Lompat ke isi

Kekristenan di Sumatera Utara: Perbedaan antara revisi

Tambah pranala
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jelajahi riwayat secara interaktif
← Revisi sebelumnya
Konten dihapus Konten ditambahkan
VisualTeks wiki
Herryz (bicara | kontrib)
Pengurus
22.190 suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 111.94.96.141 (bicara) ke revisi terakhir oleh EditorPKY
Tag: Pengembalian
 
(40 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Salib Kasih Siatas Barita.jpg|jmpl|300px|kanan|[[Salib Kasih]], Objek Wisata rohani [[Kristen]] yang berada di [[Siatas Barita, Tapanuli Utara|Siatas Barita]], dekat [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], [[ibukota]] kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], [[Sumatra Utara]]]]
[[Berkas:Salib Kasih Siatas Barita.jpg|jmpl|300px|kanan|[[Salib Kasih]], Objek Wisata rohani [[Kristen]] yang berada di [[Siatas Barita, Tapanuli Utara|Siatas Barita]], dekat [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], [[ibukota]] kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara]]]]
'''Kekristenan di Sumatra Utara''' merupakan komunitas keagamaan Kekristenan terbesar di pulau [[Pulau Sumatera|Sumatra]], [[Indonesia]]. Secara jumlah, Kekristenan di provinsi [[Sumatra Utara]] adalah terbesar kedua di Indonesia setelah provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], jumlah pemeluk agama [[Kekristenan]] di Sumatra Utara sebanyak 4.025.737 jiwa atau 31,01% dari 12.982.204 jiwa penduduk Sumatra Utara tahun [[2010]], dimana [[Protestan]] 3.509.700 jiwa (87,18%) dan [[Katolik]] 516.037 jiwa (12,82%).<ref name="JUMLAH">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Indonesia&wid=0000000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Wilayah Indonesia 2010|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=24 April 2021}}</ref> [[Salib Kasih]] yang terletak di kecamatan [[Siatas Barita, Tapanuli Utara|Siatas Barita]], kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], merupakan bukti sejarah masuknya agama [[Kristen]] ke Sumatra Utara.<ref>{{cite web|url=https://www.liputan6.com/tv/read/2688749/video-bukit-salib-kasih-sejarah-masuknya-kristen-di-sumatera|title=Bukit Salib Kasih, Sejarah Masuknya Kristen di Sumatera|date=27 Desember 2016|website=www.liputan6.com|accessdate=24 April 2021}}</ref>
'''Kekristenan di Sumatera Utara''' merupakan komunitas keagamaan Kekristenan terbesar di pulau [[Pulau Sumatra|Sumatra]], [[Indonesia]]. Secara jumlah, Kekristenan di provinsi [[Sumatera Utara]] adalah kekristenan terbesar kedua di Indonesia setelah provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], jumlah pemeluk agama [[Kekristenan]] di Sumatera Utara sebanyak 4.025.737 jiwa atau 31,01% dari 12.982.204 jiwa penduduk Sumatera Utara tahun [[2010]], dimana [[Protestan]] 3.509.700 jiwa (87,18%) dan [[Katolik]] 516.037 jiwa (12,82%).<ref name="JUMLAH">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Indonesia&wid=0000000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Wilayah Indonesia 2010|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=24 April 2021}}</ref> [[Salib Kasih]] yang terletak di kecamatan [[Siatas Barita, Tapanuli Utara|Siatas Barita]], kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], merupakan bukti sejarah masuknya agama [[Kristen]] ke Sumatera Utara.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/tv/read/2688749/video-bukit-salib-kasih-sejarah-masuknya-kristen-di-sumatera|title=VIDEO: Bukit Salib Kasih, Sejarah Masuknya Kristen di Sumatera|date=27 Desember 2016|work=[[Liputan6.com]]|accessdate=24 April 2021|editor-last2=Ali|editor-first2=Muhammad|editor-last=Sofian|editor-first=Arnaz}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== Abad Ke-7 ===
=== Abad Ke-7 ===
Banyak pendapat tentang awal mula masuknya [[Injil]] ke [[Indonesia]], khususnya kawasan [[Sumatra Utara]]. Salah satu pendapat yakni dari Jan Bakker SJ, yang menulis di majalah "Basis" pada tahun 1969, bahwa agama [[Katolik]] sudah ada pada abad ke-7 [[Masehi]] dan berakar di Sumatra Utara yang kemudian menyebar ke daerah lain, termasuk pulau [[Pulau Jawa|Jawa]]. Jan Bakker menggunakan berbagai literasi [[Islam]], dan dia meyakini pula bahwa Katolik datang dari [[India Selatan]].<ref name="SEJARAH2">{{cite web|url=https://historia.id/agama/articles/masuknya-kristen-di-indonesia-PyJpV/page/1|first=Budi|last=Sutiyono|date=25 Desember 2017|title=Masuknya Kristen di Indonesia|website=www.historia.id|accessdate=24 April 2021}}</ref> Katolik berkembang di India Selatan dan lewat perdagangan mulai menyebar hingga ke Sumatra Utara. Gereja Kristen Katolik mulai ditanam di daerah Tapanuli sebelum tahun 600 oleh saudagar dari India yang menamakan diri [[Thomas Christians]].<ref name="SEJARAH2"/>
Banyak pendapat tentang awal mula masuknya [[Injil]] ke [[Indonesia]], khususnya kawasan [[Sumatera Utara]]. Salah satu pendapat yakni dari Jan Bakker SJ, yang menulis di majalah "Basis" pada tahun 1969, bahwa agama [[Katolik]] sudah ada pada abad ke-7 [[Masehi]] dan berakar di Sumatera Utara yang kemudian menyebar ke daerah lain, termasuk pulau [[Pulau Jawa|Jawa]]. Jan Bakker menggunakan berbagai literasi [[Islam]], dan dia meyakini pula bahwa Katolik datang dari [[India Selatan]].<ref name="SEJARAH2">{{cite web|url=https://historia.id/agama/articles/masuknya-kristen-di-indonesia-PyJpV/page/1|first=Budi|last=Sutiyono|date=25 Desember 2017|title=Masuknya Kristen di Indonesia|website=www.historia.id|accessdate=24 April 2021}}</ref> Katolik berkembang di India Selatan dan lewat perdagangan mulai menyebar hingga ke Sumatera Utara. Gereja Kristen Katolik mulai ditanam di daerah Tapanuli sebelum tahun 600 oleh saudagar dari India yang menamakan diri [[Thomas Christians]].<ref name="SEJARAH2"/>


