Lompat ke isi

Ululazmi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(89 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Islam}}
{{Nabi Islam}}
'''Ulul Azmi''' ([[bahasa Arab]]: <font size=3>أولوالعزم</font> ''Ulu al-Azmi'') adalah sebuah gelar khusus bagi golongan [[nabi]] pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa dalam menyebarkan ajaran [[tauhid]]. Terdapat lima [[nabi]] yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yakni nabi [[Nabi Nuh|Nuh]], [[Ibrahim]], [[Nabi Musa|Musa]], [[Isa]] dan [[Muhammad]]. Gelar Ulul Azmi dijelaskan dalam [[Surah Al-Ahqaf]] ayat ke-35 dan [[Surah Asy-Syura]] ayat ke-13.
'''Ululazmi''' ({{lang-ar|أولوالعزم|Ulu al-'Azmi}}) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan [[rasul]] pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa.
Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni [[Nabi Nuh|Nuh]], [[Ibrahim]], [[Nabi Musa|Musa]], [[Isa]], dan [[Muhammad]]. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam [[Surah Al-Ahqaf]] ayat ke-35 dan [[Surah Asy-Syura|Asy-Syura]] ayat ke-13.

== Ayat ==
{{quote|"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."|{{cite quran|33|7|style=inline}}}}


== Sifat Ulul Azmi ==
== Sifat Ululazmi ==
Kelima nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi adalah para nabi yang memiliki keteguhan luar biasa serta mengalami perjuangan ketika menyebarkan risalah-risalah Allah. Tatkala para nabi tersebut harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para nabi tersebut berdoa agar Allah memberikan hidayah kepada kaum-kaum tersebut. Namun, tatkala Allah mendapati bahwa ajaranNya telah ditolak sepenuhnya oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah menyelamatkan para nabi beserta para pengikut mereka, sementara Allah menimpakan hukuman kepada orang-orang yang telah menentang terhadap ajaran-ajaran Allah yang disampaikan para nabi itu.
Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.


Ciri-ciri Ulul Azmi adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut:
* Memiliki seruan dakwah global dan universal untuk umat [[manusia]] dan umat [[jin]].<ref>Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.</ref>
* Memiliki seruan dakwah universal untuk umat [[manusia]] maupun umat [[jin]].<ref>Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.</ref>
* Menyampaikan syariat dan agama Allah.<ref>Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.</ref>
* Menyampaikan syariat dan agama Allah.<ref>Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.</ref>
* Menyampaikan [[kitab Allah|kitab samawi]].<ref>Ibid, hal. 35.</ref>
* Menyampaikan [[kitab Allah|kitab samawi]].<ref>Ibid, hal. 35.</ref>
* Menerima perjanjian dan "wasiat" dari Allah<ref>[[Surah Al-Ahzab|Al-Ahzab]]: 7-8</ref><ref>[[Surah Asy-Syura|Asy-Syura]]: 13</ref>
* Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah<ref>Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13</ref>


== Riwayat ==
== Daftar ==
=== Nuh ===
=== Nuh ===
[[Berkas:Nuh (Noah)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Nuh '''alaihis-salam'']]
Kegigihan [[Nabi Nuh|Nuh]] sewaktu mendakwahkan risalah-risalah Ilahi sekalipun harus menghadapi berbagai penentangan dari kaumnya dalam waktu yang lama, merupakan bukti bahwa nabi Nuh termasuk golongan nabi yang sangat tabah serta bertekun dalam tugas kenabian.<ref>Surah Nuh : 1-20</ref> Selama bertahun-tahun, Nuh mendakwahi keluarga, kerabat hingga kaumnya yang tersebar di berbagai penjuru bumi, supaya mereka mengabdi kepada Allah.<ref>Surah Al-Ankabut : 14</ref> Walaupun demikian, kekafiran kaum Nuh sebagai "umat paling rusak",<ref>Surah An-Najm : 52</ref> di muka bumi telah menyakiti perasaan nabi Nuh, bahkan kaum itu mewariskan kebiadaban secara turun-menurun sehingga sang nabi mengadu seraya berdoa sungguh-sungguh supaya Allah menghukum seluruh kaum yang telah semena-mena menolak dakwahnya akibat kaum tersebut lebih menghendaki ajaran mereka sendiri dibanding ajaran Allah,<ref>Surah Al-Qamar : 9 – 17, Surah Nuh : 24-28</ref> Allah mengabulkan pengaduan nabi Nuh melalui azab banjir bah yang melenyapkan segala makhluk di muka bumi selain para penghuni bahtera Nuh. Bahkan istri maupun anak nabi Nuh termasuk penentang dakwah sang nabi.<ref>Surah Hud : 42-47</ref><ref>Surah At-Tahrim : 10</ref>
{{artikel|Nuh}}


