Lompat ke isi

Matrilinealitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hendry allen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Jevdygg (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
 
(64 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Matrilinealitas''' (atau kerap diperpendek menjadi '''matrilineal''') adalah suatu adat masyarakat yang mengatur [[alur keturunan]] berasal dari pihak [[ibu]].<ref>{{Cite news|last=Wulan|date=2016-03-10|title=6 Adat Matrilineal yang Masih Berlaku Sampai Saat Ini|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2455554/6-adat-matrilineal-yang-masih-berlaku-sampai-saat-ini|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-11-05|first=Annissa|editor-last=Apriyono|editor-first=Ahmad}}</ref> Kata ini sering kali disamakan dengan ''matriarkhat'' atau [[matriarki]], meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata [[Bahasa Latin]], yaitu ''mater'' yang berarti ibu, dan ''linea'' yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Sementara itu ''matriarkhat'' berasal dari dua kata [[Bahasa Yunani]], yaitu ''mater'' yang berarti ibu, dan ''archein'' yang berarti memerintah. Jadi, matriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak [[perempuan]].
Matrilineal atau [[matriakat]] adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak [[ibu]].Penganut adat matrilineal adalah suku [[Indian]] [[Apache]] penduduk asli [[Amerika Serikat]] dan beberapa suku minor di [[kepulauan]] [[Asia]] [[Pasifik]].di [[Indonesia]] penganut adat matriakat adalah suku [[Minangkabau]], [[Sumatra Barat]].


Dalam adat matrilineal, anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garis keturunan perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat dan meresap diantara para warganya yang seketurunan menurut garis ibu yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi yang lebih besar daripada [[Patrilineal|garis keturunan bapak]].<ref> {{cite book|title= Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi|authors= Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari|publisher= Aura Publisher|isbn= 978-623-211-107-3|pages= 98|url= http://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295-1?inline=1}} </ref>
Lawan dari matrilineal adalah [[patrilineal]] atau [[patriakat]], yaitu suatu [[adat]] [[masyarakat]] yang menyatakan [[alur]] keturunan berasal dari pihak [[ayah]].Penganut adat patrilineal di Indonesia sebagai contoh adalah suku [[Jawa]] dan suku [[Batak]].


Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat [[dunia]] dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaan nya.
Lawan dari matrilineal adalah [[patrilineal]] yaitu suatu [[adat]] [[masyarakat]] yang menyatakan alur keturunan berasal dari pihak [[ayah]]. Penganut adat patrilineal di Indonesia sebagai contohnya adalah [[Suku Batak]], [[Suku Rejang]], [[Suku Minahasa]], [[Suku Sangir]] dan [[Suku Gayo]]. Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat [[dunia]] dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaannya.

== Suku penganut adat matrilineal ==
Terdapat beberapa [[suku]] yang memegang teguh adat matrilineal. Beberapa suku tersebut yaitu:<ref> {{cite web|title= Masyarakat Matrilineal di Dunia|author= Marjory Linardy|accessdate= 19 November 2020|url= https://www.dw.com/id/masyarakat-matrilineal-di-dunia/g-17995359}} </ref>

=== [[Suku Minangkabau]] ===
Masyarakat Minangkabau yang lebih dari enam juta orang adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia. Perempuan adalah pewaris harta pusaka keluarga. Dalam keluarga tradisional Minangkabau, garis keturunan dirujuk pada ibu dan klan/marga diwariskan dari ibu, dan ayah dianggap tamu dalam keluarga. Kekuasaan sangat dipengaruhi penguasaan aset ekonomi tapi pria dari pihak perempuan memiliki kontrol kekuasaan pada komunitasnya.

=== [[Suku Garo]] ===
Masyarakat Garo tinggal di negara bagian Meghalaya, di timur laut [[India]]. Masyarakat Garo menggunakan campuran bahasa [[Tibet]] dan [[Burma]]. Jika seorang pria menikah, ia ikut tinggal bersama istri atau ibu istrinya. Jika seorang perempuan kehilangan suami dan tidak bisa mengolah sendiri lahannya, ia berhak mendapat suami baru dari keluarga suaminya yang meninggal dunia.

