Lompat ke isi

Omar Dhani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Syah7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(63 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|name = {{PAGENAME}}
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
|nationality = [[Indonesia]]
|image = Omardhani.jpg
|image = Omardhani.jpg
|imagesize = 200px
|imagesize = 200px
|office = [[Kepala Staf Angkatan Udara|Menteri/Panglima Angkatan Udara]]
|office = Kepala Staf Angkatan Udara{{!}}Menteri Panglima Angkatan Udara
|order = 2
|order = ke-2
|term_start = [[19 Januari ]] [[1962]]
|term_start = 19 Januari 1962
|term_end = [[24 November]] [[1965]]
|term_end = 24 November 1965
|president = [[Soekarno]]
|president = [[Soekarno]]
|predecessor = [[Soerjadi Soerjadarma]]
|predecessor = [[Marsekal]] [[Soerjadi Soerjadarma]]
|successor = [[Sri Mulyono Herlambang]]
|successor = [[Marsekal]] [[Sri Mulyono Herlambang]]
|Deputies = [[Leo Wattimena]]
|deputy = [[Leo Wattimena]]
|birth_date = {{birth date|1924|1|23}}
|birth_date = {{birth date|1924|1|23}}
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|border|link=Hindia Belanda|22px]][[Surakarta]],[[Keraton Surakarta Hadiningrat]] , [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Surakarta]], [[kasunanan Surakarta Hadiningrat|Nagari Surakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2009|7|24|1924|1|23}}
|death_date = {{death date and age|2009|7|24|1924|1|23}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], Indonesia
|rank = [[Berkas:Marsekal pdh au komando.png|25px]] [[Marsekal (Indonesia)|Laksamana Udara]]
|nationality = [[Indonesia]]
|rank = [[Berkas:Pdu marsekaltni komando.png|25px]] [[Marsekal Madya|Laksamana Madya Udara]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Air Force.svg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = Korps Penerbang
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AU.png|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = Korps Penerbang
|party =
|party =
|spouse = Ny. Sri Wuryanti
|spouse = Sri Wuryanti
|children = 6
|children = 6
|profession = [[Tentara]]
|profession = [[Tentara]]
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|allegiance = Indonesia
|serviceyears = 1952 - 1965
|serviceyears = 1952—1965
}}
}}

[[Marsekal Madya|Marsekal Madya Udara]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Omar Dhani''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Solo]], [[Jawa Tengah]]|23|1|1924|[[Jakarta]]|24|7|2009}}) adalah [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]] ke-2 yang menjabat pada periode [[1962]] - [[1965]]. Ia merupakan putra dari KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun, [[Klaten]]. Tahun [[1956]], ia mendapat tugas belajar pada ''Royal Air Force Staff College'' di [[Andover]], [[Inggris]].
[[Marsekal (Indonesia)|Laksamana Udara]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Omar Dhani''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Solo]], [[Jawa Tengah]]|23|1|1924|[[Jakarta]]|24|7|2009}}) adalah [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]] ke-2 yang menjabat pada periode 1962 - 1965. Ia merupakan putra dari KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun, [[Klaten]]. Tahun 1956, ia mendapat tugas belajar pada ''Royal Air Force Staff College'' di [[Andover]], [[Inggris]].


== Masa remaja ==
== Masa remaja ==
Omar Dhani yang dibesarkan di [[Klaten]], [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]], di lingkungan keluarga ningrat terpelajar yang menjabat di birokrasi pemerintahan. Lingkungan itu pula yang mendidiknya agar merdeka serta menjunjung martabat dan penuh rasa tanggung jawab. Omar Dhani mengawali pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Klaten, Jawa Tengah tahun 1937. Kemudian di [[SMA Negeri 1 Surakarta]] dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Kristen Solo tahun 1940. Pada tahun 1942, Omar masuk Algemeene Middlebare School (AMS) B di Yogyakarta.
Omar Dhani yang dibesarkan di [[Klaten]], [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]], di lingkungan keluarga ningrat terpelajar yang menjabat di birokrasi pemerintahan. Lingkungan itu pula yang mendidiknya agar merdeka serta menjunjung martabat dan penuh rasa tanggung jawab. Omar Dhani mengawali pendidikan di ''Hollandsch Inlandsche School'' (HIS) Klaten, Jawa Tengah tahun 1937. Kemudian ''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs'' (MULO) Kristen Solo tahun 1940. Pada tahun 1942, Omar masuk [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|''Algemeene Middlebare School'' (AMS) B di Yogyakarta]].<ref>{{Cite news|date=2009-07-24|title=Omar Dhani Wafat|url=https://nasional.kompas.com/read/2009/07/24/14441332/~Nasional|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-05-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kisah Penjual Obat Keliling Jadi Jenderal Komandan Tinggi TNI AU|url=https://id.berita.yahoo.com/kisah-penjual-obat-keliling-jadi-220003742.html|website=id.berita.yahoo.com|language=id-ID|access-date=2021-05-28|archive-date=2020-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20201026172738/https://id.berita.yahoo.com/kisah-penjual-obat-keliling-jadi-220003742.html|dead-url=yes}}</ref>


