Orang Indonesia: Perbedaan antara revisi

*Orang Indonesia*
	Bendera Indonesia
Jumlah populasi
	Indonesia; ca 260 juta; perkiraan tahun 2016; ca 255 juta; perkiraan tahun 2015; ca 237 juta; Sensus Penduduk Indonesia 2010
Daerah dengan populasi signifikan
Malaysia	ca 8.000.000-10.000.000 (berasimilasi dengan Melayu Malaysia lokal, lebih dari separuh orang Melayu di Malaysia memiliki keturunan dari berbagai suku di Indonesia) (Lihat: Warga negara Malaysia keturunan Indonesia) ca 3,500,000-5,300,000 (Warga negara Indonesia)
Belanda	1,700,000 (2021); (termasuk keturunan Indonesia); 352,298 (2021); (tidak termasuk kelahiran Belanda,; hanya WNI);
Arab Saudi	1.500.000 (2014)
Singapura	500,000 (Keturunan Indonesia, lebih dari 60% Melayu Singapura adalah keturunan Jawa); 250,000 (2022) (Warga Negara Indonesia);
Afrika Selatan	300.000 (berasimilasi dengan Melayu Tanjung lokal)
Republik Tiongkok	300.000 (2020)
Hongkong	102.100 (2006)
Amerika Serikat	101.270 (2006)
Uni Emirat Arab	100.000 (2006)
Australia	86.196 (2017)
Qatar	39.000 (2013)
Korea Selatan	33.195 (2017)
Jepang	30.567 (2003)
Jerman	16.738 (2014)
Kanada	14.320 (2006)
Inggris Raya	9.624 (2011)
Makau	6.269 (2012)
Thailand	2.952 (2010)
Rusia	700 (2020)
Bahasa
	Indonesia, Melayu, Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Bugis, Bali, Aceh, dan lainnya
Agama
	Mayoritas:; Islam ; Minoritas:; Kristen (Protestan dan Katolik) · Hindu · Buddha · Konghucu · Kejawen · Wiwitan · Animisme · Syamanisme · Kaharingan
Kelompok etnik terkait
	Melayu Malaysia,Indo, Malagasi, Filipina, dan orang Austronesia lainnya

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi terkini sejak 9 Mei 2024 06.47

Orang Indonesia adalah penduduk Indonesia,^[37] tanpa memandang latar belakang ras, etnis ataupun agama.^[38]^[39] Indonesia merupakan negara kepulauan multikultural dengan beragam etnis yang memiliki berbagai bahasa, budaya, dan kepercayaan. Kelompok etnis asli orang Indonesia mayoritas merupakan Orang Jawa dengan persentase terbesar yaitu 40,06%, diikuti dengan etnis Sunda (15,51%), suku Melayu (secara khusus) dengan persentase 3,70%, Batak (3,58%), Madura (3,03%), Minangkabau (2,73%), Lampung (2,88%) dan kelompok etnis minoritas lainnya yang membentuk sekitar 28,51% dari populasi kelompok etnis "asli" di Indonesia. Sebagian besar kelompok etnis di Indonesia termasuk dalam ras keluarga rumpun Melayu Austronesia, namun terdapat juga minoritas ras Melanesia seperti Orang Asli Papua, sisanya merupakan keturunan Tionghoa, Tamil, Punjabi, Arab,dan sebagian dari etnis Kaukasoid yang telah sejak lama lahir dan berketurunan di wilayah Indonesia^[40]. Jumlah populasi di Indonesia menurut sensus nasional tahun 2010 adalah 237,64 juta jiwa,^[2] dan 10 tahun kemudian bertambah 32.50 juta saat di lakukan sensus penduduk tahun 2020 yaitu 270.20 juta [1]^[2]51% populasi tinggal di pulau Jawa,^[2] pulau terpadat di dunia.^[41] Sekitar 95% orang Indonesia adalah Pribumi sedangkan 5% sisanya adalah orang Indonesia keturunan negara asing, seperti Keturunan Arab, Keturunan Tionghoa, Keturunan India dan lainnya.

Populasi

Kelompok etnis

Ada lebih dari 300 kelompok etnis di Indonesia. 95% dari mereka adalah penduduk asli Indonesia (Pribumi), sementara sisanya terbentuk dari pendatang. Indonesia adalah gabungan suku suku yang ada di Nusantara termasuk didalamnya suku Tionghoa.

Kelompok etnis terbesar di Indonesia adalah suku Jawa yang mana membentuk hampir 40,22% dari total populasi Indonesia. Suku Jawa terkonsentrasi di Pulau Jawa tetapi tidak sedikit pula yang telah bermigrasi ke luar daerah Pulau Jawa di seluruh Nusantara melalui program transmigrasi. Suku Sunda, Melayu, dan Madura merupakan kelompok terbesar berikutnya di Indonesia. Banyak kelompok etnis, khususnya di Kalimantan dan Papua, yang mana hanya memiliki ratusan anggota saja. Sebagian besar bahasa lokal (bahasa daerah) berasal dari rumpun bahasa Austronesia, meski demikian jumlahnya telah signifikan, khususnya Kepulauan Maluku dan Papua Barat termasuk dalam bahasa Papua. Penduduk Tionghoa membentuk sedikitnya kurang dari 1% dari total penduduk Indonesia menurut sensus tahun 2000. Beberapa orang Indonesia keturunan Tionghoa ini berbicara dengan menggunakan berbagai dialek Cina, terutama Hokkien, Hakka dan Mandarin. Etnis keturunan lainnya, yakni etnis Arab dan India. Orang Indonesia keturunan Arab berbicara dengan menggunakan dialek Arab. Sedangkan orang Indonesia keturunan India tentu menggunakan dialek mereka masing-masing, terutama Tamil dan Punjab.

Klasifikasi kelompok etnis di Indonesia tidaklah kaku dan dalam beberapa kasus tidak jelas karena perihal migrasi, pengaruh budaya, dan bahasa; misalnya beberapa orang menganggap suku Osing dan suku Cirebon sebagai anggota suku Jawa atau serumpun dengannya, namun beberapa orang yang lain berpendapat bahwa mereka adalah kelompok etnis yang benar-benar berbeda disebabkan dialek yang berbeda antara bahasa Osing dan Cirebon dengan dialek Jawa. Kasus ini sama dengan kasus suku Baduy yang sebenarnya merupakan sub-etnis dari suku Sunda. Salah satu etnis hibrida (campuran) adalah suku Betawi, tidak hanya berasal dari perkawinan antar-pribumi, tetapi juga dengan pendatang asing seperti suku Arab, Tionghoa, dan India sejak masa Batavia kolonial.