=== [[Suku Mosuo]] ===
Masyarakat Mosuo tinggal di barat daya [[Cina]]. Mereka tinggal bersama sebagai "keluarga besar," dan dipimpin perempuan yang disebut "Ah Mi". Pria mengurus ternak, terutama penyembelihan. Dalam masyarakat Mosuo tidak ada pernikahan. Seorang perempuan hanya perlu datang ke pria yang diinginkannya. Anak yang lahir dari hubungan mereka diasuh perempuan, dan kerap tidak diketahui ayahnya yang mana.

=== [[Suku Hopi]] ===
Jika pria dari [[suku Indian]] Hopi menikah, anaknya jadi anggota [[klan]] istrinya. Tetapi nama anak dipilih perempuan dari klan ayah, pada pesta saat ia berusia 20 hari. Jadi jika banyak yang memberi nama, seorang anak bisa punya banyak nama. Namun orang tuanya yang memutuskan nama mana yang dipakai. Menurut tradisi, masyarakat Indian di Amerika Serikat ini juga matrilokal. Tapi itu tidak banyak lagi dipraktekkan.

=== [[Suku Navajo]] ===
Di samping matrilinial, masyarakat [[suku Indian]] Navajo di [[Amerika Serikat]] juga [[matrilokal]]. Jadi jika seorang pria menikah, ia menjadi anggota klan istrinya, dan tinggal di pemukiman klan istrinya. Anggota sebuah klan tidak boleh menikah dengan anggota klan sama. Dasar struktur masyarakat Navajo adalah keluarga besar, di mana setiap anggota punya kewajiban yang sudah ditetapkan.

=== [[Suku Iroquois]] ===
Kepala keluarga masyarakat Indian Iroquois di Amerika Serikat selalu perempuan, dan anak-anak termasuk klan ibu. Rumah besar milik keluarga, tanah dan hasil panen adalah milik perempuan. Setelah pernikahan, pria tinggal di rumah besar milik istri, yang juga dihuni beberapa keluarga lain. Hak waris ditujukan bagi anak perempuan atau kerabat perempuan terdekat. Yang jadi pemimpin di rumah besar juga perempuan.

=== [[Suku Ovambo]] ===
Anggota keluarga pemimpin masyarakat Ovambo disebut "aakwanekamba." Hanya mereka yang anggota [[keluarga]] ini karena hubungan darah, yang bisa jadi kepala keluarga besar. Karena masyarakat Ovambo menganut sistem matrilineal, relasi mengacu kepada ibu. Putra dalam keluarga pemimpin masyarakat Ovambo tidak punya hak apapun. Mereka adalah anggota keluarga biasa, seperti yang lainnya.

=== [[Suku Akan]] ===
Masyarakat Akan terutama tinggal di [[Ghana]]. Klan dalam masyarakat ini dipimpin pria. Posisi pimpinan diteruskan turun-temurun. Tetapi penerusnya berasal dari keluarga ibu sang pemimpin, atau keluarga saudara perempuannya. Dalam masyarakat Akan, pria kerap tidak hanya harus menyokong hidup keluarga, melainkan juga keluarga istrinya.

== Lihat pula ==
* [[Patrilineal]]
* [[Multilineal]]
* [[Ambilinealitas]]

== Referensi ==
{{reflist}}

[[Kategori:Adat]]
[[Kategori:Sistem kekerabatan]]
[[Kategori:Hubungan kekerabatan]]
[[Kategori:Sosiologi]]

Revisi terkini sejak 23 Agustus 2024 03.37

Matrilinealitas (atau kerap diperpendek menjadi matrilineal) adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.[1] Kata ini sering kali disamakan dengan matriarkhat atau matriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata Bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata Bahasa Yunani, yaitu mater yang berarti ibu, dan archein yang berarti memerintah. Jadi, matriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak perempuan.

Dalam adat matrilineal, anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garis keturunan perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat dan meresap diantara para warganya yang seketurunan menurut garis ibu yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak.[2]

Lawan dari matrilineal adalah patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di Indonesia sebagai contohnya adalah Suku Batak, Suku Rejang, Suku Minahasa, Suku Sangir dan Suku Gayo. Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaannya.

