Lompat ke isi

Pertempuran Medan Area: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tielumphd (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(26 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox military conflict
{{pp-vandalism|small=yes}}
| conflict = Pertempuran Medan Area
{{cleanup rewrite|date=Maret 2020}}
| partof = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
{{Infobox Military Conflict
|conflict = Pertempuran Medan Area
| image = Medan Area Memorial.jpg
| image_size =
|partof=[[Sejarah Indonesia (1945-1949)|Perang Kemerdekaan Indonesia]]
| caption = Plakat untuk memperingati mereka yang tewas dalam bentrokan setelah insiden Jalan Bali 13 Oktober 1945 yang menyebabkan Pertempuran Medan Area
|image= [[Berkas:TKR-berangkat-MedanArea.jpg|210px]]
| date = 13 Oktober 1945 – April 1946
|caption=
|date= [[13 Oktober]] [[1945]] - [[1946]]
| place = [[Medan]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]]
| territory =
|place=[[Medan]]
| result = Kemenangan Sekutu
|casus=
* Penarikan pasukan Indonesia ke Pemantangsiantar
|territory=
| combatant1 = '''{{flag|Indonesia}}'''
|result=Kemenangan sekutu
| combatant2 = '''[[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]]:'''<br>
*Mundurnya Pasukan Indonesia ke Pematangsiantar
{{flag|Britania Raya}}
|combatant1={{negaranama|Indonesia}}
* {{flag|Kemaharajaan Britania}}
|combatant2={{negaranama|Britania Raya}}
{{flag|Belanda}}
|commander1={{flagdeco|Indonesia}} [[Achmad Tahir]]
* [[Hindia Belanda]]
|commander2={{flagdeco|United Kingdom}} [[:en:TED Kelly|T.E.D. Kelly]]
| commander1 = {{flagdeco|Indonesia}} [[Achmad Tahir]]<br>{{flagdeco|Indonesia}} [[Abdul Karim M.S]]<br>{{flagdeco|Indonesia}} [[Djamin Ginting]] <br>{{flagdeco|Indonesia}} Mayor [[Teuku Cut Rachman]] <br>{{flagdeco|Indonesia}} Mayor [[Hasan Achmad]]<ref>{{Cite web|date=2019-03-11|title=Gerilyawan Aceh di Medan Area|url=https://historia.id/militer/articles/gerilyawan-aceh-di-medan-area-vJNAB|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-09-22}}</ref> <br>{{flagdeco|Indonesia}} [[Nukum Sanany]] <ref>{{Cite web|date=2021-03-28|title=PORTALSATU.com - Aceh Hari Ini: Pasukan dari Aceh Dikirim ke Front Medan Area|url=https://portalsatu.com/aceh-hari-ini-pasukan-dari-aceh-dikirim-ke-front-medan-area/|language=id|access-date=2024-09-22}}</ref>
| commander2 = {{flagdeco|United Kingdom}} [[T.E.D. Kelly]]
| units1 = [[Tentara Keamanan Rakyat]]<br>[[Milisi]]
| units2 = [[Angkatan Darat Britania Raya]]<br>[[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]]<br>[[Netherlands Indies Civil Administration|NICA]]
| strength1 =
| strength2 =
| casualties1 =
| casualties2 =
| casualties3 =96 Tewas
| campaignbox ={{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}
}}
}}
'''Pertempuran Medan Area''' adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Pasukan Sekutu]] yang terjadi di kawasan [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]].
{{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}


==Latar belakang==
'''Pertempuran Medan Area''' adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di [[Medan]], [[Sumatra Utara]].
Pada tanggal [[9 Oktober]] [[1945]], dibawah pimpinan [[T.E.D Kelly]]. Pendaratan tentara sekutu ([[Inggris]]) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan [[NICA]] yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan [[NICA]] ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali, [[Kota Medan]], [[Sumatera Utara]] pada tanggal [[13 Oktober]] [[1945]].

Pada tanggal [[9 Oktober]] [[1945]], dibawah pimpinan [[T.E.D Kelly]]. Pendaratan tentara sekutu ([[Inggris]]) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan [[NICA]] yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan [[NICA]] ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali, [[Kota Medan]], [[Sumatra Utara]] pada tanggal [[13 Oktober]] [[1945]].


'''Latar Belakang'''

Sewaktu Perang Dunia II hampir berakhir, Sekutu setuju bahwa pasca-perang, Hindia Belanda akan berada di bawah otoritas Komando Asia Tenggara.

Komando tersebut dipimpin oleh Laksamana Inggris Lors Louis Mountbatten.  Lalu, setelah Jepang menyerah, pasukan Inggris mulai mendarat di Sumatera dan Jawa. Pasukan Inggris berniat untuk membebaskan tawanan perang, memulangkan tentara Jepang, dan menjaga hukum sambil menunggu kembalinya otoritas kolonial Belanda. Sementara itu, pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekutu yang baru saja memerdekakan Indonesia dari Jepang, mendarat di Sumatera dan Jawa.

