Samuel: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(33 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{for multi|kitab Alkitab|Kitab Samuel|dan|Kitab 1 Samuel|dan|Kitab 2 Samuel|kegunaan lain}} |
|||
⚫ | |||
{{Infobox person |
|||
⚫ | |||
| honorific_prefix = |
|||
'''Samuel''' atau '''Shmu'el''' ({{hebrew name|שְׁמוּאֵל|Šəmuʼel|Šəmûʼēl|"El" (Allah) mendengar"}}; {{lang-ar|صموئيل}}, '''Shamu`il''') adalah seorang pemimpin penting dalam [[Sejarah Israel|Sejarah Israel kuno]]. Kisahnya diceritakan dalam [[Alkitab Ibrani]] dan [[Perjanjian Lama]] di [[Alkitab]] [[Kristen]], khususnya dalam [[Kitab 1 Samuel]]. |
|||
| name = Samuel<br>{{lang|ar|{{nobold|صموئيل}}}} • {{lang|he|{{nobold|שְׁמוּאֵל}}}} |
|||
| other_names = |
|||
Menurut pandangan ''sastra rabinik'', Samuel adalah [[Hakim Israel kuno|hakim]] terakhir<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 13:20}}</ref> dan [[nabi]] pertama<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 3:24}}</ref> yang mulai bernubuat di [[Israel|Negeri Israel]]. Ia hidup di antara dua zaman, yaitu zaman hakim-hakim dan zaman kerajaan, seperti yang dapat dilihat bahwa riwayat dalam [[Kitab 1 Samuel|Kitab 1]] dan [[Kitab 2 Samuel|2 Samuel]] langsung mengikuti [[Kitab Hakim-hakim]]. Ia mengurapi dua raja pertama [[Kerajaan Israel]], yaitu [[Saul|Raja Saul]] dan [[Daud|Raja Daud]]. |
|||
| image = Salisbury Cathedral Samuel.jpg |
|||
| image size = |
|||
| caption = |
|||
| birth_date = {{circa}} sebelum 1070 SM<ref>I. Singer, "The Philistines in the Bible: A Reflection of the Late Monarchic Period?"; ''Zmanim'' (2006 Heb.), pp. 74–82; Garsiel, "The Valley of Elah Battle and the Duel of David with Goliath," pp. 404–410</ref> |
|||
| birth_place = [[Kanaan]] |
|||
| residence = Kanaan/Palestina |
|||
| death_date = {{circa}} 1012 SM |
|||
| death_place = Rama, wilayah [[suku Benyamin]], Kanaan (tradisi) |
|||
| resting_place = |
|||
| resting_place_coordinates = |
|||
| known_for = |
|||
| predecessor = |
|||
| successor = |
|||
| parents = |
|||
| father = [[Elkana]] |
|||
| mother = [[Hana (ibu Samuel)|Hana]] |
|||
| spouse = |
|||
| children = |
|||
| title = * [[Nabi dan Rasul|Nabi]] (Islam & Yahudi) |
|||
* ''[[Alaihis salam|'alaihis-salam]]'' (keselamatan atasnya) (Islam) |
|||
* [[Hakim Israel kuno|Hakim]] (Kristen & Yahudi) |
|||
}} |
|||
{{Infobox saint |
|||
|name=Samuel |
|||
|image=Икона пророка Самуила из собрания ДОХМ.jpg |
|||
|imagesize=220px |
|||
|caption=Gambar Samuel, dibuat pada abad ke-17. |
|||
|titles=Nabi dan Pelihat |
|||
|feast_day= 20 Agustus (Gereja Ortodoks Timur, Lutheran, dan Katolik Roma)<br>30 Juli (Gereja Apostolik Armenia)<br>[[9 Paoni]] (Gereja Ortodoks Koptik) |
|||
|venerated_in=[[Agama Yahudi|Yahudi]]<br>[[Islam]]<br>[[Kekristenan]] |
|||
|attributes= |
|||
|patronage= |
|||
}} |
|||
'''Samuel''' dalam Kristen atau Yahudi ({{hebrew name|שְׁמוּאֵל|Šəmuʼel|Šəmûʼēl|}}[[Alkitab]]. Dia merupakan hakim terakhir sebelum akhirnya Israel memasuki masa kerajaan. Samuel juga nabi yang mengurapi dua raja pertama Kerajaan Israel, yaitu [[Saul]] dan [[Daud]]. |
|||
== Nama == |
== Nama == |
||
Arti nama Samuel (שְׁמוּאֵ֔ל) adalah 'nama-Nya adalah Allah' (' |
Arti nama Samuel (שְׁמוּאֵ֔ל) adalah 'nama-Nya adalah Allah' ('syemu', namanya; 'El', Allah) hal ini sesuai dengan janji Hana kepada Allah untuk menyerahkan anak yang akan dilahirkannya menjadi seorang nazir bagi Allah. Untuk mengingat janjinya itulah Hana menamai anaknya 'Shemuel' |
||
Terjemahan harafiah lain dari ''Samuel'' ialah ''Allah mendengar'' ('Shama', mendengar; 'El', Allah), sesuai dengan Samuel 1:20; di situ dikatakan bahwa [[Hana (ibu Samuel)|Hana]] menamai anaknya untuk mengenang permohonannya kepada Allah akan seorang anak, dan Allah mendengarnya. |
Terjemahan harafiah lain dari ''Samuel'' ialah ''Allah mendengar'' ('Shama', mendengar; 'El', Allah), sesuai dengan Samuel 1:20; di situ dikatakan bahwa [[Hana (ibu Samuel)|Hana]] menamai anaknya untuk mengenang permohonannya kepada Allah akan seorang anak, dan Allah mendengarnya. |
||
Ada dua orang dalam |
Ada dua orang dalam Tanakh dan [[Perjanjian Lama]] yang memakai nama Samuel, yaitu Samuel bin Amihud, tokoh ini sekali saja disebutkan dalam Alkitab.<ref>{{Alkitab|Bilangan 34:20}}</ref> Tokoh terkenal yang disebut sebagai Nabi Samuel disebutkan pertama kali dalam 1 Samuel 1:20. |
