Lompat ke isi

Televisi digital: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ~
 
(301 revisi perantara oleh 96 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Tentang|televisi digital secara umum|televisi digital yang diterima secara terestrial menggunakan antena|Televisi digital terestrial}}
'''Televisi digital'''atau '''penyiaran digital'''adalah jenis [[televisi]] yang menggunakan [[modulasi]] [[digital]] dan sistem [[kompresi]] untuk menyiarkan sinyal [[video]], [[audio]], dan data ke pesawat [[televisi]].
{{untuk|perkembangan televisi digital khususnya terestrial di Indonesia|Televisi digital di Indonesia}}
[[Berkas:Digitalfreeview.jpg|jmpl|340px|Ilustrasi televisi digital]]
{{Standar penyiaran video digital}}
'''Televisi digital''' atau '''DTV''' adalah jenis [[televisi]] yang menggunakan [[modulasi]] [[digital]] (berbentuk [[bit]] data seperti [[komputer]]) dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal [[gambar]], [[suara]], dan [[data]] ke pesawat televisi. Merupakan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90-an dan diujicobakan pada tahun 2000, televisi digital berbeda dengan [[televisi analog]] yang telah hadir sebelumnya dalam banyak faktor, terutama sistem dan fiturnya. Kehadiran televisi digital dianggap merupakan perkembangan paling signifikan sejak kehadiran [[televisi berwarna]] di era 1950-an.<ref>{{cite book |last=Kruger |first=Lennard G. |year=2002 |title=Digital Television: An Overview |location=New York |publisher=Nova Publishers |isbn=1-59033-502-3 |url=https://books.google.com/books?id=BIAfWq2V3wgC}}</ref>


Televisi digital modern umumnya dapat/sudah banyak yang ditransmisikan secara [[televisi definisi tinggi|HDTV]], sehingga memiliki resolusi yang lebih tinggi dibanding televisi analog, dan juga memiliki rasio [[layar lebar]] (16:9) dibanding televisi analog yang lebih sempit. Keunggulan lainnya dari televisi digital adalah frekuensi [[spektrum radio]] yang lebih efisien, karena dengan satu saluran analog, televisi digital bisa mentransmisikan lebih dari 5 saluran/kanal<ref>{{cite web |url=http://www.disabled-world.com/artman/publish/digital-hdtv.shtml |title=HDTV Set Top Boxes and Digital TV Broadcast Information |access-date=28 June 2014 |archive-url=http://arquivo.pt/wayback/20160522191336/http://www.disabled%2Dworld.com/artman/publish/digital%2Dhdtv.shtml |archive-date=22 May 2016 |url-status=dead}}</ref> dan memberikan fitur-fitur baru yang tidak ada di televisi analog sebelumnya. Banyak negara di dunia saat ini sedang melakukan transisi ke televisi digital, terhitung sejak 2000.
==Latar belakang==
Alasan pengembangan televisi digital adalah:
*Perubahan lingkungan [[eksternal]]
**Pasar TV analog yang sudah jenuh
**Kompetisi dengan sistem penyiaran [[satelit]] dan kabel
*Perkembangan teknologi
**Teknologi pemrosesan sinyal digital
**Teknologi [[transmisi]] digital
**Teknologi [[semikonduktor]]
**Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi


Standar-standar televisi digital yang umum di dunia, meliputi:
== Keberadaan TV Digital di Indonesia ==
* ''[[Digital Video Broadcasting]]'' (DVB) yang menggunakan modulasi ''[[orthogonal frequency-division multiplexing]]'' (OFDM). Telah diadopsi 60 negara.
Stasiun [[TV]] penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional memanfaatkan sistem [[teknologi]] penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat [[studio]] untuk memproduksi program, mengedit, merekam dan menyimpan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit yang dimanfaatkan sebagai siaran [[TV-Berlangganan]].
* ''[[ATSC|Advanced Television System Committee]]'' (ATSC) yang menggunakan sistem [[8VSB]] dalam siaran terestrial. Telah diadopsi 9 negara.
* ''[[Integrated Services Digital Broadcasting]]'' (ISDB), didesain untuk penerimaan baik televisi maupun perangkat portabel, dengan sistem OFDM, ''interleaving'' dua dimensi, [[MPEG-2]] dan ''[[Advanced Audio Coding]]''. Varian dari ISDB adalah ISDB-T International, yang menggunakan standar [[H.264/MPEG-4 AVC]]. Beberapa negara seperti [[Jepang]], [[Filipina]] dan banyak negara di [[Amerika Selatan]] menggunakan teknologi ini.
* ''[[Digital Terrestrial Multimedia Broadcast]]'' (DTMB), dengan teknologi OFDM ''time-domain synchronous'' (TDS). Diadopsi di Tiongkok (termasuk [[Hong Kong]] dan [[Makau]]) serta beberapa negara lainnya.<ref>Ong, C. Y., Song, J., Pan, C., & Li, Y.(2010, May). Technology and Standards of Digital Television Terrestrial Multimedia Broadcasting [Topics in Wireless Communications], IEEE Communications Magazine, 48(5),119-127</ref>
* ''[[Digital Multimedia Broadcasting]]'' (DMB), yang dikembangkan di [[Korea Selatan]]<ref>{{cite web|url=http://www.zdnet.co.kr/ArticleView.asp?artice_id=00000039146251 |title=Korea's Terrestrial DMB: Germany to begin broadcast this May |publisher=ZDNet Korea |date= 2006-04-06|access-date=2010-06-17}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.textually.org/picturephoning/archives/cat_dmb.htm |title=picturephoning.com: DMB |publisher=Textually.org |access-date=2010-06-17 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20100809051720/http://www.textually.org/picturephoning/archives/cat_dmb.htm |archive-date=2010-08-09 }}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.reportworld.co.kr/cbqna/cb_answer_view.html?no=40590 |title=South Korea : Social Media 답변 내용 : 악어새 - 리포트월드 |publisher=Reportworld.co.kr |access-date=2010-06-17 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20090817143122/http://www.reportworld.co.kr/cbqna/cb_answer_view.html?no=40590 |archive-date=2009-08-17 }}</ref> sebagai bagian dari pengembangan [[teknologi informasi]] multimedia, dalam hal ini pengiriman TV, radio dan data ke [[peranti bergerak|perangkat bergerak]] seperti telepon genggam, laptop dan GPS.


