Lompat ke isi

Haryati Soebadio: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Syah7 (bicara | kontrib)
 
(33 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix = [[Profesor|Prof.]]
|name = {{PAGENAME}}
|name = Haryati Soebadio
|image = Haryatisoebadio.jpg
|image = Haryati Soebadio - Minister of Social Affairs.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial Indonesia]]
|office = Menteri Sosial Indonesia
|order = 21
|order = ke-22
|term_start = [[21 Maret]] [[1988]]
|term_start = 21 Maret 1988
|term_end = [[17 Maret]] [[1993]]
|term_end = 17 Maret 1993
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Nani Soedarsono]]
|predecessor = [[Nani Soedarsono]]
|successor = [[Endang Kusuma Inten Soeweno]]
|successor = [[Endang Kusuma Inten Soeweno]]
|birth_date = {{birth date|1928|6|24}}
|birth_date = {{birth date|1928|6|24}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|birth_place = [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2007|4|30|1928|6|24}}
|death_date = {{death date and age|2007|4|30|1928|6|24}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia
|party =
|party =
|spouse =
|spouse = Sunarto Soebadio
|children =
|children =
|residence =
|residence =
|alma_mater =
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]]
|occupation =
|occupation =
|religion =
|religion = [[Islam]]
|signature = AIDSU, 8 p.jpg
}}
}}
'''Haryati Soebadio''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|24|6|1928|Jakarta|30|4|2007}}) adalah [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan V]] pada masa pemerintahan [[Soeharto|Presiden Soeharto]]. Selain itu, alumni Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Dirjen Kebudayaan P&K<ref>[http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html Haryati Soebadio], diakses pada tanggal 18 Agustus 2009</ref>.
[[Profesor|Prof.]] '''Haryati Soebadio''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|24|6|1928|Jakarta|30|4|2007}}) adalah seorang [[sastrawan]] dan [[politisi]] Indonesia. Ia menjabat [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan V]] pada masa pemerintahan [[Soeharto|Presiden Soeharto]]. Selain itu, alumni Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] pernah menjabat sebagai [[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia|Dekan Fakultas Sastra]] dan [[Direktorat Jenderal Kebudayaan|Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]].<ref>[http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html Haryati Soebadio] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041124061547/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html |date=2004-11-24 }}, diakses pada tanggal 18 Agustus 2009</ref> Sebagai penulis, ia juga dikenal dengan nama pena '''Aryanti''' dan '''Amirati'''.<ref name="bhs">{{Cite web|date=2019|title=Aryanti|url=https://dapobas.kemdikbud.go.id/home?show=isidata&id=78|website=Badan Bahasa|access-date=2023-11-18}}</ref>


== Kehidupan Awal ==
== Kehidupan Awal ==
Haryati lahir di [[Jakarta]], pada tanggal [[24 Juni]] [[1928]]. Ia lahir dari pasangan Mr. Raden Panji Notosoebagyo dan istrinya Retnodoemilah Djojoadiningrat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya wanita. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia adalah cucu tiri [[Kartini|R.A. Kartini]]. Ayahnya dan saudara ayahnya adalah lulusan sekolah hukum [[Belanda]] dan bekerja sebagai [[hakim]] yang sering berpindah-pindah tugas. Maka dari itu Haryati menjalani pendidikan di beberapa tempat yakni [[Jakarta]] dan [[Madiun]]. Haryati lahir dari keluarga yang berkecukupan. Dan orang tua Haryati mengusahakan yang sebaik-baiknya untuk pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibunya selalu menganjurkan semangat membaca kepada anak-anaknya sehingga Haryati yang dipanggil Nunuk oleh orang tuanya ini pun sangat gemar membaca.<ref name="kartharytpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka : Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
Haryati lahir di [[Jakarta]], pada tanggal 24 Juni 1928. Ia lahir dari pasangan Mr. Raden Panji Notosoebagyo dan istrinya Retnodoemilah Djojoadiningrat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya wanita. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia adalah cucu tiri [[Kartini|R.A. Kartini]]. Ayahnya dan saudara ayahnya adalah lulusan sekolah hukum [[Belanda]] dan bekerja sebagai [[hakim]] yang sering berpindah-pindah tugas. Maka dari itu Haryati menjalani pendidikan dasarnya di [[ELS]] dua kota berbeda, yaitu [[Jakarta]] dan [[Madiun]]. Ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Jakarta.<ref name="bhs" />