== Karier ==
== Karier ==


=== Masa Revolusi Nasional ===
=== Masa Revolusi Nasional ===
Pada bulan [[Juli]] [[1946]], ia menjadi penyiar siaran bahasa Inggris di [[RRI]] Tawangmangu. RRI Tawangmangu merupakan pindahan dari RRI Yogyakarta yang pernah dibom tentara Sekutu. Sebagai penyiar, ia dan teman-temannya tidak menerima gaji. Hanya sempat bekerja 3 bulan di sini. Setelah itu ia berangkat ke [[Jakarta]], menjadi informan bagi MBT (Markas Besar Tentara) yang berkedudukan di [[Yogyakarta]]. Itupun juga tidak digaji. Bekerja tanpa gaji dan tanpa proses rekrutmen yang berbelit-belit demikian antara lain ciri khas masa Revolusi 1945-1950. Ia memperoleh nafkah dari melakukan berbagai pekerjaan seperti penyiar RRI dan pegawai bagian penerangan luar negeri di Kementerian Penerangan, berjualan obat (aspro, perban, kapas, obat merah, norit) secara door to door.
Pada bulan Juli 1946, ia menjadi penyiar siaran bahasa Inggris di [[RRI]] Tawangmangu. RRI Tawangmangu merupakan pindahan dari RRI Yogyakarta yang pernah dibom tentara Sekutu. Sebagai penyiar, ia dan teman-temannya tidak menerima gaji. Hanya sempat bekerja 3 bulan di sini. Setelah itu ia berangkat ke [[Jakarta]], menjadi informan bagi MBT (Markas Besar Tentara) yang berkedudukan di [[Yogyakarta]]. Itupun juga tidak digaji. Bekerja tanpa gaji dan tanpa proses rekrutmen yang berbelit-belit demikian antara lain ciri khas masa Revolusi 1945-1950. Ia memperoleh nafkah dari melakukan berbagai pekerjaan seperti penyiar RRI dan pegawai bagian penerangan luar negeri di Kementerian Penerangan, berjualan obat (aspro, perban, kapas, obat merah, norit) secara ''door to door''.


[[Juli]] [[1947]], kantor pemerintahan RI di [[Jakarta]] diserbu dan ditutup [[Belanda]]. Demikian pula dengan Kementerian Penerangan. Kemudian, pada bulan [[Oktober]] [[1948]], Omar Dani masuk bekerja di [[Javasche Bank]]. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kantor itu karena ada tantangan yang lebih besar di luar. Tampaknya Tuhan telah memberi tempat kepada Omar Dani bukan "dalam urut-urutan seperti bebek di sawah", tetapi "sebagai elang perkasa yang terbang bebas di angkasa".
Juli 1947, kantor pemerintahan RI di [[Jakarta]] diserbu dan ditutup [[Belanda]]. Demikian pula dengan Kementerian Penerangan. Kemudian, pada bulan Oktober 1948, Omar Dhani masuk bekerja di [[Javasche Bank]]. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kantor itu karena ada tantangan yang lebih besar di luar. Tampaknya Tuhan telah memberi tempat kepada Omar Dhani bukan "dalam urut-urutan seperti bebek di sawah", tetapi "sebagai elang perkasa yang terbang bebas di angkasa".


=== Menjadi Pasukan TNI AU ===
=== Menjadi Pasukan TNI AU ===
Pada bulan [[Juli]] [[1950]], [[AU]] membuka pendaftaran bagi pemuda Indonesia untuk dididik sebagai penerbang/navigator. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Omar Dani yang waktu itu berusia 26 tahun. Pada bulan [[November]] [[1950]], 60 penerbang kadet AURI termasuk Omar Dani itu dikirim untuk belajar di [[Academy of Aeronautics]], [[TALOA]] (Trans Ocean Airline Oakland Airport) di [[California]], [[AS]]. Bulan [[November]] [[1951]], Omar Dani berhasil menyelesaikan pendidikan di sana dan kemudian kembali ke Tanah Air dan dilantik sebagai Letnan Muda Udara I (sekarang PELTU) pada akhir [[Juli]] [[1952]] dan bertugas sebagai co-pilot Dakota di [[Lanud Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Cililitan]] (sekarang [[Lanud Halim Perdanakusuma]]). Ia ikut serta dalam beberapa penugasan operasi militer, seperti pada [[PRRI]] di [[Sumatera]]. Karier melesat pesat, dalam waktu hanya 9,5 tahun ia mencapai posisi puncak di [[Angkatan Udara]].
Pada bulan Juli 1950, [[AU]] membuka pendaftaran bagi pemuda Indonesia untuk dididik sebagai penerbang/navigator. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Omar Dhani yang waktu itu berusia 26 tahun. Pada bulan November 1950, 60 penerbang kadet AURI termasuk Omar Dhani dikirim untuk belajar di [[Academy of Aeronautics]], [[TALOA]] (Trans Ocean Airline Oakland Airport) di [[California]], [[AS]]. Bulan November 1951, Omar Dhani berhasil menyelesaikan pendidikan di sana dan kemudian kembali ke Tanah Air dan dilantik sebagai Letnan Muda Udara I (sekarang PELTU) pada akhir [[Juli]] [[1952]] dan bertugas sebagai co-pilot Dakota di [[Lanud Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Cililitan]] (sekarang [[Lanud Halim Perdanakusuma]]). Ia ikut serta dalam beberapa penugasan operasi militer, seperti pada [[PRRI]] di [[Sumatra]]. Karier melesat pesat, dalam waktu hanya 9,5 tahun ia mencapai posisi puncak di [[Angkatan Udara]].


=== Menjadi Menteri Panglima Angkatan Udara ===
=== Menjadi Menteri Panglima Angkatan Udara ===
Belum genap berusia 38 tahun, Omar Dani dilantik sebagai [[Kepala Staf AU|Menteri Panglima Angkatan Udara]] menggantikan Laksamana Udara [[Soerjadi Soerjadarma]] pada [[19 Januari]] [[1962]].
Belum genap berusia 38 tahun, Omar Dhani dilantik sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara|Menteri/Panglima Angkatan Udara]] menggantikan Laksamana Udara [[Soerjadi Soerjadarma]] pada 19 Januari 1962.