Budaya

Bahasa

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi di Indonesia. Ini adalah standar bahasa Melayu, bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai bahasa pergaulan di kepulauan Indonesia (Nusantara) selama berabad-abad. Sebagian besar orang Indonesia juga berbicara lebih dari satu bahasa. Ada sekitar 700 bahasa asli pribumi-Indonesia. Selain itu ada juga beberapa dialek bahasa yang dipertuturkan oleh peranakan Tionghoa, Arab, India, dan Eropa.

Sebagian besar orang Indonesia, selain berbicara menggunakan bahasa nasional, tentu fasih pula dalam berbicara menggunakan bahasa daerah (contohnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, dan lain-lain), yang biasa digunakan di rumah dan lingkungannya, serta di dalam komunitas lokal. Sebagian besar pendidikan formal, hampir semua media nasional, dan bentuk komunikasi lainnya, menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan informasi. Di Timor Timur, yang merupakan provinsi Indonesia dari 1975 hingga 1999—sekarang Timor Leste—bahasa Indonesia diakui oleh konstitusi sebagai salah satu dari dua bahasa kerja (lainnya adalah bahasa Inggris), di samping bahasa resmi Tetun dan Portugis.

Agama

Indonesia secara konstitusional adalah negara sekuler dan prinsip pertama dari landasan filosofis Indonesia, yakni Pancasila, adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sejumlah agama yang berbeda dipraktikkan di negara ini, dan pengaruh kolektif mereka terhadap kehidupan politik, ekonomi, dan budaya negara itu telah signifikan. Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama. Namun, pemerintah hanya mengakui enam agama resmi (yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konfusianisme). Meskipun berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Konferensi Indonesia tentang Agama dan Perdamaian (ICRP), ada sekitar 245 agama non-resmi di Indonesia. Hukum Indonesia mengharuskan setiap warga negara Indonesia memegang kartu identitas—disebut KTP—yang mengidentifikasi orang tersebut dengan salah satu dari enam agama resmi ini, meskipun warga negara mungkin dapat membiarkan kolom itu kosong atau tidak diisi. Indonesia tidak mengakui ateisme atau agnostisisme, dan penghujatan atau penistaan agama adalah ilegal. Dalam sensus Indonesia 2010, 87,18% orang Indonesia mengakui bahwa diri mereka sebagai Muslim (dengan Sunni lebih dari 99%, Syi'ah 0,5%, Ahmadiyyah 0,2%), 6,96% Protestan, 2,91% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Konfusianisme, 0,13% lainnya, dan 0,38% tidak dinyatakan atau tidak ditanyakan.

Kepemimpinan politik Indonesia telah memainkan peran penting dalam hubungan antar-kelompok, baik secara positif dan negatif, meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai dengan menegakkan Pancasila.

Arsitektur

Arsitektur Indonesia mencerminkan keragaman pengaruh budaya, sejarah, dan geografis yang telah membentuk Indonesia secara keseluruhan. Penjajah, misionaris, pedagang, dan navigator Muslim membawa perubahan budaya yang memiliki efek mendalam pada gaya dan arsitektur bangunan.

Secara tradisional, pengaruh asing yang paling signifikan adalah India. Namun, pengaruh Tionghoa, Arab, dan Eropa juga memainkan peran penting dalam membentuk arsitektur Indonesia. Arsitektur religius bervariasi dari bentuk asli ke masjid, kuil, vihara, klenteng dan gereja. Para sultan, ningrat, dan penguasa lainnya membangun istana. Ada warisan arsitektur kolonial yang cukup besar di kota-kota di Indonesia. Indonesia yang merdeka telah melihat perkembangan paradigma baru untuk perihal arsitektur postmodern dan kontemporer.

Hidangan

Hidangan Indonesia adalah salah satu masakan paling bervariasi dan penuh warna di dunia, penuh dengan rasa yang lezat. Ini beragam, sebab pulau di Indonesia terdiri dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni dari total 18.000 di kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 300 kelompok etnis yang menyebut Indonesia sebagai rumah mereka. Ada banyak masakan daerah, sering didasarkan pada budaya pribumi-Nusantara dan pengaruh asing. Indonesia memiliki sekitar 5.350 resep tradisional, dengan 30 di antaranya dianggap yang paling penting.

Masakan Indonesia sangat bervariasi menurut wilayah dan memiliki banyak pengaruh yang berbeda. Masakan Sumatera, misalnya, sering memiliki pengaruh Timur Tengah dan India, yang menampilkan gulai dan kari, sementara masakan Jawa kebanyakan asli bumiputra, dengan sedikit pengaruh Tionghoa. Masakan di Indonesia Timur mirip dengan masakan Polinesia dan Melanesia. Unsur masakan Tionghoa dapat dilihat dalam masakan Indonesia seperti nasi goreng, bakmi, bakso, pempek dan lumpia yang mana telah sepenuhnya berasimilasi. Sedangkan unsur masakan Arab dapat dilihat dalam masakan Indonesia seperti nasi kebuli, rabeg, dan kue kaak. Ada juga unsur masakan India yang dapat dilihat dalam masakan Indonesia seperti gulai, kari, dan nasi briyani, serta roti canai.

Lihat pula

Senarai orang Indonesia non-pribumi:

Referensi

^ "Indonesia Population clock". Country Meters.
^ ^a ^b ^c ^d "Population Projection by Province, 2010-2035". Statistics Indonesia. 18 February 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2015. Diakses tanggal 6 August 2016.
^ "Indonesia". International Monetary Fund. Diakses tanggal 25 April 2015.
^ "Malaysia, Negeri Perantau Indonesia".
^ Wahyu Dwi Anggoro (20 August 2013). "Mayoritas Melayu Malaysia Keturunan Indonesia". Okezone.
^ "Migrasi dan Perkawinan Politik Menghubungkan Melayu dan Nusantara".
^ "History of Javanese Migration to Malaysia" (dalam bahasa Indonesian). Kompas. 5 August 2022. Diakses tanggal 3 December 2022.
^ "The Javanese connection in Malaysia". MalaysiaKini. 21 November 2021. Diakses tanggal 20 September 2022.
^ termasuk imigran illegal
^ Purnomo, Indra. "Tersebar di Berbagai Negara, Pekerja Migran asal RI Capai 9 Juta Orang". idxchannel.com. Diakses tanggal 2022-02-26.
^ "5,3 Juta PMI Ilegal Diperkirakan Bekerja di Malaysia hingga Timur Tengah". merdeka.com. 2021-05-14. Diakses tanggal 2022-02-24.
^ "Di Hadapan BMI Malaysia, Menlu Retno Tekankan Prioritas Perlindungan WNI" (dalam bahasa Indonesian). Embassy of the Republic of Indonesia, Kuala Lumpur. 27 January 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 March 2016. Diakses tanggal 11 March 2016. Diperkirakan terdapat sekitar 2,5 juta warga Indonesia berada di Malaysia, dimana hampir setengahnya berstatus ilegal.
^ "Diaspora Indonesia di Belanda Semangat "Bangun Negeri via Investasi"". Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. Diakses tanggal 2022-02-24.
^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama WNI di Luar Negeri
^ "KBRI Den Haag Dorong WNI Gali Peluang Bisnis Kuliner di Belanda". medcom.id. Diakses tanggal 2022-02-24.
^ "Ada 1,8 Juta Diaspora Indonesia di Belanda". Swa.co.id. Diakses tanggal 23 September 2015.
^ Kompasiana (2016). Kami Tidak Lupa Indonesia. Bentang Pustaka. ISBN 9786022910046.
^ Milner, Anthony (2011). "Chapter 7, Multiple forms of 'Malayness'". The Malays. John Wiley & Sons. hlm. 197. ISBN 978-0-7748-1333-4. Diakses tanggal 17 February 2013.
^ "Pemerintah Dorong Diaspora Indonesia Turut Aktif Membangun Negeri". setneg.go.id.
^ Vahed, Goolam (13 April 2016). "The Cape Malay:The Quest for 'Malay' Identity in Apartheid South Africa". South African History Online. Diakses tanggal 29 November 2016.
^ "Malay, Cape in South Africa". Diakses tanggal 2022-03-21.
^ "Indonesia, Taiwan sign agreement on migrant protections". The Jakarta Post. 30 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2015. Diakses tanggal 11 January 2016.
^ Media Indonesia Online 30 November 2006
^ "Meet Marvell" (PDF). Forbes Magazine. 14 August 2006. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 October 2006.
^ Ramona Ruiz (30 May 2012). "Indonesian envoy wants fewer maids sent to UAE". The National. Diakses tanggal 11 January 2016.
^ "Statistics". Abs.gov.au. ^{[pranala nonaktif]}
^ Snoj, Jure (18 December 2013). "Population of Qatar". Bqdoha.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 December 2013. Diakses tanggal 2 January 2016.
^ KIS Statistics 2013 (PDF). Korean Immigration Service. 29 May 2014. hlm. 378. ISSN 2005-0356. Diakses tanggal 10 April 2017.
^ Sakurai 2003: 33
^ Sakurai 2003: 41
^ Indonesians in Germany - their engagement in the development Diarsipkan 2017-10-19 di Wayback Machine. (2016)
^ Census 2006
^ "Country-of-birth database". Organisation for Economic Co-operation and Development. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2005. Diakses tanggal 4 October 2015.
^ "Macau Population Census". Census Bureau of Macau. May 2012. Diakses tanggal 22 July 2016.
^ Vapattanawong, Patama. "ชาวต่างชาติในเมืองไทยเป็นใครบ้าง? (Foreigners in Thailand)" (PDF). Institute for Population and Social Research - Mahidol University (dalam bahasa Thai). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-04-12. Diakses tanggal 25 December 2017.
^ Koresponden, Non. Sekarwati, Suci, ed. "KBRI Moskow Bentuk Wadah untuk Anak Muda Indonesia dan Rusia". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-05-26.
^ "Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006" (PDF). 2006.
^ Center for Information and Development Studies. (1998) Pribumi dan Non-Pribumi dalam Perspektif Pemerataan Ekonomi dan Integrasi Sosial (Pribumi and Non-Pribumi in the Perspective of Economic Redistribution and Social Integration). Jakarta, Indonesia: Center for Information and Development Studies
^ Suryadinata, Leo. (1992) Pribumi Indonesians, the Chinese Minority, and China. Singapore: Heinemann Asia.
^ https://indonesiabaik.id/infografis/sebaran-jumlah-suku-di-indonesia
^ Calder, Joshua (3 May 2006). "Most Populous Islands". World Island Information. Diakses tanggal 26 September 2006.

[1] "Indonesia Population clock". Country Meters.

[bpsest-2] "Population Projection by Province, 2010-2035". Statistics Indonesia. 18 February 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2015. Diakses tanggal 6 August 2016.

[imf2-3] "Indonesia". International Monetary Fund. Diakses tanggal 25 April 2015.

[4] "Malaysia, Negeri Perantau Indonesia".

[Wahyu_Dwi_Anggoro-5] Wahyu Dwi Anggoro (20 August 2013). "Mayoritas Melayu Malaysia Keturunan Indonesia". Okezone.

[6] "Migrasi dan Perkawinan Politik Menghubungkan Melayu dan Nusantara".

[7] "History of Javanese Migration to Malaysia" (dalam bahasa Indonesian). Kompas. 5 August 2022. Diakses tanggal 3 December 2022.

[8] "The Javanese connection in Malaysia". MalaysiaKini. 21 November 2021. Diakses tanggal 20 September 2022.

[9] termasuk imigran illegal

[Indonesian_migrant_workers-10] Purnomo, Indra. "Tersebar di Berbagai Negara, Pekerja Migran asal RI Capai 9 Juta Orang". idxchannel.com. Diakses tanggal 2022-02-26.

[Overseas_Indonesians-11] "5,3 Juta PMI Ilegal Diperkirakan Bekerja di Malaysia hingga Timur Tengah". merdeka.com. 2021-05-14. Diakses tanggal 2022-02-24.

[12] "Di Hadapan BMI Malaysia, Menlu Retno Tekankan Prioritas Perlindungan WNI" (dalam bahasa Indonesian). Embassy of the Republic of Indonesia, Kuala Lumpur. 27 January 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 March 2016. Diakses tanggal 11 March 2016. Diperkirakan terdapat sekitar 2,5 juta warga Indonesia berada di Malaysia, dimana hampir setengahnya berstatus ilegal.

[13] "Diaspora Indonesia di Belanda Semangat "Bangun Negeri via Investasi"". Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. Diakses tanggal 2022-02-24.

[WNI_di_Luar_Negeri-14] Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama WNI di Luar Negeri

[15] "KBRI Den Haag Dorong WNI Gali Peluang Bisnis Kuliner di Belanda". medcom.id. Diakses tanggal 2022-02-24.

[16] "Ada 1,8 Juta Diaspora Indonesia di Belanda". Swa.co.id. Diakses tanggal 23 September 2015.

[17] Kompasiana (2016). Kami Tidak Lupa Indonesia. Bentang Pustaka. ISBN 9786022910046.

[KeturunanSG-18] Milner, Anthony (2011). "Chapter 7, Multiple forms of 'Malayness'". The Malays. John Wiley & Sons. hlm. 197. ISBN 978-0-7748-1333-4. Diakses tanggal 17 February 2013.

[19] "Pemerintah Dorong Diaspora Indonesia Turut Aktif Membangun Negeri". setneg.go.id.

[VahedGSAhistory-20] Vahed, Goolam (13 April 2016). "The Cape Malay:The Quest for 'Malay' Identity in Apartheid South Africa". South African History Online. Diakses tanggal 29 November 2016.

