Lompat ke isi

Abdullah bin Sa'ad: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Iqdad (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
A154 (bicara | kontrib)
Lebih rapi ツ
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(461 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Rapikan}}
{{kembangkan}}
{{rapikan}}
'''Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh bin Al-Harits bin Habib bin Judzaimah bin Malik bin Hasl bin 'Amir bin Luai Al-Qurasyi Al-'Amiri''' atau '''Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh''' ({{lang-ar|عبدالله بن سعد بن أبي السرح}}) ( meninggal 656 ) merupakan saudara angkat [[Utsman]]. Ayahnya adalah Saad ibn Abi Sarh, sementara ibunya bernama Mahana bint Jabir. Ia juga mempunyai saudara kandung yang bernama [[Wahb bin Sa'ad bin Abi Sarh]] yang syahid di [[Pertempuran Mu'tah]]. Dia berasal dari suku [[Quraisy]], lahir di kota [[Mekkah]], 23 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke [[Madinah]].
{{refimprove}}
'''Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh''' ({{lang-ar|عبد الله بن سعد بن أبي سرح}}) adalah salah seorang [[sahabat Nabi]]. Ia termasuk salah satu penulis wahyu yang kemudian [[murtad]] setelah merasa ragu dengan kenabian [[Muhammad]].<ref name=":1" /> Namun kembali masuk Islam ketika [[Makkah]] ditaklukkan oleh Nabi Muhammad dan pasukannya.<ref name=":0" />


== Silsilah dan keluarga ==
Abdullah masuk Islam sebelum terjadinya [[Perjanjian Hudaibiyah]], yaitu sebelum tahun 6 H. Setelah masuk Islam ia mendapat kepercayaan dari Rasulullah menjadi penulis wahyu. Dia adalah penulis wahyu pertama yang berasal dari suku Quraisy.
Silsilahnya adalah Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh{{efn|Nama asli Abi Sarh adalah Al-Hussam}} bin Al-Harits bin Hubaib bin Jadzimah bin Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir bin [[Lu'ay bin Ghalib|Lu'ay]] bin [[Ghalib bin Fihr|Ghalib]]<ref>{{Cite web |url=https://shamela.ws/book/12831/5#p1 |title=Kitab al-Walah wa Kitab al-Qudat |access-date=2023-03-21 |archive-date=2023-03-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230321064157/https://shamela.ws/book/12831/5#p1 |dead-url=no }}</ref> dan berasal dari kabilah Bani Amir bin Lu'ay.<ref name=":A1" /> Ia merupakan saudara sepersusuan dari khalifah [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]].{{sfn|Mursi|p=103}} Ibunya bernama Muhanah binti Jabir dan berasal dari kabilah al-Asy'ari.<ref>{{Cite web
| url = https://al-maktaba.org/book/9351/4837
| title = Kitab Ath-Thabaqat al-Kubra tha Dar Shadir - hlm 407 - Wahab bin Sa'ad - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha
| website = al-maktaba.org
| access-date = 2021-09-16
| language = ar
|archive-url= https://web.archive.org/web/20210916172826/https://al-maktaba.org/book/9351/4837|archive-date=2021-09-16}}</ref> Abdullah mempunyai saudara kandung yang bernama Uwais al-Akbar, Uwais al-Ashghar, Iyas, Abu Hindun dan [[Wahab bin Sa'ad]].<ref>{{ar}} [https://web.archive.org/web/20230321063812/https://shamela.ws/book/2922/414 Kitab Nasab Quraisy, Mush'ab bin Abdullah az-Zubairi, hlm 430]</ref> Wahab bin Sa'ad termasuk dalam golongan [[sahabat Nabi]] dan ia terbunuh dalam [[Pertempuran Mu'tah]].<ref>{{Cite web|url=http://hadithtransmitters.hawramani.com/%D9%88%D9%87%D8%A8-%D8%A8%D9%86-%D8%B3%D8%B9%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%A3%D8%A8%D9%8A-%D8%B3%D8%B1%D8%AD/|title=وهب بن سعد بن أبي سرح - The Hadith Transmitters Encyclopedia|language=ar|access-date=2021-07-05|archive-date=2020-07-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200716070438/http://hadithtransmitters.hawramani.com/%D9%88%D9%87%D8%A8-%D8%A8%D9%86-%D8%B3%D8%B9%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%A3%D8%A8%D9%8A-%D8%B3%D8%B1%D8%AD/|dead-url=yes}}</ref>