Digambarkan bagaimana kekuatan [[AURI]] sebelum tahun [[1965]] yang merupakan salah satu angkatan udara terkuat di kawasan [[Asia Tenggara]], bahkan di [[Asia]]. Diceritakan juga tentang kedekatan AURI dengan [[Soekarno|Presiden Soekarno]]. Di samping berbagai masalah yang mengganjal antar-angkatan, terdapat pula kerenggangan hubungan antara pimpinan angkatan ini dengan pribadi tertentu di [[Angkatan Darat]] seperti [[Soeharto|Mayjen Soeharto]].
Digambarkan bagaimana kekuatan [[AURI]] sebelum tahun 1965 yang merupakan salah satu angkatan udara terkuat di kawasan [[Asia Tenggara]], bahkan di [[Asia]]. Diceritakan juga tentang kedekatan AURI dengan [[Soekarno|Presiden Soekarno]]. Di samping berbagai masalah yang mengganjal antar-angkatan, terdapat pula kerenggangan hubungan antara pimpinan angkatan ini dengan pribadi tertentu di [[Angkatan Darat]] seperti [[Soeharto|Mayjen Soeharto]].


Angkatan Udara yang dipimpin oleh Laksamana Omar Dani sangat loyal terhadap [[Soekarno|Presiden Soekarno]]. Mereka mendukung gerakan "ganyang Malaysia" yang dilancarkan pemerintah Soekarno. Tetapi pihak [[Angkatan Darat]] dalam hal ini [[Soeharto]] tidak mendukung kebijakan itu dengan sepenuh hati.
Angkatan Udara yang dipimpin oleh Laksamana Omar Dhani sangat loyal terhadap [[Soekarno|Presiden Soekarno]]. Mereka mendukung gerakan "ganyang Malaysia" yang dilancarkan pemerintah Soekarno. Tetapi pihak [[Angkatan Darat]] dalam hal ini [[Soeharto]] tidak mendukung kebijakan itu dengan sepenuh hati.


Untuk menghadapi [[Malaysia]] pada [[3 Mei]] [[1964]], dibentuk Komando Siaga (yang kemudian berubah nama menjadi Komando Mandala Siaga/ Kolaga) yang dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatan Udara Lakdya Omar Dani. Wakilnya adalah [[Achmad Wiranatakoesoemah|Brigjen TNI Achmad Wiranatakoesoemah]] yang juga merangkap sebagai Kepala Staf Kostrad. Kolaga membagi pasukannya menjadi 3 komando, salah satunya berpusat di [[Kalimantan Barat]], dipimpin oleh Brigjen Soepardjo.
Untuk menghadapi [[Malaysia]] pada 3 Mei 1964, dibentuk Komando Siaga (yang kemudian berubah nama menjadi Komando Mandala Siaga/ Kolaga) yang dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatan Udara Lakdya Omar Dhani. Wakilnya adalah [[Achmad Wiranatakoesoemah|Brigjen TNI Achmad Wiranatakoesoemah]] yang juga merangkap sebagai Kepala Staf Kostrad. Kolaga membagi pasukannya menjadi 3 komando, salah satunya berpusat di [[Kalimantan Barat]], dipimpin oleh Brigjen Soepardjo.


Achmad kemudian digantikan oleh [[Soeharto|Mayjen Soeharto]] yang merangkap sebagai Panglima Kostrad. Terjadi friksi antara Omar Dani dengan Soeharto, bahkan Soeharto mengatakan kepada Presiden Soekarno bahwa Omar Dani tidak cocok sebagai Panglima Kolaga.
Achmad kemudian digantikan oleh [[Soeharto|Mayjen Soeharto]] yang merangkap sebagai Panglima Kostrad. Terjadi friksi antara Omar Dhani dengan Soeharto, bahkan Soeharto mengatakan kepada Presiden Soekarno bahwa Omar Dhani tidak cocok sebagai Panglima Kolaga.


