Lompat ke isi

Kota Tarakan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Eporefani98 (bicara | kontrib)
Eporefani98 (bicara | kontrib)
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 254: Baris 254:


== Tempat Menarik ==
== Tempat Menarik ==
[[Berkas:Gtmtrk.JPG‎|thumb|275px|[[Grand Tarakan Mall]]]]
[[Berkas:Gtmtrk.JPG‎|thumb|top|210px|[[Grand Tarakan Mall]]]]
[[Berkas:Gusher.jpg|thumb|275px|Wajah baru [[Gusher Plaza]] pada [[Agustus]] [[2011]]]]
[[Berkas:Gusher.jpg|thumb|top|210px|Wajah baru [[Gusher Plaza]] pada [[Agustus]] [[2011]]]]

# Iraw Tengkayu, dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
# Iraw Tengkayu, dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
# Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan [[Pantai Amal, Tarakan Timur, Tarakan|Pantai Amal]], Kecamatan [[Tarakan Timur, Tarakan|Tarakan Timur]]. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru
# Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan [[Pantai Amal, Tarakan Timur, Tarakan|Pantai Amal]], Kecamatan [[Tarakan Timur, Tarakan|Tarakan Timur]]. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru

Revisi per 17 Agustus 2011 02.20

Kota Tarakan
Daerah tingkat II
Lambang Kota Tarakan
Julukan: 
The New Singapore atau The Little Singapore
Berkas:Lokasi Kalimantan Timur Kota Tarakan.svg
Peta
Kota Tarakan di Kalimantan
Kota Tarakan
Kota Tarakan
Peta
Kota Tarakan di Indonesia
Kota Tarakan
Kota Tarakan
Kota Tarakan (Indonesia)
Koordinat: 3°18′N 117°38′E / 3.3°N 117.63°E / 3.3; 117.63
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Tanggal berdiri15 Desember 1997
Dasar hukumUU RI No. 29 Tahun 1997
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 20
Pemerintahan
 • BupatiUdin Hianggio
Luas
 • Total657,33 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total193,069 (2.010)
 • Kepadatan293/km2 (760/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan lain-lain
 • BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Tidung, dan Bahasa Banjar
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6571
Kode area telepon0551
Kode Kemendagri65.71
APBDRp1,4 Triliun (2010)
Semboyan daerahBAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera)
Flora resmiBakau
Fauna resmiBekantan
Situs webhttp://www.tarakankota.go.id/

Kota Tarakan merupakan kota terbesar ketiga di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia dan juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 657,33 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Tarakan pada tahun 2010 berpenduduk sebanyak 193.069 jiwa. Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil yang terletak di utara Kalimantan Timur.

Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).

Sejarah

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.[1]

Pemboran minyak oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij di Pulau Tarakan (tahun 1920-1940)

Era Kerajaan Tidung

Kerajaan Tidung[2] atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (Genealogy) yang ada bahwa dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira di tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557.

Dari riwayat-riwayat yang terdapat dikalangan suku Tidung tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut dikalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.

Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI. Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangan Suku Tidung yang ada di Kalimantan Timur sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu :

  • Dialek bahas Tidung Malinau
  • Dialek bahasa Tidung Sembakung.
  • Dialek bahas Tidung Sesayap.
  • Dialek bahas Tidung Tarakan yang biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan bermukim di daerah air asin.

Dari adanya beberapa dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan kemudian bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis.

Berikut adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Tidung :

  • Benayuk dari sungai Sesayap, Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim)

Berakhirnya zaman kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut dikalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.

  • Yamus (Si Amus) (Masa Pemerintahan ± 44 Musim)

Selang 15 (lima belas) musim setelah Menjelutung runtuh seorang keturunan Benayuk yang bernama Yamus (Si Amus) yang bermukim di Liyu Maye mengangkat diri sebagai raja yang kemudian memindahkan pusat pemukiman ke Binalatung (Tarakan). Yamus memerintah selama 44 (empat puluh empat) musim, setelah wafat Yamus digantikan oleh salah seorang cucunya yang bernama Ibugang (Aki Bugang).