Jan Baker mendasarkan teorinya pada tulisan ilmuwan Islam bernama [[Shaykh Abu Salih al-Armini]], yang menulis semacam buku ensiklopedi berjudul "Tadhakkur fiha Akhbar min al-Kana’is wa’l-Adyar min Nawahin Misri w’al Iqtha’aihu" berisi daftar gereja dan pertapaan di [[Mesir]] dan wilayah Timur lainnya. Dalam bukunya, Abu Salih menyebut di Fansur, tempat asal kamper, terdapat sekelompok [[Kristen Nestorian]] dan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Maria. Di antara sumber-sumbernya, Abu Salih menggunakan kitab Nazm al-Jawhar karya [[Sa’id bin al Batriq]] yang berasal dari tahun 910 dan mengisahkan sejumlah peristiwa dari abad ke-7.<ref name="SEJARAH2"/>
Jan Baker mendasarkan teorinya pada tulisan ilmuwan Islam bernama [[Shaykh Abu Salih al-Armini]], yang menulis semacam buku ensiklopedi berjudul "Tadhakkur fiha Akhbar min al-Kana’is wa’l-Adyar min Nawahin Misri w’al Iqtha’aihu" berisi daftar gereja dan pertapaan di [[Mesir]] dan wilayah Timur lainnya. Dalam bukunya, Abu Salih menyebut di Fansur, tempat asal kamper, terdapat sekelompok [[Kristen Nestorian]] dan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Maria. Di antara sumber-sumbernya, Abu Salih menggunakan kitab Nazm al-Jawhar karya [[Sa’id bin al Batriq]] yang berasal dari tahun 910 dan mengisahkan sejumlah peristiwa dari abad ke-7.<ref name="SEJARAH2"/>
Baris 10: Baris 10:
Menurut Bakker, ‘Fansur’ itu sama dengan ‘Pansur’, dekat Baros di [[Tapanuli]]. Dia juga menulis penyebutan [[Kristen Nestorian]] dari Abu Salih keliru dan “meluruskannya” sebagai [[Katolik]]. AJ Butler MA FSA saat memberikan catatan terhadap terjemahan BTA Evetts atas karya Abu Salih ke dalam bahasa Inggris, berjudul ''The Churches and Monasteries of Egypt Attributed to Abu Sahlih, The Armenian'', menjelaskan bahwa kata Fahsur memang tertulis dalam manuskrip aslinya. Namun, kata ini seharusnya ditulis Mansur, sebuah negara di zaman kuno yang terdapat di barat laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas [[kamper]].<ref name="SEJARAH2"/>
Menurut Bakker, ‘Fansur’ itu sama dengan ‘Pansur’, dekat Baros di [[Tapanuli]]. Dia juga menulis penyebutan [[Kristen Nestorian]] dari Abu Salih keliru dan “meluruskannya” sebagai [[Katolik]]. AJ Butler MA FSA saat memberikan catatan terhadap terjemahan BTA Evetts atas karya Abu Salih ke dalam bahasa Inggris, berjudul ''The Churches and Monasteries of Egypt Attributed to Abu Sahlih, The Armenian'', menjelaskan bahwa kata Fahsur memang tertulis dalam manuskrip aslinya. Namun, kata ini seharusnya ditulis Mansur, sebuah negara di zaman kuno yang terdapat di barat laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas [[kamper]].<ref name="SEJARAH2"/>


Terlepas dari berbagai pendapat awal mula masuknya [[Injil]] ke Indonesia atau secara khusus Sumatra Utara, sebelum [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] ([[VOC]] atau Persatuan Perusahaan Hindia Timur asal [[Belanda]]), Kekristenan di Sumatra Utara tidak berkembang, bahkan hingga pada masa kedudukan pemerintahan [[Inggris]] di Sumatra dan mengutus para [[misionaris]], Kekristenan cenderung tidak berkembang.
Terlepas dari berbagai pendapat awal mula masuknya [[Injil]] ke Indonesia atau secara khusus Sumatera Utara, sebelum [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] ([[VOC]] atau Persatuan Perusahaan Hindia Timur asal [[Belanda]]), Kekristenan di Sumatera Utara tidak berkembang, bahkan hingga pada masa kedudukan pemerintahan [[Inggris]] di Sumatra dan mengutus para [[misionaris]], Kekristenan cenderung tidak berkembang.