== Keterlibatan dengan 30 September ==
== Keterlibatan dengan 30 September ==
[[Berkas:Omar Dani 1965.jpg|150px|thumb|left|Omar Dhani pada tahun 1965]]
[[Berkas:Omar Dani 1965.jpg|150px|jmpl|kiri|Omar Dhani pada tahun 1965]]
Nama Omar Dhani mencuat dalam kasus pemberontakan G30S/PKI. Berawal dari dibeberkannya peristiwa yang terjadi di Halim menjelang dan pada [[1 Oktober]] [[1965]]. Kisah yang terjadi menjelang dan setelah kedatangan [[Soekarno|Presiden Soekarno]] ke [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Halim Perdanakusuma]]. Perintah harian Menteri Panglima Angkatan Udara 1 Oktober itu ditulis dengan spontan oleh Omar Dani setelah mendengar siaran berita [[RRI]] pukul 07.00 tentang [[G30S]]. Ia langsung meminta kertas dan pulpen untuk menyusun konsep. Setelah dikoordinasikan dengan Panglima Koops Komodor Udara [[Leo Wattimena]], pernyataan itu langsung dikirim ke Departemen [[Angkatan Udara]] untuk dikonsultasikan kepada DMPO Komodor Udara I [[Ignatius Dewanto]]. Sekitar pukul 08.15 Omar Dani mendapat telepon dari Letkol Suparto bahwa [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dalam perjalanan ke [[Lanud Halim Perdanakusuma|PAU Halim]]. Kembali Omar Dani teringat konsep yang baru dibuatnya. Ia berusaha menarik kembali konsep surat itu supaya bisa disesuaikan dengan pendapat Bung Karno mengenai [[G30S]]. Namun ternyata surat itu telah terlanjur dikirim ke Depau. Perintah harian itu kemudian menjadi persoalan besar di mata kelompok [[Soeharto]]. Perintah harian yang pernah dikeluarkan Omar Dani [[1 Oktober]] [[1965]] itu dinilai oleh Soekarno sendiri "te voor barig" (terlalu tergesa-gesa). Namun perintah itu dianggap oleh kelompok [[Soeharto]] sebagai bukti keterlibatan Omar Dani dalam mendukung [[G30S]]. Bila [[Soekarno|Presiden Soekarno]] tidak bertindak tegas terhadap Menteri Panglima Angkatan Udara mungkin ia sendiri akan terganjal kedudukannya. Omar Dani mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soekarno, namun ditolak. Sebagai jalan keluarnya, tanggal [[14 Oktober]] [[1965]] Bung Karno menugaskan Menteri Panglima Angkatan Udara melakukan perlawatan ke negara-negara Eropa dan Asia dalam rangka menjajaki kerja sama luar negeri dengan AURI. Omar Dani berangkat dengan anak-anak dan istrinya yang sedang hamil 7,5 bulan (mengandung putri kelima) menuju [[Phnom Penh]]. Selama 6 bulan kurang 3 hari, Omar Dani di luar negeri. Ia sebetulnya dapat saja terus berada di mancanegara dengan memanfaatkan keahlian sebagai pilot misalnya. Namun dari [[Phnom Penh]], ia rela pulang ke [[Jakarta]] demi "memenuhi tanggung jawab", demikian pengakuannya.
Nama Omar Dhani mencuat dalam kasus pemberontakan [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]]. Berawal dari dibeberkannya peristiwa yang terjadi di Halim menjelang dan pada 1 Oktober 1965. Kisah yang terjadi menjelang dan setelah kedatangan [[Soekarno|Presiden Soekarno]] ke [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Halim Perdanakusuma]]. Perintah harian Menteri Panglima Angkatan Udara 1 Oktober itu ditulis dengan spontan oleh Omar Dhani setelah mendengar siaran berita [[RRI]] pukul 07.00 tentang [[G30S]]. Ia langsung meminta kertas dan pulpen untuk menyusun konsep. Setelah dikoordinasikan dengan Panglima Koops Komodor Udara [[Leo Wattimena]], pernyataan itu langsung dikirim ke Departemen [[Angkatan Udara]] untuk dikonsultasikan kepada DMPO Komodor Udara I [[Ignatius Dewanto]]. Sekitar pukul 08.15 Omar Dhani mendapat telepon dari Letkol Suparto bahwa [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dalam perjalanan ke [[Lanud Halim Perdanakusuma|PAU Halim]]. Kembali Omar Dhani teringat konsep yang baru dibuatnya. Ia berusaha menarik kembali konsep surat itu supaya bisa disesuaikan dengan pendapat Bung Karno mengenai [[G30S]]. Namun ternyata surat itu telah terlanjur dikirim ke Depau. Perintah harian itu kemudian menjadi persoalan besar di mata kelompok [[Soeharto]]. Perintah harian yang pernah dikeluarkan Omar Dhani 1 Oktober 1965 itu dinilai oleh Soekarno sendiri "te voor barig" (terlalu tergesa-gesa). Namun perintah itu dianggap oleh kelompok [[Soeharto]] sebagai bukti keterlibatan Omar Dhani dalam mendukung [[G30S]]. Bila [[Soekarno|Presiden Soekarno]] tidak bertindak tegas terhadap Menteri Panglima Angkatan Udara mungkin ia sendiri akan terganjal kedudukannya. Omar Dhani mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soekarno, tetapi ditolak. Sebagai jalan keluarnya, tanggal 14 Oktober 1965 Bung Karno menugaskan Menteri Panglima Angkatan Udara melakukan perlawatan ke negara-negara Eropa dan Asia dalam rangka menjajaki kerja sama luar negeri dengan AURI. Omar Dhani berangkat dengan anak-anak dan istrinya yang sedang hamil 7,5 bulan (mengandung putri ke-5) menuju [[Phnom Penh]]. Selama 6 bulan kurang 3 hari, Omar Dhani di luar negeri. Ia sebetulnya dapat saja terus berada di mancanegara dengan memanfaatkan keahlian sebagai pilot misalnya. Namun dari [[Phnom Penh]], ia rela pulang ke [[Jakarta]] demi "memenuhi tanggung jawab", demikian pengakuannya.


== Masa Penahanan ==
== Masa Penahanan ==
Dengan pesawat Hercules C-130 milik AURI, tanggal [[20 April]] [[1966]] Omar Dani sekeluarga kembali ke [[Indonesia]], mendarat di Semplak, [[Bogor]], dan langsung ditempatkan di bungalow AURI di [[Cibogo]] dengan status "tidak boleh keluar dari sana". Dalam situasi seperti itu, bila malam tiba, Omar Dani berbincang-bincang dengan ayahnya yang sebelumnya sudah di-"konsinyir" di sana, tentang hidup, kematian, tentang manusia, tentang Tuhan dan alam semesta. Suasana sekitar yang sejuk dan senyap itu membawa mereka larut berdiskusi kadang-kadang sampai dini hari.
Dengan pesawat Hercules C-130 milik AURI, tanggal [[20 April]] [[1966]] Omar Dhani sekeluarga kembali ke [[Indonesia]], mendarat di Semplak, [[Bogor]], dan langsung ditempatkan di bungalow AURI di [[Cibogo]] dengan status "tidak boleh keluar dari sana". Dalam situasi seperti itu, bila malam tiba, Omar Dhani berbincang-bincang dengan ayahnya yang sebelumnya sudah di-"konsinyir" di sana, tentang hidup, kematian, tentang manusia, tentang Tuhan dan [[alam semesta]]. Suasana sekitar yang sejuk dan senyap itu membawa mereka larut berdiskusi kadang-kadang sampai dini hari.


