Ululazmi: Perbedaan antara revisi
→isa: Isa |
|||
(32 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Islam}} |
{{Nabi Islam}} |
||
''' |
'''Ululazmi''' ({{lang-ar|أولوالعزم|Ulu al-'Azmi}}) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan [[rasul]] pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. |
||
Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar |
Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni [[Nabi Nuh|Nuh]], [[Ibrahim]], [[Nabi Musa|Musa]], [[Isa]], dan [[Muhammad]]. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam [[Surah Al-Ahqaf]] ayat ke-35 dan [[Surah Asy-Syura|Asy-Syura]] ayat ke-13. |
||
== Ayat == |
|||
{{quote|"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."|{{cite quran|33|7|style=inline}}}} |
|||
== Sifat |
== Sifat Ululazmi == |
||
Kelima rasul yang mendapat gelar |
Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu. |
||
Ciri-ciri |
Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut: |
||
* Memiliki seruan dakwah universal untuk umat [[manusia]] maupun umat [[jin]].<ref>Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.</ref> |
* Memiliki seruan dakwah universal untuk umat [[manusia]] maupun umat [[jin]].<ref>Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.</ref> |
||
* Menyampaikan syariat dan agama Allah.<ref>Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.</ref> |
* Menyampaikan syariat dan agama Allah.<ref>Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.</ref> |
||
Baris 12: | Baris 15: | ||
* Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah<ref>Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13</ref> |
* Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah<ref>Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13</ref> |
||
== |
== Daftar == |
||
=== Nuh === |
|||
'''<big>Nuh</big>''' |
|||
[[Berkas:Nuh (Noah)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Nuh '''alaihis-salam'']] |
|||
{{artikel|Nuh}} |
|||
Nama Nuh ({{lang-ar|نوح|Nūḥ}}) disebutkan 43 kali dalam [[Al-Qur'an]]. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat<ref>Ali 'Imran (03): 32</ref> dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.<ref>Al-Isra' (17): 3</ref> Sebuah riwayat [[hadits]] menerangkan bahwa Nuh adalah [[rasul]] pertama.<ref>HR. Al-Bukhari (4712)</ref> |
|||
Kegigihan [[Nabi Nuh|Nuh]] sewaktu mendakwahkan berbagai risalah Allah, meskipun dirinya harus menghadapi berbagai penentangan dari kaumnya, merupakan bukti bahwa Nuh termasuk golongan nabi yang sangat tabah serta bertekun dalam tugas kenabian.<ref>Surah Nuh: 1-20</ref> Selama bertahun-tahun, Nuh mendakwahi keluarga, kerabat hingga kaumnya yang merupakan sebagian besar umat manusia pada masa itu, supaya mereka meninggalkan kemusyrikan juga agar mereka hanya menyembah Allah.<ref>Surah Al-Ankabut: 14</ref> Walau demikian, seorang anak dan istri nabi Nuh menentang dakwah sang nabi.<ref>Surah Hud: 42-47, At-Tahrim: 10</ref> Sementara kaum Nuh, yakni salah satu generasi manusia paling keji yang pernah hidup di muka bumi, menimbulkan sikap zalim terhadap sang nabi,<ref>Surah An-Najm: 52</ref> bahkan kaum itu mewariskan tradisi keji secara turun-temurun. Ketika mendapati dakwahnya telah mutlak diingkari, Nuh mengadu kepada Allah supaya seluruh kaum itu dihukum setimpal akibat kaum itu lebih menghendaki ajaran mereka sendiri dibanding risalah Allah.<ref>Surah Al-Qamar: 9 – 17, Nuh: 21-25</ref> Nuh memohonkan pengampunan kepada Allah untuk dirinya beserta orang tuanya maupun orang-orang yang beriman, juga Nuh memohon agar tiada satu orang kafir pun yang diluputkan hidup di muka bumi.<ref>Surah Nuh: 26-28</ref> Kemudian Allah mengabulkan pengaduan Nuh, sewaktu Azab banjir bah melenyapkan segala makhluk di muka bumi, selain para penghuni bahtera Nuh. |
|||
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.<ref>Hud (11): 26</ref> Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,<ref>Nuh (71): 5</ref> baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.<ref>Nuh (71): 8-9</ref> Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,<ref>Al-A'raf (7): 60</ref> pendusta,<ref>Hud (11): 27</ref> dan gila.<ref>Nuh (23): 25</ref> Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.<ref>Nuh (71): 27</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=106}} |