==Perkembangan==
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran [[analog]] sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Munculnya televisi digital tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan [[komputer]] yang murah dan berkinerja tinggi, terutama pada 1990-an.<ref name="benton">{{cite web |url= http://www.benton.org/initiatives/obligations/charting_the_digital_broadcasting_future/sec1 |title= The Origins and Future Prospects of Digital Television |publisher= [[Benton Foundation]] |date= 2008-12-23 }}</ref> Sebelum periode tersebut, televisi digital dianggap tidak efisien karena membutuhkan ''[[bandwidth]]'' yang terlalu banyak dalam [[video digital]] [[video tidak terkompresi|tidak terkompresi]],<ref name="Lea">{{cite book |last1=Lea |first1=William |title=Video on demand: Research Paper 94/68 |date=1994 |publisher=[[House of Commons Library]] |location=9 May 1994 |url=https://researchbriefings.parliament.uk/ResearchBriefing/Summary/RP94-68 |access-date=20 September 2019}}</ref><ref name="Barbero">{{cite journal |last1=Barbero |first1=M. |last2=Hofmann |first2=H. |last3=Wells |first3=N. D. |title=DCT source coding and current implementations for HDTV |journal=EBU Technical Review |date=14 November 1991 |issue=251 |pages=22–33 |publisher=[[European Broadcasting Union]] |url=https://tech.ebu.ch/publications/trev_251-barbero |access-date=4 November 2019}}</ref> dengan membutuhkan sekitar 200{{nbsp}}Mbit/dtk (25{{nbsp}}MB/dtk) untuk [[SDTV]]<ref name="Lea"/> ataupun lebih dari 1{{nbsp}}Gbit/dtk untuk HDTV.<ref name="Barbero"/>


Pada pertengahan 1980-an, [[Toshiba]] merilis [[perangkat televisi]] dengan kemampuan digital, menggunakan [[sirkuit terpadu]] seperti [[mikroprosesor]] untuk mengubah sinyal siaran televisi analog menjadi sinyal digital, dengan fitur seperti pembekuan gambar dan dua saluran dalam satu layar. Kemudian, di tahun 1986, [[Sony]] dan [[NEC]] Home Electronics mengumumkan perangkat TV serupa buatan mereka sendiri dengan kemampuan video digital. Akan tetapi, produk-produk dari perusahaan Jepang tersebut masih harus menerima sinyalnya dari siaran analog, karena siaran digital belum tersedia saat itu.<ref>{{cite magazine |last1=Meigs |first1=James B. |title=Home Video: Get set for digital |magazine=[[Popular Mechanics]] |date=June 1986 |volume=163 |issue=6 |page=52 |url=https://books.google.com/books?id=H-MDAAAAMBAJ |publisher=[[Hearst Magazines]] |issn=0032-4558}}</ref><ref>{{cite magazine |last1=Bateman |first1=Selby |title=New Technologies: The Converging Digital Universe |magazine=[[Compute!]] |date=April 1986 |issue=71 |pages=21-29 (26-8) |url=https://archive.org/details/1986-04-compute-magazine/page/n27}}</ref> Sementara itu, dari pemerintah Jepang sendiri bersama perusahaan [[Nippon Telegraph and Telephone]] (NTT), di tahun serupa juga mengusulkan siaran televisi digital bernama "Sistem Jaringan Terintegrasi". Namun, sebelum penerapan teknik kompresi video semacam [[MPEG]] pada 1990-an, televisi digital masih menjadi angan-angan semata.<ref name="Lea"/> Bisa dikatakan, saat itu pabrikan elektronik Jepang sudah dapat mengembangkan sistem HDTV dan format televisi analog [[Multiple sub-Nyquist sampling encoding|MUSE]] yang diusulkan [[NHK]] sebagai sistem global. Terkhususnya bagi MUSE, hingga Juni 1990, sistem tersebut dianggap paling baik dibanding 23 sistem televisi yang dipertimbangkan.
== Frekuensi TV Digital ==
Secara teknik pita spektrum [[frekuensi]] [[radio]] yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik [[VHF]] maupun [[UHF]] (''Ultra High Frequency''). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk [[jaringan]] berfrekuensi sama atau [[SFN]] (''single frequency network'') sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.


