Piagam Madinah (Reformasi): Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi ''''Piagam Madinah''' adalah usulan amendemen Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang didukung oleh Fraksi Reformasi (yang terdiri dari Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan, dan Partai Kebangkitan Bangsa) di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1999-2004. Usulan ini pertama kali diajukan oleh Ketua Fraksi Reformasi Luthfi pada 14 Juni 2000.{{sfn|Salim|2008|pp=99}} Ia mengusulkan agar ditambahkan ayat ba...' |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(13 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<!--{{multiple image |
|||
⚫ | '''Piagam Madinah''' adalah usulan amendemen Pasal 29 [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] yang didukung oleh Fraksi Reformasi (yang terdiri dari [[Partai Amanat Nasional]] |
||
| align = left/right/center |
|||
| direction = horizontal/vertical |
|||
| header = |
|||
| header_align = left/right/center |
|||
| header_background = |
|||
| footer = Lambang tiga partai yang mengusulkan Piagam Madinah |
|||
| footer_align = left/right/center |
|||
| footer_background = |
|||
| width = |
|||
| background color = |
|||
| image1 = Logo_PAN.svg |
|||
| width1 = 100 |
|||
| caption1 = |
|||
| image2 = Logo Partai Keadilan.jpg |
|||
| width2 = 100 |
|||
| caption2 = |
|||
| image3 = Logo_PKB.svg |
|||
| width3 = 100 |
|||
| caption3 = |
|||
}}--> |
|||
⚫ | '''Piagam Madinah''' adalah usulan amendemen Pasal 29 [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] yang didukung oleh Fraksi Reformasi (yang terdiri dari [[Partai Amanat Nasional]] dan [[Partai Keadilan]]) serta Fraksi [[Partai Kebangkitan Bangsa]] di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) periode 1999-2004. Usulan ini pertama kali diajukan oleh Ketua Fraksi Reformasi Luthfi pada 14 Juni 2000.{{sfn|Salim|2008|pp=99}} Ia mengusulkan agar ditambahkan ayat baru yang berbunyi "Tiap pemeluk agama diwajibkan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing."{{sfn|Salim|2008|pp=99}} Kemudian, saat Sidang Tahunan MPR pada tahun 2001, Ketua Fraksi Reformasi [[TB Soemandjaja]] mengusulkan agar ayat pertama Pasal 29 diubah dari "Negara Berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi "Negara Berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Melaksanakan Ajaran Agama bagi masing-masing Pemeluknya."{{sfn|Salim|2008|pp=99}} Usulan ini disebut "Piagam Madinah" karena dianggap mencerminkan [[Piagam Madinah|piagam bernama sama]] yang ditetapkan oleh Nabi Islam [[Muhammad]] untuk mengatur kehidupan antaragama.{{sfn|Salim|2008|pp=100}} |
||
Usulan Piagam Madinah gagal mendapatkan dukungan mayoritas di MPR |
Usulan Piagam Madinah gagal mendapatkan dukungan mayoritas di MPR pada tahun 2002, sehingga Pasal 29 UUD 1945 dipertahankan seperti sebelumnya.{{sfn|Salim|2008|pp=100}} |
||
== |
== Lihat pula == |
||
* [[Piagam Jakarta]] |
|||
* [[Piagam Bandung]] |
|||
== Catatan kaki == |
|||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Daftar pustaka == |
|||
* {{citation|last=Salim|first=Arskal|title=Challenging the Secular State: The Islamization of Law in Modern Indonesia|publisher=University of Hawaii Press|location=Honolulu|year=2008}} |
|||
{{sejarah-stub}} |
{{sejarah-stub}} |
||
[[Kategori:Sejarah Indonesia]] |
[[Kategori:Sejarah Indonesia]] |
||
[[Kategori:Islam dan politik]] |
|||
[[Kategori:Islam di Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Partai Keadilan Sejahtera]] |
|||
[[Kategori:Partai Amanat Nasional]] |
|||
[[Kategori:Partai Kebangkitan Bangsa]] |
Revisi terkini sejak 29 Oktober 2022 12.21
Piagam Madinah adalah usulan amendemen Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang didukung oleh Fraksi Reformasi (yang terdiri dari Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan) serta Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1999-2004. Usulan ini pertama kali diajukan oleh Ketua Fraksi Reformasi Luthfi pada 14 Juni 2000.[1] Ia mengusulkan agar ditambahkan ayat baru yang berbunyi "Tiap pemeluk agama diwajibkan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing."[1] Kemudian, saat Sidang Tahunan MPR pada tahun 2001, Ketua Fraksi Reformasi TB Soemandjaja mengusulkan agar ayat pertama Pasal 29 diubah dari "Negara Berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi "Negara Berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Melaksanakan Ajaran Agama bagi masing-masing Pemeluknya."[1] Usulan ini disebut "Piagam Madinah" karena dianggap mencerminkan piagam bernama sama yang ditetapkan oleh Nabi Islam Muhammad untuk mengatur kehidupan antaragama.[2]
Usulan Piagam Madinah gagal mendapatkan dukungan mayoritas di MPR pada tahun 2002, sehingga Pasal 29 UUD 1945 dipertahankan seperti sebelumnya.[2]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Salim 2008, hlm. 99.
- ^ a b Salim 2008, hlm. 100.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Salim, Arskal (2008), Challenging the Secular State: The Islamization of Law in Modern Indonesia, Honolulu: University of Hawaii Press