Haryati lahir dari keluarga yang berkecukupan. Dan orang tua Haryati mengusahakan yang sebaik-baiknya untuk pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibunya selalu menganjurkan semangat membaca kepada anak-anaknya sehingga Haryati yang dipanggil Nunuk oleh orang tuanya ini pun sangat gemar membaca.<ref name="kartharytpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
Haryati yang dibesarkan dalam budaya [[Suku Jawa|Jawa]] lalu tertarik untuk masuk ke dunia Sastra Jawa, setelah ibunya menunjukkan sebuah kitab Jawa Kuno kepadanya. Padahal sebelumnya, ia mempunyai cita-cita sebagai dokter, dan ayahnya mengharapkan dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai orang hukum. Selepas lulus [[HBS]] pada tahun [[1950]], Haryati yang menguasai beberapa bahasa asing seperti [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]] dan [[Bahasa Jerman|Jerman]] lalu melanjutkan pendidikannya ke jurusan [[Sansekerta]] ''Gemeentelijke Universteit'' di [[Amsterdam]].<ref name="kartharytpmV" />

Haryati yang dibesarkan dalam budaya [[Suku Jawa|Jawa]] lalu tertarik untuk masuk ke dunia Sastra Jawa, setelah ibunya menunjukkan sebuah kitab Jawa Kuno kepadanya. Padahal sebelumnya, ia mempunyai cita-cita sebagai dokter, dan ayahnya mengharapkan dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai orang hukum. Selepas lulus [[HBS]] pada tahun [[1950]], Haryati yang menguasai beberapa bahasa asing seperti [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]] dan [[Bahasa Jerman|Jerman]] lalu melanjutkan pendidikannya ke jurusan [[Sanskerta]] ''Gemeentelijke Universteit'' di [[Amsterdam]].<ref name="kartharytpmV" />


== Riwayat pendidikan ==
== Riwayat pendidikan ==

* [[ELS]] di Madiun dan Jakarta, lulus [[1940]]
* [[ELS]] di Madiun dan Jakarta, lulus [[1940]]
* SLP di Jakarta, lulus [[1943]]
* SLP di Jakarta, lulus [[1943]]
* SLA/HBS di [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]] dan [[Salemba]], lulus [[1946]]
* SLA/HBS di [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]] dan [[Salemba]], lulus [[1946]]
* Jurusan Sansekerta ''Gemeentelijke Universteit'' [[Amsterdam]], lulus [[1956]].
* Jurusan Sanskerta ''Gemeentelijke Universteit'' [[Amsterdam]], lulus [[1956]].
* Doktor Sastra dari Gemeentelijke Universteit, lulus [[1975]].<ref name="harytsbdpmV">{{id}} [http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/H/20030618-86-H_1.html Profil Haryati Soebadio di ahmad.web.id]</ref>
* Doktor Sastra dari Gemeentelijke Universteit, lulus [[1975]].<ref name="harytsbdpmV">{{id}} [http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/H/20030618-86-H_1.html Profil Haryati Soebadio di ahmad.web.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170423005510/http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/H/20030618-86-H_1.html |date=2017-04-23 }}</ref>

Gelar pendidikan tinggi pertama Haryati diperoleh dari [[Gemeetelijke Universiteit]], Amsterdam, Belanda (1956), dengan peminatan [[Sastra Jawa|Sastra]] [[Jawa Kuno]] dan [[bahasa Sansekerta|Sansekerta]] dari jurusan ''Indo-Iraanse Taal en Letterkunde'' (Kebahasaan dan Kesusastraan [[Rumpun bahasa Indo-Iran|Indo-Iran]]). Haryati juga memperoleh gelar doktor dari universitas yang sama (1971) dengan disertasinya yang membahas [[Jnanasiddhanta]], sebuah naskah religius Hindu Bali dalam bahasa Jawa Kuno.<ref name="bhs" />