Antara 1988 dan 1991, beberapa organisasi Eropa mulai mengembangkan [[standar koding video]] digital [[Discrete cosinus transform|DCT]] untuk SDTV dan HDTV. Proyek EU 256 oleh CMTT dan [[ETSI]], bersama dengan penelitian dari perusahaan penyiaran Italia [[RAI]], mengembangkan ''[[video codec]]'' DCT yang menyiarkan SDTV pada 34{{nbsp}}Mbit/dtk dan HDTV berkualitas tinggi pada sekitar 70{{ndash}}140 Mbit/dtk. RAI mendemonstrasikan teknologi ini pada [[Piala Dunia FIFA 1990]] yang disiarkan pada Maret 1990.<ref name="Barbero"/><ref>{{cite journal |last1=Barbero |first1=M. |last2=Stroppiana |first2=M. |title=Data compression for HDTV transmission and distribution |journal=IEE Colloquium on Applications of Video Compression in Broadcasting |date=October 1992 |pages=10/1–10/5 |url=https://ieeexplore.ieee.org/document/193745}}</ref> Sementara itu, di Amerika Serikat, perusahaan [[General Instrument]] juga menunjukkan kelayakan sinyal televisi digital pada tahun 1990. Hal ini menyebabkan ''[[Federal Communications Commission]]'' (FCC) mempertimbangkan untuk menunda penentuan standar televisi analog sampai selesainya pengembangan standar televisi digital.
=== Kelebihan Frekuensi TV Digital ===
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital ([[operator]] lain). Dari aspek regulasi akan terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.


Ketika pada Maret 1990 televisi digital mulai dianggap potensial untuk dikembangkan, FCC membuat sejumlah keputusan penting. Pertama, FCC menyatakan bahwa standar TV digital baru tidak hanya sebatas [[sinyal analog]] yang ditingkatkan, akan tetapi juga mampu menyiarkan sinyal HDTV dengan dua kali resolusi televisi biasa. Kemudian, untuk memastikan penonton yang tidak ingin membeli televisi digital baru dapat terus menerima siaran televisi analog, ditentukan bahwa televisi analog harus dapat ''[[simulcast]]'' di saluran yang berbeda. Standar analog baru ini memperbolehkan adanya standar digital yang benar-benar baru, meskipun berbeda dengan standar NTSC analog yang ada, tetapi cukup memiliki banyak peningkatan.<ref name="benton" /> Standar akhir yang diadopsi oleh FCC tidak memerlukan standar tunggal untuk format pemindaian, rasio aspek, atau garis resolusi. Keputusan standar akhir ini terwujud setelah perselisihan antara industri elektronik (ditambah sejumlah perusahaan penyiara) dan industri komputer (dibantu oleh industri film dan beberapa kelompok kepentingan publik) mengenai bagaimana standar proses pemindaian, apakah ''interlaced'' atau progresif. Standar ''Interlaced'' dianggap lebih baik oleh industri elektronik dan penyiaran, dan standar progresif sebaliknya.
== Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial ==
Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di [[radius]] yang sama.


Setelah standar yang ada muncul, beberapa penyiar digital mulai hadir. Perusahaan pertama yang menyiarkan [[televisi satelit]] digital adalah [[DirecTV]] di AS, pada 1994 dengan sistem ''[[Digital Satellite System]]'' (DSS).<ref>{{cite web|url=http://www.fundinguniverse.com/company-histories/u-s-satellite-broadcasting-company-inc-history/|title=History of U.S. Satellite Broadcasting Company, Inc. – FundingUniverse|website=www.fundinguniverse.com|access-date=9 August 2018}}</ref><ref>{{cite web|url=https://eu.indystar.com/story/money/2015/09/04/business-insider-digital-satellite-tv-indy-roots/71611606/|title=Business Insider: Digital satellite TV has Indy roots|access-date=9 August 2018}}</ref> [[Tele-Communications Inc.|TCI]] dan [[Time Warner]] kemudian juga mengujicoba siaran [[televisi kabel]] digital pada 1996 di AS.<ref>{{cite web|url=https://money.cnn.com/1997/12/17/technology/nextlevel/|title=NextLevel signs cable deal - Dec. 17, 1997|website=money.cnn.com|access-date=9 August 2018}}</ref><ref>{{cite web|url=https://money.cnn.com/1996/08/15/companies/tci_pkg/|title=TCI faces big challenges - Aug. 15, 1996|website=money.cnn.com|access-date=9 August 2018}}</ref> Sedangkan [[televisi digital terestrial]] pertama, diluncurkan pada November 1998, bernama [[ONdigital]] di Britania Raya dan menggunakan standar [[DVB-T]].<ref>{{cite web|url=http://www.onhistory.co.uk/timeline/1998/11/10/canal-technologies-and-worlds-first-digital-terres|title=CANAL+ TECHNOLOGIES and the world's first digital terrestrial television service in the United Kingdom|access-date=9 August 2018}}</ref>
=== Kualitas Penyiaran TV Digital ===
Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi. TV digital memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi dan mencapai belasan [[Mbps]]. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.


==Sistem==
=== Manfaat Penyiaran TV Digital ===
===Format===
* [[Remote]] tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif).
[[File:Digital & Analog TV screen quality comparison-1.jpg|thumbnail|right|Perbandingan siaran digital [[ISDB-T]] dan analog [[NTSC]] (atas-bawah)]]
* Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti [[internet]
Televisi digital mendukung banyak format gambar berbeda yang ditentukan oleh [[sistem siaran televisi]] yang merupakan kombinasi dari ukuran dan [[rasio aspek]] (rasio lebar terhadap tinggi). Di siaran [[televisi digital terestrial]] (DTT), terdapat dua jenis format: HDTV ([[televisi definisi tinggi]]) SDTV ([[televisi definisi standar]]. Format HDTV dapat berbentuk 1280&nbsp;×&nbsp;720 [[pixel]] (atau ''[[720p]]'') dan 1920&nbsp;×&nbsp;1080 pixel (atau ''[[1080i]]''), dengan aspek rasio [[16:9]]. HDTV tidak dapat ditransmisikan melalui [[saluran televisi]] analog karena masalah [[kapasitas saluran]].
* Penyiaran TV Digital [[Terrestrial]] bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil dan kondisi lintasan [[radio]] yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan ''bandwidth'' yang lebih efisien.