Suku penganut adat matrilineal

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa suku yang memegang teguh adat matrilineal. Beberapa suku tersebut yaitu:[3]

Masyarakat Minangkabau yang lebih dari enam juta orang adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia. Perempuan adalah pewaris harta pusaka keluarga. Dalam keluarga tradisional Minangkabau, garis keturunan dirujuk pada ibu dan klan/marga diwariskan dari ibu, dan ayah dianggap tamu dalam keluarga. Kekuasaan sangat dipengaruhi penguasaan aset ekonomi tapi pria dari pihak perempuan memiliki kontrol kekuasaan pada komunitasnya.

Masyarakat Garo tinggal di negara bagian Meghalaya, di timur laut India. Masyarakat Garo menggunakan campuran bahasa Tibet dan Burma. Jika seorang pria menikah, ia ikut tinggal bersama istri atau ibu istrinya. Jika seorang perempuan kehilangan suami dan tidak bisa mengolah sendiri lahannya, ia berhak mendapat suami baru dari keluarga suaminya yang meninggal dunia.

Masyarakat Mosuo tinggal di barat daya Cina. Mereka tinggal bersama sebagai "keluarga besar," dan dipimpin perempuan yang disebut "Ah Mi". Pria mengurus ternak, terutama penyembelihan. Dalam masyarakat Mosuo tidak ada pernikahan. Seorang perempuan hanya perlu datang ke pria yang diinginkannya. Anak yang lahir dari hubungan mereka diasuh perempuan, dan kerap tidak diketahui ayahnya yang mana.

Jika pria dari suku Indian Hopi menikah, anaknya jadi anggota klan istrinya. Tetapi nama anak dipilih perempuan dari klan ayah, pada pesta saat ia berusia 20 hari. Jadi jika banyak yang memberi nama, seorang anak bisa punya banyak nama. Namun orang tuanya yang memutuskan nama mana yang dipakai. Menurut tradisi, masyarakat Indian di Amerika Serikat ini juga matrilokal. Tapi itu tidak banyak lagi dipraktekkan.

Di samping matrilinial, masyarakat suku Indian Navajo di Amerika Serikat juga matrilokal. Jadi jika seorang pria menikah, ia menjadi anggota klan istrinya, dan tinggal di pemukiman klan istrinya. Anggota sebuah klan tidak boleh menikah dengan anggota klan sama. Dasar struktur masyarakat Navajo adalah keluarga besar, di mana setiap anggota punya kewajiban yang sudah ditetapkan.

Kepala keluarga masyarakat Indian Iroquois di Amerika Serikat selalu perempuan, dan anak-anak termasuk klan ibu. Rumah besar milik keluarga, tanah dan hasil panen adalah milik perempuan. Setelah pernikahan, pria tinggal di rumah besar milik istri, yang juga dihuni beberapa keluarga lain. Hak waris ditujukan bagi anak perempuan atau kerabat perempuan terdekat. Yang jadi pemimpin di rumah besar juga perempuan.

Anggota keluarga pemimpin masyarakat Ovambo disebut "aakwanekamba." Hanya mereka yang anggota keluarga ini karena hubungan darah, yang bisa jadi kepala keluarga besar. Karena masyarakat Ovambo menganut sistem matrilineal, relasi mengacu kepada ibu. Putra dalam keluarga pemimpin masyarakat Ovambo tidak punya hak apapun. Mereka adalah anggota keluarga biasa, seperti yang lainnya.

Masyarakat Akan terutama tinggal di Ghana. Klan dalam masyarakat ini dipimpin pria. Posisi pimpinan diteruskan turun-temurun. Tetapi penerusnya berasal dari keluarga ibu sang pemimpin, atau keluarga saudara perempuannya. Dalam masyarakat Akan, pria kerap tidak hanya harus menyokong hidup keluarga, melainkan juga keluarga istrinya.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Wulan, Annissa (2016-03-10). Apriyono, Ahmad, ed. "6 Adat Matrilineal yang Masih Berlaku Sampai Saat Ini". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  2. ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari. Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 98. ISBN 978-623-211-107-3. 
  3. ^ Marjory Linardy. "Masyarakat Matrilineal di Dunia". Diakses tanggal 19 November 2020.