Pasukan Inggris berniat untuk membebaskan tawanan perang, memulangkan tentara Jepang, dan menjaga hukum sambil menunggu kembalinya otoritas kolonial Belanda. Sementara itu, pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekutu yang baru saja memerdekakan Indonesia dari Jepang, mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945 dipimpin oleh Ted Kelly. Maksud kedatangan mereka adalah untuk menegakkan kembali kekuasaan Belanda atas pulau-pulau tersebut. Kedatangan Sekutu dan NICA ini kemudian memancing kemarahan orang Indonesia, yang kemudian menimbulkan konflik di hotel, di Jalan Bali, Medan, pada 13 Oktober 1945.[https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/28/080000579/pertempuran-medan-area--latar-belakang-konflik-dan-dampak?page=all] 


Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada tanggal [[13 Oktober]] [[1945]], barisan pemuda dan [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR]] bertempur melawan Sekutu dan [[NICA]] dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan [[Jepang]].
Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada tanggal [[13 Oktober]] [[1945]], barisan pemuda dan [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR]] bertempur melawan Sekutu dan [[NICA]] dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan [[Jepang]].
Baris 36: Baris 36:
[[Inggris]] mengeluarkan [[ultimatum]] kepada bangsa [[Indonesia]] agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada tanggal [[1 Desember]] 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan "''Fixed Boundaries Medan Area''" (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi para pemuda.
[[Inggris]] mengeluarkan [[ultimatum]] kepada bangsa [[Indonesia]] agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada tanggal [[1 Desember]] 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan "''Fixed Boundaries Medan Area''" (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi para pemuda.


==Pertempuran==
Pada tanggal [[10 Desember]] 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan [[April]] [[1946]], Sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke [[Siantar]], sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar Kota Medan. Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di [[Tebing Tinggi, Pemayung, Batanghari|Tebing Tinggi]].
Pada tanggal [[10 Desember]] 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan [[April]] [[1946]], Sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke [[Siantar]], sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar Kota Medan. Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di [[Tebing Tinggi, Pemayung, Batanghari|Tebing Tinggi]].


Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota Medan. Setelah pertemuan para komando itu, pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah terbentuk [[Barisan Pemuda Indonesia]] (BPI) dan berganti nama menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah Karo, dipimpin oleh [[Matang Sitepu]] sebagai ketua umum, dan dibantu oleh [[Tama Ginting]], [[Payung Bangun]], [[Selamat Ginting]], [[Rakutta Sembiring Brahmana|Rakutta Sembiring]], [[R.M. Pandia]] dari N.V Mas Persada Koran Karo-karo dan Keterangan Sebayang.
Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota Medan. Setelah pertemuan para komando itu, pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah terbentuk [[Barisan Pemuda Indonesia]] (BPI) dan berganti nama menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah Karo, dipimpin oleh [[Matang Sitepu]] sebagai ketua umum, dan dibantu oleh [[Tama Ginting]], [[Payung Bangun (tokoh militer)|Payung Bangun]], [[Selamat Ginting]], [[Rakutta Sembiring Brahmana|Rakutta Sembiring]], [[R.M. Pandia]] dari N.V Mas Persada [[Koran Karo-Karo]] dan Keterangan Sebayang.


Di dalam Barisan Laskar Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-barisan perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas [[Gyugun]] atau [[Heiho]] seperti: Djamin Ginting, Nelang Sembiring, Bom Ginting. Sedangkan yang berasal dari Talapeta: Payung Bangun, Gandil Bangun, Meriam Ginting, Tampe Malem Sinulingga. Sedangkan yang berasal dari [[N.V. Mas Persada]]: Koran Karo-karo. Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat Ginting, Rakutta Sembiring dan [[Tampak Sebayang]]. Demikian pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama Ginting, Matang Sitepu.
Di dalam Barisan Laskar Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-barisan perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas [[Gyugun]] atau [[Heiho]] seperti: Djamin Ginting, Nelang Sembiring, Bom Ginting. Sedangkan yang berasal dari Talapeta: Payung Bangun, Gandil Bangun, Meriam Ginting, Tampe Malem Sinulingga. Sedangkan yang berasal dari [[N.V. Mas Persada]]: Koran Karo-karo. Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat Ginting, Rakutta Sembiring dan [[Tampak Sebayang]]. Demikian pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama Ginting, Matang Sitepu.


