Lompat ke isi

Kabupaten Kutai Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kutai Timur)
Kabupaten Kutai Timur
Gedung Expo Kutai Timur
Gedung Expo Kutai Timur
Lambang resmi Kabupaten Kutai Timur
Motto: 
Tuah bumi untung banua[1]
(Melayu) Daerah yang memberikan tuah dan keberuntungan
Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan
Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Kutai Timur
Peta
Kabupaten Kutai Timur di Indonesia
Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Kutai Timur (Indonesia)
Koordinat: 1°02′16″N 117°49′52″E / 1.03769°N 117.83112°E / 1.03769; 117.83112
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Tanggal berdiri28 Oktober 1999
Dasar hukumUU No. 47 Tahun 1999
Ibu kotaSangatta
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiArdiansyah Sulaiman
 • Wakil BupatiKasmidi Bulang
 • Sekretaris DaerahYuriansyah (Pj.)[3]
 • Ketua DPRDJoni
Luas
 • Total35.747,50 km2 (13,802,19 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[4]
 • Total433.327
 • Kepadatan12/km2 (31/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 80,90% Islam
  • 0,60% Hindu
  • 0,03% Buddha
  • 0,01% Kepercayaan[5]
 • IPMKenaikan 75,33 (2023)
 tinggi [6]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6404 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0549
Pelat kendaraanKT
Kode Kemendagri64.08 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 2.617.291.082.679 (2017)[7]
DAURp 640.371.096.000,00- (2020)
Situs webwww.kutaitimurkab.go.id


Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah 35.747,50 km²[2] atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 253.847 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahunnya. Sementara pada pertengahan tahun 2024, penduduk kabupaten ini berjumlah 433.327 jiwa dengan kepadatan 12 jiwa/km².[4][2]

Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai yang dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, tentang Pemekaran wilayah Provinsi dan Kabupaten. Diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999.[2]

Dengan luas wilayah 35.747,50 km², Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1" LS-1°52'39" LU.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]
Utara Kabupaten Berau
Timur Selat Makassar
Selatan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang
Barat Kabupaten Kutai Kartanegara

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Kutai Timur memiliki keadaan topografi yang bervariasi, mulai dari daerah dataran seluas 536.200 ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha), hingga pegunungan (1,6 juta ha), tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar ton.[8]

Pemerintah

[sunting | sunting sumber]
Kantor Bupati Kutai Timur

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Bupati Kutai Timur bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Kalimantan Timur. Bupati Kutai Timur sejak pembentukannya pertama kali adalah Awang Faroek Ishak dengan wakil bupati, Mahyudin.[9] Pada saat Awang Farouk mundur dari jabatan bupati waktu mencalonkan diri menjadi Gubernur Kalimantan Timur, ia digantikan oleh Mahyudin. Kemudian pada Pilkada Bupati Kutai Timur selanjutnya, Awang Faroek terpilih kembali menjadi bupati periode 2006-2011. Pada tahun 2008, Bupati Awang Farouk terpilih dan diangkat menjadi Gubernur Kalimantan Timur. Selanjutnya Wakil Bupati Isran Noor diangkat menjadi Bupati, sedangkan Wakil Bupati kemudian diamanatkan kepada Ardiansyah Sulaiman.

Pada tahun 2016-2021, Ismunandar dan Kasmidi Bulang menjabat bupati dan wakil bupati yang dipilih oleh masyarakat Kutai Timur, yang dilantik di Samarinda tanggal 17 Februari tahun 2016 tepatnya di Gedung Plenary Hall GOR Sempaja.

Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kutai Timur ialah Ardiansyah Sulaiman, dengan wakil bupati Kasmidi Bulang. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Kutai Timur 2020. Ardiansyah merupakan bupati Kutai Timur definitif yang ke-4 dan ke-6. Ardiansyah dan Kasmidi dilantik oleh gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, pada 26 Februari 2021 untuk periode 2021-2024.[10]

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Bupati
6 Ardiansyah Sulaiman 26 Februari 2021 petahana 5
(2020)
Kasmidi Bulang

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]
Kantor DPRD Kabupaten Kutai Timur

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2019-2024[11][12] 2024-2029[13]
PKS 2 Kenaikan 7
Golkar 7 Steady 7
NasDem 5 Kenaikan 6
Demokrat 4 Kenaikan 6
PPP 9 Penurunan 4
Gerindra 3 Steady 3
PDI-P 4 Penurunan 3
PAN 3 Penurunan 2
Berkarya (baru) 2
Hanura 3 Penurunan 0
PKPI 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 40 Steady 40
Jumlah Partai 11 Penurunan 10


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 18 kecamatan, 2 kelurahan, dan 139 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 416.800 jiwa dengan luas wilayah 35.747,50 km² dan sebaran penduduk 12 jiwa/km².[14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kutai Timur, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
64.08.17 Batu Ampar 7 Desa
64.08.09 Bengalon 11 Desa
64.08.06 Busang 6 Desa
64.08.10 Kaliorang 7 Desa
64.08.16 Karangan 7 Desa
64.08.15 Kaubun 8 Desa
64.08.08 Kongbeng 7 Desa
64.08.18 Long Mesangat 7 Desa
64.08.01 Muara Ancalong 9 Desa
64.08.02 Muara Wahau 10 Desa
64.08.03 Muara Bengkal 7 Desa
64.08.14 Rantau Pulung 9 Desa
64.08.11 Sandaran 9 Desa
64.08.12 Sangatta Selatan 1 3 Desa
Kelurahan
64.08.04 Sangatta Utara 1 3 Desa
Kelurahan
64.08.05 Sangkulirang 15 Desa
64.08.07 Telen 8 Desa
64.08.13 Teluk Pandan 6 Desa
TOTAL 2 139

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kutai Timur berasal dari beragam suku bangsa, dan salah satu kabupaten yang heterogen di provinsi Kalimantan Timur. Data Sensus Penduduk Indonesia 2010 mencatat bahwa suku bangsa yang dominan di Kutai Timur ialah suku Jawa yakni 70.221 jiwa atau 27,48% dari 255.580 jiwa. Sementara suku asli Kutai Timur yakni Kutai sebanyak 43.307 jiwa atau 16,98%, dan suku Dayak sebanyak 11.160 jiwa atau 4,37%.[16]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Tempat wisata

[sunting | sunting sumber]

Secara umum tempat wisata untuk dikunjungi di Kutim terbagi dalam 3 wilayah, yaitu Zona Sangatta, Zona Sangkulirang dan Zona Muara Wahau, hal ini lebih dikarenakan kedekatan lokasinya daripada batas administratif.[17]

Daftar lokasi tersebut di antaranya adalah:

Zona Sangatta

[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini seolah menjadi gerbang bagi pengunjung yang akan masuk ke Sangatta melalui jalur darat. Dicirikan oleh dominasi objek wisata alam, dengan Taman Nasional Kutai-nya yang sudah terkenal, wilayah ini juga “diuntungkan” dengan keberadaan kota Sangatta sebagai ibu kota kabupaten yang memiliki fasilitas penunjang yang jauh lebih baik dibandingkan wilayah-wilayah lainnya di Kutai Timur.[18] Namun sangat disayangkan bahwa hutan lebat yang menyejukkan perjalanan menuju kota Sangatta sekarang harus merana karena habis ditebangi oleh penduduk pendatang yang kemudian mendirikan pemukiman disepanjang jalan Bontang–Sangatta yang seharusnya ikut membantu melestarikan keindahan hutan Taman Nasional Kutai Timur, tetapi sekarang justru menghancurkannya.