Tanggal [[23 Oktober]] [[1966]] Omar Dani dipindahkan ke rumah tahanan [[Nirbaya]] yang letaknya sekitar 800 meter di sebelah selatan [[Asrama Haji Pondok Gede]]. Yang memberatkan Omar Dani adalah pembelaannya yang berbunyi :
Tanggal 23 Oktober 1966 Omar Dhani dipindahkan ke rumah tahanan [[Nirbaya]] yang letaknya sekitar 800 meter di sebelah selatan [[Asrama Haji Pondok Gede]]. Yang memberatkan Omar Dhani adalah pembelaannya yang berbunyi:
# "segala perbuatan dan tindakan anggota-anggota AURI yang saya pimpin selama 1.409 hari, yaitu dari tanggal [[18 Januari]] [[1962]] sampai tanggal [[27 November]] [[1965]] adalah menjadi tanggung jawab saya penuh"
# "segala perbuatan dan tindakan anggota-anggota AURI yang saya pimpin selama 1.409 hari, yaitu dari tanggal 18 Januari 1962 sampai tanggal 27 November 1965 adalah menjadi tanggung jawab saya penuh"
# Oleh sebab itu, segala tindakan dan perbuatan anggota-anggota AURI, tamtama, bintara atau perwira yang langsung atau tidak langsung tersangkut dalam peristiwa [[G30S]] adalah menjadi tanggung jawab saya, selaku Menteri Panglima Angkatan Udara pada waktu itu.
# Oleh sebab itu, segala tindakan dan perbuatan anggota-anggota AURI, tamtama, bintara atau perwira yang langsung atau tidak langsung tersangkut dalam peristiwa [[G30S]] adalah menjadi tanggung jawab saya, selaku Menteri Panglima Angkatan Udara pada waktu itu.


Ia diadili dalam Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan divonis hukuman mati pada [[25 Desember]] [[1966]] yang kebetulan merupakan Hari Natal dan juga jatuh pada bulan suci [[Ramadhan]]. Tahun [[1980]] hukumannya diubah menjadi seumur hidup. Setelah itu, bersama dengan Soebandrio, ia mendapat grasi yang dikeluarkan pada 2 Juni 1995. Akhirnya, suami dari Sri Wuryanti ini dapat menghirup udara bebas pada 15 Agustus [[1995]] setelah meringkuk dalam penjara selama 29 tahun. Pada tahun ia dituduh terlibat [[Peristiwa G-30-S]] karena [[Bandara Halim Perdanakusuma|Landasan Udara Halim Perdanakusumah]] yang berada di bawah wewenangnya dijadikan tempat pelatihan [[Pemuda Rakyat|Pemuda Rakjat]] onderbouw [[PKI]]<ref>B. ANDERSON, R. MCVEY, "A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia", Equinox Publishing, Jakarta, 2009</ref>.Dia dituduh membiarkan dan memberikan tempat berlatih bagi Pemuda Rakjat dan yang dituduh PKI di kawasan Halim yang merupakan daerah kekuasaannya pada masa itu.
Ia diadili dalam Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan divonis hukuman mati pada 25 Desember 1966 yang kebetulan merupakan Hari Raya [[Natal]] dan juga jatuh pada bulan suci [[Ramadhan]]. Tahun 1980 hukumannya diubah menjadi seumur hidup. Setelah itu, bersama dengan Soebandrio, ia mendapat grasi yang dikeluarkan pada 2 Juni 1995. Akhirnya, suami dari Sri Wuryanti ini dapat menghirup udara bebas pada 15 Agustus 1995 setelah meringkuk dalam penjara selama 29 tahun. Ia dituduh terlibat Peristiwa G-30-S karena [[Bandara Halim Perdanakusuma|Landasan Udara Halim Perdanakusumah]] yang berada di bawah wewenangnya dijadikan tempat pelatihan [[Pemuda Rakyat|Pemuda Rakjat]] onderbouw [[PKI]]<ref>B. ANDERSON, R. MCVEY, "A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia", Equinox Publishing, Jakarta, 2009</ref>. Dia dituduh membiarkan dan memberikan tempat berlatih bagi Pemuda Rakjat dan yang dituduh PKI di kawasan Halim yang merupakan daerah kekuasaannya pada masa itu.


== Wafat ==
== Wafat ==
Omar Dhani menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.55 WIB pada hari [[Jumat]] [[24 Juli]] [[2009]] setelah sejak dua hari sebelumnya dirawat di RSPAU karena lanjut usia. Omar Dhani diketahui sakit radang paru-paru yang akibatnya membuat napasnya sesak dan terserang penyakit tua lainnya.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/1248421321/mantan-kasau-omar-dhani-meninggal-dunia Mantan KASAU Omar Dhani Meninggal], diakses pada 25 Juli 2009</ref> Jenazahnya dimakamkan di [[TPU Jeruk Purut]].
Omar Dhani menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.55 WIB pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2009 (16 hari setelah [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009]]), setelah sejak 2 hari sebelumnya dirawat di RSPAU karena lanjut usia. Omar Dhani diketahui sakit radang paru-paru yang berakibat sesak napas dan terserang penyakit tua lainnya.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/1248421321/mantan-kasau-omar-dhani-meninggal-dunia Mantan KASAU Omar Dhani Meninggal], diakses pada 25 Juli 2009</ref> Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut|TPU Jeruk Purut]].