||
== Kisah == |
|||
== Tradisi Yahudi dan Kristen == |
|||
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), Samuel disebutkan dalam Kitab 1 Samuel (Sefer Symuel). Dalam [[Al-Qur'an]] (kitab suci Islam), kisahya disebutkan secara singkat pada Surah Al-Baqarah (2):246-248 tanpa menyebutkan namanya. |
|||
=== Kelahiran dan tahun-tahun pertama === |
|||
Kelahirannya dicatat dalam {{Alkitab|1 Samuel 1:20}}. [[Hana (ibu Samuel)|Hana]], ibu Samuel, adalah salah seorang dari dua istri [[Elkana]], seorang Lewi. Ia pergi ke [[Silo (Kanaan)|Silo]] untuk berdoa kepada Tuhan, dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah agar ia dapat mempunyai seorang anak lelaki. Doanya ternyata dikabulkan; dan setelah anak itu disapih ia membawanya ke [[Silo (Kanaan)|Silo]] dan mempersembahkannya kepada Tuhan sebagai seorang "[[nazir]]" untuk seumur hidupnya.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 1:23-2:11}}</ref> |
|||
=== Latar belakang === |
|||
Di sini segala kebutuhan fisiknya serta pendidikannya diperhatikan oleh kaum perempuan yang melayani di [[Kemah Suci]]{{fact}}, sementara [[Eli (imam)|Eli]] mengawasi pendidikan keagamaannya. Demikianlah, barangkali sekitar dua belas tahun dari hidupnya. "Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia."<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2:26}}; bdk. {{Alkitab|Lukas 2:52}}</ref> Pada masa itu pula terjadi kemerosotan moral yang hebat di Israel.<ref>{{Alkitab|Hakim-hakim 21:19-21}}; {{Alkitab|1 Samuel 2:12-17, 22}}</ref> |
|||
Tanakh dan Alkitab menjelaskan bahwa setelah memasuki tanah Kanaan yang dipimpin [[Yosua]] ([[Yusya|Yusya']]), Bangsa Israel memasuki masa kesukuan atau hakim-hakim. Tiap-tiap dua belas suku Bani Israel mendapat wilayah tertentu di Kanaan. Suku Yusuf dibagi menjadi dua: Suku Manasye dan Suku Efraim, keduanya mendapat jatah wilayah masing-masing. Suku Lewi tidak mendapat wilayah karena mereka menempati kedudukan khusus dalam keagamaan, yakni sebagai keluarga yang menurunkan para nabi dan imam (pendeta). Tidak ada pemerintahan pusat pada masa ini. Saat masa-masa sulit, diangkatlah seorang [[Hakim Israel kuno|hakim]] ({{lang-he-n|שופט}} ''šōp̄êṭ''/''shofet'') yang berperan sebagai penguasa atau pemimpin militer, sekaligus orang yang memimpin pengadilan hukum.<ref>Coogan 2009, hlm. 426</ref> Yosua disebut juga berperan sebagai hakim, meski tidak menyandang gelar tersebut secara resmi. |
|||
Samuel adalah tokoh [[Bangsa Israel]] yang hidup pada akhir masa kesukuan atau hakim-hakim dan awal masa kerajaan. Ayahnya bernama [[Elkana]]. Kitab Samuel mencatat bahwa Elkana berasal dari suku Efraim,<ref>{{Alkitab|1 Samuel 1:1}}</ref> sementara Tawarikh menyebutkan bahwa dia berasal dari suku Lewi.<ref>{{Alkitab|1 Tawarikh 6: 16-28}}</ref> |
|||
⚫ | |||
Bangsa [[Filistin]], yang akhir-akhir ini bertambah jumlah dan kekuatannya, praktis merupakan tuan atas negeri itu dan mereka memperhamba bangsa Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 10:5; 13:3}}</ref> Pada saat ini bentuk komunikasi baru dari Allah mulai terjadi atas diri anak kecil yang saleh ini. Sebuah suara yang misterius datang kepadanya pada malam hari, memanggil-manggil namanya, dan, sebagaimana yang diinstruksikan Eli, ia menjawab, "Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." |
|||
=== |
=== Kelahiran dan kehidupan awal === |
||
[[Berkas:Gerbrand van den Eeckhout - Anna toont haar zoon Samuël aan de priester Eli.jpg|jmpl|Lukisan karya pelukis Belanda Gerbrand van den Eeckhout, menggambarkan Hana menyerahkan Samuel kecil pada Imam Eli, sekitar 1665]] |
|||
Pesan yang datang dari Tuhan berisi berita kehancuran Eli dan anak-anaknya yang jahat. Samuel menyampaikan semuanya kepada Eli. Terhadap berita penghukuman yang mengerikan itu,<ref>{{Alkitab|1 Samuel 3:11-18}}</ref> Eli hanya menjawab, ""Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik". |
|||
Elkana mempunyai dua istri: Hana dan Penina. Penina yang dikaruniai anak menghina Hana yang tidak memiliki anak. Saat pergi mempersembahkan kurban di [[Silo (Kanaan)|Silo]], Hana memohon agar dikaruniai anak dan [[nazir|bernazar]] anaknya tersebut akan menjadi abdi di rumah Allah. Setelah Hana benar-benar hamil dan melahirkan seorang putra, dia menamainya Samuel. Setelah usai disapih, Hana menyerahkan Samuel menjadi abdi di rumah Allah di Silo<ref>{{Alkitab|1 Samuel 1: 2-28}}</ref> dan dirawat dalam pengawasan [[Eli (imam)|Eli]], imam (pendeta) besar Silo.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 11}}</ref> |