=== Masa Penjajahan Inggris ===
=== Masa Penjajahan Inggris ===
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|jmpl|lurus|ka|Foto Thomas Stamford Raffles tahun [[1817]]]]
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|jmpl|lurus|ka|Foto Thomas Stamford Raffles tahun [[1817]]]]
Sejak tahun 1679, satu jemaat Kristen Protestan sudah ada di pantai sebelah Barat [[Kota Padang|Padang]], yakni para pegawai [[VOC]], namun Injil tidak disebarkan kepada penduduk asli Sumatra Barat. Setelah [[Inggris]] memasuki kawasan Sumatra, antara tahun 1811 hingga 1825, [[Penginjilan]] mulai dilakukan pertama kalinya.<ref name="SEJARAH">{{cite web|url=https://sejarah.co/artikel/geredja_di_sumatra.htm|title=Sejarah Alkitab Indonesia|website=www.sejarah.co|accessdate=24 April 2021}}</ref> [[Thomas Stamford Raffles]], pada saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Jawa, memberikan izin untuk pertama kalinya kepada para pekabar Injil di [[Jakarta]], untuk bekerja di Sumatra. Tahun 1820, tiga orang pekabar Injil dari perhimpunan pekabar Injil Baptis di Inggris memasuki daerah-daerah di Sumatra. Mereka adalah Ward yang pergi ke [[Bengkulu]], Evans ke Padang dan Burton ke [[Kota Sibolga|Sibolga]].<ref name="SEJARAH"/>
Sejak tahun 1679, satu jemaat Kristen Protestan sudah ada di pantai sebelah Barat [[Kota Padang|Padang]], yakni para pegawai [[VOC]], namun Injil tidak disebarkan kepada penduduk asli Sumatera Barat. Setelah [[Inggris]] memasuki kawasan Sumatra, antara tahun 1811 hingga 1825, [[Penginjilan]] mulai dilakukan pertama kalinya.<ref name="SEJARAH">{{cite web|url=https://sejarah.co/artikel/geredja_di_sumatra.htm|title=Sejarah Alkitab Indonesia|website=www.sejarah.co|accessdate=24 April 2021}}</ref> [[Thomas Stamford Raffles]], pada saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Jawa, memberikan izin untuk pertama kalinya kepada para pekabar Injil di [[Jakarta]], untuk bekerja di Sumatra. Tahun 1820, tiga orang pekabar Injil dari perhimpunan pekabar Injil Baptis di Inggris memasuki daerah-daerah di Sumatra. Mereka adalah Ward yang pergi ke [[Bengkulu]], Evans ke Padang dan Burton ke [[Kota Sibolga|Sibolga]].<ref name="SEJARAH"/>


Burton yang pergi ke Sibolga mulai mempelajari bahasa [[bahasa Batak Toba|Batak Toba]], bahkan sampai menterjemahkan beberapa bagian dari [[Alkitab]]. Burton menyadari bahwa usaha Pekabaran Injil di Sumatra mustahil akan berakar di dalam suku-suku Sumatra, jika usaha tersebut hanya dilaksanakan di daerah-daerah pantai saja. Akhirnya Burton dan Ward memutuskan untuk masuk ke pedalaman. Pada tahun 1824, mereka sampai ke [[Silindung]], kawasan pedalaman yang diduduki oleh suku [[Batak Toba]]. Meskipun disambut dengan baik, usaha mereka tidak mendapatkan hasil dalam pemberitaan Injil di antara suku Batak.<ref name="SEJARAH"/>
Burton yang pergi ke Sibolga mulai mempelajari bahasa [[bahasa Batak Toba|Batak Toba]], bahkan sampai menterjemahkan beberapa bagian dari [[Alkitab]]. Burton menyadari bahwa usaha Pekabaran Injil di Sumatra mustahil akan berakar di dalam suku-suku Sumatra, jika usaha tersebut hanya dilaksanakan di daerah-daerah pantai saja. Akhirnya Burton dan Ward memutuskan untuk masuk ke pedalaman. Pada tahun 1824, mereka sampai ke [[Silindung]], kawasan pedalaman yang diduduki oleh suku [[Batak Toba]]. Meskipun disambut dengan baik, usaha mereka tidak mendapatkan hasil dalam pemberitaan Injil di antara suku Batak.<ref name="SEJARAH"/>


