Lompat ke isi

Ilmu tanah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(41 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Erosion.jpg|thumb|200px|Erosi tanah]]
[[Berkas:Erosion.jpg|jmpl|200px|Erosi tanah]]<br />
'''Ilmu tanah''' adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk [[tanah]]. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara [[litosfer]] (batuan yang membentuk [[kerak bumi]]) and [[atmosfer]]. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.


'''Ilmu tanah''' adalah pengkajian terhadap [[tanah]] sebagai [[sumber daya alam]]. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya.<ref>{{Cite web|title=Soil science|url=https://www.sciencedaily.com/terms/soil_science.htm|website=ScienceDaily|language=en|access-date=2020-12-31}}</ref> Tanah adalah lapisan yang menyelimuti bumi antara [[litosfer]] (batuan yang membentuk [[kerak bumi]]) dan [[atmosfer]]. Tanah menjadi tempat tumbuh [[tumbuhan]] dan mendukung kehidupan [[hewan]] dan [[manusia]].
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai ''horizon''. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.


Ilmu tanah dipelajari oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa), [[agronomi]]/[[pertanian]], [[kimia]], [[geologi]], [[geografi]], [[ekologi]], [[biologi]] (termasuk cabang-cabangnya), ilmu [[sanitasi]], [[arkeologi]], dan [[perencanaan wilayah]]. Akibat banyaknya pendekatan untuk mengkaji tanah, ilmu tanah bersifat multidisiplin dan memiliki sisi [[ilmu murni]] maupun [[ilmu terapan]].
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal [[Swis]] yang bekerja di [[Amerika Serikat]], dalam bukunya ''Factors of Soil Formation'' (1941) mengajukan konsep pembentukan tanah sebagai:


Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: [[pedologi]] dan [[edafologi]]. Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan.<ref>{{Cite book|last=Rayes|first=Mochtar Lutfi|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=7-JVDwAAQBAJ&pg=PA19&dq=ilmu+tanah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjekKeVsvbtAhVbILcAHRxDBbIQ6AEwAnoECAMQAg#v=onepage&q=ilmu%20tanah&f=true|title=Morfologi dan Klasifikasi Tanah|location=Malang|publisher=Universitas Brawijaya Press|isbn=9786024322830|pages=19|url-status=live}}</ref> Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin ilmu seperti [[fisika tanah]], [[kimia tanah]], [[biologi tanah]] (atau ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga memiliki aspek [[planologi|ketataruangan]] dan [[teknik sipil|sipil]], berkembang pula disiplin seperti mekanika tanah, [[pemetaan]] (kartografi), [[geodesi]] dan survai tanah, serta [[pedometrika]] atau pedostatistika. Penggunaan informatika juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti [[geomatika]].
''S = f(cl, o, r, p, t)''.

''S'' adalah Soil (Tanah), ''cl'' = climate (iklim), ''o'' = organism, ''r'' = relief (topografi), ''p'' = parent material (bahan induk atau batuan), ''t'' = time (waktu).

Selain mempelajari faktor dan proses pembentukan tanah, ilmuwan tanah juga mempelajari sifat-sifat dan proses-proses fisika, kimia dan biologi dalam tanah. Sehingga lahirlah disiplin-disiplin
#[[Pedologi]]
#[[Fisika tanah]]
#[[Kimia tanah]]
#[[Biologi tanah]]
#[[Konservasi tanah]]
#[[Mekanika tanah]]
#[[Pemetaan dan survai tanah]]
#[[Pedometrika]]


