Kacang kratok: Perbedaan antara revisi
k + sedikit |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(24 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Speciesbox |
|||
{{taxobox |
|||
|name = Kacang kratok |
| name = Kacang kratok |
||
|image = Phaseol_lunat_130815-0011_tdp.JPG |
| image = Phaseol_lunat_130815-0011_tdp.JPG |
||
|image_caption = Kacang kratok, ''Phaseolus lunatus''<br />[[Cihideung Ilir, Ciampea, Bogor|Darmaga]], [[Bogor]] |
| image_caption = Kacang kratok, ''Phaseolus lunatus''<br />[[Cihideung Ilir, Ciampea, Bogor|Darmaga]], [[Bogor]] |
||
⚫ | |||
|regnum = [[Plantae]] |
|||
⚫ | |||
|unranked_divisio = [[Angiosperms]] |
|||
⚫ | | authority = [[Carolus Linnaeus|L.]] <ref>{{aut|Linne, C. von}}. 1753. ''Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, ...'' [http://www.biodiversitylibrary.org/page/358745#page/166/mode/1up '''2''': 724]. Holmiae : Impensis Laurentii Salvii</ref> |
||
|unranked_classis = [[Eudicots]] |
|||
⚫ | |||
|unranked_ordo = [[Rosids]] |
|||
|ordo = [[Fabales]] |
|||
|familia = [[Fabaceae]] |
|||
|subfamilia = [[Faboideae]] |
|||
|tribus = [[Phaseoleae]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
|binomial = ''Phaseolus lunatus'' |
|||
⚫ | | |
||
|synonyms = |
|||
⚫ | |||
''Phaseolus limensis'' <small>Macfad.</small><ref>{{aut|Macfadyen, J.}} 1837. ''Flora of Jamaica; a description of the plants of that island, arranged according to the natural orders''. |
''Phaseolus limensis'' <small>Macfad.</small><ref>{{aut|Macfadyen, J.}} 1837. ''Flora of Jamaica; a description of the plants of that island, arranged according to the natural orders''. |
||
[http://books.google.com/books?pg=PA279&dq=The+flora+of+Jamaica%3B+a+description+of+the+plants+of+that+island&id=grM_AAAAYAAJ&ots=Ct2IMO2LK-#v=onepage&q&f=false '''1''': 279]. London : Longman.</ref> |
[http://books.google.com/books?pg=PA279&dq=The+flora+of+Jamaica%3B+a+description+of+the+plants+of+that+island&id=grM_AAAAYAAJ&ots=Ct2IMO2LK-#v=onepage&q&f=false '''1''': 279]. London : Longman.</ref> |
||
| color={{tc2|tumbuhan}} |
|||
}} |
|||
'''Kacang kratok |
'''Kacang kratok''' atau '''kekara''' ('''''Phaseolus lunatus''''') adalah sejenis [[kacang|kacang-kacangan]] dari [[familia|suku]] [[Fabaceae]]. Semula di [[Indonesia]] dikembangkan sebagai tanaman penutup tanah, kacang kratok kemudian juga dipanen bijinya, biji yang muda, polong yang muda, pucuk dan kecambahnya, sebagai bahan makanan [[manusia]] maupun [[ternak]]. |
||
Di beberapa daerah, kacang yang tumbuh menjalar atau memanjat ini dikenal dengan nama-nama seperti ''kacang mas, roay'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); |
Di beberapa daerah, kacang yang tumbuh menjalar atau memanjat ini dikenal dengan nama-nama seperti ''kacang mas, roay'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''kara, kratok'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]); ''krato', kerato', karopo'' ([[bahasa Madura|Md.]]); ''saru'' ([[Minahasa|Minh.]]),<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K.}} 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'' '''2''': 1047-50. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. ([http://archive.org/stream/denuttigeplanten02heyn#page/332/mode/2up versi '''1916''': 333])</ref> ''karakarai'' ([[Suku Bugis|Bugis]]), dan ''kacang merah'' ([[bahasa Melayu Pontianak|Ptk]]). Di [[Malaysia]] disebut ''kacang jawa, kacang cina,'' atau ''kekara kratok''; di [[Filipina]] ''sibatse simaron, patáni, zabache''; di [[Thailand]] ''thua rachamat''; dan di [[Vietnam]] ''dâu ngu''.<ref name="prosea1">{{aut|Baudoin, J.P.}} 1989. [http://proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=3313 ''Phaseolus lunatus'' L.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305072302/http://proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=3313 |date=2016-03-05 }} In: L.J.G. van der Maesen & S. Somaatmadja (Editors). ''Plant Resources of South-East Asia No. 1: Pulses''. [Internet] Record from [http://www.proseanet.org Proseabase], PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Diakses pada 16-Aug-2013</ref> Di tempat-tempat lain di Jawa juga dikenal sebagai ''kara legi, kara manis,'' atau ''kara bethik''. |