|||
Meski Eli merupakan seorang imam, anak-anaknya terkenal suka berbuat jahat dan sewenang-wenang.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 12-17}}</ref> Banyak orang sudah mengadu kepada Eli mengenai perbuatan anak-anaknya, tetapi anak-anak Eli tidak mengindahkan nasihat ayahnya.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 22-25}}</ref> Seorang nabi kemudian datang pada Eli dan menyatakan bahwa Allah tidak berkenan dengan keluarga Eli dan semua keturunannya akan terbunuh.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 27-36}}</ref> |
|||
Tuhan kini menyatakan dirinya dalam cara yang berbeda-beda kepada Samuel. Kemasyhuran dan pengaruhnya meningkat di seluruh negeri sebagai satu-satunya orang yang dipanggil ke dalam jabatan sebagai [[nabi]] oleh Tuhan. Beban orang Filistin terlalu berat, dan rakyat yang mengeluh di bawah penindasan yang meluas itu, tiba-tiba bangkit memberontak, dan "orang Israel maju berperang melawan orang Filistin." Pertempuran hebat terjadi di [[Afek]], dekat [[Eben-Haezer]].<ref>{{Alkitab|1 Samuel 4:1-2}}</ref> Bangsa Israel dikalahkan, dengan 4.000 orang tewas "di medan pertempuran". |
|||
Sementara itu, Samuel secara tekun menjadi abdi Allah sejak masih belia. Orang tuanya mengunjunginya setiap ibadah kurban tahunan.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 18-19}}</ref> Disebutkan bahwa Samuel sendiri tumbuh menjadi pribadi yang disukai Allah dan masyarakat.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 2: 26}}</ref> |
|||
=== Tabut perjanjian dibawa ke medan perang === |
|||
Para tua-tua bangsa Israel berpendapat bahwa untuk mengatasi kehancuran ini mereka harus membawa bersama mereka [[Tabut Perjanjian]] sebagai lambang kehadiran [[Yahweh]]. Karena itu, tanpa berkonsultasi dengan Tuhan, mereka mengambil tabut itu dari Silo ke perkemahan dekat Afek. Ketika melihat tabut itu berada di antara rakyat mereka, rakyat pun "bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar." |
|||
Disebutkan bahwa saat tidur di dekat [[tabut perjanjian]] di dalam [[Kemah Suci]], Samuel bangun lantaran mendengar suara memanggilnya. Samuel menghampiri Eli yang disangka telah memanggilnya, tapi Eli mengatakan kalau dia tidak memanggil. Kejadian tersebut terulang sampai tiga kali dan Eli kemudian sadar bahwa itu adalah panggilan Allah. Eli meminta Samuel tidur kembali, tetapi jika terdengar panggilan kembali, Eli meminta agar Samuel mengatakan, "Bicaralah, Tuhan, hamba-Mu mendengarkan." Samuel mematuhi Eli dan sangat terdengar panggilan kembali, Samuel mengatakan seperti yang diperintahkan. Allah kemudian menyatakan bahwa akan terjadi sesuatu yang dahsyat terhadap bangsa Israel, juga menegaskan hukuman bagi keluarga Eli. Pagi harinya, Eli meminta Samuel menghadap dan menceritakan hal yang telah dialaminya. Samuel menceritakan semuanya, termasuk mengenai hukuman pada keluarga Eli. Mendengar firman Allah yang disampaikan lewat Samuel, Eli hanya bisa pasrah dan berkata, "Dia Tuhan. Biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik".<ref>{{Alkitab|1 Samuel 3: 1-18}}</ref> |
|||
=== Pertempuran kedua === |
|||
Pertempuran kedua berlangsung, dan kembali tentara Filistin mengalahkan tentara Israel, menyerbu ke perkemahan mereka, membantai 30.000 orang, dan merebut Tabut Perjanjian. Berita tentang pertempuran [[fatal]] ini segera sampai di Silo. Segera setelah Eli yang lanjut usia mendengar bahwa Tabut Allah direbut, ia terjatuh dari kursinya di pintu gerbang, lalu patah lehernya dan meninggal. |
|||
⚫ | |||
Pada masa itu, bangsa [[Filistin]] memenangkan pertempuran atas Bangsa Israel. Para pemuka Israel kemudian mengusulkan membawa tabut perjanjian dalam peperangan agar Allah memenangkan mereka dalam perang. Tabut itu dibawa ke medan perang oleh anak-anak Eli. Meski demikian, Bani Israel menderita kekalahan. Disebutkan bahwa 30.000 prajurit Israel tewas. Putra-putra Eli juga meninggal, sementara tabut tersebut dibawa bangsa Filistin. Ketika mendengar tabut direbut musuh, Eli jatuh dan tewas karena lehernya patah, mengakhiri empat puluh tahun masa kepemimpinannnya atas Bani Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 4:1-18}}</ref> |