== Sejarah ilmu tanah di Indonesia ==
== Sejarah ilmu tanah di Indonesia ==
Ilmu tanah di Indonesia Pertama diajarkan di Fakultas Pertanian [[Universitas Indonesia]] (merupakan kelanjutan dari Lanbouw Hogeschool yang didirikan 1940) oleh staf pengajar dari Belanda Prof. Dr. Ir. F.A. van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon (pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah). Kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J. van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. Tan Kim Hong.
Pada masa sebelum [[Perang Dunia II]], perkembangan ilmu tanah di Indonesia masih banyak dipengaruhi oleh kolonial Belanda.<ref>{{Cite book|last=Utomo|first=Muhajir|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=i1e-DwAAQBAJ&pg=PA432&dq=ilmu+tanah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjekKeVsvbtAhVbILcAHRxDBbIQ6AEwAHoECAAQAg#v=snippet&q=Ilmu%20tanah&f=false|title=Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan|location=|publisher=Kencana|isbn=9786020895925|pages=13|url-status=live}}</ref> Ilmu tanah di Indonesia pertama diajarkan di Fakultas Pertanian [[Universitas Indonesia]] (merupakan kelanjutan dari ''Landbouw Hogeschool'' yang didirikan 1940, selanjutnya menjadi [[Institut Pertanian Bogor]]) oleh staf pengajar berkebangsaan Belanda, seperti Prof. Dr. Ir. F.A. van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon (pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah). Mereka kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J. van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. [[Tan Kim Hong]].
Penelitian tanah di Indonesia mulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970). Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala [[Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat]] ''Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek'' di Bogor telah menjalankan survai di Indonesia sejak tahun 1920. Beliau menerbitkan bukunya tahun 1933:
Penelitian tanah di Indonesia mulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970). Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala ''Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek'' di Bogor (sekarang menjadi [[Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat]]) telah menjalankan survei di Indonesia sejak tahun 1920. Ia menerbitkan buku pentingnya tahun 1933.<ref>Mohr, E.C.J., 1933. ''De Bodem der Tropen in het Algemeen, en die van Nederlandsch-Indie in het Bijzonder''. (Tanah-tanah di Daerah Tropis, dengan rujukan khusus di Hindia Belanda)</ref> Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat di [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]], [[Sumbawa]], [[Timor]], [[Papua]], [[Maluku]], [[Halmahera]], [[Kalimantan]], dan [[Sulawesi]]. Versi yang disempurnakan diedarkan kembali pada tahun 1972.<ref>Mohr, E.J.C., van Baren, F.A. and van Schuylenborgh, J., 1972. ''Tropical soils: a comprehensive study of their genesis. 3rd edition''. Mouton – Ichtiar Baru – van Hoeve, Den Haag</ref> Buku ini masih menjadi rujukan bagi pakar tanah di daerah tropika sampai sekarang.
*Mohr, E.C.J., 1933. ''De Bodem der Tropen in het Algemeen, en die van Nederlandsch-Indie in het Bijzonder''. (Tanah-tanah di Daerah Tropis, dengan rujukan khusus di Hindia Belanda).

Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat di [[Sumatera]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]], [[Sumbawa]], [[Timor]], [[Papua]], [[Maluku]], [[Halmahera]], [[Kalimantan]] dan [[Sulawesi]], disempurnakan dan diedarkan kembali:

*Mohr, E.J.C., van Baren, F.A. and van Schuylenborgh, J., 1972. Tropical soils: a comprehensive study of their genesis. 3rd edition. Mouton – Ichtiar Baru – van Hoeve, The Hague.

Buku ini masih menjadi rujukan bagi pakar tanah di daerah tropis sampai sekarang.


== Tokoh ilmu tanah Indonesia ==
== Tokoh ilmu tanah Indonesia ==
Baris 35: Baris 15:
* [[Tan Kim Hong]]
* [[Tan Kim Hong]]
* [[Kang Biauw Tjwan]]
* [[Kang Biauw Tjwan]]
* [[Tejoyuwono Notohadiprawiro]]

Sarwono Hardjowigeno
== Referensi ==

{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Soil science}}
{{commons|Category:Soil science}}
*{{id}} [http://soil.faperta.ugm.ac.id/ Ilmu Tanah UGM]
* {{id}} [http://soil.faperta.ugm.ac.id/ Ilmu Tanah UGM]
*{{id}} [http://www.kmit.faperta.ugm.ac.id/ KMIT]
* {{id}} [http://www.kmit.faperta.ugm.ac.id/ KMIT]
*{{id}} [http://soil-ipb.org/JTSejarah.html Ilmu Tanah IPB]
* {{id}} [http://soil.ipb.ac.id Ilmu Tanah IPB]
*{{id}} [http://www.soil-climate.or.id/ Puslitbangtanak]
* {{id}} [http://www.soil-climate.or.id/ Puslitbangtanak] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060203074503/http://soil-climate.or.id/ |date=2006-02-03 }}