== Karier ==
== Karier ==
Ia mengawali karier sebagai staf pengajar [[Universitas Indonesia]] pada dekade 1960-an. Lalu pada tahun [[1971]], ia kembali ke [[Belanda]] untuk program gelar doktoral yang akhirnya bisa diraih pada [[1975]]. Saat kembali ke UI, ia mendapatkan gelar profesornya. Ia lalu diangkat sebagai [[Dekan]] [[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia|Fakultas Sastra]] menggantikan [[Harsja W. Bachtiar]]<ref name="harytsbdpmV" />. Kemudian pada periode [[1978]]-[[1987]] ia menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|Departemen P & K]].
Haryati mengawali karier sebagai staf pengajar [[Universitas Indonesia]] pada dekade 1960-an. Lalu pada tahun [[1971]], ia kembali ke [[Belanda]] untuk program gelar doktoral yang akhirnya bisa diraih pada [[1975]]. Saat kembali ke UI, ia mendapatkan gelar profesornya. Ia lalu diangkat sebagai [[Dekan]] [[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia|Fakultas Sastra]] menggantikan [[Harsja W. Bachtiar]].<ref name="harytsbdpmV" /> Kemudian pada periode [[1978]]-[[1987]] ia menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|Departemen P & K]].
{{cquote|"Jangan korbankan nilai budaya untuk menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya"}}
{{cquote|"Jangan korbankan nilai budaya untuk menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya"}}
Hingga akhirnya pada tahun [[1988]] ia dipercaya untuk menduduki jabatan [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan V]]. Ditengah kesibukkan-kesibukkannya ini ia sangat gemar menulis, dimana beberapa karya novel dan cerpen dengan nama pena Aryanti pernah ditulisnya.<ref name="kartharytpmV" />
Hingga akhirnya pada tahun [[1988]] ia dipercaya untuk menduduki jabatan [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan V]]. Ditengah kesibukkan-kesibukkannya ini ia sangat gemar menulis, di mana beberapa karya novel dan cerpen dengan nama pena Aryanti pernah ditulisnya.<ref name="kartharytpmV" />


== Pernikahan ==
== Pernikahan ==
Haryati menikah di [[Belanda]] dengan Soebadio yang merupakan seorang sarjana matematika dan guru ilmu pastinya saat [[SMP|SLP]] dan [[SMA|SLA]]<ref name="harytsbdpmV" />. Pasangan ini lalu kembali ke Indonesia pada tahun [[1957]]. Namun pada tahun [[1961]], suaminya ini mendadak jatuh sakit lalu meninggal dunia. Ditinggallah Haryati dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Pada dekade 1980-an, putranya yang kedua, Admin juga meninggal dunia, meyisakan putri sulung dan putri bungsu, Lukna Hariani dan Windy.<ref name="kartharytpmV" />
Haryati menikah di [[Belanda]] dengan Sunarto Soebadio yang merupakan seorang sarjana matematika dan guru ilmu pastinya saat [[SMP|SLP]] dan [[SMA|SLA]].<ref name="harytsbdpmV" /> Pasangan ini lalu kembali ke Indonesia pada tahun [[1957]]. Namun pada tahun [[1961]], suaminya ini mendadak jatuh sakit lalu meninggal dunia. Ditinggallah Haryati dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Pada dekade 1980-an, putranya yang kedua, Admin juga meninggal dunia, meyisakan putri sulung dan putri bungsu, Lukna Hariani dan R. Windiarti atau Windy.<ref name="kartharytpmV" />


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
=== Dalam Negeri ===
Ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan, seperti ''Knight Commander's Cross'' dari [[Republik Federal Jerman]]. Dan juga pernah diangkat sebagai "ibu masyarakat [[Banten]]".<ref name="harytsbdpmV" />
*{{Flag|Indonesia}} :
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (1992)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021 |archive-date=2022-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |dead-url=no }}</ref>

=== Luar Negeri ===
*{{Flag|Jerman}} :
**[[File:GER Bundesverdienstkreuz 5 GrVK Stern.svg|70px]] Knight Commander's Cross of the [[:en:Order of Merit of the Federal Republic of Germany|Order of Merit of the Federal Republic of Germany]]
*{{Flag|Perancis}} :
**[[File:Ordre national du Merite Officier ribbon.svg|70px]] Officer of the [[:en:Ordre national du Mérite|National Order of Merit]] (19 Mei 1986)<ref>{{Cite book|last==Information Division, Embassy of Indonesia|first=Indonesia|date=1986|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia_News_and_Views/iKk4fOMeNVkC?hl=id&gbpv=1&dq=indonesian+minister+received+ordre+national+du+merite&pg=RA8-PA7&printsec=frontcover|title=Indonesia News and Views
Volumes 6-8|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Kedutaan Besar (U.S.)|pages=7|url-status=live}}</ref>

== Gelar Masyarakat Daerah ==
Ia juga pernah diangkat sebagai "ibu masyarakat [[Banten]]".<ref name="harytsbdpmV" />