Tahun 1826, pemerintahan [[Inggris]] di Sumatra Barat diambil alih kembali oleh pemerintahan [[Belanda]]. Sehubungan dengan peristiwa itu, usaha pekabaran Injil dari Inggris di Sumatra berakhir. Namun, [[Nederlandsch Zendeling Genootschap]] (disingkat NZG) atau Serikat Misonaris Negeri Belanda, mulai memperhatikan Sumatra. [[NZG]] mengutus seorang pekabar Injil untuk menyebarkan Injil di Sumatra, yaitu [[Gützlaff]]. Akan tetapi, terjadi perang Bonjol di [[Sumatra Tengah]], Gützlaff gagal berangkat ke Sumatra. Yang akhirnya dia menetap di Jakarta dan mulai melakukan penginjilan di antara masyarakat [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Selanjutnya, dialah yang menjadi perintis utama dalam usaha pekabaran Injil di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] (Cina daratan).<ref name="SEJARAH"/>
Tahun 1826, pemerintahan [[Inggris]] di Sumatera Barat diambil alih kembali oleh pemerintahan [[Belanda]]. Sehubungan dengan peristiwa itu, usaha pekabaran Injil dari Inggris di Sumatra berakhir. Namun, [[Nederlandsch Zendeling Genootschap]] (disingkat NZG) atau Serikat Misonaris Negeri Belanda, mulai memperhatikan Sumatra. [[NZG]] mengutus seorang pekabar Injil untuk menyebarkan Injil di Sumatra, yaitu [[Gützlaff]]. Akan tetapi, terjadi perang Bonjol di [[Sumatra Tengah]], Gützlaff gagal berangkat ke Sumatra. Yang akhirnya dia menetap di Jakarta dan mulai melakukan penginjilan di antara masyarakat [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Selanjutnya, dialah yang menjadi perintis utama dalam usaha pekabaran Injil di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] (Cina daratan).<ref name="SEJARAH"/>



== Pemeluk Kristen Menurut Kabupaten/Kota ==
== Pemeluk Kristen Menurut Kabupaten/Kota ==
Pemeluk agama [[Kekristenan|Kristen]] di Sumatra Utara umumnya berasal dari suku [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Nias|Nias]], dan sebahagian lagi dari [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] serta pendatang dari Indonesia Timur seperti orang [[Suku Minahasa|Minahasa]], NTT, Maluku dan Papua. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun 2021, persentasi pemeluk agama Kristen di Sumatra Utara sebanyak 31,21%, di mana mayoritas [[Protestan]] yakni 26,90% dan [[Katolik]] 4,31%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=16 Agustus 2021|format=visual}}</ref>
Pemeluk agama [[Kekristenan|Kristen]] di Sumatera Utara umumnya berasal dari suku [[Suku Batak|Batak]] ([[Suku Batak Toba|Toba]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Simalungun|Simalungun]], [[Suku Pakpak|Pakpak]] dan sebagian [[Suku Angkola|Angkola]] dan [[Suku Mandailing|Mandailing]]), [[Suku Nias|Nias]], dan sebagian lagi dari [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Jawa|Jawa]], serta pendatang dari Indonesia Timur seperti orang [[Suku Minahasa|Minahasa]], NTT, Maluku dan Papua. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun 2021, persentasi pemeluk agama Kristen di Sumatera Utara sebanyak 31,21%, di mana mayoritas [[Protestan]] yakni 26,90% dan [[Katolik]] 4,31%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=16 Agustus 2021|format=visual}}</ref>


Berikut adalah data pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatra Utara, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] hingga 30 Juni 2021:<ref name="DUKCAPIL"/>
Berikut adalah data pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatera Utara, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] hingga 30 Juni 2021:<ref name="DUKCAPIL"/>