SDTV, sebagai perbandingan, dapat menggunakan salah satu dari beberapa format berbeda dalam bentuk berbagai rasio aspek tergantung pada teknologi yang digunakan. [[NTSC]] dapat memberikan resolusi 640&nbsp;×&nbsp;480 4:3 dan 854&nbsp;×&nbsp;480 [[16:9]], sedangkan [[PAL]] dapat menghasilkan 768&nbsp;×&nbsp;576 [[4:3]] dan 1024&nbsp;×&nbsp;576 [[16:9]]. Namun, penyiar dapat memilih untuk mengurangi resolusi ini untuk mengurangi [[kecepatan bit]] (misalnya banyak saluran DVB-T di Inggris Raya menggunakan resolusi horizontal 544 atau 704 pixel).<ref>[http://dtt.me.uk Latest snapshots - Freeview/DTT bitrates] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071122175239/http://dtt.me.uk/ |date=2007-11-22 }} (Mendip transmitter, UK)</ref>
== Transisi ke TV Digital ==
Pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan [[decoder]]. Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.


Stasiun televisi dapat memilih untuk menggunakan SDTV maupun [[HDTV]], karena siaran digital dalam MUX dapat dibagi menjadi beberapa ''[[digital subchannel]]'' (mirip dengan [[Radio HD]] bagi radio FM). Teknologi ini mampu menyediakan banyak ''feed'' berbeda dari [[program televisi]] di saluran yang sama. Kemampuan untuk menyediakan satu ''feed'' HDTV atau beberapa ''feed'' dengan resolusi lebih rendah ini sering disebut sebagai ''multicasting'', yang mungkin bisa diatur secara otomatis dengan [[multiplekser statistik]] (atau "stat-mux"). Resolusi gambar mungkin dibatasi oleh ''bandwidth''; misalnya di [[DVB-T]], penyiar dapat memilih beberapa skema modulasi yang berbeda, sehingga dapat mengurangi transmisi ''[[bit rate]]'' agar penerimaan lebih mudah untuk pemirsa yang lebih jauh dari transmisi atau menggunakan perangkat seluler.
== Pranala Luar ==
{{commons}}
* [http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-11-Menyongsong-Era-TV-Digital.shtml "Menyongsong Era TV Digital"],[[Berita Iptek]]
* [http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=54 "Info Iptek TV Digital"],[[Ristek]]
* [http://www.denken.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=21 "Perlunya TV Digital di Indonesia"],[[Denken]]


== Referensi ==
===Penerimaan===
Ada beberapa cara untuk menerima televisi digital. Metode paling umum adalah menerima siaran yang dipancarkan lewat [[stasiun transmisi]] secara umum, mengguunakan antena biasa. Metode ini dikenal sebagai [[televisi terestrial digital]] (DTT), dengan cakupan yang terbatas menurut jangkauan transmisi. Selain itu, saat ini siaran digital juga bisa ditangkap lewat [[televisi kabel]] (di Indonesia umumnya DVB-C) dan [[televisi satelit]] (di Indonesia umumnya DVB-S2). Di beberapa negara, dengan transmisi TV [[microwave]], dapat menggunakan sistem [[MMDS]]; selain itu, juga ada sistem ''[[digital multimedia broadcasting]]'' (DMB) dan [[DVB-H]] yang membuat penonton bisa menerima siaran televisi digital lewat perangkat ''mobile'' seperti telepon genggam. Ada juga penerimaan lewat [[IPTV]], maupun [[televisi internet]] secara ''streaming'' atau P2P. Beberapa sinyal digital (khususnya yang non-terestrial) diberikan [[enkripsi]] dan/ataupun diberi restriksi seperti tidak boleh direkam, ditambah dengan kewajiban hukum untuk mematuhinya, terutama terkait [[hak cipta]]. Untuk menerima siaran terenskripsi (umumnya disebut "acak") ini, pelanggan diberikan [[kartu pintar]] (''smart card'') khusus, seperti [[DVB-CI]] untuk Eropa dan ''[[Point Of Deployment]]'' (POD) untuk IS atau diberi nama berbeda [[CableCard]].
* FLL 0606030771

* Tjahyono, Bambang Heru.2006.Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan Televisi Dimasa Mendatang.Kajian Teknologi Informasi Komunikasi.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta
Khusus ISDB, terdapat sistem bernama [[1seg]]. Setiap saluran dibagi lagi menjadi 13 segmen. 12 segmen dialokasikan untuk [[HDTV]] dan segmen sisanya, yang ke-13, digunakan untuk penerima pita sempit seperti televisi bergerak atau [[ponsel]].
* Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 2005-2025.Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat penerima televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut [[rangkaian konverter]] ([[Set Top Box]]). Sinyal siaran digital diubah oleh rangkaian konverter menjadi sinyal analog, dengan demikian pengguna pesawat penerima televisi analog tetap bisa menikmati siaran televisi digital. Dengan cara ini secara perlahan-lahan akan beralih ke teknologi siaran TV digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.

===Interaksi===
Orang dapat berinteraksi dengan sistem DTV dengan berbagai cara, seperti lewat ''[[panduan jadwal acara]]'' (Electronic Program guide, EPG). Ada juga sistem televisi digital yang dapat memberikan umpan balik dari penyiar ke penerima, biasanya bagi pengguna televisi kabel, modem atau IPTV.