== Tanda Kehormatan ==
Atas jasa dan darma bakti nya kepada negara, ia dianugerahi berbagai tanda kehormatan, diantaranya:<ref>{{Cite book|last=Diswatpersau|first=Subdisjarah|date=2004|url=https://www.google.co.id/books/edition/_/Bbm6A5CjoVkC?hl=id&gbpv=1&pg=PA193&dq=tanda+kehormatan+Grand+Cross|title=Sejarah TNI Angkatan Udara: 1960-1969|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Angkatan Udara. Dinas Penerangan, Indonesia. Angkatan Udara. Sub Dinas Sejarah|pages=188|url-status=live}}</ref>
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. V.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana GOM VII.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=EGY Order of the Republic - Grand Cordon ribbon bar.png|width=100}}
|}

{| class="wikitable" width="75%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Republik Indonesia Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Sakti]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VII]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[:en:Order of the Republic (Egypt)|Order of the Republic, 1st Class]] - Republik Persatuan Arab
|}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 80: Baris 122:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/83-omar-dhani "Cemerlang Tapi Dicurigai" Bio Omar Dhani di Ensiklopedi Tokoh Indonesia]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/83-omar-dhani "Cemerlang Tapi Dicurigai" Bio Omar Dhani di Ensiklopedi Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120205213747/http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/83-omar-dhani |date=2012-02-05 }}
* {{id}} [http://www.tempo.co.id/harian/wawancara/waw-oemardhani.html Omar Dani: “CIA Terlibat dan Soeharto Tangan yang Dipakai ... ”]
* {{id}} [http://www.tempo.co.id/harian/wawancara/waw-oemardhani.html Omar Dani: “CIA Terlibat dan Soeharto Tangan yang Dipakai ... ”]
* {{id}} [http://www.wirantaprawira.de/pakorba/gestapu_14.htm Laporan Khusus Dan Mereka Kini Bersaksi...]
* {{id}} [http://www.wirantaprawira.de/pakorba/gestapu_14.htm Laporan Khusus Dan Mereka Kini Bersaksi...] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070610134840/http://www.wirantaprawira.de/pakorba/gestapu_14.htm |date=2007-06-10 }}


{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_mulai}}
Baris 88: Baris 130:
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]]|pendahulu=[[Soerjadi Soerjadarma]]|pengganti=[[Sri Mulyono Herlambang]]|tahun=1962-1965}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]]|pendahulu=[[Soerjadi Soerjadarma]]|pengganti=[[Sri Mulyono Herlambang]]|tahun=1962-1965}}
{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}

{{Kepala Staf TNI Angkatan Udara}}


{{DEFAULTSORT:Dhani, Omar}}
{{DEFAULTSORT:Dhani, Omar}}
[[Kategori:Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:KASAU]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Soekarnois]]
[[Kategori:Soekarnois]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta]]

Revisi terkini sejak 9 September 2024 12.01

Omar Dhani
Menteri Panglima Angkatan Udara ke-2
Masa jabatan
19 Januari 1962 – 24 November 1965
PresidenSoekarno
WakilLeo Wattimena
Informasi pribadi
Lahir(1924-01-23)23 Januari 1924
Surakarta, Nagari Surakarta Hadiningrat, Hindia Belanda
Meninggal24 Juli 2009(2009-07-24) (umur 85)
Jakarta, Indonesia
Suami/istriSri Wuryanti
Anak6
ProfesiTentara
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Masa dinas1952—1965
Pangkat Laksamana Udara
SatuanKorps Penerbang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Laksamana Udara TNI (Purn.) Omar Dhani (23 Januari 1924 – 24 Juli 2009) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara ke-2 yang menjabat pada periode 1962 - 1965. Ia merupakan putra dari KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun, Klaten. Tahun 1956, ia mendapat tugas belajar pada Royal Air Force Staff College di Andover, Inggris.

Masa remaja

[sunting | sunting sumber]

Omar Dhani yang dibesarkan di Klaten, Surakarta dan Yogyakarta, di lingkungan keluarga ningrat terpelajar yang menjabat di birokrasi pemerintahan. Lingkungan itu pula yang mendidiknya agar merdeka serta menjunjung martabat dan penuh rasa tanggung jawab. Omar Dhani mengawali pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Klaten, Jawa Tengah tahun 1937. Kemudian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Kristen Solo tahun 1940. Pada tahun 1942, Omar masuk Algemeene Middlebare School (AMS) B di Yogyakarta.[1][2]

Masa Revolusi Nasional

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Juli 1946, ia menjadi penyiar siaran bahasa Inggris di RRI Tawangmangu. RRI Tawangmangu merupakan pindahan dari RRI Yogyakarta yang pernah dibom tentara Sekutu. Sebagai penyiar, ia dan teman-temannya tidak menerima gaji. Hanya sempat bekerja 3 bulan di sini. Setelah itu ia berangkat ke Jakarta, menjadi informan bagi MBT (Markas Besar Tentara) yang berkedudukan di Yogyakarta. Itupun juga tidak digaji. Bekerja tanpa gaji dan tanpa proses rekrutmen yang berbelit-belit demikian antara lain ciri khas masa Revolusi 1945-1950. Ia memperoleh nafkah dari melakukan berbagai pekerjaan seperti penyiar RRI dan pegawai bagian penerangan luar negeri di Kementerian Penerangan, berjualan obat (aspro, perban, kapas, obat merah, norit) secara door to door.

