> Masuk juga kemudian pemodal baru dari PT [[Taspen]], PT [[BPJS Ketenagakerjaan|Astek]], Pelican Holding Ltd. dan PT Jan Darmadi Corporation (perusahaan milik pebisnis properti [[Jan Darmadi]]) di tahun 1994, walaupun Bumiputera tetap bertahan sebagai pemegang saham mayoritas,<ref name=Komtan>[https://insight.kontan.co.id/news/berusia-29-tahun-di-pasar-modal-begini-kisah-bumi-resources-setelah-ipo-bagian-3?page=all Berusia 29 tahun di pasar modal...]</ref> dimana di akhir 1994 memegang 58,39% sahamnya.<ref name=modi>[https://books.google.co.id/books?id=4T8cAQAAMAAJ&q=BumiModern+Bumiputera&dq=BumiModern+Bumiputera&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjEzZe60pH4AhUa63MBHfv6CKw4HhDoAXoECAMQAg Moody's International Manual, Volume 4]</ref>
 ====Penurunan kinerja, akuisisi dan perubahan usaha====
-Sayangnya, perlahan-lahan, kinerja PT Bumi Modern Hyatt mulai tertekan ketika di Surabaya, muncul hotel-hotel mewah serupa hotel miliknya, Hyatt Bumi Surabaya walaupun diklaim masih menjadi ''market leader'' hotel bintang lima di kota tersebut (34%).<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=YgcoAAAAMAAJ&dq=PT+Bumi+Modern+adalah+pemilik+Hyatt+...&focus=searchwithinvolume&q=Hyatt Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 8,Masalah 7-8]</ref> Tekanan pun bermunculan dari proyek pembangunan gedung yang memakan biaya dan membebani perusahaan ini<ref name=seti/> yang menggunakan kredit sindikasi dari sejumlah bank. Program-program seperti [[dividen]] yang teratur ikut membebani keuangannya karena harus berhutang juga. Hal ini diperparah dengan kinerja Bumi Modern yang sejak 1994 mulai merugi, awalnya Rp 11,52 miliar, yang kemudian menjadi Rp 25,21 miliar di tahun 1996.<ref name=jawa>[https://jawawa.id/newsitem/bumi-modern-to-raise-rp-297b-from-right-issue-1447893297JP/Bumi Modern to raise Rp 297b from right issue]</ref> Belakangan, mulai muncul beberapa peminat yang hendak mengakuisisi PT Bumi Modern. PT Jan Darmadi Corp., misalnya hingga 1996 sudah memiliki 12,89%,<ref name=Komtan/> sedangkan di tahun 1997, Bumiputera berhasil menandatangani kesepakatan dengan [[Bakrie Group]] (via PT Bakrie Capital Indonesia) untuk mengakuisisi 25% sahamnya seharga Rp 27,8 miliar<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=sv4qAAAAMAAJ&dq=BumiModern+Bumiputera&focus=searchwithinvolume&q=bakrie Panji masyarakat]</ref> di tanggal 25 Juli 1997. Akhirnya, Bakrie keluar sebagai "pemenang", dimana dengan ''tender offer'', sahamnya menjadi 58,15%, yang kemudian naik lagi menjadi 58,9%.<Ref name=cnbc/> Belakangan, saham Bakrie menjadi 52%, sisanya Taspen 13,33%, PT Jan Darmadi Corp. 12,89%, PT [[Jamsostek]] 8,89% dan sisanya publik. Awalnya, Bakrie masih mempertahankan bisnis Bumi Modern sebagai perusahaan properti dan perhotelan. Salah satunya adalah dengan ''[[rights issue]]'' di Desember 1997 senilai Rp 297 miliar yang direncanakan akan digunakan bagi akuisisi hotel milik Bakrie yang ada di [[Tashkent]], [[Uzbekistan]] bernama "Le Meridien Tashkent".<ref name=jawa/>
+Sayangnya, perlahan-lahan, kinerja PT Bumi Modern Hyatt mulai tertekan ketika di Surabaya, muncul hotel-hotel mewah serupa hotel miliknya, Hyatt Bumi Surabaya walaupun diklaim masih menjadi ''market leader'' hotel bintang lima di kota tersebut (34%).<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=YgcoAAAAMAAJ&dq=PT+Bumi+Modern+adalah+pemilik+Hyatt+...&focus=searchwithinvolume&q=Hyatt Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 8,Masalah 7-8]</ref> Tekanan pun bermunculan dari proyek pembangunan gedung yang memakan biaya dan membebani perusahaan ini<ref name=seti/> yang menggunakan kredit sindikasi dari sejumlah bank. Program-program seperti [[dividen]] yang teratur ikut membebani keuangannya karena harus berhutang juga. Hal ini diperparah dengan kinerja Bumi Modern yang sejak 1994 mulai merugi, awalnya Rp 11,52 miliar, yang kemudian menjadi Rp 25,21 miliar di tahun 1996.<ref name=jawa>[https://jawawa.id/newsitem/bumi-modern-to-raise-rp-297b-from-right-issue-1447893297JP/Bumi Modern to raise Rp 297b from right issue]</ref> Belakangan, mulai muncul beberapa peminat yang hendak mengakuisisi PT Bumi Modern. PT Jan Darmadi Corp., misalnya hingga 1996 sudah memiliki 12,89%,<ref name=Komtan/> sedangkan di tahun 1997, Bumiputera berhasil menandatangani kesepakatan dengan [[Bakrie Group]] (via PT Bakrie Capital Indonesia) untuk mengakuisisi 25% sahamnya seharga Rp 27,8 miliar<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=sv4qAAAAMAAJ&dq=BumiModern+Bumiputera&focus=searchwithinvolume&q=bakrie Panji masyarakat]</ref> di tanggal 25 Juli 1997. Akhirnya, Bakrie keluar sebagai "pemenang", dimana dengan ''tender offer'', sahamnya menjadi 58,15%, yang kemudian naik lagi menjadi 58,9%.<ref name=cnbc/> Belakangan, saham Bakrie menjadi 52%, sisanya Taspen 13,33%, PT Jan Darmadi Corp. 12,89%, PT [[Jamsostek]] 8,89% dan sisanya publik. Awalnya, Bakrie masih mempertahankan bisnis Bumi Modern sebagai perusahaan properti dan perhotelan. Salah satunya adalah dengan ''[[rights issue]]'' di Desember 1997 senilai Rp 297 miliar yang direncanakan akan digunakan bagi akuisisi hotel milik Bakrie yang ada di [[Tashkent]], [[Uzbekistan]] bernama "Le Meridien Tashkent".<ref name=jawa/>
-Belakangan, dengan alasan krisis ekonomi di akhir 1990-an dan penurunan kinerja bisnisnya, Bakrie mengalihkan seluruh bisnis properti perusahaan ini ke perusahaan lain,<ref name=sdm>[https://www.minerba.esdm.go.id/berita/minerba/detil/20121013-masih-menarikkah-saham-bumi-resources MASIH MENARIKKAH SAHAM BUMI RESOURCES?]</ref> salah satunya ke perusahaan saudaranya, PT [[Bakrieland|Bakrieland Development]] Tbk.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=QsITAQAAMAAJ&dq=BUMIMODERNHYATT+PT&focus=searchwithinvolume&q=hyatt Gatra, Volume 12,Masalah 42-45]</ref> Awalnya, Bakrie sempat menjajaki peluang menyerahkan perusahaan ini kepada [[BPPN]] untuk membayar hutang [[BLBI]] [[Bank Nusa Nasional]] miliknya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=B1NXAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 15,Masalah 11-12]</ref> Belakangan, Bakrie lalu mengubah usaha perusahaan ini ke bidang [[pertambangan]]. Rencana ini kemudian direalisasikan pada tahun 2000, ketika dilakukan proses ''rights issue'' kembali (awalnya diperkirakan senilai Rp 1,9 triliun) di awal tahun 2000.<ref name=bus>[https://books.google.co.id/books?id=IpO0AAAAIAAJ&q=BUMI+MODERN+PT&dq=BUMI+MODERN+PT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRvt3z05H4AhXV8XMBHX05CXI4ChDoAXoECAoQAg Indonesian Business: The Year in Review]</ref> Awalnya, usaha pertambangan yang dimaksud adalah [[minyak bumi|minyak]] dan [[gas bumi]], dimana 99,36% dana ''rights issue'' itu akan digunakan bagi mengakuisisi sebuah perusahaan migas yang memliki konsesi di [[Yaman]] dan berbasis di [[Jersey]], [[Britania Raya]]<ref name=bus/> bernama Gallo Oil (Jersey) Ltd. sebanyak 97,5% dari sahamnya.<ref name=wkon>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=LPbsAAAAMAAJ&dq=mengakuisisi+97%2C5+%25+saham+Gallo+Oil+Ltd.+%2C+sebuah+perusahaan+minyak+...&focus=searchwithinvolume&q=gallo Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 18,Masalah 21-26]</ref> Dari ''rights issue'' itu, masuk dua pemegang saham baru, Minarak Labuan Co. Ltd. dan Long Haul Holdings Ltd.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=abwTAQAAMAAJ&q=gallo+oil+bumi&dq=gallo+oil+bumi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjogvzH1ZH4AhW4IbcAHV9wClgQ6AF6BAgEEAI Tempo, Volume 37,Masalah 36-40]</ref> masing-masing 73% dan 22,15%,<ref name=gat>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=Yz7jAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q=Helier+ Gamma, Volume 3,Masalah 42-50]</ref> dimana keduanya adalah pemilik Gallo sebelumnya, dan Minarak juga dikuasai Bakrie.<Ref name=temao>[https://books.google.co.id/books?id=raPWDwAAQBAJ&pg=PA101&dq=BUMI+MODERN+PT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiTsqvI15H4AhWnUGwGHQ2EANo4FBDoAXoECAsQAg#v=onepage&q=BUMI%20MODERN%20PT&f=false Jusuf Kalla dan Suspensi Saham Abrurizal Bakrie]</ref> Sesungguhnya, transaksi ''rights issue'' itu masih menuai kontroversi, dengan adanya dugaan Bakrie hendak menggunakan dana Rp 9,3 triliun dari proses tersebut untuk membayar utang ke negara dan kreditornya,<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=bzovAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+BEJ+BES&focus=searchwithinvolume&q=gallo Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 13,Masalah 3-4]</ref><Ref name=temao/> apalagi bisnis Bumi Modern tidak sebesar nilai transaksi tersebut.<ref name=wkon/> Beberapa bulan setelah proses ini selesai, pada 22 Desember 2000, nama PT Bumi Modern Tbk resmi berganti menjadi '''PT Bumi Resources Tbk'''.<ref name=sdm/>
