Lompat ke isi

Wikipedia:Pedoman ejaan dan penulisan kata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 355: Baris 355:
{{baris terjemahan | re | ulang |reprint |ulangcetak }}
{{baris terjemahan | re | ulang |reprint |ulangcetak }}
|}
|}

==Tata Kalimat==

===Penggunaan "di mana" sebagai penghubung dua klausa===
{{stub}}
Untuk menghubungkan dua klausa (anak kalimat), bahasa Indonesia TIDAK mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", atau "which") atau variasinya ("dalam mana", dengan mana", dan sebagainya). Bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK "di mana", apalagi "dimana", termasuk juga dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.

Contoh-contoh: ~~menyusul~~



== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 26 November 2006 19.04

Ejaan yang umum dipakai dalam Wikipedia (dan dianjurkan dipakai, namun tidak diwajibkan) adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga. Untuk membantu Anda yang tak sempat merujuk pada kamus, berikut beberapa panduan.

Daftar kata yang sering salah dieja

Daftar ini disusun menurut urutan abjad. Kata pertama adalah kata baku menurut KBBI (kecuali ada keterangan lain) dan dianjurkan digunakan, sedangkan kata-kata selanjutnya adalah variasi ejaan lain yang kadang-kadang juga digunakan.

  • aktif, aktip
  • aktivitas, aktifitas
  • al Quran, alquran
  • analisis, analisa
  • Anda, anda
  • apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker)
  • asas, azas
  • atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik)
  • bus, bis
  • diagnosis, diagnosa
  • ekstrem, ekstrim
  • embus, hembus
  • Februari, Pebruari
  • frekuensi, frekwensi
  • gladi, geladi
  • hierarki, hirarki
  • hipnosis (nomina), menghipnosis (verba), hipnotis (adjektiva)
  • ibu kota, ibukota
  • ijazah, ijasah
  • imbau, himbau
  • istri, isteri
  • izin, ijin
  • jadwal, jadual
  • jenderal, jendral
  • Jumat, Jum'at
  • kanker, kangker
  • karier, karir
  • Katolik, Katholik
  • komoditi, komoditas (lihat catatan kaki di bawah daftar ini[1])
  • komplet, komplit
  • konkret, konkrit, kongkrit
  • kualitas, kwalitas, kwalitet
  • kuantitas, kwantitas
  • kuitansi, kwitansi
  • kuno, kuna (lihat bagian diskusi halaman ini)
  • lokakarya, loka karya
  • mazhab, mahzab
  • metode, metoda
  • mungkir, pungkir (Ingat!)
  • nahkoda, nakhoda
  • narasumber, nara sumber (berlaku juga untuk kata belakang lain)
  • nasihat, nasehat
  • negatif, negatip (juga kata-kata lainnya yang serupa)
  • November, Nopember
  • objek, obyek
  • objektif, obyektif/p
  • olahraga, olah raga
  • paham, faham
  • persen, prosen
  • pelepasan, penglepasan
  • penglihatan, pelihatan; pengecualian
  • permukiman, pemukiman
  • perumahan, pengrumahan; baik untuk arti housing maupun PHK
  • pikir, fikir
  • Prancis, Perancis (lihat catatan kaki di bawah daftar ini[2])
  • praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum)
  • provinsi, propinsi
  • putra, putera
  • putri, puteri
  • realitas, realita
  • saksama, seksama (Ingat!)
  • samudra, samudera
  • sangsi (=ragu-ragu), sanksi (=konsekuensi atas perilaku yang tidak benar, salah)
  • saraf, syaraf
  • sarat (=penuh), syarat (=kondisi yang harus dipenuhi)
  • sekuriti, sekuritas (lihat catatan kaki di bawah daftar ini[1])
  • segitiga, segi tiga
  • selebritas, selebriti
  • sepak bola, sepakbola
  • silakan, silahkan (Ingat!)
  • sintesis, sintesa
  • sistem, sistim
  • sorga, surga, syurga
  • subjek, subyek
  • subjektif, subyektif/p
  • Sumatra, Sumatera
  • standar, standard
  • standardisasi, standarisasi (lihat catatan kaki di bawah daftar ini[3])
  • tahta, takhta
  • teknik, tehnik
  • telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon
  • teoretis, teoritis (diserap dari: theoretical)
  • trampil, terampil
  • ubah (=mengganti), rubah (=serigala) -- sepertinya kedua-duanya berlaku
  • utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang)
  • wali kota, walikota
  • Yogyakarta, Jogjakarta
  • zaman, jaman