||
==Pemerian== |
== Pemerian == |
||
[[ |
[[Berkas:Phaseolus lunatus Blanco2.369.jpg|jmpl|kiri|200px|Pelat botani menurut Blanco]] |
||
Merupakan tumbuhan [[terna]] semusim atau terkadang menahun; forma yang [[perdu|menyemak]] tumbuh hingga 0,6 [[meter|m]], forma yang memanjat hingga 2–4 m tingginya. Perakarannya menjalar 1,5–2 m ke dalam tanah.<ref name="prosea1"/> |
|||
[[Daun|Daun-daun]] majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar telur melancip, 5—19 [[sentimeter|cm]] x |
[[Daun|Daun-daun]] majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar telur melancip, 5—19 [[sentimeter|cm]] x 3– 11 cm. Perbungaan berupa [[bunga tandan|tandan]] di ketiak, panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan kuntum bunga, daun pelindung (brakteola) tidak rontok. [[Bunga]] relatif kecil dengan kelopak bentuk [[lonceng]]; mahkota 0,7-1,0 cm, dengan bendera bentuk tudung, hijau pucat atau ungu; sayapnya putih atau ungu; lunasnya terlipat tajam, putih atau kadang-kadang berwarna. [[Benang sari]] 10 helai dalam dua tukal. [[Buah#Buah polong|Polongan]] bentuk lonjong, 5–12 cm x 2,5 cm, biasanya melengkung, kadang-kadang dengan ujung serupa kail, berbiji 2-4. [[Biji]] bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna; bentuk [[ginjal]], belah ketupat, atau bundar; warna seragam, bebercak atau berbintik, putih, hijau, kuning, cokelat, merah, hitam, atau ungu; acap dengan garis-garis yang memencar dari [[hilum]].<ref name="prosea1"/> |
||
==Asal |
== Asal usul dan kegunaan == |
||
[[ |
[[Berkas:Phaseol lunat 130815-0032 tdp.JPG|jmpl|kiri|200px|Biji-biji kacang jawa yang telah tua]] |
||
{{nutritional value | name=Kacang kratok, biji kering |
{{nutritional value | name=Kacang kratok, biji kering |
||
| kJ=1450 |
| kJ=1450 |
||
Baris 42: | Baris 33: | ||
| note=[http://proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=3313 Tautan ke entri Proseabase] |
| note=[http://proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=3313 Tautan ke entri Proseabase] |
||
}} |
}} |
||
Kratok berasal dari [[Benua Amerika]], dengan setidaknya dua pusat domestikasi jenis ini. |
Kratok berasal dari [[Benua Amerika]], dengan setidaknya dua pusat domestikasi jenis ini. Yalah [[Amerika Tengah]] ([[Meksiko]], [[Guatemala]]) untuk [[kultivar]] berbiji kecil, dan [[Amerika Selatan]] (terutama [[Peru]]) untuk kultivar berbiji besar. Setelah masa penjelajahan bangsa-bangsa Barat, kacang kratok menyebar ke berbagai tempat di dunia. Pelaut-pelaut [[Spanyol]] membawanya melintasi [[Pasifik]] ke [[Filipina]], dan dari situ menyebar ke wilayah [[Asia]], terutama [[Jawa]], [[Burma]], dan [[Mauritius]]. Sementara jalur perdagangan budak mengantarkan kratok dari [[Brazilia]] ke [[Afrika]], terutama wilayah barat dan tengah.<ref name="prosea1"/> |
||
Di akhir abad 19, tanaman ini mulai ditanam di [[Minahasa]], dan di waktu-waktu berikutnya juga di [[Jawa]] bagian timur, sebagai tanaman penutup tanah untuk mengatasi aneka [[gulma]] kebun yang merugikan. |
Di akhir abad 19, tanaman ini mulai ditanam di [[Minahasa]], dan di waktu-waktu berikutnya juga di [[Jawa]] bagian timur, sebagai tanaman penutup tanah untuk mengatasi aneka [[gulma]] kebun yang merugikan. Meskipun dinilai kurang mampu menekan pertumbuhan gulma, kratok dipandang cukup berguna karena mudah tumbuh di tanah miskin, cepat membentuk penutup tanah dan menghasilkan banyak humus yang menyuburkan tanah.<ref name="heyne"/> |