Nama Nuh ({{lang-ar|نوح|Nūḥ}}) disebutkan 43 kali dalam [[Al-Qur'an]]. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat<ref>Ali 'Imran (03): 32</ref> dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.<ref>Al-Isra' (17): 3</ref> Sebuah riwayat [[hadits]] menerangkan bahwa Nuh adalah [[rasul]] pertama.<ref>HR. Al-Bukhari (4712)</ref>
Setelah Allah menyelamatkan seisi bahtera terhadap banjir bah, Nuh beserta segala makhluk penghuni bahtera mengikat [[Tujuh Hukum Nuh|perjanjian]] kepada Allah. Segala makhluk yang telah menghuni bahtera Nuh merupakan para leluhur makhluk-makhluk yang ada pada saat ini, sedangkan orang-orang yang telah berada di bahtera Nuh merupakan golongan pengganti generasi-generasi manusia yang telah dipunahkan, serta sebagai kaum leluhur umat manusia yang masih hidup pada saat ini.<ref>Surah As-Saffat : 75-77</ref><ref>Surah Yunus : 73</ref>

Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.<ref>Hud (11): 26</ref> Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,<ref>Nuh (71): 5</ref> baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.<ref>Nuh (71): 8-9</ref> Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,<ref>Al-A'raf (7): 60</ref> pendusta,<ref>Hud (11): 27</ref> dan gila.<ref>Nuh (23): 25</ref> Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.<ref>Nuh (71): 27</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=106}}

Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.<ref>Asy-Syu'ara (26): 117-118</ref> Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.<ref>Hud (11): 37</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=107-109}} Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.<ref name="Hud 11: 40">Hud (11): 40</ref>

Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.<ref name="Hud 11: 40"/> Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=127}} Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.<ref>Hud (11): 42-43</ref>


=== Ibrahim ===
=== Ibrahim ===
[[Berkas:Ibrahim (Abraham)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Ibrahim '''alaihis-salam'']]
Semasa bayi, [[Ibrahim]] harus diasingkan ke sebuah [[gua]] sewaktu menghindari perintah keji [[Namrudz]] tentang pembunuhan setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, nabi Ibrahim harus berhadapan dengan Namrudz beserta kaum penyembah [[berhala]] di Babilonia; bahkan nabi Ibrahim harus menghadapi ujian berat, yaitu dibakar hidup-hidup,<ref>Surah Al-Ankabut : 24 Surah Al-Anbiya : 68 Surah As-Saffat : 97</ref> namun karena Iman Ibrahim yang tak tergoyahkan kepada Allah; maka Allah menganugerahkan keselamatan untuk nabi Ibrahim.<ref>Surah Al-Anbiya : 69, Surah Al-Ankabut : 24</ref> Setelah bertahun-tahun usia pernikahannya dengan [[Sarah]], nabi Ibrahim belum dikaruniai anak hingga Sarah meminta sang nabi menikahi seorang [[budak]] Mesir bernama [[Hajar]]. Kemudian Hajar melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama [[Ismail]]; setelah itu nabi Ibrahim harus menerima ujian untuk mengasingkan Hajar beserta anaknya itu. Oleh sebab kesabaran dan kepatuhannya, ujian ini berhasil dilalui secara baik. Meskipun demikian, masih terdapat sebuah ujian berat yang dihadapi Ibrahim, yakni harus mengorbankan putranya untuk perintah Allah; hal ini dilaksanakan oleh nabi Ibrahim walau akhirnya Allah menyediakan sembelihan pengganti berupa seekor [[domba]].<ref>Surah As-Saffat : 102-107</ref> Sewaktu nabi Ibrahim membuktikan keimanannya dengan melaksanakan berbagai perintah Allah, maka Allah memilih nabi Ibrahim serta Allah memberkahi nabi Ibrahim dengan karunia berlimpah di dunia maupun karunia di akhirat.<ref>Surah An-Nahl: 120-123</ref><ref>Surah Al-Baqarah: 130</ref>
{{artikel|Ibrahim}}


