Lompat ke isi

Soedjoko: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jeromi Mikhael memindahkan halaman Pengguna:Jeromi Mikhael/Kotak Pasir ke Yayat Rochadiat
Tag: Pengalihan baru
 
Ichwan Rezky (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(30 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:

#ALIH [[Yayat Rochadiat]]
{{Infobox officeholder
| honorific_prefix =
| name = Soedjoko
| native_name =
| honorific_suffix =
| image = 012 Mayjen Pol Drs R Soedjoko (cropped).jpg
| image_size =
| image_upright =
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
| smallimage_alt =
| alt =
| caption =
| order =
| office = [[Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]
| status = <!--If this is specified, overrides Incumbent.-->
| term_start = 25 Agustus 1987
| term_end = 1 Agustus 1991
| 1blankname = [[Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia|Menteri]]
| 1namedata = [[Fuad Hassan]]
| predecessor = [[Sukotjo Tjokroatmodjo]]
| successor = [[Mahmud Zaki]]
| office1 = [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Deputi Administrasi Kapolri]]
| status = <!--If this is specified, overrides Incumbent.-->
| 2blankname = [[Daftar Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kapolri]]
| 2namedata = [[Anton Soedjarwo]]
| term_start1 = 25 Oktober 1984
| term_end1 = 25 Agustus 1987
| predecessor1 = [[Anton Soedjarwo]]
| successor1 = [[Soedarmadji]]
| office2 = [[Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya|Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya]]
| term_start1 = 8 Desember 1983
| term_end1 = 25 Oktober 1984
| predecessor1 = [[Anton Soedjarwo]]
| successor1 = [[Soedarmadji]]
| office3 = [[Kepolisian Daerah Sumatera Selatan|Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Bagian Selatan]]
| term_start2 = 1982
| term_end2 = 1983
| predecessor2 = [[Affandi Herman Soedjanadiwirja]]
| successor2 = [[Yusuf Husein Saputra]]
| office4 = [[Kepolisian Daerah Maluku|Kepala Daerah Kepolisian Maluku]]
| term_start3 = 1981
| term_end3 = 1982
| office5 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Papua|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Irian Barat]]
| term_start4 = 1963
| term_end4 = 1967
| predecessor4 = Doddy Soetarly
| successor4 = Wiek Djatmika
| birth_date = {{birth date|1930|12|15}}
| birth_place = [[Batavia, Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2001|6|1|1930|12|15}}
| death_place = [[Bogor]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| citizenship =
| nationality = <!-- use only when necessary per [[WP:INFONAT]] -->
| party =
| otherparty = <!--For additional political affiliations-->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| spouse =
| partner = <!--For those with a domestic partner and not married-->
| relations =
| children =
| parents = <!-- overrides mother and father parameters -->
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives = [[Sam Ratulangi]] (menantu)
| residence =
| education = Sekolah Polisi Negara Sukabumi<br>[[Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian]] (1961)
| alma_mater =
| occupation =
| profession =
| known_for =
| salary =
| cabinet =
| committees =
| portfolio =
| awards = <!-- For civilian awards - appears as "Awards" if |mawards= is not set -->
| blank1 =
| data1 =
| blank2 =
| data2 =
| blank3 =
| data3 =
| blank4 =
| data4 =
| blank5 =
| data5 =
| signature =
| signature_alt =
| signature_size =
| website =
<!--Military service-->
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| serviceyears = 1943—1987
| rank = [[Berkas:PDU_IRJEN_KOM.png|25px]] [[Inspektur Jenderal Polisi|Mayor Jenderal Polisi]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian National Police.svg|30px]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]
| unit =
| servicenumber =
[[Berkas:Kapolda Metro jaya Soedjoko.jpg|jmpl]]
}}

[[Inspektur Jenderal Polisi|Mayor Jenderal Polisi]] * ([[Purnawirawan|Purn.]]) Drs. R. '''Soedjoko''' ({{lahirmati||15|12|1930||1|6|2001}}) merupakan seorang perwira tinggi Polri dan birokrat dari Indonesia. Jabatan terakhirnya di kepolisian adalah sebagai Deputy Administrasi Kapolri (setingkat Wakapolri sekarang), sedangkan jabatan terakhirnya di lingkungan sipil adalah sebagai Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

*Penyebutan pangkat Mayor Jenderal Polisi disaat Polri masih menjadi bagian dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] hingga tahun 1998. Sekarang penyebutannya [[Inspektur Jenderal]]

