Lompat ke isi

Bandung Lautan Api: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan aplikasi seluler
BroBro1222 (bicara | kontrib)
Muhammad Toha tidak meninggal di pertempuran
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(207 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
{{Infobox Military Conflict
{{Infobox Military Conflict
|conflict = Bandung Lautan Api
|conflict = Bandung Lautan Api
|partof=[[Sejarah Indonesia (1945-1949)|Perang Kemerdekaan Indonesia]]
|partof=[[Revolusi Nasional Indonesia]]
|image=[[Berkas:Monumen Bandung lautan api.jpg|250px]]
|image=File:Bandung Lautan Api.jpg
|caption=Monumen Bandung lautan api
|caption=Bagan selatan Bandung dibakar oleh [[Tentara Republik Indonesia|TRI]]
|date= [[23 Maret]] [[1946]]
|date= [[23 Maret]] - [[24 Maret]] [[1946]]
|place=[[Bandung]]
|place=[[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|casus=
|casus=
|territory=
|territory=
|result=Tentara Rakyat Indonesia mundur dari Bandung
|result='''Kemenangan Taktis Indonesia'''
|combatant1=[[File:Flag of Indonesia (physical version).svg|22px]] [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|'''Republik Indonesia''']]
|combatant1={{negaranama|Indonesia}}
|combatant2='''[[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu:]]'''<br>{{Flag|Kekaisaran Britania}} {{bulleted list|'''{{flag|Britania Raya}}'''|{{flag|Kemaharajaan Britania|name=India}}}}
|combatant2={{negaranama|Inggris}}
{{flag|Imperium Belanda}}{{bulleted list|{{flag|Kerajaan Belanda}}|{{flag|Hindia Belanda}}|{{flagicon|NED}} [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]]}}
|commander1=[[Muhammad Toha]]
|commander1=[[File:Flag of Indonesia (physical version).svg|22px]] [[Mayor Jenderal|MayJen]]. [[Abdoel Haris Nasoetion]]{{Br}}[[File:Flag of Indonesia (physical version).svg|22px]] [[Muhammad Toha]]
|commander2=[[Brigadir MacDonald]]
|commander2={{flagicon|Britania Raya}} [[Brigadir Jenderal|Brig]]. MacDonald
}}
|units1=*{{flagicon|Indonesia}} [[Tentara Republik Indonesia]]
'''Peristiwa Bandung Lautan Api''' adalah peristiwa [[kebakaran]] besar yang terjadi di kota [[Bandung]], provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]] pada [[24 Maret|23 Maret]] [[1946]]. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung<ref>[http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/807/mengenang-bandung-lautan-api http://nationalgeographic.co.id/]</ref> membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah [[selatan]] Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] dan tentara [[NICA]] [[Belanda]] untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]].
*{{flagicon|Indonesia}} [[Barisan Rakyat Indonesia]]
|units2=[[File:MinistryofDefence.svg|20px]] [[Angkatan Bersenjata Britania Raya]]{{bulleted list|[[File:British Army Logo.svg|20px]] [[Angkatan Darat Britania Raya]]}} [[File:Royal Netherlands East Indies Army Coat of Arms Tentara Kerajaan Hindia Belanda Lambang Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger Wapenschil Logo KNIL.jpg|20px]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]]}}


'''Peristiwa Bandung Lautan Api''' adalah peristiwa [[kebakaran]] besar yang terjadi di [[Bandung]], provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]] pada [[24 Maret]] [[1946]]. Sekitar 200.000 penduduk [[Bandung]] membakar kediaman mereka sendiri dalam peristiwa tersebut <ref>[http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/807/mengenang-bandung-lautan-api http://nationalgeographic.co.id/]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>, kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah [[selatan]] [[Kota Bandung|Bandung]]. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] yang dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]].
== Latar belakang ==
[[Indosat Ooredoo]]
[[Tribun Jabar]]
[[Mara FM Bandung]]
[[Ardan FM Bandung]]
[[Radio B Bandung]]
[[Cakra FM Bandung]]
[[Biofarma]]
[[KFC]]
[[Bandung TV]]
[[Kopi ABC]]
Pasukan [[Inggris]] bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal [[12 Oktober]] [[1945]]. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan [[polisi]], diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal [[24 November|21 November]] 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk [[Hotel Savoy Homann|Hotel Homann]] dan [[Hotel Preanger]] yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.