== Era Nabi Muhammad ==
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, Abdullah bin Sa'ad diangkat menjadi gubernur daerah dataran tinggi Mesir. Pada zaman khalifah Utsman, dia mendapat kepercayaan lebih besar lagi yaitu menjadi gubernur Mesir. Seluruh wilayah Mesir ia pimpin.Itu terjadi pada tahun 25 Hijriah.Setelah menjadi gubernur Mesir,ia mengirim surat kepada khalifah Utsman untuk meminta ijin menyebarkan Islam ke Tunisia.Alhamdulillah Islampun menyebar dan berkembang di Tunisia sampai sekarang.Setelah Tunisia, diapun menyebarkan agama Islam ke daerah Sudan.
Abdullah bin Sa'ad adalah salah seorang di zaman Nabi yang dapat menulis. Maka ketika ia masuk islam, Rasulullah mengundangnya untuk menjadi juru tulis beliau. Pada suatu ketika, Nabi menyuruhnya untuk menulis beberapa [[ayat]] dari [[Surah Al-Mu’minun|Surat Al-Mu'minun]] dari [[Al-Qur'an]] yang di-diktekan beliau. Ketika sampai pada ayat ke-14, pada bagian: "''Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain''", Abdullah pun mengucapkan rasa takjubnya dengan berkata "''Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik''." Rasulullah pun berujar, ''"Benar, seperti yang kau bilang itulah ayat tersebut diturunkan kepadaku."'' Maka Abdullah meragukan kenabian beliau, dan berkata, "Jika Muhammad jujur, berarti Allah telah menurunkan ayatnya kepadaku sebagaimana Allah menurunkan ayat-Nya kepada Muhammad. Dan jika Muhammad berbohong, maka berarti dia mengambil perkataanku (sebagai [[wahyu]])."<ref name=":0">{{Cite book|last=Al Wahidi|first=Ali bin Ahmad|url=https://archive.org/details/learnislampdfenglishbookalwahidisasbabalnuzulthegreatcommentariesoftheholyquranvol.3imamalwahidi/page/n91/mode/2up?view=theater|title=Asbabun Nuzul|isbn=9781891785184|pages=77|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|last=al-Qurtubi|title=Tafsir al-Qurtubi of Quran 6:93 (in Arabic)|url=https://al-maktaba.org/book/31702/2584#p1|website=al-maktaba.org|access-date=2022-08-17|archive-date=2022-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220817061601/https://al-maktaba.org/book/31702/2584#p1|dead-url=no}}</ref>