{|class=wikitable
{|class=wikitable
|-style="background:#efefef;"
|-style="background:#efefef;"
! colspan="7" |Pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatra Utara 2021
! colspan="7" |Pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatera Utara 2021
|-style="background:#efefef;"
|-style="background:#efefef;"
| style="text-align:center;"|No
| style="text-align:center;"|No
Baris 78: Baris 77:
| style="text-align:left;"|
| style="text-align:left;"|
|-
|-
| style="text-align:center;"|
| style="text-align:center;"|6
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Tapanuli Utara]]
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Tapanuli Utara]]
| style="text-align:center;"| 320.542
| style="text-align:center;"| 320.542
Baris 86: Baris 85:
| style="text-align:left;"|
| style="text-align:left;"|
|-
|-
| style="text-align:center;"|
| style="text-align:center;"|7
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Nias Utara]]
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Nias Utara]]
| style="text-align:center;"| 151.684
| style="text-align:center;"| 151.684
Baris 92: Baris 91:
| style="text-align:right;"| 22.801 <small>(15,01%)</small>
| style="text-align:right;"| 22.801 <small>(15,01%)</small>
| style="text-align:right;"| 143.684 <small>(94,59%)</small>
| style="text-align:right;"| 143.684 <small>(94,59%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|8
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Toba]]
| style="text-align:center;"| 213.347
| style="text-align:right;"| 182.598 <small>(85,59%)</small>
| style="text-align:right;"| 15.740 <small>(07,38%)</small>
| style="text-align:right;"| 198.338 <small>(92,97%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|9
| style="text-align:left;"| [[Kota Gunungsitoli]]
| style="text-align:center;"| 136.873
| style="text-align:right;"| 108.373 <small>(79,18%)</small>
| style="text-align:right;"| 10.058 <small>(07,35%)</small>
| style="text-align:right;"| 118.431 <small>(86,53%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|10
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Dairi]]
| style="text-align:center;"| 318.616
| style="text-align:right;"| 229.316 <small>(71,97%)</small>
| style="text-align:right;"| 36.927 <small>(11,59%)</small>
| style="text-align:right;"| 266.243 <small>(83,56%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|11
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Karo]]
| style="text-align:center;"| 409.280
| style="text-align:right;"| 236.677 <small>(57,83%)</small>
| style="text-align:right;"| 61.215 <small>(14,96%)</small>
| style="text-align:right;"| 297.892 <small>(72,79%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|12
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Pakpak Bharat]]
| style="text-align:center;"| 55.183
| style="text-align:right;"| 31.289 <small>(56,70%)</small>
| style="text-align:right;"| 2.064 <small>(03,74%)</small>
| style="text-align:right;"| 33.353 <small>(60,44%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|13
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Tapanuli Tengah]]
| style="text-align:center;"| 365.460
| style="text-align:right;"| 164.215 <small>(44,93%)</small>
| style="text-align:right;"| 45.499 <small>(12,45%)</small>
| style="text-align:right;"| 209.714 <small>(57,38%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|14
| style="text-align:left;"| [[Kota Pematangsiantar]]
| style="text-align:center;"| 273.523
| style="text-align:right;"| 121.942 <small>(44,58%)</small>
| style="text-align:right;"| 15.668 <small>(05,73%)</small>
| style="text-align:right;"| 137.610 <small>(50,31%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|15
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Simalungun]]
| style="text-align:center;"| 1.038.120
| style="text-align:right;"| 386.726 <small>(37,25%)</small>
| style="text-align:right;"| 58.478 <small>(05,64%)</small>
| style="text-align:right;"| 445.204 <small>(42,89%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|16
| style="text-align:left;"| [[Kota Sibolga]]
| style="text-align:center;"| 94.970
| style="text-align:right;"| 32.045 <small>(33,74%)</small>
| style="text-align:right;"| 4.808 <small>(05,06%)</small>
| style="text-align:right;"| 36.853 <small>(38,80%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|17
| style="text-align:left;"| [[Kota Medan]]
| style="text-align:center;"| 2.524.511
| style="text-align:right;"| 480.471 <small>(19,03%)</small>
| style="text-align:right;"| 62.570 <small>(02,48%)</small>
| style="text-align:right;"| 543.041 <small>(21,51%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|18
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Tapanuli Selatan]]
| style="text-align:center;"| 314.887
| style="text-align:right;"| 61.640 <small>(19,58%)</small>
| style="text-align:right;"| 4.190 <small>(01,33%)</small>
| style="text-align:right;"| 65.830 <small>(20,91%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|19
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Deli Serdang]]
| style="text-align:center;"| 1.940.767
| style="text-align:right;"| 324.476 <small>(16,72%)</small>
| style="text-align:right;"| 54.241 <small>(02,81%)</small>
| style="text-align:right;"| 378.717 <small>(19,53%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|20
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]]
| style="text-align:center;"| 395.476
| style="text-align:right;"| 61.350 <small>(15,51%)</small>
| style="text-align:right;"| 6.956 <small>(01,76%)</small>
| style="text-align:right;"| 68.306 <small>(17,27%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|21
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Labuhanbatu]]
| style="text-align:center;"| 505.388
| style="text-align:right;"| 69.394 <small>(13,73%)</small>
| style="text-align:right;"| 8.312 <small>(01,65%)</small>
| style="text-align:right;"| 77.706 <small>(15,38%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|22
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]]
| style="text-align:center;"| 324.545
| style="text-align:right;"| 44.510 <small>(13,72%)</small>
| style="text-align:right;"| 2.635 <small>(00,81%)</small>
| style="text-align:right;"| 47.145 <small>(14,53%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|23
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Serdang Bedagai]]
| style="text-align:center;"| 668.496
| style="text-align:right;"| 85.477 <small>(12,79%)</small>
| style="text-align:right;"| 8.833 <small>(1,32%)</small>
| style="text-align:right;"| 94.310 <small>(14,11%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|24
| style="text-align:left;"| [[Kota Tebing Tinggi]]
| style="text-align:center;"| 176.429
| style="text-align:right;"| 21.312 <small>(12,08%)</small>
| style="text-align:right;"| 2.170 <small>(1,23%)</small>
| style="text-align:right;"| 23.482 <small>(13,31%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|25
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Batubara]]
| style="text-align:center;"| 422.448
| style="text-align:right;"| 38.784 <small>(09,18%)</small>
| style="text-align:right;"| 6.931 <small>(01,64%)</small>
| style="text-align:right;"| 45.715 <small>(10,82%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|26
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Padang Lawas Utara]]
| style="text-align:center;"| 269.845
| style="text-align:right;"| 25.205 <small>(09,34%)</small>
| style="text-align:right;"| 1.099 <small>(00,41%)</small>
| style="text-align:right;"| 26.304 <small>(09,75%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|27
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Asahan]]
| style="text-align:center;"| 790.133
| style="text-align:right;"| 69.303 <small>(08,77%)</small>
| style="text-align:right;"| 6.261 <small>(00,79%)</small>
| style="text-align:right;"| 75.569 <small>(09,56%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|28
| style="text-align:left;"| [[Kota Padang Sidempuan]]
| style="text-align:center;"| 228.125
| style="text-align:right;"| 19.265 <small>(08,44%)</small>
| style="text-align:right;"| 1.500 <small>(00,66%)</small>
| style="text-align:right;"| 20.765 <small>(09,10%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|29
| style="text-align:left;"| [[Kota Binjai]]
| style="text-align:center;"| 297.448
| style="text-align:right;"| 22.357 <small>(07,52%)</small>
| style="text-align:right;"| 3.248 <small>(01,09%)</small>
| style="text-align:right;"| 25.605 <small>(08,61%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|30
| style="text-align:left;"| [[Kota Tanjungbalai]]
| style="text-align:center;"| 179.035
| style="text-align:right;"| 13.191 <small>(07,37%)</small>
| style="text-align:right;"| 1.453 <small>(00,81%)</small>
| style="text-align:right;"| 14.644 <small>(08,18%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|31
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Langkat]]
| style="text-align:center;"| 1.057.605
| style="text-align:right;"| 74.758 <small>(07,07%)</small>
| style="text-align:right;"| 5.069 <small>(00,48%)</small>
| style="text-align:right;"| 79.827 <small>(07,55%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|32
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Mandailing Natal]]
| style="text-align:center;"| 489.569
| style="text-align:right;"| 18.251 <small>(03,73%)</small>
| style="text-align:right;"| 1.650 <small>(00,34%)</small>
| style="text-align:right;"| 19.901 <small>(04,07%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|33
| style="text-align:left;"| [[Kabupaten Padang Lawas]]
| style="text-align:center;"| 263.328
| style="text-align:right;"| 5.180 <small>(01,97%)</small>
| style="text-align:right;"| 260 <small>(00,10%)</small>
| style="text-align:right;"| 5.440 <small>(02,07%)</small>
| style="text-align:left;"|
|-
| style="text-align:center;"|-
| style="text-align:left;"| [[Sumatera Utara]]
| style="text-align:center;"| 15.180.796
| style="text-align:right;"| 4.083.712 <small>(26,90%)</small>
| style="text-align:right;"| 653.814 <small>(04,31%)</small>
| style="text-align:right;"| 4.737.526 <small>(31,21%)</small>
| style="text-align:left;"|
| style="text-align:left;"|
|-
|-
|}
|}