== Latar Belakang ==
Ultimatum Tentara Sekutu agar [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI, sebutan bagi [[TNI]] pada saat itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "[[bumihangus]]". Para pejuang pihak [[Republik Indonesia]] tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan [[Bandung]] diambil melalui musyawarah [[Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan]] (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal [[24 Maret|23 Maret]] [[1946]]<ref>[http://www.anneahira.com/pertempuran-bandung-lautan-api.htm Bandung Lautan Api]</ref>. Kolonel [[Abdoel Haris Nasoetion]] selaku Komandan Divisi III [[TRI]] mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.{{fact|date=November 2007}} Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
Pasukan [[Britania Raya|Inggris]] bagian dari Brigade MacDonald tiba di [[Kota Bandung|Bandung]] pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah [[Indonesia|RI]] sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di tangan penduduk, kecuali [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR]] [[Tentara Keamanan Rakyat|(Tentara Keamanan Rakyat)]], diserahkan kepada mereka. Orang-orang [[Belanda]] yang baru dibebaskan dari [[Kamp tahanan perang|kamp tawanan]] mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara [[Britania Raya|Inggris]] dan [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR (Tentara Keamanan Rakyat)]] tidak dapat dihindari. Selain itu, Adapun salah satu markas peninggalan persenjataan [[Jepang]] Di [[Kota Bandung|bandung]] yang ingin di perebutkan juga oleh [[Britania Raya|Inggris]].<ref>{{Cite web|last=KomunitasAleut!|date=2023-05-21|title=Sekitar Bandung Lautan Api: “Perebutan Senjata dari Jepang” Bagian 3|url=https://komunitasaleut.com/2023/05/21/sekitar-bandung-lautan-api-perebutan-senjata-dari-jepang-bagian-3/|website=Dunia Aleut!|language=id-ID|access-date=2023-07-29}}</ref>


== Pertempuran dan Pembumi-hangusan ==
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa [[Dayeuhkolot]], sebelah selatan Bandung, di mana terdapat [[gudang amunisi]] besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini [[Muhammad Toha]] dan [[Ramdan]], dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan [[dinamit]]. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
Malam tanggal [[24 November|21 November]] 1945, [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk [[Hotel Savoy Homann|Hotel Homann]] dan [[Hotel Preanger]] yang mereka gunakan sebagai markas Inggris. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk [[Tentara Nasional Indonesia|pasukan bersenjata]].


Ultimatum Tentara Sekutu agar [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI, sebutan bagi [[TNI]] pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "[[bumi hangus]]". Para pejuang pihak [[Republik Indonesia]] tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumi-hanguskan [[Bandung]] diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal [[24 Maret|23 Maret]] [[1946]].<ref>{{Cite web|date=14 Februari 2014|title=Bandung Lautan Api {{!}} Web Sejarah|url=https://www.websejarah.com/2014/02/terjadinya-bandung-lautan-api.html|language=id|access-date=26 Maret 2021}}</ref> Kolonel [[Abdoel Haris Nasoetion]] selaku Komandan Divisi III [[TRI]] mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.<ref>{{Cite web|date=22 Maret 2021|title=BLA, A.H. Nasution, dan Ujungberung|url=https://humas.bandung.go.id/berita/bla-a-h-nasution-dan-ujungberung|website=Humas.Bandung.go.id|access-date=26 Maret 2021}}{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu ''[[Halo, Halo Bandung]]'' yang nama penciptanya masih menjadi bahan [[Kontroversi pencipta lagu Halo, Halo Bandung|perdebatan]].


Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]], sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini [[Muhammad Toha]] dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan [[dinamit]]. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 12 Malam, Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Namun, api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
Beberapa tahun kemudian, lagu "''Halo, Halo Bandung''" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.


== Asal istilah ==
== Akibat ==
Pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini menginspirasi [[Ismail Marzuki]] beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu [[Halo, Halo Bandung]] menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan. Beberapa tahun kemudian, lagu [[Halo, Halo Bandung]] menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.
Istilah ''Bandung Lautan Api'' menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal [[A.H Nasution]] adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di ''Regentsweg'' (sekarang Jalan [[Dewi Sartika]]), setelah kembali dari pertemuannya dengan [[Sutan Sjahrir]] di [[Jakarta]], memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.