|||
⚫ | |||
Mungkin atas nasihat Samuel yang saat itu berusia sekitar 20 tahun, Kemah Suci bersama perlengkapannya dipindahkan dari Silo ke sebuah tempat yang dianggap aman, dan akhirnya ke [[Nob]]. Tabut itu diletakkan di sana selama bertahun-tahun.<ref>({{Alkitab|1 Samuel 21:1}})</ref> Tentara Filistin masuk ke Silo dan merampas serta menghancurkannya.<ref>(bdk. {{Alkitab|Yeremia 7:12}}; {{Alkitab|Mazmur 78:59}}).</ref> |
Mungkin atas nasihat Samuel yang saat itu berusia sekitar 20 tahun, Kemah Suci bersama perlengkapannya dipindahkan dari Silo ke sebuah tempat yang dianggap aman, dan akhirnya ke [[Nob]]. Tabut itu diletakkan di sana selama bertahun-tahun.<ref>({{Alkitab|1 Samuel 21:1}})</ref> Tentara Filistin masuk ke Silo dan merampas serta menghancurkannya.<ref>(bdk. {{Alkitab|Yeremia 7:12}}; {{Alkitab|Mazmur 78:59}}).</ref> |
||
Beberapa pakar modern menganggap bahwa [[Kitab Ulangan]] [[Ulangan 32|pasal 32]] mungkin ditulis oleh Samuel sendiri sebagai tanggapan terhadap implikasi teologis dari kekalahan yang sangat parah ini, meskipun tidak ada bukti |
Beberapa pakar modern menganggap bahwa [[Kitab Ulangan]] [[Ulangan 32|pasal 32]] mungkin ditulis oleh Samuel sendiri sebagai tanggapan terhadap implikasi teologis dari kekalahan yang sangat parah ini, meskipun tidak ada bukti konkret bahwa hal ini benar terjadi. |
||
=== Dua puluh tahun kemudian === |
=== Dua puluh tahun kemudian === |
||
Baris 42: | Baris 78: | ||
=== Akhir penindasan Filistin === |
=== Akhir penindasan Filistin === |
||
Pertempuran ini, yang mungkin terjadi sekitar [[1095 SM]], mengakhiri 40 tahun penindasan oleh Filistin. Untuk mengenang pembebasan besar itu, dan sebagai tanda syukur atas pertolongan yang diberikan oleh Tuhan, Samuel membangun sebuah batu besar di medan peperangan, dan menyebutnya ''Eben-Haezer'', dan berkata, "Sampai di sini TUHAN menolong kita".<ref>{{Alkitab|1 |
Pertempuran ini, yang mungkin terjadi sekitar [[1095 SM]], mengakhiri 40 tahun penindasan oleh Filistin. Untuk mengenang pembebasan besar itu, dan sebagai tanda syukur atas pertolongan yang diberikan oleh Tuhan, Samuel membangun sebuah batu besar di medan peperangan, dan menyebutnya ''Eben-Haezer'', dan berkata, "Sampai di sini TUHAN menolong kita".<ref>{{Alkitab|1 Samuel 7:1-12}}</ref> Di tempat yang sama ini, 20 tahun sebelumnya, bangsa Israel mengalami kekalahan besar, ketika Tabut Allah direbut. |
||
Kemenangan atas Filistin ini menyebabkan periode damai yang panjang di Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 7:13,14}}</ref> Selama itu Samuel melakukan tugas sebagai Hakim, berjalan keliling bertahun-tahun dari rumahnya di Rama ke [[Betel]], ke Gilgal (tidak jelas apakah ini yang di lembah [[sungai Yordan]], ataukah di sebelah barat gunung [[Ebal]] dan [[Gerizim]]. Sejumlah pakar meyakini yang kedua), kemudian pulang melalui Mizpa kembali ke Rama. |
Kemenangan atas Filistin ini menyebabkan periode damai yang panjang di Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 7:13, 14}}</ref> Selama itu Samuel melakukan tugas sebagai Hakim, berjalan keliling bertahun-tahun dari rumahnya di Rama ke [[Betel]], ke Gilgal (tidak jelas apakah ini yang di lembah [[sungai Yordan]], ataukah di sebelah barat gunung [[Ebal]] dan [[Gerizim]]. Sejumlah pakar meyakini yang kedua), kemudian pulang melalui Mizpa kembali ke Rama. |
||
=== Ibadah orang Israel === |
=== Ibadah orang Israel === |
||
Baris 52: | Baris 88: | ||
=== Akhir masa tugas === |
=== Akhir masa tugas === |
||
⚫ | |||
Ketika Samuel sudah tua dan mendekati akhir masa tugasnya, para penatua Israel datang kepadanya di Rama ({{Alkitab|1 Samuel 8:4, 5, 19-22}}). Samuel mengangkat putra-putranya menjadi hakim di [[Bersyeba]], tetapi mereka ternyata tidak jujur dan korupsi. Para tua-tua Israel, mengantisipasi penyalahgunaan kekuasaan Samuel serta ancaman dari [[Amon (bani)|bani Amon]], menuntut agar seorang raja dipilih untuk memerintah bangsa Israel. Hal ini mengesalkan hati Samuel. Ia berdebat dengan mereka dan memberi peringatan konsekuensi kehadiran seorang raja (lihat [[1 Samuel 8|1 Samuel pasal 8]]). Akhirnya, setelah diberi petunjuk oleh Allah, Samuel menerima tuntutan mereka dan mengurapi [[Saul]] menjadi raja Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 11:15}}</ref> |