Juli 1947, kantor pemerintahan RI di Jakarta diserbu dan ditutup Belanda. Demikian pula dengan Kementerian Penerangan. Kemudian, pada bulan Oktober 1948, Omar Dhani masuk bekerja di Javasche Bank. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kantor itu karena ada tantangan yang lebih besar di luar. Tampaknya Tuhan telah memberi tempat kepada Omar Dhani bukan "dalam urut-urutan seperti bebek di sawah", tetapi "sebagai elang perkasa yang terbang bebas di angkasa".

Menjadi Pasukan TNI AU

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Juli 1950, AU membuka pendaftaran bagi pemuda Indonesia untuk dididik sebagai penerbang/navigator. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Omar Dhani yang waktu itu berusia 26 tahun. Pada bulan November 1950, 60 penerbang kadet AURI termasuk Omar Dhani dikirim untuk belajar di Academy of Aeronautics, TALOA (Trans Ocean Airline Oakland Airport) di California, AS. Bulan November 1951, Omar Dhani berhasil menyelesaikan pendidikan di sana dan kemudian kembali ke Tanah Air dan dilantik sebagai Letnan Muda Udara I (sekarang PELTU) pada akhir Juli 1952 dan bertugas sebagai co-pilot Dakota di Pangkalan Udara Cililitan (sekarang Lanud Halim Perdanakusuma). Ia ikut serta dalam beberapa penugasan operasi militer, seperti pada PRRI di Sumatra. Karier melesat pesat, dalam waktu hanya 9,5 tahun ia mencapai posisi puncak di Angkatan Udara.

Menjadi Menteri Panglima Angkatan Udara

[sunting | sunting sumber]

Belum genap berusia 38 tahun, Omar Dhani dilantik sebagai Menteri/Panglima Angkatan Udara menggantikan Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma pada 19 Januari 1962.

Digambarkan bagaimana kekuatan AURI sebelum tahun 1965 yang merupakan salah satu angkatan udara terkuat di kawasan Asia Tenggara, bahkan di Asia. Diceritakan juga tentang kedekatan AURI dengan Presiden Soekarno. Di samping berbagai masalah yang mengganjal antar-angkatan, terdapat pula kerenggangan hubungan antara pimpinan angkatan ini dengan pribadi tertentu di Angkatan Darat seperti Mayjen Soeharto.

Angkatan Udara yang dipimpin oleh Laksamana Omar Dhani sangat loyal terhadap Presiden Soekarno. Mereka mendukung gerakan "ganyang Malaysia" yang dilancarkan pemerintah Soekarno. Tetapi pihak Angkatan Darat dalam hal ini Soeharto tidak mendukung kebijakan itu dengan sepenuh hati.

Untuk menghadapi Malaysia pada 3 Mei 1964, dibentuk Komando Siaga (yang kemudian berubah nama menjadi Komando Mandala Siaga/ Kolaga) yang dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatan Udara Lakdya Omar Dhani. Wakilnya adalah Brigjen TNI Achmad Wiranatakoesoemah yang juga merangkap sebagai Kepala Staf Kostrad. Kolaga membagi pasukannya menjadi 3 komando, salah satunya berpusat di Kalimantan Barat, dipimpin oleh Brigjen Soepardjo.

Achmad kemudian digantikan oleh Mayjen Soeharto yang merangkap sebagai Panglima Kostrad. Terjadi friksi antara Omar Dhani dengan Soeharto, bahkan Soeharto mengatakan kepada Presiden Soekarno bahwa Omar Dhani tidak cocok sebagai Panglima Kolaga.

Keterlibatan dengan 30 September

[sunting | sunting sumber]
Omar Dhani pada tahun 1965

Nama Omar Dhani mencuat dalam kasus pemberontakan G30S/PKI. Berawal dari dibeberkannya peristiwa yang terjadi di Halim menjelang dan pada 1 Oktober 1965. Kisah yang terjadi menjelang dan setelah kedatangan Presiden Soekarno ke Halim Perdanakusuma. Perintah harian Menteri Panglima Angkatan Udara 1 Oktober itu ditulis dengan spontan oleh Omar Dhani setelah mendengar siaran berita RRI pukul 07.00 tentang G30S. Ia langsung meminta kertas dan pulpen untuk menyusun konsep. Setelah dikoordinasikan dengan Panglima Koops Komodor Udara Leo Wattimena, pernyataan itu langsung dikirim ke Departemen Angkatan Udara untuk dikonsultasikan kepada DMPO Komodor Udara I Ignatius Dewanto. Sekitar pukul 08.15 Omar Dhani mendapat telepon dari Letkol Suparto bahwa Presiden Soekarno dalam perjalanan ke PAU Halim. Kembali Omar Dhani teringat konsep yang baru dibuatnya. Ia berusaha menarik kembali konsep surat itu supaya bisa disesuaikan dengan pendapat Bung Karno mengenai G30S. Namun ternyata surat itu telah terlanjur dikirim ke Depau. Perintah harian itu kemudian menjadi persoalan besar di mata kelompok Soeharto. Perintah harian yang pernah dikeluarkan Omar Dhani 1 Oktober 1965 itu dinilai oleh Soekarno sendiri "te voor barig" (terlalu tergesa-gesa). Namun perintah itu dianggap oleh kelompok Soeharto sebagai bukti keterlibatan Omar Dhani dalam mendukung G30S. Bila Presiden Soekarno tidak bertindak tegas terhadap Menteri Panglima Angkatan Udara mungkin ia sendiri akan terganjal kedudukannya. Omar Dhani mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soekarno, tetapi ditolak. Sebagai jalan keluarnya, tanggal 14 Oktober 1965 Bung Karno menugaskan Menteri Panglima Angkatan Udara melakukan perlawatan ke negara-negara Eropa dan Asia dalam rangka menjajaki kerja sama luar negeri dengan AURI. Omar Dhani berangkat dengan anak-anak dan istrinya yang sedang hamil 7,5 bulan (mengandung putri ke-5) menuju Phnom Penh. Selama 6 bulan kurang 3 hari, Omar Dhani di luar negeri. Ia sebetulnya dapat saja terus berada di mancanegara dengan memanfaatkan keahlian sebagai pilot misalnya. Namun dari Phnom Penh, ia rela pulang ke Jakarta demi "memenuhi tanggung jawab", demikian pengakuannya.