||
[[ |
[[Berkas:Phaseol lunat 130815-0005 tdp.JPG|jmpl|kiri|200px|Polongan muda kacang jawa]] |
||
Kratok sejak lama ditanam sebagai penghasil bahan pangan. Sebagai sayuran, bijinya juga dimanfaatkan sebagai makanan kecil (''snack'') dengan cara menggoreng kacang kratok hingga mengeras. Kacang kratok acapkali dicampur dengan [[makanan pokok]] di [[Nusa Tenggara Timur]] dan biasa dimakan dengan [[nasi]], [[jagung]], dan [[ketela]] untuk di [[Bali]]. Yang biasa dipergunakan sebagai makanan adalah kultivar yang tidak mengandung [[racun]]. Bijinya dapat di[[ragi]]kan untuk dijadikan [[tempe]].<ref name=Sayur>{{aut|Sastrapradja, Setijati; Lubis, Siti Harti Aminah; Soetarno, Hadi; Lubis, Ischak}} (1981) [1981]. ''Sayur-Sayuran''. '''6''':72{{spaced ndash}}73. [[Jakarta]]:[[Lembaga Biologi Nasional|LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref> Polongnya yang muda direbus dan dimakan sebagai sayuran. Bijinya yang tua, khususnya kultivar kacang jawa, mengandung [[asam sianida]], sehingga harus diolah terlebih dulu sebelum dapat dimakan dengan aman. Pengolahan itu di antaranya dengan merendamnya di air, merebusnya, atau memfermentasikannya sehingga racunnya hilang. Bahkan dahulu, kacang kratok juga dimakan oleh Orang Belanda sebagai ''[[rijsttaffel]]''.<ref name="heyne"/> |
Kratok sejak lama ditanam sebagai penghasil bahan pangan. Sebagai sayuran, bijinya juga dimanfaatkan sebagai makanan kecil (''snack'') dengan cara menggoreng kacang kratok hingga mengeras. Kacang kratok acapkali dicampur dengan [[makanan pokok]] di [[Nusa Tenggara Timur]] dan biasa dimakan dengan [[nasi]], [[jagung]], dan [[ketela]] untuk di [[Bali]]. Yang biasa dipergunakan sebagai makanan adalah kultivar yang tidak mengandung [[racun]]. Bijinya dapat di[[ragi]]kan untuk dijadikan [[tempe]].<ref name="Sayur">{{aut|Sastrapradja, Setijati; Lubis, Siti Harti Aminah; Soetarno, Hadi; Lubis, Ischak}} (1981) [1981]. ''Sayur-Sayuran''. '''6''':72{{spaced ndash}}73. [[Jakarta]]:[[Lembaga Biologi Nasional|LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref> Polongnya yang muda direbus dan dimakan sebagai sayuran. Bijinya yang tua, khususnya kultivar kacang jawa, mengandung [[asam sianida]], sehingga harus diolah terlebih dulu sebelum dapat dimakan dengan aman. Biji kara ini sering pula dimakan dicampur dengan [[soto]], [[nasi uduk]], dan lain sebagainya. Dapat dimasak ataupun dilalap. Walau mengandung asam biru (asam sianida), tetapi juga mengandung [[vitamin A]], [[vitamin B|B]], dan [[vitamin C|C]]. Aromanya langu, tetapi segar.<ref name=Bertanam/> Pengolahan itu di antaranya dengan merendamnya di air, merebusnya, atau memfermentasikannya sehingga racunnya hilang. Bahkan dahulu, kacang kratok juga dimakan oleh Orang Belanda sebagai ''[[rijsttaffel]]''.<ref name="heyne"/> |
||
Biji dari beberapa kultivar yang lain hanya sedikit atau sama sekali tidak mengandung racun sianida, sehingga lebih mudah diolah. |
Biji dari beberapa kultivar yang lain hanya sedikit atau sama sekali tidak mengandung racun sianida, sehingga lebih mudah diolah. Di Filipina, biji kratok yang kering diolah untuk menghasilkan tepung kacang yang kaya [[protein]].<ref name="prosea1"/> |
||
Daun-daunnya dimanfaatkan sebagai pakan [[ternak]]. |
Daun-daunnya dimanfaatkan sebagai pakan [[ternak]]. Daun kratok yang diremas-remas dan dicampur [[adas pulasari]] digunakan sebagai obat luar sakit perut pada anak-anak. Bahan pewarna hijau juga didapat dari daun kratok yang diremas dalam air; untuk mewarnai makanan atau anyaman.<ref name="heyne"/> Selain itu, daunnya itu bermanfaat untuk obat [[sakit kulit]], dengan dicampur dengan [[kapur sirih]]. Cuma saja, kratok ini beracun bagi [[kambing]].<ref name="Bertanam">{{aut|Sunarjono, Hendro}} (2015). ''Bertanam 36 Jenis Sayur''. hlm.161{{spaced ndash}}163. [[Jakarta]]: Penebar Swadaya. ISBN 978-979-002-579-0.</ref> |