Ketika Nabi Muhammad telah mengumpulkan cukup banyak pasukan untuk mengepung Makkah, beliau pun memerintahkan supaya Abdullah bin Sa'ad menjadi salah satu orang yang harus dibunuh walaupun dirinya sembunyi di bawah tirai [[Ka'bah]]. Namun Abdullah pun mendatangi saudara angkatnya yaitu [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]] untuk meminta pertolongan, lalu bersamanya mendatangi Rasulullah untuk memohon ampun. Ketika bertemu dengan mereka berdua, Rasulullah yang ditemani beberapa sahabat beliau diam dalam waktu yang lama sampai beliau berkata "ya". Akan tetapi setelah Utsman dan Abdullah pergi, Rasulullah pun berkata, "Aku diam supaya salah satu dari kalian berdiri dan [[Pemancungan|memenggal]] kepalanya!" Salah seorang dari kaum [[Kaum Anshar|Anshar]] lalu berkata, "Lalu mengapa anda tidak memberikan kami kode, wahai Rasulullah?" Beliau pun menjawab bahwa seorang Nabi tidak membunuh dengan memberikan kode.<ref name=":1">{{Cite book|last=Ibn Ishaq|url=https://archive.org/details/GuillaumeATheLifeOfMuhammad/page/n298/mode/1up|title=Sirat Rasul Allah|isbn=0196360331|pages=550|url-status=live}}</ref>
Setelah Khalifah Ustman bin Affan wafat,Abdullah bin Sa'ad pergi ke kota Asqalan di Palestina.Dia tinggal disana dan memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah.Abdullah bin Sa'ad selalu berdoa kepada Allah agar akhir hidupnya husnul khatimah,ditutup dengan ibadah, yaitu shalat subuh.Ketika waktu shalat subuh tiba,iapun shalat mengimami kaum muslimin.Pada rakaat pertama membaca surat Al-fatihah dan surat Al- Adiyat.Setelah rakaat kedua, ia memberikan salam ke kanan,kemudian salam ke kiri, lalu Allah langsung mewafaatkannya. Abdullah bin Sa'ad wafat pada tahun 37 H dan dimakamkan di kota Asqalan Palestin<ref>{{Cite book|title=Superhero Islam|last=Abu Haura Romli|first=Ahmad|publisher=Perisai Qur'an|year=2016|isbn=|location=Jakarta|pages=1 - 44}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://url/|title=TITLE|date=2016-11-29|website=Hidayatullah.com|language=en|access-date=2019-02-22}}</ref>


Sebuah hadits di [[Sunan Abu Dawud]] juga merekam ketegangan pertemuan Abdullah bin Sa`ad dengan Muhammad di Makkah pasca pembelotannya dan pelarian dirinya dari Muhammad setelah direbutnya Makkah oleh umat Muslim.<ref>Hadith 2683 [https://web.archive.org/web/20230530205422/https://sunnah.com/abudawud:2683 Sunan Abu-Dawud] Transl. Professor Ahmad Hasan (hadith 2677 in Hasan's translation)</ref> Dalam [[Sejarah Para Nabi dan Raja|tarikh]]-nya, [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] secara singkat mencatat tentang Abdullah dan Muhammad bahwa "Abdullah bin Sa`ad bin Abi Sarh biasa menulis untuk beliau. Dia [[murtad]] dari Islam dan kemudian kembali ke Islam pada hari penaklukan Makkah."<ref>Al-Tabari, "History of al-Tabari Vol. 9 - The Last Years of the Prophet", transl. Ismail K. Poonawala, p.148, Albany: State University of New York Press</ref>
== Lihat pula ==

* [[Daftar peraturan Mesir]]
== Ketika era pemerintahan Umar ==
[[Umar bin Khattab|Umar]] mengangkatnya sebagai orang kedua dalam komando (letnan) dari Amr Bin al-As untuk operasi penaklukan Mesir. Dia memainkan peran utama sebagai komandan militer dalam penaklukan Mesir. Selama penaklukan Mesir, dia adalah komandan sayap kanan pasukan Amr dan berpartisipasi dalam semua pertempuran yang terjadi selama penaklukan Mesir di bawah komando Amr.<ref>{{Cite book|last=Ibn|first=Athir|title=Usûd Ulghâbah fî Ma'rifat Is-Sahâbah|location=Lahore|publisher=Al-Meezan|pages=265|language=Urdu}}</ref>

== Ketika era pemerintahan Utsman ==
Ketika [[Utsman bin 'Affan|Utsman]] menjadi khalifah di tahun 644 M, dia menunjuk Abdullah sebagai gubernur Mesir menggantikan 'Amr bin al-'As, dengan Muhammad ibn Abu Hudhayfa sebagai ajudannya. Abdullah membawa rombongan asing yang besar dan mendirikan diwan, "dan memerintahkan bahwa semua pajak negara harus diatur di sana".<ref name="Benjamin">Archdeacon George (fl. 715), as transferred to {{cite book|author1=Severus of Muqaffa|author2=B. Evetts|year=1904|title=History of the Patriarchs of the Coptic church of Alexandria|chapter=Benjamin I|chapter-url=http://www.tertullian.org/fathers/severus_hermopolis_hist_alex_patr_02_part2.htm#BENJAMIN_I|access-date=2022-08-16|archive-date=2015-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20150914060540/http://www.tertullian.org/fathers/severus_hermopolis_hist_alex_patr_02_part2.htm#BENJAMIN_I|dead-url=no}} On George's authorship of Lives 27-42:{{cite book|author=Robert G. Hoyland|year=1998|title=Seeing Islam As Others Saw It|publisher=Darwin Press|page=447}}</ref>