Beberapa dari sistem televisi digital mendukung ''[[video on demand]]'' menggunakan [[saluran komunikasi]] lokal, dengan cakupan yang terbatas.

===Parameter perlindungan penyiaran televisi digital===
Sinyal televisi digital tidak boleh bersinggungan satu sama lain, dan juga harus mengudara dengan televisi analog sampai analog dihentikan.
Tabel berikut memberikan rasio ''signal-to-noise'' dan ''signal-to-interference'' yang diperbolehkan untuk berbagai skenario interferensi. Tabel ini merupakan alat penting sebagai regulasi pengaturan penempatan dan daya pancar stasiun transmisi. TV digital lebih toleran terhadap interferensi daripada TV analog, dan inilah alasan kanal yang lebih sedikit bisa memasukkan semua stasiun televisi digital.
{| class="wikitable"
|-
! Parameter sistem<br /><small>(rasio perlindungan)</small>
! Kanada [13]
! AS [5]
! EBU [9, 12]<br /><small>ITU-mode M3</small>
! Jepang & Brasil [36, 37]<ref>ISDB-T (6 MHz, 64QAM, R=2/3), TV Analog (M/NTSC).<br /></ref>
|-
! C/N untuk Saluran AWGN
| +19.5 dB<br />(16.5 dB<ref name="protection_parameters_table_note_a">Parameter Kanada, C/(N+I) antarmuka saluran bersama DTV dan derau diwajibkan 16.5 dB.<br /></ref>)
| +15.19 dB
| +19.3 dB
| +19.2 dB
|-
! DTV satu saluran ke TV analog
| +33.8 dB
| +34.44 dB
| +34 ~ 37 dB
| +38 dB
|-
! TV analog satu saluran ke DTV
| +7.2 dB
| +1.81 dB
| +4 dB
| +4 dB
|-
! DTV satu saluran ke DTV
| +19.5 dB<br />(16.5 dB<ref name="protection_parameters_table_note_a" />)
| +15.27 dB
| +19 dB
| +19 dB
|-
! DTV Saluran Sebelah Lebih Rendah ke TV analog
| &minus;16 dB
| &minus;17.43 dB
| &minus;5 ~ &minus;11 dB<ref name="protection_parameters_table_note_c">Tergantung sistem TV analog.</ref>
| &minus;6 dB
|-
! DTV Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke TV analog
| &minus;12 dB
| &minus;11.95 dB
| &minus;1 ~ &minus;10<ref name="protection_parameters_table_note_c" />
| &minus;5 dB
|-
! TV analog Saluran Sebelah Lebih Rendah ke DTV
| &minus;48 dB
| &minus;47.33 dB
| &minus;34 ~ &minus;37 dB<ref name="protection_parameters_table_note_c" />
| &minus;35 dB
|-
! TV analog Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke DTV
| &minus;49 dB
| &minus;48.71 dB
| &minus;38 ~ &minus;36 dB<ref name="protection_parameters_table_note_c" />
| &minus;37 dB
|-
! DTV Saluran Sebelah Lebih Rendah ke DTV
| &minus;27 dB
| &minus;28 dB
| &minus;30 dB
| &minus;28 dB
|-
! DTV Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke DTV
| &minus;27 dB
| &minus;26 dB
| &minus;30 dB
| &minus;29 dB
|}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
*[[Sistem televisi broadcast]]
* [[Siaran televisi digital terestrial]]
* [[Siaran TV Digital Indonesia]]
*[[Televisi interaktif]]
*[[LinuxTV]]
* [[HDMI]]
* [[ATSC]]
*[[Daftar istilah digital televisi]]
* [[DVB]]
*[[Multimedia Home Platform]] ([[MHP]])
*[[Set-top box]] ([[STB]])
* [[IPTV]]
*[[system-on-chip]] ([[SoC]])
*[[Televisi resolusi-tinggi]]
*[[ATSC]],[[DVB]],[[ISDB]]


== Referensi ==
{{teknologi-stub}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
[[Kategori:Televisi digital| ]]
* {{id}} [http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-11-Menyongsong-Era-TV-Digital.shtml "Menyongsong Era TV Digital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080429091920/http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-11-Menyongsong-Era-TV-Digital.shtml |date=2008-04-29 }}, Berita Iptek
* {{id}} [http://jardiknas.depdiknas.go.id/index.php/eadministrasi/informasi/720-televisi-digital "Televisi Digital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091015045102/http://jardiknas.depdiknas.go.id/index.php/eadministrasi/informasi/720-televisi-digital |date=2009-10-15 }}, Depdiknas
* {{id}} [http://www.detikinet.com/read/2009/06/26/165910/1154734/328/lisensi-tv-analog-dihentikan-bertahap "Lisensi TV Analog Dihentikan Bertahap"], Detik iNet
* {{id}} [http://www.dtvanswers.com/ "Era Menuju ke Televisi Digital (DTV) Telah Tiba"], DTV Answer
* {{id}} [http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=54 "Info Iptek TV Digital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111128032704/http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=54 |date=2011-11-28 }}, Ristek
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/09/14/80506/18/Selamat.Datang.Televisi.Digital "Selamat Datang Televisi Digital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150218083737/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/09/14/80506/18/Selamat.Datang.Televisi.Digital |date=2015-02-18 }}, Suara Merdeka
* {{id}} [http://arsip.televisiana.net/?p=72 "Perlunya TV Digital di Indonesia"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Televisiana
* {{en}} [http://www.electronics.howstuffworks.com/dtv.htm "How Digital Television Works"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091020025234/http://electronics.howstuffworks.com/dtv.htm |date=2009-10-20 }}, How Stuff Works
* {{en}} [http://www.slate.com/id/2220284 "Digital TV is Here. Please Remain Calm!"], Slate Magazine