|||
Setelah Allah menyelamatkan seisi bahtera terhadap banjir bah, Nuh beserta para penghuni bahtera mengikat [[Tujuh Hukum Nuh|perjanjian]] kepada Allah. Segala makhluk yang telah menghuni bahtera Nuh merupakan para leluhur segala makhluk yang masih ada di muka bumi; demikian halnya orang-orang yang telah berada di bahtera Nuh menjadi para leluhur umat manusia pada saat ini.<ref>Surah As-Saffat: 75-77, Yunus: 73</ref> |
|||
Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.<ref>Asy-Syu'ara (26): 117-118</ref> Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.<ref>Hud (11): 37</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=107-109}} Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.<ref name="Hud 11: 40">Hud (11): 40</ref> |
|||
Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.<ref name="Hud 11: 40"/> Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=127}} Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.<ref>Hud (11): 42-43</ref> |
|||
=== Ibrahim === |
=== Ibrahim === |
||
[[Berkas:Ibrahim (Abraham)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Ibrahim '''alaihis-salam'']] |
|||
Semasa bayi, [[Ibrahim]] diasingkan ke sebuah [[gua]] sewaktu menghindari perintah keji [[Namrudz]] tentang pembunuhan bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah beranjak dewasa, Ibrahim bertekun mendakwahkan risalah Allah berupa pengenalan tentang Tuhan yang sesungguhnya, Ibrahim juga giat menentang sikap kemusyrikan maupun [[Paganisme|penyembahan berhala]] yang dilakukan kaumnya. Ibrahim berani menghancurkan tipu daya Namrudz beserta kaum penyembah [[berhala]] di [[Babilonia]]. bahkan harus dihadapkan dengan ujian berat, yakni dilempar ke perapian secara hidup-hidup, walau demikian Allah menganugerahkan keselamatan untuk Ibrahim yang memiliki Iman yang tak tergoyahkan kepada Allah.<ref>Surah Al-Anbiya: 69, Al-Ankabut: 24</ref> Kemudian Ibrahim beserta para pengikutnya berhijrah untuk Allah. Setelah bertahun-tahun usia pernikahannya dengan [[Sarah]], Ibrahim belum dikaruniai anak hingga Sarah meminta sang nabi menikahi [[Hajar]]; lalu Hajar melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama [[Ismail]]. Allah mengadakan tanda perjanjian dengan Ibrahim berupa hukum [[sunat]], serta terdapat janji bahwa Sarah akan melahirkan [[Ishaq]] yakni pewaris Ibrahim. Setelah itu, Ibrahim harus menerima ujian ketika mengasingkan Hajar beserta putranya itu. Oleh sebab kesabaran dan kepatuhannya, ujian ini berhasil dilalui secara baik. Meski demikian, masih terdapat sebuah ujian berat yang dihadapi Ibrahim, yakni mempersembahkan putranya untuk perintah Allah; Ibrahim melaksanakan perintah ini walau akhirnya Allah menyediakan kurban sembelihan pengganti.<ref>Surah As-Saffat: 102-107</ref> Sewaktu Ibrahim telah membuktikan keimanannya serta kesetiaannya kepada Allah, dengan melaksanakan apapun yang Allah perintahkan, maka Allah memilih Ibrahim sebagai sosok kepercayaan di muka bumi, serta Allah memberkahi Ibrahim berupa anugerah berlimpah di dunia beserta karunia di Akhirat.<ref>Surah An-Nahl: 120-123, Al-Baqarah: 130</ref> |
|||
{{artikel|Ibrahim}} |
|||
Nama Ibrahim ({{lang-ar|إبراهيم|Ibrāhīm}}) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan ''khalilullah'' (خلیل اللہ; kesayangan Allah) <ref>An-Nisa' (04): 125</ref> dan leluhur umat Muslim.<ref name="Al-Hajj 22: 78">Al-Hajj (22): 78</ref> Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,<ref>Al-Baqarah (02): 124</ref> keluarganya dilebihkan atas segala umat,<ref>Ali 'Imran (03): 33</ref> dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.<ref>An-Nisa' (04): 54</ref> Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.<ref>Al-An'am (06): 161</ref> Ibrahim juga disebut sebagai teladan<ref>An-Nahl (16): 120</ref><ref>Al-Mumtahanah (60): 4-6</ref> dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.<ref name="Al-Hajj 22: 78"/><ref>Al-Baqarah (02): 135</ref><ref>Ali 'Imran (03): 95</ref><ref>An-Nahl (16): 123</ref> Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri<ref>Al-Baqarah (02): 130</ref> dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.<ref>Ali 'Imran (03): 68</ref> Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam [[shalawat]].<ref>HR. Al-Bukhari (3370)</ref><ref>HR. Muslim (406)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=266}} |