Protes-protes terhadap Abdullah tampaknya telah dihasut oleh ajudannya, Muhammad ibn Abi Hudzaifah. Ayah Muhammad ([[Abu Hudzaifah bin Utbah|Abi Hudzaifah]]) adalah seorang mualaf awal yang masuk Islam yang meninggal dalam Pertempuran Yamama. Muhammad dibesarkan oleh Utsman. Ketika ia mencapai kedewasaan, ia berpartisipasi dalam kampanye militer asing dan menemani Abdullah ke Mesir sebagai ajudan. Muhammad ibn Abi Hudzaifah menegur Abdullah, merekomendasikan perubahan dalam pemerintahan tetapi Abdullah tidak menanggapi. Setelah upaya terus menerus, akhirnya Muhammad ibn Abi Hudzaifah kehilangan kesabaran dan berubah dari pemberi nasihat yang simpatik menjadi penentang yang kecewa pertama kepada Abdallah dan kemudian kepada Utsman karena telah mengangkatnya. Abdallah menulis kepada Utsman mengatakan bahwa Muhammad sedang menyebarkan hasutan dan jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikannya, situasi akan meningkat. Utsman berusaha untuk membungkam protes Muhammad dengan 30.000 dirham dan hadiah-hadiah mahal. Hadiah-hadiah Utsman dianggap sebagai suap dan yang menyebabkan bumerang, dengan Muhammad membawa uang dan hadiah-hadiah tersebut ke dalam Masjid Agung dan berkata;

: ''“Tidakkah kalian melihat apa yang coba dilakukakn oleh Utsman .Dia mencoba untuk membeli keimananku. Dia mengirimkan koin-koin ini dan barang-barang ini sebagai sogokan."''

Utsman mengirim banyak surat ke Muhammad dalam usahanya menenangkannya, tetapi ia terus saja melanjutkan penghasutannya terhadap Abdullah. Pada tahun 656 para pemimpin Mesir memutuskan untuk mengirim delegasi ke [[Madinah]] untuk menuntut pemecatan Abdullah. Abdullah juga berangkat ke Medinah untuk membela dirinya di mahkamah khalifah. Dalam ketidakhadirannya, Muhammad ibn Abi Hudhayfa mengambil alih pemerintahan.

Ketika Abdullah mencapai Ayla, dia diberitahu bahwa rumah Utsman sedang dikepung dan memutuskan untuk kembali ke Mesir. Di perbatasan ia diberitahu bahwa Muhammad ibn Abi Hudzaifah telah memberikan perintah untuk mencegahnya memasuki Mesir. Dia kemudian pergi ke [[Palestina (wilayah)|Palestina]] menunggu hasil dari peristiwa di Madinah. Sementara itu, Utsman dibunuh di Madinah, dan ketika Abdullah mendengar berita itu, ia meninggalkan Palestina, dan pergi ke [[Damaskus]] untuk tinggal di bawah perlindungan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah I]].

== Periwayatan Hadis ==
Abdullah bin Sa'ad memiliki riwayat hadis dari [[Nabi]]. Tokoh yang meriwayatkan [[hadis]] darinya adalah Al-Haitsam bin Syufay.<ref name=":A1">{{Cite web|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=275&idfrom=0&idto=0&flag=1&bk_no=60&ayano=0&surano=0&bookhad=0|title=Siyar A'lam an-Nubala – Abdullah bin Sa'ad|language=ar|access-date=2021-05-24|archive-date=2014-02-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20140219234424/http://library.islamweb.net/newlibrary/showalam.php?ids=16436|dead-url=yes}}</ref>