+Belakangan, dengan alasan krisis ekonomi di akhir 1990-an dan penurunan kinerja bisnisnya, Bakrie mengalihkan seluruh bisnis properti perusahaan ini ke perusahaan lain,<ref name=sdm>[https://www.minerba.esdm.go.id/berita/minerba/detil/20121013-masih-menarikkah-saham-bumi-resources MASIH MENARIKKAH SAHAM BUMI RESOURCES?]</ref> salah satunya ke perusahaan saudaranya, PT [[Bakrieland|Bakrieland Development]] Tbk.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=QsITAQAAMAAJ&dq=BUMIMODERNHYATT+PT&focus=searchwithinvolume&q=hyatt Gatra, Volume 12,Masalah 42-45]</ref> Awalnya, Bakrie sempat menjajaki peluang menyerahkan perusahaan ini kepada [[BPPN]] untuk membayar hutang [[BLBI]] [[Bank Nusa Nasional]] miliknya.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=B1NXAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 15,Masalah 11-12]</ref> Belakangan, Bakrie lalu mengubah usaha perusahaan ini ke bidang [[pertambangan]]. Rencana ini kemudian direalisasikan pada tahun 2000, ketika dilakukan proses ''rights issue'' kembali (awalnya diperkirakan senilai Rp 1,9 triliun) di awal tahun 2000.<ref name=bus>[https://books.google.co.id/books?id=IpO0AAAAIAAJ&q=BUMI+MODERN+PT&dq=BUMI+MODERN+PT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRvt3z05H4AhXV8XMBHX05CXI4ChDoAXoECAoQAg Indonesian Business: The Year in Review]</ref> Awalnya, usaha pertambangan yang dimaksud adalah [[minyak bumi|minyak]] dan [[gas bumi]], dimana 99,36% dana ''rights issue'' itu akan digunakan bagi mengakuisisi sebuah perusahaan migas yang memliki konsesi di [[Yaman]] dan berbasis di [[Jersey]], [[Britania Raya]]<ref name=bus/> bernama Gallo Oil (Jersey) Ltd. sebanyak 97,5% dari sahamnya.<ref name=wkon>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=LPbsAAAAMAAJ&dq=mengakuisisi+97%2C5+%25+saham+Gallo+Oil+Ltd.+%2C+sebuah+perusahaan+minyak+...&focus=searchwithinvolume&q=gallo Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 18,Masalah 21-26]</ref> Dari ''rights issue'' itu, masuk dua pemegang saham baru, Minarak Labuan Co. Ltd. dan Long Haul Holdings Ltd.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=abwTAQAAMAAJ&q=gallo+oil+bumi&dq=gallo+oil+bumi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjogvzH1ZH4AhW4IbcAHV9wClgQ6AF6BAgEEAI Tempo, Volume 37,Masalah 36-40]</ref> masing-masing 73% dan 22,15%,<ref name=gat>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=Yz7jAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q=Helier+ Gamma, Volume 3,Masalah 42-50]</ref> dimana keduanya adalah pemilik Gallo sebelumnya, dan Minarak juga dikuasai Bakrie.<ref name=temao>[https://books.google.co.id/books?id=raPWDwAAQBAJ&pg=PA101&dq=BUMI+MODERN+PT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiTsqvI15H4AhWnUGwGHQ2EANo4FBDoAXoECAsQAg#v=onepage&q=BUMI%20MODERN%20PT&f=false Jusuf Kalla dan Suspensi Saham Abrurizal Bakrie]</ref> Sesungguhnya, transaksi ''rights issue'' itu masih menuai kontroversi, dengan adanya dugaan Bakrie hendak menggunakan dana Rp 9,3 triliun dari proses tersebut untuk membayar utang ke negara dan kreditornya,<ref name=temao/><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=bzovAAAAMAAJ&dq=BUMI+MODERN+BEJ+BES&focus=searchwithinvolume&q=gallo Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 13,Masalah 3-4]</ref> apalagi bisnis Bumi Modern tidak sebesar nilai transaksi tersebut.<ref name=wkon/> Beberapa bulan setelah proses ini selesai, pada 22 Desember 2000, nama PT Bumi Modern Tbk resmi berganti menjadi '''PT Bumi Resources Tbk'''.<ref name=sdm/>
 ===Bumi Resources===
 ====Akuisisi====
-Pada Oktober 2001, Bakrie kembali mengejutkan banyak pihak dengan perusahaan miliknya ini. Mereka lalu mengakuisisi PT [[Arutmin Indonesia]] yang bergerak di bisnis pertambangan [[batu bara]] seharga US$ 185 juta, yang membuat asetnya melonjak mencapai Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan terhadap 80%<ref>[https://books.google.co.id/books?id=M4wQAQAAMAAJ&q=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgCEAI Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 33,Masalah 7-12]</ref> kepemilikan raksasa tambang internasional, [[BHP Billiton]] di Arutmin.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=0KitFGuGOjkC&pg=PA63&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false indonesia harga selangit]</ref> Sisa 20% saham lainnya kemudian dibeli dari PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia di bulan April 2004.<ref name=sa/> Layaknya akuisisi atas Gallo, transaksi ini pun menuai polemik dan diwarnai tuduhan kongkalikong Bakrie dengan pihak tertentu, jika melihat misalnya [[Bank Mandiri]] yang mau mengucurkan kredit US$ 103 juta, dari [[Gabungan Koperasi Batik Indonesia]] (melalui PT Rifan Financindo Asset Management) senilai US$ 47 juta, dan Jamsostek yang membeli ''medium term notes'' senilai Rp 470 miliar yang diterbitkan perusahaan ini.<ref name=gat/> Kejutan belum berhenti sampai disitu, dimana ketika di tanggal 16 Juli 2003,<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-560154/bumi-lego-kpc-dan-arutmin Bumi Lego KPC dan Arutmin]</ref> PT Bumi Resources Tbk "melahap" perusahaan tambang batu bara besar lainnya, PT [[Kaltim Prima Coal]] sebanyak 100% sahamnya dari [[Rio Tinto]] dan [[British Petroleum|BP]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ymb2AwAAQBAJ&pg=PT101&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjpzJyH25H4AhUymeYKHVRLDsg4ChDoAXoECAUQAg#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false Demokrasi: Indonesia in the 21st Century]</ref> dalam transaksi bernilai US$ 400 juta.<ref name=sa>[https://books.google.co.id/books?id=n-FMDwAAQBAJ&pg=PA61&dq=ARUTMIN+KPC+2003&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiCkoKC3JH4AhU973MBHclXDPoQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=ARUTMIN%20KPC%202003&f=false Berinvestasi di Bursa Saham]</ref> Dengan akuisisi itu, maka Bumi Resources mengendalikan 28% produksi batu bara di Indonesia saat itu.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=f38QAQAAMAAJ&dq=BUMIMODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q=KPC Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 30,Masalah 7-12]</ref> Sebelumnya, baik Arutmin dan KPC merupakan pertambangan batu bara papan atas di Indonesia, di urutan keempat dan kedua terbesar.<ref name=ske>[https://books.google.co.id/books?id=TJvFDwAAQBAJ&pg=PA449&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false Manajemen Keuangan Fundamental]</ref> Di tahun 2004, PT Bumi Resources Tbk mulai mencetak laba US$ 119 juta yang didapat dari produksinya yang mencapai 62 juta metrik ton.<ref name=temao/>