== Karya ==
== Karya ==
Ditengah kesibukkan-kesibukkannya saat itu ia sangat gemar menulis. Dengan nama pena Aryanti beberapa karya novel dan cerpen pernah ditulisnya. Beberapa karyanya ini adalah :
Ditengah kesibukkan-kesibukkannya saat itu ia sangat gemar menulis. Dengan nama pena Aryanti beberapa karya novel dan cerpen pernah ditulisnya. Novel yang ia tulis dengan nama pena ini di antaranya adalah ''Selembut Bunga'' (1978), ''Hidup Perlu Akar'' (1981), dan ''Dunia Tak Berhenti Berputar'' (1982). Novel-novel ini pada awalnya merupakan cerita bersambung yang terbit secara berkala dalam majalah ''[[Femina]]''.<ref name="bhs" /> Selain novel yang terbit sebagai cerbung, ia juga menulis banyak cerpen untuk ''Femina'' dan ''[[Horison]]'', di antaranya "Si Belang" (1974), "Kenang-kenangan" (1978), dan "Syarat" (1980).
* Inanasiddhanta, tata bahasa Sanskerta ringkas (1985)
Dengan nama pena Amirati, ia juga menulis cerita anak dengan mengadaptasi berbagai [[folklor]] dunia, seperti ''Gadis Bulan'', adapatasi kisah dari [[Polinesia]], ''Pria Bertudung'', adaptasi dongeng Prancis, dan ''Ahli Nujum karena Nasib'', adaptasi kisah dari Persia.<ref name="bhs" />
* Selembut Bunga<ref name="harytsbdpmV" />

* Getaran-getaran (2002).
Karya lainnya yang ia terbitkan adalah ''Inanasiddhanta, tata bahasa Sanskerta ringkas'' (1985)<ref name="harytsbdpmV" />


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html Profil Haryati Soebadio di pdat.co.id]
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html Profil Haryati Soebadio di pdat.co.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041124061547/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-86,H.html |date=2004-11-24 }}
* [http://www.ui.edu/download/kliping/010507/Prof_Dr_Haryati_Soebadio_Meninggal.pdf Haryati Soebadio Meninggal Dunia]
* [http://www.ui.edu/download/kliping/010507/Prof_Dr_Haryati_Soebadio_Meninggal.pdf Haryati Soebadio Meninggal Dunia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
Baris 67: Baris 88:
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}


{{Kabinet Pembangunan V}}
{{indo-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:Soebadio, Haryati}}


{{DEFAULTSORT:Soebadio, Haryati}}
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Sosial Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]

Revisi terkini sejak 25 Oktober 2024 15.26

Haryati Soebadio
Menteri Sosial Indonesia ke-22
Masa jabatan
21 Maret 1988 – 17 Maret 1993
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir(1928-06-24)24 Juni 1928
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal30 April 2007(2007-04-30) (umur 78)
Jakarta, Indonesia
Suami/istriSunarto Soebadio
AlmamaterUniversitas Indonesia
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Haryati Soebadio (24 Juni 1928 – 30 April 2007) adalah seorang sastrawan dan politisi Indonesia. Ia menjabat Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan V pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Selain itu, alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[1] Sebagai penulis, ia juga dikenal dengan nama pena Aryanti dan Amirati.[2]

Kehidupan Awal

[sunting | sunting sumber]

Haryati lahir di Jakarta, pada tanggal 24 Juni 1928. Ia lahir dari pasangan Mr. Raden Panji Notosoebagyo dan istrinya Retnodoemilah Djojoadiningrat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya wanita. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia adalah cucu tiri R.A. Kartini. Ayahnya dan saudara ayahnya adalah lulusan sekolah hukum Belanda dan bekerja sebagai hakim yang sering berpindah-pindah tugas. Maka dari itu Haryati menjalani pendidikan dasarnya di ELS dua kota berbeda, yaitu Jakarta dan Madiun. Ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Jakarta.[2]

Haryati lahir dari keluarga yang berkecukupan. Dan orang tua Haryati mengusahakan yang sebaik-baiknya untuk pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibunya selalu menganjurkan semangat membaca kepada anak-anaknya sehingga Haryati yang dipanggil Nunuk oleh orang tuanya ini pun sangat gemar membaca.[3]

Haryati yang dibesarkan dalam budaya Jawa lalu tertarik untuk masuk ke dunia Sastra Jawa, setelah ibunya menunjukkan sebuah kitab Jawa Kuno kepadanya. Padahal sebelumnya, ia mempunyai cita-cita sebagai dokter, dan ayahnya mengharapkan dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai orang hukum. Selepas lulus HBS pada tahun 1950, Haryati yang menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Prancis, Belanda dan Jerman lalu melanjutkan pendidikannya ke jurusan Sanskerta Gemeentelijke Universteit di Amsterdam.[3]