|||
Ibrahim bersama Ismail dikenal sebagai dua orang yang mendirikan [[Baitullah]] di sebuah wilayah yang telah Allah sediakan sebagai tempat berkumpul umat manusia di muka bumi.<ref>Surah Al-Baqarah: 125</ref><ref>Surah Al-Baqarah: 127</ref> Selama pembangunan Baitullah, Ibrahim berdoa kepada Allah supaya kaum keturunannya memperoleh [[Al-Kitab]] dan [[Hikmah]] sehingga kaum keturunannya dihindarkan dari sikap [[syirik|kemusyrikan]] maupun penyembahan berhala.<ref>Surah Al-Baqarah: 127-129, Ibrahim: 35-36, Hajj: 78</ref> Hal ini menyebabkan Allah terpikat terhadap sosok Ibrahim, kemudian Allah mengadakan perjanjian untuk memberkahi kaum keturunan Ibrahim apabila mereka mewarisi sosok Ibrahim dalam hal keimanan dan kesetiaan terhadap segala perintah Allah. Setelah itu, Ibrahim menerima perjanjian dari Allah, yang berlaku untuk kaum keturunan Ibrahim supaya dijadikan sebagai umat pilihan milik Allah serta diberkahi; yakni dengan syarat setia melaksanakan segala perintah Allah beserta segala Hukum Allah. Akan tetapi, perjanjian ini tidak berlaku untuk orang-orang yang zalim.<ref>Surah Al-Baqarah: 124</ref> |
|||
Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.<ref>Al-Ankabut (29): 16-17</ref> Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.<ref>Al-Anbiya' (21): 58</ref><ref>Ash-Shaffat (37): 88-93</ref> Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.<ref>Al-Anbiya' (21): 68</ref> Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.<ref>Al-Anbiya' (21): 69</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=203}} |
|||
Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah [[Isma'il]] dan [[Ishaq]].<ref>Ibrahim (14): 39</ref> Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.<ref>Ash-Shaffat (37): 101-107</ref> Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi [[Ka'bah]].<ref>Al-Baqarah (02): 127</ref> |
|||
Ibrahim dikenal sebagai [[Abraham]] dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut ''Avraham Avinu'' (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis [[bangsa Yahudi]] dan ayah dari [[agama Yahudi]], juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.{{sfn|Levenson|2012|p=3}} |
|||
=== Musa === |
=== Musa === |
||
[[Berkas:Musa_(Moses)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Musa '''alaihis-salam'']] |
|||
[[Nabi Musa|Musa]] merupakan seorang nabi yang memiliki garis keturunan kepada Ibrahim. Musa dibesarkan di lingkungan istana Mesir walau ia harus melarikan diri dari istana lantaran perkara kematian seorang Mesir.<ref>Surah Qashash: 15-17</ref> Setelah berlindung di negeri Madyan, Allah mengutus Musa supaya kembali ke Mesir untuk menyelamatkan [[Bani Israil|Bani Israel]] menghadapi penindasan kaum Fir'aun. [[Harun]] turut mengiringi Musa selama menyiarkan risalah Allah kepada kaum [[Firaun]]. Dengan pertolongan Allah, Musa dan Harun menghadirkan banyak mu'jizat serta Azab dari Allah yang pedih untuk melawan kekafiran kaum Firaun, sampai ketika Allah memerintahkan Musa supaya menuntun kaum pengikutnya menyeberangi Laut Merah, yang kemudian menenggelamkan Firaun beserta bala tentara bangsa Mesir. Selain itu, Musa dikenal memiliki kesabaran besar selama memimpin kaumnya meninggalkan Mesir. Ketika Musa sedang bermunajat di Gunung Sinai; [[Samiri]] menyeleweng dengan mengajak Bani Israel kepada penyembahan patung anak sapi emas.<ref>Surah Ta Ha: 95-97</ref> [[Harun]], yang telah diberi amanat mengganti peran Musa, tidak sanggup menghalangi niat mereka, bahkan Harun diancam hendak dibunuh.<ref>Surah Ta Ha: 94</ref> Tatkala menyadari dosa besar telah diperbuat di tengah-tengah kaumnya, Musa bersama tujuh puluh orang terpilih memohonkan pengampunan kepada Allah supaya Azab Kemurkaan tidak ditimpakan kepada seluruh Bani Israel, kemudian Allah mengabulkan permohonan ini sehingga kaum Musa tidak dipunahkan.<ref>Surah Al-A'raf: 155-156</ref> |
|||
{{artikel|Musa}} |
|||