== Istilah "Bandung Lautan Api" ==
Istilah ''Bandung Lautan Api'' menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumi-hangusan tersebut. Jenderal [[A.H Nasution]] adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di ''Regentsweg'' (sekarang Jalan [[Dewi Sartika]]), setelah kembali dari pertemuannya dengan [[Sutan Sjahrir]] di [[Jakarta]], memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.


{{quote|"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, [[1 Mei]] [[1997]]}}
{{quote|"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, [[1 Mei]] [[1997]]}}


Istilah ''Bandung Lautan Api'' muncul pula di harian [[Suara Merdeka]] tanggal [[26 Maret]] [[1946]]. Seorang [[wartawan]] muda saat itu, yaitu [[Atje Bastaman]], menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit [[Gunung Leutik]] di sekitar [[Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]], [[Garut]]. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari [[Cicadas, Cibeunying Kidul, Bandung|Cicadas]] sampai dengan [[Cimindi]].
Istilah ''Bandung Lautan Api'' muncul pula di harian [[Suara Merdeka]] tanggal [[26 Maret]] [[1946]]. Seorang [[wartawan]] muda saat itu, yaitu [[Atje Bastaman]], menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit [[Gunungleutik, Ciparay, Bandung|Gunung Leutik]] di sekitar [[Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]], [[Garut]]. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari [[Cicadas, Cibeunying Kidul, Bandung|Cicadas]] sampai dengan [[Cimindi, Cigugur, Pangandaran|Cimindi]].


Setelah tiba di [[Tasikmalaya]], Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "''Bandoeng Djadi Laoetan Api''". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "''Bandoeng Laoetan Api''".
Setelah tiba di [[Tasikmalaya]], Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "''Bandoeng Djadi Laoetan Api''". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "''Bandoeng Laoetan Api''".{{cn}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Kontroversi pencipta lagu Halo, Halo Bandung]]
* [[Halo, Halo Bandung]]
* [[Muhammad Toha]]
* [[Muhammad Toha]]
* [[Bandung]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}4. sejarah Bandung Lautan Api [https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/08/12/sejarah-bandung-lautan-api/ versi website resmi pemerintahan kota Bandung].
{{Reflist}}

{{indo-sejarah-stub}}


[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1946]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1946]]

Revisi terkini sejak 21 Agustus 2024 03.38

Bandung Lautan Api
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Bagan selatan Bandung dibakar oleh TRI
Tanggal23 Maret - 24 Maret 1946
LokasiBandung, Jawa Barat, Indonesia
Hasil Kemenangan Taktis Indonesia
Pihak terlibat
Republik Indonesia Sekutu:
 Kekaisaran Britania  Imperium Belanda
Tokoh dan pemimpin
MayJen. Abdoel Haris Nasoetion
Muhammad Toha
Britania Raya Brig. MacDonald
Pasukan
Angkatan Bersenjata Britania Raya Tentara Kerajaan Hindia Belanda

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri dalam peristiwa tersebut [1], kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu yang dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di tangan penduduk, kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat), diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) tidak dapat dihindari. Selain itu, Adapun salah satu markas peninggalan persenjataan Jepang Di bandung yang ingin di perebutkan juga oleh Inggris.[2]

Pertempuran dan Pembumi-hangusan

[sunting | sunting sumber]

Malam tanggal 21 November 1945, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas Inggris. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumi hangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumi-hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946.[3] Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.[4] Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 12 Malam, Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Namun, api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.

Pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini menginspirasi Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu Halo, Halo Bandung menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan. Beberapa tahun kemudian, lagu Halo, Halo Bandung menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.

Istilah "Bandung Lautan Api"

[sunting | sunting sumber]

Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumi-hangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.

"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, 1 Mei 1997

Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api".[butuh rujukan]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ http://nationalgeographic.co.id/[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ KomunitasAleut! (2023-05-21). "Sekitar Bandung Lautan Api: "Perebutan Senjata dari Jepang" Bagian 3". Dunia Aleut!. Diakses tanggal 2023-07-29. 
  3. ^ "Bandung Lautan Api | Web Sejarah". 14 Februari 2014. Diakses tanggal 26 Maret 2021. 
  4. ^ "BLA, A.H. Nasution, dan Ujungberung". Humas.Bandung.go.id. 22 Maret 2021. Diakses tanggal 26 Maret 2021. [pranala nonaktif permanen]

4. sejarah Bandung Lautan Api versi website resmi pemerintahan kota Bandung.