[[Kategori:Ilmu tanah| ]]
[[Kategori:Ilmu tanah| ]]
[[Kategori:Ilmu Tanah|KMIT]]
[[Kategori:Geologi|Ilmu tanah]]
[[Kategori:Geologi|Ilmu tanah]]
[[Kategori:Pertanian|Ilmu tanah]]
[[Kategori:Pertanian|Ilmu tanah]]

[[de:Bodenkunde]]
[[en:Soil science]]
[[es:Pedología]]
[[fr:Pédologie]]
[[it:Pedologia]]
[[nl:Bodemkunde]]
[[pl:Gleboznawstwo]]
[[pt:Pedologia]]
[[ru:Почвоведение]]
[[vi:Khoa học đất]]
[[zh:土壤学]]

Revisi terkini sejak 26 Juli 2023 02.06

Erosi tanah


Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya.[1] Tanah adalah lapisan yang menyelimuti bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan mendukung kehidupan hewan dan manusia.

Ilmu tanah dipelajari oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa), agronomi/pertanian, kimia, geologi, geografi, ekologi, biologi (termasuk cabang-cabangnya), ilmu sanitasi, arkeologi, dan perencanaan wilayah. Akibat banyaknya pendekatan untuk mengkaji tanah, ilmu tanah bersifat multidisiplin dan memiliki sisi ilmu murni maupun ilmu terapan.

Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: pedologi dan edafologi. Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan.[2] Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin ilmu seperti fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah (atau ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga memiliki aspek ketataruangan dan sipil, berkembang pula disiplin seperti mekanika tanah, pemetaan (kartografi), geodesi dan survai tanah, serta pedometrika atau pedostatistika. Penggunaan informatika juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti geomatika.

Sejarah ilmu tanah di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pada masa sebelum Perang Dunia II, perkembangan ilmu tanah di Indonesia masih banyak dipengaruhi oleh kolonial Belanda.[3] Ilmu tanah di Indonesia pertama diajarkan di Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (merupakan kelanjutan dari Landbouw Hogeschool yang didirikan 1940, selanjutnya menjadi Institut Pertanian Bogor) oleh staf pengajar berkebangsaan Belanda, seperti Prof. Dr. Ir. F.A. van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon (pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah). Mereka kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J. van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. Tan Kim Hong. Penelitian tanah di Indonesia mulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970). Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek di Bogor (sekarang menjadi Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat) telah menjalankan survei di Indonesia sejak tahun 1920. Ia menerbitkan buku pentingnya tahun 1933.[4] Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat di Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Timor, Papua, Maluku, Halmahera, Kalimantan, dan Sulawesi. Versi yang disempurnakan diedarkan kembali pada tahun 1972.[5] Buku ini masih menjadi rujukan bagi pakar tanah di daerah tropika sampai sekarang.

Tokoh ilmu tanah Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Sarwono Hardjowigeno

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Soil science". ScienceDaily (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-31. 
  2. ^ Rayes, Mochtar Lutfi (2017). Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Press. hlm. 19. ISBN 9786024322830. 
  3. ^ Utomo, Muhajir (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana. hlm. 13. ISBN 9786020895925. 
  4. ^ Mohr, E.C.J., 1933. De Bodem der Tropen in het Algemeen, en die van Nederlandsch-Indie in het Bijzonder. (Tanah-tanah di Daerah Tropis, dengan rujukan khusus di Hindia Belanda)
  5. ^ Mohr, E.J.C., van Baren, F.A. and van Schuylenborgh, J., 1972. Tropical soils: a comprehensive study of their genesis. 3rd edition. Mouton – Ichtiar Baru – van Hoeve, Den Haag

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]