Lompat ke isi

Arudji Kartawinata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
RaihanFajrul9 (bicara | kontrib)
Memperbaiki Laman Aruji Kartawinata
 
(48 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
[[Berkas:Arudji_kartawinata.jpg|right|thumb|Arudji Kartawinata]]
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|image = Arudji_kartawinata.jpg
|imagesize =
|caption =
|office1 = Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
|order1 = Ke-3
|term_start1 = [[26 Januari 1963]]
|term_end1 = [[24 Februari 1966]]
|president1 = [[Soekarno]]
|predecessor1 = [[Zainul Arifin]]
|successor1 = [[Mursalin Daeng Mamangung]]
|birth_date = {{birth date|1905|5|5}}
|birth_place = [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1970|7|13|1905|5|5}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|spouse = [[Sumarsih Subiyati]] alias [[Yati Arudji]].
|children =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|religion = [[Islam]]
}}
'''Aruji Kartawinata''' (Ejaan lama '''Arudji Kartawinata''', lahir di [[Kabupaten Garut|Garut]], 5 Mei 1905 [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], 13 Juli 1970) adalah salah satu mantan Menteri Pertahanan Indonesia pada Kabinet Sjahrir II. Setelah lulus dari [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]], ia melanjutkan pendidikannya di [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] (sekolah menengah pertama) di Bandung. Setelah tamat disana, ia bekerja sebagai guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah di SD Sarikat Islam daerah [[Kabupaten Garut|Garut]]. Selain itu, sejak kecil ia juga aktif di berbagai gerakan nasional.


== Riwayat Hidup ==
'''Arudji Kartawinata''' ([[Garut]], [[Jawa Barat]], [[5 Mei]] [[1905]] - [[Jakarta]], [[13 Juli]] [[1970]]) adalah salah satu mantan Menteri Muda Pertahanan Indonesia di [[Kabinet Sjahrir II]]. Setamatnya dari [[HIS]] ia melanjutkan ke [[MULO]] (sekolah setingkat [[SMP]]) di [[Bandung]]. Selesai dari sana ia berprofesi menjadi guru, lalu menjadi kepala sekolah di SD [[Serikat Islam]] di daerah Garut. Selain itu sejak usia muda ia juga aktif dalam berbagai macam gerakan kebangsaan.
Setamatnya dari [[HIS]] ia melanjutkan ke [[MULO]] (sekolah setingkat [[SMP]]) di [[Bandung]]. Selesai dari sana ia berprofesi menjadi guru, lalu menjadi kepala sekolah di SD [[Serikat Islam]] di daerah Garut. Selain itu sejak usia muda ia juga aktif dalam berbagai macam gerakan kebangsaan.


Ketika di Garut, ia pernah menerbitkan surat kabar ''Balatentara Islam'' yang menceritakan kegiatan serta gerakan Serikat Islam. Pada zaman pendudukan tentara [[Jepang]], ia mengikuti latihan [[PETA]] (Pembela Tanah Air) dan diangkat menjadi daidancho Peta di [[Cimahi]]. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lalu diangkat menjadi Komandan [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) yang kemudian menjadi [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat dan merupakan cikal bakal [[Divisi Siliwangi]].
Ketika di Garut, ia pernah menerbitkan surat kabar ''Balatentara Islam'' yang menceritakan kegiatan serta gerakan Serikat Islam. Pada zaman [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan tentara Jepang]], ia mengikuti latihan [[PETA]] (Pembela Tanah Air) dan diangkat menjadi ''[[daidancho]]'' Peta di [[Cimahi]].


=== Era Kemerdekaan ===
Ketika Kabinet Syahrir II, ia diangkat jadi Menteri Muda Pertahanan. Ketika tahun 1948, TNI harus hijrah ke [[Yogyakarta]] akibat adanya [[perjanjian Renville]]. Ia ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI yang mempunyai tugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah kekuasaan Belanda ke daerah Republik.
Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lalu diangkat menjadi Komandan [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) Jawa Barat, yang kemudian menjadi [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat dan merupakan cikal bakal [[Divisi Siliwangi]].


Ketika Kabinet Syahrir II, ia diangkat jadi [[Daftar Menteri Pertahanan Indonesia|Menteri Muda Pertahanan]]. Ketika tahun 1948, TNI harus hijrah ke [[Yogyakarta]] akibat adanya [[perjanjian Renville]]. Ia ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI yang mempunyai tugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah kekuasaan Belanda ke daerah Republik.
Selain itu ia pernah pula menjadi anggota DPR-RIS ([[Republik Indonesia Serikat]]). Setelah [[Pemilu 1955]], ia terpilih menjadi anggota [[DPR]]-RI. Karirnya terus menanjak menjadi anggota DPR-GR dan akhirnya akhirnya diangkat menjadi anggota [[DPA]] (Dewan Pertimbangan Agung) pada tahun 1966-1968.