== Catatan ==
{{notelist}}


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Sumber ==
{{DEFAULTSORT:Abd Allah Ibn Sad Ibn Abi Sarh}}
*{{Cite book|first=Syaikh Muhammad Sa'id|last=Mursi|url=https://books.google.co.id/books?id=LEcREAAAQBAJ&pg=PA103&dq=abdullah+bin+saad+saudara+sesusu+utsman&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjnsqnq757yAhVa63MBHe2SA2kQ6AF6BAgHEAM#v=onepage&q=abdullah%20bin%20saad%20saudara%20sesusu%20utsman&f=false|title=Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah|publisher=Pustaka Al-Kautsar|ref=harv}}
[[Kategori:Kelahiran tidak diketahui]]
*{{Cite book|first=Prof. Dr. Abdussyafi Muhammad|last=Abdul Lathif|url=https://books.google.co.id/books?id=mr_cDwAAQBAJ&pg=PA34&dq=abdullah+bin+saad+saudara+sesusu+utsman&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwji5e2c76DyAhULU30KHZ6PAlcQ6AF6BAgHEAM#v=onepage&q=abdullah%20bin%20saad%20saudara%20sesusu%20utsman&f=false|title=Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah|publisher=Pustaka Al-Kautsar}}
[[Kategori:Kematian 656]]

[[Kategori:Sejarah Islam]]
[[Kategori:Kekhalifahan Rashidun]]
{{Gubernur Mesir selama Kekhalifahan Rashidun}}

[[Kategori:Penulis Arab]]
[[Kategori:Penulis bahasa Arab]]
[[Kategori:Sahabat Nabi]]
[[Kategori:Perang Arab–Bizantium]]
[[Kategori:Jenderal Kekhalifahan Rasyidin]]
[[Kategori:Jenderal Arab]]

Revisi terkini sejak 6 Mei 2024 14.59

Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh (bahasa Arab: عبد الله بن سعد بن أبي سرح) adalah salah seorang sahabat Nabi. Ia termasuk salah satu penulis wahyu yang kemudian murtad setelah merasa ragu dengan kenabian Muhammad.[1] Namun kembali masuk Islam ketika Makkah ditaklukkan oleh Nabi Muhammad dan pasukannya.[2]

Silsilah dan keluarga

[sunting | sunting sumber]

Silsilahnya adalah Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh[a] bin Al-Harits bin Hubaib bin Jadzimah bin Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Lu'ay bin Ghalib[3] dan berasal dari kabilah Bani Amir bin Lu'ay.[4] Ia merupakan saudara sepersusuan dari khalifah Utsman bin Affan.[5] Ibunya bernama Muhanah binti Jabir dan berasal dari kabilah al-Asy'ari.[6] Abdullah mempunyai saudara kandung yang bernama Uwais al-Akbar, Uwais al-Ashghar, Iyas, Abu Hindun dan Wahab bin Sa'ad.[7] Wahab bin Sa'ad termasuk dalam golongan sahabat Nabi dan ia terbunuh dalam Pertempuran Mu'tah.[8]

Era Nabi Muhammad

[sunting | sunting sumber]

Abdullah bin Sa'ad adalah salah seorang di zaman Nabi yang dapat menulis. Maka ketika ia masuk islam, Rasulullah mengundangnya untuk menjadi juru tulis beliau. Pada suatu ketika, Nabi menyuruhnya untuk menulis beberapa ayat dari Surat Al-Mu'minun dari Al-Qur'an yang di-diktekan beliau. Ketika sampai pada ayat ke-14, pada bagian: "Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain", Abdullah pun mengucapkan rasa takjubnya dengan berkata "Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." Rasulullah pun berujar, "Benar, seperti yang kau bilang itulah ayat tersebut diturunkan kepadaku." Maka Abdullah meragukan kenabian beliau, dan berkata, "Jika Muhammad jujur, berarti Allah telah menurunkan ayatnya kepadaku sebagaimana Allah menurunkan ayat-Nya kepada Muhammad. Dan jika Muhammad berbohong, maka berarti dia mengambil perkataanku (sebagai wahyu)."[2][9]