+Pada Oktober 2001, Bakrie kembali mengejutkan banyak pihak dengan perusahaan miliknya ini. Mereka lalu mengakuisisi PT Arutmin Indonesia yang bergerak di bisnis pertambangan [[batu bara]] seharga US$ 185 juta, yang membuat asetnya melonjak mencapai Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan terhadap 80%<ref>[https://books.google.co.id/books?id=M4wQAQAAMAAJ&q=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgCEAI Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 33,Masalah 7-12]</ref> kepemilikan raksasa tambang internasional, [[BHP Billiton]] di Arutmin.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=0KitFGuGOjkC&pg=PA63&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false indonesia harga selangit]</ref> Sisa 20% saham lainnya kemudian dibeli dari PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia di bulan April 2004.<ref name=sa/> Layaknya akuisisi atas Gallo, transaksi ini pun menuai polemik dan diwarnai tuduhan kongkalikong Bakrie dengan pihak tertentu, jika melihat misalnya [[Bank Mandiri]] yang mau mengucurkan kredit US$ 103 juta, dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia (melalui PT Rifan Financindo Asset Management) senilai US$ 47 juta, dan Jamsostek yang membeli ''medium term notes'' senilai Rp 470 miliar yang diterbitkan perusahaan ini.<ref name=gat/> Kejutan belum berhenti sampai disitu, dimana ketika di tanggal 16 Juli 2003,<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-560154/bumi-lego-kpc-dan-arutmin Bumi Lego KPC dan Arutmin]</ref> PT Bumi Resources Tbk "melahap" perusahaan tambang batu bara besar lainnya, PT [[Kaltim Prima Coal]] sebanyak 100% sahamnya dari [[Rio Tinto]] dan [[British Petroleum|BP]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ymb2AwAAQBAJ&pg=PT101&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjpzJyH25H4AhUymeYKHVRLDsg4ChDoAXoECAUQAg#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false Demokrasi: Indonesia in the 21st Century]</ref> dalam transaksi bernilai US$ 400 juta.<ref name=sa>[https://books.google.co.id/books?id=n-FMDwAAQBAJ&pg=PA61&dq=ARUTMIN+KPC+2003&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiCkoKC3JH4AhU973MBHclXDPoQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=ARUTMIN%20KPC%202003&f=false Berinvestasi di Bursa Saham]</ref> Dengan akuisisi itu, maka Bumi Resources mengendalikan 28% produksi batu bara di Indonesia saat itu.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=f38QAQAAMAAJ&dq=BUMIMODERN+PT&focus=searchwithinvolume&q=KPC Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 30,Masalah 7-12]</ref> Sebelumnya, baik Arutmin dan KPC merupakan pertambangan batu bara papan atas di Indonesia, di urutan keempat dan kedua terbesar.<ref name=ske>[https://books.google.co.id/books?id=TJvFDwAAQBAJ&pg=PA449&dq=BUMI+RESOURCES+ARUTMIN+2001&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs6K_e2ZH4AhUtRmwGHQzMBc0Q6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=BUMI%20RESOURCES%20ARUTMIN%202001&f=false Manajemen Keuangan Fundamental]</ref> Di tahun 2004, PT Bumi Resources Tbk mulai mencetak laba US$ 119 juta yang didapat dari produksinya yang mencapai 62 juta metrik ton.<ref name=temao/>
-Belum selesai dengan akuisisi dua raksasa batu bara, pada tahun 2005, Bakrie kembali menjajaki rencana merger Bumi Resources dengan perusahaan migas miliknya, PT [[Energi Mega Persada]] Tbk.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20220203/192/1496267/historia-bisnis-bursa-pelototi-rencana-merger-bumi-enrg Historia Bisnis : Bursa ‘Pelototi’ Rencana Merger BUMI & ENRG]</ref> Pada saat itu, kedua-duanya merupakan perusahaan top di bidangnya: dimana Bumi Resources adalah salah satu eksportir terbesar batu bara, sedangkan Energi Mega Persada merupakan salah satu produsen migas terbesar di Indonesia. Merger senilai Rp 20 triliun ini diumumkan kemudian pada 14 Juni 2006. Pada saat yang sama, Bumi Resources Tbk juga akan menjual Arutmin, KPC dan Indocoal Resources Ltd. kepada perusahaan PT [[Borneo Lumbung Energi dan Metal]] (milik [[Samin Tan]], berkongsi dengan sejumlah pihak seperti [[Marubeni]]) yang sudah disepakati juga pada 14 Maret 2006 senilai US$ 3,2 miliar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=SIq4swaCd9YC&pg=PA127&dq=merger+bumi+dan+energ+mega&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiElKSCj5P4AhX0X3wKHchDBhIQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=merger%20bumi%20dan%20energ%20mega&f=false Energynomics: ideologi baru dunia]</ref><Ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-560612/bumi-resources-lepas-arutmin-kpc-indocoal-senilai-us-32-m Bumi Resources Lepas Arutmin, KPC, Indocoal Senilai US$ 3,2 M]</ref> Dalam transaksi ini, konon juga terjadi "perebutan" dengan pemerintah [[Kutai Timur]], David Salim dan [[Nusantara Energi]] (perusahaan milik [[Prabowo Subianto]]) yang saat itu hendak membeli saham KPC.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=Ge8TAQAAMAAJ&dq=Bumi+Resources+Lepas+Arutmin%2C+KPC%2C+Indocoal&focus=searchwithinvolume&q=DAVID+Salim Tempo, Volume 35,Masalah 7-12]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=r74TAQAAMAAJ&q=kutai+timur+kpc&dq=kutai+timur+kpc&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwipvr2RkZP4AhUVgOYKHfUQANMQ6AF6BAgIEAI Gatra, Volume 12,Masalah 20-24]</ref> (Sebenarnya, pemerintah Kutai Timur sudah menginginkan saham di KPC sejak awal 2000-an, saat itu dari pemilik lama (Rio Tinto dan BP), walaupun akhirnya tersalip Bakrie).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=k_dADwAAQBAJ&pg=PT94&dq=ARUTMIN+KPC+2003&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwip16Le3pH4AhXGRmwGHdUuB1w4ChDoAXoECAcQAg#v=onepage&q=ARUTMIN%20KPC%202003&f=false Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA]</ref> Namun, kemudian transaksi itu dibatalkan. Rencana penjualan tiga anak usahanya ke Borneo Lumbung batal pada Agustus 2006 karena alasan yang kurang jelas,<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-661865/penjualan-anak-usaha-batal-merger-bumi-energi-jalan-terus Penjualan Anak Usaha Batal, Merger Bumi-Energi Jalan Terus]</ref> sedangkan merger Energi Mega Persada dan Bumi Resources juga batal terhitung pada 14 November 2006 akibat tersangkutnya anak usaha Energi Mega Persada, [[Lapindo Brantas]] Inc. dalam kasus [[Lumpur Lapindo]] dan sulitnya divestasi anak usaha EMP tersebut.<Ref>[https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-707995/merger-bumi-energi-resmi-batal Merger Bumi-Energi Resmi Batal]</ref>
+Belum selesai dengan akuisisi dua raksasa batu bara, pada tahun 2005, Bakrie kembali menjajaki rencana merger Bumi Resources dengan perusahaan migas miliknya, PT [[Energi Mega Persada]] Tbk.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20220203/192/1496267/historia-bisnis-bursa-pelototi-rencana-merger-bumi-enrg Historia Bisnis : Bursa ‘Pelototi’ Rencana Merger BUMI & ENRG]</ref> Pada saat itu, kedua-duanya merupakan perusahaan top di bidangnya: dimana Bumi Resources adalah salah satu eksportir terbesar batu bara, sedangkan Energi Mega Persada merupakan salah satu produsen migas terbesar di Indonesia. Merger senilai Rp 20 triliun ini diumumkan kemudian pada 14 Juni 2006. Pada saat yang sama, Bumi Resources Tbk juga akan menjual Arutmin, KPC dan Indocoal Resources Ltd. kepada perusahaan PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (milik Samin Tan, berkongsi dengan sejumlah pihak seperti [[Marubeni]]) yang sudah disepakati juga pada 14 Maret 2006 senilai US$ 3,2 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=SIq4swaCd9YC&pg=PA127&dq=merger+bumi+dan+energ+mega&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiElKSCj5P4AhX0X3wKHchDBhIQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=merger%20bumi%20dan%20energ%20mega&f=false Energynomics: ideologi baru dunia]</ref><ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-560612/bumi-resources-lepas-arutmin-kpc-indocoal-senilai-us-32-m Bumi Resources Lepas Arutmin, KPC, Indocoal Senilai US$ 3,2 M]</ref> Dalam transaksi ini, konon juga terjadi "perebutan" dengan pemerintah [[Kutai Timur]], David Salim dan Nusantara Energi (perusahaan milik [[Prabowo Subianto]]) yang saat itu hendak membeli saham KPC.