||
==Kultivar== |
== Kultivar == |
||
[[ |
[[Berkas:Phaseol lunat 130815-0003 tdp.JPG|jmpl|kiri|200px|Polongan kacang jawa disiangi untuk dimasak]] |
||
Spesies ''Phaseolus lunatus'' terdiri dari varietas-varietas liar dan budidaya (kultivar). |
Spesies ''Phaseolus lunatus'' terdiri dari varietas-varietas liar dan budidaya (kultivar). Setidaknya dikenal empat kelompok kultivar kacang kratok, yakni:<ref name="prosea1"/> |
||
* Kacang jawa – bijinya berukuran sedang, merah-ungu hingga kehitaman, mengandung banyak HCN. |
* Kacang jawa – bijinya berukuran sedang, merah-ungu hingga kehitaman, mengandung banyak HCN. |
||
* Kacang burma merah atau kacang rangoon merah – bijinya berukuran kecil, kemerah-merahan, sintal, kadang-kadang dengan bintik keunguan. |
* Kacang burma merah atau kacang rangoon merah – bijinya berukuran kecil, kemerah-merahan, sintal, kadang-kadang dengan bintik keunguan. Kandungan HCNnya hampir tidak ada. |
||
* Kacang burma putih atau kacang rangoon putih – bijinya berukuran kecil, putih, sintal, mirip biji [[buncis]] yang kecil. |
* Kacang burma putih atau kacang rangoon putih – bijinya berukuran kecil, putih, sintal, mirip biji [[buncis]] yang kecil. Kandungan HCNnya hampir tidak ada. |
||
* [[Kacang lima]] – bijinya besar-besar, putih atau keputihan, sintal. |
* [[Kacang lima]] – bijinya besar-besar, putih atau keputihan, sintal. Disebut-sebut sebagai tidak mengandung HCN. |
||
==Catatan kaki== |
== Catatan kaki == |
||
[[ |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groene bemesters. Bodemdek van kratok (Phaseolus lunatus) 4 maanden oud proeftuin Tjiomas van het W.J.R. Proefstation Buitenzorg TMnr 10011005.jpg|jmpl|kiri|200px|Sebagai penutup tanah. Kebun percobaan Ciomas]] |
||
{{reflist|2}} |
{{reflist|2}} |
||
==Pranala luar== |
== Pranala luar == |
||
{{commonscat|Phaseolus lunatus}} |
{{commonscat|Phaseolus lunatus}} |
||
*{{en}} FAO |
* {{en}} FAO: [http://www.fao.org/docrep/t0646e/t0646e08.htm Neglected crops ...] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161216011604/http://www.fao.org/docrep/t0646e/T0646E08.htm |date=2016-12-16 }} |
||
*{{en}} ILDIS |
* {{en}} ILDIS: [http://www.ildis.org/LegumeWeb?genus=Phaseolus&species=lunatus ''Phaseolus lunatus'' L.] |
||
*{{en}} PFAF |
* {{en}} PFAF: [http://www.pfaf.org/user/Plant.aspx?LatinName=Phaseolus+lunatus ''Phaseolus lunatus'' L.] |
||
*{{en}} Plant List |
* {{en}} Plant List: [http://www.theplantlist.org/tpl/record/ild-2932 ''Phaseolus lunatus'' L.] |
||
{{Taxonbar|from=Q1166136}} |
|||
[[ |
[[Kategori:Faboideae]] |
||
[[ |
[[Kategori:Kacang-kacangan]] |
||
[[ |
[[Kategori:Penutup tanah]] |
||
[[ |
[[Kategori:Pupuk hijau]] |
||
[[ |
[[Kategori:Tumbuhan obat]] |
||
[[ |
[[Kategori:Tumbuhan pewarna]] |
||
[[Kategori:Phaseolus]] |
Revisi terkini sejak 19 November 2024 12.30
Kacang kratok | |
---|---|
Kacang kratok, Phaseolus lunatus Darmaga, Bogor | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Fabales |
Famili: | Fabaceae |
Subfamili: | Faboideae |
Genus: | Phaseolus |
Spesies: | P. lunatus
|
Nama binomial | |
Phaseolus lunatus | |
Sinonim | |
Phaseolus bipunctatus Jacq. (1770)[2] |
Kacang kratok atau kekara (Phaseolus lunatus) adalah sejenis kacang-kacangan dari suku Fabaceae. Semula di Indonesia dikembangkan sebagai tanaman penutup tanah, kacang kratok kemudian juga dipanen bijinya, biji yang muda, polong yang muda, pucuk dan kecambahnya, sebagai bahan makanan manusia maupun ternak.