Nama Ibrahim ({{lang-ar|إبراهيم|Ibrāhīm}}) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan ''khalilullah'' (خلیل اللہ; kesayangan Allah) <ref>An-Nisa' (04): 125</ref> dan leluhur umat Muslim.<ref name="Al-Hajj 22: 78">Al-Hajj (22): 78</ref> Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,<ref>Al-Baqarah (02): 124</ref> keluarganya dilebihkan atas segala umat,<ref>Ali 'Imran (03): 33</ref> dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.<ref>An-Nisa' (04): 54</ref> Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.<ref>Al-An'am (06): 161</ref> Ibrahim juga disebut sebagai teladan<ref>An-Nahl (16): 120</ref><ref>Al-Mumtahanah (60): 4-6</ref> dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.<ref name="Al-Hajj 22: 78"/><ref>Al-Baqarah (02): 135</ref><ref>Ali 'Imran (03): 95</ref><ref>An-Nahl (16): 123</ref> Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri<ref>Al-Baqarah (02): 130</ref> dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.<ref>Ali 'Imran (03): 68</ref> Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam [[shalawat]].<ref>HR. Al-Bukhari (3370)</ref><ref>HR. Muslim (406)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=266}}
Nabi Ibrahim bersama nabi Ismail dikenal sebagai golongan yang mendirikan [[Baitullah]] di tempat yang telah Allah sediakan sebagai tempat berkumpul umat manusia di muka bumi.<ref>Surah Al-Baqarah : 125</ref><ref>Surah Al-Baqarah : 127</ref> Selama pembangunan Baitullah, Ibrahim berdoa kepada Allah supaya keturunannya memperoleh [[Al-Kitab]] dan [[Hikmah]] sehingga kaum keturunannya dihindarkan dari sikap [[syirik|kemusyrikan]] maupun penyembahan berhala.<ref>Surah Al-Baqarah : 127-129, Surah Ibrahim : 35-36, Surah Hajj : 78</ref> Hal ini menyebabkan Allah terpikat dengan sosok nabi Ibrahim yang mempedulikan nasib anak cucunya, kemudian Allah mengadakan perjanjian untuk memberkahi kaum keturunan nabi Ibrahim apabila mereka mewarisi sosok Ibrahim dalam hal keimanan dan kesetiaan terhadap segala perintah Allah. Setelah itu, Ibrahim menerima perjanjian dari Allah, yang berlaku untuk keturunannya supaya keturunan Ibrahim menjadi milik Allah serta diberkahi; yakni dengan syarat setia melaksanakan segala perintah-perintah Allah beserta hukum-hukum Allah. Akan tetapi, perjanjian ini tidak berlaku untuk orang-orang yang zalim.<ref>Surah Al-Baqarah : 124</ref>

Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.<ref>Al-Ankabut (29): 16-17</ref> Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.<ref>Al-Anbiya' (21): 58</ref><ref>Ash-Shaffat (37): 88-93</ref> Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.<ref>Al-Anbiya' (21): 68</ref> Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.<ref>Al-Anbiya' (21): 69</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=203}}

Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah [[Isma'il]] dan [[Ishaq]].<ref>Ibrahim (14): 39</ref> Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.<ref>Ash-Shaffat (37): 101-107</ref> Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi [[Ka'bah]].<ref>Al-Baqarah (02): 127</ref>

Ibrahim dikenal sebagai [[Abraham]] dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut ''Avraham Avinu'' (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis [[bangsa Yahudi]] dan ayah dari [[agama Yahudi]], juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.{{sfn|Levenson|2012|p=3}}


=== Musa ===
=== Musa ===
[[Berkas:Musa_(Moses)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Musa '''alaihis-salam'']]
[[Nabi Musa|Musa]] merupakan seorang nabi yang memiliki garis keturunan kepada nabi Ibrahim. Musa dibesarkan di lingkungan istana Mesir walaupun ia harus melarikan diri dari istana lantaran perkara kematian seorang Mesir.<ref>Surah Qashash : 15-17</ref> Setelah berlindung di negeri Madyan, Allah memanggil Musa supaya pulang menyelamatkan [[Bani Israil|Bani Israel]] terhadap penindasan kaum Fir'aun. Musa termasuk orang yang sabar dalam menghadapi berbagai penentangan kaum [[Firaun]]. Dengan bantuan Allah, Musa menghadirkan banyak mu'jizat serta azab pedih melawan tipu daya kaum Firaun, sampai ketika Musa menuntun para pengikutnya menyeberangi Laut Merah, yang kemudian menenggelamkan Firaun beserta bala tentara bangsa Mesir. Selain itu, Musa dikenal memiliki kesabaran besar selama memimpin kaumnya meninggalkan Mesir. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit [[Sinai]], [[Samiri]] menyeleweng dengan mengajak Bani Israel kepada penyembahan [[berhala]] patung anak sapi emas.<ref>Surah Ta Ha : 95-97</ref> [[Harun]] yang diberi amanat mengganti peran Musa, tidak sanggup menghalangi niat mereka bahkan Harun diancam hendak dibunuh.<ref>Surah Ta Ha : 94</ref> Tatkala menyadari dosa besar yang telah diperbuat di tengah-tengah kaumnya, Musa bersama tujuh puluh orang terpilih memohonkan pengampunan kepada Allah supaya azab Kemurkaan tidak ditimpakan terhadap seluruh Bani Israel. Allah mengabulkan permohonan ini sehingga kaum Musa tidak dipunahkan.<ref>Surah Al-A'raf : 155-156</ref>
{{artikel|Musa}}