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=Ge8TAQAAMAAJ&dq=Bumi+Resources+Lepas+Arutmin%2C+KPC%2C+Indocoal&focus=searchwithinvolume&q=DAVID+Salim Tempo, Volume 35,Masalah 7-12]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=r74TAQAAMAAJ&q=kutai+timur+kpc&dq=kutai+timur+kpc&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwipvr2RkZP4AhUVgOYKHfUQANMQ6AF6BAgIEAI Gatra, Volume 12,Masalah 20-24]</ref> (Sebenarnya, pemerintah Kutai Timur sudah menginginkan saham di KPC sejak awal 2000-an, saat itu dari pemilik lama (Rio Tinto dan BP), walaupun akhirnya tersalip Bakrie).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=k_dADwAAQBAJ&pg=PT94&dq=ARUTMIN+KPC+2003&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwip16Le3pH4AhXGRmwGHdUuB1w4ChDoAXoECAcQAg#v=onepage&q=ARUTMIN%20KPC%202003&f=false Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA]</ref> Namun, kemudian transaksi itu dibatalkan. Rencana penjualan tiga anak usahanya ke Borneo Lumbung batal pada Agustus 2006 karena alasan yang kurang jelas,<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-661865/penjualan-anak-usaha-batal-merger-bumi-energi-jalan-terus Penjualan Anak Usaha Batal, Merger Bumi-Energi Jalan Terus]</ref> sedangkan merger Energi Mega Persada dan Bumi Resources juga batal terhitung pada 14 November 2006 akibat tersangkutnya anak usaha Energi Mega Persada, [[Lapindo Brantas]] Inc. dalam kasus [[Lumpur Lapindo]] dan sulitnya divestasi anak usaha EMP tersebut.<ref>[https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-707995/merger-bumi-energi-resmi-batal Merger Bumi-Energi Resmi Batal]</ref>
 ====Munculnya tantangan====
-Pada saat yang sama, transaksi pembelian tambang batu bara KPC dan Arutmin dibiayai oleh hutang yang besar dan berbunga tinggi dari bank yang dibebankan kepada KPC dan Arutmin (skema ''leveraged buyout''),<ref name=ske/> sehingga perjalanan Bumi Resources masih agak terhambat.<ref name=sa/> Untuk mengurangi beban tersebut, Bakrie kemudian menjual sebagian sahamnya di anak usaha PT Bumi Resources Tbk, PT Arutmin dan PT KPC kepada raksasa energi [[India]], [[Tata Power]] dengan total US$ 1,3 miliar di tanggal 2 April 2007, suatu angka yang jauh lebih tinggi dari biaya pembelian keduanya dahulu yang hanya ratusan juta dolar. Tata menyingkirkan para pesaing seperti CVRD ([[Brasil]]), BHP Billiton (Australia), [[Glencore]] International AG ([[Irlandia]]), dan Marubeni ([[Jepang]]).<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/91410/enam-investor-asing-berebut-beli-kpc-dan-arutmin Enam Investor Asing Berebut Beli KPC dan Arutmin]</ref> Tata sendiri berniat menggunakan batu bara itu untuk kepentingan pembangkit listrik di India. Pada tahun tersebut, Bumi Resources mengekspor sekitar 95% produksi batu baranya, dari produksi 95 metrik ton di tahun 2006.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/57761/bumi-jual-30-saham-perusahaan-ke-tata-power BUMI Jual 30 % Saham Perusahaan ke Tata Power]</ref><ref name=sa/> Akibat perbaikan itu, respon publik di pasar modal pun menjadi sangat positif. Saham Bumi Resources berubah menjadi saham ''blue chip'' dengan harganya mencapai Rp 8.550/lembar pada 12 Juni 2007.<ref name=temao/>
+Pada saat yang sama, transaksi pembelian tambang batu bara KPC dan Arutmin dibiayai oleh hutang yang besar dan berbunga tinggi dari bank yang dibebankan kepada KPC dan Arutmin (skema ''leveraged buyout''),<ref name=ske/> sehingga perjalanan Bumi Resources masih agak terhambat.<ref name=sa/> Untuk mengurangi beban tersebut, Bakrie kemudian menjual sebagian sahamnya di anak usaha PT Bumi Resources Tbk, PT Arutmin dan PT KPC kepada raksasa energi [[India]], [[Tata Power]] dengan total US$ 1,3 miliar di tanggal 2 April 2007, suatu angka yang jauh lebih tinggi dari biaya pembelian keduanya dahulu yang hanya ratusan juta dolar. Tata menyingkirkan para pesaing seperti CVRD ([[Brasil]]), BHP Billiton (Australia), Glencore International AG ([[Irlandia]]), dan Marubeni ([[Jepang]]).<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/91410/enam-investor-asing-berebut-beli-kpc-dan-arutmin Enam Investor Asing Berebut Beli KPC dan Arutmin]</ref> Tata berniat menggunakan batu bara itu untuk kepentingan pembangkit listrik di India. Pada tahun tersebut, Bumi Resources mengekspor sekitar 95% produksi batu baranya, dari produksi 95 metrik ton di tahun 2006.<ref name=sa/><ref>[https://www.antaranews.com/berita/57761/bumi-jual-30-saham-perusahaan-ke-tata-power BUMI Jual 30 % Saham Perusahaan ke Tata Power]</ref> Akibat perbaikan itu, respon publik di pasar modal pun menjadi sangat positif. Saham Bumi Resources berubah menjadi saham ''blue chip'' dengan harganya mencapai Rp 8.550/lembar pada 12 Juni 2007.<ref name=temao/>
-Sayangnya, kejayaan harga saham itu hanya berlangsung sesaat. Diterjang arus [[krisis ekonomi 2008]] yang melanda dunia, Bumi Resources masih menyimpan utang ''repurchase agreement'' US$ 1,12 miliar. Layaknya banyak nasib perusahaan publik milik keluarga Bakrie lainnya, saham Bumi Resources pun anjlok hingga Rp 2.175/lembar yang menyebabkan perdagangannya sempat disuspensi di tanggal 7 Oktober 2008.<ref name=temao/> Berusaha menyelamatkan bisnisnya, tersiar kabar Bakrie harus bersengketa dengan Menteri Keuangan saat itu, [[Sri Mulyani]]. Dalam kejatuhan saham Bumi Resources dan saham keluarga Bakrie lainnya, rumor muncul bahwa Sri Mulyani menentang suspensi tersebut, namun ditolak para pejabat yang membuatnya hampir mundur. Tidak hanya itu, di bulan Agustus 2008, [[Direktorat Jenderal Pajak]] (di bawah Kemenkeu) menjerat Bumi Resources, KPC dan Arutmin dengan tunggakan pajak Rp 2,1 triliun yang berbuah pencekalan sejumlah eksekutif perusahaan tersebut, dan akhirnya menangkap beberapa diantaranya.<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/234327/lagi-petinggi-grup-bakrie-jadi-tersangka-kasus-pajak/full&view=ok Lagi, Petinggi Grup Bakrie Jadi Tersangka Kasus Pajak]</ref> Banyak sumber yang menyebut bahwa [[Aburizal Bakrie]] yang saat itu menjabat Ketua Umum [[Partai Golkar]], mensponsori [[Panitia Khusus Hak Angket Bank Century|Pansus Bank Century]] untuk "menggoyang" posisi Sri Mulyani.<ref>[https://tirto.id/konflik-panjang-sri-mulyani-dan-bakrie-dari-lapindo-hingga-blbi-gjEz Konflik Panjang Sri Mulyani dan Bakrie, dari Lapindo hingga BLBI]</ref><Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/245670/inilah-daftar-hantaman-untuk-sri-mulyani/full&view=ok Inilah Daftar Hantaman untuk Sri Mulyani]</ref>