[[Kategori:Televisi digital| ]]
[[de:Digitales Fernsehen]]
[[Kategori:Teknologi televisi]]
[[en:Digital television]]
[[es:Televisión digital]]
[[fi:Digitaalitelevisio]]
[[fr:Télévision numérique terrestre]]
[[he:שידור דיגיטלי]]
[[ja:デジタルテレビ]]
[[ko:디지털 텔레비전]]
[[nl:Digitale televisie]]
[[pl:Telewizja cyfrowa]]
[[pt:Televisão digital]]
[[sv:Digital television]]
[[zh:数字电视]]

Revisi terkini sejak 24 Mei 2024 03.02

Ilustrasi televisi digital

Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital (berbentuk bit data seperti komputer) dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Merupakan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90-an dan diujicobakan pada tahun 2000, televisi digital berbeda dengan televisi analog yang telah hadir sebelumnya dalam banyak faktor, terutama sistem dan fiturnya. Kehadiran televisi digital dianggap merupakan perkembangan paling signifikan sejak kehadiran televisi berwarna di era 1950-an.[1]

Televisi digital modern umumnya dapat/sudah banyak yang ditransmisikan secara HDTV, sehingga memiliki resolusi yang lebih tinggi dibanding televisi analog, dan juga memiliki rasio layar lebar (16:9) dibanding televisi analog yang lebih sempit. Keunggulan lainnya dari televisi digital adalah frekuensi spektrum radio yang lebih efisien, karena dengan satu saluran analog, televisi digital bisa mentransmisikan lebih dari 5 saluran/kanal[2] dan memberikan fitur-fitur baru yang tidak ada di televisi analog sebelumnya. Banyak negara di dunia saat ini sedang melakukan transisi ke televisi digital, terhitung sejak 2000.

Standar-standar televisi digital yang umum di dunia, meliputi:

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Munculnya televisi digital tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan komputer yang murah dan berkinerja tinggi, terutama pada 1990-an.[7] Sebelum periode tersebut, televisi digital dianggap tidak efisien karena membutuhkan bandwidth yang terlalu banyak dalam video digital tidak terkompresi,[8][9] dengan membutuhkan sekitar 200 Mbit/dtk (25 MB/dtk) untuk SDTV[8] ataupun lebih dari 1 Gbit/dtk untuk HDTV.[9]

Pada pertengahan 1980-an, Toshiba merilis perangkat televisi dengan kemampuan digital, menggunakan sirkuit terpadu seperti mikroprosesor untuk mengubah sinyal siaran televisi analog menjadi sinyal digital, dengan fitur seperti pembekuan gambar dan dua saluran dalam satu layar. Kemudian, di tahun 1986, Sony dan NEC Home Electronics mengumumkan perangkat TV serupa buatan mereka sendiri dengan kemampuan video digital. Akan tetapi, produk-produk dari perusahaan Jepang tersebut masih harus menerima sinyalnya dari siaran analog, karena siaran digital belum tersedia saat itu.[10][11] Sementara itu, dari pemerintah Jepang sendiri bersama perusahaan Nippon Telegraph and Telephone (NTT), di tahun serupa juga mengusulkan siaran televisi digital bernama "Sistem Jaringan Terintegrasi". Namun, sebelum penerapan teknik kompresi video semacam MPEG pada 1990-an, televisi digital masih menjadi angan-angan semata.[8] Bisa dikatakan, saat itu pabrikan elektronik Jepang sudah dapat mengembangkan sistem HDTV dan format televisi analog MUSE yang diusulkan NHK sebagai sistem global. Terkhususnya bagi MUSE, hingga Juni 1990, sistem tersebut dianggap paling baik dibanding 23 sistem televisi yang dipertimbangkan.

Antara 1988 dan 1991, beberapa organisasi Eropa mulai mengembangkan standar koding video digital DCT untuk SDTV dan HDTV. Proyek EU 256 oleh CMTT dan ETSI, bersama dengan penelitian dari perusahaan penyiaran Italia RAI, mengembangkan video codec DCT yang menyiarkan SDTV pada 34 Mbit/dtk dan HDTV berkualitas tinggi pada sekitar 70–140 Mbit/dtk. RAI mendemonstrasikan teknologi ini pada Piala Dunia FIFA 1990 yang disiarkan pada Maret 1990.[9][12] Sementara itu, di Amerika Serikat, perusahaan General Instrument juga menunjukkan kelayakan sinyal televisi digital pada tahun 1990. Hal ini menyebabkan Federal Communications Commission (FCC) mempertimbangkan untuk menunda penentuan standar televisi analog sampai selesainya pengembangan standar televisi digital.

Ketika pada Maret 1990 televisi digital mulai dianggap potensial untuk dikembangkan, FCC membuat sejumlah keputusan penting. Pertama, FCC menyatakan bahwa standar TV digital baru tidak hanya sebatas sinyal analog yang ditingkatkan, akan tetapi juga mampu menyiarkan sinyal HDTV dengan dua kali resolusi televisi biasa. Kemudian, untuk memastikan penonton yang tidak ingin membeli televisi digital baru dapat terus menerima siaran televisi analog, ditentukan bahwa televisi analog harus dapat simulcast di saluran yang berbeda. Standar analog baru ini memperbolehkan adanya standar digital yang benar-benar baru, meskipun berbeda dengan standar NTSC analog yang ada, tetapi cukup memiliki banyak peningkatan.[7] Standar akhir yang diadopsi oleh FCC tidak memerlukan standar tunggal untuk format pemindaian, rasio aspek, atau garis resolusi. Keputusan standar akhir ini terwujud setelah perselisihan antara industri elektronik (ditambah sejumlah perusahaan penyiara) dan industri komputer (dibantu oleh industri film dan beberapa kelompok kepentingan publik) mengenai bagaimana standar proses pemindaian, apakah interlaced atau progresif. Standar Interlaced dianggap lebih baik oleh industri elektronik dan penyiaran, dan standar progresif sebaliknya.