Di beberapa daerah, kacang yang tumbuh menjalar atau memanjat ini dikenal dengan nama-nama seperti kacang mas, roay (Sd.); kara, kratok (Jw.); krato', kerato', karopo (Md.); saru (Minh.),[4] karakarai (Bugis), dan kacang merah (Ptk). Di Malaysia disebut kacang jawa, kacang cina, atau kekara kratok; di Filipina sibatse simaron, patáni, zabache; di Thailand thua rachamat; dan di Vietnam dâu ngu.[5] Di tempat-tempat lain di Jawa juga dikenal sebagai kara legi, kara manis, atau kara bethik.
Pemerian
[sunting | sunting sumber]Merupakan tumbuhan terna semusim atau terkadang menahun; forma yang menyemak tumbuh hingga 0,6 m, forma yang memanjat hingga 2–4 m tingginya. Perakarannya menjalar 1,5–2 m ke dalam tanah.[5]
Daun-daun majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar telur melancip, 5—19 cm x 3– 11 cm. Perbungaan berupa tandan di ketiak, panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan kuntum bunga, daun pelindung (brakteola) tidak rontok. Bunga relatif kecil dengan kelopak bentuk lonceng; mahkota 0,7-1,0 cm, dengan bendera bentuk tudung, hijau pucat atau ungu; sayapnya putih atau ungu; lunasnya terlipat tajam, putih atau kadang-kadang berwarna. Benang sari 10 helai dalam dua tukal. Polongan bentuk lonjong, 5–12 cm x 2,5 cm, biasanya melengkung, kadang-kadang dengan ujung serupa kail, berbiji 2-4. Biji bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna; bentuk ginjal, belah ketupat, atau bundar; warna seragam, bebercak atau berbintik, putih, hijau, kuning, cokelat, merah, hitam, atau ungu; acap dengan garis-garis yang memencar dari hilum.[5]
Asal usul dan kegunaan
[sunting | sunting sumber]Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 1.450 kJ (350 kcal) |
58 g | |
Serat pangan | 3.7 g |
1.5 g | |
14.4—26.4 g | |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: PROSEA |
Kratok berasal dari Benua Amerika, dengan setidaknya dua pusat domestikasi jenis ini. Yalah Amerika Tengah (Meksiko, Guatemala) untuk kultivar berbiji kecil, dan Amerika Selatan (terutama Peru) untuk kultivar berbiji besar. Setelah masa penjelajahan bangsa-bangsa Barat, kacang kratok menyebar ke berbagai tempat di dunia. Pelaut-pelaut Spanyol membawanya melintasi Pasifik ke Filipina, dan dari situ menyebar ke wilayah Asia, terutama Jawa, Burma, dan Mauritius. Sementara jalur perdagangan budak mengantarkan kratok dari Brazilia ke Afrika, terutama wilayah barat dan tengah.[5]
Di akhir abad 19, tanaman ini mulai ditanam di Minahasa, dan di waktu-waktu berikutnya juga di Jawa bagian timur, sebagai tanaman penutup tanah untuk mengatasi aneka gulma kebun yang merugikan. Meskipun dinilai kurang mampu menekan pertumbuhan gulma, kratok dipandang cukup berguna karena mudah tumbuh di tanah miskin, cepat membentuk penutup tanah dan menghasilkan banyak humus yang menyuburkan tanah.[4]
Kratok sejak lama ditanam sebagai penghasil bahan pangan. Sebagai sayuran, bijinya juga dimanfaatkan sebagai makanan kecil (snack) dengan cara menggoreng kacang kratok hingga mengeras. Kacang kratok acapkali dicampur dengan makanan pokok di Nusa Tenggara Timur dan biasa dimakan dengan nasi, jagung, dan ketela untuk di Bali. Yang biasa dipergunakan sebagai makanan adalah kultivar yang tidak mengandung racun. Bijinya dapat diragikan untuk dijadikan tempe.[6] Polongnya yang muda direbus dan dimakan sebagai sayuran. Bijinya yang tua, khususnya kultivar kacang jawa, mengandung asam sianida, sehingga harus diolah terlebih dulu sebelum dapat dimakan dengan aman. Biji kara ini sering pula dimakan dicampur dengan soto, nasi uduk, dan lain sebagainya. Dapat dimasak ataupun dilalap. Walau mengandung asam biru (asam sianida), tetapi juga mengandung vitamin A, B, dan C. Aromanya langu, tetapi segar.[7] Pengolahan itu di antaranya dengan merendamnya di air, merebusnya, atau memfermentasikannya sehingga racunnya hilang. Bahkan dahulu, kacang kratok juga dimakan oleh Orang Belanda sebagai rijsttaffel.[4]