[21] "Malay, Cape in South Africa". Diakses tanggal 2022-03-21.

[22] "Indonesia, Taiwan sign agreement on migrant protections". The Jakarta Post. 30 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2015. Diakses tanggal 11 January 2016.

[Media_Indonesia_Online_2006-11-30-23] Media Indonesia Online 30 November 2006

[24] "Meet Marvell" (PDF). Forbes Magazine. 14 August 2006. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 October 2006.

[25] Ramona Ruiz (30 May 2012). "Indonesian envoy wants fewer maids sent to UAE". The National. Diakses tanggal 11 January 2016.

[ABSAncestry-26] "Statistics". Abs.gov.au. ^{[pranala nonaktif]}

[27] Snoj, Jure (18 December 2013). "Population of Qatar". Bqdoha.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 December 2013. Diakses tanggal 2 January 2016.

[28] KIS Statistics 2013 (PDF). Korean Immigration Service. 29 May 2014. hlm. 378. ISSN 2005-0356. Diakses tanggal 10 April 2017.

[29] Sakurai 2003: 33

[30] Sakurai 2003: 41

[31] Indonesians in Germany - their engagement in the development Diarsipkan 2017-10-19 di Wayback Machine. (2016)

[Census_2006-32] Census 2006

[OECD-33] "Country-of-birth database". Organisation for Economic Co-operation and Development. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2005. Diakses tanggal 4 October 2015.

[34] "Macau Population Census". Census Bureau of Macau. May 2012. Diakses tanggal 22 July 2016.

[35] Vapattanawong, Patama. "ชาวต่างชาติในเมืองไทยเป็นใครบ้าง? (Foreigners in Thailand)" (PDF). Institute for Population and Social Research - Mahidol University (dalam bahasa Thai). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-04-12. Diakses tanggal 25 December 2017.

[36] Koresponden, Non. Sekarwati, Suci, ed. "KBRI Moskow Bentuk Wadah untuk Anak Muda Indonesia dan Rusia". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-05-26.

[37] "Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006" (PDF). 2006.

[38] Center for Information and Development Studies. (1998) Pribumi dan Non-Pribumi dalam Perspektif Pemerataan Ekonomi dan Integrasi Sosial (Pribumi and Non-Pribumi in the Perspective of Economic Redistribution and Social Integration). Jakarta, Indonesia: Center for Information and Development Studies

[39] Suryadinata, Leo. (1992) Pribumi Indonesians, the Chinese Minority, and China. Singapore: Heinemann Asia.

[40] ttps://indonesiabaik.id/infografis/sebaran-jumlah-suku-di-indonesia

[41] Calder, Joshua (3 May 2006). "Most Populous Islands". World Island Information. Diakses tanggal 26 September 2006.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

[21]

[22]

[23]

[24]

[25]

[26]

[27]

[28]

[29]

[30]

[31]

[32]

[33]

[34]

[35]

[36]

[37]

[38]

[39]

[40]