== Lihat pula ==

* [[Gereja suku batak toba|Gereja Suku Batak Toba]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 106: Baris 325:
[[Kategori:Kristen]]
[[Kategori:Kristen]]
[[Kategori:Gereja di Indonesia]]
[[Kategori:Gereja di Indonesia]]
[[Kategori:Agama di Sumatra Utara]]
[[Kategori:Agama di Sumatera Utara]]

Revisi terkini sejak 22 Desember 2024 10.40

Salib Kasih, Objek Wisata rohani Kristen yang berada di Siatas Barita, dekat Tarutung, ibukota kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara

Kekristenan di Sumatera Utara merupakan komunitas keagamaan Kekristenan terbesar di pulau Sumatra, Indonesia. Secara jumlah, Kekristenan di provinsi Sumatera Utara adalah kekristenan terbesar kedua di Indonesia setelah provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, jumlah pemeluk agama Kekristenan di Sumatera Utara sebanyak 4.025.737 jiwa atau 31,01% dari 12.982.204 jiwa penduduk Sumatera Utara tahun 2010, dimana Protestan 3.509.700 jiwa (87,18%) dan Katolik 516.037 jiwa (12,82%).[1] Salib Kasih yang terletak di kecamatan Siatas Barita, kabupaten Tapanuli Utara, merupakan bukti sejarah masuknya agama Kristen ke Sumatera Utara.[2]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Abad Ke-7

[sunting | sunting sumber]

Banyak pendapat tentang awal mula masuknya Injil ke Indonesia, khususnya kawasan Sumatera Utara. Salah satu pendapat yakni dari Jan Bakker SJ, yang menulis di majalah "Basis" pada tahun 1969, bahwa agama Katolik sudah ada pada abad ke-7 Masehi dan berakar di Sumatera Utara yang kemudian menyebar ke daerah lain, termasuk pulau Jawa. Jan Bakker menggunakan berbagai literasi Islam, dan dia meyakini pula bahwa Katolik datang dari India Selatan.[3] Katolik berkembang di India Selatan dan lewat perdagangan mulai menyebar hingga ke Sumatera Utara. Gereja Kristen Katolik mulai ditanam di daerah Tapanuli sebelum tahun 600 oleh saudagar dari India yang menamakan diri Thomas Christians.[3]