Catatan kaki:

  1. ^Tidak semua akhiran "-ty" bahasa Inggris dialih-bahasakan menjadi "-tas" walaupun tak dimungkiri bahwa mayoritasnya demikian, dalam hal ini berlaku kata-kata seperti sekuriti dan komoditi yang menggunakan sistem kedua (-ti bukan -tas), hal yang sama berlaku pada kata properti (bukan propertas). Kata-kata lainnya misalnya kuantitas memang menggunakan penerjemahan -tas. Untuk sementara ini belum dapat dipastikan aturan main yang cukup jelas dan berterima, namun demikian tetaplah mengecek pedoman ini untuk pemberitaan lebih lanjut.
  2. ^Walaupun "Prancis" lebih dianjurkan, Wikipedia bahasa Indonesia menggunakan ejaan "Perancis" sesuai kesepakatan (lihat diskusinya).
  3. ^Kata standardisasi memang dieja tanpa mengesampingkan huruf d antara standar dan -isasi, seperti halnya di kata implemen yang menjadi implementasi. Hal ini berlandaskan rasa menghargai sumber alih-bahasa, harap dimaklumi.

Huruf kapital

Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

  • Dia mengantuk
  • Kita harus bekerja keras
  • Apa maksudnya?
  • Selamat pagi.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

  • Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
  • Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.;

  • Allah
  • Yang Maha Pengasih


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

  • Haji Agus Salim
  • Presiden Soekarno


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.

  • Gubernur Ali Sadikin
  • Menteri Hari Sabarno

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!

  • "Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?"
  • Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.

  • Ricky Setiawan
  • Vieta Fitria Diani
  • Muhammad Alif Atma Ain Azza


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

  • suku Sasak
  • bangsa Indonesia

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!

  • mengindonesiakan kata asing
  • keinggris-inggrisan.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

  • Bandung Lautan Api
  • Proklamasi Kemerdekaan
  • hari Minggu
  • Iedul Fitri.

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!

  • memproklamasikan kemerdekaan


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi

  • Asia Tenggara
  • Jazirah Arab
  • Selat Sunda.

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!

  • Berlayar ke teluk.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.

  • Departemen Pendidikan Nasional
  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  • Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!

  • Menurut undang-undang dasar kita
  • Menjadi sebuah republik


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

  • Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma
  • Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Umum


Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

  • Dr. = Doktor
  • dr. = Dokter
  • Sdr. = Saudara

S.Sos = Sarjana Sosial


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan se[perti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

  • Kapan Bapak berangkat?
  • Surat Saudara sudah saya terima.

Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

  • Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
  • Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

Tata Tertib Imbuhan

Akhiran -an, -kan dan kata ganti -nya

  • Ayo gerakkan badanmu! (bentuk verba dari gerak -> camkan k ganda!)
  • Gerakan yang dilakukannya bagus. (bentuk nomina dari gerak -> camkan akhiran -an!)
  • Makanannya lezat! (n ganda, makanan tidak luruh)
  • Kata ganti -nya harus disambung dengan kata di depannya.