[41]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
 {{refimprove}}
 {{Infobox ethnic group
 | group     = ''Orang Indonesia''
@@ Baris 8: / Baris 8: @@
 |population = {{flag|Indonesia}}<br />'''{{circa|260 juta}}'''<ref>{{cite web | title = Indonesia Population clock | work = Country Meters | url = http://countrymeters.info/en/Indonesia}}</ref><br /><small>perkiraan tahun 2016</small><br />{{Circa|255 juta}}<ref name="bpsest"/><br /><small>perkiraan tahun 2015</small><br />{{Circa|237 juta}}<ref name = "imf2">{{cite web |url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2015/01/weodata/weorept.aspx?pr.x=70&pr.y=2&sy=2015&ey=2015&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=536&s=NGDPD%2CNGDPDPC%2CPPPGDP%2CPPPPC&grp=0&a=|title=Indonesia |publisher=International Monetary Fund |accessdate=25 April 2015}}</ref><br /><small>[[Sensus Penduduk Indonesia 2010]]</small>
 |region1   = {{flag|Malaysia}}
+|pop1      ={{circa}} 8.000.000-10.000.000 {{smaller|(berasimilasi dengan [[Melayu Malaysia]] lokal, lebih dari separuh orang Melayu di Malaysia memiliki keturunan dari [[Suku-suku di Indonesia|berbagai suku di Indonesia]]) (Lihat: [[Warga negara Malaysia keturunan Indonesia]])<ref>{{cite web|url= https://amp.kompas.com/nasional/read/2009/09/01/01505242/oasejeda|title= Malaysia, Negeri Perantau Indonesia|language=id}}</ref><ref name="Wahyu Dwi Anggoro">{{cite web|url=https://news.okezone.com/read/2013/08/20/411/852376/mayoritas-melayu-malaysia-keturunan-indonesia|title=Mayoritas Melayu Malaysia Keturunan Indonesia|author=Wahyu Dwi Anggoro|language=id|work=Okezone|date=20 August 2013 }}</ref><ref>{{cite web|url=https://tirto.id/migrasi-dan-perkawinan-politik-menghubungkan-melayu-dan-nusantara-ggzQ|title=Migrasi dan Perkawinan Politik Menghubungkan Melayu dan Nusantara|language=id}}</ref><ref>{{cite web|url= https://amp.kompas.com/stori/read/2022/08/05/100000879/sejarah-migrasi-orang-jawa-ke-malaysia|title = History of Javanese Migration to Malaysia| date=5 August 2022 |publisher=Kompas|access-date=3 December 2022|language = Indonesian}}</ref><ref>{{cite web|url= https://m.malaysiakini.com/columns/600061|title = The Javanese connection in Malaysia| date=21 November 2021 |publisher=MalaysiaKini|access-date=20 September 2022}}</ref>}}
-|pop1      = 2.500.000 (2014)
+{{circa}} 3,500,000-5,300,000 {{small|(Warga negara Indonesia)<ref>termasuk [[Imigran ilegal di Malaysia|imigran illegal]]</ref>}}<ref name="Indonesian migrant workers">{{Cite web|last=Purnomo|first=Indra|title=Tersebar di Berbagai Negara, Pekerja Migran asal RI Capai 9 Juta Orang|url=https://www.idxchannel.com/economics/tersebar-di-berbagai-negara-pekerja-migran-asal-ri-capai-9-juta-orang|website=idxchannel.com|access-date=2022-02-26|language=id-ID}}</ref><ref name="Overseas Indonesians">{{Cite web|date=2021-05-14|title=5,3 Juta PMI Ilegal Diperkirakan Bekerja di Malaysia hingga Timur Tengah|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/53-juta-pmi-ilegal-diperkirakan-bekerja-di-malaysia-hingga-timur-tengah.html|access-date=2022-02-24|website=merdeka.com|language=id}}</ref>
 |ref1      =<ref>{{cite web|url=http://www.kbrikualalumpur.org/index.php/indeks/berita-kbri/231-di-hadapan-bmi-malaysia-menlu-retno-tekankan-prioritas-perlindungan-wni|title=Di Hadapan BMI Malaysia, Menlu Retno Tekankan Prioritas Perlindungan WNI|language=Indonesian|publisher=Embassy of the Republic of Indonesia, Kuala Lumpur|date=27 January 2015|accessdate=11 March 2016|quote=Diperkirakan terdapat sekitar 2,5 juta warga Indonesia berada di Malaysia, dimana hampir setengahnya berstatus ilegal.|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160310172326/http://www.kbrikualalumpur.org/index.php/indeks/berita-kbri/231-di-hadapan-bmi-malaysia-menlu-retno-tekankan-prioritas-perlindungan-wni|archivedate=10 March 2016|deadurl=yes}}</ref>
 |region2   = {{flag|Belanda}}
-|pop2      = 1.800.000 (2013)
+|pop2      = {{Unbulleted list |class=wrap
+    | 1,700,000 (2021)<ref>{{Cite web|title=Diaspora Indonesia di Belanda Semangat “Bangun Negeri via Investasi”|url=https://kemlu.go.id/thehague/id/news/15033/diaspora-indonesia-di-belanda-semangat-bangun-negeri-via-investasi|access-date=2022-02-24|website=Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia|language=id}}</ref><br>{{small|(termasuk keturunan Indonesia)}}
+    | 352,298 (2021)<ref name="WNI di Luar Negeri" /><ref>{{Cite web|title=KBRI Den Haag Dorong WNI Gali Peluang Bisnis Kuliner di Belanda|url=https://www.medcom.id/internasional/eropa-amerika/nbwlBjDk-kbri-den-haag-dorong-wni-gali-peluang-bisnis-kuliner-di-belanda|access-date=2022-02-24|website=medcom.id|language=id}}</ref><br>{{small|(tidak termasuk kelahiran Belanda,<br>hanya WNI)}}
+    }}
 |ref2      =<ref>{{cite web|url= http://swa.co.id/business-strategy/ada-18-juta-diaspora-indonesia-di-belanda-ini-komposisinya |title=Ada 1,8 Juta Diaspora Indonesia di Belanda |publisher=Swa.co.id |accessdate=23 September 2015}}</ref>
 |region3   = {{flag|Arab Saudi}}
@@ Baris 17: / Baris 21: @@
 |ref3      =<ref>{{Cite book|title=Kami Tidak Lupa Indonesia|last=Kompasiana|publisher=Bentang Pustaka|year=2016|isbn=9786022910046|location=|pages=}}</ref>
 |region4   = {{flag|Singapura}}
-|pop4      = 200.000 (2010)
+|pop4      = {{Unbulleted list |class=wrap
+    | 500,000 {{smaller|(Keturunan Indonesia, lebih dari 60% [[Melayu Singapura]] adalah [[orang Jawa|keturunan Jawa]])}}<ref name="KeturunanSG">{{cite book|last=Milner|first=Anthony|title=The Malays|year=2011|publisher=John Wiley & Sons|isbn=978-0-7748-1333-4|url=https://books.google.com/books?id=sACaolB0FpkC&q=singapore+malays+%22javanese+descent%22|access-date=17 February 2013|chapter=Chapter 7, Multiple forms of 'Malayness'|page=197}}</ref>
-|ref4      =<ref>{{cite web|url=http://www.smu.edu.sg/sites/default/files/smu/news_room/smu_in_the_news/2013/sources/feb20/bh_20130220_1.pdf|title=Kian ramai dari Indonesia jadi warga|language=Malay|publisher=[[Berita Harian (Singapore)|Berita Harian]]|date=20 February 2013|accessdate=11 March 2016|format=PDF|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160310173513/http://www.smu.edu.sg/sites/default/files/smu/news_room/smu_in_the_news/2013/sources/feb20/bh_20130220_1.pdf|archivedate=10 March 2016|deadurl=yes}}</ref>
+    | 250,000 (2022)<ref>{{Cite web|title= Pemerintah Dorong Diaspora Indonesia Turut Aktif Membangun Negeri|url= https://www.setneg.go.id/baca/index/pemerintah_dorong_diaspora_indonesia_turut_aktif_membangun_negeri|website=setneg.go.id|language=id}}</ref> {{smaller|(Warga Negara Indonesia)}}