Nama Musa ({{lang-ar|موسى|Mūsā}}) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan ''kalīmullāh'' ({{lang-ar|كليم الله}}) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."<ref>{{cite web|title=Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa|url=https://www.al-islam.org/kamaaluddin-wa-tamaamun-nima-vol-1-shaykh-saduq/chapter-7-account-death-prophet-musa-occultation|publisher=Al-Islam|accessdate=2019-09-22}}</ref><ref>{{cite book|title=Daily Life In The Medieval Islamic World|author=James E. Lindsay|page=[https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind/page/178 178]|year=2005|url=https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind|url-access=registration|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=9780313322709}}</ref> Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,<ref>Al-Baqarah (2): 92</ref><ref>Al-A'raf (7): 103</ref> diberi petunjuk oleh Allah,<ref>Al-An'am (6): 84</ref> dilebihkan atas manusia yang lain,<ref>Al-A'raf (7): 144</ref> dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.<ref>Al-Ahzab (33): 69</ref> Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, [[Harun]].<ref>Thaha (20): 9-36</ref><ref>Al-Qashash (28): 29-35</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=447-455}} |
|||
Musa merupakan satu-satunya manusia yang diberi keistimewaan untuk berbicara secara langsung kepada Allah,<ref>Surah Al-A'raf: 144, Asy-Syura: 51, An-Nisa: 164</ref> juga Musa menerima perjanjian beserta ajaran Allah berupa [[Taurat]], yakni sebuah kitab berisi berbagai perintah Allah maupun Hukum Allah.<ref>Surah Al-Maidah: 43</ref> Kitab Taurat diperuntukkan kepada orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Maidah: 43-45</ref> Sementara itu, terdapat pula [[Kitab Musa]] yang disebut sebagai salah satu kitab terbaik untuk umat manusia.<ref>Surah Hud: 17, Al-Ahqaf: 12</ref> |
|||
Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan [[Bani Israil]] dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.<ref>Al-A'raf (7): 111-126</ref><ref>Yunus (10): 79-82</ref><ref>Thaha (20): 61-73</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 35-51</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=465-477}} Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.<ref>Al-A'raf (7): 136</ref><ref>Yunus (10): 90-92</ref><ref>Thaha (20): 77-79</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 52-68</ref><ref>Al-Qashash (28): 40</ref> |
|||
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.<ref>Al-A'raf (7): 148-154</ref><ref>Thaha (20): 83-98</ref> Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.<ref>Al-Ma'idah (5): 21-26</ref> Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.<ref>Al-Ma'idah (5): 44</ref> |
|||
Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.<ref>Ginzberg, Louis (1909). ''[http://www.swartzentrover.com/cotor/e-books/misc/Legends/Legends%20of%20the%20Jews.pdf The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>{{cite web|url= http://www.jewfaq.org/moshe.htm |title= Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam |publisher= Jew FAQ |accessdate= 2010-03-02}}</ref> |
|||
=== Isa === |
=== Isa === |
||
[[Berkas:Isa (Jesus)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi 'Isa '''alaihis-salam'']] |
|||
[[Isa]] merupakan satu-satunya manusia selain [[Adam]] yang dilahirkan tanpa perantaraan ayah,<ref>Surah Al-Imran: 59</ref> ia dilahirkan oleh Maryam sehingga ia dikenal sebagai Isa Ibnu Maryam (Isa putra Maryam). Allah mengaruniai kenabian Isa melalui pemberian Ruhul Qudus.<ref>Surah Al-Baqarah: 87, Al-Baqarah: 253, Al-Maidah: 110</ref> Isa memiliki ketabahan dan keteguhan besar selama mendakwahkan risalah Allah; terutama ketika Isa bersabar menghadapi tuduhan sebagai penista kaum Yahudi, pengkhianatan muridnya, bahkan hendak dibunuh.<ref>Surah Al-Maidah: 70, An-Nisa: 157</ref> Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah kepada Allah.<ref>Surah Maryam: 29-30</ref> Tatkala dakwah Isa telah sepenuhnya diingkari, maka Allah menyelamatkan Isa terhadap tipu daya orang-orang kafir,<ref>Surah Al-Imran: 55</ref> kemudian Allah menimpakan hukuman kepada orang-orang kafir yang telah menentang dakwah Isa.<ref>Surah Al-Imran: 45-62, An-Nisa: 153-162, An-Nahl: 118, Al-Maidah: 64, Al-An'am: 146, Al-Hasyr: 15</ref> |
|||
{{artikel|Isa}} |
|||
Nama Isa ({{lang-ar|عيسى|`Īsā}}) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut {{lang|ar|ٱبْنُ مَرْيَمَ}} ''ibnu Maryam'' sebanyak 23 kali dan {{lang|ar|المسيح}} ''Al-Masih'' sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. |
|||