Nama Musa ({{lang-ar|موسى|Mūsā}}) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan ''kalīmullāh'' ({{lang-ar|كليم الله}}) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."<ref>{{cite web|title=Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa|url=https://www.al-islam.org/kamaaluddin-wa-tamaamun-nima-vol-1-shaykh-saduq/chapter-7-account-death-prophet-musa-occultation|publisher=Al-Islam|accessdate=2019-09-22}}</ref><ref>{{cite book|title=Daily Life In The Medieval Islamic World|author=James E. Lindsay|page=[https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind/page/178 178]|year=2005|url=https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind|url-access=registration|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=9780313322709}}</ref> Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,<ref>Al-Baqarah (2): 92</ref><ref>Al-A'raf (7): 103</ref> diberi petunjuk oleh Allah,<ref>Al-An'am (6): 84</ref> dilebihkan atas manusia yang lain,<ref>Al-A'raf (7): 144</ref> dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.<ref>Al-Ahzab (33): 69</ref> Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, [[Harun]].<ref>Thaha (20): 9-36</ref><ref>Al-Qashash (28): 29-35</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=447-455}}
Musa merupakan satu-satunya manusia yang diberi keistimewaan untuk berbincang-bincang secara langsung kepada Allah,<ref>Surah Al-A'raf : 144, Surah Asy-Syura : 51, Surah An-Nisa : 164</ref> dan Musa menerima perjanjian beserta ajaran Allah berupa Taurat, sebuah kitab berisi perintah-perintah Allah beserta hukum-hukum Allah. Kitab Taurat diperuntukkan kepada orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Maidah : 43-45</ref> Sementara itu terdapat pula [[Kitab Musa]] yang disebut sebagai salah satu kitab terbaik untuk umat manusia.<ref>Surah Hud : 17, Surah Al-Ahqaf : 12</ref>

Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan [[Bani Israil]] dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.<ref>Al-A'raf (7): 111-126</ref><ref>Yunus (10): 79-82</ref><ref>Thaha (20): 61-73</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 35-51</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=465-477}} Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.<ref>Al-A'raf (7): 136</ref><ref>Yunus (10): 90-92</ref><ref>Thaha (20): 77-79</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 52-68</ref><ref>Al-Qashash (28): 40</ref>

Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.<ref>Al-A'raf (7): 148-154</ref><ref>Thaha (20): 83-98</ref> Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.<ref>Al-Ma'idah (5): 21-26</ref> Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.<ref>Al-Ma'idah (5): 44</ref>

Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.<ref>Ginzberg, Louis (1909). ''[http://www.swartzentrover.com/cotor/e-books/misc/Legends/Legends%20of%20the%20Jews.pdf The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>{{cite web|url= http://www.jewfaq.org/moshe.htm |title= Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam |publisher= Jew FAQ |accessdate= 2010-03-02}}</ref>


=== Isa ===
=== Isa ===
[[Berkas:Isa (Jesus)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi 'Isa '''alaihis-salam'']]
Nabi [[Isa]] merupakan satu-satunya manusia selain nabi [[Adam]] yang dilahirkan tanpa perantaraan ayah,<ref>Surah Al-Imran : 59</ref> ia dilahirkan oleh Maryam sehingga ia dikenal sebagai Isa Ibnu Maryam (Isa putra Maryam). Nabi Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam mendakwahkan risalan Allah; terutama ketika Isa bersabar menghadapi banyak cobaan; semisal tuduhan sebagai penista agama Yahudi, pengkhianatan muridnya, persekongkolan yang memfitnah, bahkan hendak dibunuh oleh kalangan pendeta Yahudi.<ref>Surah Al-Maidah : 70, Surah An-Nisa : 157</ref> Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah kepada Allah.<ref>Surah Maryam : 29-30</ref> Tatkala nabi Isa telah sepenuhnya diingkari, maka Allah mengangkat Isa kepada Dia, kemudian Allah menghukum orang-orang kafir yang telah menentang risalah-risalah nabi Isa.<ref>Surah Al-Imran: 45-62, Surah An-Nisa : 153-162, Surah An-Nahl : 118, Surah Al-Maidah: 64, Surah Al-An'am : 146, Surah Al-Hasyr : 15</ref>
{{artikel|Isa}}
Nama Isa ({{lang-ar|عيسى|`Īsā}}) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut {{lang|ar|ٱبْنُ مَرْيَمَ}} ''ibnu Maryam'' sebanyak 23 kali dan {{lang|ar|المسيح}} ''Al-Masih'' sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.


Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.<ref>{{cite book|title=A Dictionary of Jewish-Christian Relations |first1=Edward |last1=Kessler |first2= Neil |last2=Wenborn |year=2005 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-139-44750-8 |page=416 |url=https://books.google.com/books?id=QkI_JNv3rIwC&pg=PA416#v=onepage&q&f=false}}</ref> Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.
Kehadiran Isa merupakan penggenapan Taurat dan sebagai seorang Rasul Allah,<ref>Surah Al-Baqarah : 75, Surah Al-Baqarah : 101, Surah Ali-Imran : 23, Surah Al-A'raf : 169</ref> yang menyampaikan berbagai risalah Allah, supaya sang rasul menuntun Bani Israel kembali percaya dan berserah kepada Tuhan mereka. Hal ini disebabkan banyak [[Agama Yahudi|ajaran agama]] pada zaman itu yang membaurkan Taurat (ajaran Allah) dengan ajaran-ajaran manusia.<ref>[http://sunatullah.com/para-nabi/nabi-isa-as/persekongkolan-pendeta-yahudi.html Persekongkolan Pendeta Yahudi menghadapi Isa]</ref> Walaupun demikian, ajaran nabi Isa belumlah sempurna sebab ia menyatakan bahwa akan ada nabi yang bernama Ahmad sebagai penerus ajarannya.<ref>Surah As-Saff : 6</ref>

Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,<ref>Ali 'Imran (3): 45-46</ref> suci,<ref>Maryam (19): 19</ref> dan diberkahi.<ref>Maryam (19): 31</ref> Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.<ref>Ali 'Imran (3): 48</ref><ref name="Isa4">Maryam (19): 30</ref> Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.<ref>Al-Baqarah (2): 136</ref><ref>Ali 'Imran (3): 84</ref>

Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah<ref name="Isa4"/><ref>Az-Zukhruf (43): 59</ref> dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.<ref>An-Nisa' (4): 172</ref> Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,<ref>Al-Ma'idah (5): 75</ref> ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan [[Adam]], menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.<ref>Ali 'Imran (3): 59</ref><ref name="Akhtar 2017, p. 32">{{cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=wa1HRjA0AgEC&pg=PA32|title=The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam|first=Shabbir|last=Akhtar|date=31 October 2007|publisher=Routledge|via=Google Books|isbn=9781134072569}}</ref> Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,<ref>At-Taubah (9): 31</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 116</ref> putra Allah,<ref>At-Taubah (9): 30</ref> atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.<ref>Al-Ma'idah (5): 17</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 72</ref>

Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.<ref>Ali 'Imran (3): 50</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 46</ref><ref>Ash-Shaff (61): 6</ref> Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.<ref>HR. Bukhari no. 3448</ref><ref>HR. Muslim no. 155</ref><ref name="Warren">Warren Larson ''Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences'' hlm. 335</ref>


=== Muhammad ===
=== Muhammad ===
[[Berkas:Calligraphic representation of Muhammad's name.jpg|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Muhammad ''shalallahu 'alaihi wa salam'']]
Kehadiran nabi Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang Allah utus di tengah-tengah umat manusia.<ref>Surah Al-Baqarah: 101, Surah Al-Imran: 81, Surah Al-Ahzab: 40, Surah As-Saffat: 37</ref> Nabi Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang Arab.<ref>Surah Fussilat : 44</ref> Allah menyelamatkan nabi [[Muhammad]] sewaktu menghadapi masa-masa sulit.<ref>Surah Ad-Duha : 6-11</ref> Semasa kecil, nabi Muhammad menjadi [[yatim]] dan setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban pamannya; [[Abu Thalib]], yang merawat sang nabi sejak kecil. Setelah menerima tugas kerasulan, dakwah nabi Muhammad menghadapi berbagai rintangan bahkan terdapat penentangan dari [[Abu Lahab]], pamannya sendiri. Nabi Muhammad menghadapi cobaan pula tatkala kaum keluarganya, [[Bani Hasyim]], diboikot sebagai penolakan terhadap risalah-risalah Allah yang sedang ia ajarkan. Tokoh-tokoh [[Quraisy]] mempelopori pemboikotan yang berisi larangan kegiatan jual beli, pernikahan, maupun hubungan sosial lain terhadap Bani Hasyim. Pemboikotan itu karena nabi dianggap menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan ajaran maupun tradisi leluhur kaum kafir Quraisy. Sewaktu nabi Muhammad didustakan, difitnah sebagai orang gila,<ref>Surah Al-Hijr : 6, Surah Al-Mu'minun : 70, Surah Al-Qalam 51, Surah Az-Zariyat: 52</ref><ref>Surah Al-Qalam : 2-7</ref> bahkan diusir oleh kaum kafir, maka Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir yang telah berupaya memerangi mereka maupun golongan yang telah mengusir mereka,<ref>Surah Al-Baqarah : 90-95, Surah At-Taubah : 7-16, Surah Al-Hasyr : 2-4</ref><ref>Surah Al-Baqarah : 217</ref><ref>Surah Al-Hajj : 39</ref><ref>Surah At-Taubah : 48-56, Surah Al-Mumtahanah : 1-3, Surah An-Nisa : 88-91, Surah Al-Anfal : 92, Surah Ibrahim : 13, Surah Muhammad : 4, Surah Al-Isra : 76, Surah At-Taubah : 29</ref> supaya Allah menimpakan hukuman pedih melalui tangan orang-orang beriman terhadap orang-orang kafir,<ref>Surah Al-Anfal : 17-18</ref> sampai ketika golongan nabi Muhammad memperoleh pertolongan beserta kemenangan dari sisi Allah,<ref>Surah Al-Maidah : 3</ref> lalu orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwa kaum itu takkan menganggu orang-orang beriman.<ref>Surah An-Nisa : 90, Surah Al-Anfal : 61, Surah At-Taubah : 4, Surah Muhammad : 13, Surah Al-Mumtahanah : 8-9</ref> Nabi Muhammad serta orang-orang beriman dijelaskan memiliki karakter keras terhadap kaum kafir dan memiliki karakter akrab terhadap sesama orang beriman.<ref>Surah Al-Fath : 78, Surah Al-Baqarah : 191</ref><ref>Surah An-Nisa : 89</ref><ref>Surah Al-Mujadilah : 22</ref><ref>Surah Al-Maidah : 54</ref>
{{artikel|Muhammad}}
Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.<ref>Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37</ref> Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang [[Arab]].<ref>Surah Fussilat: 44</ref> Allah menyelamatkan [[Muhammad]] sewaktu menghadapi masa-masa sulit.<ref>Surah Ad-Duha: 6-11</ref> Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.<ref>Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42</ref> Walaupun dakwah nabi didustakan,<ref>Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52</ref><ref>Surah Al-Qalam: 2-7</ref> hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke [[Madinah]], Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Anfal: 26</ref> Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,<ref>Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29</ref> supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,<ref>Surah Al-Anfal: 17-18</ref> sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Maidah: 3</ref> Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.<ref>Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9</ref> Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.<ref>Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54</ref>