  • Ibugang (Aki Bugang)

Ibugang beristrikan Ilawang (Adu Lawang) beranak tiga orang. Dari ketiga anak ini hanya seorang yang tetap tinggal di Binalatung yaitu bernama Itara, yang satu ke Betayau dan yang satu lagi ke Penagar.

  • Itara (Lebih kurang 29 Musim)

Itara memerintah selama 29 (dua puluh sembilan) musim. Setelah wafat Anak keturunan Itara yang bernama Ikurung kemudian meneruskan pemerintahan dan memerintah selama 25 (dua puluh lima) musim

  • Ikurung (Lebih kurang 25 Musim)

Ikurung beristrikan Puteri Kurung yang beranakkan Ikarang yang kemudian menggantikan ayahnya yang telah wafat.

  • Ikarang (Lebih kurang 35 Musim), di Tanjung Batu (Tarakan).

Ikarang memerintah selama 35 (tiga puluh lima) musim di Tanjung Batu (Tarakan).

  • Karangan (Lebih kurang Musim)

Karangan yang bristrikan Puteri Kayam (Puteri dari Linuang Kayam) yang kemudian beranakkan Ibidang.

  • Ibidang (Lebih kurang Musim)
  • Bengawan (Lebih kurang 44 Musim)

Diriwayatkan sebagai seorang raja yang tegas dan bijaksana dan wilayah kekuasaannya di pesisir melebihi batas wilayah pesisir Kabupaten Bulungan sekarang yaitu dari Tanjung Mangkaliat di selatan kemudian ke utara sampai di Kudat (Sabah, Malaysia). Diriwayatkan pula bahwa Raja Bengawan sudah menganut Agama Islam dan memerintah selama 44 (empat puluh empat) musim. Setelah Bengawan wafat ia digantikan oleh puteranya yang bernama Itambu

  • Itambu (Lebih kurang 20 Musim)
  • Aji Beruwing Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
  • Aji Surya Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
  • Aji Pengiran Kungun (Lebih kurang 25 Musim)
  • Pengiran Tempuad (Lebih kurang 34 Musim)

Pengiran Tempuad kemudian kawin dengan raja perempuan suku Kayan di Sungai Pimping bernama Ilahai.

  • Aji Iram Sakti (Lebih kurang 25 Musim) di Pimping, Bulungan

Aji Iram Sakti mempunyai anak perempuan yang bernama Adu Idung. Setelah Aji Iram Sakti wafat kemudian digantikan oleh kemanakannya yang bernama Aji Baran Sakti yang beristrikan Adu Idung. Dari perkawinan ini lahirlah Datoe Mancang

  • Aji Baran Sakti (Lebih kurang 20 Musim).
  • Datoe Mancang (Lebih kurang 49 Musim)

Diriwayatkan bahwa masa pemerintahan Datoe Mancang adalah yang paling lama yaitu 49 (empat puluh sembilan) musim

  • Abang Lemanak (Lebih kurang 20 Musim), di Baratan, Bulungan

Setelah Abang Lemanak wafat, ia kemudian digantikan oleh adik bungsunya yang bernama Ikenawai (seorang wanita).

  • Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari (Lebih kurang 15 Musim)

Ikenawai bersuamikan Datoe Radja Laut keturunan Radja Suluk bergelar Sultan Abdurrasid.

Era Dinasti Tengara

Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah

Berikut adalah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara :

  • Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet (1557-1571)
  • Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613)
  • Amiril Pengiran Singa Laoet (1613-1650)
  • Amiril Pengiran Maharajalila I (1650-1695)
  • Amiril Pengiran Maharajalila II (1695-1731)
  • Amiril Pengiran Dipati II (1731-1765)
  • Amiril Pengiran Maharajadinda (1765-1782)
  • Amiril Pengiran Maharajalila III (1782-1817)
  • Amiril Tadjoeddin (1817-1844)
  • Amiril Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867)
  • Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana adalah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II)
  • Datoe Adil (1896-1916)

Era Hindia Belanda

Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No. 22 Tahun 1963.