+Sayangnya, kejayaan harga saham itu hanya berlangsung sesaat. Diterjang arus [[krisis ekonomi 2008]] yang melanda dunia, Bumi Resources masih menyimpan utang ''repurchase agreement'' US$ 1,12 miliar. Layaknya banyak nasib perusahaan publik milik keluarga Bakrie lainnya, saham Bumi Resources pun anjlok hingga Rp 2.175/lembar yang menyebabkan perdagangannya sempat disuspensi di tanggal 7 Oktober 2008.<ref name=temao/> Berusaha menyelamatkan bisnisnya, tersiar kabar Bakrie harus bersengketa dengan Menteri Keuangan saat itu, [[Sri Mulyani]]. Dalam kejatuhan saham Bumi Resources dan saham keluarga Bakrie lainnya, rumor muncul bahwa Sri Mulyani menentang suspensi tersebut, namun ditolak para pejabat yang membuatnya hampir mundur. Tidak hanya itu, di bulan Agustus 2008, [[Direktorat Jenderal Pajak]] (di bawah Kemenkeu) menjerat Bumi Resources, KPC dan Arutmin dengan tunggakan pajak Rp 2,1 triliun yang berbuah pencekalan sejumlah eksekutif perusahaan tersebut, dan akhirnya menangkap beberapa diantaranya.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/234327/lagi-petinggi-grup-bakrie-jadi-tersangka-kasus-pajak/full&view=ok Lagi, Petinggi Grup Bakrie Jadi Tersangka Kasus Pajak]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Banyak sumber yang menyebut bahwa [[Aburizal Bakrie]] yang saat itu menjabat Ketua Umum [[Partai Golkar]], mensponsori [[Panitia Khusus Hak Angket Bank Century|Pansus Bank Century]] untuk "menggoyang" posisi Sri Mulyani.<ref>[https://tirto.id/konflik-panjang-sri-mulyani-dan-bakrie-dari-lapindo-hingga-blbi-gjEz Konflik Panjang Sri Mulyani dan Bakrie, dari Lapindo hingga BLBI]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/245670/inilah-daftar-hantaman-untuk-sri-mulyani/full&view=ok Inilah Daftar Hantaman untuk Sri Mulyani]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Belakangan, kasus pajak Bumi Resources dan anak usahanya itu menyangkut [[Gayus Tambunan]] yang menuduh Bakrie telah menyuap dirinya US$ 3 juta untuk mengurus surat banding ketetapan pajak.<ref>[https://www.beritasatu.com/ekonomi/10707/empat-kasus-pajak-besar-grup-bakrie Empat kasus pajak besar: Grup Bakrie]</ref>
-Pada saat kasus itu masih panas-panasnya, Bumi Resources hadir lagi dengan ide akuisisi Herald Resource Ltd., perusahaan tambang yang berbasis di [[Australia]], yang di [[Kabupaten Dairi|Dairi]], [[Sumatra Utara]] memiliki konsesi tambang [[timah]] dan [[seng]], namun gagal mengeksplorasinya karena belum menyelesaikan perizinannya.<ref name=ske/> Pada Oktober 2008, akuisisi tersebut resmi dilakukan seharga US$ 549 juta, setelah sempat bersaing dengan [[Aneka Tambang]] Tbk sejak pertengahan 2008.<Ref>[https://jarrewidhi.wordpress.com/2008/07/29/herald-resources-di-genggaman-bumi/ Setelah ketat bersaing dengan PT Aneka Tambang Tbk...]</ref><ReF>[https://bisnis.tempo.co/read/203397/bumi-ambil-alih-herald-resources Bumi Ambil Alih Herald Resources]</ref> Lalu, di Januari 2009, Bumi Resources juga merencanakan akuisisi terhadap PT [[Darma Henwa]] Tbk (milik keluarga Bakrie juga), PT Fajar Bumi Sakti dan PT Pendopo Energi Batubara, meskipun awalnya gagal.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1064359/beban-bumi-naik-pasca-akuisisi-darma-henwa-dan-fajar-bumi Beban Bumi Naik Pasca Akuisisi Darma Henwa dan Fajar Bumi]</ref> Belakangan, akuisisi Darma Henwa, PT Fajar dan PT Pendopo dilakukan pada Oktober 2009 senilai Rp 6,2 triliun setelah mendapat pinjaman US$ 1,9 miliar dari [[China Investment Corporation]] (CIC).<ref>[https://www.antaranews.com/berita/157803/pinjaman-bumi-untuk-lunasi-utang-dan-akuisisi Pinjaman BUMI untuk Lunasi Utang dan Akuisisi]</ref><Ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/bumi-bakal-rampungkan-pembayaran-akuisisi-perusahaan-tambang-1 BUMI Bakal Rampungkan Pembayaran Akuisisi Perusahaan Tambang]</ref> Setelah itu, muncul rencana lain untuk membeli saham Tata Power di KPC dan Arutmin yang sudah dijual Bumi Resources di tahun 2007 karena Tata terjerat utang. Disebutkan bahwa Tata menawarkan sahamnya di dua perusahaan itu dengan harga murah.<ref>[https://news.kompas.com/read/2009/03/16/10072418/bumi.akan.beli.kembali.kpc.dan.arutmin BUMI Akan Beli Kembali KPC dan Arutmin?]</ref> Akuisisi itu kemudian batal, dan Tata baru menjual sahamnya pada 1 Februari 2014, kembali ke tangan Bakrie.<Ref>[https://www.liputan6.com/bisnis/read/815180/tata-power-jual-semua-saham-di-arutmin Tata Power Jual Semua Saham di Arutmin]</ref> Akuisisi tersebut banyak dilakukan lewat anak-anak usaha PT Bumi Resources Tbk. Kinerja Bumi Resources pasca krisis 2008 dan akuisisi tersebut naik-turun, karena harus diwarnai naik-turunnya harga batu bara, restrukturisasi serta penyelesaian hutang, dan lainnya.<ref name=utang>[https://britama.com/index.php/2014/12/nasib-bumi-operator-energi-kelas-dunia-dengan-modal-hutang/ Nasib BUMI? Operator Energi Kelas Dunia dengan Modal Hutang]</ref> Misalnya, pinjaman dari  CIC, kemudian sebagiannya dikonversi menjadi saham yang menyebabkan perusahaan asal [[Tiongkok]] itu memegang 22,7% saham PT Bumi Resources Tbk.<ref name=cnbc/>
+Pada saat kasus itu masih panas-panasnya, Bumi Resources hadir lagi dengan ide akuisisi Herald Resource Ltd., perusahaan tambang yang berbasis di [[Australia]], yang di [[Kabupaten Dairi|Dairi]], [[Sumatera Utara]] memiliki konsesi tambang [[timah]] dan [[seng]], namun gagal mengeksplorasinya karena belum menyelesaikan perizinannya.<ref name=ske/> Pada Oktober 2008, akuisisi tersebut resmi dilakukan seharga US$ 549 juta, setelah sempat bersaing dengan [[Aneka Tambang]] Tbk sejak pertengahan 2008.<ref>[https://jarrewidhi.wordpress.com/2008/07/29/herald-resources-di-genggaman-bumi/ Setelah ketat bersaing dengan PT Aneka Tambang Tbk...]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/203397/bumi-ambil-alih-herald-resources Bumi Ambil Alih Herald Resources]</ref> Lalu, di Januari 2009, Bumi Resources juga merencanakan akuisisi terhadap PT [[Darma Henwa]] Tbk (milik keluarga Bakrie juga), PT Fajar Bumi Sakti dan PT Pendopo Energi Batubara, meskipun awalnya gagal.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1064359/beban-bumi-naik-pasca-akuisisi-darma-henwa-dan-fajar-bumi Beban Bumi Naik Pasca Akuisisi Darma Henwa dan Fajar Bumi]</ref> Belakangan, akuisisi Darma Henwa, PT Fajar dan PT Pendopo dilakukan pada Oktober 2009 senilai Rp 6,2 triliun setelah mendapat pinjaman US$ 1,9 miliar dari [[China Investment Corporation]] (CIC).<ref>[https://www.antaranews.com/berita/157803/pinjaman-bumi-untuk-lunasi-utang-dan-akuisisi Pinjaman BUMI untuk Lunasi Utang dan Akuisisi]</ref><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/bumi-bakal-rampungkan-pembayaran-akuisisi-perusahaan-tambang-1 BUMI Bakal Rampungkan Pembayaran Akuisisi Perusahaan Tambang]</ref> Setelah itu, muncul rencana lain untuk membeli saham Tata Power di KPC dan Arutmin yang sudah dijual Bumi Resources di tahun 2007 karena Tata terjerat utang. Disebutkan bahwa Tata menawarkan sahamnya di dua perusahaan itu dengan harga murah.<ref>[https://news.kompas.com/read/2009/03/16/10072418/bumi.akan.beli.kembali.kpc.dan.arutmin BUMI Akan Beli Kembali KPC dan Arutmin?]</ref> Akuisisi itu kemudian batal, dan Tata baru menjual sahamnya pada 1 Februari 2014, kembali ke tangan Bakrie.<ref>[https://www.liputan6.com/bisnis/read/815180/tata-power-jual-semua-saham-di-arutmin Tata Power Jual Semua Saham di Arutmin]</ref> Akuisisi tersebut banyak dilakukan lewat anak-anak usaha PT Bumi Resources Tbk. Kinerja Bumi Resources pasca krisis 2008 dan akuisisi tersebut naik-turun, karena harus diwarnai naik-turunnya harga batu bara, restrukturisasi serta penyelesaian hutang, dan lainnya.<ref name=utang>[https://britama.com/index.php/2014/12/nasib-bumi-operator-energi-kelas-dunia-dengan-modal-hutang/ Nasib BUMI? Operator Energi Kelas Dunia dengan Modal Hutang]</ref> Misalnya, pinjaman dari  CIC, kemudian sebagiannya dikonversi menjadi saham yang menyebabkan perusahaan asal [[Tiongkok]] itu memegang 22,7% saham PT Bumi Resources Tbk.<ref name=cnbc/>
-====Aliansi dan perceraian dengan Rothschild====
+====Aliansi dan "perceraian" dengan Rothschild====
