Lompat ke isi

Suku Madura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tentang pondok pesantren di madura
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rizalmahmud35 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(92 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{ethnic group|
{{ethnic group|
|group = Suku Madura<br>سوكو مدورا
| group = Suku Madura<br /> Orèng Madhurâ <br /> ꦲꦺꦴꦫꦺꦁꦩꦢꦸꦫ
|image = [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Madoerees dorpshoofd en twee dorpsbewoners en face TMnr 10004958.jpg|300px]]
| image = [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Madoerees dorpshoofd en twee dorpsbewoners en face TMnr 10004958.jpg|300px]]
|caption = Potret kepala desa Madura.
| caption = Potret kepala desa Madura.
|poptime = 7.179.356 (sensus 2010)<ref>{{cite book
| population = 7.179.356 (sensus 2010)<ref>{{cite book
| last =
|last =
| first =
|first =
| publisher=Badan Pusat Statistik
|publisher=Badan Pusat Statistik
| title =Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia - Hasil Sensus Penduduk 2010
|title =Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010
| date =
|date =
| year =2011
|year =2011
| url =
|url =
| accessdate =
|accessdate =
| isbn = 9789790644175
|isbn = 9789790644175
| url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref>
|url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref>
|popplace=[[Jawa Timur]]: '''6.520.403'''.{{br}}
| region1 = [[Jawa Timur]]
| pop1 = 6.520.403|ref1
[[Kalimantan Barat]]: '''274.869'''.{{br}}
| region2 = [[Kalimantan Barat]]
[[DKI Jakarta]]: '''79.925'''.{{br}}
| pop2 = 274.869|ref2
[[Kalimantan Selatan]]: '''53.002'''.{{br}}
| region3 = [[DKI Jakarta]]
[[Kalimantan Timur]]: '''46.823'''.{{br}}
| pop3 = 79.925
[[Jawa Barat]]: '''43.001'''.{{br}}
| ref3 =
[[Kalimantan Tengah]]: '''42.668'''.{{br}}
| region4 = [[Kalimantan Selatan]]
[[Bali]]: '''29.864'''.{{br}}
| pop4 = 53.002
[[Bangka Belitung]]: '''15.429'''.{{br}}
| ref4 =
[[Jawa Tengah]]: '''12.920'''.
| region5 = [[Kalimantan Timur]]
|langs = [[bahasa Madura|Madura]], [[bahasa Jawa|Jawa]] dan [[bahasa Indonesia|Indonesia]].
| pop5 = 46.823
|rels = [[Islam]]
| ref5 =
|related = [[suku Jawa]] dan [[suku Melayu]].
| region6 = [[Jawa Barat]]
| pop6 = 43.001
| ref6 =
| region7 = [[Kalimantan Tengah]]
| pop7 = 42.668
| ref7 =
| region8 = [[Bali]]
| pop8 = 29.864
| ref8 =
| langs = [[Bahasa Madura|Madura]] (utama), [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] dan [[Bahasa Jawa|Jawa]] (hanya komunitas yang menetap di jawa).
| rels = [[Islam]], [[Kristen]], [[Katolik]], [[Hindu]]
| related = [[Suku Bawean|Bawean]], [[Suku Kangean|Kangean]], [[Suku Madura Pendalungan|Pendalungan]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Sasak|Sasak/Lombok]], [[Suku Bali|Bali]]
}}
}}