Setelah standar yang ada muncul, beberapa penyiar digital mulai hadir. Perusahaan pertama yang menyiarkan televisi satelit digital adalah DirecTV di AS, pada 1994 dengan sistem Digital Satellite System (DSS).[13][14] TCI dan Time Warner kemudian juga mengujicoba siaran televisi kabel digital pada 1996 di AS.[15][16] Sedangkan televisi digital terestrial pertama, diluncurkan pada November 1998, bernama ONdigital di Britania Raya dan menggunakan standar DVB-T.[17]

Perbandingan siaran digital ISDB-T dan analog NTSC (atas-bawah)

Televisi digital mendukung banyak format gambar berbeda yang ditentukan oleh sistem siaran televisi yang merupakan kombinasi dari ukuran dan rasio aspek (rasio lebar terhadap tinggi). Di siaran televisi digital terestrial (DTT), terdapat dua jenis format: HDTV (televisi definisi tinggi) SDTV (televisi definisi standar. Format HDTV dapat berbentuk 1280 × 720 pixel (atau 720p) dan 1920 × 1080 pixel (atau 1080i), dengan aspek rasio 16:9. HDTV tidak dapat ditransmisikan melalui saluran televisi analog karena masalah kapasitas saluran.

SDTV, sebagai perbandingan, dapat menggunakan salah satu dari beberapa format berbeda dalam bentuk berbagai rasio aspek tergantung pada teknologi yang digunakan. NTSC dapat memberikan resolusi 640 × 480 4:3 dan 854 × 480 16:9, sedangkan PAL dapat menghasilkan 768 × 576 4:3 dan 1024 × 576 16:9. Namun, penyiar dapat memilih untuk mengurangi resolusi ini untuk mengurangi kecepatan bit (misalnya banyak saluran DVB-T di Inggris Raya menggunakan resolusi horizontal 544 atau 704 pixel).[18]

Stasiun televisi dapat memilih untuk menggunakan SDTV maupun HDTV, karena siaran digital dalam MUX dapat dibagi menjadi beberapa digital subchannel (mirip dengan Radio HD bagi radio FM). Teknologi ini mampu menyediakan banyak feed berbeda dari program televisi di saluran yang sama. Kemampuan untuk menyediakan satu feed HDTV atau beberapa feed dengan resolusi lebih rendah ini sering disebut sebagai multicasting, yang mungkin bisa diatur secara otomatis dengan multiplekser statistik (atau "stat-mux"). Resolusi gambar mungkin dibatasi oleh bandwidth; misalnya di DVB-T, penyiar dapat memilih beberapa skema modulasi yang berbeda, sehingga dapat mengurangi transmisi bit rate agar penerimaan lebih mudah untuk pemirsa yang lebih jauh dari transmisi atau menggunakan perangkat seluler.

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa cara untuk menerima televisi digital. Metode paling umum adalah menerima siaran yang dipancarkan lewat stasiun transmisi secara umum, mengguunakan antena biasa. Metode ini dikenal sebagai televisi terestrial digital (DTT), dengan cakupan yang terbatas menurut jangkauan transmisi. Selain itu, saat ini siaran digital juga bisa ditangkap lewat televisi kabel (di Indonesia umumnya DVB-C) dan televisi satelit (di Indonesia umumnya DVB-S2). Di beberapa negara, dengan transmisi TV microwave, dapat menggunakan sistem MMDS; selain itu, juga ada sistem digital multimedia broadcasting (DMB) dan DVB-H yang membuat penonton bisa menerima siaran televisi digital lewat perangkat mobile seperti telepon genggam. Ada juga penerimaan lewat IPTV, maupun televisi internet secara streaming atau P2P. Beberapa sinyal digital (khususnya yang non-terestrial) diberikan enkripsi dan/ataupun diberi restriksi seperti tidak boleh direkam, ditambah dengan kewajiban hukum untuk mematuhinya, terutama terkait hak cipta. Untuk menerima siaran terenskripsi (umumnya disebut "acak") ini, pelanggan diberikan kartu pintar (smart card) khusus, seperti DVB-CI untuk Eropa dan Point Of Deployment (POD) untuk IS atau diberi nama berbeda CableCard.

Khusus ISDB, terdapat sistem bernama 1seg. Setiap saluran dibagi lagi menjadi 13 segmen. 12 segmen dialokasikan untuk HDTV dan segmen sisanya, yang ke-13, digunakan untuk penerima pita sempit seperti televisi bergerak atau ponsel.

Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat penerima televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut rangkaian konverter (Set Top Box). Sinyal siaran digital diubah oleh rangkaian konverter menjadi sinyal analog, dengan demikian pengguna pesawat penerima televisi analog tetap bisa menikmati siaran televisi digital. Dengan cara ini secara perlahan-lahan akan beralih ke teknologi siaran TV digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.

Interaksi

[sunting | sunting sumber]

Orang dapat berinteraksi dengan sistem DTV dengan berbagai cara, seperti lewat panduan jadwal acara (Electronic Program guide, EPG). Ada juga sistem televisi digital yang dapat memberikan umpan balik dari penyiar ke penerima, biasanya bagi pengguna televisi kabel, modem atau IPTV.