Era Kemerdekaan

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.

Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.

Pemerintahan

Suasana pada malam hari di pusat kota
Berkas:Tarakankaltim.png
Pusat Kota Tarakan
Kantor Walikota Tarakan

Kecamatan

Kota Tarakan terbagi atas 4 Kecamatan, yaitu :

Kelurahan

Kota Tarakan terdiri dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan, untuk Kecamatan Tarakan Barat dan Tarakan Tengah masing-masing terdiri dari 5 Kelurahan, untuk Tarakan Timur terdiri dari 7 Kelurahan dan 3 Kelurahan untuk Tarakan Utara.

Berikut adalah daftar Kelurahan di Kota Tarakan :

  1. Kelurahan Karang Anyar
  2. Kelurahan Karang Anyar Pantai
  3. Kelurahan Karang Balik
  4. Kelurahan Karang Rejo
  5. Kelurahan Karang Harapan
  6. Kelurahan Pamusian
  7. Kelurahan Kampung 1 Skip
  8. Kelurahan Selumit
  9. Kelurahan Selumit Pantai
  10. Kelurahan Sebengkok
  11. Kelurahan Lingkas Ujung
  12. Kelurahan Gunung Lingkas
  13. Kelurahan Kampung 4
  14. Kelurahan Kampung 6
  15. Kelurahan Mamburungan
  16. Kelurahan Mamburungan Timur
  17. Kelurahan Pantai Amal
  18. Kelurahan Juata Permai
  19. Kelurahan Juata Laut
  20. Kelurahan Juata Kerikil

Geografi

Peta lokasi Pulau Tarakan

Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23" - 3°26'37" Lintang Utara dan 117°30'50" - 117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari 2 (dua) pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas wilayah mencapai 657,33 km².

Adapaun batas-batas wilayah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara : Kecamatan Pulau Bunyu
  • Sebelah Timur : Laut Sulawesi
  • Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjung Palas
  • Sebelah Barat : Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Sekatak

Suhu udara minimum Kota Tarakan rata-rata 24,1°C dan maksimum 31,1°C dengan Kelembabab rata-rata 84,7%. Curah Hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.

Penduduk & Agama

Swiss-Bell Hotel dan Rumah Sakit Partamedika pada malam hari

Berdasarkan data yang ada pada Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Tarakan per - September 2008, jumlah penduduk Kota Tarakan mencapai 178.111 jiwa, terdiri dari laki-laki = 93.154 jiwa dan wanita = 84.957 jiwa.

Berdasarkan Wilayah :

  • Untuk Penduduk WNI:
  1. Kecamatan Tarakan Barat : 59.163 jiwa
  2. Kecamatan Tarakan Tengah : 60.450 jiwa
  3. Kecamatan Tarakan Timur : 39.072 jiwa
  4. Kecamatan Tarakan Utara : 19.426 jiwa
  • Untuk Penduduk WNA :
  1. Kecamatan Tarakan Barat : 36 jiwa
  2. Kecamatan Tarakan Tengah : 0 jiwa
  3. Kecamatan Tarakan Timur : 0 jiwa
  4. Kecamatan Tarakan Utara : 5 jiwa

Kota Tarakan, yang didiami oleh suku asli Tidung, dalam perkembangannya sebagaimana daerah lain dihuni pula oleh suku-suku lain seperti; Suku Dayak, Banjar, Jawa, Bugis, Tionghoa, dan lain-lain.

Pemeluk agama terbesar adalah Islam disamping Kristen, Hindu dan Budha. Berikut jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan se-Kota Tarakan per - Desember 2007

Dibidang kesenian, Tanah Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Sementara di dunia musik, perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang berarti.