Jan Baker mendasarkan teorinya pada tulisan ilmuwan Islam bernama Shaykh Abu Salih al-Armini, yang menulis semacam buku ensiklopedi berjudul "Tadhakkur fiha Akhbar min al-Kana’is wa’l-Adyar min Nawahin Misri w’al Iqtha’aihu" berisi daftar gereja dan pertapaan di Mesir dan wilayah Timur lainnya. Dalam bukunya, Abu Salih menyebut di Fansur, tempat asal kamper, terdapat sekelompok Kristen Nestorian dan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Maria. Di antara sumber-sumbernya, Abu Salih menggunakan kitab Nazm al-Jawhar karya Sa’id bin al Batriq yang berasal dari tahun 910 dan mengisahkan sejumlah peristiwa dari abad ke-7.[3]

Menurut Bakker, ‘Fansur’ itu sama dengan ‘Pansur’, dekat Baros di Tapanuli. Dia juga menulis penyebutan Kristen Nestorian dari Abu Salih keliru dan “meluruskannya” sebagai Katolik. AJ Butler MA FSA saat memberikan catatan terhadap terjemahan BTA Evetts atas karya Abu Salih ke dalam bahasa Inggris, berjudul The Churches and Monasteries of Egypt Attributed to Abu Sahlih, The Armenian, menjelaskan bahwa kata Fahsur memang tertulis dalam manuskrip aslinya. Namun, kata ini seharusnya ditulis Mansur, sebuah negara di zaman kuno yang terdapat di barat laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamper.[3]

Terlepas dari berbagai pendapat awal mula masuknya Injil ke Indonesia atau secara khusus Sumatera Utara, sebelum Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Persatuan Perusahaan Hindia Timur asal Belanda), Kekristenan di Sumatera Utara tidak berkembang, bahkan hingga pada masa kedudukan pemerintahan Inggris di Sumatra dan mengutus para misionaris, Kekristenan cenderung tidak berkembang.

Masa Penjajahan Inggris

[sunting | sunting sumber]
Foto Thomas Stamford Raffles tahun 1817

Sejak tahun 1679, satu jemaat Kristen Protestan sudah ada di pantai sebelah Barat Padang, yakni para pegawai VOC, namun Injil tidak disebarkan kepada penduduk asli Sumatera Barat. Setelah Inggris memasuki kawasan Sumatra, antara tahun 1811 hingga 1825, Penginjilan mulai dilakukan pertama kalinya.[4] Thomas Stamford Raffles, pada saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Jawa, memberikan izin untuk pertama kalinya kepada para pekabar Injil di Jakarta, untuk bekerja di Sumatra. Tahun 1820, tiga orang pekabar Injil dari perhimpunan pekabar Injil Baptis di Inggris memasuki daerah-daerah di Sumatra. Mereka adalah Ward yang pergi ke Bengkulu, Evans ke Padang dan Burton ke Sibolga.[4]

Burton yang pergi ke Sibolga mulai mempelajari bahasa Batak Toba, bahkan sampai menterjemahkan beberapa bagian dari Alkitab. Burton menyadari bahwa usaha Pekabaran Injil di Sumatra mustahil akan berakar di dalam suku-suku Sumatra, jika usaha tersebut hanya dilaksanakan di daerah-daerah pantai saja. Akhirnya Burton dan Ward memutuskan untuk masuk ke pedalaman. Pada tahun 1824, mereka sampai ke Silindung, kawasan pedalaman yang diduduki oleh suku Batak Toba. Meskipun disambut dengan baik, usaha mereka tidak mendapatkan hasil dalam pemberitaan Injil di antara suku Batak.[4]

Tahun 1826, pemerintahan Inggris di Sumatera Barat diambil alih kembali oleh pemerintahan Belanda. Sehubungan dengan peristiwa itu, usaha pekabaran Injil dari Inggris di Sumatra berakhir. Namun, Nederlandsch Zendeling Genootschap (disingkat NZG) atau Serikat Misonaris Negeri Belanda, mulai memperhatikan Sumatra. NZG mengutus seorang pekabar Injil untuk menyebarkan Injil di Sumatra, yaitu Gützlaff. Akan tetapi, terjadi perang Bonjol di Sumatra Tengah, Gützlaff gagal berangkat ke Sumatra. Yang akhirnya dia menetap di Jakarta dan mulai melakukan penginjilan di antara masyarakat Tionghoa. Selanjutnya, dialah yang menjadi perintis utama dalam usaha pekabaran Injil di Tiongkok (Cina daratan).[4]

Pemeluk Kristen Menurut Kabupaten/Kota

[sunting | sunting sumber]

Pemeluk agama Kristen di Sumatera Utara umumnya berasal dari suku Batak (Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan sebagian Angkola dan Mandailing), Nias, dan sebagian lagi dari Tionghoa, Jawa, serta pendatang dari Indonesia Timur seperti orang Minahasa, NTT, Maluku dan Papua. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, persentasi pemeluk agama Kristen di Sumatera Utara sebanyak 31,21%, di mana mayoritas Protestan yakni 26,90% dan Katolik 4,31%.[5]

Berikut adalah data pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatera Utara, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri hingga 30 Juni 2021:[5]