Kekhususan pada diri nabi Muhammad adalah pewahyuan [[Al-Qur'an]], sebuah Kitab berbahasa Arab yang secara langsung berasal dari Firman Allah yang disertai ikrar-ikrar [[Basmalah|demi nama Allah]] sebagai penggenapan kitab-kitab Allah sebelumnya, supaya umat manusia benar-benar [[Islam|berserah diri]] sepenuhnya kepada [[Allah]].<ref>Surah An-Nisa : 105, Surah Al-An'am : 114</ref> Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,<ref>Surah Yunus : 37, Surah Hud : 1, Surah Zumar : 1, Surah Mu'minun : 2, Surah Al-Haqqah : 38 - 52</ref> tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang mengalami campur tangan dari berbagai penulis ([[Ahli Kitab]]) atau bahkan berada dalam versi-versi yang berbeda. Nabi Muhammad juga diutus sebagai penggenapan Taurat dan Injil,<ref>Surah Ali-Imran : 3, Surah Yunus : 37, Surah Al-Maidah : 68, Surah Al-Fath : 29</ref> dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, berserah dan mengabdi secara tulus untuk Allah saja dalam beragama,<ref>Surah Al-Baqarah : 136, Surah Al-Baqarah : 285, Surah Ali-Imran : 84, Surah Ali-Imran : 152, Surah Al-An’am : 153</ref> oleh sebab nabi Muhammad mendapat larangan tentang mengikuti "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan [[Denominasi agama|perpecahan]] dalam agama Allah.<ref>Surah Al-Furqan : 43-44, Surah Al-Maidah : 49 Surah Al-Jatsiyah : 23, Surah At-Taubah : 30-35, Surah Muhammad : 14, </ref><ref>Surah Ali-Imran : 103-105, Surah Al-Maidah : 77, Surah An-Nisa : 27, Surah Ar-Rad : 37, Surah Al-Kahfi : 28, Surah Ta Ha : 16</ref><ref>Surah An-Nisa : 135, Surah Ar-Rum : 29, Surah Al-Imran : 83, [[Surah Asy-Syura|Asy-Syura]]: 14 - 17, Surah Al-Jatsiyah : 16-19</ref> Allah telah berfirman bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama adalah setara dengan sikap kekafiran.<ref> Surah Muhammad : 1-3, Surah Al-Maidah : 44</ref><ref>Surah Ali-Imran : 79-80, Surah Al-An'am : 112-117, Surah Al-Insan : 23-27</ref>
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab [[Al-Qur'an]], yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar ''[[Basmalah|Bismillahirrahmanirrahim]]'' sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia [[Islam|berserah diri]] secara sepenuhnya kepada [[Allah]] Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.<ref>Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114</ref> Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,<ref>Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 52</ref> tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari [[Ahli Kitab|ahli kitab]] sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan [[Taurat]] dan [[Injil]],<ref>Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29</ref> dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,<ref>Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153</ref> juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,<ref>Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92</ref> oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan [[Denominasi agama|perpecahan]] dalam agama Allah.<ref>Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,</ref><ref>Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 17, Al-Jatsiyah: 16-19</ref> Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan [[musyrik]].<ref>Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123</ref>


== Referensi ==
== Rujukan ==
{{reflist|2}}
{{reflist|2}}

=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam/ Ulul Azmi dalam situs organisasi.org]
* [http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam/ Ulul Azmi dalam situs organisasi.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090114174530/http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam |date=2009-01-14 }}
* [http://www.dakwatuna.com/search/MAKALAH+5+NABI+ULUL+AZMI/page/56/ Lima nabi Ulu al-Azmi]
* [http://www.dakwatuna.com/search/MAKALAH+5+NABI+ULUL+AZMI/page/56/ Lima nabi Ulu al-Azmi]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}


{{Nabi Islam}}
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Nabi Islam]]
[[Kategori:Nabi]]
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]
[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]]
[[Kategori:Istilah Islam]]
[[Kategori:Istilah Islam]]
[[Kategori:Rasul]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2023 12.15

Ululazmi (bahasa Arab: أولوالعزم, translit. Ulu al-'Azmi) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.