Ketika Samuel sudah tua dan mendekati akhir masa tugasnya, para penatua Israel datang kepadanya di Rama ({{Alkitab|1 Samuel 8:4, 5, 19-22}}). Samuel mengangkat putra-putranya menjadi hakim di sebelum dia memakan roti itu dia menfapat kan mujizat yang melimpah pakai palanya farel[[Bersyeba]], tetapi mereka ternyata tidak jujur dan korupsi. Para tua-tua Israel, mengantisipasi penyalahgunaan kekuasaan Samuel serta ancaman dari [[Amon (bani)|bani Amon]], menuntut agar seorang raja dipilih untuk memerintah bangsa Israel. Hal ini mengesalkan hati Samuel. Ia berdebat dengan mereka dan memberi peringatan konsekuensi kehadiran seorang raja (lihat [[1 Samuel 8|1 Samuel pasal 8]]). Akhirnya, setelah diberi petunjuk oleh Allah, Samuel menerima tuntutan mereka dan mengurapi [[Saul]] menjadi raja Israel.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 11:15}}</ref> Sebelum meminta diri dari bangsa itu untuk pensiun, Samuel mengumpulkan bangsa itu di [[Gilgal]] dan dengan khidmad menjabarkan kembali hubungannya dengan bangsa itu sebagai hakim dan nabi ([[1 Samuel 12|1 Samuel pasal 12]]). |
||
Sisa hidupnya dihabiskan di kota Rama dan hanya dalam peristiwa khusus muncul kembali di depan umum ([[1 Samuel 13]][[1 Samuel 15|, 15]]) membawa firman Allah untuk Saul. Ketika bersedih atas berbagai kejahatan yang jatuh ke bangsa itu, tiba-tiba ia disuruh Allah pergi ke Betlehem untuk mengurapi [[Daud]] bin [[Isai]] menjadi raja Israel kedua, yang kelak menggantikan raja Saul ([[1 Samuel 16]]). |
Sisa hidupnya dihabiskan di kota Rama dan hanya dalam peristiwa khusus muncul kembali di depan umum ([[1 Samuel 13]][[1 Samuel 15|, 15]]) membawa firman Allah untuk Saul. Ketika bersedih atas berbagai kejahatan yang jatuh ke bangsa itu, tiba-tiba ia disuruh Allah pergi ke Betlehem untuk mengurapi [[Daud]] bin [[Isai]] menjadi raja Israel kedua, yang kelak menggantikan raja Saul ([[1 Samuel 16]]). |
||
Baris 65: | Baris 102: | ||
== Tradisi Islam == |
== Tradisi Islam == |
||
Syamu'il dalam Islam dianggap sebagai salah satu [[nabi]] [[Bangsa Israel]] dan dikatakan bahwa Samuel adalah keturunan dari [[Nabi Yusuf|Yusuf]]. Ia pernah diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada akhirnya terpilihlah [[Saul]] ([[Thalut]]) yang memiliki profesi seorang petani. Namanya tidak disebutkan dalam [[Al-Qur'an]], tetapi referensi telah dibuat oleh [[Allah]] dalam surah Al Baqarah, tanpa menyebutkan namanya. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi8 Samuel]{{Pranala mati|date=September 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 75: | Baris 117: | ||
{{succession box | before = [[Eli (imam)|Eli]]| title = Hakim terakhir Israel|years=| after = [[Saul|Raja Saul]]}} |
{{succession box | before = [[Eli (imam)|Eli]]| title = Hakim terakhir Israel|years=| after = [[Saul|Raja Saul]]}} |
||
{{end box}} |
{{end box}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi8 Samuel] |
|||
{{Adam hingga Daud}} |
{{Adam hingga Daud}} |
||
{{Nabi Islam}} |
{{Nabi Islam di luar Al-Qur'an}} |
||
[[Kategori:Hakim Israel |
[[Kategori:Hakim Israel Kuno]] |
||
[[Kategori:Kitab 1 Samuel]] |
[[Kategori:Kitab 1 Samuel]] |
||
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama|Samuel]] |
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama|Samuel]] |
||
[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]] |
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
||
[[Kategori:Suku Lewi]] |
[[Kategori:Suku Lewi]] |
Revisi terkini sejak 13 Oktober 2023 01.00
Samuel صموئيل • שְׁמוּאֵל | |
---|---|
Lahir | ca sebelum 1070 SM[1] Kanaan |
Meninggal | ca 1012 SM Rama, wilayah suku Benyamin, Kanaan (tradisi) |
Tempat tinggal | Kanaan/Palestina |
Gelar |
|
Orang tua | |
Samuel | |
---|---|
Nabi dan Pelihat | |
Dihormati di | Yahudi Islam Kekristenan |
Pesta | 20 Agustus (Gereja Ortodoks Timur, Lutheran, dan Katolik Roma) 30 Juli (Gereja Apostolik Armenia) 9 Paoni (Gereja Ortodoks Koptik) |
Samuel dalam Kristen atau Yahudi (bahasa Ibrani: שְׁמוּאֵל, Modern Šəmuʼel Tiberias ŠəmûʼēlAlkitab. Dia merupakan hakim terakhir sebelum akhirnya Israel memasuki masa kerajaan. Samuel juga nabi yang mengurapi dua raja pertama Kerajaan Israel, yaitu Saul dan Daud.
