Lompat ke isi

Dugkol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Dugkol''' adalah salah satu kesenian khas Jawa Barat yang menggunakan alat bedug dan ''kohkol'' (kentongan). Kesenian ini awalnya hidup di lingkungan pesantren, kar...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(7 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Dugkol''' adalah salah satu kesenian khas Jawa Barat yang menggunakan alat bedug dan ''kohkol'' (kentongan). Kesenian ini awalnya hidup di lingkungan pesantren, karena dua alat tersebut digunakan sebagai penanda waktu sholat. Biasanya ditabuh sebelum mengumandangkan adzan.
[[Berkas:Bedug Masjid Nur Sulaiman, Banyumas.jpg|jmpl|Bedug dan Kohkol (Kentongan) alat utama kesenian dugkol.]]
'''Dugkol''' adalah salah satu [[kesenian]] khas [[Jawa Barat]] yang menggunakan alat bedug dan ''kohkol'' (kentongan). Kesenian ini awalnya hidup di lingkungan [[pesantren]], karena dua alat tersebut digunakan sebagai penanda waktu [[sholat]]. Biasanya ditabuh sebelum mengumandangkan [[adzan]]. Setelah terus dilakukan dalam kebiasaan itu, dugkol juga sering ditabuh saat malam [[takbiran]]. Sehingga masyarakat jadi terbiasa mendengar alunan nadanya. Seiring waktu, kesenian ini sering ditampilkan pada acara agustusan, hajatan dan acara-acara besar [[Agama|keagamaan]] lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Dugkol|title=Dugkol » Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2020-07-27}}</ref>

== Referensi ==

[[Kategori:Kesenian]]
[[Kategori:Jawa Barat]]

Revisi terkini sejak 28 Oktober 2022 04.43

Bedug dan Kohkol (Kentongan) alat utama kesenian dugkol.

Dugkol adalah salah satu kesenian khas Jawa Barat yang menggunakan alat bedug dan kohkol (kentongan). Kesenian ini awalnya hidup di lingkungan pesantren, karena dua alat tersebut digunakan sebagai penanda waktu sholat. Biasanya ditabuh sebelum mengumandangkan adzan. Setelah terus dilakukan dalam kebiasaan itu, dugkol juga sering ditabuh saat malam takbiran. Sehingga masyarakat jadi terbiasa mendengar alunan nadanya. Seiring waktu, kesenian ini sering ditampilkan pada acara agustusan, hajatan dan acara-acara besar keagamaan lainnya.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Dugkol » Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2020-07-27.