Awalan pe-, me-

  • Satu suku kata harus diberi sisipan -nge-
    • pengeboman, pengecoran, mengecor, mengelem, mengecek
  • menyatukan bukan memersatu: menjadikan satu/ menggabungkan
  • mempersatukan karena persatukan: mengikat bagian-bagian yang tercerai berai dengan satu ikatan
  • Ia memenangi pertandingan itu bukan Ia memenangkan pertandingan itu
  • Sebaliknya: Juri memenangkannya dalam pertandingan itu
  • mengubah, bukan merubah. Tapi: perubahan
Akhir-akhir ini sering terjadi kesalahkaprahan dalam penulisan kata kerja yang berawalan me, bahkan di surat-surat kabar terkemuka tanah air (Kompas & Republika). Contohnya, penulisan memerhatikan, memersatukan, memerbaiki, dan sebagainya, yang seharusnya ditulis memperhatikan, mempersatukan, memperbaiki. Untuk tata tertib imbuhan gabungan "me-" dan "per-", tidak boleh terjadi peluruhan awalan "per-" menjadi "-mer-". Peluluhan "p" menjadi "m" hanya terjadi pada kata dasar (dan bukan kata jadian yang) berawalan "p" selain kata serapan bahasa asing. Contohnya "me- + peta + -kan" menjadi "memetakan", "me- + puas + -kan" menjadi "memuaskan", demikian juga halnya dengan "memenjarakan", "memerlukan", "memihak", dsb. Perbedaan ini memang sudah dari sifat imbuhan bahasa itu sendiri dan memang tidak perlu disamakan.
Mohon perhatian para editor/penyunting bahasa media massa agar lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan bahasa atau memilih acuan aturan bahasa. Jangan sampai karena kelalaian kita dalam memilih acuan aturan bahasa, semakin memperkeruh (lagi, bukan memerkeruh) aturan penulisan yang sudah benar dan baku.

Tetapi sebaliknya, gabungan awalan "pe-" + "per-" mengalami peluluhan menjadi "pemer-", contohnya pada kata "pemerhati", "pemersatu", dsb. (Sfr)

  • "pe-" dan "me-" yang bertemu dengan kata dasar berawalan "s" menjadi "peny-" dan "meny-" dan "s" lebur. Jadi, "pe-" + "suci" (+ "-an") --> "penyucian". Salah kaprah: "mensucikan hati".
  • "pe-" dan "me-" yang bertemu dengan kata dasar berawalan "c" menjadi "pen-" dan "men-" dan "c" tidak lebur. Jadi "pe-" + "cuci" (+ "-an") --> "pencucian". Salah kaprah: "menyuci baju".
Kesalahkaprahan terjadi karena pengguna kesulitan membedakan bentuk baku dan dialek lokal (misalnya, bahasa Betawi tidak membedakan "me-" bila bertemu "c" dan "s" di awal kata, keduanya luluh menjadi "ny" dan awalan "me-" melebur).

Penggunaan imbuhan Anti, Pro dan Non

  • Kata "anti", "pro" dan "non" diikuti dengan tanda strip ("-") apabila huruf pertama pada kata yang mengikutinya adalah huruf kapital. Sebagai contoh: Anti-Amerika, Pro-Israel, Non-Islam.
  • Kata "anti", "pro" dan "non" tidak diikuti dengan tanda strip ("-") apabila huruf pertama pada kata yang mengikutinya bukan huruf kapital. Sebagai contoh: Antiperang.

Peluluhan

  • Awalan 'Ber-': Bila digabung dengan kata 'kerja' luluh menjadi 'Be-', bila digabung dengan kata 'ajar' luluh menjadi 'Bel-', tetapi TIDAK berlaku dengan kata dasar lainnya seperti 'Warna'. Jadi yang benar adalah bekerja bukan berkerja -> ber- + kerja, belajar bukan berajar, tetapi "berwarna" bukan bewarna.
  • memerlukan bukan memperlukan -> kata yang diimbuhkan adalah kata dasar (me- [m] + perlu + -kan)
  • memperlambat bukan memerlambat -> kata yang diimbuhkan bukan kata dasar (me- [m] + perlambat)
  • mengedepankan bukan mengkedepankan -> kata dasar berkata-depan "ke" (me- [ng] + [k]e + depan + -kan)
  • memprogram bukan memrogram dan mentransfer bukan menransfer -> Kata serapan
  • mengait bukan mengkait (kait)... tetapi mengkaji (kaji) alih-alih mengaji (aji)

Bentuk Terikat, Terpisah

Berlaku untuk: antar, dwi, tri, catur, maha, swa, pra, tuna, anti, pasca, nir, non, dsb.

  • Kata dasar: DISAMBUNG. Contoh: dwiwarna, trimurti, mahasiswi, pascasarjana; kecuali: Ketuhanan Yang Maha Esa (dalam teks Pancasila, belum EYD).
  • Kata jadian/turunan: TERPISAH. Contoh: pra pemilu, maha pengasih, pasca kemerdekaan, non kolesterol.
  • Kata berhuruf kapital: BERTANDA HUBUNG -> non-Indonesia, anti-Israel, pasca-KTT.