Masa Penahanan

[sunting | sunting sumber]

Dengan pesawat Hercules C-130 milik AURI, tanggal 20 April 1966 Omar Dhani sekeluarga kembali ke Indonesia, mendarat di Semplak, Bogor, dan langsung ditempatkan di bungalow AURI di Cibogo dengan status "tidak boleh keluar dari sana". Dalam situasi seperti itu, bila malam tiba, Omar Dhani berbincang-bincang dengan ayahnya yang sebelumnya sudah di-"konsinyir" di sana, tentang hidup, kematian, tentang manusia, tentang Tuhan dan alam semesta. Suasana sekitar yang sejuk dan senyap itu membawa mereka larut berdiskusi kadang-kadang sampai dini hari.

Tanggal 23 Oktober 1966 Omar Dhani dipindahkan ke rumah tahanan Nirbaya yang letaknya sekitar 800 meter di sebelah selatan Asrama Haji Pondok Gede. Yang memberatkan Omar Dhani adalah pembelaannya yang berbunyi:

  1. "segala perbuatan dan tindakan anggota-anggota AURI yang saya pimpin selama 1.409 hari, yaitu dari tanggal 18 Januari 1962 sampai tanggal 27 November 1965 adalah menjadi tanggung jawab saya penuh"
  2. Oleh sebab itu, segala tindakan dan perbuatan anggota-anggota AURI, tamtama, bintara atau perwira yang langsung atau tidak langsung tersangkut dalam peristiwa G30S adalah menjadi tanggung jawab saya, selaku Menteri Panglima Angkatan Udara pada waktu itu.

Ia diadili dalam Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan divonis hukuman mati pada 25 Desember 1966 yang kebetulan merupakan Hari Raya Natal dan juga jatuh pada bulan suci Ramadhan. Tahun 1980 hukumannya diubah menjadi seumur hidup. Setelah itu, bersama dengan Soebandrio, ia mendapat grasi yang dikeluarkan pada 2 Juni 1995. Akhirnya, suami dari Sri Wuryanti ini dapat menghirup udara bebas pada 15 Agustus 1995 setelah meringkuk dalam penjara selama 29 tahun. Ia dituduh terlibat Peristiwa G-30-S karena Landasan Udara Halim Perdanakusumah yang berada di bawah wewenangnya dijadikan tempat pelatihan Pemuda Rakjat onderbouw PKI[3]. Dia dituduh membiarkan dan memberikan tempat berlatih bagi Pemuda Rakjat dan yang dituduh PKI di kawasan Halim yang merupakan daerah kekuasaannya pada masa itu.

Omar Dhani menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.55 WIB pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2009 (16 hari setelah Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009), setelah sejak 2 hari sebelumnya dirawat di RSPAU karena lanjut usia. Omar Dhani diketahui sakit radang paru-paru yang berakibat sesak napas dan terserang penyakit tua lainnya.[4] Jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut.

Tanda Kehormatan

[sunting | sunting sumber]

Atas jasa dan darma bakti nya kepada negara, ia dianugerahi berbagai tanda kehormatan, diantaranya:[5]

Baris ke-1 Bintang Republik Indonesia Utama Bintang Sakti Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun
Baris ke-2 Satyalancana G.O.M III Satyalancana G.O.M IV Satyalancana G.O.M V
Baris ke-3 Satyalancana G.O.M VI Satyalancana G.O.M VII Satyalancana Sapta Marga
Baris ke-4 Satyalancana Penegak Satyalancana Satya Dharma Order of the Republic, 1st Class - Republik Persatuan Arab

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Omar Dhani Wafat". Kompas.com. 2009-07-24. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  2. ^ "Kisah Penjual Obat Keliling Jadi Jenderal Komandan Tinggi TNI AU". id.berita.yahoo.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-26. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  3. ^ B. ANDERSON, R. MCVEY, "A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia", Equinox Publishing, Jakarta, 2009
  4. ^ Mantan KASAU Omar Dhani Meninggal, diakses pada 25 Juli 2009
  5. ^ Diswatpersau, Subdisjarah (2004). Sejarah TNI Angkatan Udara: 1960-1969. Indonesia: Indonesia. Angkatan Udara. Dinas Penerangan, Indonesia. Angkatan Udara. Sub Dinas Sejarah. hlm. 188. 
  1. Adam, Asvi Warman. 2015. Melawan Lupa, Menepis Stigma Setelah Prahara 1965. Jakarta; PT Kompas Gramedia

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan militer
Didahului oleh:
Soerjadi Soerjadarma
Kepala Staf TNI Angkatan Udara
1962-1965
Diteruskan oleh:
Sri Mulyono Herlambang