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.<ref>{{cite book|title=A Dictionary of Jewish-Christian Relations |first1=Edward |last1=Kessler |first2= Neil |last2=Wenborn |year=2005 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-139-44750-8 |page=416 |url=https://books.google.com/books?id=QkI_JNv3rIwC&pg=PA416#v=onepage&q&f=false}}</ref> Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan. |
|||
Kehadiran Isa merupakan penggenapan Taurat, juga sebagai seorang Rasul Allah,<ref>Surah Al-Baqarah: 75, Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 23, Al-A'raf: 169</ref> yang menghadirkan mu'jizat serta berdakwah mengenai berbagai risalah Allah. Selain itu, Isa telah diutus untuk menyampaikan tentang kehalalan sebagian perkara yang sebelumnya diharamkan untuk Bani Israel;<ref>Surah Ali Imran: 49-50</ref> supaya sang rasul menuntun Bani Israel kembali percaya dan berserah diri kepada Tuhan mereka.<ref>Surah Al-Imran: 50-53, Al-Maidah: 72, Al-Maidah: 117, Maryam: 34-39</ref> Isa juga hendak meluruskan ajaran agama pada zaman itu, sebab terdapat banyak [[Agama Yahudi|ajaran agama]] yang membaurkan Taurat (Kitab Allah) dengan berbagai ajaran manusia.<ref>[http://sunatullah.com/para-nabi/nabi-isa-as/persekongkolan-pendeta-yahudi.html Persekongkolan Pendeta Yahudi menghadapi Isa]</ref><ref>Surah Al-Fath: 28</ref> Meski demikian, dakwah Isa belumlah selesai sebab ia menyatakan bahwa setelahnya akan ada seorang Rasul bernama Ahmad sebagai penerus dakwahnya.<ref>Surah As-Saff: 6</ref> |
|||
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,<ref>Ali 'Imran (3): 45-46</ref> suci,<ref>Maryam (19): 19</ref> dan diberkahi.<ref>Maryam (19): 31</ref> Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.<ref>Ali 'Imran (3): 48</ref><ref name="Isa4">Maryam (19): 30</ref> Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.<ref>Al-Baqarah (2): 136</ref><ref>Ali 'Imran (3): 84</ref> |
|||
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah<ref name="Isa4"/><ref>Az-Zukhruf (43): 59</ref> dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.<ref>An-Nisa' (4): 172</ref> Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,<ref>Al-Ma'idah (5): 75</ref> ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan [[Adam]], menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.<ref>Ali 'Imran (3): 59</ref><ref name="Akhtar 2017, p. 32">{{cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=wa1HRjA0AgEC&pg=PA32|title=The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam|first=Shabbir|last=Akhtar|date=31 October 2007|publisher=Routledge|via=Google Books|isbn=9781134072569}}</ref> Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,<ref>At-Taubah (9): 31</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 116</ref> putra Allah,<ref>At-Taubah (9): 30</ref> atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.<ref>Al-Ma'idah (5): 17</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 72</ref> |
|||
Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.<ref>Ali 'Imran (3): 50</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 46</ref><ref>Ash-Shaff (61): 6</ref> Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.<ref>HR. Bukhari no. 3448</ref><ref>HR. Muslim no. 155</ref><ref name="Warren">Warren Larson ''Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences'' hlm. 335</ref> |
|||
=== Muhammad === |
=== Muhammad === |
||
[[Berkas:Calligraphic representation of Muhammad's name.jpg|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Muhammad ''shalallahu 'alaihi wa salam'']] |
|||
⚫ | Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.<ref>Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37</ref> Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang [[Arab]].<ref>Surah Fussilat: 44</ref> Allah menyelamatkan [[Muhammad]] sewaktu menghadapi masa-masa sulit.<ref>Surah Ad-Duha: 6-11</ref> Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.<ref>Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42</ref> Walaupun dakwah nabi didustakan,<ref>Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52</ref><ref>Surah Al-Qalam: 2-7</ref> hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke [[Madinah]], Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Anfal: 26</ref> Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,<ref>Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29</ref> supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,<ref>Surah Al-Anfal: 17-18</ref> sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Maidah: 3</ref> Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan |
||
{{artikel|Muhammad}} |
|||
⚫ | Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.<ref>Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37</ref> Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang [[Arab]].<ref>Surah Fussilat: 44</ref> Allah menyelamatkan [[Muhammad]] sewaktu menghadapi masa-masa sulit.<ref>Surah Ad-Duha: 6-11</ref> Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.<ref>Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42</ref> Walaupun dakwah nabi didustakan,<ref>Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52</ref><ref>Surah Al-Qalam: 2-7</ref> hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke [[Madinah]], Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Anfal: 26</ref> Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,<ref>Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29</ref> supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,<ref>Surah Al-Anfal: 17-18</ref> sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Maidah: 3</ref> Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.<ref>Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9</ref> Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.<ref>Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54</ref> |
||
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab [[Al-Qur'an]], yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung |
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab [[Al-Qur'an]], yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar ''[[Basmalah|Bismillahirrahmanirrahim]]'' sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia [[Islam|berserah diri]] secara sepenuhnya kepada [[Allah]] Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.<ref>Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114</ref> Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,<ref>Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52</ref> tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari [[Ahli Kitab|ahli kitab]] sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan [[Taurat]] dan [[Injil]],<ref>Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29</ref> dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,<ref>Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153</ref> juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,<ref>Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92</ref> oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan [[Denominasi agama|perpecahan]] dalam agama Allah.<ref>Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,</ref><ref>Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19</ref> Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan [[musyrik]].<ref>Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123</ref> |
||
== |
== Rujukan == |
||
{{reflist|2}} |
{{reflist|2}} |
||
=== Daftar pustaka === |
|||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam/ Ulul Azmi dalam situs organisasi.org] |
* [http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam/ Ulul Azmi dalam situs organisasi.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090114174530/http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam |date=2009-01-14 }} |
||
* [http://www.dakwatuna.com/search/MAKALAH+5+NABI+ULUL+AZMI/page/56/ Lima nabi Ulu al-Azmi] |
* [http://www.dakwatuna.com/search/MAKALAH+5+NABI+ULUL+AZMI/page/56/ Lima nabi Ulu al-Azmi]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
{{Nabi Islam}} |
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}} |
||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Islam]] |
[[Kategori:Nabi Islam]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
||
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Alquran]] |
|||
[[Kategori:Istilah Islam]] |
[[Kategori:Istilah Islam]] |
||
[[Kategori:Rasul]] |
[[Kategori:Rasul]] |
Revisi terkini sejak 19 Agustus 2023 12.15
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |
Ululazmi (bahasa Arab: أولوالعزم, translit. Ulu al-'Azmi) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.