== Masa kecil dan pendidikan ==
Soedjoko dilahirkan di [[Batavia]], ibukota [[Hindia Belanda]], pada tanggal 15 Desember 1930. Ia kemudian dibesarkan di kota [[Kota Bogor|Bogor]]. Karena kondisi keluarganya yang Tidak mampu, ia kemudian pindah ke rumah bibinya yang [[Kota Surabaya|Surabaya]] untuk melanjutkan sekolahnya.<ref name=":1">{{Cite book|last=Tempo|date=1984|title=Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984|location=Jakarta Pusat|publisher=Grafiti Pers|pages=862-863|url-status=live}}</ref>

Pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia]], Soedjoko bergabung dengan [[Tentara Pelajar]]. Setelah perang berakhir, Soedjoko mendaftarkan diri ke Sekolah Polisi Negara (SPN). Ia awalnya ditolak karena tinggi badannya yang belum memenuhi, namun akhirnya diterima setelah berdebat dengan petugas penerimaan. Di SPN, Soedjoko seangkatan dengan [[Anton Soedjarwo]], [[Pamoedji]], dan J.F.R. Montolalu.<ref name=":1" />

Setelah lulus dari SPN, Soedjoko ditempatkan di bagian reserse pada Markas Besar Kepolisian RI. Beberapa bulan kemudian, pada tahun 1958 Soedjoko mendaftarkan diri ke [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian]] (PTIK). Ia lulus dari PTIK pada tahun 1961.<ref name=":2">{{Cite news|date=10 Agustus 1991|title=Pelantikan|url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1991/08/10/ALB/mbm.19910810.ALB14780.id.html|work=Tempo|archive-url=https://web.archive.org/web/20100427035217/http://majalah.tempointeraktif.com:80/id/arsip/1991/08/10/ALB/mbm.19910810.ALB14780.id.html|archive-date=27 April 2010|access-date=27 Desember 2023}}</ref>

== Karier di kepolisian dan pemerintahan ==
Soedjoko memulai kariernya sebagai perwira kepolisian di [[Papua (wilayah Indonesia)|Irian Barat]]. Di provinsi tersebut, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Biak<ref>{{Cite book|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=A6rrAAAAMAAJ&q=Sudjoko+biak&dq=Sudjoko+biak&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwih8N_C8KyDAxVJT2cHHf2TAhAQ6AF6BAgLEAI|title=Prisma|publisher=Lembaga Penelitian, Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial|language=id}}</ref> dan Kepala Staf Bidang Reserse dan Intelijen Kepolisian Irian Barat.<ref>{{Cite book|last=Sawor|first=Zacharias|date=1969|url=https://books.google.co.id/books?id=j5k_AAAAMAAJ|title=Ik ben een papoea: Een getuigeverslag van de toestanden in Westelijk Nieuw-Guinea sinds de gezagsoverdracht op 1 oktober 1962|publisher=De Vuurbaak|pages=51|language=nl|url-status=live}}</ref> Ia juga menjabat sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Papua|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Irian Barat]] dari 1963<ref>[https://www.bphn.go.id/data/documents/63kp278.pdf KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 278 TAHUN 1963] </ref> hingga 1967.<ref>[https://bphn.jdihn.go.id/common/dokumen/1967kp267.pdf Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 267 Tahun 1967]</ref>

Soedjoko mengakhiri kariernya di Irian Barat dengan pangkat [[Ajun Komisaris Besar Polisi]]. Ia dipindahkan ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] pada awal tahun 1970an sebagai Komandan Wilayah (Komwil) 71 Jakarta Pusat (sekarang Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat). Sebagai Komwil, Soedjoko tercatat pernah membubarkan sebuah diskusi di Pusat Mahasiswa PMKRI.<ref>{{Cite news|date=15 Januari 1972|title=Diskusi Panel vs Intel|url=https://pustaka.pmkri.id/forums/topic/diskusi-panel-vs-intel/|work=Tempo|page=14|access-date=27 Desember 2023}}</ref> Ia memegang jabatan tersebut selama beberapa waktu sebelum dipindahkan ke Markas Besar Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya sebagai asisten intelijen.<ref name=":1" />