-Pada Juni 2010,<ref>[https://www.glasslewis.com/from-bumi-to-bust/ From Bumi to Bust?]</ref> Bakrie berkongsi dengan salah satu anggota klan bankir dunia, [[Nathaniel Philip Rothschild]], untuk mengakuisisi Vallar plc., sebuah perusahaan yang ada di [[London]], [[Britania Raya]] dari tangan Rothschild dan mengganti namanya menjadi Bumi plc.<Ref name=publics>[https://www.republika.co.id/berita/mi5mae/akhiri-pertikaian-dengan-rothschild-bakrie-lepas-saham-bumi-plc Akhiri Pertikaian Dengan Rothschild, Bakrie Lepas Saham Bumi Plc]</ref> Bumi plc sendiri kemudian dikuasai 43% sahamnya oleh PT [[Bakrie & Brothers]] Tbk.<ref name=triu>[https://www.merdeka.com/uang/kisah-keluarga-bakrie-yang-merasa-tertipu.html Kisah keluarga Bakrie yang merasa tertipu]</ref> Bumi plc lalu mengambilalih sebagian saham (25%, kemudian menjadi 29,2%) Bumi Resources Tbk.<Ref name=cerau>[https://investasi.kontan.co.id/news/cerai-dari-bakrie-bumi-plc-ganti-nama Cerai dari Bakrie, Bumi Plc ganti nama]</ref> Selain itu, mereka juga menguasai tambang batu bara lain di bawah PT [[Berau Coal Energy]] Tbk, dan sempat berencana mengakuisisi anak usaha Bumi Resources, PT [[Bumi Resources Minerals]] Tbk pada Juni 2011, walaupun akhirnya batal.<Ref>[https://market.bisnis.com/read/20211018/192/1455566/historia-bisnis-keputusan-rothschild-untuk-brms Historia Bisnis : Keputusan Rothschild untuk BRMS]</ref> Belakangan, bergabung juga sejumlah pengusaha nasional seperti PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (milik Samin Tan) 23,8%, [[Recapital Group]] (milik [[Rosan Roeslani]]) 13,4%, sedangkan Bakrie menguasai 23,8% dan Rothschild menguasai 14,8%. Sekitar 18,8% dipegang pemilik lainnya, termasuk publik. Borneo Lumbung (Samin Tan) sendiri masuk setelah Bakrie yang saat itu butuh dana untuk membayar utangnya ke [[Credit Suisse]], menawarkan sebagian sahamnya di Bumi plc kepadanya seharga US$ 1 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=D1TZDwAAQBAJ&pg=PA31&dq=Grup+Bakrie+Bumi+Plc&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiQuu7qnZP4AhUl7XMBHSXGCEwQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=Grup%20Bakrie%20Bumi%20Plc&f=false Para Raja Batu Bara]</ref> Belakangan, hubungan Rothschild dan Bakrie memburuk setelah ia menuduh Bakrie melakukan praktik kotor dalam bisnis patungan mereka di bulan September 2011.<ref name=triu/> Rothschild menuduh Bakrie telah menyelewengkan US$ 600 juta untuk pengembangan perusahaan, yang kemudian setelah diteliti Bakrie, tidak terbukti. Malah sebaliknya Bakrie menuduh Rothschild telah mencuri data-data perusahaan untuk dirinya sendiri.<ref name=sat>[https://www.beritasatu.com/archive/98423/tiga-usulan-rothschild-yang-ditolak-rups-bumi-plc Tiga Usulan Rothschild yang Ditolak RUPS Bumi Plc]</ref>
+Pada Juni 2010,<ref>[https://www.glasslewis.com/from-bumi-to-bust/ From Bumi to Bust?]</ref> Bakrie berkongsi dengan salah satu anggota klan bankir dunia, [[Nathaniel Philip Rothschild]], untuk mengakuisisi Vallar plc., sebuah perusahaan yang ada di Jersey, [[Britania Raya]] dari tangan Rothschild dan mengganti namanya menjadi Bumi plc.<ref name=publics>[https://www.republika.co.id/berita/mi5mae/akhiri-pertikaian-dengan-rothschild-bakrie-lepas-saham-bumi-plc Akhiri Pertikaian Dengan Rothschild, Bakrie Lepas Saham Bumi Plc]</ref> Bumi plc kemudian dikuasai 43% sahamnya oleh PT [[Bakrie & Brothers]] Tbk.<ref name=triu>[https://www.merdeka.com/uang/kisah-keluarga-bakrie-yang-merasa-tertipu.html Kisah keluarga Bakrie yang merasa tertipu]</ref> Bumi plc lalu mengambilalih sebagian saham (25%, kemudian menjadi 29,2%) Bumi Resources Tbk.<ref name=cerau>[https://investasi.kontan.co.id/news/cerai-dari-bakrie-bumi-plc-ganti-nama Cerai dari Bakrie, Bumi Plc ganti nama]</ref> Selain itu, mereka juga menguasai tambang batu bara lain di bawah PT [[Berau Coal Energy]] Tbk, dan sempat berencana mengakuisisi anak usaha Bumi Resources, PT Bumi Resources Minerals Tbk pada Juni 2011, walaupun akhirnya batal.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20211018/192/1455566/historia-bisnis-keputusan-rothschild-untuk-brms Historia Bisnis : Keputusan Rothschild untuk BRMS]</ref> Belakangan, bergabung juga sejumlah pengusaha nasional seperti PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (milik Samin Tan) 23,8%, [[Recapital Group]] (milik [[Rosan Roeslani]]) 13,4%, sedangkan Bakrie menguasai 23,8% dan Rothschild menguasai 14,8%. Sekitar 18,8% dipegang pemilik lainnya, termasuk publik. Borneo Lumbung (Samin Tan) masuk setelah Bakrie yang saat itu butuh dana untuk membayar utangnya ke [[Credit Suisse]], menawarkan sebagian sahamnya di Bumi plc kepadanya seharga US$ 1 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=D1TZDwAAQBAJ&pg=PA31&dq=Grup+Bakrie+Bumi+Plc&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiQuu7qnZP4AhUl7XMBHSXGCEwQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=Grup%20Bakrie%20Bumi%20Plc&f=false Para Raja Batu Bara]</ref> Belakangan, hubungan Rothschild dan Bakrie memburuk setelah ia menuduh Bakrie melakukan praktik kotor dalam bisnis patungan mereka di bulan September 2011.<ref name=triu/> Rothschild menuduh Bakrie telah menyelewengkan US$ 600 juta untuk pengembangan perusahaan, yang kemudian setelah diteliti Bakrie, tidak terbukti. Malah sebaliknya Bakrie menuduh Rothschild telah mencuri data-data perusahaan untuk dirinya sendiri.<ref name=sat>[https://www.beritasatu.com/archive/98423/tiga-usulan-rothschild-yang-ditolak-rups-bumi-plc Tiga Usulan Rothschild yang Ditolak RUPS Bumi Plc]</ref> Rothschild juga menuduh Rosan menyelewengkan uang di anak usahanya, Berau Coal Energy senilai US$ 173 juta.<ref>[https://siapasiapa.wordpress.com/2013/10/17/rosan-perkasa-roeslani/ Rosan Perkasa Roeslani]</ref>
-Masalah makin pelik ketika harga saham Bumi plc anjlok di [[Bursa Saham London]] akibat dugaan penyelewengan dan kejatuhan harga batu bara,<ref name=cee/> dan tuduhan Rothschild berada di balik ''hacking'' email milik Bakrie & Brothers Tbk pada akhir 2012.<ref name=pra>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/2402/hacker-pembobol-email-grup-bakrie-diduga-beroperasi-di-indonesia/0/sorotan_media Hacker Pembobol Email Grup Bakrie Diduga Beroperasi di Indonesia]</ref> Pada tahun 2012, Rothschild mengundurkan diri dari manajemen Bumi plc. dan menyatakan "siap berperang" dengan klan Bakrie.<Ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/rothschild-memutuskan-perang-melawan-bakrie Rothschild memutuskan perang melawan Bakrie!]</ref> Keduanya kemudian saling beradu proposal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi plc. pada 21 Februari 2013, dimana Bakrie mengumumkan "perceraian" dengan Rothschild, sedangkan Rothschild ingin direksi Bumi plc. dirombak akibat terlalu pro-Bakrie dengan tawaran dana Rp 2,5 triliun.<ref name=pra/> Bakrie sempat mengajukan rencana juga untuk mengakuisisi 84,7% saham PT Berau Coal Energy Tbk dari Bumi plc.<ref name=triu/> Bakrie akhirnya menang dengan rencananya untuk berpisah dari Bumi plc tersebut,<ref name=sat/> walaupun Rothschild telah berusaha menggandeng saudara Prabowo Subianto, [[Hashim Djojohadikusumo]] untuk duduk di jajaran direksi Bumi plc.<ref>[https://theconversation.com/duelling-dynasties-nat-rothschild-is-no-king-coal-in-the-boardroom-battle-for-bumi-12290 Duelling dynasties: Nat Rothschild is no king coal in the boardroom battle for Bumi]</ref> Kemenangan Bakrie tersebut diklaim setelah Rosan Roeslani menjual sahamnya kepada beberapa pemegang saham baru yang diperkirakan pro-Bakrie.<Ref>[https://ekbis.sindonews.com/berita/720127/35/perseteruan-rothschild-dan-bakrie-mencapai-klimaks Perseteruan Rothschild dan Bakrie mencapai klimaks]</ref> Disepakati kemudian bahwa Bakrie akan menukar seluruh sahamnya di Bumi plc dengan 10,3% saham Bumi Resources Tbk. Sedangkan sisa 18,9% saham Bumi plc di Bumi Resources akan dibeli Bakrie lewat transaksi senilai US$ 278 juta. Bumi plc akan dikuasai oleh Samin Tan lewat PT Borneo Bumi Energy (BBE) dan Ravenwood Pte. Ltd., dan kemudian akan berganti nama Asia Resources Minerals plc.<Ref name=cerau/><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/461043/rothschild-ragu-bakrie-bakal-lunasi-transaksi-bumi/full&view=ok Rothschild Ragu Bakrie Bakal Lunasi Transaksi Bumi]</ref><Ref name=publics/> Rothschild kemudian juga duduk kembali di jajaran manajemen perusahaan Inggris tersebut,<ref>[https://www.liputan6.com/saham/read/775640/grup-bakrie-keluar-rothschild-kembali-masuk-ke-bumi-plc Grup Bakrie Keluar, Rothschild Kembali Masuk ke Bumi Plc]</ref> dan ia mendukung rencana keluarnya Bakrie di tanggal 16 Desember 2013.<Ref>[https://money.kompas.com/read/2013/12/16/0706018/Rothschild.Akhirnya.Dukung.Bakrie.Bercerai.dari.Bumi.Plc Rothschild Akhirnya Dukung Bakrie Bercerai dari Bumi Plc]</ref> Meskipun kemudian Bakrie dan Rothschild sudah berpisah sejak awal 2014, masih terdapat friksi antara mereka, seperti perang cuitan di [[Twitter]] antara Aga Bakrie dan Nathaniel Rothschild.<ref name=cee>[https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/03/140326_bisnis_arms Bakrie resmi pisah dengan Rothschild]</ref>