Pendidikan

Salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Tarakan

Pendidikan di Kota Tarakan lumayan maju, karena sudah memiliki 3 Sekolah Bertaraf Internasional, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan, SMP Negeri 3 Tarakan, dan SMA Negeri 1 Tarakan, dan 2 Sekolah Adiwiyata, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan dan SMK Negeri 1 Tarakan.

Berikut adalah data tentang pendidikan di Kota Tarakan :

Transportasi

Berkas:Ferrytarakan.jpg
Salah satu Pelabuhan di Tarakan

Darat

Di Tarakan hanya ada Taxi Bandara dan Angkutan Kota atau Angkot untuk transportasi darat, Bus hanya digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut.

Laut

Tarakan menyediakan pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah utara Kalimantan Timur dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di Tarakan juga melayani transportasi laut ke Jawa dan Sulawesi. Di Kota Tarakan terdapat 4 pelabuhan antara lain Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung dan Pelabuhan Juwata Laut. Pelabuhan Tengkayu I dimanfaatkan sebagai pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah utara Kalimantan Timur jaraknya dari pusat kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang jarak dari pusat kota hanya 500 m, Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia jaraknya dari pusat kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata Laut yang baru saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat kota adalah 10 km.

Udara

Tarakan memiliki satu buah bandara, yaitu Bandar Udara Juwata.Bandara Juwata dibangung pada saat Belanda masih menjajah Indonesia, Bandara Juwata juga digunakan sebagai tempat pertama kalinya mendarat pesawat milik Jepang pada tahun 1942. Bandara ini terletak 3,5 km dari pusat kota. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara ini antara lain Batavia Air, Lion Air, Mandala Airlines, Sriwijaya Air, Wings Air dan lain-lain. Destinasi penerbangan di Bandara Juwata yaitu Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Balikpapan dan lain-lain.

Tempat Menarik

Grand Tarakan Mall
Berkas:Gusher.jpg
Wajah baru Gusher Plaza pada Agustus 2011
  1. Iraw Tengkayu, dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
  2. Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru
  3. Grand Tarakan Mall adalah pusat perbelanjaan modern terbesar di Kalimantan Utara
  4. Gusher Plaza, terletak dismping Hutan Mangrove, didalam Gusher Plaza terdapat ramayana, supermarket, KFC, EMI, time zone dan sebagainya
  5. THM Plaza, berada di depan Grand Tarakan Mall, terdapat banyak kios, salah satunya KFC
  6. Museum Rumah Bundar, merupakan museum dengan bentuk atap bundar atau setengah lingkaran, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang
  7. Baloy Adat Tidung, adalah museum peninggalan sejarah kerajaan tidung
  8. Hutan Mangrove, merupakan habitat alami dari fauna asli Tarakan, yakni Bekantan
  9. Islamic Center Baitul Izzah, Kampung Empat, Tarakan Timur adalah masjid terbesar di Kalimantan Timur bagian utara. Islamic Center ini terletak sekitar 5 km dari pusat kota.
  10. Bais Cafè, terdapat kolam renam di belakangnya
  11. Taman Oval Ladang
  12. Taman Oval Markoni
  13. Taman Oval Malundung
  14. Penangkaran Buaya Juwata
  15. Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata
  16. Taman Penghargaan Kota Tarakan di Bandara Juwata
  17. Tarakan Expo, diadakan setiap ulang tahun Kota Tarakan mulai tanggal 15 Desember sampai tahun baru
  18. Makam Tentara Jepang
  19. Tugu Makam Tentara Australia
  20. Wana Wisata Persemaian, tersedia suaka margasatwa, cagar alam dan beberapa permainan seperti outbound
  21. Pulau Sadau
  22. Taman Rekreasi Air 3R
  23. Kolam Pemancingan Juwata Permai
  24. Taman Kebun Anggrek
  25. Air Terjun Karungan

Referensi

  1. ^ Sejarah Kota Tarakan
  2. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1855). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. Lange & Co. hlm. 423.  Teks "Bagian 4" akan diabaikan (bantuan)

Lihat pula