'''Suku Madura''' ([[Bahasa Madura]]: ''Orèng Madhurâ'') merupakan salah satu etnis dengan populasi besar di [[Indonesia]], jumlahnya sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010). Mereka berasal dari [[Pulau Madura]] dan pulau-pulau sekitarnya ([[Pulau Puteran]], [[Pulau Gili Iyang]], [[Pulau Sapudi]], [[Pulau Gili Raja]], [[Pulau Giligenting]], [[Pulau Raas]], dan lain-lain). Suku Madura adalah suku perantau yang banyak tersebar di beberapa wilayah-wilayah Indonesia. Selain di Indonesia, beberapa orang Madura perantauan juga dapat ditemui di negara tetangga yaitu [[Malaysia]] dan [[Singapura]].<ref name="Ensiklopedi Suku Bangsa">{{cite book|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ensiklopedi_Suku_Bangsa_di_Indonesia_Jil/FbGECgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=banjar-madura&pg=PA493&printsec=frontcover|language=id|pages=493|first=M. Junus|last=Melalatoa|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z|year=1995|date=1 Januari 1995|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|location= Indonesia|isbn=}}</ref>
'''Suku Madura''' merupakan etnis dengan populasi besar di [[Indonesia]], jumlahnya sekitar 20.179.356 juta jiwa (sensus 2014). Mereka berasal dari [[Pulau Madura]] dan pulau-pulau sekitarnya


==Sejarah==
== Persebaran ==
Seperti [[Gili Raja]], [[Pulau Sapudi|Sapudi]], [[Pulau Raas|Raas]], dan [[Kangean]]. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur [[Jawa Timur]] biasa disebut wilayah [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]], dari [[Pasuruan]] sampai utara [[Banyuwangi]]. Orang Madura yang berada di [[Situbondo]], [[Bondowoso]], [[Probolinggo]], Lumajang, [[Jember]], jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]], juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. ada juga yang menetap di [[Bawean]], di negeri jiran [[Malaysia]], [[Timor Leste]], [[Brunei Darussalam]] misalnya juga ada, mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat IC/ surat tinggal selamanya.), Bahkan ada juga di negara negara [[Timur Tengah]].
Suku Madura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti [[Gili Raja]], [[Pulau Sapudi|Sapudi]], dan [[Pulau Raas|Raas]]. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur [[Jawa Timur]] biasa disebut wilayah [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]], dari [[Pasuruan]] sampai utara [[Banyuwangi]]. Orang Madura yang berada di [[Situbondo]], [[Bondowoso]], sebelah timur [[Probolinggo]], utara [[Lumajang]], dan utara [[Jember]], jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]], juga Surabaya utara, serta sebagian Malang. ada juga yang menetap di [[Bawean]], di negeri jiran [[Malaysia]], [[Timor Leste]], [[Brunei Darussalam]] misalnya juga ada, mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat IC/ surat tinggal selamanya.), Bahkan ada juga di negara negara [[Timur Tengah]].


==Sebaran Tinggal==
== Demografi ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Danseressen Madoera TMnr 60022651.jpg|thumb|Penari dari Madura (1890-1917)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Danseressen Madoera TMnr 60022651.jpg|jmpl|Penari dari Madura (1890–1917)]]
Di samping [[suku Jawa]] dan [[suku Sunda|Sunda]], orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke [[Kalimantan Barat]] dan [[Kalimantan Tengah]], serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di [[Kalimantan]] seperti [[Sampit]] dan [[Sambas]], pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali.
Suku Madura hidup tersebar di berbagai wilayah di [[Indonesia]], terutama di wilayah bagian utara [[Jawa Timur]] yang meliputi [[Pulau Madura]] dan [[Tapal Kuda (kawasan)|Kawasan Tapal Kuda]].<ref>{{Cite book|last=Sukandar, dkk.|date=Desember 2016|url=http://bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/PROFIL-DESA-PESISIR-UTARA-JAWA-TIMUR-Vol-1.pdf|title=Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur)|location=Surabaya|publisher=Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur|pages=3|url-status=live}}</ref> Selain itu, orang Madura juga banyak yang merantau ke wilayah lain terutama ke [[Kalimantan]], [[Jabodetabek]], [[Bali]], juga ke negara-negara di [[Timur Tengah]] khususnya [[Arab Saudi]]. Beberapa kota di [[Kalimantan]] seperti [[Sampit]] dan [[Sambas]], pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, tetapi sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali.{{Butuh rujukan}}


Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti :
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti:


* [[Mahfud MD]] (mantan Ketua [[Mahkamah Konstitusi]])
* [[Mahfud MD]] (mantan Ketua [[Mahkamah Konstitusi]])
* [[Wardiman Djojonegoro]] ([[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun [[1993]] hingga tahun [[1998]] di bawah pemerintahan [[Presiden Soeharto]] dalam [[Kabinet Pembangunan VI]])
* [[Wardiman Djojonegoro]] ([[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun [[1993]] hingga tahun [[1998]] di bawah pemerintahan [[Presiden Soeharto]] dalam [[Kabinet Pembangunan VI]])
* [[Rachmat Saleh]] ([[Gubernur Bank Indonesia]] pada tahun [[1973]] hingga tahun [[1983]] dan [[Menteri Perdagangan Indonesia]] tahun 1983 hingga tahun [[1988]])
* [[Rachmat Saleh]] ([[Gubernur Bank Indonesia]] pada tahun [[1973]] hingga tahun [[1983]] dan [[Menteri Perdagangan Indonesia]] tahun 1983 hingga tahun [[1988]])
* [[R. Hartono]] (mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]). Beliau merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat) juga ( Mantan Mentri Penerangan )
* [[R. Hartono]] (mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]). Dia merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat) juga ( Mantan Mentri Penerangan )
* [[M.A. Rachman]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] untuk periode [[2001]] sampai [[2004]])
* [[M.A. Rachman]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] untuk periode [[2001]] sampai [[2004]])
* [[Hadi Purnomo]] (Mantan Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] BPK )
* [[Hadi Purnomo]] (Mantan Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] BPK )
* [[Nurmahmudi Ismail]] (Mantan Mentri Kehutanandan Presiden PKS )
* [[Nurmahmudi Ismail]] (Mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Wali Kota Depok, dan Presiden PKS )
* [[Soedjono C. Atmonegoro]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]])
* [[Soedjono C. Atmonegoro]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]])
* [[Herman Widyananda]] (Mantan Wakil Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] periode 2009-2011)
* [[Herman Widyananda]] (Mantan Wakil Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] periode 2009–2011)
* [[Banurusman Astrosemitro]] ([[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] periode [[1993]]–[[1996]])
* [[Banurusman Astrosemitro]] ([[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] periode 1993–1996)
* [[Hanafie Asnan]] (Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]])
* [[Hanafie Asnan]] (Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]])
* [[Muhamad Arifin]] ( Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Laut]] periode [[1989]] - [[1993]])
* [[Muhamad Arifin]] ( Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Laut]] periode 1989–1993)
* [[Roesmanhadi]] (Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ).
* [[Roesmanhadi]] (Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ).
* [[D. Zawawi Imron]] (Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal dengan julukan Clurit Emas. Beliau merupakan tokoh budayawan kelahiran [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]].
* [[D. Zawawi Imron]] (Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal dengan julukan Clurit Emas. Dia merupakan tokoh budayawan kelahiran [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]].
* [[Mien Achmad Rifai]] (Prof. Mien Achmad Rifai, M.Sc.,Ph.D.) yang akrab dipanggil Pak Mien lahir di Desa Gapura Tengah, Sumenep, Beliau Sebagai Ahli Botani Indonesia
* Achsanul Qosasi (Anggota VII [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia]] 2014–2019, Presiden Klub [[Madura United FC]], Mantan Manajer Persepam Madura United,)


Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi [[Pahlawan nasional Indonesia]] Seperti:
Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi [[Pahlawan nasional Indonesia]] Seperti:
* [[Trunojoyo]], yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda ([[VOC]] tahun [[1677]]).
* [[Trunojoyo]], yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda ([[VOC]] tahun [[1677]]).
* [[Halim Perdana Kusuma]] salah satu pahlawan Nasional kelahiran [[Kabupaten Sampang|Sampang]] yang tewas di [[semenanjung Malaya]]
* [[Halim Perdana Kusuma]] salah satu pahlawan Nasional kelahiran [[Kabupaten Sampang|Sampang]] yang tewas di [[semenanjung Malaya]]
* [[As'ad Samsul Arifin|KH.R. As`ad Syamsul `Arifin]] Pahlawan Kemerdekaan, Pahlawan Pendidikan dan Pahlawan Asas Tunggal pancasila
* [[Kyai Taman]], adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun [[1919]]
* [[Kyai Taman]], adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun [[1919]]
* [[Kyai Djauhari]], membuka cabang [[Hizbullah (Indonesia)|Hizbullah]] di Prenduan. Didirikan pada tahun [[1944]], Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia ([[Masjumi]]), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
* [[Kyai Djauhari]], membuka cabang [[Hizbullah (Indonesia)|Hizbullah]] di Prenduan. Didirikan pada tahun [[1944]], Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia ([[Masjumi]]), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
* [[KH. Abdullah Sajjad]], salah satu pengasuh [[Pondok Pesantren An-Nuqayah]] salah satu pahlawan dari [[Kabupaten Sumenep]].
* [[KH. Abdullah Sajjad]], salah satu pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah salah satu pahlawan dari [[Kabupaten Sumenep]].
* [[KH. Mawardi]], salah satu pengasuh [[Pondok Pesantren Sumber Anyar]] salah satu pahlawan dari [[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]].
* [[KH. Mawardi]], salah satu pengasuh [[Pondok Pesantren Sumber Anyar]] salah satu pahlawan dari [[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]].


Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti
Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti
* [[Syaikhona Kholil Bangkalan]]
* [[Kholil al-Bangkalani|Syaikhona Kholil Bangkalan]]
* KH Bahaudin Mudhary
* [[K.Abdul Majid Bata-bata]]
* [[K.Abdul Majid Bata-bata]]
* [[K.Moh.Ilyas Guluk-guluk]]
* [[K.Moh.Ilyas Guluk-guluk]]
* [[K. Abdul Hamid Baqir Banyuanyar]]
* [[K.Abdul Hamid Baqir Banyuanyar]]
* [[KH.M.Tidjani Djauhari]]
* [[KH.M.Tidjani Djauhari]]
* [[KH. M. Idris Djauhari]]
* [[KH.M. Idris Djauhari]]
* [[KH.`Afifuddin Muhajir]]
* [[K.Jufri Marzuqi Sumber Batu]] (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh [[PBNU]])
* [[K.Jufri Marzuqi Sumber Batu]] (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh [[PBNU]])


== Kepercayaan ==
==Agama dan Kepercayaan==
Mayoritas masyarakat hampir 100 % suku Madura adalah penganut Islam bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama islam. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pondok pesantren miftahul ulum panyepen, Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, pondok pesantren Al hamidiy banyuanyar Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan , Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekedar mengajar ilmu agama tapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil.
Mayoritas masyarakat suku Madura hampir 100 % beragama Islam, bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama Islam, seperti halnya [[suku Melayu]] atau [[suku Bugis]] yang juga sangat menjunjung agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pondok pesantren miftahul ulum panyepen, Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, pondok pesantren Al hamidiy banyuanyar Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekadar mengajar ilmu agama tetapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil.


==Bahasa==
== Karakter ==
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik [[haji]], orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual ''Pethik Laut'' atau ''Rokat Tasse'' (sama dengan larung sesaji).
Suku Madura dikenal dengan intonasi bicaranya yang keras dan terdengar kasar. Walaupun begitu mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual ''Pethik Laut'' atau ''Rokat Tasse'' (sama dengan larung sesaji).{{cn}} Sekali pun berpendapatan kecil pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji.