Nama
[sunting | sunting sumber]Arti nama Samuel (שְׁמוּאֵ֔ל) adalah 'nama-Nya adalah Allah' ('syemu', namanya; 'El', Allah) hal ini sesuai dengan janji Hana kepada Allah untuk menyerahkan anak yang akan dilahirkannya menjadi seorang nazir bagi Allah. Untuk mengingat janjinya itulah Hana menamai anaknya 'Shemuel'
Terjemahan harafiah lain dari Samuel ialah Allah mendengar ('Shama', mendengar; 'El', Allah), sesuai dengan Samuel 1:20; di situ dikatakan bahwa Hana menamai anaknya untuk mengenang permohonannya kepada Allah akan seorang anak, dan Allah mendengarnya.
Ada dua orang dalam Tanakh dan Perjanjian Lama yang memakai nama Samuel, yaitu Samuel bin Amihud, tokoh ini sekali saja disebutkan dalam Alkitab.[2] Tokoh terkenal yang disebut sebagai Nabi Samuel disebutkan pertama kali dalam 1 Samuel 1:20.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), Samuel disebutkan dalam Kitab 1 Samuel (Sefer Symuel). Dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), kisahya disebutkan secara singkat pada Surah Al-Baqarah (2):246-248 tanpa menyebutkan namanya.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Tanakh dan Alkitab menjelaskan bahwa setelah memasuki tanah Kanaan yang dipimpin Yosua (Yusya'), Bangsa Israel memasuki masa kesukuan atau hakim-hakim. Tiap-tiap dua belas suku Bani Israel mendapat wilayah tertentu di Kanaan. Suku Yusuf dibagi menjadi dua: Suku Manasye dan Suku Efraim, keduanya mendapat jatah wilayah masing-masing. Suku Lewi tidak mendapat wilayah karena mereka menempati kedudukan khusus dalam keagamaan, yakni sebagai keluarga yang menurunkan para nabi dan imam (pendeta). Tidak ada pemerintahan pusat pada masa ini. Saat masa-masa sulit, diangkatlah seorang hakim (Ibrani: שופט šōp̄êṭ/shofet) yang berperan sebagai penguasa atau pemimpin militer, sekaligus orang yang memimpin pengadilan hukum.[3] Yosua disebut juga berperan sebagai hakim, meski tidak menyandang gelar tersebut secara resmi.
Samuel adalah tokoh Bangsa Israel yang hidup pada akhir masa kesukuan atau hakim-hakim dan awal masa kerajaan. Ayahnya bernama Elkana. Kitab Samuel mencatat bahwa Elkana berasal dari suku Efraim,[4] sementara Tawarikh menyebutkan bahwa dia berasal dari suku Lewi.[5]
Kelahiran dan kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Elkana mempunyai dua istri: Hana dan Penina. Penina yang dikaruniai anak menghina Hana yang tidak memiliki anak. Saat pergi mempersembahkan kurban di Silo, Hana memohon agar dikaruniai anak dan bernazar anaknya tersebut akan menjadi abdi di rumah Allah. Setelah Hana benar-benar hamil dan melahirkan seorang putra, dia menamainya Samuel. Setelah usai disapih, Hana menyerahkan Samuel menjadi abdi di rumah Allah di Silo[6] dan dirawat dalam pengawasan Eli, imam (pendeta) besar Silo.[7]
Meski Eli merupakan seorang imam, anak-anaknya terkenal suka berbuat jahat dan sewenang-wenang.[8] Banyak orang sudah mengadu kepada Eli mengenai perbuatan anak-anaknya, tetapi anak-anak Eli tidak mengindahkan nasihat ayahnya.[9] Seorang nabi kemudian datang pada Eli dan menyatakan bahwa Allah tidak berkenan dengan keluarga Eli dan semua keturunannya akan terbunuh.[10]
Sementara itu, Samuel secara tekun menjadi abdi Allah sejak masih belia. Orang tuanya mengunjunginya setiap ibadah kurban tahunan.[11] Disebutkan bahwa Samuel sendiri tumbuh menjadi pribadi yang disukai Allah dan masyarakat.[12]
Disebutkan bahwa saat tidur di dekat tabut perjanjian di dalam Kemah Suci, Samuel bangun lantaran mendengar suara memanggilnya. Samuel menghampiri Eli yang disangka telah memanggilnya, tapi Eli mengatakan kalau dia tidak memanggil. Kejadian tersebut terulang sampai tiga kali dan Eli kemudian sadar bahwa itu adalah panggilan Allah. Eli meminta Samuel tidur kembali, tetapi jika terdengar panggilan kembali, Eli meminta agar Samuel mengatakan, "Bicaralah, Tuhan, hamba-Mu mendengarkan." Samuel mematuhi Eli dan sangat terdengar panggilan kembali, Samuel mengatakan seperti yang diperintahkan. Allah kemudian menyatakan bahwa akan terjadi sesuatu yang dahsyat terhadap bangsa Israel, juga menegaskan hukuman bagi keluarga Eli. Pagi harinya, Eli meminta Samuel menghadap dan menceritakan hal yang telah dialaminya. Samuel menceritakan semuanya, termasuk mengenai hukuman pada keluarga Eli. Mendengar firman Allah yang disampaikan lewat Samuel, Eli hanya bisa pasrah dan berkata, "Dia Tuhan. Biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik".[13]