Ayat
[sunting | sunting sumber]"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."
Sifat Ululazmi
[sunting | sunting sumber]Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.
Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut:
- Memiliki seruan dakwah universal untuk umat manusia maupun umat jin.[1]
- Menyampaikan syariat dan agama Allah.[2]
- Menyampaikan kitab samawi.[3]
- Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah[4]
Daftar
[sunting | sunting sumber]Nuh
[sunting | sunting sumber]Nama Nuh (bahasa Arab: نوح, translit. Nūḥ) disebutkan 43 kali dalam Al-Qur'an. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat[5] dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.[6] Sebuah riwayat hadits menerangkan bahwa Nuh adalah rasul pertama.[7]
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.[8] Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,[9] baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.[10] Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,[11] pendusta,[12] dan gila.[13] Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.[14][15]
Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.[16] Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.[17][18] Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.[19]
Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.[19] Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.[20] Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.[21]
Ibrahim
[sunting | sunting sumber]Nama Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم, translit. Ibrāhīm) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan khalilullah (خلیل اللہ; kesayangan Allah) [22] dan leluhur umat Muslim.[23] Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,[24] keluarganya dilebihkan atas segala umat,[25] dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.[26] Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.[27] Ibrahim juga disebut sebagai teladan[28][29] dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.[23][30][31][32] Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri[33] dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.[34] Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.[35][36][37]
Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.[38] Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.[39][40] Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.[41] Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.[42][43]
Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah Isma'il dan Ishaq.[44] Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.[45] Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi Ka'bah.[46]
Ibrahim dikenal sebagai Abraham dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut Avraham Avinu (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.[47]
Musa
[sunting | sunting sumber]Nama Musa (bahasa Arab: موسى, translit. Mūsā) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan kalīmullāh (bahasa Arab: كليم الله) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."[48][49] Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,[50][51] diberi petunjuk oleh Allah,[52] dilebihkan atas manusia yang lain,[53] dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.[54] Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, Harun.[55][56][57]
Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan Bani Israil dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.[58][59][60][61][62] Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.[63][64][65][66][67]
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.[68][69] Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.[70] Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.[71]
Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.[72][73]
Isa
[sunting | sunting sumber]Nama Isa (bahasa Arab: عيسى, translit. `Īsā) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut ٱبْنُ مَرْيَمَ ibnu Maryam sebanyak 23 kali dan المسيح Al-Masih sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.[74] Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,[75] suci,[76] dan diberkahi.[77] Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.[78][79] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[80][81]
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah[79][82] dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.[83] Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,[84] ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan Adam, menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.[85][86] Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,[87][88] putra Allah,[89] atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.[90][91]
Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.[92][93][94] Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.[95][96][97]
Muhammad
[sunting | sunting sumber]Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.[98] Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang Arab.[99] Allah menyelamatkan Muhammad sewaktu menghadapi masa-masa sulit.[100] Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.[101] Walaupun dakwah nabi didustakan,[102][103] hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke Madinah, Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.[104] Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,[105] supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,[106] sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.[107] Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.[108] Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.[109]
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab Al-Qur'an, yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar Bismillahirrahmanirrahim sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia berserah diri secara sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.[110] Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,[111] tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari ahli kitab sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan Taurat dan Injil,[112] dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,[113] juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,[114] oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam agama Allah.[115][116] Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan musyrik.[117]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.
- ^ Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.
- ^ Ibid, hal. 35.
- ^ Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13
- ^ Ali 'Imran (03): 32
- ^ Al-Isra' (17): 3
- ^ HR. Al-Bukhari (4712)
- ^ Hud (11): 26
- ^ Nuh (71): 5
- ^ Nuh (71): 8-9
- ^ Al-A'raf (7): 60
- ^ Hud (11): 27
- ^ Nuh (23): 25
- ^ Nuh (71): 27
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 106.
- ^ Asy-Syu'ara (26): 117-118
- ^ Hud (11): 37
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 107-109.
- ^ a b Hud (11): 40
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 127.