== Budaya sosial ==
Tulisan di atas hanya streotipe saja yang hanya dilakukan oleh segelintir orang. Suku Madura memiliki aturan dan tatakrama yang sangat kuat. Orang Madura sangat menghormati orang tua, guru, dan sebagainya. Apalagi Madura Timur (Pamekasan dan Sumenep)yang dikenal halus gaya bicaranya dan sangat sopan santun. Sopan santun dan Tata Krama yang halus bila bertamu dan di sajikan Makanan, Minuman. Harus lah di Santap untuk menghormati. Apabila Terjadi kesalah Pahaman atau masalah Orang Madura bersabar dan hanya Berdiam Diri. Segala Rasa Hormat akan berubah apabila Orang lain Hormat maka apabila sebaliknya maka juga akan berbalik tidak Hormat. Salah satu Orang Madura tidaklah mengenal rasa Takut, Tidaklah Malu apabila di hina atau hanya Fitnah. Orang Madura sangatlah berpegang teguh dengan agama. Meskipun banyak Remaja dan Generasi Saat ini yang kurang memahami namun hanya sebagian kecil. Rasa Saling Menghormati dan Menghargai sangatlah di junjung tinggi. Semua sesuai dengan Ajaran Agama Islam. Orang Madura sangat berpegang teguh pada ayat al quran dimana tercemin pada ke seharian Orang Madura.
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa ''lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata''. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi [[carok]] pada masyarakat Madura, tetapi tradisi lambat laun melemah seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, dahulu mereka memakai kekuatan emosional dan tenaga saja, tetapi kini mereka lebih arif dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada.


Rampa' Naong Bhringin Korong juga menjadi falsafah hidup orang-orang Madura. Yang mana falsafah tersebut secara harafiah berarti Rimbun Menaungi Seperti Beringin Kurung. Tetapi falsafah tersebut bermakna orang yang berdaya melindungi yang lemah serta hidup rukun dan teduh meneduhkan seperti di bawah pohon beringin kurung. Dalam konteks ini menandakan kerukunan antar masyarakat bagi Suku Madura sehari-hari.
==Karakter Sosial Budaya==
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa ''lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata''. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi [[carok]] pada masyarakat Madura.tetapi tradisi lambat laun melemah seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, dahulu mereka memakai kekuatan emosional dan tenaga saja, namun kini mereka lebih arif dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada.


Abhântal Ombâ' Asapo' Angen Salanjhânga secara harafiah berarti Berbantal Ombak Berselimut Angin Selamanya. Peribahasa ini bermakna bahwa bagi masyarakat Suku Madura mempercayai bahwa sepanjang hidup kita pasti terdapat halangan sebagaimana kehidupan para nelayan yang mencari penghidupan di laut yang selalu diterjang ombak dan disapu angin.
Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura Barat lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan Madura Barat lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur.


Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan) dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama daripada orang Madura Barat.{{cn}} Orang Madura Barat lebih banyak merantau daripada Madura Timur.{{cn}} Hal ini, disebabkan Madura Barat lebih gersang daripada Madura Timur yang dikenal lebih subur.{{cn}}
== Lihat pula ==
* [[Madura]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Madura]]
* http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/31?q_searchfield=martapoera {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171225145324/http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/31?q_searchfield=martapoera |date=2017-12-25 }} Serdadu Madura di Banjarmasin.
* http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/70?q_searchfield=martapoera {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171225145311/http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/70?q_searchfield=martapoera |date=2017-12-25 }} Perahu Madura di Banjarmasin.