Filistin
[sunting | sunting sumber]Pada masa itu, bangsa Filistin memenangkan pertempuran atas Bangsa Israel. Para pemuka Israel kemudian mengusulkan membawa tabut perjanjian dalam peperangan agar Allah memenangkan mereka dalam perang. Tabut itu dibawa ke medan perang oleh anak-anak Eli. Meski demikian, Bani Israel menderita kekalahan. Disebutkan bahwa 30.000 prajurit Israel tewas. Putra-putra Eli juga meninggal, sementara tabut tersebut dibawa bangsa Filistin. Ketika mendengar tabut direbut musuh, Eli jatuh dan tewas karena lehernya patah, mengakhiri empat puluh tahun masa kepemimpinannnya atas Bani Israel.[14]
Hakim Israel kuno |
---|
Kitab Yosua: |
†Tidak resmi diangkat sebagai hakim |
Mungkin atas nasihat Samuel yang saat itu berusia sekitar 20 tahun, Kemah Suci bersama perlengkapannya dipindahkan dari Silo ke sebuah tempat yang dianggap aman, dan akhirnya ke Nob. Tabut itu diletakkan di sana selama bertahun-tahun.[15] Tentara Filistin masuk ke Silo dan merampas serta menghancurkannya.[16]
Beberapa pakar modern menganggap bahwa Kitab Ulangan pasal 32 mungkin ditulis oleh Samuel sendiri sebagai tanggapan terhadap implikasi teologis dari kekalahan yang sangat parah ini, meskipun tidak ada bukti konkret bahwa hal ini benar terjadi.
Dua puluh tahun kemudian
[sunting | sunting sumber]Ini adalah masa yang penting dalam sejarah Israel. Selama 20 tahun setelah pertempuran fatal di Afek, seluruh negeri berada di bawah penindasan bangsa Filistin. Selama tahun-tahun ini Samuel menjadi kekuatan spiritual di negeri itu. Dari kota Ramataim-Zofim atau Rama, tempat kelahiran[17] dan tempat tinggalnya,[18] pengaruhnya meluas ke seluruh negeri. Dengan semangat yang tak kenal lelah ia berkeliling ke mana-mana untuk menegur, mengecam rakyat, berusaha membangkitkan rasa berdosa mereka, dan mengajak mereka bertobat.
Usahanya berhasil sehingga seluruh bangsa Israel menyesal kepada Tuhan. Samuel mengumpulkan bangsanya di Mizpa, salah satu bukit tertinggi di Israel. Di sana mereka berpuasa dan berdoa, dan di bawah bimbingan Samuel, mempersiapkan diri untuk perang besar melawan bangsa Filistin yang kini datang dengan kekuatan penuh ke Mizpa untuk menghancurkan bangsa Israel. Samuel berdoa kepada Tuhan dan Tuhan menolong bangsa itu. Samuel, pemimpin mereka, juga bertindak sebagai pemimpin dalam peperangan. Bangsa Filistin dipukul mundur. Mereka melarikan diri dalam ketakutan dan banyak dari mereka yang tewas.
Akhir penindasan Filistin
[sunting | sunting sumber]Pertempuran ini, yang mungkin terjadi sekitar 1095 SM, mengakhiri 40 tahun penindasan oleh Filistin. Untuk mengenang pembebasan besar itu, dan sebagai tanda syukur atas pertolongan yang diberikan oleh Tuhan, Samuel membangun sebuah batu besar di medan peperangan, dan menyebutnya Eben-Haezer, dan berkata, "Sampai di sini TUHAN menolong kita".[19] Di tempat yang sama ini, 20 tahun sebelumnya, bangsa Israel mengalami kekalahan besar, ketika Tabut Allah direbut.
Kemenangan atas Filistin ini menyebabkan periode damai yang panjang di Israel.[20] Selama itu Samuel melakukan tugas sebagai Hakim, berjalan keliling bertahun-tahun dari rumahnya di Rama ke Betel, ke Gilgal (tidak jelas apakah ini yang di lembah sungai Yordan, ataukah di sebelah barat gunung Ebal dan Gerizim. Sejumlah pakar meyakini yang kedua), kemudian pulang melalui Mizpa kembali ke Rama.
Ibadah orang Israel
[sunting | sunting sumber]Samuel menyelenggarakan ibadah secara teratur di Silo, di mana ia mendirikan altar; dan di Rama di mana ia mengumpulkan orang-orang muda dan mendirikan sekolah untuk para nabi. Sekolah-sekolah nabi kemudian juga didirikan di Gibea, Betel, Gilgal, dan Yerikho, memberikan pengaruh penting bagi karakter dan sejarah bangsa dalam memelihara agama murni di tengah pertumbuhan kesesatan. Mereka terus ada sampai Israel masuk ke dalam masa kerajaan.
Setelah lewat beberapa tahun menjadi hakim, Samuel dikenal sebagai sahabat dan penasehat bagi banyak orang Israel untuk urusan pribadi dan umum. Ia merupakan negarawan besar dan juga seorang reformer, dan semua menghargainya dengan gelar "pelihat", nabi Tuhan.