==== Masa Orde Lama (1950-1970) ====
Pada tahun 1970, ia meninggal dunia karena menderita penyakit radang otak dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]].
Selain itu ia pernah pula menjadi anggota DPR-RIS ([[Republik Indonesia Serikat]]). Setelah [[Pemilu 1955]], ia terpilih menjadi anggota [[DPR]]-RI. Kariernya terus menanjak menjadi anggota DPR-GR dan akhirnya akhirnya diangkat menjadi anggota [[DPA]] (Dewan Pertimbangan Agung) pada tahun 1966-1968.

==== Mendirikan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) ====
Ia adalah salah satu sosok penting dalam pergerakan Syarikat Islam, pada Majelis Tahkim XXIX 1956, Ia mengusulkan perlunya dibentuk organisai sayap Syarikat Islam dikalangan mahasiswa untuk menghimpun pergerakan intelektual mahasiswa, yang bernama [[Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia]] [https://semmi.or.id] , yang sampai saat ini eksis sebagai organisasi gerakan mahasiswa.

== Peran dalam Bandung Lautan Api ==
''Artikel utama: [[bandung lautan api]]''

Setelah mengungsikan rakyat, pejuang TRI membumihanguskan Bandung Selatan. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api 1946. Para pejuang juga tetap melakukan perlawanan gerilya sambil meninggalkan Bandung. Sasaran mereka adalah gudang-gudang mesiu milik [[NICA]] yang dikuasai Sekutu di [[Dayeuhkolot, Bandung]]. Dengan persenjataan tak sekuat pasukan Sekutu, para pejuang menyerang markas-markas Tentara Sekutu tanpa takut. Serangan ini semakin menggelora ketika Komandan TKR Aruji Kartawinata memberikan komando untuk menyerang melalui radio Banteng Hitam pada 24 November 1945.

Pertempuran terjadi di seluruh [[Kota Bandung]] hingga wilayah-wilayah di sekitarnya. Pola serangan para pejuang beragam, mulai dari penyerangan markas-markas dan asrama-asrama, hingga penyerangan konvoi-konvoi pengiriman pasukan, amunisi, serta logistik mereka. Dari penyerangan konvoi pengiriman amunisi ini, tak jarang pemuda mampu menjarah persenjataan tentara Inggris. Penyerangan di Jalan Fokkerweg dan jalan sepanjang [[Kota Sukabumi|Sukabumi-]][[Cianjur, Cianjur|Cianjur]][[Kota Bandung|-Bandung]] paling membuat Inggris geram. Berbagai taktik pengeluaran ultimatum dilakukan, namun tak meruntuhkan tekad pejuang mempertahankan Bandung. Lambat laun situasi semakin genting dan tak berimbang. Taktik bumi hangus pun diambil oleh para pejuang yang secara resmi diperintahkan oleh Kolonel Nasution pada 24 Maret 1946. Suasana pilu terasa ketika para pemuda dan tentara membakar posko-posko dan asrama-asrama mereka sendiri. Namun pengorbanan itu terbayar, Sekutu urung mengambil alih [[Kota Bandung|Bandung]].

== Wafat ==
[[Berkas:Arudjikartawinata - TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Foto nisan makam Arudji Kartawinata di TMPNU Kalibata, Jakarta]]
Pada tanggal 13 Juli 1970, ia meninggal dunia karena menderita penyakit radang otak dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]].


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.garut.go.id/pariwisata/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh%20Sejarah&id_det=50 Tokoh Sejarah - Aruji Kartawinata]


* {{id}} [http://www.garut.go.id/pariwisata/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh%20Sejarah&id_det=50 Tokoh Sejarah - Aruji Kartawinata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071107012146/http://www.garut.go.id/pariwisata/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh%20Sejarah&id_det=50 |date=2007-11-07 }}
{{DEFAULTSORT:Kartawinata, Arudji}}


{{DEFAULTSORT:Kartawinata, Arudji}}
[[Kategori:Kelahiran 1905]]
[[Kategori:Kematian 1970]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pergerakan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Garut]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Syarikat Islam Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Anggota DPR]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPA]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Kelahiran 1905]]
[[Kategori:Kematian 1970]]
[[Kategori:Meninggal usia 65]]