-|region5   = {{flag|Taiwan}}
+    }}
-|pop5      = 161.000 (2010)
+|region5   = {{flag|Afrika Selatan}}
-|ref5      =<ref>{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/30/indonesia-taiwan-sign-agreement-migrant-protections.html|title=Indonesia, Taiwan sign agreement on migrant protections|publisher=The Jakarta Post|date=30 April 2011|accessdate=11 January 2016|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151122105933/http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/30/indonesia-taiwan-sign-agreement-migrant-protections.html|archivedate=22 November 2015|df=dmy-all}}</ref>
+|pop5      = 300.000 {{smaller|(berasimilasi dengan [[Melayu Tanjung]] lokal)}}
-|region6   = {{flag|Hongkong}}
+|ref5      = <ref name="VahedGSAhistory">{{cite web |first=Goolam |last=Vahed |url=http://www.sahistory.org.za/article/cape-malay |title=The Cape Malay:The Quest for 'Malay' Identity in Apartheid South Africa |publisher=South African History Online |date=13 April 2016 |access-date=29 November 2016 }}</ref><ref>{{Cite web|url=https://joshuaproject.net/people_groups/18995/SF|title=Malay, Cape in South Africa|access-date=2022-03-21}}</ref>
-|pop6      = 102.100 (2006)
+|region6   = {{flag|Republik Tiongkok}}
-|ref6      = <ref name="Media Indonesia Online 2006-11-30">Media Indonesia Online 30 November 2006</ref>
+|pop6     = 300.000 (2020)
-|region7   = {{flag|Amerika Serikat}}
+|ref6     =<ref>{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/30/indonesia-taiwan-sign-agreement-migrant-protections.html|title=Indonesia, Taiwan sign agreement on migrant protections|publisher=The Jakarta Post|date=30 April 2011|accessdate=11 January 2016|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151122105933/http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/30/indonesia-taiwan-sign-agreement-migrant-protections.html|archivedate=22 November 2015|df=dmy-all}}</ref>
-|pop7      = 101.270 (2006)
+|region7   = {{flag|Hongkong}}
-|ref7      = <ref>{{cite web|format=PDF|url=http://www.marvell.com/meet_marvell.pdf|title=Meet Marvell|publisher=Forbes Magazine|date=14 August 2006|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20061014233458/http://www.marvell.com/meet_marvell.pdf|archivedate=14 October 2006}}</ref>
+|pop7      = 102.100 (2006)
-|region8   = {{flag|Uni Emirat Arab}}
+|ref7     = <ref name="Media Indonesia Online 2006-11-30">Media Indonesia Online 30 November 2006</ref>
-|pop8      = 100.000 (2006)
+|region8  = {{flag|Amerika Serikat}}
-|ref8      =<ref>{{cite web|url=http://www.thenational.ae/news/uae-news/indonesian-envoy-wants-fewer-maids-sent-to-uae|title=Indonesian envoy wants fewer maids sent to UAE|author=Ramona Ruiz|publisher=[[The National (Abu Dhabi)|The National]]|date=30 May 2012|accessdate=11 January 2016}}</ref>
+|pop8      = 101.270 (2006)
-|region9  = {{flag|Australia}}
+|ref8      = <ref>{{cite web|format=PDF|url=http://www.marvell.com/meet_marvell.pdf|title=Meet Marvell|publisher=Forbes Magazine|date=14 August 2006|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20061014233458/http://www.marvell.com/meet_marvell.pdf|archivedate=14 October 2006}}</ref>
-|pop9     = 86.196 (2017)
+|region9   = {{flag|Uni Emirat Arab}}
-|ref9     =<ref name="ABSAncestry">{{cite web|url=http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/[email protected]/webpages/statistics?opendocument|title=Statistics|publisher=Abs.gov.au|date=}}{{dead link|date=April 2017}}{{cbignore}}</ref>
+|pop9     = 100.000 (2006)
+|ref9     =<ref>{{cite web|url=http://www.thenational.ae/news/uae-news/indonesian-envoy-wants-fewer-maids-sent-to-uae|title=Indonesian envoy wants fewer maids sent to UAE|author=Ramona Ruiz|publisher=[[The National (Abu Dhabi)|The National]]|date=30 May 2012|accessdate=11 January 2016}}</ref>
+|region10  = {{flag|Australia}}
+|pop10     = 86.196 (2017)
+|ref10     =<ref name="ABSAncestry">{{cite web|url=http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/[email protected]/webpages/statistics?opendocument|title=Statistics|publisher=Abs.gov.au|date=}}{{dead link|date=April 2017}}{{cbignore}}</ref>
 |region11  = {{flag|Qatar}}
 |pop11     = 39.000 (2013)
@@ Baris 49: / Baris 58: @@
 |pop15  = 14.320 (2006)
 |ref15    = <ref name="Census 2006">{{harvnb|Census|2006}}</ref>
-|region16  = {{flag|Inggris}}
+|region16  = {{flag|Britania Raya|name=Inggris Raya}}
 |pop16     = 9.624 (2011)
 |ref16    = <ref name=OECD>{{cite web|url=http://www.oecd.org/dataoecd/18/23/34792376.xls|title=Country-of-birth database|publisher=[[Organisation for Economic Co-operation and Development]]|accessdate=4 October 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20050511105416/http://www.oecd.org/dataoecd/18/23/34792376.xls|archive-date=11 May 2005}}</ref>
@@ Baris 57: / Baris 66: @@
 |region18  = {{flag|Thailand}}
 |pop18      = 2.952 (2010)
-|ref18     = <ref >{{Cite web|title=ชาวต่างชาติในเมืองไทยเป็นใครบ้าง? (Foreigners in Thailand)|url=http://www.ms.ipsr.mahidol.ac.th/ConferenceXI/Download/Book/447-IPSR-Conference-A12-fulltext.pdf|work=Institute for Population and Social Research - Mahidol University|first=Patama|last=Vapattanawong|language=Thai|accessdate=25 December 2017}}</ref>
+|ref18     = <ref >{{Cite web|title=ชาวต่างชาติในเมืองไทยเป็นใครบ้าง? (Foreigners in Thailand)|url=http://www.ms.ipsr.mahidol.ac.th/ConferenceXI/Download/Book/447-IPSR-Conference-A12-fulltext.pdf|work=Institute for Population and Social Research - Mahidol University|first=Patama|last=Vapattanawong|language=Thai|accessdate=25 December 2017|archive-date=2019-04-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190412025602/http://www.ms.ipsr.mahidol.ac.th/ConferenceXI/Download/Book/447-IPSR-Conference-A12-fulltext.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 |region19   = {{flag|Rusia}}
 |pop19      = 700 (2020)
-|ref19      = <ref>{{Cite web|date=|title=Jumlah Penduduk Indonesia di Rusia|url=https://dunia.tempo.co/read/1418846/kbri-moskow-bentuk-wadah-untuk-anak-muda-indonesia-dan-rusia|website=dunia.tempo.co|language=|access-date=2021-05-26}}</ref>
+|ref19      = <ref>{{Cite news|date=|title=KBRI Moskow Bentuk Wadah untuk Anak Muda Indonesia dan Rusia|url=https://dunia.tempo.co/read/1418846/kbri-moskow-bentuk-wadah-untuk-anak-muda-indonesia-dan-rusia|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2021-05-26|editor-last=Sekarwati|editor-first=Suci|first=Non|last=Koresponden}}</ref>