Akhir masa tugas
[sunting | sunting sumber]Ketika Samuel sudah tua dan mendekati akhir masa tugasnya, para penatua Israel datang kepadanya di Rama (1 Samuel 8:4, 5, 19–22). Samuel mengangkat putra-putranya menjadi hakim di sebelum dia memakan roti itu dia menfapat kan mujizat yang melimpah pakai palanya farelBersyeba, tetapi mereka ternyata tidak jujur dan korupsi. Para tua-tua Israel, mengantisipasi penyalahgunaan kekuasaan Samuel serta ancaman dari bani Amon, menuntut agar seorang raja dipilih untuk memerintah bangsa Israel. Hal ini mengesalkan hati Samuel. Ia berdebat dengan mereka dan memberi peringatan konsekuensi kehadiran seorang raja (lihat 1 Samuel pasal 8). Akhirnya, setelah diberi petunjuk oleh Allah, Samuel menerima tuntutan mereka dan mengurapi Saul menjadi raja Israel.[21] Sebelum meminta diri dari bangsa itu untuk pensiun, Samuel mengumpulkan bangsa itu di Gilgal dan dengan khidmad menjabarkan kembali hubungannya dengan bangsa itu sebagai hakim dan nabi (1 Samuel pasal 12).
Sisa hidupnya dihabiskan di kota Rama dan hanya dalam peristiwa khusus muncul kembali di depan umum (1 Samuel 13, 15) membawa firman Allah untuk Saul. Ketika bersedih atas berbagai kejahatan yang jatuh ke bangsa itu, tiba-tiba ia disuruh Allah pergi ke Betlehem untuk mengurapi Daud bin Isai menjadi raja Israel kedua, yang kelak menggantikan raja Saul (1 Samuel 16).
Kematian
[sunting | sunting sumber]Samuel mati di kota tinggalnya, Rama. Menurut tradisi Yahudi, tanggal kematiannya adalah 28 Iyar, kemungkinan pada usia sekitar 80 tahun. Seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama,[22] bukan di dalam rumah itu sendiri, melainkan di halaman rumahnya (bandingkan 2 Raja–raja 21:18; 2 Tawarikh 33:20; 1 Raja–raja 2:34; Yohanes 19:41) Ketaatan Samuel kepada Allah dan berkat khusus dari Allah untuknya disebutkan di bagian Alkitab yang lain, yaitu Yeremia 15:1 dan Mazmur 99:6.
Menurut sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), Samuel memimpin dan menjadi hakim atas orang Israel sendirian, setelah kematian Imam Besar Eli, selama 12 tahun; kemudian 18 tahun lamanya bersama-sama dengan raja Saul.[23]
Makam
[sunting | sunting sumber]Benjamin dari Tudela mengunjungi daerah sekitar kota Rama pada tahun 1173, mencatat bahwa para tentara Perang Salib menemukan tulang-tulang Samuel di pekuburan orang Yahudi di Ramla pada dataran pantai dan menguburkannya kembali di kota Rama, menghadap ke Kota Suci (Yerusalem). Kuburannya sendiri secara tradisi ada di kota yang dikenal dengan nama Neby Samwil (“nabi Samuel”) yang terletak di Mizpa daerah Benyamin, di mana Samuel diangkat menjadi pemimpin Israel.[24] Sampai sekarang ada Mesjid Nabi Samwil di kota Rama, yang dibangun di atas bekas benteng zaman Perang Salib, di mana diyakini makam nabi Samuel ada di dalam bangunan Mameluke.
Tradisi Islam
[sunting | sunting sumber]Syamu'il dalam Islam dianggap sebagai salah satu nabi Bangsa Israel dan dikatakan bahwa Samuel adalah keturunan dari Yusuf. Ia pernah diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada akhirnya terpilihlah Saul (Thalut) yang memiliki profesi seorang petani. Namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi referensi telah dibuat oleh Allah dalam surah Al Baqarah, tanpa menyebutkan namanya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ I. Singer, "The Philistines in the Bible: A Reflection of the Late Monarchic Period?"; Zmanim (2006 Heb.), pp. 74–82; Garsiel, "The Valley of Elah Battle and the Duel of David with Goliath," pp. 404–410
- ^ Bilangan 34:20
- ^ Coogan 2009, hlm. 426
- ^ 1 Samuel 1:1
- ^ 1 Tawarikh 6: 16–28
- ^ 1 Samuel 1: 2–28
- ^ 1 Samuel 2: 11
- ^ 1 Samuel 2: 12–17
- ^ 1 Samuel 2: 22–25
- ^ 1 Samuel 2: 27–36
- ^ 1 Samuel 2: 18–19
- ^ 1 Samuel 2: 26
- ^ 1 Samuel 3: 1–18
- ^ 1 Samuel 4:1–18
- ^ (1 Samuel 21:1)
- ^ (bdk. Yeremia 7:12; Mazmur 78:59).
- ^ 1 Samuel 1:1; 1 Samuel 1:19
- ^ 1 Samuel 7:17
- ^ 1 Samuel 7:1–12
- ^ 1 Samuel 7:13, 14
- ^ 1 Samuel 11:15
- ^ 1 Samuel 25:1; 1 Samuel 28:3
- ^ Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaicae, Volume VI, Bab 13, alinea 5.
- ^ 1 Samuel 7:5–6
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Didahului oleh: Eli |
Hakim terakhir Israel | Diteruskan oleh: Raja Saul |