Ketika Nabi Muhammad telah mengumpulkan cukup banyak pasukan untuk mengepung Makkah, beliau pun memerintahkan supaya Abdullah bin Sa'ad menjadi salah satu orang yang harus dibunuh walaupun dirinya sembunyi di bawah tirai Ka'bah. Namun Abdullah pun mendatangi saudara angkatnya yaitu Utsman bin Affan untuk meminta pertolongan, lalu bersamanya mendatangi Rasulullah untuk memohon ampun. Ketika bertemu dengan mereka berdua, Rasulullah yang ditemani beberapa sahabat beliau diam dalam waktu yang lama sampai beliau berkata "ya". Akan tetapi setelah Utsman dan Abdullah pergi, Rasulullah pun berkata, "Aku diam supaya salah satu dari kalian berdiri dan memenggal kepalanya!" Salah seorang dari kaum Anshar lalu berkata, "Lalu mengapa anda tidak memberikan kami kode, wahai Rasulullah?" Beliau pun menjawab bahwa seorang Nabi tidak membunuh dengan memberikan kode.[1]

Sebuah hadits di Sunan Abu Dawud juga merekam ketegangan pertemuan Abdullah bin Sa`ad dengan Muhammad di Makkah pasca pembelotannya dan pelarian dirinya dari Muhammad setelah direbutnya Makkah oleh umat Muslim.[10] Dalam tarikh-nya, ath-Thabari secara singkat mencatat tentang Abdullah dan Muhammad bahwa "Abdullah bin Sa`ad bin Abi Sarh biasa menulis untuk beliau. Dia murtad dari Islam dan kemudian kembali ke Islam pada hari penaklukan Makkah."[11]

Ketika era pemerintahan Umar

[sunting | sunting sumber]

Umar mengangkatnya sebagai orang kedua dalam komando (letnan) dari Amr Bin al-As untuk operasi penaklukan Mesir. Dia memainkan peran utama sebagai komandan militer dalam penaklukan Mesir. Selama penaklukan Mesir, dia adalah komandan sayap kanan pasukan Amr dan berpartisipasi dalam semua pertempuran yang terjadi selama penaklukan Mesir di bawah komando Amr.[12]

Ketika era pemerintahan Utsman

[sunting | sunting sumber]

Ketika Utsman menjadi khalifah di tahun 644 M, dia menunjuk Abdullah sebagai gubernur Mesir menggantikan 'Amr bin al-'As, dengan Muhammad ibn Abu Hudhayfa sebagai ajudannya. Abdullah membawa rombongan asing yang besar dan mendirikan diwan, "dan memerintahkan bahwa semua pajak negara harus diatur di sana".[13]

Protes-protes terhadap Abdullah tampaknya telah dihasut oleh ajudannya, Muhammad ibn Abi Hudzaifah. Ayah Muhammad (Abi Hudzaifah) adalah seorang mualaf awal yang masuk Islam yang meninggal dalam Pertempuran Yamama. Muhammad dibesarkan oleh Utsman. Ketika ia mencapai kedewasaan, ia berpartisipasi dalam kampanye militer asing dan menemani Abdullah ke Mesir sebagai ajudan. Muhammad ibn Abi Hudzaifah menegur Abdullah, merekomendasikan perubahan dalam pemerintahan tetapi Abdullah tidak menanggapi. Setelah upaya terus menerus, akhirnya Muhammad ibn Abi Hudzaifah kehilangan kesabaran dan berubah dari pemberi nasihat yang simpatik menjadi penentang yang kecewa pertama kepada Abdallah dan kemudian kepada Utsman karena telah mengangkatnya. Abdallah menulis kepada Utsman mengatakan bahwa Muhammad sedang menyebarkan hasutan dan jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikannya, situasi akan meningkat. Utsman berusaha untuk membungkam protes Muhammad dengan 30.000 dirham dan hadiah-hadiah mahal. Hadiah-hadiah Utsman dianggap sebagai suap dan yang menyebabkan bumerang, dengan Muhammad membawa uang dan hadiah-hadiah tersebut ke dalam Masjid Agung dan berkata;

“Tidakkah kalian melihat apa yang coba dilakukakn oleh Utsman .Dia mencoba untuk membeli keimananku. Dia mengirimkan koin-koin ini dan barang-barang ini sebagai sogokan."