+Masalah makin pelik ketika harga saham Bumi plc anjlok di [[Bursa Saham London]] akibat dugaan penyelewengan dan kejatuhan harga batu bara,<ref name=cee/> dan tuduhan Rothschild berada di balik ''hacking'' email milik Bakrie & Brothers Tbk pada akhir 2012.<ref name=pra>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/2402/hacker-pembobol-email-grup-bakrie-diduga-beroperasi-di-indonesia/0/sorotan_media Hacker Pembobol Email Grup Bakrie Diduga Beroperasi di Indonesia]</ref> Pada tahun 2012, Rothschild mengundurkan diri dari manajemen Bumi plc. dan menyatakan "siap berperang" dengan klan Bakrie.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/rothschild-memutuskan-perang-melawan-bakrie Rothschild memutuskan perang melawan Bakrie!]</ref> Keduanya kemudian saling beradu proposal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi plc. pada 21 Februari 2013, di mana Bakrie mengumumkan "perceraian" dengan Rothschild, sedangkan Rothschild ingin direksi Bumi plc. dirombak akibat terlalu pro-Bakrie dengan tawaran dana Rp 2,5 triliun.<ref name=pra/> Bakrie sempat mengajukan rencana juga untuk mengakuisisi 84,7% saham PT Berau Coal Energy Tbk dari Bumi plc.<ref name=triu/> Bakrie akhirnya menang dengan rencananya untuk berpisah dari Bumi plc tersebut,<ref name=sat/> walaupun Rothschild telah berusaha menggandeng saudara Prabowo Subianto, [[Hashim Djojohadikusumo]] untuk duduk di jajaran direksi Bumi plc.<ref>[https://theconversation.com/duelling-dynasties-nat-rothschild-is-no-king-coal-in-the-boardroom-battle-for-bumi-12290 Duelling dynasties: Nat Rothschild is no king coal in the boardroom battle for Bumi]</ref> Kemenangan Bakrie tersebut diklaim setelah Rosan Roeslani menjual sahamnya kepada beberapa pemegang saham baru yang diperkirakan pro-Bakrie,<ref>[https://ekbis.sindonews.com/berita/720127/35/perseteruan-rothschild-dan-bakrie-mencapai-klimaks Perseteruan Rothschild dan Bakrie mencapai klimaks]</ref> seperti [[Hary Tanoesoedibjo]].<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-2188651/rosan-mengaku-senang-jual-saham-bumi-plc-ke-hary-tanoe Rosan Mengaku Senang Jual Saham Bumi Plc ke Hary Tanoe]</ref> Disepakati kemudian bahwa Bakrie akan menukar seluruh sahamnya di Bumi plc dengan 10,3% saham Bumi Resources Tbk. Sedangkan sisa 18,9% saham Bumi plc di Bumi Resources akan dibeli Bakrie lewat transaksi senilai US$ 278 juta. Bumi plc akan dikuasai oleh Samin Tan lewat PT Borneo Bumi Energy (BBE) dan Ravenwood Pte. Ltd., dan kemudian akan berganti nama Asia Resources Minerals plc.<ref name=publics/><ref name=cerau/><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/461043/rothschild-ragu-bakrie-bakal-lunasi-transaksi-bumi/full&view=ok Rothschild Ragu Bakrie Bakal Lunasi Transaksi Bumi]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Rothschild kemudian juga duduk kembali di jajaran manajemen perusahaan Inggris tersebut,<ref>[https://www.liputan6.com/saham/read/775640/grup-bakrie-keluar-rothschild-kembali-masuk-ke-bumi-plc Grup Bakrie Keluar, Rothschild Kembali Masuk ke Bumi Plc]</ref> dan ia mendukung rencana keluarnya Bakrie di tanggal 16 Desember 2013.<ref>[https://money.kompas.com/read/2013/12/16/0706018/Rothschild.Akhirnya.Dukung.Bakrie.Bercerai.dari.Bumi.Plc Rothschild Akhirnya Dukung Bakrie Bercerai dari Bumi Plc]</ref> Meskipun kemudian Bakrie dan Rothschild sudah berpisah sejak awal 2014, masih terdapat friksi antara mereka, seperti perang cuitan di [[Twitter]] antara Aga Bakrie dan Nathaniel Rothschild.<ref name=cee>[https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/03/140326_bisnis_arms Bakrie resmi pisah dengan Rothschild]</ref>
 ====Masalah pasca-pelepasan Rothschild====
-Sebenarnya, saat masih dipegang oleh Bumi plc pun, perusahaan ini mengalami berbagai tantangan seperti naik-turunnya harga kurs, tingginya beban perusahaan dan naik-turunnya harga batu bara. Akibatnya, Bumi Resources Tbk harus merugi US$ 1,275 miliar (2013 rugi US$ 609,01 juta dan 2012 rugi US$ 666,21 juta). Kerugian dalam 2 tahun membuat BUMI mengalami defisiensi modal sebesar US$ 492,65 di tahun 2013. Hutang-hutang yang menumpuk terpaksa membuat Bakrie melakukan aneka cara untuk memperbaiki salah satu raksasa batu bara di Indonesia ini. Salah satunya, dengan menjual 19% kepemilikannya di PT Kaltim Prima Coal dan 42% Bumi Resources Minerals kepada CFL (Country Forest Limited), belum lagi harus melakukan ''rights issue'' untuk menyerap dana segar demi pembayaran utang. Utang yang banyak ini, termasuk ke aneka kreditor dan bank yang sempat tertunda/gagal dibayar, membuat akhirnya harga saham Bumi Resources Tbk anjlok di bawah Rp 100/lembar pada akhir 2014, jauh dari level tertingginya di tahun 2008,<ref>[https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2014-11-13/harga-saham-bumi-milik-bakrie-ambrol-ke-rp98-terendah-dalam-11-tahun Harga Saham BUMI Milik Bakrie Ambrol ke Rp98, Terendah dalam 11 Tahun]</ref><ref name=utang/> dan sempat mencapai titik terendahnya, Rp 50 di tahun 2015.<ref name=bak>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200903141412-17-184165/bangkit-dari-gocap-begini-cerita-bumi-saham-sejuta-umat Bangkit dari Gocap, Begini Cerita BUMI Saham Sejuta Umat]</ref> Utang Bumi Resources di akhir 2014 tercatat sudah mencapai Rp 45 triliun. Akibat konversi-konversi dan transaksi untuk menyehatkan keuangannya, kepemilikan saham di Bumi Resources juga sempat berganti berkali-kali, meskipun tetap di bawah Bakrie Group.<ref>[https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2015-04-12/bumi-bakrie-bangkit-dari-mati-suri-setelah-sinarmas-selamatkan-brau BUMI-Bakrie Bangkit dari Mati Suri, Setelah Sinarmas Selamatkan BRAU]</ref>