Setelah menjabat sebagai asisten intelijen, pada tahun 1974 Soedjoko ditunjuk langsung oleh [[Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Syarief Thayeb]] sebagai Direktur Kemahasiswaan di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.<ref>{{Cite book|last=Soegiarto|first=Kinarti A.|last2=Iswanti|first2=Setya|last3=S|first3=Retno Asihanti|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=Tf0838ZPbEAC&pg=PA104|title=Profesor Samaun Samadikun: sang petani silikon Indonesia|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-799-137-1|pages=104|language=id|url-status=live}}</ref><ref name=":2" /> Soedjoko acapkali melakukan kunjungan ke luar negeri sebagai direktur kemahasiswaan.<ref name=":1" />

Selama menjabat sebagai direktur kemahasiswaan, Soedjoko mengeluarkan sejumlah arahan yang membatasi ruang gerak mahasiswa. Ia menginstruksikan rektor di seluruh perguruan tinggi negeri untuk melarang kegiatan pekan orientasi mahasiswa yang bersifat massal—kecuali saat penutupan<ref>{{Cite news|date=29 Januari 1975|title=Acara posma tak boleh bersifat massal, kecuali acara penutupan|work=Kompas|page=2}}</ref>—dan berupaya untuk menerapkan kode etik mahasiswa. Penerapan kode etik mahasiswa memperoleh penentangan dari mahasiswa [[Universitas Gadjah Mada]], yang menyatakannya secara langsung kepada Soedjoko di kampus Bulaksumur.<ref>{{Cite news|date=23 Juni 1977|title=Kode ethik mahasiswa tidak diperlukan|work=Kompas|page=12}}</ref>

Soedjoko mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur kemahasiswaan bersamaan dengan turunnya Syarief Thayeb dari jabatan menteri. Soedjoko kemudian kembali bertugas di Markas Besar Kepolisian sebagai wakil asisten intelijen. Pada tanggal 26 Februari 1980, Soedjoko dilantik menjadi Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) XVI/Maluku.<ref>{{Cite news|date=26 Februari 1980|title=4 Kadapol Dialihtugaskan|work=Kompas|page=1}}</ref><ref name=":2" /> Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Kadapol pada awal tahun 1982<ref>{{Cite book|last=Umum|first=Indonesia Lembaga Pemilihan|date=1983|url=https://books.google.co.id/books?id=ROI_Ucnij3MC&pg=PA785|title=Pemilihan umum tahun 1982|publisher=Lembaga Pemilihan Umum|language=id}}</ref> dan selanjutnya dipindahkan ke [[Kota Palembang|Palembang]] untuk menjabat sebagai Kepala Daerah Kepolisian (Kapolda) Sumatera Bagian Selatan dengan wilayah meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Ia bertugas di Palembang hingga 1983.<ref>{{Cite web|title=Mantan Kapolda Sumsel|url=http://www.sumsel.polri.go.id/profile/mkapolda.php|website=Kepolisian Daerah Sumatera Selatan|archive-url=https://web.archive.org/web/20030729001350/http://www.sumsel.polri.go.id/profile/mkapolda.php|archive-date=29 Juli 2003}}</ref>

Dari Palembang, pada tanggal 8 Desember 1983 Soedjoko dilantik sebagai Kapolda Metro Jaya yang meliputi Jakarta dan wilayah sekitarnya.<ref>{{Cite web|last=Karuk|first=Mujiarto|title=Para Mantan Kapolda Metro Jaya|url=http://www.metro.polri.go.id/sejarah-singkat/para-mantan-kapolda-metro-jaya|website=Polda Metro Jaya|archive-url=https://web.archive.org/web/20120310064140/http://www.metro.polri.go.id/sejarah-singkat/para-mantan-kapolda-metro-jaya|archive-date=10 Maret 2012|access-date=26 Desember 2023}}</ref> Di masa jabatannya, terjadi [[Peristiwa Tanjung Priok]] yang menewaskan ratusan orang.<ref>{{Cite book|date=1998|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=yvVxAAAAMAAJ|title=Tanjung Priok berdarah: tanggung jawab siapa? : kumpulan fakta dan data|publisher=Gema Insani|isbn=978-979-561-536-1|pages=7, 26, 135|language=id|url-status=live}}</ref> Insiden [[penembakan misterius]] juga mulai marak dilakukan pada masanya. Meski demikian, Soedjoko membantah keberadaan penembakan misterius.<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=K-UMAQAAMAAJ&dq=Soedjoko+petrus&focus=searchwithinvolume&q=Soedjoko+|title=Apakah Soeharto pahlawan?|publisher=Bio Pustaka|isbn=978-602-8097-03-1|pages=49|language=id|url-status=live}}</ref> Ia mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 26 Oktober 1984 dan digantikan oleh Mayor Jenderal Polisi Soedarmadji.<ref name=":0">{{Cite news|date=26 Oktober 1984|title=Mayjen (Pol) Soedarmadji Kapolda Metro Jaya|work=Kompas|page=3}}</ref>