Riwayat pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Gelar pendidikan tinggi pertama Haryati diperoleh dari Gemeetelijke Universiteit, Amsterdam, Belanda (1956), dengan peminatan Sastra Jawa Kuno dan Sansekerta dari jurusan Indo-Iraanse Taal en Letterkunde (Kebahasaan dan Kesusastraan Indo-Iran). Haryati juga memperoleh gelar doktor dari universitas yang sama (1971) dengan disertasinya yang membahas Jnanasiddhanta, sebuah naskah religius Hindu Bali dalam bahasa Jawa Kuno.[2]

Haryati mengawali karier sebagai staf pengajar Universitas Indonesia pada dekade 1960-an. Lalu pada tahun 1971, ia kembali ke Belanda untuk program gelar doktoral yang akhirnya bisa diraih pada 1975. Saat kembali ke UI, ia mendapatkan gelar profesornya. Ia lalu diangkat sebagai Dekan Fakultas Sastra menggantikan Harsja W. Bachtiar.[4] Kemudian pada periode 1978-1987 ia menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan Departemen P & K.

"Jangan korbankan nilai budaya untuk menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya"

Hingga akhirnya pada tahun 1988 ia dipercaya untuk menduduki jabatan Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan V. Ditengah kesibukkan-kesibukkannya ini ia sangat gemar menulis, di mana beberapa karya novel dan cerpen dengan nama pena Aryanti pernah ditulisnya.[3]

Pernikahan

[sunting | sunting sumber]

Haryati menikah di Belanda dengan Sunarto Soebadio yang merupakan seorang sarjana matematika dan guru ilmu pastinya saat SLP dan SLA.[4] Pasangan ini lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1957. Namun pada tahun 1961, suaminya ini mendadak jatuh sakit lalu meninggal dunia. Ditinggallah Haryati dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Pada dekade 1980-an, putranya yang kedua, Admin juga meninggal dunia, meyisakan putri sulung dan putri bungsu, Lukna Hariani dan R. Windiarti atau Windy.[3]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Dalam Negeri

[sunting | sunting sumber]

Luar Negeri

[sunting | sunting sumber]

Gelar Masyarakat Daerah

[sunting | sunting sumber]

Ia juga pernah diangkat sebagai "ibu masyarakat Banten".[4]

Ditengah kesibukkan-kesibukkannya saat itu ia sangat gemar menulis. Dengan nama pena Aryanti beberapa karya novel dan cerpen pernah ditulisnya. Novel yang ia tulis dengan nama pena ini di antaranya adalah Selembut Bunga (1978), Hidup Perlu Akar (1981), dan Dunia Tak Berhenti Berputar (1982). Novel-novel ini pada awalnya merupakan cerita bersambung yang terbit secara berkala dalam majalah Femina.[2] Selain novel yang terbit sebagai cerbung, ia juga menulis banyak cerpen untuk Femina dan Horison, di antaranya "Si Belang" (1974), "Kenang-kenangan" (1978), dan "Syarat" (1980).

Dengan nama pena Amirati, ia juga menulis cerita anak dengan mengadaptasi berbagai folklor dunia, seperti Gadis Bulan, adapatasi kisah dari Polinesia, Pria Bertudung, adaptasi dongeng Prancis, dan Ahli Nujum karena Nasib, adaptasi kisah dari Persia.[2]

Karya lainnya yang ia terbitkan adalah Inanasiddhanta, tata bahasa Sanskerta ringkas (1985)[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Haryati Soebadio Diarsipkan 2004-11-24 di Wayback Machine., diakses pada tanggal 18 Agustus 2009
  2. ^ a b c d e "Aryanti". Badan Bahasa. 2019. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  3. ^ a b c d Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"
  4. ^ a b c d e (Indonesia) Profil Haryati Soebadio di ahmad.web.id Diarsipkan 2017-04-23 di Wayback Machine.
  5. ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 
  6. ^ =Information Division, Embassy of Indonesia, Indonesia (1986). Indonesia News and Views Volumes 6-8. Indonesia: Indonesia. Kedutaan Besar (U.S.). hlm. 7.  line feed character di |title= pada posisi 25 (bantuan)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Nani Soedarsono
Menteri Sosial Indonesia
1988 – 1993
Diteruskan oleh:
Endang Kusuma Inten Soeweno