Utsman mengirim banyak surat ke Muhammad dalam usahanya menenangkannya, tetapi ia terus saja melanjutkan penghasutannya terhadap Abdullah. Pada tahun 656 para pemimpin Mesir memutuskan untuk mengirim delegasi ke Madinah untuk menuntut pemecatan Abdullah. Abdullah juga berangkat ke Medinah untuk membela dirinya di mahkamah khalifah. Dalam ketidakhadirannya, Muhammad ibn Abi Hudhayfa mengambil alih pemerintahan.

Ketika Abdullah mencapai Ayla, dia diberitahu bahwa rumah Utsman sedang dikepung dan memutuskan untuk kembali ke Mesir. Di perbatasan ia diberitahu bahwa Muhammad ibn Abi Hudzaifah telah memberikan perintah untuk mencegahnya memasuki Mesir. Dia kemudian pergi ke Palestina menunggu hasil dari peristiwa di Madinah. Sementara itu, Utsman dibunuh di Madinah, dan ketika Abdullah mendengar berita itu, ia meninggalkan Palestina, dan pergi ke Damaskus untuk tinggal di bawah perlindungan Muawiyah I.

Periwayatan Hadis

[sunting | sunting sumber]

Abdullah bin Sa'ad memiliki riwayat hadis dari Nabi. Tokoh yang meriwayatkan hadis darinya adalah Al-Haitsam bin Syufay.[4]

  1. ^ Nama asli Abi Sarh adalah Al-Hussam

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ibn Ishaq. Sirat Rasul Allah. hlm. 550. ISBN 0196360331. 
  2. ^ a b Al Wahidi, Ali bin Ahmad. Asbabun Nuzul. hlm. 77. ISBN 9781891785184. 
  3. ^ "Kitab al-Walah wa Kitab al-Qudat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-21. Diakses tanggal 2023-03-21. 
  4. ^ a b "Siyar A'lam an-Nubala – Abdullah bin Sa'ad" (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-19. Diakses tanggal 2021-05-24. 
  5. ^ Mursi, hlm. 103.
  6. ^ "Kitab Ath-Thabaqat al-Kubra tha Dar Shadir - hlm 407 - Wahab bin Sa'ad - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". al-maktaba.org (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-16. Diakses tanggal 2021-09-16. 
  7. ^ (Arab) Kitab Nasab Quraisy, Mush'ab bin Abdullah az-Zubairi, hlm 430
  8. ^ "وهب بن سعد بن أبي سرح - The Hadith Transmitters Encyclopedia" (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-16. Diakses tanggal 2021-07-05. 
  9. ^ al-Qurtubi. "Tafsir al-Qurtubi of Quran 6:93 (in Arabic)". al-maktaba.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-17. Diakses tanggal 2022-08-17. 
  10. ^ Hadith 2683 Sunan Abu-Dawud Transl. Professor Ahmad Hasan (hadith 2677 in Hasan's translation)
  11. ^ Al-Tabari, "History of al-Tabari Vol. 9 - The Last Years of the Prophet", transl. Ismail K. Poonawala, p.148, Albany: State University of New York Press
  12. ^ Ibn, Athir. Usûd Ulghâbah fî Ma'rifat Is-Sahâbah (dalam bahasa Urdu). Lahore: Al-Meezan. hlm. 265. 
  13. ^ Archdeacon George (fl. 715), as transferred to Severus of Muqaffa; B. Evetts (1904). "Benjamin I". History of the Patriarchs of the Coptic church of Alexandria. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-14. Diakses tanggal 2022-08-16.  On George's authorship of Lives 27-42:Robert G. Hoyland (1998). Seeing Islam As Others Saw It. Darwin Press. hlm. 447.