Pemeluk agama Kristen di provinsi Sumatera Utara 2021
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
2021 		Jumlah Pemeluk
Protestan 		Jumlah Pemeluk
Katolik 		Total Pemeluk
Kristen 		Keterangan
1 Kabupaten Nias 145.173 125.094 (86,17%) 18.403 (12,68%) 143.497 (98,85%)
2 Kabupaten Samosir 141.869 85.741 (60,44%) 53.481 (37,70%) 139.22 (98,14%)
3 Kabupaten Nias Barat 96.608 75.726 (78,38%) 18.730 (19,39%) 94.456 (97,77%)
4 Kabupaten Nias Selatan 367.473 287.209 (78,16%) 71.026 (19,33%) 358.235 (97,49%)
5 Kabupaten Humbang Hasundutan 203.816 171.092 (83,95%) 26.297 (12,90%) 197.389 (96,85%)
6 Kabupaten Tapanuli Utara 320.542 289.857 (90,43%) 15.241 (04,75%) 305.098 (95,18%)
7 Kabupaten Nias Utara 151.684 120.883 (79,58%) 22.801 (15,01%) 143.684 (94,59%)
8 Kabupaten Toba 213.347 182.598 (85,59%) 15.740 (07,38%) 198.338 (92,97%)
9 Kota Gunungsitoli 136.873 108.373 (79,18%) 10.058 (07,35%) 118.431 (86,53%)
10 Kabupaten Dairi 318.616 229.316 (71,97%) 36.927 (11,59%) 266.243 (83,56%)
11 Kabupaten Karo 409.280 236.677 (57,83%) 61.215 (14,96%) 297.892 (72,79%)
12 Kabupaten Pakpak Bharat 55.183 31.289 (56,70%) 2.064 (03,74%) 33.353 (60,44%)
13 Kabupaten Tapanuli Tengah 365.460 164.215 (44,93%) 45.499 (12,45%) 209.714 (57,38%)
14 Kota Pematangsiantar 273.523 121.942 (44,58%) 15.668 (05,73%) 137.610 (50,31%)
15 Kabupaten Simalungun 1.038.120 386.726 (37,25%) 58.478 (05,64%) 445.204 (42,89%)
16 Kota Sibolga 94.970 32.045 (33,74%) 4.808 (05,06%) 36.853 (38,80%)
17 Kota Medan 2.524.511 480.471 (19,03%) 62.570 (02,48%) 543.041 (21,51%)
18 Kabupaten Tapanuli Selatan 314.887 61.640 (19,58%) 4.190 (01,33%) 65.830 (20,91%)
19 Kabupaten Deli Serdang 1.940.767 324.476 (16,72%) 54.241 (02,81%) 378.717 (19,53%)
20 Kabupaten Labuhanbatu Utara 395.476 61.350 (15,51%) 6.956 (01,76%) 68.306 (17,27%)
21 Kabupaten Labuhanbatu 505.388 69.394 (13,73%) 8.312 (01,65%) 77.706 (15,38%)
22 Kabupaten Labuhanbatu Selatan 324.545 44.510 (13,72%) 2.635 (00,81%) 47.145 (14,53%)
23 Kabupaten Serdang Bedagai 668.496 85.477 (12,79%) 8.833 (1,32%) 94.310 (14,11%)
24 Kota Tebing Tinggi 176.429 21.312 (12,08%) 2.170 (1,23%) 23.482 (13,31%)
25 Kabupaten Batubara 422.448 38.784 (09,18%) 6.931 (01,64%) 45.715 (10,82%)
26 Kabupaten Padang Lawas Utara 269.845 25.205 (09,34%) 1.099 (00,41%) 26.304 (09,75%)
27 Kabupaten Asahan 790.133 69.303 (08,77%) 6.261 (00,79%) 75.569 (09,56%)
28 Kota Padang Sidempuan 228.125 19.265 (08,44%) 1.500 (00,66%) 20.765 (09,10%)
29 Kota Binjai 297.448 22.357 (07,52%) 3.248 (01,09%) 25.605 (08,61%)
30 Kota Tanjungbalai 179.035 13.191 (07,37%) 1.453 (00,81%) 14.644 (08,18%)
31 Kabupaten Langkat 1.057.605 74.758 (07,07%) 5.069 (00,48%) 79.827 (07,55%)
32 Kabupaten Mandailing Natal 489.569 18.251 (03,73%) 1.650 (00,34%) 19.901 (04,07%)
33 Kabupaten Padang Lawas 263.328 5.180 (01,97%) 260 (00,10%) 5.440 (02,07%)
- Sumatera Utara 15.180.796 4.083.712 (26,90%) 653.814 (04,31%) 4.737.526 (31,21%)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Wilayah Indonesia 2010". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  2. ^ Sofian, Arnaz; Ali, Muhammad, ed. (27 Desember 2016). "VIDEO: Bukit Salib Kasih, Sejarah Masuknya Kristen di Sumatera". Liputan6.com. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  3. ^ a b c d Sutiyono, Budi (25 Desember 2017). "Masuknya Kristen di Indonesia". www.historia.id. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  4. ^ a b c d "Sejarah Alkitab Indonesia". www.sejarah.co. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  5. ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Agustus 2021. 
Diperoleh dari "https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Kekristenan_di_Sumatera_Utara&oldid=26676805"