-|languages = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Batak|Batak]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Bugis|Bugis]], dan [[daftar bahasa di Indonesia|lainnya]]
+|languages = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Batak|Batak]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Bugis|Bugis]], [[Bahasa Bali|Bali]], [[Bahasa Aceh|Aceh]], dan [[daftar bahasa di Indonesia|lainnya]]
-|religions = [[Islam]] (Mayoritas){{·}}[[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Gereja Katolik Roma|Katolik]]){{·}}[[Agama Hindu|Hindu]]{{·}}[[Buddhism]]{{·}}[[Animisme]]{{·}}[[Syamanisme]]
+|rels='''Mayoritas:'''<br>[[Islam]] <br>'''Minoritas:'''<br>[[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Gereja Katolik Roma|Katolik]]){{·}}[[Agama Hindu|Hindu]]{{·}}[[Agama Buddha|Buddha]]{{·}}[[Agama Konghucu|Konghucu]]{{·}}[[Kejawen]]{{·}}[[Sunda Wiwitan|Wiwitan]]{{·}}[[Animisme]]{{·}}[[Syamanisme]]{{·}}[[Kaharingan]]
-|related   = [[Pribumi-Nusantara|Pribumi]], [[Suku bangsa Austronesia|Austronesia]], [[Ras Mongoloid|Mongoloids]], [[Orang Polinesia|Polinesia]], [[Daftar suku bangsa di Papua|Papuan]], [[Orang Negrito|Negrito]], [[orang Melanesia|Melanesia]]
+|related   = |related  = [[Melayu Malaysia]],[[Orang Indo|Indo]], [[Orang Malagasi|Malagasi]], [[Orang Filipina|Filipina]], dan orang [[Orang Austronesia|Austronesia]] lainnya
 }}
-'''Orang Indonesia''' adalah penduduk [[Indonesia]],<ref>{{Cite web|url=https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU12-2006KewarganegaraanRI.pdf|title=Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006|last=|first=|date=2006|access-date=}}</ref> tanpa memandang latar belakang [[Ras manusia|ras]], [[Kelompok etnik|etnis]] ataupun [[agama]].<ref>Center for Information and Development Studies. (1998) ''Pribumi dan Non-Pribumi dalam Perspektif Pemerataan Ekonomi dan Integrasi Sosial'' (Pribumi and Non-Pribumi in the Perspective of Economic Redistribution and Social Integration). Jakarta, Indonesia: Center for Information and Development Studies</ref><ref>Suryadinata, Leo. (1992) ''Pribumi Indonesians, the Chinese Minority, and China''. Singapore: Heinemann Asia.</ref> Indonesia merupakan negara [[kepulauan]] [[Multikulturalisme|multikultural]] dengan beragam etnis yang memiliki berbagai [[bahasa]], [[budaya]], dan [[kepercayaan]]. Jumlah populasi di Indonesia menurut sensus nasional tahun 2010 adalah 237,64 juta jiwa,<ref name="bpsest">{{Cite web|url=http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274|title=Population Projection by Province, 2010-2035|date=18 February 2014|website=Statistics Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20150725020946/http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274|archive-date=25 July 2015|dead-url=yes|access-date=6 August 2016}}</ref> dan 10 tahun kemudian bertambah 32.50 juta saat di lakukan sensus penduduk tahun 2020 aitu 270.20 juta [https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html]<ref name="bpsest" />51% populasi tinggal di pulau [[Jawa]],<ref name="bpsest" /> pulau terpadat di dunia.<ref>{{Cite web|url=http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm|title=Most Populous Islands|last=Calder|first=Joshua|date=3 May 2006|publisher=World Island Information|access-date=26 September 2006}}</ref> Sekitar 95% orang Indonesia adalah [[Pribumi-Nusantara|Pribumi]] (yang didominasi [[Suku Jawa]]) sedangkan 5% sisanya adalah orang Indonesia keturunan negara asing, seperti [[Arab-Indonesia|Keturunan Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Keturunan Tionghoa]], [[India-Indonesia|Keturunan India]] dan lainnya.
+'''Orang Indonesia''' adalah penduduk [[Indonesia]],<ref>{{Cite web|url=https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU12-2006KewarganegaraanRI.pdf|title=Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006|last=|first=|date=2006|access-date=}}</ref> tanpa memandang latar belakang [[Ras manusia|ras]], [[Kelompok etnik|etnis]] ataupun [[agama]].<ref>Center for Information and Development Studies. (1998) ''Pribumi dan Non-Pribumi dalam Perspektif Pemerataan Ekonomi dan Integrasi Sosial'' (Pribumi and Non-Pribumi in the Perspective of Economic Redistribution and Social Integration). Jakarta, Indonesia: Center for Information and Development Studies</ref><ref>Suryadinata, Leo. (1992) ''Pribumi Indonesians, the Chinese Minority, and China''. Singapore: Heinemann Asia.</ref> Indonesia merupakan negara [[kepulauan]] [[Multikulturalisme|multikultural]] dengan beragam etnis yang memiliki berbagai [[bahasa]], [[budaya]], dan [[kepercayaan]]. Kelompok etnis asli orang Indonesia mayoritas merupakan [[Suku Jawa|Orang Jawa]] dengan persentase terbesar yaitu 40,06%, diikuti dengan etnis [[Sunda]] (15,51%), [[Suku Melayu-Indonesia|suku Melayu]] (secara khusus) dengan persentase 3,70%, [[Suku Batak|Batak]] (3,58%), [[Suku Madura|Madura]] (3,03%), [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] (2,73%), [[Lampung]] (2,88%) dan kelompok etnis minoritas lainnya yang membentuk sekitar 28,51% dari populasi kelompok etnis "asli" di Indonesia. Sebagian besar kelompok etnis di Indonesia termasuk dalam ras keluarga [[Ras Melayu|rumpun Melayu Austronesia]], namun terdapat juga minoritas [[Melanesia|ras Melanesia]] seperti [[Orang Asli Papua]], sisanya merupakan keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Tamil-Indonesia|Tamil]], [[Punjabi]], [[Arab-Indonesia|Arab]],dan sebagian dari etnis [[Ras Kaukasia|Kaukasoid]] yang telah sejak lama lahir dan berketurunan di wilayah [[Indonesia]]<ref>https://indonesiabaik.id/infografis/sebaran-jumlah-suku-di-indonesia</ref>. Jumlah populasi di Indonesia menurut sensus nasional tahun 2010 adalah 237,64 juta jiwa,<ref name="bpsest">{{Cite web|url=http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274|title=Population Projection by Province, 2010-2035|date=18 February 2014|website=Statistics Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20150725020946/http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274|archive-date=25 July 2015|dead-url=yes|access-date=6 August 2016}}</ref> dan 10 tahun kemudian bertambah 32.50 juta saat di lakukan sensus penduduk tahun 2020 yaitu 270.20 juta [https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html]<ref name="bpsest" />51% populasi tinggal di pulau [[Jawa]],<ref name="bpsest" /> pulau terpadat di dunia.<ref>{{Cite web|url=http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm|title=Most Populous Islands|last=Calder|first=Joshua|date=3 May 2006|publisher=World Island Information|access-date=26 September 2006}}</ref> Sekitar 95% orang Indonesia adalah [[Pribumi-Nusantara|Pribumi]] sedangkan 5% sisanya adalah orang Indonesia keturunan negara asing, seperti [[Arab-Indonesia|Keturunan Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Keturunan Tionghoa]], [[India-Indonesia|Keturunan India]] dan lainnya.