Setelah menjabat sebagai kepala daerah kepolisian di tiga provinsi berbeda, Soedjoko ditugaskan oleh [[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] (Kapolri) Anton Soedjarwo sebagai deputy ( saat itu setingkat posisi Wakapolri) administrasi.<ref name=":0" /><ref name=":2" /> Dalam kapasitasnya sebagai deputy administrasi, Soedjoko diangkat menjadi Ketua Dewan Pendidikan dan Latihan Polri, sebuah dewan yang dibentuk untuk membantu Kapolri dalam merumuskan kebijakan mengenai pendidikan dan latihan.<ref>{{Cite news|date=November 1985|title=Wandiklat Polri Dilantik|url=https://books.google.co.id/books?id=PB65AAAAIAAJ&pg=RA3-PA69|work=Mimbar Kekaryaan|issue=179|page=69|access-date=27 Desember 2023}}</ref> Soedjoko mengakhiri masa jabatannya sebagai deputy administrasi pada tanggal 13 Juni 1986 dan digantikan oleh Mayor Jenderal Polisi Achmad Djuaeni.<ref>{{Cite news|date=Juli 1986|title=9 Kapolda dan 3 Deputy Kapolri diganti|url=https://books.google.co.id/books?id=PB65AAAAIAAJ&pg=RA13-PA71|work=Mimbar Kekaryaan|issue=187|page=71|access-date=27 Desember 2023}}</ref>

Soedjoko kembali bertugas di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai inspektur jenderal pada tanggal 25 Agustus 1987.<ref>{{Cite news|date=27 Agustus 1987|title=Mayjen (purn) Drs R Soedjoko dilantik jadi Irjen Depdikbud|work=Kompas|page=6}}</ref> Ia menjabat hingga 1 Agustus 1991 dan pensiun dari pemerintahan.<ref name=":2" />

== Kehidupan pribadi ==
Soedjoko menikah dengan dr. Wulanringan Manampira [[Ratulangi]] (Ukie) di kota Biak, Irian Barat tahun 1964 yang pernah menjadi anggota DPR RI. Mereka dikarunia 3 orang putri:
* Rianti Wulandari (Riri)
* Pingkan Riana Wahyuni
* Marini Widowati (Wido)

Soedjoko wafat pada tanggal 1 Juni 2001 di [[Jakarta]].<ref>{{Cite book|date=2001-07|url=https://books.google.co.id/books?id=6lRwAAAAMAAJ&q=irjen+sudjoko&dq=irjen+sudjoko&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiYi4bf76uDAxXeSGwGHdPKC20Q6AF6BAgQEAI|title=Suara muhammadiyah|publisher=Suara Muhammadiyah|language=id}}</ref>

== Referensi ==
{{Reflist}}

Revisi terkini sejak 6 November 2024 04.34

Soedjoko
Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Masa jabatan
25 Agustus 1987 – 1 Agustus 1991
MenteriFuad Hassan
KapolriAnton Soedjarwo
Deputi Administrasi Kapolri
Masa jabatan
8 Desember 1983 – 25 Oktober 1984
Sebelum
Pengganti
Soedarmadji
Sebelum
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
Masa jabatan
1982–1983
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Bagian Selatan
Masa jabatan
1981–1982
Kepala Daerah Kepolisian Maluku
Masa jabatan
1963–1967
Sebelum
Pendahulu
Doddy Soetarly
Pengganti
Wiek Djatmika
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Irian Barat
Informasi pribadi
Lahir(1930-12-15)15 Desember 1930
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal1 Juni 2001(2001-06-01) (umur 70)
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
KerabatSam Ratulangi (menantu)
PendidikanSekolah Polisi Negara Sukabumi
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1961)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas1943—1987
Pangkat Mayor Jenderal Polisi
NRP
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mayor Jenderal Polisi * (Purn.) Drs. R. Soedjoko (15 Desember 1930 – 1 Juni 2001) merupakan seorang perwira tinggi Polri dan birokrat dari Indonesia. Jabatan terakhirnya di kepolisian adalah sebagai Deputy Administrasi Kapolri (setingkat Wakapolri sekarang), sedangkan jabatan terakhirnya di lingkungan sipil adalah sebagai Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Masa kecil dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Soedjoko dilahirkan di Batavia, ibukota Hindia Belanda, pada tanggal 15 Desember 1930. Ia kemudian dibesarkan di kota Bogor. Karena kondisi keluarganya yang Tidak mampu, ia kemudian pindah ke rumah bibinya yang Surabaya untuk melanjutkan sekolahnya.[1]

Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, Soedjoko bergabung dengan Tentara Pelajar. Setelah perang berakhir, Soedjoko mendaftarkan diri ke Sekolah Polisi Negara (SPN). Ia awalnya ditolak karena tinggi badannya yang belum memenuhi, namun akhirnya diterima setelah berdebat dengan petugas penerimaan. Di SPN, Soedjoko seangkatan dengan Anton Soedjarwo, Pamoedji, dan J.F.R. Montolalu.[1]

Setelah lulus dari SPN, Soedjoko ditempatkan di bagian reserse pada Markas Besar Kepolisian RI. Beberapa bulan kemudian, pada tahun 1958 Soedjoko mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ia lulus dari PTIK pada tahun 1961.[2]

Karier di kepolisian dan pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Soedjoko memulai kariernya sebagai perwira kepolisian di Irian Barat. Di provinsi tersebut, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Biak[3] dan Kepala Staf Bidang Reserse dan Intelijen Kepolisian Irian Barat.[4] Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Irian Barat dari 1963[5] hingga 1967.[6]

Soedjoko mengakhiri kariernya di Irian Barat dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi. Ia dipindahkan ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada awal tahun 1970an sebagai Komandan Wilayah (Komwil) 71 Jakarta Pusat (sekarang Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat). Sebagai Komwil, Soedjoko tercatat pernah membubarkan sebuah diskusi di Pusat Mahasiswa PMKRI.[7] Ia memegang jabatan tersebut selama beberapa waktu sebelum dipindahkan ke Markas Besar Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya sebagai asisten intelijen.[1]

Setelah menjabat sebagai asisten intelijen, pada tahun 1974 Soedjoko ditunjuk langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Syarief Thayeb sebagai Direktur Kemahasiswaan di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.[8][2] Soedjoko acapkali melakukan kunjungan ke luar negeri sebagai direktur kemahasiswaan.[1]

Selama menjabat sebagai direktur kemahasiswaan, Soedjoko mengeluarkan sejumlah arahan yang membatasi ruang gerak mahasiswa. Ia menginstruksikan rektor di seluruh perguruan tinggi negeri untuk melarang kegiatan pekan orientasi mahasiswa yang bersifat massal—kecuali saat penutupan[9]—dan berupaya untuk menerapkan kode etik mahasiswa. Penerapan kode etik mahasiswa memperoleh penentangan dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada, yang menyatakannya secara langsung kepada Soedjoko di kampus Bulaksumur.[10]

Soedjoko mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur kemahasiswaan bersamaan dengan turunnya Syarief Thayeb dari jabatan menteri. Soedjoko kemudian kembali bertugas di Markas Besar Kepolisian sebagai wakil asisten intelijen. Pada tanggal 26 Februari 1980, Soedjoko dilantik menjadi Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) XVI/Maluku.[11][2] Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Kadapol pada awal tahun 1982[12] dan selanjutnya dipindahkan ke Palembang untuk menjabat sebagai Kepala Daerah Kepolisian (Kapolda) Sumatera Bagian Selatan dengan wilayah meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Ia bertugas di Palembang hingga 1983.[13]

Dari Palembang, pada tanggal 8 Desember 1983 Soedjoko dilantik sebagai Kapolda Metro Jaya yang meliputi Jakarta dan wilayah sekitarnya.[14] Di masa jabatannya, terjadi Peristiwa Tanjung Priok yang menewaskan ratusan orang.[15] Insiden penembakan misterius juga mulai marak dilakukan pada masanya. Meski demikian, Soedjoko membantah keberadaan penembakan misterius.[16] Ia mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 26 Oktober 1984 dan digantikan oleh Mayor Jenderal Polisi Soedarmadji.[17]