Beberapa dari sistem televisi digital mendukung video on demand menggunakan saluran komunikasi lokal, dengan cakupan yang terbatas.

Parameter perlindungan penyiaran televisi digital

[sunting | sunting sumber]

Sinyal televisi digital tidak boleh bersinggungan satu sama lain, dan juga harus mengudara dengan televisi analog sampai analog dihentikan. Tabel berikut memberikan rasio signal-to-noise dan signal-to-interference yang diperbolehkan untuk berbagai skenario interferensi. Tabel ini merupakan alat penting sebagai regulasi pengaturan penempatan dan daya pancar stasiun transmisi. TV digital lebih toleran terhadap interferensi daripada TV analog, dan inilah alasan kanal yang lebih sedikit bisa memasukkan semua stasiun televisi digital.

Parameter sistem
(rasio perlindungan)
Kanada [13] AS [5] EBU [9, 12]
ITU-mode M3
Jepang & Brasil [36, 37][19]
C/N untuk Saluran AWGN +19.5 dB
(16.5 dB[20])
+15.19 dB +19.3 dB +19.2 dB
DTV satu saluran ke TV analog +33.8 dB +34.44 dB +34 ~ 37 dB +38 dB
TV analog satu saluran ke DTV +7.2 dB +1.81 dB +4 dB +4 dB
DTV satu saluran ke DTV +19.5 dB
(16.5 dB[20])
+15.27 dB +19 dB +19 dB
DTV Saluran Sebelah Lebih Rendah ke TV analog −16 dB −17.43 dB −5 ~ −11 dB[21] −6 dB
DTV Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke TV analog −12 dB −11.95 dB −1 ~ −10[21] −5 dB
TV analog Saluran Sebelah Lebih Rendah ke DTV −48 dB −47.33 dB −34 ~ −37 dB[21] −35 dB
TV analog Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke DTV −49 dB −48.71 dB −38 ~ −36 dB[21] −37 dB
DTV Saluran Sebelah Lebih Rendah ke DTV −27 dB −28 dB −30 dB −28 dB
DTV Saluran Sebelah Lebih Tinggi ke DTV −27 dB −26 dB −30 dB −29 dB

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kruger, Lennard G. (2002). Digital Television: An Overview. New York: Nova Publishers. ISBN 1-59033-502-3. 
  2. ^ "HDTV Set Top Boxes and Digital TV Broadcast Information". Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 May 2016. Diakses tanggal 28 June 2014. 
  3. ^ Ong, C. Y., Song, J., Pan, C., & Li, Y.(2010, May). Technology and Standards of Digital Television Terrestrial Multimedia Broadcasting [Topics in Wireless Communications], IEEE Communications Magazine, 48(5),119-127
  4. ^ "Korea's Terrestrial DMB: Germany to begin broadcast this May". ZDNet Korea. 2006-04-06. Diakses tanggal 2010-06-17. 
  5. ^ "picturephoning.com: DMB". Textually.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-09. Diakses tanggal 2010-06-17. 
  6. ^ "South Korea : Social Media 답변 내용 : 악어새 - 리포트월드". Reportworld.co.kr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-17. Diakses tanggal 2010-06-17. 
  7. ^ a b "The Origins and Future Prospects of Digital Television". Benton Foundation. 2008-12-23. 
  8. ^ a b c Lea, William (1994). Video on demand: Research Paper 94/68. 9 May 1994: House of Commons Library. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  9. ^ a b c Barbero, M.; Hofmann, H.; Wells, N. D. (14 November 1991). "DCT source coding and current implementations for HDTV". EBU Technical Review. European Broadcasting Union (251): 22–33. Diakses tanggal 4 November 2019. 
  10. ^ Meigs, James B. (June 1986). "Home Video: Get set for digital". Popular Mechanics. Vol. 163 no. 6. Hearst Magazines. hlm. 52. ISSN 0032-4558. 
  11. ^ Bateman, Selby (April 1986). "New Technologies: The Converging Digital Universe". Compute!. No. 71. hlm. 21–29 (26–8). 
  12. ^ Barbero, M.; Stroppiana, M. (October 1992). "Data compression for HDTV transmission and distribution". IEE Colloquium on Applications of Video Compression in Broadcasting: 10/1–10/5. 
  13. ^ "History of U.S. Satellite Broadcasting Company, Inc. – FundingUniverse". www.fundinguniverse.com. Diakses tanggal 9 August 2018. 
  14. ^ "Business Insider: Digital satellite TV has Indy roots". Diakses tanggal 9 August 2018. 
  15. ^ "NextLevel signs cable deal - Dec. 17, 1997". money.cnn.com. Diakses tanggal 9 August 2018. 
  16. ^ "TCI faces big challenges - Aug. 15, 1996". money.cnn.com. Diakses tanggal 9 August 2018. 
  17. ^ "CANAL+ TECHNOLOGIES and the world's first digital terrestrial television service in the United Kingdom". Diakses tanggal 9 August 2018. 
  18. ^ Latest snapshots - Freeview/DTT bitrates Diarsipkan 2007-11-22 di Wayback Machine. (Mendip transmitter, UK)
  19. ^ ISDB-T (6 MHz, 64QAM, R=2/3), TV Analog (M/NTSC).
  20. ^ a b Parameter Kanada, C/(N+I) antarmuka saluran bersama DTV dan derau diwajibkan 16.5 dB.
  21. ^ a b c d Tergantung sistem TV analog.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]