+Sebenarnya, saat masih dipegang oleh Bumi plc pun, perusahaan ini mengalami berbagai tantangan seperti naik-turunnya harga kurs, tingginya beban perusahaan dan naik-turunnya harga batu bara. Akibatnya, Bumi Resources Tbk harus merugi US$ 1,275 miliar (2013 rugi US$ 609,01 juta dan 2012 rugi US$ 666,21 juta). Kerugian dalam 2 tahun membuat BUMI mengalami defisiensi modal sebesar US$ 492,65 di tahun 2013. Hutang-hutang yang menumpuk terpaksa membuat Bakrie melakukan aneka cara untuk memperbaiki salah satu raksasa batu bara di Indonesia ini. Salah satunya, dengan menjual 19% kepemilikannya di PT Kaltim Prima Coal dan 42% Bumi Resources Minerals kepada CFL (Country Forest Limited), belum lagi harus melakukan ''rights issue'' untuk menyerap dana segar demi pembayaran utang. Utang yang banyak ini, termasuk ke aneka kreditor dan bank yang sempat tertunda/gagal dibayar, membuat akhirnya harga saham Bumi Resources Tbk anjlok di bawah Rp 100/lembar pada akhir 2014, jauh dari level tertingginya di tahun 2008,<ref name=utang/><ref>[https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2014-11-13/harga-saham-bumi-milik-bakrie-ambrol-ke-rp98-terendah-dalam-11-tahun Harga Saham BUMI Milik Bakrie Ambrol ke Rp98, Terendah dalam 11 Tahun]</ref> dan sempat mencapai titik terendahnya, Rp 50 di tahun 2015.<ref name=bak>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200903141412-17-184165/bangkit-dari-gocap-begini-cerita-bumi-saham-sejuta-umat Bangkit dari Gocap, Begini Cerita BUMI Saham Sejuta Umat]</ref> Utang Bumi Resources di akhir 2014 tercatat sudah mencapai Rp 45 triliun. Akibat konversi-konversi dan transaksi untuk menyehatkan keuangannya, kepemilikan saham di Bumi Resources juga sempat berganti berkali-kali, meskipun tetap di bawah Bakrie Group.<ref>[https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2015-04-12/bumi-bakrie-bangkit-dari-mati-suri-setelah-sinarmas-selamatkan-brau BUMI-Bakrie Bangkit dari Mati Suri, Setelah Sinarmas Selamatkan BRAU]</ref>
-Hingga saat ini, hutang-hutang itu masih berusaha dilunasi dengan berbagai cara, yang diharapkan akan membaik di tahun 2023.<ref>[https://hpfinancials.co.id/news/Bumi-Resources-Memprediksi-Kinerja-Keuangannya-Sehat-Di-Tahun-2023 Bumi Resources Memprediksi Kinerja Keuangannya Sehat Di Tahun 2023]</ref> Pada saat yang sama, Bumi Resources masih tercatat sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 81,2 juta ton (2015) dan 81,1 juta ton (2020) lewat anak usahanya seperti Kaltim Prima Coal.<Ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/terbesar-di-indonesia-ini-produksi-batu-bara-bumi-resources-tiap-tahunnya Terbesar di Indonesia, Ini Produksi Batu Bara Bumi Resources Tiap Tahunnya]</ref> Kenaikan harga batu bara tercatat bisa beberapa kali membantu harga saham perusahaan ini di BEI naik kembali menjadi di atas Rp 100/lembar.<ref name=bak/> Baru-baru ini, ada juga rencana membentuk konsorsium bersama Bakrie Capital, PT Ithaca Resources, dan [[Air Products]] untuk membangun industri metanol senilai Rp 30 triliun di Batuta Industrial Chemical Park, [[Bengalon, Kutai Timur]], [[Kalimantan Timur]].<ref name=cnbc/>
+Hutang-hutang Bumi Resources terus berusaha dilunasi dengan berbagai cara, yang diharapkan akan membaik di tahun 2023.<ref>[https://hpfinancials.co.id/news/Bumi-Resources-Memprediksi-Kinerja-Keuangannya-Sehat-Di-Tahun-2023 Bumi Resources Memprediksi Kinerja Keuangannya Sehat Di Tahun 2023]</ref> Pada saat yang sama, Bumi Resources masih tercatat sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 81,2 juta ton (2015) dan 81,1 juta ton (2020) lewat anak usahanya seperti Kaltim Prima Coal.<ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/terbesar-di-indonesia-ini-produksi-batu-bara-bumi-resources-tiap-tahunnya Terbesar di Indonesia, Ini Produksi Batu Bara Bumi Resources Tiap Tahunnya]</ref> Kenaikan harga batu bara tercatat bisa beberapa kali membantu harga saham perusahaan ini di BEI naik kembali menjadi di atas Rp 100/lembar.<ref name=bak/> Baru-baru ini, ada juga rencana membentuk konsorsium bersama Bakrie Capital, PT Ithaca Resources, dan Air Products untuk membangun industri metanol senilai Rp 30 triliun di Batuta Industrial Chemical Park, [[Bengalon, Kutai Timur]], [[Kalimantan Timur]]<ref name=cnbc/> meskipun akhirnya batal. Pada tahun 2022 tercatat 74,5% saham perusahaan ini dikuasai publik, dan pemegang saham terbesar adalah HSBC-Fund SVS A/C Chengdong dengan kepemilikan 11,8%.<ref>[https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/detail-profile-perusahaan-tercatat/?kodeEmiten=BUMI Detail Profile Perusahaan Tercatat]</ref> Keberadaan keluarga Bakrie nampak dari posisi Andhika Andrayudha Bakrie dan Adika Nuraga Bakrie dalam jajaran manajemen perusahaan.<ref>[https://insight.kontan.co.id/news/sah-bumi-resources-bumi-di-bawah-kendali-generasi-ketiga-keluarga-bakrie Sah BUMI Resources..]</ref>
+==== Masuknya Grup Salim ====
+Pada tahun 2022 Bumi Resources kembali menjadi perhatian setelah sebuah konglomerat lainnya, [[Grup Salim]] ikut menginjeksikan modalnya dalam perusahan ini dan menjadi pengendali barunya bersama-sama Grup Bakrie. Salim masuk lewat mekanisme ''private placement'' senilai Rp 24 triliun, yang meningkatkan jumlah lembar saham perseroan menjadi 343.841.242.189 miliar (dari semula 143.841.242.189 miliar) pada 19 Oktober 2022. Alat Salim untuk masuk ke Bumi Resources adalah melalui dua perusahaan, yaitu Mach Energy Ltd. dan Treasure Global Investments Ltd. yang keduanya berbasis di [[Hong Kong]]. Kedua perusahaan tersebut merupakan ''joint venture'' Salim Grup dengan Bakrie (dalam Mach Energy, masing-masing sebesar 42,5%) dan Agoes Projosasmito (yang dalam Mach Energy memiliki 15% dan dalam Treasure Global memiliki 16,15%).<ref name=treasur>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-6357843/utang-bumi-lunas-usai-dicaplok-grup-salim Utang BUMI Lunas Usai Dicaplok Grup Salim]</ref> Mach Energy memiliki 49,44% (kini 45,78%) dan Treasure Global memiliki 8,72% (kini 8,08%)<ref>[https://www.emitennews.com/news/salim-group-jadi-pengendali-ini-formasi-pemegang-saham-bumi-resources-bumi Salim Group Jadi Pengendali, Ini Formasi Pemegang Saham Bumi Resources (BUMI)]</ref> saham Bumi Resources, dimana secara akumulatif, Salim Grup dan Agoes Projosasmito memegang 37,1% dan Bakrie 21,9%.<Ref name=salem>[https://www.beritasatu.com/ekonomi/986927/grup-salim-kuasai-bumi-371-pascaprivate-placement Grup Salim Kuasai Bumi 37,1% Pasca-Private Placement]</ref>
+Setelah transaksi tersebut BUMI berhasil membayar utangnya yang harus dilunasi setelah proses PKPU.<ref name=treasur/> Menurut dirut perusahaan (saat itu), Dillep Srivatstava, masuknya Salim diharapkan mampu menolong Bumi Resources melunasi hutangnya sampai tuntas (''debt free'') sehingga likuiditas perusahaan semakin sehat.<Ref name=salem/> Bumi Resources juga diharapkan bisa melanjutkan ekspansi dan proyek-proyeknya, seperti melanjutkan kerjasama proyek pabrik metanol untuk gasifikasi batubara bersama perusahaan Tiongkok sebagai pengganti Air Products.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/grup-salim-masuk-di-dewan-direksi-bumi-resources-bumi-hilirisasi-jadi-prioritas Grup Salim Masuk di Dewan Direksi, Bumi Resources (BUMI): Hilirisasi Jadi Prioritas]</ref> Kedua proyek tersebut direncanakan akan melakukan ''groundbreaking'' di tahun 2024 di dua lokasi, yaitu Bengalon, Kaltim dan Pulau Laut, Kalsel yang masing-masing ditangani KPC dan Arutmin.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/bumi-resources-bumi-lirik-hilirisasi-batubara-kpc-mulai-konstruksi-proyek-di-2024 Bumi Resources (BUMI) Lirik Hilirisasi Batubara, KPC Mulai Konstruksi Proyek di 2024]</ref> Dalam RUPS BUMI pada 30 Juni 2023, Salim menempatkan dua orang lamanya di Bumi Resources, yaitu Phiong P. Dharma dan Eddy Sanusi ditambah ''partner''-nya, Agoes Projosasmito di kursi direktur. Adapun perwakilan keluarga Bakrie ada di direktur utama dan komisaris.<Ref name=wajad>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20230704063508-17-450934/duet-salim-bakrie-ini-wajah-baru-manajemen-bumi Duet Salim-Bakrie, Ini Wajah Baru Manajemen BUMI]</ref>
 == Anak perusahaan ==
@@ Baris 107: / Baris 116: @@
 {{Bakrie Group}}
+{{Salim Group}}
 {{Pertambangan di Indonesia}}
 [[Kategori:Bakrie Group]]
+[[Kategori:Salim Group]]
 [[Kategori:Perusahaan pertambangan Indonesia]]
-{{Perusahaan-stub}}

l b s Pertambangan di Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Perusahaan	Adaro Energy Aneka Tambang Berau Coal Energy Bumi Resources Newmont Nusa Tenggara
Komoditas	Batu bara Nikel