Biji dari beberapa kultivar yang lain hanya sedikit atau sama sekali tidak mengandung racun sianida, sehingga lebih mudah diolah. Di Filipina, biji kratok yang kering diolah untuk menghasilkan tepung kacang yang kaya protein.[5]
Daun-daunnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Daun kratok yang diremas-remas dan dicampur adas pulasari digunakan sebagai obat luar sakit perut pada anak-anak. Bahan pewarna hijau juga didapat dari daun kratok yang diremas dalam air; untuk mewarnai makanan atau anyaman.[4] Selain itu, daunnya itu bermanfaat untuk obat sakit kulit, dengan dicampur dengan kapur sirih. Cuma saja, kratok ini beracun bagi kambing.[7]
Kultivar
[sunting | sunting sumber]Spesies Phaseolus lunatus terdiri dari varietas-varietas liar dan budidaya (kultivar). Setidaknya dikenal empat kelompok kultivar kacang kratok, yakni:[5]
- Kacang jawa – bijinya berukuran sedang, merah-ungu hingga kehitaman, mengandung banyak HCN.
- Kacang burma merah atau kacang rangoon merah – bijinya berukuran kecil, kemerah-merahan, sintal, kadang-kadang dengan bintik keunguan. Kandungan HCNnya hampir tidak ada.
- Kacang burma putih atau kacang rangoon putih – bijinya berukuran kecil, putih, sintal, mirip biji buncis yang kecil. Kandungan HCNnya hampir tidak ada.
- Kacang lima – bijinya besar-besar, putih atau keputihan, sintal. Disebut-sebut sebagai tidak mengandung HCN.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Linne, C. von. 1753. Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, ... 2: 724. Holmiae : Impensis Laurentii Salvii
- ^ Jacquin, N.J. von. 1770. Hortus Botanicus Vindobonensis v. 1: 44. Vindobonae : Typis Leopoldi Joannis Kaliwoda, aulae imperialis typographi.
- ^ Macfadyen, J. 1837. Flora of Jamaica; a description of the plants of that island, arranged according to the natural orders. 1: 279. London : Longman.
- ^ a b c d Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 2: 1047-50. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. (versi 1916: 333)
- ^ a b c d e f Baudoin, J.P. 1989. Phaseolus lunatus L. Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. In: L.J.G. van der Maesen & S. Somaatmadja (Editors). Plant Resources of South-East Asia No. 1: Pulses. [Internet] Record from Proseabase, PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Diakses pada 16-Aug-2013
- ^ Sastrapradja, Setijati; Lubis, Siti Harti Aminah; Soetarno, Hadi; Lubis, Ischak (1981) [1981]. Sayur-Sayuran. 6:72 – 73. Jakarta:LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
- ^ a b Sunarjono, Hendro (2015). Bertanam 36 Jenis Sayur. hlm.161 – 163. Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 978-979-002-579-0.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) FAO: Neglected crops ... Diarsipkan 2016-12-16 di Wayback Machine.
- (Inggris) ILDIS: Phaseolus lunatus L.
- (Inggris) PFAF: Phaseolus lunatus L.
- (Inggris) Plant List: Phaseolus lunatus L.