- ^ Hud (11): 42-43
- ^ An-Nisa' (04): 125
- ^ a b Al-Hajj (22): 78
- ^ Al-Baqarah (02): 124
- ^ Ali 'Imran (03): 33
- ^ An-Nisa' (04): 54
- ^ Al-An'am (06): 161
- ^ An-Nahl (16): 120
- ^ Al-Mumtahanah (60): 4-6
- ^ Al-Baqarah (02): 135
- ^ Ali 'Imran (03): 95
- ^ An-Nahl (16): 123
- ^ Al-Baqarah (02): 130
- ^ Ali 'Imran (03): 68
- ^ HR. Al-Bukhari (3370)
- ^ HR. Muslim (406)
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 266.
- ^ Al-Ankabut (29): 16-17
- ^ Al-Anbiya' (21): 58
- ^ Ash-Shaffat (37): 88-93
- ^ Al-Anbiya' (21): 68
- ^ Al-Anbiya' (21): 69
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 203.
- ^ Ibrahim (14): 39
- ^ Ash-Shaffat (37): 101-107
- ^ Al-Baqarah (02): 127
- ^ Levenson 2012, hlm. 3.
- ^ "Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa". Al-Islam. Diakses tanggal 2019-09-22.
- ^ James E. Lindsay (2005). Daily Life In The Medieval Islamic World. Greenwood Publishing Group. hlm. 178. ISBN 9780313322709.
- ^ Al-Baqarah (2): 92
- ^ Al-A'raf (7): 103
- ^ Al-An'am (6): 84
- ^ Al-A'raf (7): 144
- ^ Al-Ahzab (33): 69
- ^ Thaha (20): 9-36
- ^ Al-Qashash (28): 29-35
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 447-455.
- ^ Al-A'raf (7): 111-126
- ^ Yunus (10): 79-82
- ^ Thaha (20): 61-73
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 35-51
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 465-477.
- ^ Al-A'raf (7): 136
- ^ Yunus (10): 90-92
- ^ Thaha (20): 77-79
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 52-68
- ^ Al-Qashash (28): 40
- ^ Al-A'raf (7): 148-154
- ^ Thaha (20): 83-98
- ^ Al-Ma'idah (5): 21-26
- ^ Al-Ma'idah (5): 44
- ^ Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
- ^ "Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam". Jew FAQ. Diakses tanggal 2010-03-02.
- ^ Kessler, Edward; Wenborn, Neil (2005). A Dictionary of Jewish-Christian Relations. Cambridge University Press. hlm. 416. ISBN 978-1-139-44750-8.
- ^ Ali 'Imran (3): 45-46
- ^ Maryam (19): 19
- ^ Maryam (19): 31
- ^ Ali 'Imran (3): 48
- ^ a b Maryam (19): 30
- ^ Al-Baqarah (2): 136
- ^ Ali 'Imran (3): 84
- ^ Az-Zukhruf (43): 59
- ^ An-Nisa' (4): 172
- ^ Al-Ma'idah (5): 75
- ^ Ali 'Imran (3): 59
- ^ Akhtar, Shabbir (31 October 2007). The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam. Routledge. ISBN 9781134072569 – via Google Books.
- ^ At-Taubah (9): 31
- ^ Al-Ma'idah (5): 116
- ^ At-Taubah (9): 30
- ^ Al-Ma'idah (5): 17
- ^ Al-Ma'idah (5): 72
- ^ Ali 'Imran (3): 50
- ^ Al-Ma'idah (5): 46
- ^ Ash-Shaff (61): 6
- ^ HR. Bukhari no. 3448
- ^ HR. Muslim no. 155
- ^ Warren Larson Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences hlm. 335
- ^ Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37
- ^ Surah Fussilat: 44
- ^ Surah Ad-Duha: 6-11
- ^ Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42
- ^ Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52
- ^ Surah Al-Qalam: 2-7
- ^ Surah Al-Anfal: 26
- ^ Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29
- ^ Surah Al-Anfal: 17-18
- ^ Surah Al-Maidah: 3
- ^ Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9
- ^ Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54
- ^ Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114
- ^ Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52
- ^ Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29
- ^ Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153
- ^ Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92
- ^ Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,
- ^ Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19
- ^ Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.