Revisi terkini sejak 25 Juni 2024 09.19

Arudji Kartawinata
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ke-3
Masa jabatan
26 Januari 1963 – 24 Februari 1966
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1905-05-05)5 Mei 1905
Garut, Jawa Barat, Hindia Belanda
Meninggal13 Juli 1970(1970-07-13) (umur 65)
Jakarta, Indonesia
Suami/istriSumarsih Subiyati alias Yati Arudji.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Aruji Kartawinata (Ejaan lama Arudji Kartawinata, lahir di Garut, 5 Mei 1905 – Jakarta, 13 Juli 1970) adalah salah satu mantan Menteri Pertahanan Indonesia pada Kabinet Sjahrir II. Setelah lulus dari HIS, ia melanjutkan pendidikannya di MULO (sekolah menengah pertama) di Bandung. Setelah tamat disana, ia bekerja sebagai guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah di SD Sarikat Islam daerah Garut. Selain itu, sejak kecil ia juga aktif di berbagai gerakan nasional.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Setamatnya dari HIS ia melanjutkan ke MULO (sekolah setingkat SMP) di Bandung. Selesai dari sana ia berprofesi menjadi guru, lalu menjadi kepala sekolah di SD Serikat Islam di daerah Garut. Selain itu sejak usia muda ia juga aktif dalam berbagai macam gerakan kebangsaan.

Ketika di Garut, ia pernah menerbitkan surat kabar Balatentara Islam yang menceritakan kegiatan serta gerakan Serikat Islam. Pada zaman pendudukan tentara Jepang, ia mengikuti latihan PETA (Pembela Tanah Air) dan diangkat menjadi daidancho Peta di Cimahi.

Era Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lalu diangkat menjadi Komandan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Jawa Barat, yang kemudian menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat dan merupakan cikal bakal Divisi Siliwangi.

Ketika Kabinet Syahrir II, ia diangkat jadi Menteri Muda Pertahanan. Ketika tahun 1948, TNI harus hijrah ke Yogyakarta akibat adanya perjanjian Renville. Ia ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI yang mempunyai tugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah kekuasaan Belanda ke daerah Republik.

Masa Orde Lama (1950-1970)[sunting | sunting sumber]

Selain itu ia pernah pula menjadi anggota DPR-RIS (Republik Indonesia Serikat). Setelah Pemilu 1955, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI. Kariernya terus menanjak menjadi anggota DPR-GR dan akhirnya akhirnya diangkat menjadi anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) pada tahun 1966-1968.

Mendirikan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI)[sunting | sunting sumber]

Ia adalah salah satu sosok penting dalam pergerakan Syarikat Islam, pada Majelis Tahkim XXIX 1956, Ia mengusulkan perlunya dibentuk organisai sayap Syarikat Islam dikalangan mahasiswa untuk menghimpun pergerakan intelektual mahasiswa, yang bernama Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia [1] , yang sampai saat ini eksis sebagai organisasi gerakan mahasiswa.

Peran dalam Bandung Lautan Api[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: bandung lautan api

Setelah mengungsikan rakyat, pejuang TRI membumihanguskan Bandung Selatan. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api 1946. Para pejuang juga tetap melakukan perlawanan gerilya sambil meninggalkan Bandung. Sasaran mereka adalah gudang-gudang mesiu milik NICA yang dikuasai Sekutu di Dayeuhkolot, Bandung. Dengan persenjataan tak sekuat pasukan Sekutu, para pejuang menyerang markas-markas Tentara Sekutu tanpa takut. Serangan ini semakin menggelora ketika Komandan TKR Aruji Kartawinata memberikan komando untuk menyerang melalui radio Banteng Hitam pada 24 November 1945.

Pertempuran terjadi di seluruh Kota Bandung hingga wilayah-wilayah di sekitarnya. Pola serangan para pejuang beragam, mulai dari penyerangan markas-markas dan asrama-asrama, hingga penyerangan konvoi-konvoi pengiriman pasukan, amunisi, serta logistik mereka. Dari penyerangan konvoi pengiriman amunisi ini, tak jarang pemuda mampu menjarah persenjataan tentara Inggris. Penyerangan di Jalan Fokkerweg dan jalan sepanjang Sukabumi-Cianjur-Bandung paling membuat Inggris geram. Berbagai taktik pengeluaran ultimatum dilakukan, namun tak meruntuhkan tekad pejuang mempertahankan Bandung. Lambat laun situasi semakin genting dan tak berimbang. Taktik bumi hangus pun diambil oleh para pejuang yang secara resmi diperintahkan oleh Kolonel Nasution pada 24 Maret 1946. Suasana pilu terasa ketika para pemuda dan tentara membakar posko-posko dan asrama-asrama mereka sendiri. Namun pengorbanan itu terbayar, Sekutu urung mengambil alih Bandung.

Wafat[sunting | sunting sumber]

Foto nisan makam Arudji Kartawinata di TMPNU Kalibata, Jakarta

Pada tanggal 13 Juli 1970, ia meninggal dunia karena menderita penyakit radang otak dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]