==Akibat==
Dalam proses sejarah selanjutnya, Komando Laskar Rakyat kemudian berubah menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang merupakan tentara resmi pemerintah, di mana Djamin Ginting ditetapkan sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain seperti: Selamat Ginting, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, [[Tampak Sebayang]] dan lain-lain.
Dalam proses sejarah selanjutnya, Komando Laskar Rakyat kemudian berubah menjadi BKR ([[Badan Keamanan Rakyat]]) yang merupakan tentara resmi pemerintah, di mana [[Jamin Ginting|Djamin Ginting]] ditetapkan sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain seperti: Selamat Ginting, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, [[Tampak Sebayang]] dan lain-lain.


Pada umumnya, yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota Gyugun atau Heiho dan berisan-barisan bentukan Jepang. [[Djamin Ginting]] merupakan bekas komandan pleton Gyugun yang ditunjuk menjadi Komandan Batalyon [[Badan Keamanan Rakyat|BKR]] Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan [[Agustus]] 1946 dibentuk Komando Resimen [[Laskar Rakyat]] Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap [[Sekutu]] di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra terjadi perlawanan rakyat terhadap [[Jepang]], Sekutu, dan [[Belanda]]. Pertempuran itu terjadi di daerah lain juga, antara lain di [[Berastagi]], [[Padang]], [[Bukit Tinggi]] dan [[Aceh]].
Pada umumnya, yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota [[Giyugun|Gyugun]] atau Heiho dan berisan-barisan bentukan Jepang. [[Djamin Ginting]] merupakan bekas komandan pleton Gyugun yang ditunjuk menjadi Komandan Batalyon [[Badan Keamanan Rakyat|BKR]] Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan [[Agustus]] 1946 dibentuk Komando Resimen [[Laskar Rakyat]] Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap [[Sekutu]] di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra terjadi perlawanan rakyat terhadap [[Jepang]], Sekutu, dan [[Belanda]]. Pertempuran itu terjadi di beberapa wilayah kawasan [[Berastagi, Karo|Berastagi]], [[Kota Padang|Padang]], dan [[Bukit Tinggi]].


== Referensi ==
== Referensi ==
* ''Medan Area Mengisi Proklamasi'', Jilid I. Medan: Percetakan Waspada dan Badan Musyuwarah Pejuang R.I. Medan Area, 1976.
* ''Medan Area Mengisi Proklamasi'', Jilid I. Medan: Percetakan Waspada dan Badan Musyuwarah Pejuang R.I. Medan Area, 1976.

== Catatan kaki ==
{{reflist}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 22 September 2024 16.36

Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Pasukan Sekutu yang terjadi di kawasan Medan, Sumatera Utara.

Latar belakang

Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu (Inggris) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan NICA ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatera Utara pada tanggal 13 Oktober 1945.

Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada tanggal 13 Oktober 1945, barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang.

Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi para pemuda.

Pertempuran

Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Siantar, sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar Kota Medan. Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebing Tinggi.

Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota Medan. Setelah pertemuan para komando itu, pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan berganti nama menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah Karo, dipimpin oleh Matang Sitepu sebagai ketua umum, dan dibantu oleh Tama Ginting, Payung Bangun, Selamat Ginting, Rakutta Sembiring, R.M. Pandia dari N.V Mas Persada Koran Karo-Karo dan Keterangan Sebayang.

Di dalam Barisan Laskar Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-barisan perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas Gyugun atau Heiho seperti: Djamin Ginting, Nelang Sembiring, Bom Ginting. Sedangkan yang berasal dari Talapeta: Payung Bangun, Gandil Bangun, Meriam Ginting, Tampe Malem Sinulingga. Sedangkan yang berasal dari N.V. Mas Persada: Koran Karo-karo. Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat Ginting, Rakutta Sembiring dan Tampak Sebayang. Demikian pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama Ginting, Matang Sitepu.

Akibat

Dalam proses sejarah selanjutnya, Komando Laskar Rakyat kemudian berubah menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang merupakan tentara resmi pemerintah, di mana Djamin Ginting ditetapkan sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain seperti: Selamat Ginting, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, Tampak Sebayang dan lain-lain.

Pada umumnya, yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota Gyugun atau Heiho dan berisan-barisan bentukan Jepang. Djamin Ginting merupakan bekas komandan pleton Gyugun yang ditunjuk menjadi Komandan Batalyon BKR Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi di beberapa wilayah kawasan Berastagi, Padang, dan Bukit Tinggi.

Referensi

  • Medan Area Mengisi Proklamasi, Jilid I. Medan: Percetakan Waspada dan Badan Musyuwarah Pejuang R.I. Medan Area, 1976.

Catatan kaki

  1. ^ "Gerilyawan Aceh di Medan Area". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-03-11. Diakses tanggal 2024-09-22. 
  2. ^ "PORTALSATU.com - Aceh Hari Ini: Pasukan dari Aceh Dikirim ke Front Medan Area". 2021-03-28. Diakses tanggal 2024-09-22. 

Lihat pula