Setelah menjabat sebagai kepala daerah kepolisian di tiga provinsi berbeda, Soedjoko ditugaskan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Anton Soedjarwo sebagai deputy ( saat itu setingkat posisi Wakapolri) administrasi.[17][2] Dalam kapasitasnya sebagai deputy administrasi, Soedjoko diangkat menjadi Ketua Dewan Pendidikan dan Latihan Polri, sebuah dewan yang dibentuk untuk membantu Kapolri dalam merumuskan kebijakan mengenai pendidikan dan latihan.[18] Soedjoko mengakhiri masa jabatannya sebagai deputy administrasi pada tanggal 13 Juni 1986 dan digantikan oleh Mayor Jenderal Polisi Achmad Djuaeni.[19]

Soedjoko kembali bertugas di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai inspektur jenderal pada tanggal 25 Agustus 1987.[20] Ia menjabat hingga 1 Agustus 1991 dan pensiun dari pemerintahan.[2]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Soedjoko menikah dengan dr. Wulanringan Manampira Ratulangi (Ukie) di kota Biak, Irian Barat tahun 1964 yang pernah menjadi anggota DPR RI. Mereka dikarunia 3 orang putri:

  • Rianti Wulandari (Riri)
  • Pingkan Riana Wahyuni
  • Marini Widowati (Wido)

Soedjoko wafat pada tanggal 1 Juni 2001 di Jakarta.[21]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Tempo (1984). Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984. Jakarta Pusat: Grafiti Pers. hlm. 862–863. 
  2. ^ a b c d e "Pelantikan". Tempo. 10 Agustus 1991. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2010. Diakses tanggal 27 Desember 2023. 
  3. ^ Prisma. Lembaga Penelitian, Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial. 1985. 
  4. ^ Sawor, Zacharias (1969). Ik ben een papoea: Een getuigeverslag van de toestanden in Westelijk Nieuw-Guinea sinds de gezagsoverdracht op 1 oktober 1962 (dalam bahasa Belanda). De Vuurbaak. hlm. 51. 
  5. ^ KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 278 TAHUN 1963
  6. ^ Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 267 Tahun 1967
  7. ^ "Diskusi Panel vs Intel". Tempo. 15 Januari 1972. hlm. 14. Diakses tanggal 27 Desember 2023. 
  8. ^ Soegiarto, Kinarti A.; Iswanti, Setya; S, Retno Asihanti (2007). Profesor Samaun Samadikun: sang petani silikon Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 104. ISBN 978-979-799-137-1. 
  9. ^ "Acara posma tak boleh bersifat massal, kecuali acara penutupan". Kompas. 29 Januari 1975. hlm. 2. 
  10. ^ "Kode ethik mahasiswa tidak diperlukan". Kompas. 23 Juni 1977. hlm. 12. 
  11. ^ "4 Kadapol Dialihtugaskan". Kompas. 26 Februari 1980. hlm. 1. 
  12. ^ Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (1983). Pemilihan umum tahun 1982. Lembaga Pemilihan Umum. 
  13. ^ "Mantan Kapolda Sumsel". Kepolisian Daerah Sumatera Selatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Juli 2003. 
  14. ^ Karuk, Mujiarto. "Para Mantan Kapolda Metro Jaya". Polda Metro Jaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2012. Diakses tanggal 26 Desember 2023. 
  15. ^ Tanjung Priok berdarah: tanggung jawab siapa? : kumpulan fakta dan data. Gema Insani. 1998. hlm. 7, 26, 135. ISBN 978-979-561-536-1. 
  16. ^ Apakah Soeharto pahlawan?. Bio Pustaka. 2008. hlm. 49. ISBN 978-602-8097-03-1. 
  17. ^ a b "Mayjen (Pol) Soedarmadji Kapolda Metro Jaya". Kompas. 26 Oktober 1984. hlm. 3. 
  18. ^ "Wandiklat Polri Dilantik". Mimbar Kekaryaan (179). November 1985. hlm. 69. Diakses tanggal 27 Desember 2023. 
  19. ^ "9 Kapolda dan 3 Deputy Kapolri diganti". Mimbar Kekaryaan (187). Juli 1986. hlm. 71. Diakses tanggal 27 Desember 2023. 
  20. ^ "Mayjen (purn) Drs R Soedjoko dilantik jadi Irjen Depdikbud". Kompas. 27 Agustus 1987. hlm. 6. 
  21. ^ Suara muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. 2001-07.