[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Madura]]
[[Kategori:Madura]]
[[Kategori:Madura]]

Revisi terkini sejak 15 September 2024 00.05

Suku Madura
Orèng Madhurâ
ꦲꦺꦴꦫꦺꦁꦩꦢꦸꦫ
Potret kepala desa Madura.
Jumlah populasi
7.179.356 (sensus 2010)[1]
Daerah dengan populasi signifikan
Jawa Timur6.520.403
Kalimantan Barat274.869
DKI Jakarta79.925
Kalimantan Selatan53.002
Kalimantan Timur46.823
Jawa Barat43.001
Kalimantan Tengah42.668
Bali29.864
Bahasa
Madura (utama), Indonesia dan Jawa (hanya komunitas yang menetap di jawa).
Agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu
Kelompok etnik terkait
Bawean, Kangean, Pendalungan, Jawa, Melayu, Sasak/Lombok, Bali

Suku Madura (Bahasa Madura: Orèng Madhurâ) merupakan salah satu etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010). Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya (Pulau Puteran, Pulau Gili Iyang, Pulau Sapudi, Pulau Gili Raja, Pulau Giligenting, Pulau Raas, dan lain-lain). Suku Madura adalah suku perantau yang banyak tersebar di beberapa wilayah-wilayah Indonesia. Selain di Indonesia, beberapa orang Madura perantauan juga dapat ditemui di negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.[2]

Persebaran

Suku Madura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, dan Raas. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo, Bondowoso, sebelah timur Probolinggo, utara Lumajang, dan utara Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga Surabaya utara, serta sebagian Malang. ada juga yang menetap di Bawean, di negeri jiran Malaysia, Timor Leste, Brunei Darussalam misalnya juga ada, mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat IC/ surat tinggal selamanya.), Bahkan ada juga di negara negara Timur Tengah.

Demografi

Penari dari Madura (1890–1917)

Suku Madura hidup tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah bagian utara Jawa Timur yang meliputi Pulau Madura dan Kawasan Tapal Kuda.[3] Selain itu, orang Madura juga banyak yang merantau ke wilayah lain terutama ke Kalimantan, Jabodetabek, Bali, juga ke negara-negara di Timur Tengah khususnya Arab Saudi. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, tetapi sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali.[butuh rujukan]

Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti:

Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi Pahlawan nasional Indonesia Seperti:

Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti

Kepercayaan

Mayoritas masyarakat suku Madura hampir 100 % beragama Islam, bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama Islam, seperti halnya suku Melayu atau suku Bugis yang juga sangat menjunjung agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pondok pesantren miftahul ulum panyepen, Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, pondok pesantren Al hamidiy banyuanyar Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekadar mengajar ilmu agama tetapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil.

Karakter

Suku Madura dikenal dengan intonasi bicaranya yang keras dan terdengar kasar. Walaupun begitu mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).[butuh rujukan] Sekali pun berpendapatan kecil pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji.

Budaya sosial

Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura, tetapi tradisi lambat laun melemah seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, dahulu mereka memakai kekuatan emosional dan tenaga saja, tetapi kini mereka lebih arif dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada.

Rampa' Naong Bhringin Korong juga menjadi falsafah hidup orang-orang Madura. Yang mana falsafah tersebut secara harafiah berarti Rimbun Menaungi Seperti Beringin Kurung. Tetapi falsafah tersebut bermakna orang yang berdaya melindungi yang lemah serta hidup rukun dan teduh meneduhkan seperti di bawah pohon beringin kurung. Dalam konteks ini menandakan kerukunan antar masyarakat bagi Suku Madura sehari-hari.

Abhântal Ombâ' Asapo' Angen Salanjhânga secara harafiah berarti Berbantal Ombak Berselimut Angin Selamanya. Peribahasa ini bermakna bahwa bagi masyarakat Suku Madura mempercayai bahwa sepanjang hidup kita pasti terdapat halangan sebagaimana kehidupan para nelayan yang mencari penghidupan di laut yang selalu diterjang ombak dan disapu angin.

Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan) dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama daripada orang Madura Barat.[butuh rujukan] Orang Madura Barat lebih banyak merantau daripada Madura Timur.[butuh rujukan] Hal ini, disebabkan Madura Barat lebih gersang daripada Madura Timur yang dikenal lebih subur.[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia – Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175. 
  2. ^ Melalatoa, M. Junus (1 Januari 1995). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 493. 
  3. ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 3. 

Pranala luar