Ayat[sunting | sunting sumber]

"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."

Sifat Ululazmi[sunting | sunting sumber]

Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.

Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut:

  • Memiliki seruan dakwah universal untuk umat manusia maupun umat jin.[1]
  • Menyampaikan syariat dan agama Allah.[2]
  • Menyampaikan kitab samawi.[3]
  • Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah[4]

Daftar[sunting | sunting sumber]

Nuh[sunting | sunting sumber]

Kaligrafi Nuh 'alaihis-salam

Nama Nuh (bahasa Arab: نوح, translit. Nūḥ) disebutkan 43 kali dalam Al-Qur'an. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat[5] dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.[6] Sebuah riwayat hadits menerangkan bahwa Nuh adalah rasul pertama.[7]

Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.[8] Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,[9] baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.[10] Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,[11] pendusta,[12] dan gila.[13] Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.[14][15]

Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.[16] Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.[17][18] Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.[19]

Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.[19] Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.[20] Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.[21]

Ibrahim[sunting | sunting sumber]

Kaligrafi Ibrahim 'alaihis-salam

Nama Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم, translit. Ibrāhīm) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan khalilullah (خلیل اللہ; kesayangan Allah) [22] dan leluhur umat Muslim.[23] Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,[24] keluarganya dilebihkan atas segala umat,[25] dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.[26] Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.[27] Ibrahim juga disebut sebagai teladan[28][29] dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.[23][30][31][32] Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri[33] dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.[34] Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.[35][36][37]

Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.[38] Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.[39][40] Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.[41] Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.[42][43]

Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah Isma'il dan Ishaq.[44] Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.[45] Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi Ka'bah.[46]

Ibrahim dikenal sebagai Abraham dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut Avraham Avinu (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.[47]

Musa[sunting | sunting sumber]

Kaligrafi Musa 'alaihis-salam

Nama Musa (bahasa Arab: موسى, translit. Mūsā) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan kalīmullāh (bahasa Arab: كليم الله) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."[48][49] Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,[50][51] diberi petunjuk oleh Allah,[52] dilebihkan atas manusia yang lain,[53] dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.[54] Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, Harun.[55][56][57]

Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan Bani Israil dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.[58][59][60][61][62] Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.[63][64][65][66][67]

Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.[68][69] Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.[70] Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.[71]

Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.[72][73]

Isa[sunting | sunting sumber]

Kaligrafi 'Isa 'alaihis-salam

Nama Isa (bahasa Arab: عيسى, translit. `Īsā) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut ٱبْنُ مَرْيَمَ ibnu Maryam sebanyak 23 kali dan المسيح Al-Masih sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.

Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.[74] Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.

Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,[75] suci,[76] dan diberkahi.[77] Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.[78][79] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[80][81]

Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah[79][82] dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.[83] Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,[84] ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan Adam, menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.[85][86] Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,[87][88] putra Allah,[89] atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.[90][91]

Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.[92][93][94] Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.[95][96][97]

Muhammad[sunting | sunting sumber]

Kaligrafi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam

Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.[98] Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang Arab.[99] Allah menyelamatkan Muhammad sewaktu menghadapi masa-masa sulit.[100] Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.[101] Walaupun dakwah nabi didustakan,[102][103] hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke Madinah, Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.[104] Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,[105] supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,[106] sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.[107] Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.[108] Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.[109]

Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab Al-Qur'an, yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar Bismillahirrahmanirrahim sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia berserah diri secara sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.[110] Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,[111] tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari ahli kitab sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan Taurat dan Injil,[112] dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,[113] juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,[114] oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam agama Allah.[115][116] Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan musyrik.[117]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.
  2. ^ Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.
  3. ^ Ibid, hal. 35.
  4. ^ Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13
  5. ^ Ali 'Imran (03): 32
  6. ^ Al-Isra' (17): 3
  7. ^ HR. Al-Bukhari (4712)
  8. ^ Hud (11): 26
  9. ^ Nuh (71): 5
  10. ^ Nuh (71): 8-9
  11. ^ Al-A'raf (7): 60
  12. ^ Hud (11): 27
  13. ^ Nuh (23): 25
  14. ^ Nuh (71): 27
  15. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 106.
  16. ^ Asy-Syu'ara (26): 117-118
  17. ^ Hud (11): 37
  18. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 107-109.
  19. ^ a b Hud (11): 40
  20. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 127.
  21. ^ Hud (11): 42-43
  22. ^ An-Nisa' (04): 125
  23. ^ a b Al-Hajj (22): 78
  24. ^ Al-Baqarah (02): 124
  25. ^ Ali 'Imran (03): 33
  26. ^ An-Nisa' (04): 54
  27. ^ Al-An'am (06): 161
  28. ^ An-Nahl (16): 120
  29. ^ Al-Mumtahanah (60): 4-6
  30. ^ Al-Baqarah (02): 135
  31. ^ Ali 'Imran (03): 95
  32. ^ An-Nahl (16): 123
  33. ^ Al-Baqarah (02): 130
  34. ^ Ali 'Imran (03): 68
  35. ^ HR. Al-Bukhari (3370)
  36. ^ HR. Muslim (406)
  37. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 266.
  38. ^ Al-Ankabut (29): 16-17
  39. ^ Al-Anbiya' (21): 58
  40. ^ Ash-Shaffat (37): 88-93
  41. ^ Al-Anbiya' (21): 68
  42. ^ Al-Anbiya' (21): 69
  43. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 203.
  44. ^ Ibrahim (14): 39
  45. ^ Ash-Shaffat (37): 101-107
  46. ^ Al-Baqarah (02): 127
  47. ^ Levenson 2012, hlm. 3.
  48. ^ "Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa". Al-Islam. Diakses tanggal 2019-09-22. 
  49. ^ James E. Lindsay (2005). Daily Life In The Medieval Islamic WorldPerlu mendaftar (gratis). Greenwood Publishing Group. hlm. 178. ISBN 9780313322709. 
  50. ^ Al-Baqarah (2): 92
  51. ^ Al-A'raf (7): 103
  52. ^ Al-An'am (6): 84
  53. ^ Al-A'raf (7): 144
  54. ^ Al-Ahzab (33): 69
  55. ^ Thaha (20): 9-36
  56. ^ Al-Qashash (28): 29-35
  57. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 447-455.
  58. ^ Al-A'raf (7): 111-126
  59. ^ Yunus (10): 79-82
  60. ^ Thaha (20): 61-73
  61. ^ Asy-Syu'ara' (26): 35-51
  62. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 465-477.
  63. ^ Al-A'raf (7): 136
  64. ^ Yunus (10): 90-92
  65. ^ Thaha (20): 77-79
  66. ^ Asy-Syu'ara' (26): 52-68
  67. ^ Al-Qashash (28): 40
  68. ^ Al-A'raf (7): 148-154
  69. ^ Thaha (20): 83-98
  70. ^ Al-Ma'idah (5): 21-26
  71. ^ Al-Ma'idah (5): 44
  72. ^ Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
  73. ^ "Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam". Jew FAQ. Diakses tanggal 2010-03-02. 
  74. ^ Kessler, Edward; Wenborn, Neil (2005). A Dictionary of Jewish-Christian Relations. Cambridge University Press. hlm. 416. ISBN 978-1-139-44750-8. 
  75. ^ Ali 'Imran (3): 45-46
  76. ^ Maryam (19): 19
  77. ^ Maryam (19): 31
  78. ^ Ali 'Imran (3): 48
  79. ^ a b Maryam (19): 30
  80. ^ Al-Baqarah (2): 136
  81. ^ Ali 'Imran (3): 84
  82. ^ Az-Zukhruf (43): 59
  83. ^ An-Nisa' (4): 172
  84. ^ Al-Ma'idah (5): 75
  85. ^ Ali 'Imran (3): 59
  86. ^ Akhtar, Shabbir (31 October 2007). The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam. Routledge. ISBN 9781134072569 – via Google Books. 
  87. ^ At-Taubah (9): 31
  88. ^ Al-Ma'idah (5): 116
  89. ^ At-Taubah (9): 30
  90. ^ Al-Ma'idah (5): 17
  91. ^ Al-Ma'idah (5): 72
  92. ^ Ali 'Imran (3): 50
  93. ^ Al-Ma'idah (5): 46
  94. ^ Ash-Shaff (61): 6
  95. ^ HR. Bukhari no. 3448
  96. ^ HR. Muslim no. 155
  97. ^ Warren Larson Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences hlm. 335
  98. ^ Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37
  99. ^ Surah Fussilat: 44
  100. ^ Surah Ad-Duha: 6-11
  101. ^ Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42
  102. ^ Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52
  103. ^ Surah Al-Qalam: 2-7
  104. ^ Surah Al-Anfal: 26
  105. ^ Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29
  106. ^ Surah Al-Anfal: 17-18
  107. ^ Surah Al-Maidah: 3
  108. ^ Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9
  109. ^ Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54
  110. ^ Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114
  111. ^ Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52
  112. ^ Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29
  113. ^ Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153
  114. ^ Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92
  115. ^ Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,
  116. ^ Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19
  117. ^ Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]