Secara umum terdapat:

  1. Taman Nasional Kutai
    di dalamnya terdapat pula:
    • Sangkimah, di mana terdapat jembatan (disebut Jembatan Sangkimah) sepanjang lebih kurang 1 km menjorok masuk ke tengah hutan hujan tropis dan bermuara pada suatu fosil hidup, yaitu pohon ulin besar yang diperkirakan berumur sekitar 1000 tahun.
    • Mentoko, di kawasan ini terdapat sebuah pondok penelitian, disebut Pondok Penelitian Mentoko yang didirikan oleh Akira Suzuki, seorang ahli biologi dari Jepang yang mempelajari kehidupan Orang Utan di daerah ini.
    • Pantai Teluk Kaba
      Pantai ini berada di dalam wilayah Sangatta Selatan.
    • Pantai Teluk Lombok
      Pantai ini berada di dalam wilayah Sangatta Selatan Desa Sangkimah. Pantai ini selalu dipadati Masyarakat Sangatta jika liburan Sekolah dan Tanggal Merah (Hari Raya Besar Keagamaan).
    • Teluk Prancis
      Pantai ini berada di dalam wilayah Sangatta Selatan. Akses untuk ke Pantai ini sementara masih menggunakan Kapal (Perahu Kecil) dari Pantai Teluk Lombok sampai ke Pantai ini. Pantai ini selalu dipadati Masyarakat Sangatta jika liburan Sekolah dan Tanggal Merah (Hari Raya Besar Keagamaan).
    • Pantai Tanjung Bara (Pantai Aquatic)
      Pantai ini berada di dalam wilayah PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan salah satu perusahaan penambangan batubara terbesar yang berada di wilayah Kalimantan Timur.
  2. Pantai Kenyamukan
    Pantai ini berada di dalam wilayah Sangatta Utara. Pantai ini selalu dipadati Masyarakat Sangatta jika liburan Sekolah dan Tanggal Merah (Hari Raya Besar Keagamaan).
  3. Pantai Alien
    Pantai Baru ini berada di dalam wilayah Sangatta Utara. Asal mula nama pamtai ini dibuat karena akses jalan masuk ke pantai tersebut melewati Gedung yang mirip seperti pesawat Alien [[Gedung OFO atau lebih tepatnya Gedung Expo Kab. Kutai Timur. Pantai ini baru ditemukan oleh seorang vlogger asal Sangatta dan Kawan-Kawan yang hobby mengeksplor Sangatta dan Traveling dengan nama akun YouTubenya Kronologi Room.

Zona Sangkulirang

[sunting | sunting sumber]

Objek dan daya tarik wisata di zona ini umumnya ditandai dengan ciri alam, yaitu hutan, gua, air panas, sungai, pantai dan pulau-pulau kecil yang tersebar di Kecamatan Sangkulirang. Garis pantai yang panjang dan potensi perairan (laut maupun sungai) yang besar menambah daya tarik wilayah ini terlebih dengan adanya daya tarik yang unik yang berbeda dengan wilayah lainnya, seperti gua, pulau, pantai, laut dan air panas. Namun seperti juga wilayah lain di Kutai Timur, aksesbilitas (melalui darat) masih menjadi masalah yang utama untuk wilayah Sangkulirang. Sementara ini transportasi air / sungai dengan perahu masih mendominasi perangkutan di Sangkulirang.[19]

Secara umum terdapat:

  1. Desa Benua Baru
  2. Pulau Birah-Birahan, merupakan tempat bertelur penyu dan tempat bertelur serta migrasi sejenis burung putih pada saat bulan-bulan angin laut selatan, yaitu bulan Agustus, September dan Oktober
  3. Pantai Jepu-Jepu, Bual-Bual dan Selangkau
  4. Desa Pengadan, di mana sebagian besar penduduknya adalah petani sarang burung walet. Juga terdapat gua-gua yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik karena keindahannya (stalagtit dan stalagmit) serta terdapat lukisan-lukisan dinding berupa gambar negatif tangan manusia dan hewan dari Zaman Batu (Stone Age).[20] Di antara gua-gua itu yang dibuka untuk umum adalah:
    • Gua Ampanas dan
    • Gua Mardua