Kata berakhiran -ir/-isasi

Pada zaman dulu, banyak kata Indonesia yang menyerap kata Belanda yang berakhiran -ir, namun yang dibakukan sekarang adalah serapan dari bentuk kata Inggris. Contoh:

  • mengorganisasi, bukan mengorganisir
  • mengoordinasi, bukan mengoordinir

Penulisan bilangan ordinat

Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis dengan diawali ke-. Jika ditulis dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.

  • Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI
  • Salah: abad ke sebelas, abad ke 11, abad ke-XI, abad 11

Tanda baca yang sering salah ditulis

Sebagian besar tanda baca ditulis menempel pada kata yang mendahuluinya.

  • Contoh: bukan Contoh :
  • Hey! bukan Hey !
  • Siapa? bukan Siapa ?
  • kata1, kata2, kata3 bukan kata1,kata2,kata3 dan bukan pula kata1 , kata2 , kata3
  • "Siapakah yang melawan?" bukan "Siapakah yang melawan"?
  • "Kira-kira seperti ini," ujar Budi
  • Semua tanda baca harus dimuat di dalam tanda kutip bukan di luar (setelahnya)!
  • (kami tidak bercanda!) bukan (kami tidak bercanda)!
  • (kami berharap). bukan (kami berharap.)

Kata depan di vs. awalan di-

Jika kata depan di diikuti nama tempat (misalnya, Jakarta, mana, situ, kota), berilah spasi di antara kata di dan nama tempat tersebut.

Contohnya:
           1. di sana, bukan disana.
           2. di kota, bukan dikota.

Jika awalan di- diikuti kata jenis lainnya (kata kerja, kata sifat, dll), kedua kata tersebut harus digabung.

Contohnya:
           1. ditiup, bukan di tiup.
           2. dibuka, bukan di buka.

Penulisan Gelar Yang Sering Salah

  • DR, Dr, atau dr? Untuk doktor (S3) dan dokter (ahli penyakit)
1. Doktor (S3)
   DR. SYAFARUDIN, bukan Dr. SYAFARUDIN, tetapi
   Dr. Syafarudin, bukan DR. Syafarudin.
2. Dokter (ahli penyakit)
   Dr. SOEMANTRI, bukan dr. SOEMANTRI, tetapi
   dr. Soemantri, bukan Dr. Soemantri
    

Tahun

  • 1960-an bukan 1960an

Pendalaman Kosa Kata

Untuk daftar penerjemahan kata, lihat Wikipedia:Terjemahan.

Awalan:

  • awalan de (Inggris): awa (misal: demultiplexing = awa-pemultipleksan)
  • lir-: awalan yang berarti "mirip". Misal: liragar = jelly-like, lirintan, dll. Seperti imbuhan bak -.
  • laik-: misalnya: laik-santap = edible
  • nir-: misalnya: nirbiji = seedless, baja nirkarat = stainless steel
  • awa-, mala-, tan-: awawarna, tanwarna = colourless; malagizi = malnutrition
  • tuna-: tunadaksa, tunaaksara, tunawisma (tak memiliki)
  • kahat -: kahat gizi = kurang gizi (less dalam arti selain tanpa)

Awalan untuk Terjemahan

Awalan Asing Awalan Indonesia Contoh Kata Asing Terjemahan
a tak asimetri taksimetri
ante purba antedate purbatanggal
pre pra preview pratinjau
anti prati antibiotik pratirasa
auto swa autobiografi swariwayat
inter antar internasional antarbangsa
re ulang reprint ulangcetak

Tata Kalimat

Penggunaan "di mana" sebagai penghubung dua klausa

Untuk menghubungkan dua klausa (anak kalimat), bahasa Indonesia TIDAK mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", atau "which") atau variasinya ("dalam mana", dengan mana", dan sebagainya). Bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK "di mana", apalagi "dimana", termasuk juga dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.

Contoh-contoh: ~~menyusul~~


Lihat pula

Pranala luar