 == Populasi ==
 {{main|Demografi Indonesia}}
 === Kelompok etnis ===
-Ada lebih dari [[daftar suku di Indonesia|300 kelompok etnis di Indonesia]]. 95% dari mereka adalah [[Pribumi-Nusantara|penduduk asli Indonesia]] ([[Pribumi-Nusantara|Pribumi]]), sementara sisanya terbentuk dari pendatang. Indonesia itu adalah gabungan suku suku yang ada di Nusantara termasuk didalamnya suku Tionghoa.
+Ada lebih dari [[daftar suku di Indonesia|300 kelompok etnis di Indonesia]]. 95% dari mereka adalah [[Pribumi-Nusantara|penduduk asli Indonesia]] ([[Pribumi-Nusantara|Pribumi]]), sementara sisanya terbentuk dari pendatang. Indonesia adalah gabungan suku suku yang ada di Nusantara termasuk didalamnya suku Tionghoa.
-Kelompok etnis terbesar di [[Indonesia]] adalah [[suku Jawa]] yang mana membentuk hampir 51% dari total [[Demografi Indonesia|populasi Indonesia]]. [[Suku Jawa]] terkonsentrasi di [[Pulau Jawa]] tetapi tidak sedikit pula yang telah ber[[migrasi]] ke luar daerah [[Pulau Jawa]] di seluruh [[Nusantara]] melalui program [[transmigrasi]]. [[Suku Sunda]], [[Suku Melayu|Melayu]], dan [[suku Madura|Madura]] merupakan kelompok terbesar berikutnya di [[Indonesia]]. Banyak [[kelompok etnis]], khususnya di [[Kalimantan]] dan [[Papua]], yang mana hanya memiliki ratusan anggota saja. Sebagian besar bahasa lokal ([[bahasa daerah]]) berasal dari [[rumpun bahasa Austronesia]], meski demikian jumlahnya telah signifikan, khususnya [[Kepulauan Maluku]] dan [[Papua Barat]] termasuk dalam [[bahasa Papua]]. Penduduk [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] membentuk sedikitnya kurang dari 1% dari [[Demografi Indonesia|total penduduk Indonesia]] menurut sensus tahun [[2000]]. Beberapa orang Indonesia keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] ini berbicara dengan menggunakan berbagai dialek Cina, terutama [[bahasa Hokkien|Hokkien]], [[bahasa Hakka|Hakka]] dan [[bahasa Mandarin|Mandarin]]. Etnis keturunan lainnya, yakni [[Arab-Indonesia|etnis Arab]] dan [[India-Indonesia|India]]. Orang Indonesia [[Arab-Indonesia|keturunan Arab]] berbicara dengan menggunakan [[bahasa Arab|dialek Arab]]. Sedangkan orang Indonesia [[India-Indonesia|keturunan India]] tentu menggunakan dialek mereka masing-masing, terutama [[bahasa Tamil|Tamil]] dan [[bahasa Punjab|Punjab]].
+Kelompok etnis terbesar di [[Indonesia]] adalah [[suku Jawa]] yang mana membentuk hampir 40,22% dari total [[Demografi Indonesia|populasi Indonesia]]. [[Suku Jawa]] terkonsentrasi di [[Pulau Jawa]] tetapi tidak sedikit pula yang telah ber[[migrasi]] ke luar daerah [[Pulau Jawa]] di seluruh [[Nusantara]] melalui program [[transmigrasi]]. [[Suku Sunda]], [[Suku Melayu|Melayu]], dan [[suku Madura|Madura]] merupakan kelompok terbesar berikutnya di [[Indonesia]]. Banyak [[kelompok etnis]], khususnya di [[Kalimantan]] dan [[Papua]], yang mana hanya memiliki ratusan anggota saja. Sebagian besar bahasa lokal ([[bahasa daerah]]) berasal dari [[rumpun bahasa Austronesia]], meski demikian jumlahnya telah signifikan, khususnya [[Kepulauan Maluku]] dan [[Papua Barat]] termasuk dalam [[bahasa Papua]]. Penduduk [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] membentuk sedikitnya kurang dari 1% dari [[Demografi Indonesia|total penduduk Indonesia]] menurut sensus tahun [[2000]]. Beberapa orang Indonesia keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] ini berbicara dengan menggunakan berbagai dialek Cina, terutama [[bahasa Hokkien|Hokkien]], [[bahasa Hakka|Hakka]] dan [[bahasa Mandarin|Mandarin]]. Etnis keturunan lainnya, yakni [[Arab-Indonesia|etnis Arab]] dan [[India-Indonesia|India]]. Orang Indonesia [[Arab-Indonesia|keturunan Arab]] berbicara dengan menggunakan [[bahasa Arab|dialek Arab]]. Sedangkan orang Indonesia [[India-Indonesia|keturunan India]] tentu menggunakan dialek mereka masing-masing, terutama [[bahasa Tamil|Tamil]] dan [[bahasa Punjab|Punjab]].
-Klasifikasi [[kelompok etnis]] di [[Indonesia]] tidaklah kaku dan dalam beberapa kasus tidak jelas karena perihal [[migrasi]], pengaruh [[budaya]], dan [[bahasa]]; misalnya beberapa orang menganggap [[suku Banten]] dan [[suku Cirebon|Cirebon]] sebagai anggota [[suku Jawa]] atau serumpun dengannya, namun beberapa orang yang lain berpendapat bahwa mereka adalah [[kelompok etnis]] yang benar-benar berbeda disebabkan [[dialek]] yang berbeda antara [[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]] dan [[Bahasa Cirebon|Cirebon]] dengan [[bahasa Jawa|dialek Jawa]]. Kasus ini sama dengan kasus [[suku Baduy]] yang memiliki banyak kesamaan dengan [[suku Sunda]]. Salah satu etnis hibrida (campuran) adalah [[suku Betawi]], tidak hanya berasal dari [[perkawinan]] antar-pribumi, tetapi juga dengan pendatang asing seperti [[Arab-Indonesia|suku Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[India-Indonesia|India]] sejak [[Batavia|masa Batavia]] [[Hindia-Belanda|kolonial]].
+Klasifikasi [[kelompok etnis]] di [[Indonesia]] tidaklah kaku dan dalam beberapa kasus tidak jelas karena perihal [[migrasi]], pengaruh [[budaya]], dan [[bahasa]]; misalnya beberapa orang menganggap [[suku Osing]] dan [[suku Cirebon]] sebagai anggota [[suku Jawa]] atau serumpun dengannya, namun beberapa orang yang lain berpendapat bahwa mereka adalah [[kelompok etnis]] yang benar-benar berbeda disebabkan [[dialek]] yang berbeda antara [[Bahasa Jawa Osing|bahasa Osing]] dan [[Bahasa Cirebon|Cirebon]] dengan [[bahasa Jawa|dialek Jawa]]. Kasus ini sama dengan kasus [[suku Baduy]] yang sebenarnya merupakan sub-etnis dari [[suku Sunda]]. Salah satu etnis hibrida (campuran) adalah [[suku Betawi]], tidak hanya berasal dari [[perkawinan]] antar-pribumi, tetapi juga dengan pendatang asing seperti [[Arab-Indonesia|suku Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[India-Indonesia|India]] sejak [[Batavia|masa Batavia]] [[Hindia-Belanda|kolonial]].
 == Budaya ==
@@ Baris 127: / Baris 136: @@
 {{Reflist}}
-[[Kategori:Orang Indonesia| ]]
+[[Kategori:Tokoh Indonesia| ]]
-[[Kategori:Orang Asia berdasarkan etnis atau negara asal]]
+[[Kategori:Orang Asia menurut etnik atau negara asal]]