Zona Muara Wahau

[sunting | sunting sumber]
Hutan Wehea

Objek dan daya tarik wisata di wilayah ini dicirikan oleh alam pedalaman hutan dan sungai, dengan budaya sungainya yang masih cukup kental. Keberadaan gunung batu Kongbeng merupakan salah satu daya tarik lain yang unik di wilayah ini selain dari desa-desa sepanjang sungai Wahau/Telen.[21]

Secara umum terdapat:

  1. Desa Muara Wahau
  2. Desa Miau Baru, desa yang masih tetap mempertahankan tradisi budaya Dayak dalam kehidupan keseharian mereka, seperti berladang dan mencari ikan untuk kelangsungan hidup.
  3. Gunung Kung Beang yang terletak di Desa Pantun, nama Gunung Kung Beang berasal dari suku Dayak Wehea yang ada di Muara Wahau, berdasarkan kebenaran sejarah suku Dayak Wehea setempat yang telah lama dan terdahulu menempati dan hidup di daerah Wahaunama Gunung tersebut Kung Beang bukan Kongbeng.
  4. Desa-desa Sepanjang Sungai Wahau/Telen, seperti:
  5. HULIWA [Hutan Lindung Wehea]yang terletak diwilayah Desa Nehas Liah Bing beserta 5 Desa Wehea Lainnya, Suku Dayak Wehea Sepakat menjaga dan melindungi serta melestarikan hutan mereka yang sangat luas bahkan menjadi hutan lindung terluas di Kutim bahkan di Kaltim maupun seluruh indonesia dan nomor 3 terbesar didunia yang dibantu TNC

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Transportasi darat dapat ditempuh 4 jam dari Samarinda, 8 jam dari Balikpapan, 2 Jam dari Bontang

Untuk transportasi udara terdapat 2 pelabuhan udara, yaitu KPC di Tanjung Bara dan pelabuhan udara Pertamina di Sangkima yang dapat didarati pesawat Cassa dengan kapasitas 21 penumpang. Transportasi udara dapat ditempuh 1 jam perjalanan dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan.

Pelabuhan laut sebagai prasarana transportasi laut saat ini hanya untuk melayani KPC, sedangkan Pelabuhan Maloy yang dipersiapkan untuk menampung aktivitas kawasan agroindustri Maloy dan daerah sekitarnya (hinterland). Sedangkan pelabuhan yang melayani kegiatan masyarakat, yaitu pelabuhan sungai yang berada di sungai Sangatta di kota Sangatta.[22]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Logo Daerah". Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-20. Diakses tanggal 21 Januari 2018. 
  2. ^ a b c d "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-16. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  3. ^ "Yuriansyah Jadi Pj Sekda Kutim, Bupati: Saya Minta dapat Bekerja dengan Baik". kutaitimurkab.go.id. 2 Maret 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 1 April 2022. 
  4. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2024. 
  5. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Agama di Provinsi Kalimantan Timur 2019". www.dkp3a.kaltimprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26. Diakses tanggal 26 Februari 2020. 
  6. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Hasil Long Form SP2020 2021-2023". www.kaltim.bps.go.id. Diakses tanggal 8 Januari 2024. 
  7. ^ "Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016-2017". Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Humas DJPK. 9 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018. 
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-31. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-19. Diakses tanggal 2010-12-02. 
  10. ^ "Dilantik Gubernur, Ardiansyah-Kasmidi Resmi Jadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim". www.kronikkaltim.com. 26 Februari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 14 Maret 2022. 
  11. ^ Klik Sangata: [1] Diarsipkan 2016-06-09 di Wayback Machine., diakses 19 Agustus 2014
  12. ^ , Koran Kaltim: [2], diakses 23 September 2014
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Kutai Timur 2019-2024
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa (2010)". kutimkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 14 Maret 2022. 
  17. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-16. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-10. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  19. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-18. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  20. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-08. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  21. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-10. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  22. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-19. Diakses tanggal 2006-12-28. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]